LP GANGGUAN RASA NYAMAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN KASUS COLIC ABDOMEN
DI RUANG RAWAT INAP LAKI LAKI
PUSKESMAS KRUCIL

NAMA : WOELAN DWI SOETRISNOWATI

NIM : 142011523215

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAFTSAWATI GENGGONG
2024
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. N DENGAN KASUS COLIC ABDOMEN

DI RUANG RAWAT INAP

PUSKESMAS KRUCIL

Telah diperiksa dan disetujui :

Hari : Senin

Tanggal : 18 November 2024

Mahasiswa

Woelan Dwi Soetrisnowati


142011523215

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan


LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Woelan Dwi Soetrisnowati


Kasus Laporan Pendahuluan : Kebutuhan Dasar Manusia Rasa Aman dan Nyaman
Ruang Praktik : Rawat Inap Laki Laki
Nama Instansi : Puskesmas Krucil

Probolinggo, 10 November 2024


Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Rizka Yunita , M.Kep Feni Susiyah,S.Kep, Ns


NIP : 199207082022212001
LEMBAR KONSULTASI

TANGGAL MATERI YANG DIKONSULKAN DAN NAMA DAN TANDA


URAIAN PEMBIMBING TANGAN PEMBIMBING
LAPORAN PENDAHULUAN
AMAN DAN NYAMAN

A. Definisi
Keamanan didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Keamanan seringkali didefinisikan sebagai keadaan bebas dari cedera fisik dan
psikologis, merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting
untuk kelangsungan hidup klien (Kemenkes, 2016).
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman
baik secara mental, fisik maupun sosial. Kenyamanan dikategorikan sebagi berikut :
1. Kenyamanan fisik yaitu rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
2. Kenyamanan lingkungan yaitu rasa sejahtera atau rasa nyaman yang dirasakan
didalam atau dengan lingkungannya.
3. Kenyamanan sosial yaitu keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman dengan situasi
sosialnya.
Menurut Handayani (2015) nyeri adalah kejadian yang tidak menyenangkan,
mengubah gaya hidup dan kesejahteraan individu, dimana nyeri adalah ketidaknyamanan
yang dapat disebabkan oleh efek dari penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera.
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yaitu bebas
dari rasa nyeri, dan hipotermia atau hipertermia dimana kondisi ini mempengaruhi
perasaan tidak nyaman yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien
(Keliat dkk, 2015).

B. Etiologi
1. Nyeri Akut
a. Agen pencedera fisiologis (misal, inflamasi, iskemia, neoplasma).
b. Agen pencedera kimiawi (misal, terbakar, bahan kimia iritan).
c. Agen pencedera fisik (misal, abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan). (SDKI, 2018)
2. Nyeri Kronis
a. Kondisi muskuluskeletal kronis
b. Kerusakan sistem saraf
c. Penekanan saraf
d. Peningkatan indeks massa tubuh
e. Kondisi pasca trauma
f. Riwayat penganiayaan (SDKI, 2018)

C. Klasifikasi
1. Nyeri Akut
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jariangan actual atau fungsional dengan lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung kurang dari 3 bulan (SDKI, 2018).
2. Nyeri Kronik
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jariangan actual atau fungsional dengan lambat dan berintensitas ringan hingga berat
yang berlangsung lebih dari 3 bulan (SDKI, 2018).

D. PATOFISOLOGI
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbenuklah zat – zat kimia
bradikinin dan seroinin. Kemudian zat – zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf
resptor nyeri dan rangsangan ersebu akan dihanarkan ke hipotalamus melalui saraf
asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan, sehingga individu mengalami
nyeri. Selain dihantarkan ke hipotalamus nyeri dapat menurunkan simulasi terhadap kp
hipotalamus nyeri spasitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau
mengalami nyeri.
E. PATHWAY

Trauma Trauma Trauma Trauma Agen Trauma


Mekanik Rudal Kimiawi Elektrik Cedera Psikologis
Biologis

Kontak dengan jaringan Sekitar

Terpajan Ujung Saraf

Tranduksi Stimulus : Stimulus diubah menjadi impuls

Transmisi : melalui serabut Saraf A dan serabut Saraf C

Impuls ke batang Otak

Dari thalamus disebarkan ke daerah somasensoris ( korteks Serebral )

Sensori Nyeri

Respon Afektif Sinyal nyeri berulang ( > 3 bulan)


Nyeri Kronis ( D.0076)

Perubahan Kimia pada Jalur Saraf


Nyeri Akut ( D.0077)
Nyeri Kronis ( D.0076)
Hipersensitifitas thd sinyal nyeri

Gangguan Rasa Nyaman ( D.0074 ) Nyeri Kronis ( D.0078)


F. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri Akut
a. Tanda dan gejala mayor:
1) Secara subjektif pasien mengeluh nyeri.
2) Secara objektif pasien tampak meringis, bersikap protektif (mis, waspada,
posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur.
(SDKI, 2018)
b. Tanda dan gejala minor:
1) Secara subjektif tidak ada gejala minor dari nyeri akut.
2) Secara objektif nyeri akut ditandai dengan tekanan darah meningkat, pola
napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik
diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis. (SDKI, 2018)
2. Nyeri Kronik
a. Tanda dan gejala mayor:
1) Secara subjektif pasien mengeluh nyeri dan merasa depresi (tertekan).
2) Secara objektif pasien tampak meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan
aktivitas. (SDKI, 2018)
b. Tanda dan gejala minor:
1) Secara subjektif pasien merasa takut mengalami cedera berulang.
2) Secara objektif ditandai dengan bersikap protektif (mis, waspada, posisi
menghindari nyeri), pola tidur berubah, anoreksia, focus menyempit dan
berfokus pada diri sendiri(SDKI, 2018)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
3. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak.
G. Diagnosa Banding
Colic Abdomen Gastritis
Definisi: Definisi:
Kolik abdomen adalah nyeri perut hebat Gastritis merupakan suatu peradangan
yang sifatnya hilang-timbul. Hal yang atau pendarahan pada mukosa lambung
mendasari terjadinya kondisi ini adalah yang disebabkan oleh faktor iritasi,
kontraksi otot, penyumbatan, atau infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
peradangan pada organ di dalam rongga makan.
perut, seperti lambung, usus, kantong
empedu, ginjal, atau saluran kemih. Tanda dan Gejala:
1. Anoreksia
Tanda dan Gejala: 2. Nyeri pada epigastrium
1. Nafsu makan menurun 3. Mual dan muntah
2. Mual dan muntah 4. Perdarahan saluran cerna
3. Konstipasi (hematemesis melena)
4. Diare 5. Anemia (tanda lebih lanjut)

H. Penatalaksaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri
yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini dapat
menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
b. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
c. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (Contoh terapi
komplementer invasif seperti akupuntur dan cupping (Bekam) yang
menggunakan jarum dalam pengobatannya).
d. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
I. Komplikasi
a. Oedema Pulmonal
b. Kejang
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi

J. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Indentitas klien
b. Keluhan utama
c. Observasi langsung pada respon perilaku dan fisiologis klien, pengakjain ini
meliputi :
 P (pemicu) yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.
 Q (quality) dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat.
 R (region) yaitu daerah perjalanan nyeri.
 S (skala) adalah keparahan atau intensits nyeri.
 T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
d. Riwayat penyakit dimana riwayat penyakit ini meliputi riwayat penyakit
sekarang (menggagu aktivitas pasien seperti penyakit kepala, mual, muntah) dan
riwayat penyakit dahulu (hipertensi, penyakit jantung, trauma kepala dan
kegemukan)
e. Pola aktivitas dan latihan, dimana adanya kesukaran untuk beraktivitas karena
kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi, mudah lelah
f. Pola tidur, biasanya klien mengalami kesukaran untuk istirahat karena kejang
otot/nyeri otot.
g. Pola eliminasi, biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fiologis (misalnya inflamasi) di
buktikan dengan tampak meringis, sulit tidur, dan tekanan darah tinggi
(D.0077).
b. Nyeri Kronis berhubungan dengan peningkatan indeks masa tubuh dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, gelisah dan pola tidur berubah (D.0078).
c. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan gejala penyakit,
ketidakadekuatan sumber daya (sosial dan pegetahuan) dibuktikan dengan
mengeluh tidak nyaman dan menunjukan gejala distress (D.0074).
3. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (l.08066) Pemberian Analgesik
(D.0077) Setelah dilakukan asuhan (I.08243)
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam O :
agen cidera fiologis nyeri yang dirasakan berkurang 1. identifikasi kateritik nyeri
(misalnya inflamasi) dengan kategori: (frekunsi durasi, lokasi dan
di buktikan dengan Indikator kualitas)
tampak meringis, keluhan nyeri 4 2. identifikasi kesusaian jenis
sulit tidur, dan meringis 5 analgesic
tekanan darah pola tidur 5 3. monitor efektifitas analgesi
tinggi. tekanan darah 5 T:
Keterangan : 1. Hitung berat badan paien
1: Menurun/ meningkat 2. Fasilitasi menentkan berat
2: Cukup Menurun/ cukup badan ideal
meningkat E : jelaskan efek terapi dan efek
3: Sedang samping obat
4: Cukup Meningkat/cukup K : kolaborasi pemeberian dosis
menurun dan jenis analgesik
5: Meningkat/menurun
Manajemen Nyeri (I.08238)
O:
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi respon nyeri
non verbal
3. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kulaitas hidup
T:
1. Berikan teknik non-
farmakologi seperti bekam
2. Fasilitas istirahat dan tidur
3. linngkungan yang
pemberpberat rasa nyeri
( kebisingan)
E:
1. anjurkan memonitor rasa
nyeri secara mandiri
2. jelaskan startegi meredakan
nyeri
K : kolaborasi pemberian
analgesic
Nyeri Kronis Kontrol Nyeri (L.08063) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0078) Setelah dilakukan asuhan O :
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 nyeri 1. Identifikasi skala nyeri
peningkatan indeks yang disarasakan berkurang dan 2. Identifikasi respon nyeri
masa tubuh meredakan sensorik dengan non verbal
dibuktikan dengan kategori: 3. Identifikasi pengaruh nyeri
mengeluh nyeri, Indikator pada kulaitas hidup
gelisah dan pola kemampuan 4 T:
tidur berubah. menggunakan teknik 1. Berikan teknik non-
non-farmakologi farmakologi seperti bekam
kemampuan mengenali 5 2. Fasilitas istirahat dan tidur
penybab nyeri 3. Lingkungan yang
penggunaan analgesik 5 pemberpberat rasa nyeri
Keterangan : ( kebisingan)
1: Menurun/ meningkat E:
2: Cukup Menurun/ cukup 1. Anjurkan memonitor rasa
meningkat nyeri secara mandiri
3: Sedang 2. Jelaskan startegi meredakan
4: Cukup Meningkat/cukup nyeri
menurun K : kolaborasi pemberian
5: Meningkat/menurun analgesic
Perawatan Kenyamanan
(I.08245)
O : identifikasi gejala yang tidak
menyenangan
T:
1. Berikan posisi yang nyaman
2. Ciptakan lingkungan yang
nyaman
3. Berikan terapi akupresur
E:
1. Ajarkan terapi relaksasi
2. Jelasan mengenai kondisi
dan pilihan terapi/
pengobatan
K : kolaborasi pemberian
anlgesi, antihistamin dan
antiperuritus.
Gangguan Rasa Status Kenyamanan (L.06053) Terapi Relaksasi (09326)
Nyaman (D.0074) Setelah dilakukan asuhan O :
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi penurunan
gejala penyakit, gangguan rasa nyaman menurun tingkat energi
ketidakadekuatan denga katagori : 2. Monitor respon terhadap
sumber daya (sosial Indikator relaksasi
dan pegetahuan) Rileks 5 T:
dibuktikan dengan pola tidur 5 1. Ciptakan lingkungan
mengeluh tidak kesejahteraan fisik 5 tenang yang nyaman
nyaman dan keterangan 2. Gunakan relaksasi sebagai
menunjukan gejala 1: Menurun/ meningkat penunjang dengan tindakan
distress. 2: Cukup Menurun/ cukup medis lain
meningkat E:
3: Sedang 1. Anjurkan posisi nyaman
4: Cukup Meningkat/cukup 2. Anjurkan relak dan
menurun merasakan relaksasi
5: Meningkat/menurun 3. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. (2016). Kebutuhan Dasar
Manusia I. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta
Handayani, S. 2015. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri Pasien post Sectio
Caesarea di RSUD Moewardi. Skripsi. STIKES Kesuma Husada. Surakarta.
Keliat, dkk (2015). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC
PPNI DPP SDKI Tim Pokja. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI DPP SIKI Tim Pokja. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.
PPNI DPP SLKI Tim Pokja. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai