MAKALAH Kepemimpinan Dalam Manajemen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. Eleza Zetriani (1811250068)
2. Danti Mila Sari (1811250044)
3. Zolanda Syah Fitri (1811250059)

Dosen Pembimbing:
Sinta Agusmiati, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.


Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu
Sinta Agusmiati, M.Pd yang telah memberikan pembelajaran dan ilmu
pengetahuan kepada kami. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua rekan-rekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga apa yang telah disampaikan dalam makalah ini dapat
menjadi referensi serta bermanfaat bagi khalayak pembaca.
Wassalamu’alaikum, wr, wb

Bengkulu, 4 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan dan Manajemen.........................................3
B. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan..............................................................7
C. Teori Kepemimpinan............................................................................8
D. Tipe Kepemimpinan..............................................................................12
E. Kepemimpinan yang Efektif.................................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap manusia
akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia
sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap
organisasi harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani
bawahannya. Organisasi tanpa pemimpin akan kacau balau. Oleh karena itu,
harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya
untuk mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang
lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu
mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang
kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan
dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan
oleh orang yang memimpinnya.
Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengelola atau mengatur.
Dalam Fattah, manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. 1
Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara

1
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), h.1.
sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
Manajemen sebagai kiat seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat
mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam
menjalankan tugas. Manajemen sebagai profesi menjelaskan adanya landasan
keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional
dengan dituntun oleh sebuah kode etik. Manajemen dalam pendidikan
menurut Djam’an Satori, diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama
dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan
sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
Menurut Danim, pemimpin dipandang sebagai inti dari manajemen
dan perilaku kepemimpinan merupakan inti perilaku manajemen. Inti dari
kepemimpinan adalah pembuatan keputusan termasuk keputusan untuk tidak
memutuskan. Kepemimpinan akan berjalan jika ada keputusan yang akan
dijalankan, demikian juga manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
dapat mencapai tujuan jika dijalankan oleh seseorang yang memiliki jiwa
kepemimpinan.2Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai kepemimpinan dalam manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Kepemimpinan dan Manajemen?
2. Sebutkan Fungsi-Fungsi Kepemimpinan?
3. Sebutkan Teori Kepemimpinan?
4. Apa saja Tipe Kepemimpinan?
5. Jelaskan Kepemimpinan yang Efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kepemimpinan dan Manajemen.
2. Untuk Mengetahui Fungsi-Fungsi Kepemimpinan.
3. Untuk Mengetahui Teori Kepemimpinan.
4. Untuk Mengetahui Tipe Kepemimpinan.
5. Untuk Mengetahui Kepemimpinan yang Efektif.

2
Sudarwan Danim, Kinerja Staf dan Organisasi, (Bandung, Pustaka Setia, 2008), h.3.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan dan Manajemen


1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata
pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi
pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai
kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut
penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus,
penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dansebagainya.
Sedangkan menurut istilah pemimpin adalah orang yang mempunyai
wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi.
Menurut Hikmat, kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas
dan kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin
dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas
seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada
orang-orang yang dipimpinnya.3 Miftah Thoha menerangkan
kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok.4
Sedangkan menurut Owen menyimpulkan kepemimpinan sebagai
fungsi kelompok non individu, terjadi dalam interaksi dua orang atau
lebih, dimana seseorang menggerakkan yang lain untuk berpikir dan
berbuat sesuai yang diinginkan. Kepemimpinan adalah pengaruh antar
3
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), h.249.
4
Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.,
2010), h.9.
pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.5
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan
suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi
tersebut. Menurut Sudarwan Danim, kepemimpinan adalah setiap
perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang
tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.6
Atas dasar beberapa pengertian tersebut dapatlah kiranya disusun
definisi kepemimpinan yang mudah dipahami, yaitu rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam
situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris,
yakni management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang
artinya mengatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari
Bahasa Italia, maneggio, yang diadopsi dari Bahasa Latin managiare,
yang berasal dari kata manus, yang artinya tangan.7
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang
dikemukakan oleh banyak ahli. Manajemen menurut G.R. Terry adalah
sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang

5
R Tannenbaum, I Weschler and F. Massarik, Leadership and Organization: A Behavioral
Approach, (New York: McGraw Hill Book Co, Inc, 1961), h.24.
6
Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), h.56.
7
Samsudin Sadili, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : Pustaka Setia, 2006),
h.15.
dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.8
Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengelola atau
mengatur. Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap
komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.
Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling).
Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk membuat orang
lain mau dan bersedia berkerja untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen memerlukan konsep
dasar pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis situasi, kondisi,
sumber daya manusia yang ada dan memikirkan cara yang tepat untuk
melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.9
Menurut Hikmat , Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung
oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut
manager.10
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

3. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen


8
Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2001), h.3.
9
Winda Sari, Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Pepustakaan” Jurnal
Imu Informasi Kepustakaan dan Kearsipan, Vol.1 No.1, edisi September 2012, h.41.
10
Hikmat, Manajemen Pendidikan…”, h.11.
Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan
pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan
mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen.
Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang
dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor
tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok.
Seorang manajer dapat berperilaku sebagai seorang pemimpin,
asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu
menyandang manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan
kata lain, seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer,
tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau
pemimpin.
Berikut ini perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen:
No Kepemimpinan Manajemen
1 Mengarahkan pada Mengarahkan pada sistem dan
kemampuan individu mekanisme
2 Merupakan kualitas Merupakan fungsi status
hubungan kewenangan
3 Diarahkan untuk mencapai Diarahkan untuk mencapai
keinginan tujuan
4 Bersifat hubungan personal Bersifat hubungan inpersonal
5 Menggantungkan diri pada Menggantungkan diri pada
sumber yang ada pada dirinya daya dan dana yang ada

B. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Fungsi-fungsi kepemimpinan bagi seorang manajer adalah sebagai
berikut:11
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh
bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam
pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan.
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan –
keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi
pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan
dicapai.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti
akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus
menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan.
Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi
juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai.
Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku
sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri
tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu
tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

11
Abdul Choliq, Leadership, (Semarang: Rafi Sarana Perkasa, 2013), h.32.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan
maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah
ditetapkan dalam rencana.
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang
tidak mudah dilakukan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap
anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat dan
mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberianhadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh
anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan
dan dihargai oleh pemimpinnya
C. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori dalam kepemimpinan antara lain:12
1. Teori dengan Pengaruh Kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini
menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu
kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang
yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok
atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok
atau organisasi itu.
 Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu:
a. Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan

12
Abdul Choliq, Leadership…”, h.36.
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke
dalam beberapa jenis:
1) Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala
dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang
mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan
peraturan atau perundangan yang resmi.
2) Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang
mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat
member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya,
memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
3) Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga
kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman.
Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya
hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan
yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang
memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk
kepada preman karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
4) Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959)
Informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang
memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi
dapat menjadi pemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu
arah jalan maka otomatis dia akan
5) Kendali Ekologi (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi
(situational sengineering). Contoh adalah kendali atas
penempatan jabatan (Oldham, 1975). Seorang atasan, manager,
atau kepala bagian personality mempunyai kekuasaan atas
bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
b. Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang
bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu
sebagai berikut;
1) Keahlian atau Keetrampilan
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah
orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian
pula dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam
mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
2) Persahabatan atau Kesetiaan
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada
kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga
seseorang dianggap sebagai pemimpin.
3) Karisma
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya
kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu
sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal
ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
c. Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa
jenis:
1) Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan
Dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu
keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan
sebagainya.
2) Koalisi
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik
ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat
kerja sama denga kelompok lain.
3) Partisipasi
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang
boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota
berpartisipasi, dan sebagainya.
4) Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri,
menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim
menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru.
2. Teori Bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau
teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi
karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri
pemimpin yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat
atau bakat itu dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah
Bung Karno, Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa
dan Martin Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak
dimiliki pemimpin-pemimpin lain.
Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat
disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau
kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos,
dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti,
keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.
3. Teori Perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin
dalamkaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena
itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan
organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan
jelas.
Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin
(manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah
sebagai pemimpin, penghubung dan panutan (figurehead). Peran yang
berkaitan dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau,
penyebaran informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan
pembuatan keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian
gangguan, pengalokasian sumber, dan negosiator. ebagai manager sudah
barang tentu seseorang yang dapat menduduki sembilan peran tersebut.
Namun, setiap orang memiliki kemampuan tersendiri, sehingga ada yang
kuat di peran tertentu dan lemah di peran yang lain.
4. Teori Situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin
dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam
hubungan, yaitu:
a. Perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari situasi
b. Perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi.
Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin
merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua
masuk dalam variabel bebas (independent variable).
D. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan
seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai
berikut:13
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam
kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan
memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya
dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu,
kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan
tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan
setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat

13
S.P. Siagan, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), h.91.
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap
perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau
dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian
orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa
kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika
tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis  : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya
untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar
keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat
tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka
menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya
dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang
baik.
Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada
bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan
demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya.
Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan
bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam
tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan
dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan
kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka
mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung
jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara
memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga
memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai
kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian
kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-Demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya
jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di
lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada
kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar,
dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan
tindakan pimpinan yang demokratis.
5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu
dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap,
dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.

