Suci Ramdayani FTK - Compressed

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 192

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT

BERBASIS POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN


14 JENEPONTO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Biologi
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SUCI RAMDAYANI
NIM: 20500117046

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Suci Ramdayani

NIM : 20500117046

Tempat/Tgl. Lahir : Jeneponto, 19 Februari 2000

Jur/Prodi/Konsentrasi : Pendidikan Biologi

Fakultas/Program : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Samata, Gowa

Judul :”Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis

Potensi Lokal Materi Ekosistem Kelas X SMAN 14

Jeneponto”.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia

merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 24 Juni 2021

Penyusun

Suci Ramdayani
20500117046

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan proposal skripsi Saudara Suci Ramdayani, NIM:


20500117046, mahasiswa Jurusan/Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan saksama meneliti dan
mengoreksi proposal skripsi yang bersangkutan dengan judul “Pengembangan
Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal Materi Ekosistem
Kelas X SMAN 14 Jeneponto”, memandang bahwa proposal skripsi tersebut
telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan dalam
sidang Ujian Kualifikasi Proposal Skripsi.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Samata-Gowa, Juli 2020

Pembimbing I, Pembimbing II

Ainul Uyuni Taufik, S.P., S.Pd., M.Pd. Dr. Hj. Dahlia Patiung, S.Ag., M.Pd.

NIP 198503132015032005 NIP. 197404242014112002

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur tiada hentinya penulis

haturkan atas kehadirat Allah swt. yang maha pemberi petunjuk, anugerah dan

nikmat iman, islam dan ihsan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

Lokal Materi Ekosistem Kelas X SMAN 14 Jeneponto”. Allahumma Shalli a’la

Sayyidina Muhammad, penulis curahkan kehadirat junjungan umat, pemberi

syafa’at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini, seorang manusia

pilihan dan teladan kita, Rasullulah saw. beserta keluarga, para sahabat dan

pengikut beliau hingga akhir zaman, Amiin. Penulis merasa sangat berhutang budi

pada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, sehingga

sewajarnya bila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang memberikan semangat dan bantuan, baik secara material

maupun spiritual. Skripsi ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang

telah digerakkan hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan

dan bimbingan bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih

dan rasa hormat yang tidak terhingga dan teristimewa kepada kedua orang tua,

Ibunda Hj. Sangnging dg Gowa dan Ayahanda H. Mantari Dg Sila, atas

segala doa dan pengorbanannya yang telah melahirkan, mengasuh, memelihara,

mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan

yang tidak terhitung sejak dalam kandungan serta membantu saya dalam

menyelesaikan pendidikan dan selalu memberikan motivasi dan dorongan baik

moril dan materil serta seluruh keluarga yang telah memberikan perhatian dan

pengorbanan serta keikhlasan doa demi kesuksesan penulis. Semoga Allah

iv
Subahanahu Wa Ta’ala memberikan perlindungan, kesehatan, dan pahala yang

berlipat ganda atas kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.

Selanjutnya terkhusus penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., P.hD., selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin

Naro, M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darusalam Syamsuddin,

M.Ag., selaku Wakil Rektor III, Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag.,

selaku Wakil Rektor IV, atas segala pelayanan dan bantuan yang diberikan

selama berada di kampus peradaban ini.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Dr. M. Sabir U, M.Ag., selaku Wakil Dekan Akademik, Dr. M.

Rusdi, M.Ag., M.Si selaku Wakil dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. H.

Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,

beserta seluruh stafnya, atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa

memberikan dorongan, bimbingan, dan nasehat kepada penulis.

3. Dr. H. Muh Rapi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Ainul

Uyuni Taufiq, S.P., S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Biologi

UIN Alauddin Makassar yang telah banyak meluangkan waktu untuk

mengarahkan, memberikan motivasi serta dorongan yang sangat berharga bagi

penulis sejak penulisan skripsi hingga selesai.

4. Ainul Uyuni Taufiq, S.P., S.Pd., M.Pd., dan Dr. Hj. Dahlia Patiung, S.Ag.,

M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

v
5. Dr. Jamilah, S.Si., M.Si dan Dr. Safei, M.Si., selaku penguji I dan penguji II

yang telah banyak memberikan saran, arahan serta masukan dalam

penyusunan skripsi kepada penulis hingga selesai.

6. Dr. H. Muh Rapi, M.Pd., dan Syamsul S.Pd., M.Pd, selaku validator I dan

validator II yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis

hingga selesai.

7. Semua pihak dosen dan staf di ruang lingkup Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat selama penulis

menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar.

8. Kepala perpustakaan dan seluruh staf dan berbagai fasilitas yang disedikan,

yang memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

9. Pihak sekolah SMAN 14 Jeneponto terkhusus kepada Ibu Irnawati, S.Si.

selaku guru mata pelajaran Biologi kelas X SMAN 14 Jeneponto yang telah

memberi kemudahan dan kerja samanya selama penulis melakukan penelitian

dalam rangka penyelesaian skripsi.

10. Adik-adik kelas X SMAN 14 Jeneponto yang telah membantu peneliti selama

proses penelitian.

11. Saudara saya Heri Darmawan S.E., dan senior saya Muhammad Irfan Akbar

S.Pd., yang senantiasa memberikan dukungan baik fisik, doa maupun materi

serta saran dan masukan yang selalu memotivasi.

12. Keluarga besar bapak H. Ika dan bapak H. Raja, yang banyak memberikan

semangat dan doa.

13. Sahabat-sahabatku (Inda, Nuri, Ana, Hikma, Epi, Nayla, Alun, Imma, Risna,

Tuti, & Leli) yang senantiasa memberikan semangat, doa dan bantuan, serta

selalu membersamai.

14. Kak Dio yang senantiasa mengajar serta membimbing saya dalam mendesain.

vi
15. Teman-teman KKN angkatan 64 posko 5 (Risna, Iis, Lita, Dewi, Rahmi,

Riska, Kimel, Rusdi dan Rini).

16. Teman-teman kelasku tercinta Biologi 3 4 dan rekan-rekan mahasiswa

angkatan 2017 (RA17IX) tanpa terkecuali terima kasih atas kebersamaannya

menjalani hari-hari perkuliahan, semoga menjadi kenangan terindah yang tak

terlupakan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Hanya kepada Allah

Swt, penulis memohon ridha dan magfirah-Nya, semoga segala dukungan serta

bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah swt, semoga

karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, Aamiin ya Rabbal A’lamin.

Samata, 22 Juni 2021

Penulis

Suci Ramdayani
20500117046

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xi

ABSTRAK ................................................................................................................ xiv

ABSTRACT .............................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Fokus dan Spesifikasi Produk ........................................................................ 7

D. Kajian Pustaka................................................................................................ 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Penelitian dan Pengembangan ....................................................................... 15

B. Media Pembelajaran ...................................................................................... 18

C. Bahan Ajar ..................................................................................................... 22

viii
D. Handout ......................................................................................................... 27

E. Potensi Lokal ................................................................................................. 29

F. Materi Ekosistem dan Karakteristik Materi .................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 38

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ......................................................................... 38

C. Model Pengembangan .................................................................................... 38

D. Instrumen Penelitian....................................................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 44

F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 51

B. Pembahasan................................................................................................... 69

1. Pengembangan Media Pembelajaran Handout ....................................... 69

2. Kevalidan Media Pembelajaran Handout ............................................... 72

3. Kepraktisan Media Pembelajaran Handout ............................................ 74

4. Keefektifan Media Pembelajaran Handout ............................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 78

B. Implikasi Penelitian....................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 85

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. 176

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kriteria Kevalidan ................................................................................... 46

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kepraktisan .................................................................. 47

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Keefektifan................................................................... 50

Tabel 4.1. Nama-Nama Validator ............................................................................. 61

Tabel 4.2. Saran-Saran Dan Masukan Kedua Validator ........................................... 61

Tabel 4.3. Perbandingan Hasil Prototype I Dan Prototype II .................................... 63

Tabel 4.4. Rata-Rata Hasil Penilaian Validator ........................................................ 67

Tabel 4.5. Hasil Respon Keseluruhan ....................................................................... 68

Tabel 4.6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik ................................. 69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Diagram Model Pembelajaran Thiagarajan ........................... 39

Gambar 4.1. Desain Cover Media Handout ............................................................. 67

x
DAFTAR LAMPIRAN

Sampul ...................................................................................................................... 85

Lampiran A .............................................................................................................. 86

Lampiran A.1 Hasil Validasi Media Handout Berbasis Potensi Lokal ................ ….87

A. Hasil Validasi Handout Potensi Lokal ............................................... 87

B. Analisis Validasi Handout Potensi Lokal ........................................... 88

Lampiran A.2 Hasil Angket Respon Peserta Didik ................................................... 91

A. Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik ..................................... 91

B. Analisis Validasi Angket Respon Peserta Didik................................ 91

Lampiran A.3 Hasil Validasi Angket Respon Guru .................................................. 93

A. Hasil Validasi Angket Respon Guru .................................................. 93

B. Analisis Validasi Angket Respon Guru ............................................. 93

Lampiran A.4 Hasil Validasi Soal ............................................................................. 95

A. Hasil Validasi Soal ............................................................................. 95

B. Analisis Validasi Soal ........................................................................ 95

Lampiran A.5 Hasil Validasi RPP ............................................................................. 97

A. Hasil Validasi RPP ............................................................................. 97

B. Analisis Validasi RPP ........................................................................ 98

Lampiran B............................................................................................................... 100

Lampiran B.1 Angket Respon Peserta Didik Dan Guru ........................................... 101

xi
A. Hasil Angket Respon Peserta Didik Kelas X SMAN 14 Jeneponto

Terhadap Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal ...... 101

B. Deskripsi Respon Hasil Angket Respon Peserta Didik Terhadap

Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal ...................... 102

C. Deskripsi Hasil Angket Respon Guru Terhadap Media Pembelajaran

Handout ............................................................................................... 103

Lampiran B.2 Tes Hasil Belajar ................................................................................. 105

A. Hasil Tes Belajar Peserta Didik ............................................................ 1105

B. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik ............................. 105

Lampiran C ............................................................................................................. 106

Lampiran C.1 Lembar Validasi Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

lokal .................................................................................................... 107

C.2 Lembar Validasi Soal ......................................................................... 115

C.3 Soal ..................................................................................................... 121

C.4 Lembar Validasi Angket Respon Guru ............................................... 133

C.5 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ................................. 139

C.6 Angket Respon Guru .......................................................................... 145

C.7 Angket Respon Peserta Didik ............................................................. 148

C.8 Lembar Validasi RPP ......................................................................... 151

Lampiran D .............................................................................................................. 157

Lampiran D.1 Media Handout Berbasis Potensi Lokal ............................................. 158

D.2 Dokumentasi ...................................................................................... 164

xii
Lampiran E............................................................................................................... 168

Lampiran E.1 SK Pembimbiung ................................................................................ 169

E.2 SK Seminar Proposal .......................................................................... 170

E.3 Surat Keterangan Validator................................................................. 171

E.4 Surat Rekomendasi Izin Penelitian ..................................................... 172

E.5 Surat Keterangan Penelitian ................................................................ 173

E.6 SK Ujian Komprehensif ...................................................................... 174

E.7 SK Ujian Munaqasyah ........................................................................ 175

xiii
ABSTRAK
Nama : Suci Ramdayani
Nim : 20500117046
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi :“Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis
Potensi Lokal Materi Ekosistem Kelas X SMAN 14
Jeneponto”
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media pembelajaran
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem, (2) mengetahui tingkat kevalidan
media pembelajaran handout berbasis potensi lokal materi ekosistem, (3)
mengetahui tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis potensi
lokal materi ekosistem, (4) mengetahui tingkat keefektifan media pembelajaran
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem. Jenis penelitian ini ialah
penelitian pengembangan tipe 4-D yang dikembangkan oleh S Thiagarajan,
Dorothy S, Semmel, dan Melvyn I Semmel, tipe pengembangan ini terdiri atas 4
tahapan, tahap pertama yaitu pendefinisian (Define), tahap kedua perancangan
(Design), tahap ketiga pengembangan (Develop), dan tahap keempat penyebaran
(Dessiminate). Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran media
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang diuji melalui uji validitas,
uji kepraktisan, dan uji keefektifan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas X SMAN 14 Jeneponto 11 orang. Instrumen penelitian ini berupa
lembar validasi untuk mendapatkan data kevalidan produk, angket respon guru
dan peserta didik untuk mendapatkan data kepraktisan produk, serta tes hasil
belajar untuk mendapatkan data keefektifan produk.
Berdasarkan hasil penilaian, didapatkan data dari (1) validator ahli, tingkat
kevalidan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal berada pada
kategori sangat valid dengan nilai rata-rata 3,72. (2) Respon guru dan peserta
didik, tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal
berada pada kategori positif dengan nilai rata-rata 3,53. (3) Hasil tes peserta didik
dikategorikan efektif karena mencapai presentase ketuntasan 100%.
Implikasi dari penelitian ini adalah (1) Media pembelajaran handout
berbasis potensi lokal layak dipertimbangkan sebagai salah satu media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. (2) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
mengembangkan bahan ajar dengan menambah keterbatasan-keterbatasan yang
ada pada media handout berbasis potensi lokal ini dan juga diuji cobakan di
sekolah-sekolah lain.

Kunci: Pengembangan, Media pembelajaran, Handout Berbasis Potensi Lokal.

xiv
ABSTRACT

Name : Suci Ramdayani


Nim : 20500117046
Department : Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan Biologi
Title : “Development of Handout Learning Media Based on
Local Potential Of Class X SMAN 14 Jeneponto
Ecosystem Materials”

This study aims to (1) develop handout learning media based on local
potential ecosystem material, (2) know the validity level of handout learning
media based on local potential ecosystem material, (3) know the level of
practicality of handout learning media based on local potential ecosystem
material, (4) know the effectiveness of handout learning media based on local
potential ecosystem material. The type of research was a 4-D type development
research developed by S Thiagarajan, Dorothy S, Semmel, and Melvyn I Semmel,
the type of development consists of 4 stages, the first stage was define, the second
stage of design, the third stage of development (Develop), and the fourth stage of
deployment (Dessiminate). Products developed in the form of learning media
handouts based on local potential ecosystem materials are tested through validity
tests, practicality tests, and effectiveness tests. The subjects in this study were
students of class X SMAN 14 Jeneponto 11 people. This research instrument is a
validation sheet to obtain data on product validity, questionnaires of responses of
teachers and students to obtain data on product practicality, as well as test learning
results to obtain data on product effectiveness.
Based on the results of the assessment, obtained data from (1) expert
validators, the validity level of local potential-based handout learning media was
in a very valid category with an average score of 3.72. (2) The response of
teachers and students, the level of practicality of local potential-based handout
learning media wass in the positive category with an average score of 3.53.(3) The
test results of the students are categorized as effective because it reaches a 100%
completion percentage.
The implication of this research is that (1) Local potential-based handout
learning media deserves to be considered as one of the media that can be used in
the learning process. (2) For further researchers in order to develop teaching
materials by adding to the limitations that exist in this local potential-based
handout media and also tested in other schools.

Keywords: Development, Learning Media, Local Potential Based Handouts.

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umumnya pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan sumber daya

manusia menuju upaya ideal agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil).1

Pendidikan ini diwujudkan dengan adanya kerja keras yang dilakukan secara

sistematis, setiap insan harus bertanggung jawab dan bermanfaat sehingga dapat

mempengaruhi peserta didik dalam mencapai cita-cita yang diinginkan sehingga

dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan peserta didik.2 Pendidikan

juga merupakan upaya untuk meningkatkan sarana menuju terbentuknya manusia

atau individu yang bersifat mandiri yang membentuk kepribadian sehingga

mampu melihat dunia luar dan memperkaya ilmu dengan menambah wawasan

dan mencari tahu dalam hal-hal kecil.3

Pendidikan adalah pengajaran yang dilakukan oleh pendidik yang diupayakan

untuk anak dan remaja agar mempunyai kemampuan serta kesadaran terhadap

hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.4 Pendidikan mengacu pada

usaha yang sifatnya sadar dan juga terorganisir secara teratur dalam

mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, pendidikan

juga dapat diartikan sebagai persiapan generasi muda kedepannya untuk

keberlangsungan kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan itu ditandai oleh

pewarisan budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat dan bangsa, oleh karena

1
H.R. Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia (Cet. III;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 17-18.
2
Daryanto, media Pembelajaran (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010)
3
Raharjo Budi Sabar, Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Vol. 6, No 3. h. 229.
4
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 77.

