MAKALAH_PENGEMBANGAN_KELOMPOK_KESEHATAN (1)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kepemimpinan. Kami juga berterima
kasih kepada dosen mata kuliah Pengembangan Kelompok Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang. Terimakasih.

Surabaya, 11 November
2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman sampul.......................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Kepemimpinan..........................................................................3
2.2 Teori Kepemimpinan…..............................................................................3
2.3 Fungsi Kepemimpinan................................................................................5
2.4 Faktor Kepemimpinan.................................................................................6
2.5 Syarat Kepemimpinan.................................................................................7
2.6 Ciri Kepemimpinan.....................................................................................8
2.7 Tipe Kepemimpinan....................................................................................9
2.8 Pengembangan Kepemimpinan.................................................................12
2.9 Hambatan Kepemimpinan.........................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran….....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai ataupun kelompok, karena
sebagian besar keberhasilan dan kegagalannya ditentukan oleh kepemimpinan
dalam organisasi atau kelompok tersebut. Setiap terbentuknya suatu kelompok
akan memiliki orang yang diikuti dan orang yang mengikuti. Dari awal
terbentuknya suatu kelompok, seseorang atau beberapa orang diantara para
anggota kelompok melakukan peranan yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya,
sehingga akan muncul sosok yang lebih menonjol dalam kelompok tersebut.
Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam kehidupan
manusia. Pemimpin senantiasa akan muncul sejalan dengan peradaban manusia
dari masa ke masa, dimana saja, dalam keadaan bagaimanapun juga. Seseorang
yang memiliki semangat dan pengetahuan dalam bidang kesehatan dan
masyarakat yang lebih unggul dari anggota lainnya dapat mengemban amanah
sebagai ketua kelompok untuk dapat memajukan kelompok dan mempertahankan
kelompok kesehatan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa saja teori dari kepemimpinan?
3. Apakah fungsi dari kepemimpinan?
4. Apa saja faktor-faktor kepemimpinan?
5. Apa saja syarat-syarat kepemimpinan?
6. Apa dan bagaimana ciri-ciri dari kepemimpinan?
7. Bagaimana tipe kepemimpinan?
8. Bagaimana pengembangan dari kepemimpinan?
9. Apa saja hambatan kepemimpinan?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari kepemimpinan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori dari kepemimpinan
3. Mahasiswa mengetahui fungsi dari kepemimpinan
4. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor dari kepemimpinan
5. Mahasiswa mengetahui apa saja syarat-syarat dari kepemimpinan
6. Mahasiswa mengetahui dan mampu menerapkan ciri-ciri kepemimpinan
7. Mahasiswa mengetahui apa saja tipe dari kepemimpinan
8. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengembangan kepemimpinan
9. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan apa saja hambatan-
hambatan dari kepemimpinan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Menurut Griffin (2013),
“Kepemimpinan adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang
lain tanpa harus mengandalkan kekerasan dan dapat diterima oleh orang lain
sebagai seorang pemimpin”. Sedangkan menurut Wirjana dan Supardo
(2005), “Kepemimpinan adalah suatu proses yang kompleks di mana
seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas, atau
suatu sasaran”.
Dari pengertian beberapa ahli maka kami dapat menyimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisai ataupun
kelompok, karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalannya ditentukan
oleh kepemimpinan dalam organisasi atau kelompok tersebut.
Konsep kepemimpinan dan pemimpin mempunyai kaitan yang erat
sekali. Pemimpin berasal dari kata asing leader dan kepemimpinan berasal
dari leadership. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang
formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi
mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk
menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran
tertentu. Sehingga kepemimpinan merupakan suatu upaya dari seorang
pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan kelompok melalui orang lain
dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau
melaksanakannya. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya
tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan
situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya
untuk melaksanakan apa yang dikehendaki.
Setiap terbentuknya suatu kelompok akan memiliki orang yang diikuti
dan orang yang mengikuti. Dari awal terbentuknya suatu kelompok, seseorang
atau beberapa orang diantara para anggota kelompok melakukan peranan yang
lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga akan muncul sosok yang lebih
menonjol dalam kelompok tersebut. Adanya perbedaan-perbedaan perilaku
dalam interaksi pada anggota kelompok tersebut menggambarkan bahwa
seseorang selalu dalam keadaan yang berbeda dimana antar manusia satu
dengan manusia
Misalnya dalam kelompok kesehatan masyarakat, faktor
kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan dan bertahannya kelompok. Seseorang yang memiliki
semangat dan pengetahuan dalam bidang kesehatan dan masyarakat yang
lebih unggul dari anggota lainnya dapat mengemban amanah sebagai ketua
kelompok untuk

2
dapat memajukan kelompok dan mempertahankan kelompok kesehatan
masyarakat.

2.2 Teori Kepemimpinan


Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam kehidupan
manusia. Pemimpin senantiasa akan muncul sejalan dengan peradaban manusia
dari masa ke masa, dimana saja, dalam keadaan bagaimanapun juga. Sehingga
pada akhirnya akan membentuk pola kepemimpinan yang efektif yang dapat
teraplikasikan seiring dengan perkembangan zaman sendiri tanpa menafikan
teori-teori kepemimpinan yang ada. Beberapa teori kepemimpinan akan
diketengahkan sebagai berikut:
a. Teori Great Mandan Teori Big Bang
Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan bakat atau
bawaan sejak seseorang lahir. Bennis dan Nanus menjelaskan bahwa teori
Great Man (orang besar) berasumsi pemimpin dilahirkan bukan
diciptakan. Dalam teori ini melihat bahwa kekuasaan berada pada
sejumlah orang tertentu yang melalui proses pewarisan memiliki
kemampuan memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat untuk
menempati posisi sebagai pemimpin. Dengan istilah yang berlainan para
pemimpin menurut teori ini berasal dari keturunan tertentu, dalam negeri
kita dikenal dengan keturunan darah biru yang berhak menjadi pimpinan
sedangkan yang lain hanya sebagai golongan yang dipimpin. Maka jika
diumpakan sebuah permisalan ungkapan yang mengatakan “ asalnya raja
menjadi raja” jika terkait dengan teori di atas bahwa anak raja pasti
memiliki bakat untuk menjadi raja sebagai pimpinan rakyatnya. Abdul
Aziz mengutip Bennis dan Nanus juga menyatakan bahwa dalam
perkembangannya, teori kepemimpinan berdasarkan bakat cenderung
ditolak dan melahirkan teori Big Bang.
Dalam teori ini kepemimpinan yang baru di zamannya itu menyatakan
bahwa pada peristiwa besar menciptakan atau dapat membuat seseorang
menjadi pemimpin. Teori ini mengitegrasikan antara situasi dan
pengikut/anggota organisasi sebagai jalan yang dapat menghantarkan
seseorang menjadi pemimpin. Jika di amati peristiwa yang dimaksud pada
konteks teori di atas adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian kejadian
besar seperti revolusi, kekacauan/kerusakan, pemberontakan, reformasi
dan lainnya. Yang memunculkan seseorang tokoh dapat diambil contoh
para pemimpin Indonesia pasca kemerdekaan dan pemimpin Orde Baru
Soeharto muncul sebagai pemimpin Orde Baru dan masih banyak contoh
lainya.
b. Teori Sifat atau karakteristik Kepribadian (Trait Theories)
Teori ini hampir sama dengan teori Great Man meskipun berbeda
dalam mengartikan bakat yang dimiliki seseorang pemimpin. Teori Great
Man menekankan bakat dalam arti keturunan, bahwa seorang pemimpin
karena memiliki kromosom (pembawa sifat) dari orang tuanya sebagai
pemimpin. Sedangkan teori sifat atau karakteristik kepribadian berasumsi
bahwa seorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat-sifat atau
karakteristik kepribadian yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dalam
pendekatan sifat (trait approach) atau teori sifat dibahas sifat-sifat yang

3
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yakni yang membedakannya
dengan bukan pemimpin. Mujiono mengutip dari Stogdil bahwa ada
beberapa lima sifat negatif yang mencegah menjadi pemimpin yaitu, tidak
mengetahui (uninformed), terlalu kaku, tidak berperan serta, otoriter dan
suka menyerang dengan kata-kata. Pendapat tentang “pemimpin
dilahirkan bukan dibuat”,jikakemudian dikaitkan dengan sifat-sifat seperti
kecendikiawanan, ketergantungan, pertanggungjawaban, ditambah lagi
dengan faktor fisik, kesehatan dan sebagainya tidak lagi seluruhnya dapat
memperkuat teori sifat, karena sukses dan tidaknya pemimpindapat
dipelajari dan diperoleh melalui pengalaman.
Kartini Kartono mengungkap bahwa ada beberapa ciri-ciri unggul
sebagai predisposisi yang diharapkan akan dimiliki oleh seorang
pemimpin, yaitu memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik,
punya kedewasaan emosional, memiliki daya persuasif dan ketrampilan
komunikatif, memiliki kepercayaan diri, peka kreatif, mau memberikan
partisipasi sosial yang tinggi dan lain-lain. Paling tidak dalam teori The
Great Man barangkali dapat memberikan arti lebih realistik terhadap
pendekatan sifat pemimpin, setelah memperoleh pengaruh dari
kelompoknya. Suatu kenyataan yang dapat diterima bahwa sifat-sifat
kepemimpinan itu tidak seluruhnya dibawa sejak dilahirkan akan tetapi
bisa jadi sifat tersebut dimiliki melalui suatu proses pendidikan dan
pengalaman.Teori sifat atau karakteristik kepribadian berasumsi
seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki
sifat-sifat/karakteristik kepribadian yang dimiliki secara fisik maupun
psikologis. Selanjutnya Collons yang dikutip Wahab berpendapat bahwa
sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin agar kepemimpinannya dapat
mengefektifkan organisasi adalah (1) kelancaran berbicara, (2)
kemampuan memecahkan masalah, (3) pandangan ke dalam masalah
kelompok (organisasi), (4) keluwesan, (5) kecerdasan, (6) kesediaan
menerima tanggungjawab, (7) ketrampilan sosial, (8) kesadaran akan diri
sendiri dan lingkungannya. Selanjutnya Wahjosumidjo mengidentifikasi
sejumlah karakteristik kepemimpinan yang terdiri dari (1) ciri-ciri fisik,
(2) latar belakang sosial,
(3) inteligensia atau kemampuan memecahkan masalah, (4) kepribadian,(5)
ciri-ciri yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Dua pendapat di
atas mencoba memberikan karakteristik tentang beberapa hal yang harus
dimiliki oleh pimpinan secara fisik, maka dua pendapat itu memandang
sangat perlu setiap pemimpin memiliki dan menguasai hal-hal tersebut.
c. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Setelah tahun 50-an teori sifat kepemimpinan semakin tidak
popular. Karena perkembangan situasi dan kondisi studi tentang
kepemimpinan mulai berkembang lambat namun pasti studi mengenai
kepemimpinan mulai diarahkan pada perilaku pemimpin kemudian studi-
studi tersebut menghasilkan satu teori baru di zamannya yang disebut
Teori Perilaku (Behavior Theories). Teori ini bertolak dari pemikiran
bahwa kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, tergantung pada
perilaku atau gaya bersikap dan gaya bertindak seorang pemimpin.
Dengan demikian berarti juga teori ini memusatkan perhatianya pada
fungsi-fungsi kepemimpinantermasuk kordinasi, manajerial dan

4
motivasi.Dengan kata

5
lain kesuksesan pemimpin dalam mengefektifkan organisasi, sangat
bergantung pada perilakunya melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan
di dalam strategi kepemimpinannya. Gaya dan perilaku ini akan tampak
dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memerintah
(mengkordinasikan), mendelegasikan tugas, cara berkomunikasi, cara
memotivasi bawahan serta cara mengarahkan dan membimbing bawahan.
Abdul Aziz menegaskan bahwa, pendekatan teori perilaku ini melalui
gaya kepemimpinan dalam realisasi fungsi-fungsi kepemimpinan,
merupakan strategi kepemimpinan yang memiliki dua orientasi yang
terdiri dari (1) orientasi padatugas, dan (2) orientasi pada bawahan.
Sehubungan dengan hal itu Stoner Freeman mengatakan bahwa manager
(pemimpin) yang memiliki gaya berorientasi pada tugas, mengawasi
anggota organisasinya (karyawan) secara ketat untuk memastikan tugas-
tugas dilaksanakan secara memuaskan melaksanakan tugas lebih
diutamakan dari pada pertumbuhan dan kepuasan pribadi anggota
organisasi. Pendekatan perilaku dalam teori ini menekankan pentingnya
perilaku yang dapat diamati atau dilakukan oleh para pemimpin dari sifat-
sifat pribadi atau sumber kewibawaan yang dimiliki. Hal senada
Wahjosumijho mempertegas pendekatan teori ini mempergunakan acuan
sifat pribadi dan kewibawaan.Pendapat pendapat di atas kesemuanya
menitik beratkan kedisiplinan seorang pimpinan dalam mengawasi
anggotanya secara ketat dengan maksud dan tujuan memastikan
pelaksanaan kinerja bawahan hingga tugas dapat dilakukan secara
memuaskan.

2.3 Fungsi Kepemimpinan


Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki dua aspek, yaitu:
1. Fungsi Administrasi, mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai top manajemen, mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controlling, dan lain sebagainya.
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan
tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut,
Siagaan (1994) menyatakan terdapat lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
1. Penentu arah untuk mencapai tujuan organisasi
2. Sebagai wakil dan juru bicara organisasi
3. Sebagai komunikator yang efektif
4. Sebagai mediator
5. Sebagai integrator
Fungsi kepemimpinan menurut Kartini Kartono (1994:81) adalah memandu,
menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja,

5
mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan
supervisi atau pengawasan yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran
yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

Fungsi-fungsi kepemimpinan menurut Sondang P Siagian (1994:47-48) adalah :

1. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha


pencapaian tujuan,
2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di
luar organisasi,
3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
4. Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam , terutama
dalam menangani situasi konflik,
5. Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

2.4 Faktor Kepemimpinan

Menurut Gibson (2000) terdapat tiga variabel yang memengaruhi kemampuan


seseorang dalam memimpin yaitu

1. Leader’s traits
Pada variabel ini dipengaruhi oleh kemampuan serta keterampilan dari pribadi
seseorang seperti interpersonal skill, IQ, ketahanan serta kekuatan dalam
menghadapi tekanan dan stress, serta kemampuan untuk memotivasi orang
agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan.
2. Leader’s behavior
Perilaku dari seorang pemimpin dikategorikan menjadi
a. Task – oriented
Pemimpin ini memiliki sifat yang berorientasi tegas pada penyelesaian
tugas dan menetapkan peraturan ketat dalam proses penyelesaian tugas
serta pengawasannya agar tetap sesuai dengan prosedurnya
b. Person – oriented
Berfokus pada orang – orang yang melakukan pekerjaan serta mau
mengambil andil dalam proses penyelesaian tugas serta mampu
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
c. Consideration
Melibatkan perilaku yang menunjukkan sifat persahabata, saling percaya,
menghormati, serta adanya kehangatan antara hubungan pemimpin dengan
bawahan
d. Initiating structure
Dalam sifat ini pemimpin mengatur hubungan dari sebuah organisasi,
membuat pola komunikasi, dan merincikan bagaimana caranya pekerjaan
tersebut diselesaikan
3. Situational’s variables
Pada variabel ini mencakup tiga faktor yaitu
a. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan

6
Dapat terlihat dengan cara menilai rasa hormat yang dimiliki bawahan kepada
pemimpinnya serta rasa saling percaya.
b. Struktur tugas
Menunjukkan karakteristik dari tugas itu sendiri seperti tugas apa yang akan
dikerjakan, siapa yang akan melakukan, serta bagaimana cara
penyelesaiannya.
c. Posisi kekuasaan
Dinilai dari kemampuan pemimpin dalam bersikap tegas dan adil seperti
pemberian hukuman pada bawahan yang melanggar aturan serta
pemberian penghargaan pada karyawan – karyawan teladan.

