Kelompok 1 - Amebiasis
Kelompok 1 - Amebiasis
Kelompok 1 - Amebiasis
AMOEBIASIS
KELOMPOK 1 :
Imanuddin Rabbani
Valdy Filando Sardi
Faddini Lati Sufi
Nindya Prastiwi
Siti Nurhasanah
Frisca Muthia Nefri
Mutia Harsella
Amoebiasis merupakan suatu
DEFENISI
keadaan terdapatnya dengan atau
tanpa manifestasi klinik, dan disebut
juga sebagai penyakit bawaan
makanan (Food Diseases)
(Rasmaliah
, 2003)
E. moshkovskii
E. hartmannii
KELOMPOK LAIN
YANG MENGINFEKSI
E. Gingivalis
Endolimax nana
Sejarah amoebiasis
Catatan paling awal dari diare mukosa berdarah ditemukan
di Bhrigu Samhita (1000 SM). Teks-teks Asyur dan Babel (600
SM)
(Salah, Hadi,
Magdi, Ameer,
& Gunnar, 2015)
Sumber infeksi terutama ‘carrier’ yakni
penderita amebiasis tanpa gejala klinis
yang dapat bertahan lama
mengeluarkan kista dalam jumlah ratusan
ribu per hari.
Kista-kista
tersebut mampu bertahan
lama diluar tubuh, serta dapat
menginfeksi manusia melalui saluran air
yang buruk. Aliran air yang melalui
tumbuhan seperti sayuran dan buah-
buahan dapat menyebabkan penyakit
terhadap orang-orang yang
mengonsumsinya
Patologi
• Umumnya
seseorang yang
• Antigen terdiri dari
terinfeksi oleh E
dua kompleks
histolytica tidak
disulfida. Kedua
mengalami
rantai tersebut
perubahan yang
dihubungkan
signifikan dan
dengan protein. Sel
dapat
epitel usus yang
menghilangkan
berikatan dengan
parasit tersebut
trofozoit akan
tanpa
berikatan tidak
menimbulkan • Diare akan bergerak dalam
penyakit. didahului waktu beberapa
dengan kontak menit yang
antara stadium kemudian akan
trofozoit E menghilang
histolytica dan
Akan tetapi, ada sel epitel kolon,
juga yang dapat melalui antigen
menimbulkan Gal/Gal
penyakit dalam Nacletin yang
kurun waktu lebih terdapat di
dari satu tahun. permukaan
trofozoi
•Sistein proteinase
akan melisiskan
matriks protein
ekstra sel.
Trofozoit akan
menembus dan
bersarang di
submukosa dan
membuat
kerusakan yang • terjadi luka yang disebut
lebih luas pada ulkus ameba. Bentuk klinis
•Invensi ameba mukosa usus, amebiasis yang banyak
berlanjut menuju
jaringan ekstra sel dikenal adalah amoebiasis
melalui sistem intestinal (amebiasis
proteinase yang kolon/usus) dan amoebiasis
dikeluarkan
trofozoit
ekstra-intestinal. Amebiasis
ekstraintestinal biasanya
terjadi pada abses hati.
Entamoeba histolytica
memiliki tiga stadium yaitu:
• merupakan bentuk trophozoid,
bedanya bentuk histolitika bersifat
patogen dan lebih besar apabila • Bentuk minuta adalah bentuk pokok,
dibandingkan dengan bentuk dengan besaran 10-20 mikron. Inti
minuta. Bentuk histolitika memiliki entameba terdapat pada endoplasma
ukuran 20-40 mikron, yang berbutir-butir. Endoplasma tidak
• mempunyai inti entameba yang mengandung sel darah merah, tetapi
mengandung bakteri sisa makanan.
terdapat di endoplasma.
• Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak
bila terbentuk pseudopodium.
Bentuk minuta
Bentuk
histolitika
-Dapat hidup di jaringan usus besar, hati, paru,
otak, kulit dan vagina
- Berkembang biak secara membelah di
jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut
- Ukurannya sepuluh sampai dua puluh mikron,
berbentuk bulat lonjong, mempunyai dinding
kista dan ada inti entamoeba.
-Entamoeba histolytica dapat membentuk
dinding dan berubah menjadi bentuk kista.
Kista dikeluarkan bersama tinja. Bentuk kista
dapat bertahan lama diluar tubuh manusia
Bentuk
kista
GEJALA KLINIS
1. Utamanya di daerah dingin, orang dapat
mengeluarkan kista lebih banyak dalam sehari.
2. Penderita amebiasis intestinalis sering dijumpai
tanpa gejala klinis atau perasaan tidak nyaman di
bagian perut, diare, anoreksia, dan maliase
(Herbowo & Firmansyah, 2003).
Pada tahapan penyakit amebiasis yang akut
mempunyai masa tunas satu sampai empat belas
minggu. Sindrom disentri berupa diare yang
berdarah dengan mukus atau lendir yang disertai
dengan sakit perut.
Penderita akan mengalami serangan disentri berulang
danmenimbulkan nyeri abdomen serta pembesaran hati.
Penyakit ini juga dapat menurunkan berat badan secara
drastis. Selanjutnya ekstra intestinalis memberikan gejala
yang bergantung pada lokasi absesnya. Kondisi tersebut
sering dijumpai pada orang-orang dewasa dan lebih
sering ditemukan pada tubuh pria.
Cara Penggunaan:
CARA PENGGUNAAN :
(Andayasari, 2011)
KONDISI HIGIENE
PERORANGAN
Mencuci tangan dengan sabun setelah
keluar dari kamar kecil dan sebelum
menjamah makanan.
Mengkonsumsi air minum yang sudah
dimasak (mendidih). Jika minum air yang
tidak dimasak, dalam hal ini air minum
kemasan hendaknya diperhatikan tutup
botol atau gelas yang masih tertutup rapi
dan tersegel dengan baik, sumur dangkal
atau dalam, penampungan air.
(Andayasari, 2011)
Menghindari pemupukan tanaman
dengan kotoran manusia dan hewan.
Jika menggunakan pupuk kandang dan
kompos, pastikan bahwa kondisi pupuk
tersebut benar-benar kering.
Menutup dengan baik makanan dan
minuman dan kemungkinan kontaminasi
serangga (lalat, kecoa), hewan pengerat
(tikus), hewan peliharaan (anjing, kucing)
dan debu.
(Andayasari, 2011)
Daftar Pustaka
Andayasari,
Lelly. 2011. Kajian
Epidemiologi Penyakit Infeksi Saluran
Pencernaan yang Disebabkan Oleh
Amuba di Indonesia. Media Litbang
Kesehatan. Volume 21 Nomor 1.
(Andayasari, 2011)
TERIMAKASIH