1
2

itu pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan

yang sesuai, dan juga model pembelajaran yang efektif.5

Praktik pendidikan pun harus senantiasa mengacu pada eksistensi daripada

manusia itu sendiri. Maka kemudian lahir sebuah mekanisme pendidikan yang

kritis, demokratis, transformatif yang beriorentasi pada upaya memanusiakan

manusia, dengan demikian pendidikan bukanlah bagian dari suatu pengalihan atau

pengetahuan semata, tetapi ia pun melatih peserta didik dalam upayanya

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sejak lahir.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang pendidikan nasional menyatakan :

Pedidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara
Republik Indonesia yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.6

Pendidikan merupakan suatu proses yang mencakup tiga dimensi yaitu

individu, masyarakat dan komunitas nasional pada individu. Pendidikan juga

diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam

perkembangan individu dalam bermasyarakat. Pendidikan terdapat dua hal yang

penting yaitu berfikir (kognitif) dan sikap (afektif). Penekanan pendidikan disini

yaitu terletak pada pembentukan kesadaran dan kepribadian individu dan

masyarakat disamping mentransfer ilmu dan keahlian.7 Adapun Menurut KI Hajar

Dewantara bahwasanya substansi pendidikan sebagai upaya untuk memajukan

5
Afandi, Charnalah, dan Wardani, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
(Semarang:UNISSULA Press 2013), h. 10.
6
Republik Indonesia, Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bab II, Pasal 3.
7
Nurkholis, Pendidikan dalam Memajukan Tekhnologi. Jurnal Kependidikan. 2013. Vol
1, No.1. h. 25-26.
3

dan membebaskan manusia serta menurut Drikarya adalah sebagai bukti

memanusiakan manusia.8 Sesungguhnya materi ini telah dijelaskan didalam al-

Qur’an jauh hari atau kata lain tidak dapat terpisahkan, oleh karena itu Allah swt.

berfirman dalam QS Al-Mujadalah/58:11.

‫اَّللُ لَ ُك ْم َو ِإذَا قِي َل‬


َّ ِ‫سح‬َ ‫س ُحىا يَ ْف‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِيهَ آ َمىُىا إِذَا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّس ُحىا فِي ْال َم َجا ِل ِس فَا ْف‬
َّ ‫ت َو‬
‫اَّللُ ِب َما‬ ٍ ‫اَّللُ الَّذِيهَ آ َمىُىا ِمى ُك ْم َوالَّذِيهَ أُوتُىا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬ َّ ِ‫ش ُزوا يَ ْزفَع‬ ُ ‫ش ُزوا فَاو‬ ُ ‫او‬
﴾١١﴿ ‫يز‬ ٌ ِ‫ت َ ْع َملُىنَ َخب‬
Terjemahnya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.9

Maksud dari Al-Mujadalah tersebut adalah orang yang beriman dan berilmu

pengetahuan diangkat derajatnya oleh Allah swt karena orang yang beriman dan

berilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan

untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini.

Ketegasan Allah swt., mengangkat orang-orang yang beriman diantara kita

(ummat manusia) dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, bukan tanpa

alasan, melainkan semata-mata untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada sang

pencipta, sehingga umat manusia mampu mendapatkan nikmat kebahagiaan di

dunia maupun di akhirat kelak. Ada riwayat yang mengatakan bahwa ayat diatas

turun pada hari jum’at. Ketika Rasulullah saw. berada disuatu tempat yang

sempit, sehingga dikatakan seperti menuntut ilmu kemudian seorang ahli fiqih

Imam Al-Ghazali, berpendapat tentang ketika mengadakan suatu pendidikan atau

8
KI Hajar Dewantara & Drikarya, Pendidikan dalam Memajukan Tekhnologi. Jurnal
Kependidikan. 2013. Vol 1, No. 1. h. 25-26.
9
Departemen Agama RI, Alhidayah (Banten: PT. Kalim Tangerang Selatan, 2005), h.
542.
4

menuntut ilmu boleh tidaknya berdiri untuk menyambut orang yang datang dalam

suatu pendidikan.10

Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses

pendidikan adalah komponen guru (pendidik). Bagaimanapun bagus dan idealnya

kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana

pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan pendidik dalam

mengimplementasikanya maka semuanya akan kurang bermakna. 11 Dalam dunia

pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang

kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif,

yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan

ruang pada peserta didik untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam

mengeskplorasi dan mengelaborasi kemampuanya.12

Zaman sekarang pada hakikatnya guru pendidikan biologi dihadapkan

berbagai macam masalah terkait materi biologi agar tetap menarik minat belajar

dan dapat memberikan keefektifan pada proses pembelajaran untuk meningkatkan

perilaku peserta didik serta merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, guru biologi sebagai pendidik didalam menyongsong era

transformasi dan globalisasi yang semakin hari meningkat dengan pesat, patutlah

guru biologi sebagai seorang yang ahli didalam kompetensi bidangnya memiliki

keilmuan yang dapat menerapkan dan mengimplementasikan pengetahuan ilmu

biologi didalam mengarungi bahtera kehidupan saat ini. Selain itu guru biologi

juga patut memilik skill yang relevan agar ilmu biologi yang diterapkan dapat

bermanfaat untuk peserta didik. Guru biologi sekiranya dapat mengembangkan

10
Sholeh. Pendidikan dalam Al-Qur’an (Konsep Ta’lim QS. Al-Mujadilah ayat 11).
Jurnal Al-Thariqah. 2016. No. 2. Vol 1. h. 21.
11
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan. Jenis, Model dan Prosedur (Bandung: Kencana
Prenada Media Group, 2016), h. 13.
12
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.19.
5

suatu pembelajaran biologi yang dalam proses pembelajaran menjadikan peserta

didik bersemangat menerima pelajaran.13

Media pada proses pembelajaran difungsikan sebagai alat bantu untuk

memperjelas materi yang diberikan oleh pendidik, karena pada hakikatnya guru

tidak selalu dapat memperlihatkan peserta didik pada objek nyata, oleh karena itu

diperlukan media berupa bahan ajar yang dapat digunakan sebagai alat peraga

yang bertujuan untuk menghadirkan dan sekaligus memperlihatkan objek yang

tidak dapat dilihat oleh peserta didik secara nyata.

Penggunaan media yang tepat dan pas akan meningkatkan perhatian peserta

didik pada topik yang akan dibahas, oleh karena itu media yang akan digunakan

harus benar-benar membantu proses pembelajaran. Fungsi media bagi guru yaitu

membantu merealisasikan konsep atau gagasan sehingga peserta didik termotivasi

untuk belajar aktif. Bagi peserta didik media berfungsi sebagai jembatan dalam

berfikir kritis. Oleh karena itu media dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik

dalam mencapai suatu kompetensi dasar yang sudah ada, Agar media

pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru terlebih dahulu

mengetahui pembelajarannya dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi

peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.14

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik dan guru di

SMA 14 Jeneponto yang bernama ibu Irnawati S. Si, selaku guru biologi kelas X

MIPA 1 pada 15 februari 2020 diruang guru SMA 14 Jeneponto, peserta didik

memiliki kesulitan pada materi ekosistem karena mungkin saja terdapat faktor

yaitu peserta didik menganggap materi tersebut sangat membosankan, selain itu

alat bantu media dan metode yang digunakan belum cukup memadai, biasanya

13
H. Imam Suprayogo, Quo Fadis Pendidikan Islam (Cet. II: Malang, 2006), h. 15.
14
Emda Amna. Pemanfaatan Media Pembelajaran Biologi Di Sekolah. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA. 2011. Vol.12, No 1. h. l.
6

metode yang digunakan adalah metode ceramah dan dibantu dengan media berupa

buku paket biologi yang bersifat umum yang di dalamnya lebih mendominasi teks

dan hasilnya peserta didik lebih cepat jenuh dan bosan, hal ini juga dapat

membuat peserta didik mudah lupa dengan materi yang diajarkan.

Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara mendesain sebuah bahan ajar

handout berbasis potensi lokal. Bahan ajar handout didalamnya berisi materi

ekosistem disertakan gambar yang lebih menarik. Dimana basis potensi lokal ini

menuntut peserta didik untuk mengetahui potensi lokal di kawasan Lembah Hijau

Rumbia yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar dan mengaitkan materi

ekosistem sehingga menghasilkan gambar yang menarik dan nyata karena di

ambil langsung ditempat pengambilan sampel di Lembah Hijau Rumbia

Jeneponto.

Berdasarkan kekurangan penggunaan media yang terjadi dilapangan inilah

salah satu alasan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

pengembangan media handout berbasis potensi lokal untuk peserta didik di

SMAN 14 Jeneponto, terkhusus mata pelajaran biologi materi ekosistem di kelas

X MIPA 1. Media handout diharapkan dapat dijadikan sebagai media

pembelajaran yang menarik, efektif dan praktis sehingga peserta didik dapat lebih

mudah dalam mempelajari dan memahami pelajaran biologi terkait materi

ekosistem yang diberikan oleh pendidik, selain itu dapat memberikan inspirasi

kepada guru agar lebih kreatif dalam menggunakan media.

Pengembangan media pembelajaran handout khususnya berbasis potensi

lokal merupakan media pembelajaran yang mengajak peserta didik mengetahui

bagaimana potensi lokal atau sumber daya alam yang dimiliki pada suatu daerah

terkhusus di kawasan Lembah Hijau Rumbia agar peserta didik bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran, serta proses belajar pun berlangsung aktif dan
7

bisa mengimplementasikannya baik disekolah, keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

Lokal Materi Ekosistem Kelas X SMAN 14 Jeneponto”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diuraikan berdasarkan latar belakang tersebut

ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto?

2. Bagaimana tingkat kevalidan media pembelajaran handout berbasis potensi

lokal terhadap materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto?

3. Bagaimana tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto?

4. Bagaimana tingkat keefektifan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto?

C. Fokus dan Spesifikasi Produk

Media yang akan dikembangkan oleh peneliti diadopsi dari penelitian

sebelumnya yang diteliti oleh Muhammad Irfan Akbar pada tahun 2014 judul

skripsi “Pengembangan Handout Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan

Pada Peserta Didik kelas XI SMK Lantoro Enrekang Kabupaten Enrekang pada

prodi PAI di Universitas Islam Negeri Uin Alauddin Makassar”. Menurut aspek

yang dinilai serta berdasarkan rumusan masalah yang dilihat dari kevalidan,

kepraktisan, dan keefektifan maka dilihat dari semua aspek penilaian, media

pembelajaran yang telah direvisi termasuk dalam kategori valid dengan persentase

cukup baik. Akan tetapi buku ajar yang akan peneliti kembangkan selanjutnya

memiliki perbedaan dari segi desain maupun materi, serta basis yang digunakan.
8

Media pembelajaran handout berbasis potensi lokal pada materi ekosistem

yang akan peneliti kembangkan ialah sebuah buku ajar yang memuat materi

ekosistem, Kemudian untuk potensi lokal berupa spesies (flora dan fauna), dengan

ini desain yang dibuat berupa bahan ajar berbasis potensi lokal materi ekosistem

yang dibuat agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan belajar biologi

pada materi ekosistem. Spesifikasi dari produk ini dilihat dari segi isi yang

memuat lebih kepada materi, dalam buku ini juga akan disertakan gambar flora

dan fauna dan mempelajari potensi lokal yang dikaitkan dengan pelajaran biologi

sehingga dapat membuat peserta didik mengetahui potensi lokal yang ada di

kawasan Lembah Hijau Rumbia kabupaten Jeneponto.

D. Kajian Pustaka

1. Muhammad Irfan Akbar dengan skripsi yang berjudul “Pengembangan

Handout Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan Pada Peserta Didik

Kelas XI SMK Latanro Enrekang Kab. Enrekang”. Program studi

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan

handout pendidikan agama islam dan juga bagaimana tingkat kevalidan,

kepraktisan serta keefektifan dari media handout tersebut. Jenis Penelitian

ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and Development)

dengan menggunakan model 4-D. Menurut aspek yang dicapai dan juga

berdasarkan rumusan masalah dari tingkat kevalidan, kepraktisan, serta

keefektifan maka dilihat pada aspek penilaian, media pembelajaran yang

telah direvisi termasuk dalam kategori valid dengan persentase cukup baik,

maka hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai bahan ajar pada mata

kuliah PAI. Persamaan Pengembangan produk ini dengan produk yang saya

kembangkan yaitu sama-sama mengembangkan handout, namun


9

perbedaannya dari basis, dimana peneliti sebelumnya menggunakan basis

lingkungan, sedangkan saya menggunakan basis potensi lokal, perbedaan

lainnya yaitu dari materi yang diambil dan juga dari desain yang akan

dibuat.15

2. Finga Fitri dkk. dalam bentuk Jurnal yang berjudul “Pengembangan

Handout Dinamika Populasi Hewan Berbasis Potensi Lokal dengan Sumber

Belajar di Danau Singkarak Sumatera Barat”. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk Mengembangkan bahan ajar berupa handout

yang dilengkapi dengan RPS, SAP, dan instrumen penilaian psikomotorik

dan penilaian sikap. Handout yang dikembangkan berbasis potensi lokal di

sumatera barat sebagai penunjang mata kuliah ekologi hewan dengan

bahasan tentang dinamika populasi hewan. Dilihat dari data dan kesimpulan

dari penelitian ini bahwa produk pengembangan handout yang dilengkapi

dengan RPS, SAP, dan instrumen penilaian sikap dan psikomotorik

persentase hasil validasi handout yang diteliti mencapai persentase praktis

secara berturut-turut 97,9%, 92,7, dan 94,3%. Jadi dapat disimpulkan

pengembangan handout layak digunakan.16

3. Hindam Wahaddyan yang berbentuk jurnal berjudul “Pengembangan

Handout Bergambar Dengan Kamus Istilah Mata Pelajaran IPA Siswa

Tunarungu Smalb”. Adapun tujuan penelitian Hindam adalah untuk

menghasilkan bahan ajar handout dengan kamus istilah ilmu pengetahuan

alam pembelajaran bagi peserta didik SMALB-B SMA berkebutuhan

Khusus YPTB Malang yang dapat meringankan gangguan pendengaran

15
Muhammad Irfan Akbar, Pengembangan Handout Pendidikan Agama Islam Berbasis
Lingkungan Pada Peserta Didik SMK Latanro Enrekang Kabupaten Enrekang, Skripsi (Uin
Alauddin Makassar, 2018).
16
Finga fitri dkk, Pengembangan Handout dinamika populasi Hewan Berbasis Potensi
Lokal dengan Sumber Belajar di Danau Singkarak Sumatra Barat. Jurnal Pendidikan. 2016, Vol 1.
No 11. h. 136.
10

peserta didik di kelas X semester 2 dalam belajar memahami konsep dan

menjelajahi sekitar lingkungan yang terkait dengan kehidupan. Hasil

penelitian yang dilihat dari data dan kesimpulan menunjukkan handout

bergambar dengan kamus istilah mata pelajaran IPA untuk peserta didik

tunarungu SMALB-YPTB Malang dinyatakan valid oleh ahli materi, ahli

media dan ahli praktisi. Hasil penilaian ahli materi dengan butir pernyataan

diperoleh persentase kelayakan handout sebesar 94%.17

4. Dina Ika Muliati dkk. yang berbentuk jurnal berjudul ”Pengembangan

Handout Berbasis Team Assisted Individualization (TAI) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembuatan Etanol Skala

Laboratorium SMK Kimia Industri”. Tujuan penelitian dan pengembangan

ini adalah mengembangkan handout kimia berbasis team assisted

individualization (TAI), mengetahui kelayakan handout kimia berbasis TAI

berdasarkan validasi ahli, mengetahui efektivitas handout kimia berbasis

TAI untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Penelitian dan

pengembangan handout menggunakan model prosedur Borg & Gall yang

telah direduksi menjadi sembilan tahapan. Hasil penelitian dan

pengembangan menunjukkan: hasil setiap langkah pengembangan handout

kimia berbasis TAI berdasarankan saran dari para ahli dan telah diuji

cobakan kepada calon pengguna, kelayakan handout berbasis TAI pada

materi pembuatan etanol skala laboratorium menurut para ahli berkualifikasi

baik, praktisi pendidikan diperoleh CV ≥ 0,87 yang menunjukkan handout

layak digunakan; rata-rata angket respon peserta didik dan guru diperoleh

penilaian dengan kategori “sangat baik” handout kimia berbasis TAI (Team

17
Hindam Wahaddyan, Saichudin, Pengembangan Handout Bergambar Dengan Kamus
Istilah Mata Pelajaran Ipa Siswa Tunarungu Smalb. Jurnal Ortopedagogia. 2011. Vol. 1, No. 2. h.
112.
11

Assisted Individualization) efektif meningkatkan hasil belajar pengetahuan

dan sikap peserta didik.18

5. Rini Sandika dengan skripsi yang berjudul “Pengembangan Handout

Bergambar Dilengkapi Peta Konsep Pada Materi Kingdom Protista Untuk

Peserta Didik SMA Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Padang”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan handout

bergambar dilengkapi peta konsep pada materi Kingdom Protista yang valid

dan praktis. Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan

(Research and Development) dengan menggunakan model 4-D. Menurut

aspek yang dicapai dan juga berdasarkan rumusan masalah dari tingkat

kevalidan dan kepraktisan maka dilihat pada aspek penilaian, media

pembelajaran yang telah direvisi termasuk dalam kategori valid dengan

persentase cukup baik, maka hasil penelitian ini dapat diterapakan sebagai

bahan ajar pada mata kuliah kingdom protista. Persamaan pengembangan

produk ini dengan produk yang saya kembangkan yaitu sama-sama

mengembangkan handout, namun perbedaannya dari materi peneliti

sebelumnya menggunakan materi kingdom protista sedangkan saya

menggunakan materi ekosistem.19

6. Jefrianto, dengan judul “Pengembangan Handout Bergambar Disertai Peta

Konsep Pada Materi Kingdom Animalia Untuk Sekolah Menengah Atas

(SMA)”. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan research and

development. Handout pembelajaran bergambar disertai peta konsep

18
Dina Ika Muliawati, dkk. Pengembangan Handout Berbasis Team Assisted
Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembuatan
Etanol Skala Laboratorium Smk Kimia Industri. Jurnal Inkuiri. 2016. Vol 5, No. 1. h. 37.
19
Rini, Sandika. 2014. Pengembangan Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep
Pada Materi Kingdom Protista Untuk siswa SMA. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI: Sumatera Barat.
12

dikembangkan dengan menggunakan model 4-D yaitu define, design,

develop, dan disseminate. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai

tahap develop saja. Aspek kelayakan isi, handout yang telah divalidasi oleh

validator dinyatakan dengan kategori valid (83,57%). Aspek kebahasaan

dalam handout yang dikembangkan berada dalam kategori valid (83,12%).

