Makalah Kelompok 10 Kepemimpinan Dakwah C (Biandika)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN DAKWAH

Tentang

Kepemimpinan dalam manajemen dakwah

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Biandika Alfiano Riadi (2212030141)

Dosen Pengampu:

Dr.Rahima Zakia,M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2024 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan petunjuk, rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada seluruh
hamba-Nya, serta tidak lupa shalawat serta salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
Kepemimpinan Dakwah dengan judul “Kepemimpinan dalam manajemen
dakwah ”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis tentu menghadapi hambatan dan
rintangan. Namun berbagai usaha yang terus lakukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Terutama kepada Ibuk Dr. Rahima
Zakia,M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Dakwah yang
telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri dari para pembaca akan
saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dan peningkatan
kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan sejumlah manfaat bagi penulis pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya.

Padang, 16 April 2024

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Pemimpin dan kepemimpinan dakwah.................................2
B. Pentingnya kepemimpinan dalam manajemen dakwah..........................2
C. Karakteristik manejer dan pemimpin dakwah.......................................2
D. Peran pemimpin dakwah dalam pengembangan sumber daya
manusia.........................................................................................................2
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sama dengan lazimnya, defenisi kepemimpinan lebih berfokus pada watak,


sifat karakter yang dibawa oleh seseorang untuk menjalankan roda
kepemipinanya, dalam rangka mempengaruh, menggerakkan, mengarahkan
pikiran serta perbuatan masyarakat dengan menggunakan ilmu, seni dan
keterampilan tertentu. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan dakwah maka
semua elemen yang tercakup dalam pengertian harus dikemas secara utuh dan
terpadu oleh setiap da’i dalam melaksanakan dakwahnya, sehingga proses
dakwahnya menjadi semakin berkualitas dan berarah.[1]

Dengan kata lain pemimpin dakwah adalah orang yang menggerakkan orang
lain yang ada di sekitarnya untuk mengikutinya dalam proses mencapai tujuan
dakwah. Seorang pemimpin dakwah harus berusaha mengembangkan motif-motif
dalam diri sasaran dakwah serta mengarahkan motif-motif tersebut kearah tujuan
dakwah. Seorang pemimpin dakwah harus memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri dinamis
yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang ke satu tujuan sehingga
terciptalah suatu dinamika di kalangan pengikutnya yang terarah dan bertujuan.
Selain ciri-ciri pemimpin secara umum islam menggariskan ciri pemimpin yang
paling esensial yaitu keimanan dan ketaatan kepada Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pemimpin dan kepemimpinan dakwah ?
2. Jelaskan pentingnya kepemimpinan dalam manajemen dakwah ?
3. Bagaimana karakteristik manejer dan pemimpin dakwah ?
4. Apa saja peran pemimpin dakwah dalam mengembangkan sumber daya
manusia.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud Kepemimpinan dakwah .
2. Untuk mengetahui kepemimpinan dalam manajemen dakwah
3. Agar Bisa Mengambil Contoh Pelajaran Dari kepemimpinan dalam
manajemen dakwah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Dakwah

1. Pemimpin Dakwah

Pemimpin dakwah adalah seseorang yang memimpin atau mengkoordinasikan


upaya-upaya untuk menyampaikan ajaran agama atau pesan-pesan keagamaan
kepada masyarakat. Tugasnya tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga
memimpin dan mengarahkan aktivitas dakwah serta memberikan contoh teladan
yang baik bagi para pengikutnya. Pemimpin dakwah memiliki peran yang penting
dalam menyebarkan ajaran agama dan memimpin umatnya menuju pemahaman
yang lebih baik tentang nilai-nilai keagamaan serta pengamalan yang sesuai dengan
ajaran agama tersebut.

Pemimpin dakwah bertanggung jawab untuk menyampaikan ajaran agama


dengan cara yang tepat, memotivasi dan membimbing orang lain dalam memahami
dan mengamalkan nilai-nilai agama tersebut.Pemimpin dakwah harus memiliki
pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama yang mereka sampaikan,
kemampuan berkomunikasi yang baik, serta memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan. Mereka juga perlu memiliki keterampilan
dalam membangun hubungan yang baik dengan masyarakat serta mampu
memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang mereka
layani.

Dalam konteks Islam, misalnya, pemimpin dakwah dapat menjadi ulama, dai,
atau tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan yang luas tentang ajaran Islam
dan bertugas untuk menyebarkan dan mengajarkan nilai-nilai Islam kepada
masyarakat. Pemimpin dakwah juga bisa ditemui dalam agama-agama lain dengan
peran serupa sesuai dengan konteks dan tuntutan keagamaan masing-masing.

