9 +Pengaruh+Kecerdasan+Emosional

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

331 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

Tasamuh: Jurnal Studi Islam ISSN 2086-6291 (p); 2461-0542 (e)


Volume 16, Nomor 2, Oktober 2024 , Hal 331-341 https://e-jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Tasamuh

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual


Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Peserta Didik Di SD Negeri Kecamatan
Pamboang

Ayuniar Ramadhani*
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
[email protected]
Koresponden*
Saprin
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
[email protected]

Ulfiani Rahman
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
[email protected]

Wahyuni Ismail
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
[email protected]

Diterima: [2024-05-10]
Direvisi: [ 2024-10-12]
Disetujui: [2024-10-23]

Abstract
The impact of spiritual and emotional intelligence on students' learning
outcomes in Islamic Religious Education and Budi Pekerti in SD Negeri
Pamboang District is examined in this study. This kind of study is categorized
as quantitative research with Ex Post Facto paradigm. A questionnaire was
utilized for data collection, and descriptive and inferential statistics, together
with partial and multiple regression analysis for hypothesis testing, were
employed for analysis. The study's findings suggest that: 1) The Pamboang
sub-district's primary school kids' learning success demonstrates the greatest
proportion in the range of 81-79, with a frequency of 48 and a percentage of
Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024 | 332

31%. That is, 48 students received a score between 79 and 81; 2) With a
coefficient of determination of 54%, emotional intelligence has an impact on
students' learning success in the PAI and Budi Pekerti topics in SD Negeri
Pamboang District. This indicates that emotional intelligence has a significant
enough impact on pupils' academic success; 3) With a determination
coefficient of 27,8%, spiritual intelligence has an impact on students' learning
success in the PAI and Budi Pekerti topics in SD Negeri Pamboang District.
This indicates that spiritual intelligence has a significant impact on students'
learning outcomes; 4) Students' learning outcomes in PAI and Budi Pekerti
topics are influenced by both spiritual and emotional intelligence, with a 61%
coefficient of determination. This indicates that spiritual and emotional
intelligences have a significant enough impact on students' learning outcomes.

Keywords: Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Learning


Achievement

PENDAHULUAN
Tiga potensi dasar harus bersatu untuk membentuk manusia seutuhnya
yaitu seseorang dengan kecerdasan emosional yang dipimpin oleh kecerdasan
spiritual, selain kecerdasan intelektual. Karena kecerdasan emosional dan
spiritual juga diperlukan untuk perkembangan manusia, maka kecerdasan
intelektual saja tidak cukup untuk menciptakannya (Ginanjar, 2001).
Istilah “kecerdasan emosional” menggambarkan kapasitas manusia
untuk mengidentifikasi emosi sendiri dan juga emosi orang lain, menginspirasi
diri sendiri, dan secara efektif mengatur emosi kita baik di dalam maupun di
luar hubungan interpersonal. Kecerdasan akademis adalah satu-satunya bakat
kognitif yang diukur dengan kecerdasan emosional; keduanya merupakan
keterampilan yang berbeda namun saling melengkapi (Goleman, 2003).
Kemampuan untuk mengidentifikasi emosi diri sendiri, mengendalikannya,
memotivasi diri sendiri, mengenali perasaan orang lain, dan membangun
hubungan adalah tanda-tanda kecerdasan emosional (Utami & Novitasari,
2022). Ada dua kategori elemen yang dapat mempengaruhi kecerdasan
emosional: internal dan eksternal. Variabel fisik dan psikologis dianggap
sebagai elemen internal, sementara aspek lingkungan, psikologis, pelatihan
emosional, dan pendidikan dianggap sebagai elemen eksternal (Setyawan &
Simbolon, 2018).
333 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