2.5 Syarat Kepemimpinan


Syarat-syarat kepemimpinan yaitu, kekuasaan, kewibawaan dan
kemampuan. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang
memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan
menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.Kewibawaan adalah kelebihan,
keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “membawahi” atau mengatur
orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin dan bersedia
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu. Kemampuan adalah segala daya,
kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun
sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
James A. Lee mengemukakan syarat syarat pemimpin, sebagai berikut :
1. Kapasitas : kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara (verbal
vacility), keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi (achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan
dalam olah raga dan atletik dan lain-lain.
3. Tanggung jawab : Mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percara diri, agresif dan
punya hasrat untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif
atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : Meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer,
tenar.

Syarat syarat Pemimpin yang harus dimiliki menurut Earl Nigtingale dan Whitt
Schult, yaitu :
1. Kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri (individu-alism).
2. Besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan benda-benda
(Curious).
3. Multi-terampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.
4. Memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
5. Perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
7
6. Mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tinggi.
7. Sabar namun ulet, serta tidak “mandek” berhenti.
8. waspada, peka, jujur, optimistis, berani, gigih, ulet realistis.
9. Komunikatif, serta pandai berbicara atau berpidato.
10. Berjiwa wiraswasta.
11. Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang berat,
serta berani mengambil resiko.
12. Tajam firasatnya, tajam dan adil pertimbangannya.
13. Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan
14. Memiliki motivasi tinggi dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang
ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
15. Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi dan daya inovasi.

2.6 Ciri Kepemimpinan

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat membantu


suatu kelompok atau organisasi menjadi kebih baik dan sejahtera. Berikut
adalah ciri-ciri kepemimpinan yang baik, yaitu :
1. Jujur dan Dapat Dipercaya
Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin.
Tidak hanya anggota tim yang harus memiliki sifat ini. Dengan
dilandasi oleh sifat ini, maka anggota timnya pun dengan sendirinya
akan mengikuti pimpinannya.
2. Mampu Bertanggung Jawab
Tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah
ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun harus
mampu dan mau bertanggung jawab, kaena seorang pemimpin akan
selalu diminta peratanggungjawabannya terhadap apa yang
dipimpinnya dan keputusan yang diambilnya.
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala prioritas.
Dengan skala prioritas anggota timnya mampu bekerja secara optimal
dan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Pimpinan yang
baik mengertahui kapan waktunya lembur dan kapan waktunya
pulang.
4. Mampu Mendelegasi Tugas
Pendelegasian tugas amat penting. Seorang pemimpin harus bisa
mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Selain itu,
pendelegasian juga merupakan salah satu cara untuk mempercayai
anggota timnya. Sehingga pemimpin mampu menempatkan anggota
timnya sesuatu dengan kapasitas masing-masing anggotanya.

8
5. Cepat Menangani Masalah yang ada
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah
yang muncul bisa dengan cepat tertangani dan mendapat solusi yang
tepat. Sehingga permasalahan tidak berlarut-larut dan tidak
menimbulkan permasalahan baru lainnya.
6. Memiliki Sikap Positif
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting
karena dengan sikap positif akan mampu melihat visinya kedepan
dengan optimis, bukan sebagai sebuah beban yang harus dipikul.
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang akan
disampaikan jelas, tidak salah tangkap dan salah arah. Kemampuan ini
mutlak dimiliki, karena mampu menyelaraskan semua anggota timnya
mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
Seorang pemimpin yagn baik memilik keberanian social dan
kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga seorang pemimpin mampu
mengangkat harkat timnya.
9. Mampu Menbangkan Setiap Anggota Tim
Setiap pemimpin yang baik selalu mengembangkan setiap anggota
timnya, karena dengan sumber daya manusia yang kuat tujuannya
hendak dicapai akan lebih mudah.
10.Mampu Mengendalikan Keadaan
Seorang pemimpin dituntut dapat mengendalikan keadaan, seorang
dituntut memiliki sifat humoris. Agar timnya pun mampun tertawa
disaan suasana sendang dilanda masalah. Sehingga permasalahan tidak
menambah beban yang sudah ada.