2. Kepemimpinan Dakwah

Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership. Kepemimpinan berbeda


arti dengan pimpinan. Pimpinan adalah orang yang tugasnya memimpin sehingga
pimpinan dapat juga disebut manajer, sedang kepemimpinan adalah bakat/sifat
yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin/manajer.Kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Sedangkan Abi Sujak mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah


kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu
tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Schneider, Donaghy dan Newman mengemukakan
2
bahwa leadership refers to those behavior performed by one or more individuals
in the group which helps the group accomplish its goals. Menurutnya
kepemimpinan mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau lebih
individu dalam kelompok yang membantu kelompok mencapai tujuannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh G.R. Terry dan L.W. Rue memandang
kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk
mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu
keadaan tertentu. Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas, mengandung
arti adanya kemampuan mempengaruhi orang lain dalam melakukan suatu
pekerjaan tertentu.

Sedangkan kepemimpinan dakwah oleh H. Zaini Muchtarom memberikan


pengertian sebagai suatu sifat atau sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh
seorang yang menyampaikan dakwah (dai) yang mendukung fungsinya untuk
menghadapi publik dalam berbagai situasi. Dengan demikian kepemimpinan
dakwah merupakan suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh pelaksana
dakwah untuk mempengaruhi perilaku orang lain sesuai yang diinginkan oleh
pelaksana dakwah.

B.Pentingnya Kepemimpinan dalam Manajemen Dakwah

Kepemimpinan dalam manajemen dakwah sangat penting karena memainkan


peran kunci dalam mengarahkan, mengorganisir, dan memotivasi para dai atau
pengkhotbah, serta dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan dakwah secara
efektif.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa kepemimpinan penting dalam manajemen
dakwah:

1. Mengarahkan Visi dan Tujuan: Seorang pemimpin dakwah bertanggung jawab


untuk menetapkan visi, misi, dan tujuan organisasi dakwah. Mereka membantu
mengidentifikasi arah yang jelas bagi para dai dan anggota tim agar dapat fokus
pada upaya-upaya yang sesuai dengan visi dan tujuan dakwah tersebut.

2. Mengorganisir Kegiatan: Seorang pemimpin dakwah memiliki peran penting


dalam mengorganisir dan merencanakan kegiatan dakwah. Mereka memastikan
bahwa sumber daya seperti waktu, tenaga, dan dana digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam penyampaian pesan dakwah.

3. Memotivasi dan Menginspirasi: Pemimpin dakwah memiliki peran dalam


memotivasi para dai dan anggota tim untuk bekerja keras dan berdedikasi dalam
menyebarkan ajaran agama. Mereka bisa memberikan dorongan, penghargaan,
atau pengakuan atas kinerja yang baik, serta memberikan inspirasi melalui contoh
sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dakwah.

3
4. Mengelola Konflik dan Tantangan: Dalam konteks manajemen dakwah,
pemimpin juga perlu mengelola konflik dan tantangan yang mungkin muncul di
dalam organisasi dakwah. Mereka harus memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi, negosiasi, dan penyelesaian masalah agar dapat menjaga harmoni
dan efektivitas kerja dalam tim.

5. Memberikan Pembinaan dan Pengembangan: Seorang pemimpin dakwah juga


bertanggung jawab untuk memberikan pembinaan, pelatihan, dan pengembangan
kepada para dai agar mereka dapat meningkatkan kualitas pengetahuan,
keterampilan, dan kepribadian dalam menyampaikan pesan dakwah dengan lebih
baik.

Dengan adanya kepemimpinan yang efektif dalam manajemen dakwah, maka


organisasi dakwah dapat mencapai hasil yang lebih optimal dalam menyebarkan
ajaran agama, memotivasi masyarakat untuk mengamalkan nilai-nilai agama, serta
membangun kesadaran dan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan.

C. Karakteristik Manejer dan Pemimpin Dakwah

Sebagaimana bercermin karakteristik keberhasilan seorang pemimpin dakwah yang


baik adalah baginda Rasulillah saw. dalam setiap dakwahnya yang hanya kurun waktu 23
tahun yakni periode makkah dan madinah yang pada dasarnya adalah karena didukung
oleh manajemen dakwah yang profesionalisme saat Rasulullah miliki, baik dalam
merencanakan dakwah,melaksanakan maupun mengawasi serta mengevaluasinya (Kayo,
2001:92). Setiap pemimpin dakwah dalam proses aktivitas dakwah menurut Kayo, harus
senantiasa membangun dirinya agar memiliki karakter pemimpin yang baik. Beberapa
karakter pemimpin yang baik di antaranya adalah:

a. Tidak bergaya instruksional. Pemimpin yang sesungguhnya bukan sekedar


mengumpulkan massa, lalu memaksa melakukan ini dan itu dengan gaya
instruksi. Hal seperti ini hanya bisa dilakukan di kantor, yang dilakukan oleh
atasan kepada para karyawannya yang digaji. Kepemimpinan dalam dakwah dan
kepemimpinan di tengah masyarakat bersifat sosial. Jadi, kepemimpinan bergaya
instruksional dan diktator, yang hanya mengandalkan controlling dan monitoring
tidak akan berhasil. Kepemimpinan seperti itu hanya akan menghasilkan suasana
penuh ketakutan. Rasa ketakutan akan mematikan potensi seseorang, karena
selalu hidup dalam suasana penuh tekanan dan keterpaksaan, bukan kepatuhan.

b. Pendekatan ide kepemimpinan berpikir. Pemimpin yang baik harus melakukan


pendekatan yang benar terhadap sekelilingnya. Dia harus berbaur dan menyatu
dengan orang-orang yang dipimpinnya, bukannya mengambil jarak dan menjadi
mercusuar bagi sekelilingnya. Kepemimpinan dakwah harus menggunakan
pendekatan ide, karena kepemimpinan dakwah adalah kepemimpinan berpikir.
4
Aktivis dakwah harus dapat menggerakkan orang-orang di sekitarnya. Jadi,
pemimpin yang baik harus bisa menjadi inspirator dan motivator, bukan diktator.
Orang-orang yang dipimpinnya pun bergerak karena kepemimpinan berpikir,
bukan karena taklif (instruksi).

c. Selalu berprasangka baik. Aktivis dakwah tidak boleh diliputi prasangka buruk
(su’uzhan), tetapi selalu diwarnai prasangka baik (hushnuzhan). Jadi, pemimpin
jangan hanya melihat kesalahan atau kelemahan dari orang-orang di
sekelilingnya, tetapi harus bisa menunjukkan kebaikan mereka sehingga mereka
selalu berpikir optimis dan selanjutnya akan menimbulkan rasa percaya diri untuk
bisa meraih kesuksesan.

d. Permudahlah,janganmempersulit.Buatlahsegalasesuatu menjadi mudah, dan


jangan dipersulit. Rasulullah saw. ketika menyeru kepada manusia tidak pernah
memaksa, tetapi selalu mengingatkan pada janji-janji Allah. Pada saat Perang
Khandaq, ketika Beliau meminta-minta berulang-ulang kepada para Sahabat agar
ada yang memata-matai musuh untuk mencari informasi, dan tidak ada yang
merespon, Beliau tidak mencela para Sahabat, tetapi mengingatkan dan terus
mengingatkan bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada kita.kalau kita
melakukan perintah-Nya. Akhirnya Beliau mengutus Huzaifah untuk tugas
spionase tersebut.

e. Memahami realitas manusia sebagai manusia. Semua manusia punya kelemahan.


Pemimpin harus selalu menasihati, jangan pernah bosan. Abdurrahman bin
Rawahah sebagai komandan perang tidak pernah mengatakan kepada pasukannya,
“Kalian adalah para Sahabat, mengapa takut berperang.” Namun, beliau
mengingatkan, “Kita berjuang dengan kekuatan iman kepada Allah dan bukan
dengan kekuatan jumlah atau fisik.” Jadi, pemimpin yang baik harus memiliki
pengertian terhadap orang yang dipimpinnya, lalu memotivasi dengan
mengingatkan tentang ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, pemimpin
tersebut akan mendapat banyak kepercayaan dari orang-orang di sekelilingnya.

f. Memberikan kenyamanan kepada yang dipimpin. Pemimpin yang baik, ketika


berada dimanapun dia disukai, dicintai, bahkanditunggu-tunggu sebagai tempat
curhat, mencari solusi; bukan sebaliknya, menimbulkan ketakutan. Ia memiliki
kemampuan empati kepada orang lain dan mau mendengarkan masukan-masukan
dari yang dipimpinnya. Ia pun berusaha mencari tahu kesalahannya sebagai
pemimpin dari orang lain. (Efendi, 2007).