Menurut Ary Ginanjar, pencipta ESQ Model, untuk menjadi manusia


seutuhnya, tiga kecerdasan - emosional (EQ), intelektual (IQ), dan spiritual
(SQ) harus diintegrasikan secara konsisten dan menyeluruh. Kemampuan-
kemampuan ini mencakup kecerdasan spiritual dan intelektual. Menurut
Ginanjar (2001), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami
emosi orang lain dan menggunakannya sebagai sumber pengetahuan yang
berharga untuk memahami diri sendiri dan orang lain dalam rangka mencapai
tujuan. Memahami kecerdasan emosional sangat penting jika seseorang ingin
dapat mengenali perasaannya sendiri.
Karena kecerdasan spiritual memberikan panduan bagi kecerdasan-
kecerdasan lainnya, maka kecerdasan spiritual merupakan pusat yang paling
mendasar di antara kecerdasan-kecerdasan tersebut. Kecerdasan spiritual
adalah hasrat untuk memiliki tujuan dan hubungan dengan yang tak terbatas
(Covey, 2005). Oleh karena itu, tidak ada manusia yang tidak memiliki nilai-
nilai spiritual, namun nilai-nilai tersebut hanya ada dalam bentuk potensi yang
harus direalisasikan agar manusia menjadi cerdas secara spiritual hingga usia
lanjut (Oktapiani, 2020). Empati, motivasi diri, pengendalian diri, kesadaran
diri, dan keterampilan sosial adalah elemen-elemen mendasar dari kecerdasan
sosial. Karena IQ hanya menyumbang 20% dan 80% dari kecerdasan lainnya,
termasuk EQ, kesuksesan, kita tidak dapat sepenuhnya menggunakan
kecerdasan konvensional (IQ) kita jika kita tidak dapat mengendalikan elemen
perasaan kita dengan baik (Goleman et al., 2001). EQ lebih berkaitan dengan
perasaan daripada IQ. Oleh karena itu, pengaruhnya lebih besar daripada
kecerdasan IQ.
Saat ini, memiliki kecerdasan rasional saja yang mengandalkan rumus
dan logika tidak lagi cukup untuk sukses di tempat kerja. Kecerdasan
emosional juga diperlukan untuk kebahagiaan, kerja sama interpersonal,
motivasi kerja, tanggung jawab, dan keterampilan hidup lainnya. Agar dapat
merasa memiliki tujuan, berkomitmen, dan melayani mereka yang
menjajahnya dengan jujur, mulia, dan tanpa pamrih, maka penting bagi
seseorang untuk memperoleh kecerdasan spiritual.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh kedua kecerdasan
tersebut terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti di sekolah-sekolah yang masih memandang prestasi belajar semata-
mata diukur dari segi intelektual, berdasarkan pendapat beberapa ahli dan
fakta-fakta tertentu yang berkaitan dengan kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual yang berkaitan erat dengan kesuksesan seseorang. Peneliti
memilih SD Negeri Pamboang sebagai lokasi penelitian karena peneliti
Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024 | 334

