Kuliah 4 Analisis Logam DGN SSA

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Kuliah 4

Analisis Logam Dgn


Spektroskopi Serapan
Atom (SSA)1

Dr. Herlinawati, M.Si

JURUSAN KIMIA FMIPA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Contoh beberapa unsur dan panjang gelombang
spesifiknya
Elemen Panjang
Gelombang
(nm)
Ag (perak) 328,1
Cd (kadmium) 228,8
Cr (kromium) 357,9
Cu (tembaga) 324,8
Fe (besi) 248,3
ASPEK KUANTITATIF
Jumlah unit sinar ( tertentu) yang diabsorpsi (A)
berbanding lurus dengan koefisien absorptifitas (), jarak
tempuh sinar di dalam daerah populasi atom (b), dan jumlah
atom (konsentrasi, C).
b

p0 p

Transmitan (T) = P/P0 x 100%

A = log 1/T = -log T


A = .b.C (Lambert-Beer)
Teknik Analisa kuantitatif dengan AAS
Menguji beberapa larutan standard yang
mengandung unsur yang ingin diuji dengan
variasi konsentrasi yang telah diketahui ke
dalam alat AAS untuk mendapatkan nilai
absorbansinya.
Memplotkan variasi C (konsentrasi unsur yang
ingin diuji pada beberapa larutan standard)
dengan nilai absorbansinya.
y= mx + b
dimana absorbansi (A) : sumbu y dan
konsentrasi (C) : sumbu x.
Teknik Analisa kuantitatif dengan AAS
Menguji larutan sampel ke dalam alat AAS
untuk mendapatkan nilai absorbansinya.
Setelah itu masukan nilai A sebagai y ke
dalam persamaan garis linear yang telah
didapat pada langkah sebelumnya.
Dari persamaan itu kita akan mendapatkan
nilai x yaitu nilai konsentrasi unsur yang
ingin diuji dalam sampel.
BAHAN BAKAR/OKSIDAN
 Nyala bersuhu rendah : unsur-
unsur mudah tereduksi (Cu, Pb,
Zn, Cd)
 Nyala bersuhu tinggi: unsur yang
sulit direduksi (e.g. logam-logam
alkali).
 Bahan bakar: natural gas,
propana, butana, H2, and asetien;
 Pengoksidasi - Udara and O2
(nyala suhu rendah). N2O (nyala
suhu tinggi).
 Karakteristik nyala:
 Sampel yang memasuki nyala
diuapkan, direduksi dan akhirnya
dioksidasi.
Contoh Analisis
 Kandungan nikel dalam air
Determination of Nickel
sungai ditentukan dengan Content by AA
cara Spektro Serapan Atom 120
setelah sebelumnya 5.00 L
sampel di lewatkan suatu y = 5.6x + 20
penukar ion. Lalu kolom

Absorbance Units
80
dibilas dengan 25.0 mL
larutan garam melepaskan
semua nikel, setelah dibilas
40
volume ditepatkan menjadi
75.00 mL; 10.00 mL aliquot
larutan ini dianalisis setelah
penambahan volume larutan 0
0 5 10 15
0.0700 g Ni/mL ke masing-
masing larutan. Plot grafik Volum e of Nickel Added(m L)

