Jurnal Ilmu Tasawuf Kel.5
Jurnal Ilmu Tasawuf Kel.5
Jurnal Ilmu Tasawuf Kel.5
Abstract
This research aims to develop the spiritual intelligence of students at the
Binong Permai Private Vocational High School (SMKS), Curug, Tangerang
Regency. Spiritual intelligence is an important aspect of education that
supports the development of students' character and moral values. The
research method used is classroom action research (PTK) with a qualitative
approach. Data was collected through observation, interviews and
questionnaires given to students and teachers. The research results show
that the development of spiritual intelligence can be done through the
integration of spiritual values in learning activities and school activities.
Teachers have an important role as facilitators in helping students
understand and apply these values in everyday life. Apart from that,
extracurricular activities that focus on character development and religious
activities also contribute positively to students' spiritual intelligence. The
implication of this research is the important role of schools in creating an
environment that supports the development of students' spiritual
intelligence. The recommendations provided include training for teachers
on effective teaching methods in integrating spiritual values, as well as the
development of extracurricular programs that support student character
formation. Thus, it is hoped that students will not only have academic
competence and technical skills, but also strong spiritual intelligence to face
life's challenges.
Keywords: SMKS; development; intelligence; spiritual
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa di
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Binong Permai, Curug,
Kabupaten Tangerang. Kecerdasan spiritual merupakan aspek penting dalam
pendidikan yang menunjang pengembangan karakter dan nilai moral peserta
didik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi dan wawancara kepada siswa dan guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kecerdasan spiritual
dapat dilakukan melalui integrasi nilai-nilai spiritual dalam kegiatan
pembelajaran dan kegiatan sekolah. Guru mempunyai peran penting sebagai
fasilitator dalam membantu siswa dalam nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada
pengembangan karakter dan kegiatan keagamaan juga memberikan
kontribusi positif terhadap kecerdasan spiritual siswa. Implikasi dari
penelitian ini adalah pentingnya peran sekolah dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung pengembangan kecerdasan spiritual siswa.
Rekomendasi yang diberikan antara lain pelatihan bagi guru tentang metode
pengajaran yang efektif dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, serta
pengembangan program ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan
karakter siswa. Dengan demikian, diharapkan peserta didik tidak hanya
memiliki kompetensi akademik dan keterampilan teknis, namun juga
kecerdasan spiritual yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup.
Kata kunci: SMKS; Pengembangan; Kecerdasan; Spiritual
PENDAHULUAN
Umumnya manusia mengalami perkembangan kecerdasan dengan
empat tahapan perkembangan. Menurut Hurlock, perkembangan kecerdasan
seseorang dimulai dari sensoris-motorik di usia antara 0 tahun sampai
dengan 2 tahun, praoperasi di usia antara 2 tahun sampai dengan 7 tahun,
operasional konkret antara usia 7 tahun sampai dengan 12 tahun, dan
selanjutnya operasional formal mulai usia dari 12 tahun hingga umur di
atasnya (Hurlock, 1996: 38). Perkembangan tersebut menjadi keniscayaan
bagi seorang anak, yang tentunya berpengaruh pula pada perkembangan
kecerdasan anak hingga dewasa. Tahapan ini seharusnya dilalui oleh
seseorang secara berkelanjutan, jika ada yang terlewat maka akan
berdampak pada kurang optimalnya perkembangan kecerdasannya
(Radaaditia, 2020). Biasanya kita mengenal kecerdasan yang ada pada diri
manusia terdiri dari tiga kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual atau biasa
disebut Intellegence Quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional
Quotient (EQ), serta kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ)
walaupun sebenarnya ada juga kecerdasan lain yang dimiliki setiap manusia
(Azzet, 2010: 17).