menyadari fakta bahwa sekolah-sekolah saat ini beroperasi di lingkungan yang


sama sekali berbeda dengan sekolah-sekolah di masa lalu. Saat ini, banyak
anak yang tidak mematuhi kebijakan sekolah, bertindak mengganggu di kelas,
tidak menghormati guru, sering bertengkar dengan teman, dan terlibat dalam
masalah lain seperti bertengkar karena merasa materi pelajarannya sulit dan
menganggap pelajarannya membosankan. Pelajaran yang dimaksud adalah
Budi Pekerti dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Selain itu, banyak siswa yang
mendekati pelajaran mereka dengan ketidakpedulian cenderung untuk berhenti
dengan cepat dan percaya bahwa mereka tidak berpendidikan. Sikap siswa
didasarkan pada emosi yang mereka alami. Oleh karena itu, agar anak-anak
dapat belajar dengan lebih efektif-terutama dalam mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti-sekolah dan pengajar harus dapat mendukung siswa untuk
mengembangkan kemampuan regulasi emosi yang lebih baik.
Hal ini didasarkan pada hasil riset yang relevan dengan penelitian ini.
Pertama, Assya Syahnaz, Febri Widiandari, dan Nailurrohmah Khoiri dengan
judul penelitian “Konsep Kecerdasan Spiritual pada Anak Usia Sekolah
Dasar”, Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol. 9 No. 2 (2023),
terdapat beberapa research gap yang dapat diidentifikasi: 1) Keterbatasan
Penelitian. Meskipun artikel tersebut memberikan pemahaman yang baik
tentang konsep kecerdasan spiritual pada anak usia sekolah dasar, namun
terdapat keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian. Research gap dapat
muncul dalam hal tidak adanya penelitian yang mendalam tentang
implementasi konsep kecerdasan spiritual dalam konteks pendidikan formal
atau non-formal. 2) Kurangnya Fokus pada Pengaruh Lingkungan. Meskipun
artikel menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual anak usia sekolah dasar
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun belum ada penelitian
yang secara khusus mengeksplorasi pengaruh lingkungan (keluarga, sekolah,
masyarakat) secara terperinci terhadap perkembangan kecerdasan spiritual
anak. 3) Kesempatan untuk Penelitian Lanjutan. Artikel tersebut memberikan
dasar yang kuat untuk memahami konsep kecerdasan spiritual pada anak usia
sekolah dasar, namun masih terdapat peluang untuk penelitian lanjutan yang
lebih mendalam dan komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain
yang memengaruhi kecerdasan spiritual anak (Syahnaz et al., 2023).
Kedua, Dimas Asyyakurrohim, Fajri Ismail, dan Muhammad Win
Afgani dengan judul penelitian “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan
Spiritual Siswa Terhadap Akhlak Siswa di SMP Islam Terpadu Bina Insani
Kayuagung”, Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 4 (2023). Research
gap dari artikel jurnal tersebut adalah kurangnya penelitian yang secara khusus
335 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

mengeksplorasi hubungan antara kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,


dan akhlak siswa di lingkungan pendidikan Islam terpadu. Meskipun telah ada
penelitian tentang topik kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
terhadap akhlak siswa, namun penelitian ini menyoroti konteks pendidikan
Islam terpadu yang mungkin memiliki karakteristik dan dinamika yang unik.
Oleh karena itu, artikel jurnal ini mencoba untuk mengisi celah pengetahuan
ini dengan fokus pada SMP Islam Terpadu Bina Insani Kayuagung
(Assyakurrohim et al., 2023).
Ketiga, Syaparuddin dan Elihami dengan judul penelitian “Penigkatan
Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa Sekolah
Dasar SD Negeri 4 Bilokka Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Diri dalam
Proses Pembelajaran PKn”, Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Vol. 1 No. 1 (2020). Research gap dari artikel jurnal tersebut adalah kecerdasan
spiritual masih minim diaktualisasikan dalam dunia pendidikan, terutama
dalam hal kejujuran dalam mengerjakan ulangan. Meskipun siswa-siswa yang
memiliki nilai akademik bagus cenderung melakukan tindakan tidak jujur,
namun masih ada siswa seperti Fajar yang memiliki prinsip tidak mencontek
dan mengutamakan kejujuran. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan
peningkatan dalam pengaktualisasian kecerdasan spiritual siswa, terutama
dalam hal integritas dan moralitas dalam lingkungan pendidikan (Syaparuddin
& Elihami, 2020).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tergugah melakukan penelitian
dengan “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Peserta Didik di
SD Negeri Kecamatan Pamboang”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan model ex post
facto. Ex post facto adalah jenis penelitian yang dilakukan setelah peristiwa
terjadi. Peneliti tidak dapat memanipulasi variabel independen, melainkan
hanya mengamati dan menganalisis hubungan antara variabel-variabel yang
sudah ada (Sugiyono, 2017).
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi,
kuesioner, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa kelas 5 dan 6 dari lima sekolah dasar di Kecamatan Pamboang. Sebanyak
154 sampel dari seluruh populasi digunakan. Pengambilan sampel penelitian
dilakukan secara acak (random sampling). Data diolah dan dianalisis
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.
Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024 | 336

PEMBAHASAN
A. Prestasi Belajar Peserta Didik SD Negeri Kecamatan Pamboang
Mengutip artikel Purnomo dalam Jurnal Inesa, prestasi belajar adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
peserta didik dalam mengikuti penilaian yang telah disusun oleh pendidik dan
lembaga pendidikan. Prestasi belajar, menurut Mukodim dalam Inesa,
merupakan hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar peserta
didik yang menggambarkan penguasaan materi pelajaran atau perilaku yang
relatif menetap sebagai akibat dari proses belajar yang dialami peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan Syah menyatakan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil dari faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi proses
belajar secara keseluruhan (Meilani, 2018). Penjelasan mengenai definisi
prestasi belajar tersebut membawa kita pada kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah puncak dari pengetahuan yang diperoleh siswa selama proses
pembelajaran dalam bentuk nilai yang mencakup ranah kognitif, emosional,
dan psikomotorik.
Presentase prestasi belajar tertinggi di interval 81-79 dengan frekuensi
48 dan persentase 31 % yang artinya 48 peserta didik memperoleh nilai prestasi
belajar PAI dan Budi Pekerti pada angka 79 sampai 81. Sedangkan persentase
terkecil pada interval 93-91 dengan frekuensi 1 dan persentase 1% yang artinya
1 peserta didik memperoleh nilai prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti pada
angka 91 sampai 93.
B. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bagaimana kecerdasan
emosional mempengaruhi keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran PAI
dan Budi Pekerti. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,540 yang
menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi prestasi belajar
sebesar 54%, hasil penelitian dari regresi linier sederhana yang sebelumnya
telah melewati uji normalitas, uji homogenitas, dan uji multikolonearitas
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,00
yaitu (0,000 < 0,00). Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional (X1)
memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti siswa.
Menurut temuan penelitian, prestasi belajar anak-anak dapat meningkat
dalam kondisi kecerdasan emosional yang tepat, yang mendukung pemikiran
Goleman. Seseorang membutuhkan Emotional Quotient (EQ) dan Intelligence
337 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

Quotient (IQ) yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Seorang
siswa yang memiliki kecerdasan EQ akan lebih mahir dalam hal kesadaran diri
dan pengendalian diri. Hal ini mendukung teori yang menyatakan bahwa
tingkat kecerdasan intelektual hanya menyumbang sekitar 20% dari kriteria
yang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup, dengan elemen lain,
seperti kecerdasan emosional, menyumbang 80% lainnya (Goleman et al.,
2001). Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar, siswa harus
memiliki kecerdasan emosional, karena hal ini akan memotivasi mereka untuk
bekerja lebih giat dalam belajar dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
belajar mereka.
Sejalan juga dengan penelitian terdahulu oleh Heri dan Joko dalam
jurnal yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri 5
Yogyakarta” hipotesis menunjukkan bahwa variabel independen
kecerdasan emosional terbukti secara signifikan mempengaruhi dependen
prestasi belajar PPKn. Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah 0,59
(5,9%), artinya variabel kecerdasan emosional memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 59% terhadap variabel prestasi belajar PPKn dan
94,1%lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel kecerdasan
emosional (Kurnia & Wahono, 2021). Dari penelitian di atas, membuktikan
bahwa kecerdasan emosional juga berpengaruh terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran PPKn, bukan hanya mata pelajaran PAI.
C. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi Belajar
Berdasarkan temuan penelitian yang menunjukkan bagaimana
kecerdasan spiritual mempengaruhi prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti
siswa. Untuk memastikan apakah Kecerdasan Spiritual berpengaruh terhadap
prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti berdasarkan pengambilan keputusan,
peneliti menggunakan regresi linier sederhana. Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (sign > 0,05) maka tidak terdapat pengaruh, dan sebaliknya jika
nilai signifikansi lebih kecil (sign < 0,05) maka terdapat pengaruh yang
signifikan.
Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,278, kecerdasan spiritual
mempengaruhi prestasi belajar sebesar 27,8%. Nilai penelitian tersebut
diperoleh dengan menggunakan regresi linier sederhana, yang sebelumnya
telah melewati uji normalitas, homogenitas, dan multikoloneritas. Nilai
signifikansi sebesar 0,000, artinya lebih kecil dari 0,05 yaitu (0,000 < 0,05),
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecerdasan spiritual (X2) terhadap
Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti (Y).
Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024 | 338

Dari hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan pendapat Stephen R


Covey yang mana kecerdasan spirirtual merupakan pusat paling mendasar di
antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi
kecerdasan lainnya (Covey, 2005). Kecerdasan spiritual juga didefinisikan
oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, yang dikutip oleh Ary Ginanjar, sebagai
kemampuan untuk menghadapi persoalan makna atau value. Hal ini mencakup
kemampuan untuk memahami bagaimana tindakan dan cara hidup kita sesuai
dengan konteks yang lebih besar dan lebih kompleks dan kemampuan untuk
menentukan perilaku atau pilihan gaya hidup mana yang lebih bermakna
dibandingkan yang lain (Ginanjar, 2001). Sebab disetiap kegiatan yang
dilakukan semua mempunyai makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Itu artinya peran kecerdasan spiritual sangatlah penting dalam setiap
kesuksesan. Sejalan juga dengan penelitian terdahulu oleh Hasbi dalam jurnal
yang berjudul “Hubungan kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa”
yang bertujuan Untuk mengetahui hakikat kecerdasan spiritual, untuk
mengetahui hakikat prestasi siswa, dan untuk mengetahui hubungan
kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa. Hasilnya yaitu hubungan
kecerdasan spiritual dengan prestasi belajar. Adanya korelasi positif antara
kecerdasan spiritual dengan kecerdasan spiritual. Semakin baik kecerdasan
spiritual maka semakin mudah dan terarah peserta didik dalam
mengembangkan prestasi belajar. Perbandingan lurus ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam pemahaman kepada peserta didik (Ashshidieqy, 2018).
D. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Prestasi Belajar
Kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan spiritual (X2) memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap keberhasilan belajar siswa pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti, berdasarkan uji regresi linier berganda. Hasil
uji “F” untuk hipotesis 3 sebesar 117,972 menunjukkan bahwa signifikansi
(0,000 < 0,05) dan F hitung > F tabel (117,972 > 3,05). Terbukti dari hasil
perhitungan regresi bahwa corrected R square, atau koefisien determinasi,
menghasilkan angka sebesar 0,610. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan
emosional (X1) dan kecerdasan spiritual (X2) menyumbang 61% terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, sedangkan
faktor-faktor lain menyumbang 39% dari varians.
Seperti yang dikatakan oleh Ary Ginanjar, “untuk menjadi manusia
seutuhnya dibutuhkan tiga kecerdasan, yaitu emosional (EQ), intelektual (IQ),
dan spiritual (SQ), yang diintegrasikan secara konsisten dan menyeluruh,”
seseorang juga membutuhkan kecerdasan spiritual dan intelektual untuk
339 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

menjamin keberlangsungan hidupnya (Ginanjar, 2001). Hal tersebut


membuktikan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual juga
penting dalam mengiringi keberhasilan seseorang.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian terdahulu dari Dita
dan kawan-kawan dalam jurnal yang berjudul “Hubungan kecerdasan
Emosional dan Spiritual terhadap prestasi akademik mahasiswa”, hasil dari
penelitiannya membuktikan (1) kecerdasan emosional secara signifikan
berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, (2) kecerdasan spiritual
secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa, dan (3)
terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional, spiritual, dan
prestasi akademik mahasiswa (Suwardi et al., 2021).
Temuan di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan
spiritual. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kecerdasan spiritual dan
emosional dapat secara signifikan dan menguntungkan mempengaruhi
keberhasilan akademik siswa.

PENUTUP
Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap prestasi belajar siswa, seperti yang ditunjukkan oleh nilai
koefisien determinasi sebesar 61%.
Implikasi dari penelitian ini yaitu: 1) Ketika membuat sumber belajar,
guru PAI dan Budi Pekerti diharapkan dapat menyadari bahwa setiap aspek
kecerdasan siswa mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar; 2)
Mengingat dampak dari kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual,
disarankan agar para guru untuk memasukkan komponen kecerdasan
emosional ke dalam cara mereka menyajikan kurikulum dan melibatkan emosi
siswa selama proses pembelajaran; dan 3) Selain mengajari siswa tentang
prinsip-prinsip kehidupan, para guru juga harus memberikan bimbingan atau
inspirasi untuk membantu siswa menjadi pelajar yang lebih bergairah.
Tasamuh, Volume x Nomor x Bulan, Tahun | 340

DAFTAR PUSTAKA

Ashshidieqy, H. (2018). Hubungan Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi


Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 7(2), 68–75.
https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JPPP.072.02
Assyakurrohim, D., Ismail, F., & Afgani, M. W. (2023). Pengaruh Kecerdasan
Emosional Dan Spiritual Siswa Terhadap Akhlak Siswa Di SMP Islam
Terpadu Bina Insani Kayuagung. JURNAL PENDIDIKAN DAN
KEGURUAN, 1(4), 212–219.
Covey, S. R. (2005). The 8th Habit: Melampaui Efektifitas, Menggapai
Keagungan. Gramedia Pustaka Utama.
Ginanjar, A. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spirit ESQ. Arga Wijaya Persada.
Goleman, D. (2003). Kecerdasan Emosional. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D., Said, H. A., Becker, & Bieswanger. (2001). Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak Prestasi. Gramedia Pustaka Utama.
Kurnia, H., & Wahono, J. (2021). Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
Prestasi Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siswa SMA
Negeri 5 Yogyakarta. AoEJ: Academy Of Education Journal, 12(1), 82–
97. https://doi.org/https://doi.org/10.47200/aoej.v12i1.431
Meilani, I. T. M. P. dan R. I. (2018). Peran Media Pembelajaran dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 3(2), 173–181.
https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jpm.v3i2.11762
Oktapiani, M. (2020). Tingkat Kecerdasan Spiritual dan Kemampuan
Menghafal Al-Qur’an. Jurnal Tahdzib Akhlak, 1(5), 95–108.
https://doi.org/https://doi.org/10.34005/tahdzib.v3i1.861
Setyawan, A. A., & Simbolon, D. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Kansai Pekanbaru.
Jurnal JPPM, 11(1), 11–18.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30870/jppm.v11i1.2980
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta.
Suwardi, D. M., Ahman, E., Machmud, A., & Iswanti, I. (2021). Hubungan
Kecerdasan Emosional dan Spiritual Terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa. JPEKA: Jurnal Pendidikan Ekonomi, Manajemen Dan
Keuangan, 5(1), 61–70.
https://doi.org/https://doi.org/10.26740/jpeka.v5n1.p61-70
Syahnaz, A., Widiandari, F., & Khoiri, N. (2023). Konsep Kecerdasan
Spiritual pada Anak Usia Sekolah Dasar. Risalah, Jurnal Pendidikan Dan
Studi Islam, 9(2), 868–879.
https://doi.org/https://doi.org/10.31943/jurnal_risalah.v9i2.493
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2020). Peningkatan Kecerdasan Emosional
(EQ) Dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa Sekolah Dasar SD Negeri 4
341 | Tasamuh, Volume 16 Nomor 2 Oktober 2024

Bilokka Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Diri Dalam Proses


Pembelajaran PKn. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
1(1), 11–29.
Utami, N. R., & Novitasari, K. (2022). Konstruk Dimensi Kecerdasan
Emosional Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal G-Couns : Bimbingan Dan
Konseling, 7(1), 137–149.
https://doi.org/https://doi.org/10.31316/gcouns.v7i01.4385

Anda mungkin juga menyukai