hasil analisis. Lalu tentukan


konsentrasi Ni dalam air
sungai tersebut.
SENSITIVITAS DAN BATAS DETEKSI
Jika suhu yang digunakan terlalu tinggi maka
sensitivitasnya menurun karena atom-atom akan
terionisasi lebih lanjut. Hal ini dapat diatasi dengan
penambahan senyawa yang lebih mudah terionisasi
(senyawa golongan alkali) dalam sampel.
Sensitivitas ditentukan sebagai konsentrasi dari
suatu unsur dalam ng/mL atau ppm yang
menghasilkan signal transmitans sebesar 0,99 atau
signal absorbansi sebesar 0,0044
Limit deteksi ditentukan sebagai konsentrasi
terendah dari suatu analit yang menghasilkan signal
sama dengan dua kali standar deviasi signal
background atau dua kali dari baseline noise.
Penyiapan Sampel
Penyiapan sampel sebelum pengukuran tergantung
dari jenis unsur yang ditetapkan, jenis substrat dari
sampel dan cara atomisasi.
Pada kebanyakan sampel hal ini biasanya tidak
dilakukan bila atomisasi dilakukan
menggunakan batang grafit secara elektrotermal
karena pembawa (matriks) dari sampel dihilangkan
melalui proses pengarangan (ashing) sebelum
atomisasi.
Pada atomisasi dengan nyala, kebanyakan sampel
cair dapat disemprotkan langsung ke dalam nyala
setelah diencerkan dengan pelarut yang cocok.
Sampel padat biasanya dilarutkan dalam asam
tetapi adakalanya didahului dengan peleburan
alkali.
Asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat
biasanya digunakan untuk melarutkan logam-logam
atau logam campur.
Asam nitrat biasanya membentuk senyawa
yang mudah terurai tetapi sukar menguap
sehingga ia lebih disukai daripada asam klorida
untuk pengarangan.
Campuran asam nitrat, asam sulfat, dan asam
perklorat (3:1:1) sangat berguna untuk
oksidasi basah terhadap senyawa-senyawa organik.
Standar
Larutan sampel dan standar sedapat
mungkin harus sama.
Pereaksi yang digunakan harus bebas dari
unsur yang ditetapkan.
Standar dan sampel harus disimpan dalam
botol plastik polietilen karena beberapa
logam terserap pada permukaan gelas.
Standar dengan konsentrasi rendah (kurang
dari 1 ppm), harus dibuat baru dari larutan
persediaan yang lebih pekat untuk
menghindari kesalahan karena adsorbsi.
Metode Kurva Kalibrasi
Dengan membuat sederetan larutan standar dengan
konsentrasi yang telah diketahui secara pasti diukur
absorbansinya, kemudian dibuat kurva hubungan
antara absorbansi versus konsentrasi yang akan
diperoleh garis linier. Konsentrasi sampel dapat
dihitung dengan cara mengeplotkan absorbansi
yang terukur dalam kurva.
Menurut hukum Beer absorbansi berbanding lurus
dengan konsentrasi, namun demikian pada
kenyataannya penyimpangan sering terjadi. Untuk
menghindari hal ini, maka kurva kalibrasi harus
dibuat setiap kali analisis.
Metode Penambahan Baku (Standrad
Addition Method)
Dalam teknik ini larutan sampel dengan volume
yang sama dimasukkan ke dalam masing-masing
labu takar, kemudian ditambah larutan standar
dengan konsentrasi yang berbeda. Absorbansi dari
masing-masing labu takar diukur setelah
diencerkan sampai volume tertentu (tanda tera).
Kemudian dibuat kurva hubungan antara
absorbansi total dengan konsentrasi standar.
Diperoleh hubungan : CX = konsentrasi unsur dalam larutan
sampel
AX = k CX CS = konsentrasi unsur dalam larutan
standar yang ditambahkan
AT = k (CS + CX) AX = absorbansi larutan sampel
AT = absorbansi larutan sampel dan
standar
Contoh perhitungan
Penetapan kadar Ca dan Mg dalam cairan
hemodialisis, sbb :
Sampel dilarutkan dalam asam nitrat 0,1 M
untuk menghindari terbentuknya logam
hidroksida, selanjutnya dilakukan hal-hal
sbb.
Dibuat larutan baku yang mengandung 10,7
mg Ca dan 11,4 mg Mg/100 ml dalam air.
Diambil 10,0 ml larutan di atas lalu
dimasukkan ke dalam labu takar 100,0 ml
dan diencerkan sampai tanda
Dibuat seri konsentrasi baku dengan melakukan
pengenceran sbb.
Vol yg diambil vol akhir Serapan Ca serapan
Mg
0 ml 100 ml 0,002 0,005
5 100 0,154 0,168
10 100 0,310 0,341
15 100 0,379 0,519
20 100 0,619 0,585
25 100 0,772 0.835
Berapa konsentrasi Ca dan Mg dalam cairan
dialisis (mmol/L), menggunakan data berikut.
Larutan hemodialisis diencerkan dari 5 ml ke
250 mL sblm analisis Ca
Larutan hemodialisis dari 10 ml diencerkan ke
100 mL
Pembacaan absorbansi atom Ca dlm sampel yg
telah diencerkan = 0,343
Pembacaan absorbansi atom Mg dlm sampel yg
telah diencerkan = 0,554
Perhitungan
Konsentrasi baku Ca = 10,7 mg/mL. Pd awalnya lart
baku diencerkan 10 kali (dari 10 mL ---> 100 mL).
-----> [Ca] =1,07 mg/mL. Selanjutnya larutan
diencerkan lagi dari 5 ml menjadi 100 mL. Jadi ada
pengenceran 20x. ----> konsentrasi baku = 1,07/20=
0,0535 mg/100 mL.
Untuk pengambilan selanjutnya, konsentrasi baku
diperoleh dengan mengalikan 0,0535 mg/100 mL
dengan faktor 2, 3, 4, 5 sehingga didapatkan kadar Ca
0,107, -,165, 0,214, dan 0,2675 mg 100 mL.
Selanjutnya dicari persamaan regresi linear yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi (x) vs
absorbansi (y): diperoleh persamaan Y = 2,664 x –
0,007
Dengan demikian pembacaan absorbansi Ca
= 0,343 memberikan kadar Ca:
{(Y + 0,007)/2,664} x faktor pengenceran.
Karena pengenceran dari 5 mL ke 250 mL =
50, maka
Kadar Ca = {(0,343 + 0,007)/2,664} x 50 =
6,57 mg/100 mL
Jadi [Ca] = 65,5/40 mmol/ L = 1,643
mmol/L
Aplikasi SSA
Analisis air (misal kandungan Ca, Mg, Fe,
Si, Al, Ba)
Analisis makanan dan bahan makanan
ternak (mis. elemen logam: Mn, Fe, Cu, Cr,
Se,Zn)
Analisis zat additive dlm minyak pelumas
(Ba,Ca, Na, Li, Zn, Mg)
Analisis tanah (elemen logam) dan
lingkungan
Analisis klinik (sampel darah:
total,plasma,serum; Ca, Mg, Li, Na, K, Fe),
Obat dan Kosmetik.
Dalam Dunia Industri

Spektroskopi Atomik sering digunakan untuk


identifikasi kandungan unsur tertentu. Terutama
dalam industri farmasi
Contoh: untuk mengetahui kandungan mineral
tertentu dalam bahan makanan atau obat-obatan.
Seperti selenium yang berpotensi sebagai obat
kanker

Anda mungkin juga menyukai