Kecerdasan intelektual manusia atau lebih terkenal sebagai Intellegent
Quotient (IQ), yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu hal
dengan memqkqi akal pikirannya. Kecerdasan intelektual sudah terlihat
melalui kekuatan olahan lisan maupun tulisan seseorang serta logika berfikir
manusia (Azzet, 2010: 30). Sedangkan kecerdasan emosional, atau
Emotional Quotient (EQ) adalah kecerdasan mengelola dirinya pribadi yaktu
seperti kemampuan mengendalikan emosi, sadar diri, menumbuhkan rasa
empati juga mampu memotivasi dan kemampuan mengatur di luar diri
manusia seperti hubungan sosial antar sesama manusia. Selanjutnya tentang
kecerdasan spiritual yang dimiliki setiap manusia atau Spiritiual Quotient
(SQ), merupakan kemampuan mengasah fungsi jiwa agar maksimal berdaya
untuk memahami diri sekaligus lebih peka dalam menyelami arti dan tanda
kepada fakta yang sudah ada atau suatu kejadian (Azzet, 2010: 31).
Pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual biasanya terhindar dari
melemahnya spiritual dan penyakit spiritual lainnya. Apalagi di zaman
sekarang ini, gejala sakit jiwa pada manusia makin banyak seiring majunya
peradaban, teknologi yang tambah modern, dan kemajuan lainnya (Ulfa,
2019: 51). Sedangkan akibat buruk yang lain jika kecerdasan spiritual tidak
dikelola dengan baik adalah hati yang keras dan tidak mudah untuk
disadarkan, rasa tidak peduli terhadap lingkungan sekitar, serakah, cinta
dunia dan gemerlap harta, tidak mau diberikan masukan dan nasehat, tidak
dapat berkonsentrasi atau khusyuk dengan baik, suka mendendam, berdusta
atau takut berkata jujur, tidak mau mengakui kesalahan dirinya, pamer,
tinggi hati atau sombong dan susah untuk berpikir secara jernih (Wahab, A.,
2011). Karena begitu pentingnya kecerdasan spiritual seseorang dalam
hidupnya maka perlu di tumbuh kembangkan sejak usia dini. Inilah yang
menyebabkan hadirnya kepekaan dalam jiwa baik ke dalam diri sendiri
maupun secara sosial (Habiburrakhman, 2021). Dengan adanya kecerdasan
spiritual maka seseorang dapat memahami siapa dirinya juga kelebihan dan
kekurangannya, serta dapat menggunakan nilai kebaikan tersebut untuk
menjadi pribadi yang lebih baik di waktu mendatang. Kecerdasan spiritual
adalah jenis kecerdasan yang penting dan utama, di mana kecerdasan
spiritual mengkolaborasikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan
intelektual di sisi yang lain. Kecerdasan spiritual juga mendapat kedudukan
tertinggi sebab terkait dengan kemampuan pribadi agar dapat memahami
dan merasakan bahagia (Azzet, 2010).
Setidaknya ada dua hal yang dapat menyebabkan perkembangan
pribadi seseorang terpengaruh secara spiritual, yaitu pada internal diri fitrah
sang anak juga eksternal atau lingkungannya, seperti lingkungan di sekolah,
di dalam keluarga, dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya (Syamsu,
2012). Lingkungan pendidikan di sekolah menjadi penting bagi kehidupan
seseorang, sebab di lingkungan inilah manusia mendapatkan pendidikannya
secara layak dan bermutu. Murid di sekolah lebih sering mengabiskan
waktunya di lingkungan sekolah, bersama para guru dan teman-temann di
sekolahnya. Dan lingkungan sekolah juga menjad lingkungan yang sangat
penting dan berpengaruh dalam perkembangan selain di rumah nya, karena
kegiatan belajar dan pembiasaan kegitan di sekolah inilah yang nantinya
mendukung untuk peningkatan kecerdasan spiritual anak (Fitria, 2020).