Ketika ada kesalahan, justru mengingatkan bahwa kita masih memiliki banyak
kebaikan-kebaikan lain sehingga setiap kesalahan pasti ada jalan keluarnya, dan
memberikan keyakinan bahwa kita pasti bisa. Jika dikaitkan dengan karakteristik
pemimpin dakwah secara profesionalisme sebagai suatu keahlian seperti yang sudah
diuraikan diatas maka faktor pendukung nya yang srategis adalah sebagai berikut :
5
a) Memiliki jiwa tauhid yang kokoh dan kuat dengan senantiasa membesarkan asma
allah dalam setiap ruang dan waktu.

b) Mampu menjaukan lahir batin, artinya mempunyai akhlak dan moral kuat serta
terpuji.
c) Kesanggupan menjauhkan diri dari praktik perbuatan maksiat.
d) Kemampuan menghindari diri dari prilaku tamak dan rakus.
e) Selalu mempunyai sifat kesabaran dalam menghadapi perjuangan, ujian maupun
musibah (Kayo, 2007: 94).

Karakteristik kepemimpinan yang di dukung oleh faktor- faktor tersebut ternyata


telah mengantarkan keberhasilan dakwah yang tentunya seorang pemimpin atau
seorang da’i selalu dituntun untuk berjiwa tauhid sehat lahir batin, terhindar dari sifat
kemaksiatan dan lain sebagainya.

Sementara menurut Mulyadi dalam karyanya Kepemimpinan dan Prilaku


Organisasi mengatakan, dinamika dan fungsi kepemimpinan dapat diartikan sebagai
gerak atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang di masyarakat yang dapat
menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat (Mulyadi, 2013: 27). Jadi dapat
dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang dalam hal
ini adalah kepemimpinan dakwah dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
situasi dan kondisi kehidupan manusia yang bersifat dinamis. Hubungan manusia
dapat berubah dan berkembang sehingga perwujudan kepemimpinan dapat menjadi
bersifat dinamis, ketaatan atau kepatuhan, kepercayaan dan kerjasama selalu dibina
dan ditingkatkan melalui hubungan baik antara satu dengan lainnya. Pada tataran
kepemimpinan dalam sebuah manajemen dakwah dibutuhkan suatu kesamaan,
kesetiaan, kebersamaan dalam membangun sebuah keberhasilan dakwahnya.
Kepemimpinan merupakan masalah manusia yang bersifat unik, menarik untuk selalu
dijaga demi keberhasilan sebuah manajemen dakwah.

Menurut Mulyadi lagi dalam sebuah kepemimpinan dalam dakwah yang perlu
diperhatikan, karena pada masa dulu hingga sekarang banyak sekali yang
berpendapat tentang kepemimpinan diantaranya, pertama kepemimpinan sebagai seni.
Artinya kepemimpinan sebagai seni, yakni menempatkan bakat sebagai faktor penting
dan berpengaruh besar terhadap kemampuan mewujudkan nya, artinya kepemimpinan
dalam sebuah manajemen dakwah akan efektif dan efisien bila ditangan orang-orang
yangber kualitas, berbakat dan mempunyai wibawa yang tinggi. Kedua
kepemimpinan sebagai ilmu. Artinya seorang pemimpin lebih menitik beratkan pada
proses belajar dan latihan, yakni kepemimpinan akan lebih efektif dan efisien bila
ditangan orang-orang yang terampil dan terlatih serta ahli dalam memimpin.
Kemampuannya itu dapat diperoleh melalui proses belajar dan melatih diri secara
intensif (Mulyadi, 2013: 28).

6
Alhasil kedua pendapat tersebut dapat diterima kebenarannya dalam batas-batas
tertentu, artinya baik kepemimpinan sebagai seni ataupun kepemimpinan sebagai
ilmu dan hal ini tidak boleh menjadi ekstrem bahwa faktor bakat merupakan satu-
satunya untuk mewujudkan kepemimpinan yang sukses atau menyatakan faktor bakat
sama sekali tidak berperan dalam kepemimpinan.
D.Peran Pemimpin Dakwah dalam Mengembangkan Sumber Daya Manusia

Pemimpin dakwah memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan


sumber daya manusia (SDM) di dalam organisasi dakwah. Berikut adalah beberapa peran
utama pemimpin dakwah dalam mengembangkan SDM:

1. Memberikan Pembinaan dan Pelatihan : Pemimpin dakwah bertanggung jawab


untuk memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para dai dan anggota tim
dakwah. Mereka harus mengidentifikasi kebutuhan pembinaan dan pelatihan yang
diperlukan, baik dari segi pengetahuan agama maupun keterampilan dalam
menyampaikan pesan dakwah. Pembinaan dan pelatihan ini dapat berupa sesi
pengajaran, pelatihan praktis, atau diskusi untuk meningkatkan kualitas dan
kompetensi para anggota tim dakwah.

2. Mendorong Pengembangan Diri: Seorang pemimpin dakwah juga harus


mendorong anggota tim untuk terus mengembangkan diri mereka sendiri. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan dukungan, motivasi, dan arahan kepada
anggota tim untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran, membaca literatur
agama, atau mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tugas dan
tanggung jawab mereka dalam dakwah.

3. Menyediakan Dukungan Emosional dan Spiritual: Pemimpin dakwah juga


perlu memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada anggota tim. Mereka
harus bersedia mendengarkan, memberikan nasihat, dan memberikan dorongan
kepada anggota tim dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang mungkin
terjadi dalam perjalanan dakwah. Dukungan emosional dan spiritual ini penting
untuk menjaga semangat dan motivasi anggota tim dalam berdakwah.

4. Memberikan Umpan Balik Konstruktif: Seorang pemimpin dakwah juga


memiliki peran dalam memberikan umpan balik konstruktif kepada anggota tim.
Umpan balik ini bisa berupa evaluasi kinerja, pujian atas prestasi yang dicapai,
serta saran untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Umpan balik yang
diberikan dengan baik dan konstruktif dapat membantu anggota tim untuk terus
berkembang dan meningkatkan kualitas kerja mereka dalam menyebarkan pesan
dakwah.

5. Membangun Tim yang Solid: Pemimpin dakwah juga bertanggung jawab untuk
membangun dan memelihara kerjasama yang baik di antara anggota tim dakwah.
Hal ini meliputi membangun komunikasi yang efektif, mengelola konflik dengan
7
bijaksana, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, kolaboratif, dan
harmonis. Dengan membangun tim yang solid, anggota tim dakwah dapat bekerja
secara sinergis dan mencapai hasil yang lebih optimal dalam dakwah mereka.

Dengan demikian, pemimpin dakwah memiliki peran yang luas dalam


mengembangkan sumber daya manusia di dalam organisasi dakwah. Melalui
pembinaan, pelatihan, dukungan, umpan balik, dan pembangunan tim yang baik,
pemimpin dakwah dapat membantu anggota tim untuk terus berkembang,
meningkatkan kompetensi, dan mencapai kesuksesan dalam upaya dakwah
mereka.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemimpin dakwah adalah seseorang yang memimpin atau mengkoordinasikan


upaya-upaya untuk menyampaikan ajaran agama atau pesan-pesan keagamaan
kepada masyarakat. Tugasnya tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga
memimpin dan mengarahkan aktivitas dakwah serta memberikan contoh teladan
yang baik bagi para pengikutnya. Pemimpin dakwah memiliki peran yang penting
dalam menyebarkan ajaran agama dan memimpin umatnya menuju pemahaman
yang lebih baik tentang nilai-nilai keagamaan serta pengamalan yang sesuai dengan
ajaran agama tersebut.

kepemimpinan dakwah oleh H. Zaini Muchtarom memberikan pengertian sebagai


suatu sifat atau sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang yang
menyampaikan dakwah (dai) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik
dalam berbagai situasi. Dengan demikian kepemimpinan dakwah merupakan suatu
kemampuan khusus yang dimiliki oleh pelaksana dakwah untuk mempengaruhi
perilaku orang lain sesuai yang diinginkan oleh pelaksana dakwah.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kam sangat mengharapkan kritik yang membangun dari
pembaca sekaligus guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi orang orang yang mau Membaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Deddy. 2013. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi,


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Faisal, Lalu Muchsin Effendi. 2006. Psikologi Dakwah, Jakarta: Prenada Media.
Kayo, Khatib Pahlawan. 2007. Manajemen Dakwah Dari Profesional menuju
Konvensional, Jakarta: Amzah.
Muhyidin dkk. 2002. Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia.
Munir, M. dan Wahyu Ilaihi. 2009. Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media
Group.
Abduh, Muhammad. 2009. Meluruskan Prilaku di Jalan Dakwah. Diterjemahkan oleh
Muhammad Dimas, Jakarta: Pustaka Al-Kausar.
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.
https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang- pemimpinan//
emperordeva. wordpress.com/about/ makalah-tentang-kepemimpinan/i.
http://kamiluszaman.blogspot.com/2017/kepemimpinan-dan- evaluasi-dalam.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai