Alat Angkat & Angkut

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

1.

Rantai Rol (roller chain)

Gambar 1 Rantai Rol

Rantai rol sangat luas pemakaianya karena harganya yang relative murah dan
perawatan dan pemasanganya mudah. Contoh : pemakaian pada sproket sepeda motor dan
sepeda, dan untuk menggerakan sproket pada industri.

Rantai roller disetandarisasi dan dibuat atas dasar pitch. Rantai rol tersedia dalam
satu-baris atau rantai rol multi-baris (dupleks atau tripleks), seperti ditunjukkan pada Gambar
2.
Gambar 2 Jenis Rantai Rol

Ukuran Umum Rantai Rol

Faktor keamanaan rantai pengerak


Faktor keselamatan bagi rantai penggerak didefinisikan sebagai rasio kekuatan putus
(WB) dari rantai dengan beban total pada sisi penggerak dari rantai (W). Secara matematis,
Kekuatan putus rantai dapat diperoleh dengan hubungan empiris berikut, yaitu :

Dimana p adalah pitch rantai (mm)


Beban total (atau total tegangan) pada sisi penggerak rantai adalah jumlah gaya
tangensial (FT), tegangan sentrifugal rantai (FC) dan tegangan pada rantai akibat
mengendur (FS), atau

Tabel berikut menunjukkan faktor keamanan untuk rantai rol dan rantai gigi (silent
chain) tergantung pada kecepatan pinion sprocket (rpm) dan pitch rantai.

Kecepatan yang diijinkan pada sprocket yang kecil (pinion)

Tabel berikut menunjukkan kecepatan yang diizinkan pada sprocket yang kecil
(pinion) :

2. Tali Baja

TALI BAJA (STEEL WIRE ROPE) ADALAH TALI BAJA YANG


DIKONTRUKSIKAN DARI KUMPULAN JALINAN SERAT BAJA (STEEL WIRE).
MULA-MULA BEBERAPA SERAT DIPINTAL HINGGA JADI SATU JALINAN
(WAYAR), KEMUDIAN WAYAR DIJALIN PULA MENJADI SATU KESATUAN
(STRAND), SETELAH ITU BEBERAPA STRAND DIJALIN PULA PADA SUATU
INTI (CORE = KERN), SEHING MEMBENTUK TALI BAJA DARI TIPE-TIPE
BERIKUT :

1. 6 x 19 + 1 fibre core, artinya sebuah tali baja sengan kontruksi yang terdiri dari 6
strand dan mempunyai 1 inti serat ( fibre core).
2. 6 x 19 seal L.W.R.C (Independent Wire Rope Centre), Steel Wire Core, dengan inti
logam lunak.
3. 6 x 37 + 1 fc; 6 x 36; 6 x 41 dan lain-lain.

Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :


1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.

Gbr. Susunan Tali Baja

Wire Rope
Wire Rope adalah tali baja yang terbuat dari beberapa WIRE yang dipilin membentuk
STRAND, lalu beberapa STRAND tersebut dipilin mengelilingi CORE untuk membentuk
wire rope.
Konstruksi menyatakan banyaknya wire dan strand dalam suatu wire rope. Format
konstruksi wire rope : Banyaknya Strand dikali Banyaknya Wire.

Contoh: Wire Rope 6 x 37 terdiri dari 6 strand yang mengelilingi 1 core dimana
masing masing strand terdiri dari 37 wire.

Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan σ = 130 sampai 200 kg/mm2.
Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung
dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang
tinggi.

Lapisan dalam tali mengelompokan menjadi :


1) Tali pintal silang atau tali biasa;
2) Tali pintal parallel atau jenis lang;
3) Tali komposit atau pintal balik.

Pemilihan Tali Baja


Pemilihan tali baja sangat penting karena fenomena yang sangat rumit terjadi pada

pengoprasian tali, karena banyak parameter yang tidak dapat ditemukan dengan tepat.

Setiap kawat didalam tali yang ditekuk mengalami tegangan yang rumit, yang merupakan

gabungan tegangan tarik, lentur dan punter serta ditambah saling menekan dan bergesekan
diantara kawar dan untaian. Akibatnya tegangan total yang terjadi dapat ditentukan secara

analitis hanya pada tingkat pendekatan tertentu, yaitu:

a). Beban statis yang ditahan oleh kawat


Q∑ = (Q + G) (Kg) ……………..………...Rudenko, N. 1996

dimana:
Q = berat muatan
G = berat ember atau penahan (Kg)
b). Gaya terbesar pada bagian tali
Sw = . . 1 (Kg) ……………………………………... Rudenko, N. 1996

dimana:
n = jumlah puli yang menyangga muatan
= efisiensi puli
1 = efisiensi akibat kekuatan tali baja pada saat menggulung

drum = 0,98

c). Diameter Tali


d = 1,5 d1 √ (mm) ………………….….. Rudenko, N. 1996

dimana:
d1 = diameter 1 kawat
i = jumlah kawat dalam tali

d). Tegangan Maksimum yang diijinkan


2
σ∑ = σb / K (Kg/cm )

dimana :

σb = kekuatan putus tarikan kawat tali (kg/mm


2)

K = faktor keamanan tali


Tali Crane untuk Pengangkat
Harga Tegangan Maksimum untuk Kawat Baja Tarik Keras JIS

TALI BAJA ANTI PUNTIR


Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dgn kedudukannya
didalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal. Tali
ini tidak mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul.

Jenis Tali Baja Puntir mempunyai keunggulan sebagai berikut :


1. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang
terjadi minimal.
2. Lebih fleksibel.
3. Keausan tali lebih kecil bila melewati puli dan digulung pada drum, karena tidak ada
untaian atau kawat yang menonjol pada kontur tali, dan keausan kawat terluar
seragam; juga kawat yang putus tidak akan mencuat keluar dari tali.
4. Keselamatan operasi yang lebih baik.

Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan


Tali ini dipakai pada crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan
abrasi. Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat yang
juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami.

Tali dengan Anyaman Terkunci


Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan kereta gantung. Tali ini mempunyai
keunggulan dalam hal permukaan yang halus, susunan kawat yang padat dan tahan terhadap
keausan, kelemahannya adalah tidak fleksibel.

Konstruksi dan penampang tali kawat baja


3. TALI RAMI
Tali Rami untuk pengangkat
4. Kait (Hook)
Pada crane serbaguna yang mengangkat berbagai bentuk muatan ditangani dengan
memakai tali atau rantai yang diikatkan pada kait. Jenis kait yang sering digunakan adalah
kait tunggal (standar) dan kait tanduk. Semua kait tersebut dari baja 20 dan persamaan
perhitungan dari kait tersebut adalah sebagai berikut :
a). Beban rencana kait

Q = G.fc (kg)
Dimana :
fc = factor frekuensi untuk beban rata-rata
G = Kapasitas angkat (Kg)

b). Tegangan tarik ijin


σ
2
[σ ] = (kg/mm )
Dimana :

σ = Kekuatan tarik beban (kg/mm )


2

Sf = factor keamanan (baja = 6)

c). Titik berat e1 dan e2

1 +2.0
.
e1 = (mm)
3 +0

e2 = r1 – e2 (mm)

dimana:

P = lebar mulut kecil (mm)

O = lebar mulut besar (mm)


d). Luas penampang P-O
r1
Ap-o = 2 .(p + o) (mm2)

e). Jarak titik berat penampang terhadap beban (w)


C = 0,5 (a + e1) (mm)
dimana:
a = ukuran jenis kait N 661 (mm)
e1 = titik berat terhadap titik O (mm)

f). Momen Inersia penampang P – O (lp-o)


2
lp-o = 1 . ( + ) +2. . (mm)

3 +

g). Momen akibat berat beban


M = Q . C (kg.mm)
dimana:
Q= beban rencana yang ditanggung oleh kait (kg)
C= jarak titik berat penampang terhadap beban (kg)

h). Dudukan kait (crosspiece)


Momen lengkung maksimum
Mlmaks = 1/4. Q (L – 0,5.d1) (kg.cm)
dimana:
Q = beban maksimum yang ditanggung oleh dudukan kait (kg)
L= panjang dudukan kait (cm)
d1= diameter luar dari gelang dudukan kait (cm)

Anda mungkin juga menyukai