Garuda 2957537
Garuda 2957537
Garuda 2957537
ABSTRAK
Jalur Lintas Selatan lot 9 Kabupaten Malang merupakan jalan penghubung bagian selatan di Pulau Jawa yang
notabenya sebagai sarana peningkatan ekonomi dan pariwisata bagian selatan Pulau Jawa. Kabupaten Malang
salah satu daerah yang berada bagian selatan dan dilalui oleh proyek jalan Jalur Lintas Selatan sehingga pada
daerah ini perlu direncanakan tebal perkerasan yang sesuai agar dapat melayani dengan maksimal. Tujuan
dalam penelitian ini adalah menentukan tebal perkerasan yang sesuai untuk memikul beban yang akan
melewatinya kemudian direncanakan dimensi saluran drainase agar perkerasan yang telah direncanakan bisa
bertahan sesuai umur yang sudah direncanakan, sehingga perkerasan jalan dapat berfungsi dengan baik dan
maksimal. Metode yang saya gunakan dalam perencanaan perkerasan yaitu metode bina marga 2017
DENGAN metode AASHTO dirncanakan dapat melayani minimal 20 tahun. Hasil perhitungan perkerasan
dengan metode Bina Marga 17 didapat nilai CESA 5143645 kemudian ditarik pada tabel sehingga
mendapatkan tebal perkerasan AC-WC =4cm AC-BC= 6cm AC Base = 8 cm dan LPA kelas A= 30 cm
sedangkan pada metode AASHTO didapatkan nilai ESAL 0,5x10⁶ dan didapatkan Nilai SN1 = 1,8 inchi SN2
= 2inchi SN3 = 2,5 inchi, sehingga didapat tebal lapisan perkerasan Laston/AC-WC = 12 cm pondasi atas =
10,5 cm dan pondasi bawah = 20,5cm.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalan merupakan salah satu sarana transportasiyang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-
hari. Seiring demgan berkembangpesatntya pembangunan dan mobilitas sangat mempengaruhi dengan
peningkatan lalu-lintas, sehingga perlu adanya jalan-jalan baru maupun peningkatan kualitas jalan
mengimbangi antara pegguna jalan dan juga kapasitas jalan.
Terdapat beberapa metode dalam merencanakan perkerasan jalan antara lain yaitu metode Bina Marga
2017 dan ugan AASHTO 1993 untuk perkerasan lentur perlu adanya perbandingan antara dua metode tersebu
sehingga dapat dapat mengetahui sesitivitas dan perbandingan tebal keduanya, parameter keduanya hamper
sama namun hasil dari tebal perkerasannya berbeda. Perbedaan dalam perencanaan tersebut dipengaruhi oleh
data CBR dan juga nilai beban sumbu kendaraan.
Jalan Jalur Lintas Selatanl Lot9 Kabupaten Malang merupakan daerah yang dilintasi oleh rencana
proyek tersebut yang didiharapkan dapat menyambungkan seluruh darah di pulau jawa. Perencanaan tebal
perkerasan jalan harus direncanakan dengan optimal agar dapat memberikan pelayanan yang baik selama umur
rencana. Karena jalan jalur lintas selatan nantinya dilalui oleh kendaraan kendaraan besar apabila jalan sudah
beroprasi secara menyeluruh (Dinas PU Bina Marga)
1. Berapa tebal perkerasan lentur dengan metode bina marga pada proyek Jalan Jalur Lintas Selatan Lot9?
2. Berapa tebal perkerasan lentur dengan metode AASHTO 1993 pada proyek Jalan Jalur Lintas Selatan Lot9?
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum
Jalan raya merupakan jalur tanah di atas tanah permukaan bumi yang di buat oleh manusia dengan bentuk,
ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat di gunakan untuk menyalurkan beban kendaraan yang
melintas.
Umur Rencana
Menurut Kementrian Pekerjaan Umum umur rencana suatu jalan raya merupakan jumlah waktu dalam tahun
yang dihitung sejak jalan tersebut dibuka sampai saat diperlukan perbaikan. Berikur merupakan tabel
penentuan umur rencana:
Tabel.1 Tabel Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru
(1−0,01𝑖)𝑈𝑅 −1
R= ……………………………………………………………………………………(1)
0,01×𝑖
Dimana : R = Faktor pengali pertumbuhan lalu-lintas, UR= Umur Rencana , i=Tingkat pertumbuhan lalu-
lintas
Dimana : ESA : Lintas sumbu standar ekivalen (equivalent standart axel) untuk 1 hari
Serviceability
Indesk pelayanan awal untuk perkerasan lentur sudah ditetapkan IPo 4,2. Sedangkan pada indeks pelayanan
akhir bisa menggunakan IPt = 2,0, IPt = 2,5 danIPt = 3,0
Reliability
Menururt Siegfried (2007) reliability merupakan kemungkinan bahwa tingkat pelayanan dapat tercapai pada
tingkatan tertentu dari sisi pengguna jalan selama umur rencana. nilai standar deviasi unruk perkerasan lentur
ditetapkan rentan antara 0,4-0,5. Nilai Reability ditentukan berdasarkan fungsi dan klasifikasi jalan dan
diakomondasi oleh parameter nilai penyimpangan normal standar (Zr) seperti tabel berikut berikut:
Dimana:
W18 = komulatif beban gandar standar selama umur rencana
ZR = standar normal deviasi
So = Combined Standar Error dari Prediksi lalulintas dan kinerja
SN = Structural Number
ΔPSI = Kehilangan Kemampuan Pelayanan
Mr =Modulus Resilien (psi)
Selain dengan rumus diatas dapat juga ditentukan dengan menggunakan tabel monogram berikut
Setelah mendapatkan nilai Structural Number (SN) kemudian dapat mencari nilai ketebalan lapisan perkerasan
baik itu lapisan permukaan, lapisan pondasi atas, maupun ponasdi bawah denga rumus berikutini:
𝑆𝑁1
D1 = 𝑎1 ……………………………………………………………………………………….……(5)
𝑆𝑁2− 𝑎1
D2 = 𝑎2.𝑚2
………………………………………………………………………………….……..(6)
𝑆𝑁3−(𝑎1.𝐷1′ +𝑎2.𝑚2.𝑑2′ )
D3 = 𝑎3.𝑚3
………………………………………………………………………...(7)
Dimana: SN =Nilai Structural Number
a1, a2, a3 = Layer Coefecient
D1, D2, D3 = tebal masing-masing lapis perkerasan
m2, m3 = koefesien drainase lapisan base dan subbase
Tabel 8 Tebal Minimum Lapis Perkerasan
Lalu lintas rancangan Perkerasan Aspal (inchi) Agregat lapis pondasi
(inchi)
<50.000 1 4
50,001-150.000 2 4
150.001-500.000 2,5 4
500.001-2.000.000 3 6
2.000.001-7.000.000 3,5 6
>7.000.000 4 6
Sumber AASHTO 1993
Lokasi Studi
Lokasi studi perencanaan ini berada pada jalan Jalur Lintas Selatan dimulai dari simpang balekambang
Kecamatan Bantur sampai dengan Desa Kedung Salam Kecamatan.Donomulyo Kabupaten Malang
Pengumpulan data dilakukan dengan cara meminta pada instansi terkait dan survey dilapangan sehingga
diperoleh data-data sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer meliputi data eksisting lokasi gambar perencanaan, foto lokasi dan peta proyek.
b. Data sekunder
Data ini meliputi data LHR dan juga CBR. Data lhr digunakaan untuk menentukan jumblah beban yang
mungkan akan melewati area jalan jalur lintas selatan ini dan juga sebagai perameter untuk
menyelesaikan perhitungan ketebalan perkerasan.sedangkan data CBR merupakan data ang sangant
penting sebagai acuan untuk menentukan bahwa prkerasan tersebut sudah laying untuk di lalui
kendaraansecara optimal.
Data Perencanaan
Data lalu lintas yang di dapat pada ruas jalan jalur lintas selatan lot 9 adalah data review design dari lapangan
yang telah disetujui oleh Kementrian Pekerja Umum Direktorat Jendral Bina Marga Kota Malang. Berikut
spesifikasi dari jalan tersebut
Tabel 9 Spesifikasi Jalan JLS Lot9
No Spesifikasi Ketengan
1 Jenis Jalan Arteri
2 Umur Rencana 20 Tahun
3 Distribusi Kendaraan 2lajur 2 arah takterbagi
Sumber Anonim 2021
Berdasarkan peratuaran baru Binamarga 2017 nilai pertumbuhan lalu-lintas dibedakan berdasrkan wilayah
atau daerah bersar dan proyek jalan Jalur Lintas Selatan Kabupaten Malang memiliki pertimbuhan di pulau
jawa yaitu i=4,8%. Jalan Jalur Lintas Selatan lot 9 merupakan jalan baru yang data lalu lintasnya menggunakan
asumsi jalan pada sekitar lokasi proyek yang disajikan pada tabel
Tabel 10 Volume Lalu Lintas Harian
Hari Jumlah Rata -
Klasifikasi
NO Jenis kendaraan rata Ket.
Kendaraan Hari 1 Hari 2 Hari 3
Kendaraan
1 Sepeda Motor 1 1761 3435 5276 10472 2 Arah
Sedan / Angkot / pickup / station
2 2, 3, 4 712 1720 2916 5348 2 Arah
wagon
3 Bus Kecil 5a 8 40 80 128 2 Arah
4 Bus Besar 5b 3 10 16 29 2 Arah
5 Truk 2 Sumbu - Ringan 6a 25 25 30 80 2 Arah
6 Truk 2 Sumbu - Sedang 6b 20 40 45 105 2 Arah
7 Truk 3 Sumbu - Ringan 7a 16 25 13 54 2 Arah
8 Truk 2 Sumbu - dan trailer Penarik 7b 0 0 1 1 2 Arah
9 Truk 4 Sumbu - Trailer 7c 1 0 1 2 2 Arah
10 Kendaraan Tidak Bermotor 8 0 10 18 28 2 Arah
Sumber Data Primer Perencanaan
Menentukan Nilai DD dan DL
Berdasarkan jumlaharah dan lajur yang telah di ketahui maka untuk nilai faktor distribusi arah (DD) = 0,50
untuk kendaraan ringan dan juga 0,500 untuk kendraan berat dan nilai faktor distribusi arah diabil nilai (
DL)= 0,80%
(1−0,01x0,048)20 −1
Yaitu : R= = 20,091
0,01×0,048
Setelah Mendapatkan Nilai W18 , kemudian dihitung menggunakan Persamaan W18=DD x DL x W18. Nilai
DD (Faktor Distribusi Arah) diambil 0,5 untuk 2arah dan Nilai DL (faktor distribusi lajur) diambil 80%
W18 = DD x DL x W18
= 0,5 x 80% W18
=0,5 x 0,8 x 124,1508
= 49,66 / hari = 18126 / tahun
Setelah mendapatkan nilai beban gandar standar selama 1 tahun. Untuk mendapatkan perhitungan beban
gandar standarselama umur rencana sebagai berikut
(1+𝑖)20 −1
Wt = W18 x 𝑖
(1+4,8%)20 −1
= 18126 x 4,8%
= 586839,82 = 0,5x10⁶
Didapakan nilai beban gandar standar komulatif selama umur rencana 20 tahun adalah 586839,82
Kesimpulan
Dari analisa data yang telah dilakukan pada proyek Jalan Jalur Lintas Selatan Lot 9 Simpang Balekambang –
Kedung Salam Kabupaten Malang di dapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perencanaan tebal lapis perkerasan lentur dengan menggunakan metode Bina Marga 2017
analisa komponen diperoleh hasil sebagai berikut:
• Lapis permukaan AC-WC dengan ketebalan 4 cm
• Lapis bawah lapisan atas AC – BC dengan ketebalan 6 cm
• Pondasi menggunakan AC Base dengan ketebalan 8 cm
• Lapis pondasi agregat kelas A dengan ketebalan 30 cm
2. Hasil perencanaan tebal lapis perkerasan lentur dengan menggunakan metode AASHTO 1993 analisa
komponen diperoleh nilai SN1 = 1,80, SN2 = 2, SN3 = 2,5 dan hasil tebal lapisan perkerasan sebagai
berikut:
• Lapis permukaan dengan ketebalan 14 cm
• Pondasi atas dengan ketebalan 10,5 cm
• Lapis pondasi bawah dengan ketebalan 18,5 cm.
Saran
Dari perencanaan yang sudah dibuat ada bebrapa saran yang dapat saya sampaikan sebagai berikut:
1. Perlunya penggunaan software dalam perencaan perkerasan mungkin lebih detail dan lebih cepat.
2. Perlu di lakukan beberapa percobaan dengan metode-metode yang lebih lama maupun yang terbaru sebagai
perbandingan untuk hasil perencanaan mana yang lebih efesien dan sesuai dengan fungsi maupun kondisi
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Muhammad Djaya. 2020. “Analisis Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode AASHTO 1993.”
Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil 4 (1): 30–44.
Farida, Ida, dan Ghafar Noer Hakim. 2021. “Ketebalan Perkerasan Lentur Dengan Metode AASHTO 1993
Dan Manual Perkerasan Jalan 2017.” Jurnal Teknik Sipl Cendikia (JTSC) 2 (1): 59–68.
Mantiri, Cynthia Claudia, Theo K Sendow, dan Mecky RE Manoppo. 2019. “Analisa Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Baru dengan Metode Bina Marga 2017 Dibandingkan Metode AASHTO 1993.” Jurnal
Sipil Statik 7 (10).
Salmon, Charles G, dan John E Johnson. 1995. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi Kedua Jilid Dua.
Jakarta: Erlangga.