Pendidikan bisa menjadikan seseorang yang pandai, akan tetapi pandai
menjalankan dan menyerap pengetahuan mereka untuk kehidupan sehari-
hari dengan benar itu jauh lebih berguna. Pendidikan yang baik juga dapat
mewujudkan kepribadian seseorang lebih seimbang dalam berinteraksi
dengan masyarakat dan bisa membuat mereka pribadi yang lebih matang
(Sulaiman, Moch. & Hamdani, 2018). Pengembangan kecerdasan spiritual
butuh terus dilanjutkan karena kecerdasan spiritual sebagian hasil dari
pengetahuan, pengalaman, dan pemikiran yang jernih. Terutama yang di
dapatkan dari proses pembelajaran di dunia pendidikan seperti di sekolah.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini
dipilih karena memungkinkan peneliti untuk melakukan intervensi langsung
dalam proses pembelajaran dan mengamati perubahan yang terjadi secara
real-time. Data kualitatif merupakan data mentah yang bersifat empiris dan
terdiri dari uraian terperinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus
(Millah et al., 2023). Mereka dikumpulkan dalam bentuk cerita terbuka
(open-ended narrative) tanpa melakukan upaya apa pun untuk menutupnya.
berdasarkan konteks masalah dan gambaran data yang diinginkan, teknik
pengumpulan data kualitatif pada dasarnya bersifat fleksibel (Harahap,
2018) Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu observasi dan wawancara kepada siswa dan guru di SMKS Binong
Permai Curug Kabupaten Tangerang.
Sekolah dan juga guru, perlu mengetahui apa saja faktor yang
mempengaruhi dan juga mendukung siswa untuk mengembangkan
kecerdasan spiritualnya, karena hal ini amat sangat membantu para
siswa untuk menjadi pribadi yang memili kecerdasan spiritual yang
baik, berdasarkan hasil wawancara dan juga pengamatan kami
Menurut (Muhibbah Pulungan, 2023) Ada beberapa faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual pada siswa, yaitu ada faktor
yang bersumber dari dalam dan faktor yang bersumber dari luar,
beberapa faktor tersebut juga dialami oleh SMKS Binong Permai
dalam proses pengembangan kecerdasan spiritual, diantaranya yaitu :
1. Lingkungan Sekolah
2. Peranan Guru
Guru yang menunjukkan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti integritas, kejujuran, dan sikap spiritual yang kuat, akan
menjadi panutan bagi siswa. Sikap dan perilaku guru dapat
mempengaruhi siswa untuk mengembangkan kecerdasan spiritual
mereka. Metode pengajaran yang inklusif dan integratif, yang
menggabungkan aspek-aspek spiritual dalam pelajaran sehari-hari,
juga mampu membantu siswa untuk memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai spiritual. Guru yang menggunakan
pendekatan personal dan memberikan ruang diskusi tentang nilai-
nilai moral dan spiritual juga berperan penting.
3. Keluarga
Keluarga dari para siswa dengan nilai-nilai spiritual yang kuat dan
yang aktif dalam kegiatan keagamaan akan cenderung memiliki
pengaruh positif terhadap perkembangan kecerdasan spiritual
siswa. Dukungan dan dorongan dari orang tua untuk terlibat dalam
kegiatan keagamaan dan moral di sekolah sangat penting. Selain
itu, komunikasi yang terbuka dan jujur dalam keluarga tentang
masalah-masalah spiritual dan moral akan membantu siswa untuk
lebih memahami dan menghargai nilai-nilai tersebut.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
5. Teman Bergaul
6. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi yang bermakna, seperti mendapatkan ujian
dan tantangan dalam hidup, dapat dijadikan kesempatan bagi
siswa untuk mengembangkan serta meningkatkan kecerdasan
spiritual. Kejadian seperti itu seringkali mendorong refleksi diri
dan pencarian makna hidup yang lebih dalam. Selain itu, tingkat
kesadaran diri siswa juga berpengaruh. Siswa yang memiliki
kesadaran diri yang tinggi cenderung lebih terbuka untuk
mengembangkan aspek-aspek spiritual dalam diri mereka.
PENUTUP
Berdasarkan hasil yang telah diteliti dan berbagai penjelasan diatas, dapat diambil
Kesimpulan bahwasanya proses perkembangan kecerdasan spiritual para siswa di
SMKS Binong Permai ini memerlukan peran aktif dari berbagai pihak, mulai dari
keluarga, guru, lingkungan sekolah, hingga teman bergaul. Pentingnya integrasi
nilai-nilai spiritual dalam pendidikan dan kegiatan sekolah menjadi kunci dalam
membentuk karakter dan moral siswa di SMKS Binong Permai ini.
Oleh karena itu, disarankan agar guru memainkan peran yang lebih proaktif dalam
mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam pembelajaran, sekolah meningkatkan
kerjasama dengan keluarga untuk mendukung pengembangan kecerdasan spiritual
siswa, serta mengembangkan program keagamaan dan kegiatan ekstrakurikuler
yang mendukung nilai-nilai spiritual. Selain itu, perlu juga meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya kecerdasan spiritual melalui pendekatan yang
menarik dan relevan bagi mereka. Pengadaan fasilitas dan peningkatan sumber
daya tak kalah penting dalam proses pencapaian tujuan program kecerdasan
spiritual ini untuk para siswa, dengan faktor-faktor tersebut siswa dinilai akan
memiliki motivasi dan semangat dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
yang ada dalam dirinya. Sehingga tujuan sekolah SMKS Binong Permai Curug
dalam pengembangan kecerdasan spiritual pada siswa nya dapat tercapai dengan
baik dan mudah. Dengan implementasi saran-saran yang kami tuangkan,
diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pengembangan kecerdasan spiritual siswa di berbagai lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, R., Wibowo, D. V., & Nurseha, A. (2022). Upaya Guru PAI Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas IX Di Smp Negeri 2
Bantur Kabupaten Malang. Tarbiya Islamica, 10(2), 89–102.
http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/7542%0Ahttp://
www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/download/7542/6056
Anisa, R., Wibowo, D. V., & Nurseha, A. (2023). Upaya Guru Pai Dalam
Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual Siswa Di Smp Negeri 2 Jalancagak.
Tarbiya Islamica, 10(2), 89–102. https://doi.org/10.37567/ti.v10i2.1496
Azzet, A. M. (2010). Mengembangkan Kecerdasan Spiritual bagi Anak. Katahati.
Fitria. (2020). Konsep Kecerdasan Spiritual dan Emosional dalam Membentuk
Budi Pekerti (Akhlak). Guepedia.
Habiburrakhman, A. I. (2021). Pengembangan Kecerdasan Spiritual pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Konsep Modernisasi Pendidikan
Menurut Fazlur Rahman. PATTINGALLOANG, 8(2), 87–99.
Https://Doi.Org/10.26858/JP.V8I2.22831..
Millah, A. S., Apriyani, Arobiah, D., Febriani, E. S., & Ramdhani, E. (2023).
Analisis Data dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Kreativitas
Mahasiswa, 1(2), 140–153.
Muhibbah Pulungan, N. (2023). Implementasi Program Keagamaan dan
Dampaknya terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa di SMA Negeri 3
Panyabungan.
Parhati, L. N., Zulijah, S., & Nugroho, M. T. (2022). Peran Guru PAI dalam
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual dan Emosional Peserta Didik Sekolah
Dasar. Journal of Elementary Educational Research, 2(2), 121–129.
https://doi.org/10.30984/jeer.v2i2.285
Radaaditia. (2020). About Intellegent and Genius. Guepedia.
Sulaiman, Moch. & Hamdani, M. D. A. (2018). Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum 2013.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 6(1), 77-110.
Syamsu, Y. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja
Rosdakarya.
Tandayu, M. H. (2019). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menanamkan Kecerdasan Spiritual Pada Siswa Di Sma N 01 Balapulang
Tegal. Αγαη, 8(5), 55.
Ulfa, F. (2019). Cara Cerdas Mengatasi Krisis Spiritual Anak. Alprin.
Wahab, A., & U. (2011). Kepempimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Ar-Ruzz Media.