D. Kepemimpinan yang Efektif


Agar proses pengembangan para personalia pendidikan terus berjalan
lancar dan kontinu, antara lain di butuhkan kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan yang efektif adalah suatu kepemimpinan yang menghargai
usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan
untuk berkembang dengan mengarahkan diri kearah tercapainya tujuan
lembaga pendidikan.
Menurut hasil penelitian, pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi
kepemimpinan adalah pemimpin yang efektif. Begitu pula pemimpin yang
memiliki performan tinggi dalam perencanaan dan fungsi-fungsi manajemen
adalah tinggi pula dalam kedua dimensi kepemimpinan itu. Dua dimensi
kepemimpinan itu ialah kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi kepada antar  hubungan manusia.
Kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas ialah pemimpin yang
hanya menekankan penyelesaian tugas-tugas kepada para bawahannya
dengan tidak memperdulikan perkembangan bakat, kompetensi, motivasi,
minat, komunikasi, dan kesejahteraan bawahan. Yang terpenting baginya
ialah roda perjalanan organisasi menjadi lancer. Pemimpin yang seperti ini
memandang bahwa organisasi ynag dipimpinnya adalah seperti mesin yang
abadi yang tidak akan lapuk dan using di landa zaman. Para personalinya
akan bekerja secara rutin, rajin, taat dan tunduk dalam penampilannya.
Pemimpin ini buta terhadap perkembangan dan kemajuan lingkungan /
masyarakatnya. Yang mengakibatkan organisasi itu akan segera menjadi
usang dengan performan para petugasnya yang ketinggalan zaman, tinggal
menunggu kematian.
Sebaliknya kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan
manusia hanya menekankan perkembangan para personalianya. Kepuasan
mereka, motivasi, kerjasama, pergaulan dan kesejahteraan mereka. Yang
penting baginya dalah nasib para bawahan, tentang kepentingan oraganisasi
dalah nomor dua. Pemimpin ini berasumsi bila para personalia diperhatikan
perkembangan dan nasibnya otomatis tujuan organisasi pendidikan akan
tercapai. Tetapi kenyataan menunjukkan manusia di dunia ini tidak selalu
beritikad baik walaupun ia diperlakukan secara baik. Pada umumnya manusia
sukar mengenal batas kepuasan dalam menjalani hidupnya. Akibat jenis
kepemimpinan ini  juga serupa dengan kepemimpinan yang pertama yaitu
membuat organisasinya mundur, kemudian mati.
Oleh sebab itu kepemimpinan yang baik ialah kepemimpinan yang
mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientsi anatar hubungan manusia.
Kedua orientasi itu perlu dipadukan dan kedua-duanya ditingkatkan. Hanya
dengan cara ini kepemimpinan akan menjadi efektif, yaitu mampu mencapai
tujuan organisasi tepat pada waktunya. Sebab kepemimpinan yang efektif ini
dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik termasuk
melaksanakan perencanaan dengan baik pula.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Kepemimpinan adalah
rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku
orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris, yakni
management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur
atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Bahasa Italia, maneggio,
yang diadopsi dari Bahasa Latin managiare, yang berasal dari kata manus,
yang artinya tangan.
Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien.
Fungsi-fungsi kepemimpinan bagi seorang manajer adalah fungsi
perencanaan, fungsi memandang ke depan, fungsi pengembangan loyalitas,
fungsi pengawasan, fungsi mengambil keputusan, dan fungsi memberi
motivasi. Ada beberapa teori dalam kepemimpinan antara lain teori dengan
pengaruh kekuasaan, teori bakat, teori perilaku, dan teori situasional.
Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya)
kepemimpinan seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal
adalah tipe otoriter, tipe laissez-faire (bahasa perancis  : “biarkan mereka
sendiri”), tipe demokratis, tipe pseudo-demokratis, dan tipe kharismatik.
Agar proses pengembangan para personalia pendidikan terus berjalan
lancar dan kontinu, antara lain di butuhkan kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan yang efektif adalah suatu kepemimpinan yang menghargai
usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat,
kemampuan dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan
untuk berkembang dengan mengarahkan diri kearah tercapainya tujuan
lembaga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Choliq, Abdul. (2013). Leadership. Semarang: Rafi Sarana Perkasa.
Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Danim, Sudarwan. (2008). Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung, Pustaka Setia.
Fattah, Nanang. (2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Hikmat. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sadili, Samsudin. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sari, Winda. (2012). Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan
Pepustakaan” Jurnal Imu Informasi Kepustakaan dan Kearsipan. 1(1): 41.
Siagan, S.P. (1983). Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung, 1983.
Tannenbaum, R., Weschler, I. and F. Massarik. (1961). Leadership and
Organization: A Behavioral Approach. New York: McGraw Hill Book Co,
Inc.
Thoha, Miftah. (2010). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai