Rekayasa Jalan-11 Perencanaan Geometrik Persimpangan
Rekayasa Jalan-11 Perencanaan Geometrik Persimpangan
Rekayasa Jalan-11 Perencanaan Geometrik Persimpangan
MATERI: 11
PERENCANAAN GEOMETRIK
PERSIMPANGAN SEBIDANG
1
Materi
1. Bentuk persimpangan;
2. Daerah persimpangan;
3. Lajur;
4. Kanal;
5. Pulau lalu lintas;
6. Lintasan belokan pada persimpangan;
7. Potongan sudut persimpangan.
2
1. Bentuk Persimpangan
1) Persimpangan sebidang yg disarankan:
a) Simpang Tiga; dan
b) Simpang Empat.
2) Pertemuan lengan dengan lengan harus tegak lurus, toleransi < 20⁰;
3
3) Pada kondisi medan yg sulit, bentuk persimpangan dapat
tidak tegak lurus, dengan sudut persimpangan terkecil > 65⁰.
4
4) Simpang tiga ganda, harus memenuhi:
a) Jarak antar lengan persimpangan < 40 meter;
b) Lintasan lalu lintas utama pada jalur lurus.
5
2. Daerah Persimpangan
1) Persimpangan harus mempunyai jarak pandang masuk dan
jarak pandang aman:
a) Jarak pandang masuk diperlukan untuk pengendara di jalan minor
masuk ke jalan utama, didasarkan pada asumsi kendaraan pada jalan
utama tidak mengurangi kecepatan;
b) Jarak pandang aman persimpangan disediakan untuk kendaraan di
jalan minor agar dapat berhenti sebelum persimpangan;
c) Gradien alinyemen vertikal diusahakan: datar.
6
Jarak pandang pada persimpangan
7
2) Kelandaian relatif belokan persimpangan ≤ 2 %, utamnya
untuk drainase permukaan;
3) HINDARI persimpangan pada daerah tikungan; Jarak
persimpangan ke TS/TC: minimal > jarak henti.
8
4) Bagian-bagian dari jalan di persimpangan:
9
5) Jarak antar persimpangan harus sejauh mungkin, jarak
minimum harus lebih besar dari jumlah jarak komponen-
komponen:
a) Panjang jalinan;
b) Perkiraan panjang antrian yang terjadi selama satu siklus periode
berhenti;
c) Panjang lajur perlambatan.
10
3. Lajur
1) Lajur merupakan bagian dari jalur yang memanjang, memiliki lebar yang
cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda
motor;
a) Lebar lajur tergantung kepada kecepatan rencana dan kendaraan rencana,
terutama dalam melakukan manuver pergerakan membelok;
b) Kebutuhan lajur membelok ditetapkan dengan mengacu pada MKJI.
12
4. Lengan persimpangan untuk lalu lintas menerus dimana, lajur
masuk dan lajur keluar harus berada pada satu lintasan/ poros
garis lurus;
13
6. Pergeseran poros lajur tambahan (jika diperlukan) harus
dengan lengkung/taper yang tepat.
Tabel: Standar taper dari pergeseran poros lajur
14
Tabel: Panjang lajur belok kanan
17
Pembuangan Lajur Parkir di Persimpangan
18
7) Lajur belok kiri, dapat diadakan pada kondisi:
a) Sudut kemiringan pada persimpangan < 60⁰ dan jumlah lalu lintas
belok kanan cukup banyak; atau
b) Jumlah lalu lintas belok kiri relatif besar; atau
c) Kecepatan kendaraan belok kiri relatif tinggi; atau
d) Jumlah kendaraan belok kiri dbesar dan jumlah pejalan kaki juga
besar.
19
Lajur Belok Kiri
Tanpa Pulau
Lalu Lintas
20
4. Kanal
1) Kanal adalah lajur khusus untuk belok kiri dan belok kanan;
2) Jari-jari kanal merupakan fungsi dari manuver kendaraan rencana membelok;
a) Kendaraan yang belok kanan akan berhenti sesaat pada saat masuk persimpangan,
kemudian mulai bergerak dengan kecepatan rendah (perlahan-lahan);
b) kendaraan yang belok kiri berjalan dengan kecepatan sangat rendah tanpa berhenti.
21
3) Lebar kanal merupakan fungsi dari manuver kendaraan rencana
membelok;
4) Pulau lalu lintas dipisahkan dari lajur lalu lintas diperlukan daerah bebas
selebar 50 cm disisi kiri dan kanan, dan masih diperlukan daerah bebas
digunakan untuk menggeser mundur sudut/ hidung pulau (set back).
22
23
Gambar: Desain Belok kiri dengan Kanal
5. Pulau Lalu Lintas
1) Pulau lalu lintas mempunyai fungsi:
a) Mengatur lalu lintas;
b) Memperlancar arus lalu lintas;
c) Bisa dimanfaatkan sebagai tempat berlindung bagi pejalan kaki yang
melakukan penyeberangan jalan.
24
Tipikal Pulau Lalu Lintas
Wp
La
Tipe A: Hanya pemisah lalu lintas Tipe B: Untuk pemisah lalu lintas dan
untuk pejalan kaki
26
3) Pulau-pulau tersebut apabila luasnya sudah lebih besar dari
7 m2 harus ditinggikan dibatasi dengan kerb;
4) Daerah pendekat persimpangan harus dipasang separator
untuk mengarahkan pergerakan kendaraan belok kanan;
5) Ujung pulau lalu lintas yang ditinggikan dengan kerb harus
dibulatkan, dengan ketentuan:
a) Lalu lintas datang R = 1 meter;
b) Untuk lalu lintas ke luar R = 0,50 meter.
27
Gambar: Pergeseran Ujung Pulau 28
6) Bidang kosong akibat pemunduran pulau lalu lintas harus diisi marka
Chevron, panjang minimum marka ditentukan berdasarkan fungsi dari
pulau:
a) Untuk menyebar (diverging)
la= V . R/3
b) Untuk memisah
lb= 2 . V . R/3
dimana:
la, lb = panjang marka (m)
V = kecepatan rencana (km/jam)
R = jari-jari ujung nose pulau (m)
29
6. Lintasan Belokan Pada Persimpangan
1) Lintasan
belokan pada
persimpangan
ditetapkan
berdasarkan
kendaraan
rencana,
Pengaturan lalu
lintas pada
persimpangan,
dan kelas jalan;
30
Lintasan Belokan Pada Persimpangan
(c) T1-T1
31
7. Pemotongan Sudut Persimpangan
32
TERIMA KASIH
33