Kesimpulannya ciri-ciri kepemimpinan yang baik hendaknya harus di


miliki oleh setiap pemimpin. Sehingga seorang pemimpin yang baik mempu
mengatasi semua maslah yang ada lam anggotanya atu sebuah timnya untuk
mencapai kesejahteraann dalam anggota dan timnya. Pemimpin juga menjadi
contoh yang baik untuk menjadi pemimpin yang ingin disanjung oleh angota
dan timnya.

2.7 Tipe Kepemimpinan


Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan
banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Beberapa ahli mengemukakan
pendapat tentang macam-macam gaya kepemimpinan, adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan menurut Thoha (2013:49) mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan terbagi menjadi dua kategori gaya yang ekstrem yaitu :
a. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang di
dasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
b. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan
personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan
9
masalah dan pengambilan keputusan.

10
2. Gaya kepemimpinan menurut pendapat Hasibuan (2007:170) gaya
kepemimpinan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang,
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau
pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran,
ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan
produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan
perasaan dan kesejahteraan bawahan.
b. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam
kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan
kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki
perusahaan. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide,
dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin
dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan
mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu
membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
3. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenangnya kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli
cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya pemimpin
bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah pekerjaan
yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara
bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa
diselesaikandengan baik. Dalam hal ini bawahan dituntut memiliki
kematangan dalam pekerjan (kemampuan) dan kematangan psikologis
(kemauan). Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.
Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk
melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan
4. Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014:35)
Gaya kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut
Tipe Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui
keberadaanya adalah sebagai berikut :

11
1. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan
adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu
berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang
turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki
serangkaian karateristik yang biasanya dipandang sebagai
karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah
seorang yang egois. Seorang pemimpin otokratik akan menunjukan
sikap yang menonjolakan keakuannya, dan selalu mengabaikan
peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau
menerima saran dan pandangan bawahannya.
2. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe
kepemimpinan otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang
pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali
menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang
kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan
organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang
pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan
kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua
usahanya akan cepat berhasil.
3. Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang
peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai
oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud
keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan
untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap
kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yang
paternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya
merupakan penerimaan atas peranannya yang dominan dalam
kehidupan organisasi.
4. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik
khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu
dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seorang pemimpinmemiliki kharisma. Yang
diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
penarik yang amat besar.
5. Tipe Militeristik
Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin
organisasi militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin
dalam menggerakan bawahannya lebih sering mempergunakan sistem
11
perintah, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, dan
senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan
dari bawahannya.
6. Tipe Pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi
demokratik. Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap
seorang pemimpin yang berusaha mengemukakan keinginan-
keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia, dengan
berpura- pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain
untuk mengesahkan saran-sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan
demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada
kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-
samar.
7. Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan
bukan kerena dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe
kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan
menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan
bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
sepakat.Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif,
dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan
secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas disertai
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas,
memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif.

2.8 Pengembangan Kepemimpinan


Perkembangan kepemimpinan merupakan hal yang wajib dilaksanakan
untuk kemajuan organisasi itu sendiri. Karena pemimpin dengan
kemampuannya yang terus dikembangkan diharapkan mampu membawa
sebuah organisasi menjadi lebih baik. Pengembangan kepemimpinan
adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan ketingkat
yang lebih tinggi. Maksudnya, peningkatan kemampuan pemimpin menuju
taraf yang lebih matang juga pengalaman
terhadap kepemimpinan. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan
pengetahuan yang dimilikinya, jenis pekerjaan atau lembaga yang
dipimpinnya, sifat-sifat dan kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian
pengikutnya, serta kekuatan-kekuatan yang dimilikinya (Purwanto,
2004: 61). Faktor-faktor ini tentunya juga memiliki pengaruh dalam
pengembangan kemampuannya. Secara internal, seorang pemimpin dapat
melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya,
12
diantaranya:

12
1. Selalu belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja
anggotanya
2. Melakukan observasi kegiatan manajemen secara terencana
3. Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang
sedang dilaksanakan
4. Memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain
5. Berpikir untuk masa depan yang akan datang
6. Merumuskan ide ide yang dapat diuji cobakan
Fiedler, dalam Ivancevich (1995:352) menyebutkan bahwa program
pelatihan dan pengalaman dapat meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
seorang pemimpin jika situasinya sangat menguntungkan, yaitu untuk
kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan, dan cukup sulit untuk
yang berorientasitugas.

2.9 Hambatan Kepemimpinan


1. Fakor internal
Hambatan yang berasal dari diri seseorang. Sebagai seorang
pribadi, pemimpin tentu memiliki karakter unik yang membedakannya
dengan orang lain. Keunikan ini tentu akan berpengaruh pada pandangan
dan cara ia memimpin. Ada karakter pada dirinya yang menjadi ciri
pemimpin sebagai individu, ada kompetensi yang terbentuk melalui
proses pematangan dan pendidikan. Hambatan dari faktor internal
a. Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri,
Setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya tidak hanya
dalam kemampuan mereka untuk melakukan sesuatu tetapi juga
berbeda dalam keinginan untuk melakukannya atau motivasi mereka.
Motif kadang kala diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, arahan,
atau desakan hati dalam diri seseorang. Motif diarahkan menuju
kepada sasaran, secara sadar atau di bawah sadar. Motivasi yang tepat
adalah syarat yang mendasar dalam kepemimpinan yang kuat dan
efektif.
b. Emosi yang tidak stabil
Kestabilan emosi seorang pemimpin merupakan landasan dasar
untuk menunjukkan kualitas dirinya sebagai pemimpin. Bila seorang
pemimpin tidak stabil dan kurang memiliki kemampuan untuk
mengatasi perilakunya maka akan mengakibatkan konflik dengan
dirinya sendiri dan orang-orang yang dipimpinnya. Stabilitas emosi
seorang pemimpin harus diimbangi pula dengan konsistensinya dalam
berkata dan bertingkah laku. Bila dua hal penting tersebut dapat terus
ditunjukkan dan diimplementasikan dalam kepemimpinannya maka
hal ini akan menjaga kepercayaan untuk orang-orang yang
dipimpinnya.
c. Tidak percaya diri
Keyakinan adalah landasan kepemimpinan. Orang-orang akan
suka bekerja dengan para pemimpin yang benar-benar percaya diri.
Ada kecenderungan alami untuk mempercayai seseorang lebih besar
ketika mereka tampil percaya diri. ketika seorang pemimpin
menunjukkan kepercayaan dirinya maka akan lebih mudah membuat
13
anggota untuk percaya kepada keputusan pemimpin tersebut.
Bagaimana sesorang

13
atasan akan dapat membuat tim atau organisasinya menjadi lebih baik
jika pemimpinnya bahkan tidak percaya diri bahwa dirinya bisa.
d. Takut dalam mengambil resiko
Berani mengambil resiko juga salah satu sifat yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Ini bisa terwujud dalam bentuk
keputusan pemimpin yang mengambil keputusan yang berani dan
radikal tetapi semua untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.
Pemimpin harus berani untuk menghadapi konflik bukannya
menghindari konflik Karena dalam hidup ini selalu dihadapkan dengan
konflik, Apakah itu konflik yang berskala pribadi atau pun berskala
organisasi yang dalam hal ini melibatkan banyak orang. Sehingga
penyelesaian sebuah konflik juga adalah tugas pemimpin. Tidak
beraninya seorang pemimpin untuk mengambil sikap hanya karena
takut menghadapi konflik akan menjadikan kepemimpinan menjadi
impoten. Sikap semacam ini secara cepat atau lambat akan
menghancurkan organisasi atau negara yang dipimpinnya.
e. Terbatasnya kecakapan pemimpin.
Kecakapan kepemimpinan terdiri dari Kecakapan konsepsional
(conceptual skill) yaitu kemampuan mengetahui kebisijaksanaan
organisasi secara keseluruhan, Kecakapan kemanusiaan (Human skill)
yaitu kemampuan untuk bekerja di dalam kelompok atau dengan
kelompok, hal ini dimaksudkan untuk membangun suatu usaha
koordinasi di dalam suatu tim, di mana ia bertindak sebagai Pemimpin.
Terbatasnya kecakapan akan membuat seorang pemimpin tidak peka
terhadap keadaan lingkungannya, tidak mampu melakukan koordinasi
dengan anggotanya, sehingga dapat mengganggu organisasi yang
dipimpinnya.

2. Fakor eksternal
Hambatan yang berasal dari luar diri seseorang, seperti tidak
adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, dan terlalu banyak tekanan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses memotivasi orang lain untuk mau
bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. fungsi
kepemimpinan memiliki dua aspek yaitu fungsi administrasi dan fungsi top
manajemen. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam kehidupan
manusia. Pemimpin senantiasa akan muncul sejalan dengan peradaban
manusia dari masa ke masa, dimana saja, dalam keadaan bagaimanapun juga.
Syarat kepemimpinan yaitu, kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan.
Pengembangan kepemimpinan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan
kepemimpinan ketingkat yang lebih tinggi. Perkembangan kepemimpinan
merupakan hal yang wajib dilaksanakan untuk kemajuan organisasi itu
sendiri. Karena pemimpin dengan kemampuannya yang terus dikembangkan
diharapkan mampu membawa sebuah organisasi menjadi lebih baik. Dalam
kepemimpinan terdapat juga hambatan yaitu hambatan internal yang
merupakan dari dalam diri sendiri seperti emosi dari dalam diri dan hambatan
eksternal yang berupa orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan,
dan terlalu banyak tekanan.

3.2 Saran
Kepemimpinan adalah hal yang penting bagi tiap kelompok atau
organisasi untuk mendorong kelompok/organisasi tersebut agar lebih baik.
Untuk menjalankan kepemimpinan yang baik maka pemimpin harus
memenuhi syarat-syarat kepemimpinan yaitu yaitu, kekuasaan, kewibawaan
dan kemampuan. Selain syarat yang harus dipenuhi juga harus didukung
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan agar berjalan lancar
serta meminimalisir hambatan yang mungkin menghambat jalannya
kepemimpinan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Kepemimpinan. Diakses Online 10 November 2017 06.52 WIB


<https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.un
ila.ac.id/15583/14/BAB%2520II.pdf&ved=0ahUKEwiZysfE2bLXAhUGT48
KHTbBD3kQFggvMAE&usg=AOvVaw02Kf-v-Du9XJL67kQ_5suc>

Bernadine R. Wirjana, M.S.W dan Prof. Dr. Susilo Supardo, 2005, Kepemimpinan,
Dasar-Dasar dan Pengembangannya.Yogyakarta: CV. Andi offset

Deddy Mulyana, 2005. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya


Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Hasanah, UB. Tugas Kepemimpinan [online at :


<http://www.ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/4-PENDEKATAN-
PERILAKU.pdf> (diakses pada tanggal 9 November 2017, pukul 15.30 WIB)

Ivanchevich, John. M; Donely Jr., James H; Gibson, James L. 1995. Organisasi jilid
I. Jakarta:Erlangga Moorhead dan Griffin. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Salemba Empat

KAMMI, Uin.2014. Bentuk Tipe Dan Fungsi Kepemimpinan [online at :


<http://www.kammiuinsuka.org/2015/03/bentuk-tipe-dan-fungsi
kepemimpinan.html> (diakses pada tanggal 9 November 2017, pukul 15.49
WIB )

Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Madja . 2008. Ciri-ciri Kepemimpinan yang Baik. Palangkaraya: UM Palangkaraya

Mulyasa.2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mujiono,Imam , 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.

Purwanto, Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

16

Anda mungkin juga menyukai