Aspek kegrafikan, yaitu komponen yang berhubungan dengan tampilan

handout yaitu cover, tata letak isi, penempatan ilustrasi, gambar dan grafis

dengan kategori valid (87%), Secara keseluruhan nilai rata-rata uji validitas

handout bergambar disertai peta konsep pada materi kingdom animalia

untuk sekolah menengah atas dengan kategori valid (85,17%). Produk yang

saya kembangkan sama-sama mengembangkan handout namun

perbedaannya dari materi, dimana peneliti sebelumnya menggunakan materi

kingdom animalia sedangkan saya menggunakan materi ekosistem.20

7. Nila Kusumawati dengan judul “Pengembangan Handout Bergambar

Disertai Peta Konsep Pada Materi Kingdom Plantae Untuk Peserta Didik

Kelas X SMA Semester II Kurikulum 2006”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian pengembangan karena dilakukan mengembangkan handout

pembelajaran biologi pada materi kingdom plantae. Handout ini

dikembangkan dengan model pengembangan 4-D Model yang terdiri dari

empat tahap yaitu, define, design, develop, dan disseminate, namun

menimbang keterbatasan waktu dan biaya, pada penelitian ini hanya

dilakukan sampai tahap develop saja. Analisis data dari angket uji validitas

handout bergambar disertai peta konsep oleh dosen dan guru didasarkan

pada aspek penilaian yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan

20
Jefrianto, Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada Materi
Kingdom Animalia untuk Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Jurnal pendidikan. 2013. Vol. 2,
No. 2. h. 1-5.
13

kegrafikan. Berdasarkan analisis hasil data dari angket uji validitas tersebut

diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 85,58% dengan kriteria valid. Hal

ini menunjukkan bahwa handout yang dihasilkan dalam penelitian ini

adalah valid karena dalam pengembangannya handout ini telah disesuaikan

dengan SK dan KD yang ditetapkan dalam kurikulum dan unsur

penyusunannya sehingga substansi dan sistematika materi handout ini dapat

memenuhi KTSP. Ditinjau dari aspek kemudahan penggunaan, handout

bergambar disertai peta konsep dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan

nilai rata-rata 95%. Ditinjau dari aspek efektifitas waktu pembelajaran,

handout yang dihasilkan dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai

rata-rata 93,75%. Ditinjau dari aspek manfaat, penggunaan handout

bergambar disertai peta konsep dalam pembelajaran dinyatakan sangat

praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 91,67%. Ditinjau dari aspek

kemudahan penggunaan, handout dinyatakan praktis oleh Peserta didik

dengan nilai rata-rata 85,75%.21

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto.

b. Untuk mengetahui tingkat kevalidan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto.

c. Untuk mengetahui tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto.

21
Kusumawati Nila, Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada
Materi Kingdom Plantae untuk Peserta didik SMA Kelas X Kurikulum 2006. Jurnal Inkuiri. 2013.
Vol. 2, No. 2. h. 1-6.
14

d. Untuk mengetahui tingkat keefektifan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal materi ekosistem kelas X SMAN 14 Jeneponto.

2. Manfaat Penelitian

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat penelitian ini

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi dan

menambah bidang khasanah ilmu pengetahuan terkhusus dibidang ilmu biologi.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi sekolah

Pengembangan media handout berfungsi untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran dengan memperbaiki media yang inovatif serta cocok digunakan

dalam proses pembelajaran.

2) Bagi Pendidik/Guru

Pengembangan media handout diharapkan mempermudah pendidik untuk

menyampaikan informasi atau materi kepada peserta didik.

3) Bagi Peseta Didik

Pengembangan media handout akan membuat peserta didik bersemangat

dalam belajar dan lebih aktif serta mempermudah peserta didik menerima materi.

4) Penelitian Selanjutnya

Pada pengembangan ini peneliti berharap agar bisa menjadi referensi dan

rujukan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan materi tersebut.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau yang biasa dikenal dengan istilah

(research and development), metode yang digunakan untuk menghasilkan dan

mengembangkan suatu produk tertentu dengan menguji keefektifitasannya.

Menurut Borg and Gall dalam Sigit bahwa Penelitian dan pengembangan sebagai

usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan

dalam proses pembelajaran.22

1. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau dikenal Research and Development

(R&D) adalah upaya untuk memajukan kesetaraan sumber daya manusia yang

diaplikasikan untuk menciptakan hasil produk tertentu, juga dapat di tes tingkat

efektif dari produk itu sendiri. Untuk menciptakan produk tersebut menerapkan

penelitian yang menggunakan analisis detail terkait kebutuhan dan wajib

dilakukan uji keefektifan suatu produk tersebut agar dapat diketahui tingkat

keefektifan produk sebelum digunakan oleh masyarakat. Tidak hanya uji

efektifitas namun produk tersebut juga diuji tingkat kevalidan agar produk yang

diciptakan dapat diakui kevalidannya dan uji kepraktisan agar dapat mengetahui

tingkat kepraktisan dari produk yang dikembangkan.23

Penelitian merupakan satu unjuk kerja dimana seseorang melakukan proses

kerja ilmiah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Langkah kerja ilmiah

memaknai proses penelitian tersebut di dasarkan pada ciri disiplin ilmu, yaitu

22
Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol 4, No.
1. H. 20.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 407.

15
16

dapat masuk di akal, empiris berarti proses yang dilakukan bisa di tangkap panca

indera manusia dan orang-orang yang melihatnya bisa mengamati dan

mengetahuinya namun tetap pada ranahnya yaitu ranah ilmiah dan sistematis

dimana tentunya penelitian tersebut menggunakan langkah-langkah yang berurut

atau sistematis dan logis yang dapat masuk diakal.24

2. Tahap Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan terdiri atas beberapa tahap. Dimana Sugiyono

menyatakan bahwa setiap tahap memiliki jangka waktu dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan penelitian selanjutnya dapat dilakukan apabila tahap sebelumnya

telah selesai karena dapat mempengaruhi tahapan yang lain. Adapun langkah-

langkah pengembangan dalam produk penelitian yaitu :

a. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan menghasilkan nilai tambah.

Sebagai contoh, sekolah atau madrasah memiliki sejumlah komputer multimedia,

laboratorium komputer sudah terkoneksi dengan internet, guru dan peserta didik

mampu mengoperasikan komputer dengan cukup baik.

b. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,

maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini diperlukan metode penelitian

tersendiri. Mengenai metode apa yang akan digunakan untuk penelitian.

24
Sugiyono, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian (Cet. IV; Bandung: Alfabeta,
2002), h. 47.
17

c. Desain Produk

Dalam penelitian dan pengembangan desain produk dilakukan dengan

bentuk bagan maupun gambar yang nantinya akan dijadikan petunjuk dalam

membuat dan menilai produk. Desain tersebut belum bersifat permanen karena

efektivitasya belum dibuktikan karena belum dilakukan pengujian.

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menilai konsep

suatu produk yang lebih baik dibandingkan dengan konsep sebelumya. Validasi

produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga

ahli yang telah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang

tersebut.

e. Perbaikan Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar media dan

materi, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk diminimalisir dengan cara memperbaiki desain yang bertugas

memperbaiki desain adalah peneliti itu sendiri yang akan menghasilkan produk

tersebut.

f. Uji Coba Produk

Apabila desain produk selesai, desain tersebut terlebih dahulu harus dibuat

dalam bentuk produk sebelum diuji cobakan. Setelah itu, dilakukan pengujian

dengan membandingkan tingkat efektifitas serta tingkat efisiensi produk

sebelumnya dengan produk yang sekarang.

g. Revisi Produk

Hasil yang diperoleh dari uji produk membuktikan bahwa cara kerja produk

yang baru lebih memuaskan dibandingkan dengan cara kerja produk yang lama,

sehingga produk yang baru akan diberlakukan.


18

h. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang

tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa program pembelajaran

baru tersebut diterapkan dalam lingkup pendidikan yang lebih luas, bahkan untuk

skala nasional.

i. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian produk lembaga

pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.

j. Pembuatan Produk Massal

Apabila produk program pembelajaran baru tersebut telah dinyatakan efektif

dalam beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap

lembaga pendidikan. Produk tersebut juga dapat diproduksi secara massal untuk

disebarluaskan di pasaran.25

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Asal kata dari media yaitu "medius" yang merupakan kata dari bahasa latin

yaitu secara harfiah yaitu tengah atau "pengantar".26 Media pembelajaran dapat

diartikan sebagai wahana penyalur informasi belajar, rancangan media

pembelajaran yang baik dan menarik dapat membantu dan mempermudah peserta

didik dalam mencerna materi dengan baik.27 Media dapat digunakan untuk

membantu proses pembelajaran agar lebih efektif, Sehingga hal ini dapat

membantu pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran yang akan

disampaikan pendidik kepada peserta didik, maka dari itu dalam menciptakan

25
Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol 4,
No. 1. h.21-27.
26
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:PT Raja Grafindo Perkasa 2009).
27
Muhson Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010. Vol. 7, No 2. h. 10.
19

suasana belajar yang aktif, efisien serta kreatifitas maka pendidik diminta untuk

lebih berinovasi dan berkreatif untuk menciptakan dan menggunakan media

pembelajaran.28

Pembelajaran sangat memerlukan media yang memiliki peran dan efektifitas

dalam pembelajran dan melibatkan beberapa indera seperti, indera penglihatan,

indera, peraba dan juga pendengaran. Media pembelajaran juga dapat

memahamkan peserta didik dalam menafsirkan isi atau inti dari pembelajaran

tersebut yang dimana indera penglihatan akan membantu dalam membaca.

Pengenalan media pembelajaran diawali dari proses pembelajaran akan

meningkatkan minat belajar peserta didik lebih tinggi. Berdasarkan uraian terkait

dengan media pembelajran maka dapat ditarik pemahaman bahwa media

pembelajaran ialah kreatifitas serta inovasi yang dapat menarik serta menyalurkan

pesan dari suatu proses pembelajaran yang dapat memenuhi daya tarik peserta

didik dalam meningkatkan keinginan dalam belajar.

Peran pembelajar adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan

memotivasi pemelajar agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber

belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga

sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja

dirancang untuk keperluan orang lain melainkan juga sebagai sumber belajar yang

telah tersedia, semua sumber belajar itu dapat kita temukan dan kita manfaatkan

sebagai sumber belajar.29

28
Kusumawati Selvi dan Julianto. Pemanfaatan Media Flash Card Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Di Sekolah Dasar. JPGSD. 2015. Vol 3, No 2.h. 2.
29
Falahuddin, Iwan, Pemanfaatan media pembelajaran. Jurnal Lingkar Wydiaiswara.
2014. Vol . 2, No.4. h. 128.
20

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dilihat dari sisi praktisnya media pembelajaran sangat bermanfaat

diantaranya yaitu:

a. Mengaktualisasikan konsep yang masih bersifat abstrak, bersifat abstrak dalam

hal ini penjelasan yang yang masih bersifat verbalisme, inilah yang harus

dikurangi, dengan cara membuat media pembelajaran yang berisikan gambar,

skema, dan sebagainya.

b. Membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan

adanya model pembelajaran yang tidak monoton dan membosankan.

c. Memanfaatkan semua indera untuk bekerja misalnya indera penglihatan

pendengaran dan alat gerak pada tubuh sehingga peserta didik lebih aktif.

d. Mendekatkan peserta didik ke dunia realita bukan hanya sebatas teori saja.

e. Membuat peserta didik tidak cepat lupa dengan materi yang disampaikan

dengan adanya model pembelajaran yang dapat dipajang.

f. Memahamkan peserta didik dengan konsep yang sederhana dan mudah

dipahami karena daya tangkap peserta didik itu berbeda-beda.30

3. Pengembangan Media

Media pembelajaran dijadikan sebagai petunjuk proses pembelajaran, maka

dari itu untuk mengoptimalkan suatu media maka harus dikembangkan, adapun

pengembangan itu dilakukan dengan cara melakukan riset, membuat produk-

produk dan mendesain semenarik mungkin, pemanfaatan dan penyebarluasan

hasil dari pengembangan. Maksud dari pengembangan dan pengelolaan sumber

30
Muhson Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010. Vol. 8, No 2. h. 4.
21

belajar dalam hal ini media pembelajaran tidak lain untuk membantu proses

pembelajaran peserta didik yang memiliki berbagai karakter yang berbeda-beda.31

Pengembangan media pembelajaran yang dimaksudkan disini ialah usaha

dalam meningkatkan produk sebagai sarana yang bertujuan untuk meningkatkan

minat dan motivasi belajar peserta didik dengan adanya proses pembelajaran yang

baru dapat melatih keaktifan peserta didik dalam memberikan tanggapan maupun

umpan balik dari rangsangan yang diberikan.32 Pengembangan dan penggunaan

media yang tepat didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui

berbagai cara antara lain dengan membaca serta mendengar khususnya pada

pembelajaran biologi salah satu solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang

terkait dengan minat belajar peserta didik, oleh karena itu pemilihan media

pembelajaran harus selalu tepat.33 Mengapa pengembangan itu perlu, karena

dilihat dari perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih, anak-anak

lebih terpacu untuk melakukan suatu tindakan dibanding hanya sekedar membaca,

anak-anak dizaman sekarang lebih tertarik apabila diperlihatkan langsung dengan

realitanya dibanding hanya sekedar teori.

Menurut Borg dan Gall, penelitian R&D dalam pendidikan meliputi sepuluh

langkah, yakni: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop

preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product

revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operational

field testing, (9) final product revision, dan (10) dissemination and

implementation.34

31
Abdul Gafur. Design Pembelajaran Konsep Model dan aplikasinya dalam Pelaksanaan
Pembelajaran. (Yogyakarta: Ombak2, 2016), h.120.
32
Maimunah. Metode Penggunaan Media Pembelajaran. Jurnal Al-Afkar. 2016. Vol. V,
No.1 h.112.
33
Emda Amna. Pemanfatan Media dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA. 2011.Vol XII, No 1.
34
Walter R. Borg dan Meredith Damie Gall, Educational Research (New York: Longman,
1989), h. 784-785.
22

Tahapan-tahapan dalam melakukan pemilihan pengembangan media adalah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dan menguraikan referensi yang ada di lapangan dan juga

disesuaikan dengan materi pokok pembahasan yang terdapat pada strategi

pembelajaran.

b. Menyesuaikan bahan ajar dengan materi secara mandiri lalu dikaitkan dengan

media pembelajaran yang sudah ada. Jika memang tidak ada kesesuaian maka

penulis harus menulis bahan ajar sendiri sesuai yang akan dikembangkan.

c. Menguraikan kembali kesesuaian antara isi dari bahan ajar dengan strategi.

d. Menganalisa kualitas dari produk yang sudah ada, yang di mana meliputi 3 hal

yakni bahasa yang mudah dipahami (sederhana) dan relevan antara satu sama

lain, komunikatif, dan juga jenis desain fisiknya.

d. Pedoman atau petunjuk peserta didik dan daftar-daftar kegiatan harus berisi

petunjuk penggunaan bahan-bahan pembelajaran yang diterima peserta didik

serta daftar-daftar kegiatan harus tersusun secara jelas, rinci dan tepat serta

waktu yang ditentukan harus terarah.

e. Pedoman pendidik memiliki isi berupa instruksi yang memberikan motivasi,

serta petunjuk bagaimana cara membimbing dan tata cara konsultasi untuk

menyelesaiakan masalah, serta petunjuk-petunjuk bagi peserta didik dalam

menyelesaikan tugas dan tatacara memeriksa hasil dari pekerjaan peserta

didik.35

C. Bahan Ajar

Segala sesuatu yang digunakan oleh pengajar untuk membantu mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan bahan

ajar. Kegiatran pembelajaran memiliki unsur yang penting diantaranya tujuan,

35
Diana Nomida Munsir, Teknologi Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Pendidikan. 2013.Vol 13, No. 1. H. 114.
23

bahan/materi ajar, media pembelajaran strategi pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran. Unsur-unsur tersebut menjadi satu-kesatuan yang saling

berhubungan.36

1. Pengertian Bahan Ajar

Buku merupakan komponen penting dalam suatu proses pembelajaran

dimana buku ajar adalah salah satu faktor penunjang tercapainya tujuan

pembelajaran yang diharapkan.37 Media pembelajaran cetak yang dapat

membantu serta mempermudah peserta didik dalam meningkatkan kemampuan

dan keterampilannya adalah buku cetak, karena terbilang harus mampu dan perlu

diikutsertakan secara aktif dalam proses pembelajaran, dan pendidik bertindak

sebagai fasilitator yang bisa menjelaskan serta mengarahkan kepada peserta didik

dalam berkegiatan pada proses pembelajaran. Maka dengan adanya buku ajar

peserta didik lebih aktif dalam mencari tahu.38

Bahan ajar ialah alat bantu yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam

proses pembelajaran, dengan adanya buku ajar dapat membantu dalam

tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Bacon juga mengemukakan bahwa buku

ajar adalah alat bantu yang dikembangkan para ahli pada bidang tertentu yang

dapat digunakan di dalam kelas, buku ajar merupakan hal yang memiliki peran

paling dominan di dalam proses belajar mengajar dan dapat dikatakan pula bahwa

buku ajar adalah sentral dari pendidikan.39

36
Feri Moh Fauzi dan Anindiati Irma. 2020. E-learning Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UMM Press). H. 43.
37
Barroh Habibatul, Endang Susantini, dan Nur Ducha, Pengembangan Buku Ajar
Berjendela pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk SMP RSBI. E-Jurnal BioEd. 2012.
Vol. 1, No. 2. h. 56.
38
Ramansyah, W. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran untuk
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Madura Bangkalan. Jurnal Widyagogik. 2013. Vol 1,
No.1. h. 112.
39
Hanifah Umi. “Pentingnya Buku Ajar yang Berkualitas dalam Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran Bahasa Arab. ”Jurnal At-Tajdid. 2014. Vol. 3 No. 3. h. 102-104.
24

2. Fungsi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peranan penting bagi peserta didik sebagai pengarahan

atau petunjuk dalam melakukan aktifitas pada kegiatan pengajaran juga sebagai

esensi dasar yang sebaiknya disampaikan oleh guru. Selain itu bagi peserta didik

bisa berperan sebagai tuntunan dalam belajar di kelas serta termasuk substansi

standar yang wajib dipahami. Bahan Ajar memiliki fungsi untuk media

pembelajaran dari target yang diperoleh setelah pembelajaran. Bahan ajar yang

bagus kurang lebih menaungi metode pembelajaran, kemampuan yang akan

didapatkan, isi materi, penyampaian, tugas-tugas, cara pengerjaan pembelajaran,

serta tanggapan dari hasil pembelajaran. Bahan Ajar juga berdampak positif

dimana guru dapat memiliki kesempatan secara langsung dalam mengajarkan

peserta didik dalam evaluasi, menolong peserta didik untuk mencapai ilmu yang

baru dari beberapa bentuk sumber dan media lain yang digunakan dalam media

pembelajaran dan peran penting guru yang menjadi salah satu limbung

pengetahuan menjadi bertambah.40

Fungsi bahan ajar berdasarkan yang memanfaatkan dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.

a. Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain:

1. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar

2. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator

3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

b. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara lain:

1. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta

didik yang lain.

40
Chomsin S Widodo & Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Gramedia, 2008),h., 40.
25

2. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.

3. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri.

4. Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya, serta sebagai

sumber belajar tambahan untuk peserta didik.41

3. Macam-Macam Bahan Ajar

Para ahli memang selama ini telah lama membuat beberapa kategori untuk

berbagai macam bahan ajar. Meskipun demikian tetap saja tidak ada yang mampu

membuat klasifikasi yang benar-benar sahih sehingga tanpa menyisahkan

kelemahan. Namun secara umum kriteria yang biasa dijadikan pengklasifikasian

bahan ajar ada tiga macam yaitu sebagai berikut:

a. Bahan ajar berdasarkan bentuknya

1. Bahan ajar cetak (Printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam

kertas yang berfungsi untuk keperluan belajar atau penyampaian informasi

Contohnya: handout, buku, modul, leaflet, wallchart, foto/gambar, model

atau maket.

2. Bahan ajar dengar (Audio) semua sistem yang menggunakan sinyal radio

secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar langsung oleh

seseorang atau sekelompok orang.

3. Bahan ajar pandang dengar (Audiovisual) adalah segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar

bergerak secara sekuensial: contohnya video compact disk dan film.

4. Bahan ajar interactive teaching materials adalah kombinasi antara dua atau

lebih media (audio, teks, grafik, animasi, dan video) yang oleh

41
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2014), h 24-25
26

penggunaanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk memberi perintah

atau perilaku alami dari suatu presentasi, contohnya: compact disk

interaktif, aplikasi program komputer atau gawai.

b. Bahan ajar berdasarkan cara kerjanya

1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan adalah bahan ajar yang tidak

memerlukan proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya dengan

demikian peserta didik bisa langsung menggunakannya (membaca,

melihat, mengamati) bahan ajar tersebut, contohnya: foto, diagram, dispai

dan model.

2. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang memerlukan

proyektor untuk dimanfaatkan dan dipelajari peserta didik, contohnya:

slide, filmstrip, overhead, transparancies, proyeksi computer.

3. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam

dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya kita mesti

menggunakan alat pemain (player) media rekam tersebut seperti, tape

compo, CD player VCD player, dan DVD player.

4. Bahan ajar video adalah bahan ajar yang memerlukan pemutar yang

biasanya berbentuk video tape player, VCD player, dan DVD player.

Karena bahan ajar ini mirip dengan bahan ajar audio maka diperlukan

media rekam. Namun perbedaannya bahan ajar ini memiliki gambar.

5. Adapun bahan media komputer adalah berbagai bahan media cetak yang

membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar,

Contohnya: computer mediated Instruction (CMI).


27

c. Bahan ajar berdasarkan sifatnya

1. Bahan ajar berbasiskan cetak meliputi buku, pamflet, panduan belajar

peserta didik, bahan tutorial, buku kerja peserta didik, peta, chart serta foto

dari majalah dan koran.

2. Bahan ajar berbasiskan teknologi meliputi, audiocassete, siaran radio,

slide, film strips, film, video casstes, siaran televise, video interaktif

computer based tutorial, dan multimedia.

3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik dan proyek meliputi: kit sains,

lembar observasi, dan lembar wawancara.

4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (utamanya

proses pendidikan secara jarak jauh) seperti: telepon rumah, telepon genggam,

dan video secara langsung. 42

D. Handout

1. Pengertian Handout

Handout adalah bahan ajar cetak yang sangat ringkas yang diberikan

kepada peserta didik untuk memudahkan saat mengikuti proses pembelajaran.

Handout ialah selembar/beberapa lembar kertas yang berisi tugas atau tes yang

diberikan pendidik kepada peserta didik.

Menurut Prastowo, handout adalah bahan ajar yang sangat ringkas. Bahan

ajar ini bersumber dari berbagai literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar

serta materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan

guna memudahkan mereka mengikuti proses pembelajaran.43 Sedangkan menurut

42
Andi Prastowo, Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar (Cet. I, Jakarta: Kencana,
2018), h. 52-53.
43
Andi Prastowo, 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. (Yogyakarta:Diva Press), h. 197.
28

Depdiknas, handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk

memperkaya pengetahuan peserta didik.44

Handout adalah bahan ajar cetak yang dilengkapi materi, baik materi yang

berbentuk teks maupun materi yang diberbentuk lisan. Adapun tahapan-tahapan

pengembangan media handout sebagai berikut :

a. Mengevaluasi bahan ajar yang digunakan dengan menggunakan kompetensi

dasar dan sesuai dengan materi yang akan dibahas.

b. Berdasarkan evaluasi, rencanakan materi yang harus dikembangkan dengan

menggunakan handout.

c. Memutuskan isi handout: overview atau membuat ringkasan.

d. Memutuskan cara penyajian: narasi, table, gambar, diagram atau kombinasi.

Oleh sebab itu, dalam menggunakan handout sebagai bahan ajar memang

perlu untuk merumuskan lebih awal materi pembelajaran yang akan dicapai dan

dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, dalam menggunakan handout tujuan yang

akan dicapai setelah pembelajaran harus jelas agar peserta didik mampu

memahami apa yang dipelajarinya. Handout juga melibatkan gambar-gambar,

ilustrasi, tabel sebagai komponen tambahannya agar peserta didik tertarik dan

tidak membuat peserta didik menjadi bosan.

Adapun Unsur-unsur pengembangan media pembelajaran handout adalah:

1. Standar kompetensi

2. Kompetensi dasar

3. Ringkasan materi pembelajaran

4. Soal-soal

5. Sumber bacaan

44
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Bahan
Ajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 12.
29

2. Fungsi Handout

Kegunaan pengembangan handout sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik untuk memperoleh informasi tambahan yang belum

tentu mudah diperoleh secara cepat.

b. Memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang tidak terlalu rumit

ketika menggunakan media handout.

c. Dapat meminimalisir materi yang terlalu panjang atau kompleks sehingga

mudah dipahami.

d. Menghemat waktu dan memelihara kekonsistenan menyampaikan materi yang

dibawakan oleh guru.

e. Dapat mengikuti kerangka pelajaran dengan baik.

f. Peserta didik dapat mengetahui pokok materi yang akan diberikan guru.

g. Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.

Adapun menurut Steffen dan Ballstaedt dalam buku Andi Prastowo

menjelaskan bahwa, fungsi handout antara lain: membantu peserta didik agar

tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai bahan

rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat

pokok-pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik, menilai hasil

belajar.45

E. Potensi Lokal

Potensi lokal adalah sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu daerah.

Potensi lokal juga dapat diartikan sebagai kekayaan alam yang tidak ternilai

harganya, potensi lokal di suatu daerah merupakan kekayaan asli yang dapat

45
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Bahan
Ajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 12.
30

dikembangkan oleh masyarakat setempat.46 Potensi lokal berkaitan erat dengan

SDM (sumber daya manusia) disuatu daerah, yang bergantung pada kondisi iklim

dan geografis wilayah tersebut, hal inilah yang menjadi pembeda dan ciri khusus

dari suatu daerah. Indonesia ialah negara yang kaya akan bentang alamnya baik

dari segi pegunungan, laut dan lain sebagainya.47

Daerah di wilayah pesisir pantai dan laut terkhusus pada Indonesia sangat

dikenal akan kekayaan dan keanekaragamannya, yang dapat dijadikan sebagai

sumber belajar keanekaragaman hewan-hewan dapat dan banyak dijumpai di laut,

dan hal inilah yang menjadi landasan kenapa laut dapat dijadikan sumber belajar,

potensi lokal berupa laut menjadi sumber ilmu dan sumber informasi terkait ilmu

pengetahuan terkhusus pada pelajaran Biologi. Namun, pada umumnya tidak

semua sekolah dekat dengan laut, maka dari itu media pembelajaran sangat di

perlukan.48

Potensi lokal yang ada pada daerah-daerah sangat membantu pendidik

dalam memberikan inovasi baru terhadap peserta didik, selama ini pendidik lebih

terfokus pada media ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa), yang dapat

menyebabkan konten materi tidak terlalu luas, terlebih jika materi yang diajarkan

terkait dengan alam yang menjadi fenomena kejadian sehari-hari. Materi biologi

merupakan salah satu, ilmu biologi yang lebih baiknya jika dikenalkan dengan

adanya potensi lokal yang dimiliki oleh daerah sekitar, banyak sekali potensi-

potensi lokal yang ada di daerah yang dapat digali dan dijadikan sebagai bahan

46
Mumpuni, K. E, Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam
Pembelajaran Biologi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.
2013.Vol. 10, No 2. h. 1-7.
47
Aditiawati Pingkan, et all, Pengembangan Potensi Lokal di Desa Panawangan Sebagai
Model Desa Vokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Ketahanan Pangan
Nasional. Jurnal Sosioteknologi. 2016. Vo 15, No.1. h. l1.
48
Faridah Listia Adhayul, Tarzan Purnomo, dan Reni Ambrawati. Pengembangan
Ensiklopedia dan LKS Invertebrata Laut Untuk Pembelajaran Biologi. Bioedu. 2014. Vol 3, No. 3.
h.1.
31

ajar. Lembah Hijau Rumbia contohnya. Banyak topik tentang mata pelajaran

Biologi yang membutuhkan tidak hanya materi yang dibutuhkan oleh kurikulum

tetapi diperkaya oleh pendidik sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran,

salah satunya dengan mencari inovasi baru.49

Tingkat kualitas suatu bangsa, bisa dilihat dari kualitas anak bangsa itu

sendiri, untuk meningkatkan literasi Sains peserta didik dapat diintegrasikan

dengan menggabungkan kearifan lokal dengan pembelajaran. Kebanyakan yang

kita lihat peserta didik lebih dituntut untuk menghafal tanpa memahami dan

memaknai, terlihat saat mereka hanya berhadapan dengan teks tanpa gambar yang

jelas, yang menyebabkan peserta didik bisa saja salah dalam memahami, ini

berarti peserta didik seharusnya tidak hanya tahu menghafal saja tetapi dapat

memahami apa yang dihafalnya.50

F. Materi Ekosistem Dan Karakteristik Materi

1. Materi Ekosistem

a. Konsep Ekosistem

Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain,

serta dengan benda tak hidup di lingkungannya, membentuk ekosistem. Ekosistem

merupakan salah satu bidang kajian yang dipelajari dalam cabang biologi, yaitu

ekologi. Ekologi (Yunani, oikos= rumah; logy= ilmu, berasal dari kata logikos=

masuk akal) adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan

makhluk hidup lain dan dengan lingkungan fisik. Hal tersebut diungkapkan oleh

ahli Zoology Jerman, Ernst Haeckel (1866).

49
Andam ardan, M. Ardi, dan Yusminah Hala, Penelitian Kebutuhan Pengembangan
Buku Teks Biologi Kelas X Berbasis Kearifan Lokal Timur. Studi Pendidikan Internasional. 2015.
Vol 8, No 4.h. 53.
50
C.A Dewi, Y Khery, dan M Erna, Studi Etchinoscience dalam Belajar Kimia untuk
Mengembangkan Literasi ilmiah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2019. Vol. 8, No 2. h. 280.
32

b. Komponen Ekosistem

Ekosistem terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan

komponen abiotik.

1). Komponen Biotik

Komponen biotik meliputi komunitas makhluk hidup. Setiap makhluk hidup

dalam ekosistem menempati suatu tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup

yang spesifik tersebut dikenal dengan istilah habitat (Latin, habitare = bertempat

tinggal). Setiap makhluk hidup yang memiliki peran khusus di dalam habitatnya.

Peran atau cara hidup yang khusus dari setiap makhluk hidup di dalam habitatnya

disebut relung ekologi (nisia).

Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sama pada waktu yang sama

disebut populasi. Misalnya, rerumputan di halaman rumah (populasi rumput) atau

sekawanan sapi di lapangan (populasi sapi). Populasi dapat berubah setiap saat,

perubahan populasi dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.

Beberapa populasi yang berbeda dari tumbuhan dan hewan yang hidup

bersama di lingkungan tertentu akan membentuk komunitas. Di dalam ekosistem

terdapat beberapa macam komunitas, misalnya, komunitas kolam, komunitas

hutan, dan komunitas pantai.

2). Komponen Abiotik

Komponen abiotik meliputi benda-benda tak hidup.

1) Suhu

2) Cahaya

3) Air

4) Kelembapan
33

5) Udara

6) Garam-garam Mineral

7) Tanah

8) Topografi

c. Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik

antara sesama spesies maupun antar spesies, baik antara komponen biotik maupun

antara komponen abiotik. Hubungan timbal balik dikenal pula dengan istilah

interaksi. Dalam bagian ini, akan dibahas mengenai interaksi antar-individu,

antar-populasi, antar-komunitas dan faktor biotik, dan interaksi antar-ekosistem.

1) Interaksi Antar-Individu Membentuk Populasi

2) Interaksi Antar-Populasi Membentuk Komunitas

a) Kompetisi

b) Predasi

c) Simbiosis

3) Interaksi Antar-Ekosistem Membentuk Biosfer

4) Aliran Energi

Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya.

Misalnya, untuk tumbuh, berekosistem, dan bergerak. Dalam pemenuhan

kebutuhan energi tersebut terjadi hubungan saling ketergantungan energi di antara

makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk hidup yang berperan

sebagai produsen, konsumen, atau dekomposer.

a. Tipe-Tipe Ekosistem

Ekosistem memiliki beberapa jenis tipe yaitu :

1) Ekosistem Akuatik

2) Air Tawar
34

3) Laut

4) Estuari

5) Pantai Batu

6) Terumbu Karang

7) Laut Dalam

8) Ekosistem Terestrial

9) Ekosistem Alami

10) Ekosistem Buatan

e. Daur Biogeokimia

Siklus atau daur unsur-unsur kimia tersebut berputar melewati tubuh

makhluk hidup, tanah, dalam bentuk persenyawaan-persenyawaan kimia. Jadi,

daur materi atau mineral ini berlangsung di dalam ekosistem (biosfer), mengalir

melalui komponen: biotik- abiotik-reaksi kimia-dan seterusnya. Oleh karena itu,

siklus materi disebut sebagai daur biogeokimia. Daur biogeokimia yang akan

dibahas meliputi daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur belerang (sulfur),

dan daur fosforus. Berikut akan dibahas daur-daur tersebut satu per satu.

1. Daur Nitrogen

Nitrogen diperlukan oleh setiap organisme. Nitrogen merupakan salah satu

unsur pembentuk asam amino. Asam amino merupakan persenyawaan pembentuk

molekul protein. Protein merupakan senyawa yang berguna sebagai penyusun

tubuh, misalnya otot, dan sebagai penggiat reaksi-reaksi metabolisme tubuh,

misalnya enzim pencernaan untuk mencerna makanan.

2. Daur Karbon dan Oksigen

Unsur C (karbon) diserap tumbuhan dalam bentuk CO2, tumbuhan tidak

dapat menyerap unsur C dalam bentuk gula atau zat tepung. Sebaliknya, hewan

hanya dapat memanfaatkan karbon dalam bentuk persenyawaan organik. Unsur C


35

dan O selalu terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk

CO2 dan O2. Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga

membahas daur oksigen.

Hewan mendapatkan karbon setelah memakan tumbuhan. Kemudian, tubuh

hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan

mineral oleh pengurai. Karbon dioksida yang terbentuk dilepaskan ke udara.

Demikian seterusnya daur karbon itu berlangsung. Daur karbon ini merupakan

daur karbon terpanjang yang berlangsung melalui: tumbuhan - hewan - pengurai -

karbon dioksida di udara – tumbuhan.

3. Daur Air

Air sangat penting bagi makhluk hidup karena air berfungsi sebagai pelarut

kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan

baku untuk fotosintesis. Di dalam terjadi daur air yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

Air laut, danau, dan sungai yang terkena cahaya matahari akan menguap.

Tumbuhan dan hewan juga mengeluarkan uap air. Uap air akan membumbung ke

atmosfer dan berkumpul membentuk awan. Akibat tiupan angin, awan akan

bergerak menuju ke permukaan daratan. Pengaruh suhu yang rendah

mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Air

hujan yang turun di permukaan bumi sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian

dimanfaatkan tumbuhan dan hewan, sebagian yang lain mengalir di permukaan

tanah menjadi sungai-sungai, dan sebagian lagi menguap menjadi uap air yang

akan turun kembali bersama air hujan.

4. Daur Belerang (Sulfur)

Sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan


2-
belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Di dalam tubuh
36

tumbuhan, belerang digunakan sebagai bahan penyusun protein. Hewan dan

manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan

dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya menjadi gas H2S, atau menjadi

SO2 dan SO42-.

5. Daur Fosforus

Fosforus (P) merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua

makhluk hidup memerlukan fosforus untuk digunakan sebagai pembentuk DNA,

RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosforus terjadi

melalui proses berikut:

Di dalam tanah, terkandung fosfat organik yang dapat diserap tumbuhan.

Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan urinnya akan terurai menghasilkan

fosfat organik. Oleh bakteri, fosfat organik akan diubah menjadi fosfat anorganik

yang dapat diserap tumbuhan. Demikianlah daur fosforus.

Di dalam air, juga terjadi daur fosforus: yakni tumbuhan - hewan air bakteri

- fosfat anorganik. Bagian tumbuhan yang jatuh ke dasar danau yang dalam atau

lautan dalam akan membentuk endapan fosforus (batuan fosforus) yang tidak

dapat dimanfaatkan kembali. Inilah salah satu alasan semakin ekosistem air dalam

yang tidak mempunyai arus air. Lautan yang memiliki arus air mengakibatkan

endapan fosforus teraduk dan menyuburkan ekosistem laut.

2. Karakteristik Materi

Materi ekosistem merupakan suatu mata pelajaran biologi yang kompleks

dimana materinya sulit dipahami karena sifatnya yang abstrak sehingga peserta

didik mengalami miskonsepsi terhadap materi. Sasaran pembelajaran materi ini

yaitu peserta didik dapat mengidentifikasi jenis flora dan fauna, komponen

ekosistem biotik dan abiotik serta interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
37

Dengan menggunakan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal

sasaran pembelajaran tersebut dapat tercapai karena peserta didik bukan hanya

mengetahui tentang teori tetapi juga didukung dengan fakta karena melibatkan

beberapa panca indera, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran serta peserta

didik secara langsung mengetahui potensi lokal yang ada di suatu daerah yaitu

Lembah Hijau Rumbia. Tampilan gambar dalam media handout disesuaikan

dengan basis potensi lokal, dimana peneliti mengambil gambar nyata yang ada di

kawasan Lembah Hijau Rumbia kemudian menghubungkannya dengan materi

ekosistem agar pemahaman peserta didik bisa lebih konkrit dan pengalaman

belajarnya lebih nyata, membantu peserta didik dalam memahami materi karena

melibatkan secara langsung indera penglihatan, materi yang ada akan dijelaskan

dan bacakan oleh peserta didik serta dibantu oleh pendidik sehingga peserta didik

akan lebih mudah mencerna makna yang disampaikan melalui pendengaran, untuk

media bahan ajar handout akan dibuat dalam tampilan materi yang disertakan

gambar yang menarik, peserta didik diajak mempelajari potensi lokal yang

dikaitkan dengan materi ekosistem sehingga dapat membuat peserta didik peduli

terhadap lingkungan dan menjaga potensi lokal di kawasan tersebut.

Handout adalah bahan ajar yang dibuat secara praktis dan ekonomis yang

memuat materi ekosistem disertakan gambar yang menarik. Terkhusus potensi

lokal, akan memperlihatkan bagaimana spesies yang ada disuatu daerah (flora dan

fauna) yang diambil langsung dari habitatnya sehingga gambar terlihat lebih

nyata, kemudian spesies tersebut dianalisis baik nama latin dan nama, kemudian

dideskripsikan terkait sifat ekologinya. Pada bagian isi akan akan memuat materi

ekosistem dan gambar yang di desain semenarik mungkin sehingga termuat

dengan jelas isi materi tersebut.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and

development) atau R&D penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan serta

menciptakan suatu produk atau media.51 Terkait pengembangan yang dilakukan

yaitu pengembangan bahan ajar berupa buku ajar handout berbasis potensi lokal

yang akan dikembangkan oleh peneliti.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di SMAN 14 Jeneponto Adapun subjek penelitian ini

adalah peserta didik kelas X MIPA 1.

C. Model Pengembangan

Pada penelitian ini digunakan model pengembangan model 4-D. Model

Pengembangan 4-D adalah model pengembangan perangkat pembelajaran yang

dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel

Model ini terdiri dari empat tahap utama yaitu : (1) define (pendefinisian), (2)

Design (Perancangan), (3) Develop (pengembangan) dan Disseminate terbatas

(Penyebaran skala kecil).

51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet.20; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 407.

38
39

Berikut ini gambar dari tahapan pengembangan perangkat pembelajaran

model (4-D) yang akan dilakukan peneliti:

Analisis Awal-Akhir

pendefinisian
Tahap
Analisis peserta didik

Analisis Akhir Analisis Konsep

Spesifikasi Tujuan pembelajaran

perancangan
Pemilihan Format

Tahap
Rancangan Awal Bahan Ajar

Validasi Ahli

Pengembangan
Tahap
Uji Pengembangan

Hasil Validasi ahli

Pengemasan
Penyebaran
Tahap

Penyebaran Skala Kecil

Gambar 3.1: Urutan perencanaan dan pengembangan model 4-D (Diadopsi dari

model pengembangan S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.

Semmel).
40

Langkah – langkah yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan bahan

ajar menggunakan model 4-D diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tujuannnya adalah menetapkan dan menentukan syarat-syarat pembelajaran

yang meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan materi pembelajaran materi

ekosistem. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:52

a. Analisis awal-akhir

Analisis awal akhir digunakan untuk mengidentifikasi masalah mendasar

yang dihadapi tenaga pendidik biologi dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik materi ekosistem, kemudian mencari alternatif pemecahan yang lebih baik

dan efisien. Analisis awal dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah

tersebut dilakukan dengan memilih perangkat media pembelajaran berupa media

handout yang relevan serta mengkaji kesesuaian bahan-bahan/sumber-sumber

belajar yang ada dengan perangkat media pembelajaran.

b. Analisis peserta didik

Analisis peserta didik merupakan telaah tentang karakteristik peserta didik

kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto, memperhatikan kemampuan, pengalaman

peserta didik baik individu maupun kelompok. Tujuan dari analisis ini adalah

untuk menelaah karakteristik peserta didik yang meliputi latar belakang

pengetahuan peserta didik, bahasa yang digunakan dan perkembangan kognitif

peserta didik. Hasil telaah tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengembangkan media handout.

c. Analisis Materi

Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian utama

pada materi ekosistem yang akan dipelajari. Kegiatan pada tahap ini adalah

52
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.93.
41

melakukan telaah terhadap materi berdasarkan kurikulum yang sedang digunakan.

Analisis materi ini menjadi dasar merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran

dari materi ekosistem yang akan diajarkan.

d. Analisis Tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam

satuan pembelajaran berdasarkan kajian kurikulum yang berlaku ketika

perancangan perangkat media akan dilakukan. Analisis tugas dilakukan untuk

merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar yang mencakup; (1) analisis

struktur isi, (2) analisis prosedural, dan (3) analisis proses informasi yang akan

digunakan dalam pengembangan media handout.

e. Tujuan pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversi tujuan

analisis materi dan analisis tugas menjadi kompetensi dasar yang dinyatakan

dengan tingkah laku. Penyusunan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian

hasil belajar didasarkan pada kompetensi dasar dan indikator yang tercantum

dalam Kurikulum 2013 (K13).53

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap ini memiliki tujuan untuk menyediakan perangkat pembelajaran.

Tahap ini memiliki 4 tahap yaitu: a. penyusunan tes acuan sebagai cara awal

untuk memadukan antara tahap pendefinisian dan tahap desain. Tes dibuat

mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Tes ini adalah

suatu cara untuk mengetahui perubahan tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran, b. penentuan media yang sesuai dengan tujuan, c. penentuan format

yaitu dimaksudkan untuk mendesain dan merancang isi pembelajaran, d.

rancangan awal adalah keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang harus

53
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 95.
42

dikerjakan sebelum uji coba dilakukan. Rancangan ini meliputi berbagai aktivitas

pembelajaran yang terstruktur.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap ini memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah mengalami perbaikan berdasarkan koreksi dari para

ahli. Tahap ini meliputi: 1) validasi perangkat oleh para ahli diikuti dengan

perbaikan, 2) simulasi yaitu mengoperasionalkan rencana pelajaran, dan 3) uji

coba terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya. hasil pada tahap 2) dan 3)

digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya yaitu uji coba lebih lanjut

dengan jumlah peserta didik sesuai dengan kelas sesungguhnya.

4. Tahap Pendesiminasian (Disseminate Terbatas) .

Tahap ini adalah tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan

pada skala yang lebih kecil. Tujuan lain untuk menguji tingkat keefektifan

penggunaan perangkat pembelajaran.54

D. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian untuk memperoleh dan mengumpulkan data maka

menggunakan instrumen penelitian. Jenis penelitian untuk mengetahui kevalidan

dari media tentunya membutuhkan lembar validasi, sedangkan untuk mengukur

kepraktisan maka peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur dan keefektifan

suatu produk yang akan diuji menggunakan tes hasil belajar peserta didik yang

bisa kita ketahui sebagai berikut:

1. Lembar Validasi

Lembar validasi merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

memperoleh informasi terkait penilaian terhadap produk yang akan dihasilkan,

maka validator dibutuhkan dalam hal ini untuk memberikan penilaian terhadap

54
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara), h. 93-96.
43

kualitas produk yang akan dibuat tentunya dengan adanya penilaian dari validator,

ini akan menjadi acuan bagi peneliti tentang bagaimana membuat produk yang

dihasilkan valid untuk digunakan.

2. Angket Respon Peserta didik

Angket atau kuesioner merupakan bentuk tes tertulis yang berisi

pertanyaan/Pernyataan yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari

responden baik dalam bentuk data pribadi atau informasi lain yang diketahuinya.55

Angket terdiri atas berbagai daftar pertanyaan dengan topik tertentu yang

diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok dalam

memperoleh informasi tertentu. Angket yang digunakan adalah angket yang berisi

respon pendidik dan peserta didik setelah media handout yang digunakan di kelas.

3. Tes Hasil Belajar

Tes ialah cara yang digunakan atau prosedur yang harus ditempuh dalam

mengukur dan menilai dibidang pendidikan, yang didalamnya terdapat

serangkaian tugas, atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) atau berupa

pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) oleh testee, sehingga (menjadi dasar

data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) maka didapatkan hasil

penilaian terkait penilaian dari aspek kognitif, dan tujuannya untuk mengetahui

tingkat pemahaman dari peserta didik terkait materi di dalam buku yang akan

dikembangkan.56

55
Khalifah Mustami dan Dian Safitri, “The Effects of Numbered Heads Together-
Assurance Relevance Interest Assessment Satisfaction on Students Motivation, International
Journal of. 2018. Vol. 11, No. 3. h. 127.
56
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar),
(Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 49.
44

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti memiliki teknik dalam pengolahan data diantaranya :

a. Uji Kevalidan

Lembar validasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

mengetahui tingkat kevalidan dari produk yang dikembangkan. Lembar validasi

ini dibagi atas dua macam yakni lembar validasi ahli materi dan lembar validasi

ahli desain. Informasi yang terdapat pada instrumen ini kemudian dijadikan

masukan untuk merevisi produk yang dikembangkan sehingga menghasilkan

produk akhir valid.

b. Uji Kepraktisan( Kuesioiner/Angket Peserta Didik)

Angket/Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

untuk mengetahui tingkat kepraktisan dari produk yang dikembangkan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Angket merupakan daftar pertanyaan lengkap mengenai

banyak hal yang diperlukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban atas

pertanyaan penelitian.57 Data uji kepraktisan media handout diperoleh melalui

instrumen angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah media

handout ini digunakan di kelas.

c. Uji Keefektifan

Uji keefektifan digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

dengan menggunakan butir tes. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan

yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.58

57
Sudaryono. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 207.
58
Sudaryon. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 218.
45

F. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dengan menggunakan instrumen selanjutnya akan

dianalisis. Teknik tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Analisis Data Kevalidan

Kegiatan yang dilakukan dalam proses analisis data kevalidan adalah

sebagai berikut :

1) Melakukan rekapitulasi hasil penilaian ahli dan praktisi ke dalam tabel yang

memuat: aspek ( Ai ) dan nilai total ( Vij ) untuk masing-masing validator.

2) Mencari rata-rata penilai hasil validasi dan praktisi untuk setiap kriteria

dengan rumus :
∑ Vij
Ki =

Keterangan:
Ki = rata-rata kriteri ke- i
Vij = nilai hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh validator ke-j
n = banyaknya validator

a) Mencari rata-rata nilai untuk setiap aspek dengan menggunakan rumus:


Ai = ∑ Kij

Keterangan:
Ai = rata-rata nilai untuk aspek ke-i
Kij = rata-rata untuk aspek ke-i kriteria ke-j
n = banyaknya kriteria

b) Mencari rata-rata total ( Va ) dengan rumus:


Ai
Va =∑

Keterangan:
46

Va = rata-rata total
Ai = rata-rata aspek ke-i

n = banyaknya aspek

c) Menentukan kategori validitas dan mencocokkan setiap kriteria kriteria ke-i(


Ki ) atau rata-rata aspek ke-i ( Ai ) atau rata-rata total ( Va ) dengan kategori
validasi yang telah ditetapkan.

d) Kategori validitas setiap kriteria atau keseluruhan aspek ditetapkan sebagai

berikut:

Tabel 3.1: Kriteria Kevalidan59

Nilai Kriteria

3,5 ≤ V ≤ 4 Sangat valid

2,5 ≤ V< 3,5 Valid

1,2 ≤ V< 2,5 Cukup valid

0 ≤ V< 1,5 Tidak valid

Keterangan : M = Ki untuk mencari validitas setiap kriteria.

b. Analisis Data Kepraktisan


Untuk mengukur Tingkat kepraktisan produk dianalisis berdasarkan angket

guru dan siswa, siswa maupun staf yang bersinggungan langsung dengan kegiatan

proses belajar mengajar menggunakan produk ini yang selanjutnya

dipersentasekan. Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data

tersebut antara lain:

59
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014). h.28.
47

Aspek (Ai) dan nilai total (Vij) untuk masing-masing validator.

1. Mencari rata-rata total (Xi) dengan rumus :


Keterangan :

rata-rata total

Ai = rata-rata aspek

n = banyaknya aspek

2. Menentukan kategori kepraktisan setiap kriteria (Ki) atau rata-rata aspek (Ai)

atau rata-rata total (Xi) dengan kategori validasi yang telah ditetapkan nilai

rata-rata dirujuk pada interval penentuan tingkat kepraktisan tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kepraktisan60

Nilai Kriteria

3,5 4 Sangat Positif

2,5 3,5 Positif

1,5 2,5 Cukup Positif

0 1,5 Tidak Positif

Keterangan: Xi = nilai rata-rata kepraktisan


c. Analisis Data Keefektifan

Efektifnya suatu media pembelajaran dapat dilihat melalui pengukuran dari

hasil belajar peserta didik. Peserta didik dalam hal ini pencapaian belajar

dinilai/dilihat secara individu. Kriteria ketuntasan dilihat dari minimal (KKM)

dimana nilai tersebut harus diatas atau sama dengan nilai KKM yang telah

60
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014). h.28.
48

ditentukan. Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 80%

peserta didik mencapai nilai tuntas.

Penentuan hasil belajar peserta didik berdasarkan skor yang diperoleh

dihitung menggunakan rumus:


N=

Keterangan:

N = Nilai yang diperoleh siswa

W= Jumlah soal yang benar

n = Banyaknya item soal

Kemudian data yang terkumpul yaitu data hasil belajar peserta didik

dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, untuk mendeskripsikan

ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran menggunakan bahan

ajar yang telah dikembangkan. Untuk keperluan tersebut digunakan:

a. Membuat tabel distribusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) menentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = Xt – Xr

Keterangan:

R = rentang nilai

Xt = data terbesar

Xr = data terkecil

2) Menentukan banyaknya kelas interval

K = 1 + (3,3) log n

Keterangan:

K = Kelas interval

n = Jumlah siswa
49

3) Menghitung panjang kelas interval

P=

Keterangan:

P = Panjang Kelas Interval

R = Rentang Nilai

K = Kelas Interval

4) Menentukan ujung kelas pertama

5) Membuat tabel distribusi.61

b. Menghitung rata-rata

Keterangan:

x = Rata-rata

fi = Frekuensi ke-i
xi = Titik tengah

1) Menghitung Persentase (%) nilai rata-rata

P=

Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Banyak sampel/responden

61
Muhammad Arif Tiro. Dasar-Dasar Statistik Edisi Ketiga. Makassar: Andira Publisher,
2008). H. 121.
50

2) Mengkategorisasikan tingkat kemampuan siswa.

Tabel 3.3 : Kategori Tingkat Keefektifan 62

Persentase ketuntasan Kriteria

> 80 Sangat efektif

> 60 – 80 Efektif

> 40 – 60 Cukup efektif

> 20 – 40 Kurang efektif

20 ≤ Sangat kurang efektif

Keterangan : Tingkat penguasaan materi


Suatu media dikatakan efektif jika persentasi ketuntasan mencapai nilai > 80

pada kategori baik atau minimal berada pada nilai > 60 – 80 pada kategori baik.

Standar ketuntasan komponen kecakapan akademik di atas bersifat tentatif, dalam

arti sekolah dapat menentukan standar ketuntasan yang berbeda sesuai target

maupun karakteristik sekolah yang bersangkutan.63

62
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik, h.28.
63
S. Eko Putro Widyoko. Evaluasi Program Pembelajaran panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, h. 245.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa produk pengembangan media pembelajaran handout

berbasis potensi lokal materi ekosistem disusun dan dikembangkan berdasarkan

model 4-D oleh Thiagarajan yang terdiri dari empat tahap yaitu define

(pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), disseminate

(penyebaran). Bahan ajar dalam penelitian ini berupa handout berbasis potensi

lokal materi ekosistem yang merujuk pada tiga syarat kualitas yaitu valid, praktis,

dan efektif.

A. Hasil Penelitian

1. Tahapan Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis

Potensi Lokal

Pengembangan handout berbasis potensi lokal materi ekosistem disusun dan

dikembangkan serta diadaptasi berdasarkan model 4-D Thiagarajan yang terdiri


dari empat tahap yaitu, pendefenisian (define), perancangan (design),

pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).

a. Tahap Pendefinisian (define)

Tahap pendefinisian adalah tahap awal yang dilalui sebelum membuat

rancangan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal. Tahapan-tahapan

pendefinisian meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

1) Analisis Awal-Akhir

Kegiatan analisis awal-akhir dilakukan untuk menetapkan masalah dasar

yang diperlukan dalam pengembangan media pembelajaran handout berbasis

51
52

potensi lokal. Observasi yang dilakukan di sekolah SMAN 14 Jeneponto

diperoleh sebuah kesimpulan bahwa proses pembelajaran di kelas X MIPA 1

SMAN 14 Jeneponto lebih dominan metode ceramah dan biasanya peserta didik

bosan karna buku paket yang digunakan lebih mendominasi teks, serta masih

terbatas bahan ajar cetak seperti, LKS, modul, dan handout sehingga dalam

proses pembelajaran peserta didik tidak bersemangat dan kurang aktif belajar.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat diatasi dengan cara mengembangkan

media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang dilengkapi dengan

desain yang menarik berupa gambar flora dan fauna serta menghubungkannya

dengan materi ekosistem, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar serta

menumbuhkan minat belajar peserta didik sehingga peserta didik bisa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

2) Analisis Peserta didik

Tahapan ini bertujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dari peserta

didik yang nantinya akan dijadikan sebagai subjek uji coba produk. Hal ini

dilakukan agar produk yang dibuat dapat sesuai dan memenuhi kebutuhan peserta

didik, karakteristik peserta didik, dan motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan

dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto

diperoleh hasil yaitu:

a) Kemampuan akademik peserta didik pada kelas X MIPA 1 memiliki tingkat

kognitif yang berbeda-beda, dimana kemampuan peserta didik memiliki tingkat

kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

b) Tingkat keaktifan peserta didik masih kurang dikarenakan pembelajaran yang

masih berpusat pada guru.

c) Tingkat ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran yang sangat monoton.


53

d) Usia rata-rata peserta didik yang menjadi subjek penelitian pada kelas X MIPA

1 SMAN 14 Jeneponto berkisar 15-17 tahun, dimana menurut teori

perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget pada rentang usia

tersebut memiliki kemampuan berfikir secara abstrak, menalar secara logis,

serta menarik kesimpulan dan informasi yang tersedia.64 Hasil analisis peserta

didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran, dimana peserta didik dapat

mengetahui jenis flora dan fauna yang di ambil dari potensi lokal Lembah

Hijau Rumbia Jeneponto, dan peserta didik dapat mengetahui komponen-

komponen penyusun biotik dan abiotik melalui kegiatan mengamati disekitar

lingkungan sekolah. Media pembelajaran handout dapat memberikan informasi

dan pengetahuan bagi peserta didik karena di dalam media handout termuat

gambar potensi lokal flora dan fauna yang diambil dari habitat aslinya sehingga

gambar terlihat nyata serta menghubungkannya dengan materi ekosistem. Isi

media pembelajaran handout terdapat aktivitas peserta didik yaitu melakukan

pengamatan dengan mengelompokkan komponen biotik dan abiotik sehingga

peserta didik bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di atas ditemukan bahwa peserta didik memiliki

tingkat keaktifan yang kurang dan cenderung cepat bosan dalam proses

pembelajaran dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga

dibutuhkan media pembelajaran yang dapat menjadi referensi tambahan berupa

media yang mampu membuat peserta didik lebih berperan aktif dalam proses

pembelajaran, media pembelajaran tersebut dapat berupa media pembelajaran

handout yang dilengkapi gambar menarik seperti flora dan fauna yang diambil

dari potensi lokal dan menghubungkannya dengan materi ekosistem. Berdasarkan

analisis peserta didik dan observasi awal, maka dikembangkanlah media

64
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Cet. VI; Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2016), h. 107.
54

pembelajaran handout berbasis potensi lokal pada materi ekosistem yang

diharapkan dapat memicu antusias peserta didik untuk lebih aktif pada proses

pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan dengan media handout adalah

mengajak peserta didik ke tempat pengambilan sampel untuk melihat secara

langsung potensi lokal yang ada di daerah Lembah Hijau Rumbia tetapi karena

keterbatasan waktu, tempat dikarenakan adanya Covid-19 oleh karena itu peserta

didik hanya belajar di sekitar lingkungan sekolah dengan mengamati spesies flora

dan fauna menggunakan bantuan media handout.

3) Analisis Materi

Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah mengidentifikasi, merinci,

dan menyusun secara sistematis materi-materi utama yang akan dipelajari peserta

didik didik. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah materi ekosistem pada

kompetensi dasar yaitu menganalisis komponen-komponen ekosistem dan

interaksi antar komponen tersebut yang dibagi dalam 2 kali pertemuan, pertemuan

pertama: (1) Menjelaskan komponen ekosistem dan menyebutkan komponen

penyusun ekosistem, (2) Melakukan pengamatan ekosistem di lingkungan sekolah

dan mengidentifikasi komponen-komponen yang menyusun ekosistem, (3)

Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta hubungan antara

biotik dan abiotik dalam ekosistem. Pertemuan kedua: (1) Mendeskripsikan peran

komponen penyusun ekosistem dalam aliran energi, (2) Mendeskripsikan jenis-

jenis interaksi yang kemungkinan terjadi dalam interaksi ekosistem. Adapun

proses penyusunan materi dilakukan dengan pengambilan sampel pada spesies

flora dan fauna dengan memanfaatkan teknologi pengambilan gambar,

pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan salah satu metode

sampling Bioekologi yaitu Random Sampling (Plot). Penyusunan materi ini

disesuaikan dengan basis yang diterapkan yakni berbasis potensi lokal.


55

4) Analisis Tugas

Analisis tugas bertujuan untuk menganalisis materi yang digunakan oleh

peneliti dalam mengembangan media pembelajaran handout berbasis potensi

lokal. Pada penelitian ini peneliti memilih materi ekosistem dikarenakan materi

ini dianggap cocok untuk mengembangkan media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal karena cakupan pada materi ekosistem mempunyai banyak sub

materi sehingga hal ini dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajari

materi tersebut.

5) Tujuan Pembelajaran

Tahap ini dilakukan untuk merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan

analisis materi, tahap ini bertujuan agar dapat menentukan batasan-batasan dalam

penelitian khususnya pada tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran

ini berdasarkan pada kompetensi dasar (KD) dan indikator, dimana kompetensi

dasar pada materi ekosistem terdiri dari KD 3.10. Menganalisis komponen-

komponen ekosistem dan interaksi antar komponen tersebut. Adapun rincian

tujuan pembelajaran pada materi ekosistem sebagai berikut:

1. Menjelaskan komponen ekosistem dan menyebutkan komponen penyusun

ekosistem.

2. Melakukan pengamatan ekosistem di lingkungan sekolah dan

mengidentifikasi komponen-komponen yang menyusun ekosistem.

3. Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta hubungan

antara biotik dan abiotik dalam ekosistem.

4. Mendeskripsikan peran komponen penyusun ekosistem dalam aliran energi.

5. Mendeskripsikan jenis-jenis interaksi yang kemungkinan terjadi dalam

interaksi ekosistem.
56

b. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini terdapat empat langkah yang ditempuh, yaitu penyusunan tes,

pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal. Adapun hasil yang di-

peroleh pada keempat langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan Tes

Berdasarkan analisis konsep dan perumusan tujuan pembelajaran, maka

disusun tes kemampuan peserta didik dalam bentuk tes hasil belajar berupa soal

pilihan ganda sebanyak 25 butir soal yang akan digunakan setelah seluruh materi

selesai diajarkan. Penyusunan instrumen tes hasil belajar berpatokan pada kisi-kisi

soal, dimana kisi-kisi soal tersebut disusun berdasarkan indikator pembelajaran.

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik

terhadap materi yang telah diajarkan.

2) Pemilihan Media

Tahap ini, peneliti menentukan media yang tepat yang disesuaikan dengan

materi ekosistem yang telah dipilih oleh peneliti. Media yang dikembangkan oleh

peneliti yaitu media pembelajaran handout berbasis potensi lokal.

3) Pemilihan Format

Tahap ini, peneliti menentukan kriteria atau format yang digunakan untuk

mendesain media pembelajaran handout berbasis potensi lokal, baik berupa

bentuk desain, tahap desain yang menjadi pokok utama adalah desain dari sampul

sampai isi buku, ukuran kertas yang digunakan serta pemilihan warna ataupun

gambar yang menarik serta gaya penulisan media handout.

4) Rancangan Awal

Setelah pemilihan format selanjutnya peneliti membuat rancangan produk

awal media handout berbasis potensi lokal untuk peserta didik kelas X MIPA 1

SMAN 14 Jeneponto bahasan ekosistem yang menarik, sehingga diharapkan


57

dapat bermanfaat bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hasil dari tahap ini adalah desain produk awal dari media handout

yang akan dikembangkan peneliti. Adapun deskripsi terkait desain cover, desain

isi dan isi materi media handout dijelaskan sebagai berikut:

a. Desain Cover

Desain tampilan cover atau sampul media handout berbasis potensi lokal

menggunakan gambar pintu masuk Lembah Hijau Rumbia. Sampul pada media

handout berbasis potensi lokal terdiri dari dua yaitu sampul depan dan sampul

belakang. Warna sampul didesain full color (HD) dengan dasar warna biru dan

ditambah karakteristik pendukung cover seperti nama penulis, judul materi, dan

tempat pengambilan sampel. Adapun desain cover media handout sebagai berikut:

Gambar 4.1 Desain Cover Handout


b. Desain Isi

Desain isi pada media handout berbasis potensi lokal didesain dengan

menggunakan Corel Draw X7 dan menggunakan ukuran font tulisan umumnya 12


pt dengan tema tulisan sampul (Bodoni Bd BT) dengan ukuran 92 pt, isi (Futura
58

Bk BTR) dengan ukuran 14 pt, sub judul (Yaseva One) dengan ukuran 14 pt,

halaman (Arial) dengan ukuran 12 pt, ukuran margin dengan susunan (atas/top 3

cm, kanan/right 2 cm, kiri/left 2 cm dan bawah/bottom 2 cm).

c. Isi Materi

Materi dalam media handout berbasis potensi lokal ialah materi pada kelas

X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto terkhusus materi ekosistem. Bahan materi yang

dimasukkan ke dalam handout berbasis potensi lokal merupakan hasil dari

identifikasi beberapa spesies yang didapatkan dari hasil potensi lokal di kabupaten

Jeneponto tepatnya di Lembah Hijau Rumbia kemudian menghubungkannya

dengan materi ekosistem. Adapun rancangan isi media pembelajaran handout

akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:

a) Sampul: pada tahap merancang sampul dilihat berdasarkan standar kompetensi,

kompetensi dasar, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi pokok, dan

didasarkan oleh suatu strategi. Maka bahan ajar berupa handout ini diberi judul

“Handout ekosistem berbasis potensi lokal”.

b) Petunjuk Penggunaan Handout: jadi, pada bagian ini penulis menunjukkan

kepada peserta didik tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan ketika

membaca handout.

c) Kata Pengantar: bagian ini berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya

bahan ajar berupa handout, alasan pembuatan handout secara singkat, harapan

penulis dari adanya media pembelajaran yang dikembangkan.

d) Daftar Isi: bagian ini menginformasikan kepada peserta didik mengenai topik

yang akan dipelajari dalam handout sesuai urutan tampilan dan nomor

halaman. Memudahkan peserta didik melihat materi yang dicari, tanpa

membuka satu per satu.


59

e) Pendahuluan: bagian ini akan memberikan gambaran awal beserta informasi

penting kepada peserta didik tentang hubungan antar topik dengan topik yang

lainnya, sehingga peserta didik lebih mudah memahami maksud dari materi

secara komprehensif.

f) Uraian Materi: jika materi pokok telah ditentukan, maka pada bagian inilah

materi pokok akan dijabarkan dan dijelaskan ke dalam bagian-bagian yang

lebih detail. Pada isi terdapat uraian materi yang memuat mulai dari jenis flora

dan fauna yang disertakan dengan gambar beserta deskripsi mengenai sifat

ekologi dari spesies tersebut, kemudian komponen biotik berisi penjelasan dan

gambar, komponen abiotik berisi penjelasan, pada pembahasan interaksi

makhluk hidup dengan lingkungannya meliputi interaksi antar-individu

membentuk populasi, interaksi antar-populasi membentuk komunitas

(kompetisi, predasi, simbiosis) menggunakan gambar dan penjelasan

sedangkan interaksi antar-ekosistem membentuk biosfer dan interaksi antar-

komunitas dengan komponen abiotik membentuk ekosistem hanya berisi

penjelasan, kemudian materi aliran energi berisi gambar dan penjelasan yaitu

(produsen, konsumen, dekomposer, detritivor), tipe-tipe ekosistem yaitu

ekosistem alami dan ekosistem buatan berisi penjelasan dan gambar, dan

materi jaring-jaring makanan berisi penjelasan dan bagan jaring-jaring

makanan. Dengan demikian isi dari media handout sudah termuat sehingga

peserta didik bisa memahaminya dengan baik dan mendalam.

g) Kegiatan Peserta didik: bagian ini dibuat agar peserta didik dapat mengukur

sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang telah diterima selama

proses pembelajaran.

h) Rangkuman Materi: bagian ini memuat rangkuman materi yang terletak

diakhir materi.
60

i) Daftar Pustaka: bagian ini berisi sejumlah referensi yang digunakan sebagai

bahan rujukan. Sehingga, jika peserta didik ingin menggalinya lebih dalam

tentang persoalan dari sumber referensi tertentu, maka dapat dilacak di

internet.

j) Biodata Penulis: bagian ini memuat data diri dari penulis.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap ini merupakan tahap pengembangan terhadap media pembelajaran

handout berbasis potensi lokal materi ekosistem, tahap pengembangannya disusun

sesuai rancangan awal sehingga menghasilkan produk awal yang disebut

prototype I. Rancangan awal atau prototype I yang dikembangkan oleh peneliti

divalidasi oleh dua orang validator ahli yang merupakan dosen Jurusan

Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar.

Hasil revisi prototype I yang sesuai masukan dari validator di sebut prototype II

yang telah dinyatakan valid oleh validator.

d. Tahap Penyebaran (Disseminate Terbatas)

Tahap penyebaran yang dilakukan pada penelitian yaitu memfokuskan

penyebaran media pembelajaran handout berbasis potensi lokal secara terbatas

pada sekolah tempat meneliti yaitu pada kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto.

2. Tingkat Kevalidan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

Lokal

Handout yang dihasilkan pertama kali disebut Prototype I, selanjutnya di

validasi oleh 2 validator ahli yaitu dengan meninjau aspek kelayakan media.

Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk menentukan tingkat kevalidan dari

media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang telah dibuat oleh

peneliti. Terdapat dua validator yang menilai tingkat kevalidan dari produk yang

dikembangkan. Adapun nama-nama validator I dan II adalah sebagai berikut:


61

Tabel 4.1 Nama-Nama Validator Ahli

NO Validator Jabatan

1. Dr. H. Muh. Rapi, M.Pd. Dosen Pendidikan Biologi

2 Syamsul, S.Pd., M.Pd. Dosen Pendidikan Biologi

Adapun saran-saran dan masukan yang diberikan dari kedua validator pada

saat menganalisis prototype I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Saran-Saran dan Masukan yang Diberikan Oleh Kedua Validator

Terhadap Media Handout Berbasis Potensi Lokal

Saran dan Masukan Validator

Validator I Validator I

Sebelum Revisi Setelah Revisi

1. Tambahkan gambar tempat pada 1. Gambar telah dimasukkan pada

bagian profil lokasi pengambilan bagian profil lokasi pengambilan

sampel spesies sampel potensi lokal sesuai saran

dari validator

2. Perbaiki kata yang kurang tepat 2. Setiap kata di dalam media handout

seperti (Typo) telah diperbaiki

3. Perbaiki penempatan tanda baca 3. Penempatan tanda baca telah

diperbaiki dan telah sesuai

Validator II Validator II

Sebelum Revisi Setelah Revisi

1. Perbaiki sampul atau cover buat 1. Tampilan cover sudah diperbaiki

lebih menarik sesuai saran validator

2. Konsisten Penempatan tanda baca 2. Tanda baca telah diperbaiki


62

3. Masih banyak kata yang kurang 3. Kata-kata yang Typo telah diperbaiki

tepat (Typo)

4. Gambar perjelas dan tata gambar 4. Gambar telah diperjelas dan sudah

atur agar terlihat rapi serta perbesar diperbesar sehingga sudah terlihat

gambar spesies agar terlihat jelas menonjol sesuai saran dari validator

4. Konsisten Penggunaan huruf 5. Huruf pada isi media sudah

kapital diperbaiki

5. Tambahkan nama lokal pada 6. Pada setiap spesies di dalam media

spesies yang di dapatkan telah di tambahkan nama lokal

7. Ganti desain media lebih menarik 7. Desain Media telah diganti sedan

lagi dibuat menarik

8. Perbaiki susunan kalimat buat lebih 8. Susunan kalimat telah dibuat

sederhana sehingga mudah sederhana

dipahami

Selanjutnya hasil validasi beserta saran-saran dari para validator dijadikan

acuan dalam merevisi media handout berbasis potensi lokal materi ekosistem

yang telah dikembangkan. Hasil revisi dari prototype I disebut prototype II,

kemudian di uji cobakan di lapangan dengan penyebaran terbatas hanya di kelas X

MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto. Proses validasi handout berbasis potensi lokal

materi ekosistem dilakukan secara bergantian dimulai dari validator ahli

kemudian ke validator konten sampai media handout berbasis potensi lokal materi

ekosistem yang divalidasi benar-benar valid.

Adapun Perbandingan hasil prototype I dan Prototype II yang dibuat sesuai

saran-saran dan masukan dari validator I dan Validator II dapat digambarkan

pada tabel berikut:


63

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Prototype I dan Prototype II

Perbandingan Hasil

Prototype I Prototype II
64
65
66

Berdasarkan saran yang diberikan oleh kedua validator, kemudian prototype

I direvisi dengan mengacu pada saran perbaikan yang kemudian menghasilkan

prototype II. Setelah dilakukan perbaikan dari saran-saran yang diberikan oleh

kedua validator kemudian menghasilkan prototype II yang kemudian dinilai oleh

kedua validator. Apabila Prototype II telah dikatakan valid maka tahap


67

selanjutnya melakukan uji coba terhadap media pembelajaran handout yang telah

divalidasi. Data kevalidan dari produk media handout berbasis potensi lokal dapat

dilihat pada lampiran A.1 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rata-Rata Hasil Penilaian Validator

Aspek Penilaian Hasil Penilaian Kategori Penilaian

Tampilan Media 3,5 Valid

Materi 4 Sangat Valid

Tidak Ketinggalan Zaman 4 Sangat Valid

Skala 3,5 Valid

Kualitas Teknis 3,6 Valid

Ukuran 4 Sangat Valid

Bahasa Komunikatif 3,5 Valid

Kesesuaian Penggunaan Istilah 3,75 Sangat Valid

Rata-rata 3,72 Sangat Valid

Berdasarkan tabel di atas, hasil validasi terhadap media pembelajaran

handout berbasis potensi lokal adalah 3,72 yang artinya berada pada kategori

sangat valid, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa media handout layak

digunakan dengan sedikit revisi dan layak diuji cobakan kepada peserta didik.
68

3. Tingkat Kepraktisan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

Lokal

Berdasarkan prosedur penelitian yang telah dikemukakan, maka tahapan

berikutnya adalah tahap untuk melihat tingkat kepraktisan media pembelajaran

handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang telah dikembangkan yang

diukur menggunakan instrumen penelitian berupa angket respon peserta didik dan

angket respon guru. Adapun hasil respon peserta didik dan guru dapat dilihat pada

lampiran B.1. Hasil respon keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Respon Keseluruhan

NO Jenis Penilaian Rata-Rata

1 Respon Peserta Didik 3,60

2 Respon Guru 3,66

Rata-Rata Total 3,63

Jenis Kriteria Sangat Positif

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kategori penilaian yang

diperoleh dari hasil angket respon peserta didik dan angket respon guru adalah

sangat positif terhadap media pembelajaran handout berbasis potensi lokal.

Dengan demikian kriteria kepraktisan media handout dapat dikatakan tercapai.

5. Tingkat Keefektifan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi

Lokal

Pada bagian sebelumnya, telah dikemukakan hasil uji kevalidan beserta

perangkat-perangkat dan instrumen yang lain. Selanjutnya akan kemukakan hasil


69

uji keefektifan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal. Instrumen

yang digunakan berupa butir-butir soal. Jenis soal yang diberikan adalah soal

pilihan ganda sebanyak 25 nomor dan subjek penelitian sebanyak 11 orang. Soal

dan rubrik dapat dilihat pada lampiran C.3. Hasil tes peserta didik dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Ketuntasan Peserta Didik Jumlah Persentase (%)

Peserta didik yang tuntas 11 Orang 100%

Peserta didik yang tidak tuntas - -

Jumlah 11 Orang 100 %

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase hasil belajar peserta

didik kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto yaitu 100%. Pembelajaran dikatakan

berhasil secara klasikal jika minimal 80% peserta didik mencapai nilai tuntas.

Peserta didik dikatakan tuntas jika memiliki nilai di atas atau sama dengan nilai

KKM yakni 75. Berdasarkan tabel 4.6 persentase hasil belajar peserta didik

sebesar 100% berada pada kriteria sangat efektif.

B. Pembahasan

Hasil uji coba yang telah dilakukan untuk melihat sejauh mana media

pembelajaran handout berbasis potensi lokal dikembangkan memenuhi kriteria

kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.

1. Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal

Pengembangan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal

bertujuan untuk menghasilkan produk yang dapat membantu dalam proses


70

pembelajaran. Proses pengembangan media handout berbasis potensi lokal

dilakukan secara bertahap yang mengacu pada model 4-D. Model pengembangan

4-D dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvin I

Semmel. Model pengembangan 4-D memiliki 4 tahapan yaitu: (1) Define

(pendefinisian), (2) Design (perancangan), (3) Develop (pengembangan), dan (4)

Disseminate (penyebaran).

Tahapan pertama yakni tahap pendefinisian (define), meliputi analisis awal-

akhir. Analisis awal-akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan

masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan

pengembangan media pembelajaran. 65 Setelah itu dilakukan analisis karakteristik

peserta didik yang menjadi subjek uji coba media handout berbasis potensi lokal

yang dikembangkan peneliti di mana diperoleh data bahwa tingkat pemahaman

peserta didik tahun ajaran 2020/2021 masih tergolong sedang, setelah itu

dilakukan analisis konsep yang akan digunakan pada media yang dikembangkan

oleh peneliti, di mana peneliti memilih materi ekosistem, hal ini dikarenakan

materi ekosistem memiliki banyak sub materi sehingga cocok digunakan pada

media yang dikembangkan oleh peneliti sehingga akan mempermudah peserta

didik memahami materi, kemudian dilakukan analisis tugas yang relevan yang

terkait materi ekosistem dan tahap pertama ini diakhiri dengan perumusan tujuan

yang akan dicapai oleh peserta didik.

Tahap kedua yaitu tahap perancangan. Tahap ini dilakukan dengan tujuan

untuk merancang media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang akan

dikembangkan yang kemudian akan menjadi prototype I. Tahap perancangan

65
Fajar Lailatul Mirojiyah. “Pengembangan Modul Berbasis Multipresentasi Pada
Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pengembangan. Vol 1, no.1 (2016): h.
222.
71

terdiri dari beberapa langkah yaitu, pemilihan format dan rancangan awal produk.

Pemilihan format dilakukan untuk menentukan format apa yang akan dipakai

dalam pengembangan produk media handout berbasis potensi lokal. Langkah

yang terakhir yaitu rancangan awal produk, dimana setelah melakukan

penyusunan format maka dilakukan rancangan awal produk yang akan

dikembangkan.

Tahap ketiga yaitu pengembangan (develop), di mana pada tahap ini peneliti

telah menghasilkan desain media handout berbasis potensi lokal berupa prototype

I yang kemudian dilakukan validasi oleh 2 orang validator ahli yang merupakan

dosen Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN

Alauddin Makassar dengan tujuan untuk mendapat saran maupun masukan.

Setelah melakukan perbaikan media sesuai saran dan masukan maka dihasilkan

prototype II yang telah valid untuk diuji cobakan dilapangan secara terbatas.

Tahap keempat yaitu penyebaran (Disseminate terbatas), media

pembelajaran yang dihasilkan pada akhir tahap pengembangan sebagaimana


ketentuan harus disosialisasikan dan disebarkan kepada guru-guru yang ada di

sekolah-sekolah lain tetapi karena keterbatasan waktu, keadaan dan materi

pembelajaran yang terbatas, maka tahap penyebaran ini terbatas hanya dilakukan

saat uji coba perangkat. Peneliti melakukan uji coba terbatas pada kelas X MIPA

1 SMAN 14 Jeneponto. Pelaksanaan uji coba ini bertujuan mengetahui sejauh

mana media pembelajaran handout berbasis potensi lokal dapat digunakan.

Jumlah siswa pada kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto berjumlah 30 orang,

namun karena keadaan yang tidak memungkinkan disebabkan adanya COVID-19

maka jumlah siswa yang hadir berjumlah 11 orang atau 11 sampel.


72

Berdasarkan hal demikian, penelitian ini tetap dilanjutkan sebagaimana

yang dikemukakan oleh Punaji Setyosari bahwa ukuran-ukuran sampel tertentu

dapat digunakan misalnya 10%, 15%, 20% dan seterusnya jika dengan adanya

alasan-alasan yang rasional.66 Kemudian pendapat tersebut didukung oleh

pernyataan Khalifah Mustami yang menyatakan bahwa walaupun sudah dilakukan

pertimbangan untuk menentukan besarnya sampel, pedoman yang pasti mengenai

besarnya sampel sejauh ini tidak dapat ditentukan. Pedoman yang berlaku

biasanya rentangan persentase yakni 2% sampai 20% berdasarkan pada keadaan

dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.67

2. Kevalidan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal

Salah satu kriteria produk yang dikembangkan dikatakan berkualitas yaitu

produk yang memiliki tingkat validasi yang tinggi. Validasi dilakukan dengan

cara mendatangkan pakar ahli yang telah berpengalaman dalam menilai produk

baru yang telah dirancang sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan

produk.68

Media pembelajaran handout berbasis potensi lokal dirancang untuk

membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran

handout berbasis potensi lokal dikembangkan sehingga dapat digunakan dalam

proses pembelajaran setelah melalui tahap validasi. Berdasarkan hasil penelitian,

maka media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang dibuat dan

dikembangkan dinyatakan sangat valid dengan sedikit revisi karena komponen

atau aspek-aspek pada teori yang dimuat dalam lembar validasi yang telah diisi

66
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan (Cet.V; Jakarta:
Prenada Media Group, 2016), h. 229.
67
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h. 69.
68
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h.141.
73

oleh kedua validator menunjukkan bahwa media pembelajaran handout berbasis

potensi lokal memiliki nilai rata-rata validasi total 3,72 yang dinyatakan kategori

sangat valid, sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Eko Putro Widyoko yang

menyatakan jika berada pada interval (3,5 ≤ V ≤ 4) maka dinyatakan sangat valid.

Nilai masing-masing dari ke 2 validator yang dibagi menjadi 8 kategori, yaitu 3,5

untuk tampilan, 4 untuk materi ajar, 4 untuk kategori tidak ketinggalan zaman

(modern), 3,5 untuk kategori skala tata letak, 3,6 untuk kualitas teknis, 4 untuk

ukuran dari media yang dikembangkan, 3,5 untuk bahasa yang digunakan pada

media handout, dan kategori 3,75 untuk penggunaan istilah.

Berdasarkan hal tersebut, didukung oleh teori yang menyatakan bahwa

validasi adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran

dengan arti atau tujuan kriteria belajar. Produk dikatakan valid apabila mencakup

beberapa komponen yaitu (1) komponen kelayakan isi mencakup kesesuaian SK

dengan KD, kebutuhan, kebenaran substansi, manfaat, nilai moral, dan nilai

sosial. (2) Komponen penyajian, mancakup kejelasan tujuan yang ingin dicapai,

urutan penyajian, pemberian motivasi, daya tarik, interaksi (pemberian stimulus

dan respon) dan kelengkapan informasi. (3) Komponen kebahasaan, mencakup

keterbatasan, kejelasan informasi, kesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia,

penggunaan bahasa secara efektif dan efisien, yang kemudian semua komponen

tersebut akan dinilai oleh validator pada lembar validasi untuk menentukan

tingkat kevalidan produk berdasarkan kriteria kevalidan.69 Hal ini sesuai dengan

penelitian Desi Listiani dan Erliana Prihatni dengan hasil penelitian media

pembelajaran yang dikembangkan berada pada kategori sangat valid disebabkan

oleh penilaian dari aspek materi dan aspek media pembelajarannya. Media

69
Riti Desmiwati, Ratnawulan dan Yulkifli, Validitas LKPD Fisika SMA Menggunakan
Model Problem Based Learning Berbasis Teknologi Digital, Vol. 1 No, 1, (2017), h. 33.
74

pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan materi dan kurikulum

yang berlaku.70

3. Kepraktisan Media Pembelajaran Handout Berbasis Potensi Lokal

Trianto dalam Mualdin Sinurat dan Edi Syahputra mengatakan bahwa

aspek kepraktisan dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan

bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan (2) kenyataan menunjukan

bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Hal ini diperkuat oleh penilaian

validator yang mengatakan media yang dikembangkan layak digunakan dengan

sedikit atau tanpa revisi.71

Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar peserta didik adalah media

pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru. Pemakaian media pembelajaran

dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.72

Berdasarkan hasil uji coba media pembelajaran handout berbasis potensi

lokal, kemudian diberikan angket respon peserta didik dan angket respon guru

terkait media yang telah diuji cobakan, diperoleh hasil angket respon peserta didik

3,60 dan angket respon guru 3,66 sehingga diperoleh hasil rata-rata keseluruhan

adalah 3,63 yang merupakan kategori sangat positif sesuai dengan teori yang

dikemukan oleh Eko Putro Widyoko yang menyatakan, jika berada pada interval

(3,5 ≤ Xi ≤4) maka dinyatakan sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa media

70
Desi Listiani, Erlina Prihatnani, “Pengembangan Media Pembelajaran Dart Board
Math Bagi Siswa Kelas VII SMP”, Jurnal Pendidikan matematika vol.4 no.1 (2018), h.31.
71
Mualdin Sinurat dan Edy Syahputra, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Peserta didik SMP”, h.
167.
72
Handhika, “Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar,”
Madiun-Indonesia vol. 1, no. 1 (Oktober 2012), h. 113. http://media.neliti.com.
75

pembelajaran handout berbasis potensi lokal pada materi ekosistem sangat praktis

dapat diterapkan pada proses pembelajaran.

4. Keefektifan Media Handout Berbasis Potensi Lokal

Hasil belajar akan mencerminkan kemampuan peserta didik untuk

memenuhi prestasi tahap pengalaman belajar, untuk mencapai kompetensi dasar,

hasil belajar berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan

dicapai peserta didik dalam kaitannya dengan kegiatan belajar yang dilakukan,

disesuaikan dengan kompetensi dasar materi yang dipelajari.73 Tingkat

keefektifan suatu proses pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh faktor

penggunaan media di dalam kelas. Hal ini didukung oleh Yuananda Nur

Basmalah dalam Rusman yang juga berkesimpulan bahwa media pembelajaran

yang memiliki keefektifan yang tinggi berdampak baik pada prestasi belajar

peserta didik.74

Keefektifan media handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang

dikembangkan melalui data pengukuran hasil belajar peserta didik. Tes hasil
belajar diberikan kepada peserta didik setelah menggunakan media handout.

Adapun tes hasil belajar peserta didik terdiri dari 25 butir soal dalam bentuk

pilihan ganda, materi yang dimuat sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang telah

dikembangkan oleh peneliti memenuhi kategori sangat efektif hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukan oleh Eko Putro Widyoko jika berada pada interval

73
Muhammad Khalifa Mustami Dan Gufran Dama Wijaya, “ Development Of Worksheet
Students Oriented Scientifict Aproach At Subject Of Biology”, Jurnal Bioedutika, Vol. 95, No.4:
h.14
74
Mualdin Sinurat dan Edy Syahputra, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Peserta didik SMP”, h.
164-165.
76

(>80) maka dinyatakan sangat efektif, dilihat dari persentase nilai ketuntasan

peserta didik yaitu 100%. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

produk pengembangan dikatakan efektif apabila memberikan hasil yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ditunjukkan oleh tes hasil belajar peserta

didik.75 Kemudian didukung oleh teori yang menyatakan bahwa peserta didik

dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan

nilai KKM.76 Hasil tingkat keefektifan pengembangan bahan ajar handout dari

penelitian terdahulu diperoleh 80% dengan kategori efektif, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil tingkat keefektifan peneliti dengan hasil tingkat

keefektifan penelitian terdahulu terdapat peningkatan dimana penelitian sekarang

diperoleh 100% sangat efektif.

Talizaro Tafonoa dalam jurnal (2018) menyatakan bahwa melalui media

pembelajaran pendidik akan lebih mudah memberi pelajaran dan penjelasan pada

peserta didik, dengan penggunaan media maka pendidik akan lebih mudah

berkomunikasi sehingga tercipta interaksi timbal balik. Media pembelajaran dapat

memberi motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dan dapat terlibat

aktif dalam pembelajaran.

Media pembelajaran handout memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun

kelebihan dari produk yang dikembangkan peneliti adalah memiliki tampilan yang

menarik dan desain yang full colour (HD), kemudian media pembelajaran

handout berbasis potensi lokal yang dibuat dan dikembangkan menggunakan

gambar asli, gambar pada media handout berbasis potensi lokal di ambil di habitat

asli sehingga peserta didik tidak hanya mengenal namun juga mengetahui habitat

75
M. Havis, “ Research And Development; Penelitian Dibidang Kependidikan yang
Inovatif, Produktif dan Bermakna” Prodi Pendidikan Biologi STAIN Batusangkar Vol. 16, No. 1,
2013, h. 34.
76
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik, h.242.
77

dari spesies tersebut. Sedangkan kekurangan media pembelajaran handout

berbasis potensi lokal adalah uji coba produk hanya dilakukan pada satu kelas saja

yaitu kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto serta media handout yang

dikembangkan terbatas pada pokok bahasan ekosistem saja.77

77
Muhammad Irfan Akbar, 2018. Pengembangan Handout Pendidikan Agama Islam
Berbasis Lingkungan pada peserta didik SMK Latanro Enrekang Kabupaten Enrekang.
(Makassar: UIN Alauddin Makassar).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cara mengembangkan media pembelajaran handout berbasis potensi

lokal materi ekosistem mengacu pada model pengembangan 4-D yang

terdiri atas 4 tahapan, yaitu tahap pendefinisian (define), tahap

perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap

penyebaran (desseminate). Pelaksanaan pengembangan dimulai dengan

tahap pendefenisian yang terdiri atas analisis awal-akhir, analisis siswa,

analisis konsep, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.

Tahap perancangan terdiri atas penyusunan tes, pemilihan media,

pemilihan format, dan menghasilkan rancangan awal. Selanjutnya tahap

pengembangan yang terdiri atas validasi ahli dan uji pengembangan,

tahap akhir adalah tahap penyebaran terbatas.

2. Kevalidan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal dengan

revisi sebanyak 2 kali pada validator I dan validator II sebanyak 4 kali,

sehingga memenuhi kategori sangat valid dengan skor rata-rata 3,72.

3. Tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal

memenuhi kategori sangat positif dengan perolehan skor rata-rata hasil

uji coba kepraktisan yaitu 3,63. Kategori ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran handout berbasis potensi lokal praktis untuk digunakan

dalam proses pembelajaran.

78
79

4. Tingkat kefektifan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal

yang dikembangkan berada pada kategori sangat positif dengan skor

persentase ketuntasan peserta didik mencapai 100%.

B. Implikasi Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, media handout berbasis potensi lokal,

implikasi yang dapat disampaikan yaitu:

1. Media handout berbasis potensi lokal materi ekosistem layak

dipertimbangkan sebagai salah satu sumber belajar pada proses

pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan bahan ajar dengan

menambah keterbatasan-keterbatasan yang ada pada media handout

berbasis potensi lokal ini dan juga diuji cobakan di sekolah-sekolah

lain.
80

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gafur, 2012. Design Pembelajaran Konsep Model dan Aplikasinya dalam
Pelaksanaan Pembelajaran.Yogyakarta:Ombak.

Aditiawati Pingkan, et all, "Pengembangan Potensi Lokal di Desa Panawangan


Sebagai Model Desa Vokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat dan
Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional". Jurnal Sosioteknologi, Vol.15,
No. 1,2016. (Diakses 11 Januari 2020).

Afandi, Charnalah, dan Wardani, 2013. Model dan Metode Pembelajaran di


Sekolah. (Semarang: UNISSULA Press).

Andi Prastowo, 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar (Cet. I, Jakarta:
Kencana).

Andi Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,


(Yogyakarta: Diva Press).

Andam ardan, M. Ardi, dan Yusminah Hala. Penelitian Kebutuhan


Pengembangan Buku Teks Biologi Kelas X Berbasis Kearifan Lokal
Timur. Studi Pendidikan Internasional. 2015.Vol 8, No 4.

Ashar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:PT Raja Grafindo Perkasa.


Barroh Habibatul, Endang Susantini, dan Nur Ducha, Pengembangan Buku Ajar
Berjendela pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk SMP RSBI.E-
Jurnal BioEd. 2012. Vol. 1, No. 2 (Diakses 20 februari 2020).
Chomsin S Widodo & Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. (Jakarta: Gramedia, 2008).
C.A Dewi, Y Khery, dan M Erna, Studi Etchinoscience dalam Belajar Kimia
untuk Mengembangkan Literasi ilmiah. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. 2019. Vol. 8, No 2.
Departemen Agama RI, Alhidayah. Banten: PT. Kaltim Tangerang Selatan.

Desi Listiani, Erlina Prihatni, “Pengembangan Media Pembelajaran Dart Board


Math Bagi Siswa Kelas VII SMP”, Jurnal Pendidikan matematika. 2018
vol.4 no.1.

Desmita, 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Cet. VI; Bandung: PT


Remaja Rosadakarya).

80
81

Diana Nomida Munsir, “Teknologi Pendidikan Program Studi Teknologi


Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. ”Jurnal
Pendidikan, 2013. Vol. 13, No 1 (Diakses pada 20 februari 2020).

Dina Ika Muliawati, dkk. Pengembangan Handout Berbasis Team Assisted


Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium Smk Kimia Industri.
Jurnal Inkuiri, 2016. Vol. 5, No. 1 (Diakses pada 20 februari 2020).

Dirjen, Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008. Panduan


Pengembangan Bahan Ajar. Departemen Pendidikan Nasional.

Emda Amna, Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah. Jurnal


Ilmiah DIDAKTIKA. 2011. Vol. 12, No. 1 (Diakses 5 februari 2020).

Fajar Lailatul Mirojiyah. “Pengembangan Modul Berbasis Multipresentasi Pada


Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pengembangan.
2016. Vo; 1, no.1.

Falahuddin, Iwan, Pemanfaatan media pembelajaran. Jurnal lingkar Wydiaiswara.


2014. Vol. 1, No. 4 (Diakses 5 februari 2020).

Faridah Listia Adhayul, Tarzan Purnomo, dan Reni Ambrawati, Pengembangan


Ensiklopedia dan LKS Invertebrata Laut Untuk Pembelajaran Biologi.
Bioedu. 2014. Vol. 3, No. 3. (Diakses 5 Maret 2020).

Feri Moh Fauzi dan Anindiati Irma, 2020. E-learning Pembelajaran Bahasa
Arab. (Malang:Umm Press).

Finga fitri dkk, Pengembangan Handout dinamika populasi Hewan Berbasis


Potensi Lokal dengan Sumber Belajar di Danau Singkarak Sumatra Barat.
Jurnal Pendidikan. 2016, Vol 1. No 11.

Handhika,.“Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar,”


Madiun-Indonesia. http://media.neliti.com. Vol. 1, no. 1.

Hanifah, Umi, “Pentingnya Buku Ajar Yang Berkualitas Dalam Meningkatkan


Efektifitas Pembelajaran Bahasa Arab”. At-Tajdid, 2014. Vol 3, Nomor 3.
(Diakses 4 Februari 2020).

Havis, M. “ Research And Development; Penelitian Dibidang Kependidikan yang


Inovatif, Produktif dan Bermakna” Prodi Pendidikan Biologi STAIN
Batusangkar. 2013. Vol. 16, No. 1.
82

Hindam Wahaddyan, Saichudin, Pengembangan Handout Bergambar Dengan


Kamus Istilah Mata Pelajaran IPA Siswa Tunarungu SmalB. Jurnal
Ortopedagogia, 2014. Vol. 1. No. 2 ( Diakses pada 20 maret 2020).

H.R.Tilaar. 2009. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia.


Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Jefrianto, Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada Materi
Kingdom Animalia untuk Siswa Sekolah Menengah Atas. 2013. Jurnal
Imkuiri, Vol. 2, No. 2 ( Diakses pada 20 januari 2020).
Khalifah Mustami dan Dian Safitri, “The Effects of Numbered Heads Together-
Assurance Relevance Interest Assessment Satisfaction on Students
Motivation, International Journal of. 2018. Vol. 11, No. 3.
Khalifah Mustami. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta:
Aynat Publishing).

Muhammad Khalifa Mustami Dan Gufran Dama Wijaya. “ Development Of


Worksheet Students Oriented Scientifict Aproach At Subject Of Biology”,
Jurnal Bioedutika, Vol. 95, No.4.

Kusumawati Selvi dan Julianto. Pemanfaatan Media Flash Card Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Di Sekolah Dasar. JPGSD,
2015. Vol. 3. No. 2 (Diakses 6 Februari 2020).
Kusumawati Nila, Pengembangan Handout Bergambar diserta Peta Konsep pada
Materi Kingdom Plantae untuk Peserta didik SMA Kelas X Kurikulum
2006. Jurnal Pendidikan. 2013. Vol. 2, No. 2 ( Diakses pada 20 Februari
2020).
Maimunah. Metode Penggunaan Media Pembelajaran. Jurnal Al-Afkar. 2016.
Vol.5, No.1 ( Diakses pada 17 februari 2020).
Mualdin Sinurat dan Edy Syahputra. “Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematika Peserta didik SMP”

Muhammad Arif Tiro. 2008. Dasar-Dasar Statistik Edisi Ketiga. Makassar:


Andira Publisher.
Muhammad Irfan Akbar, 2018. Pengembangan Handout Pendidikan Agama
Islam Berbasis Lingkungan pada peserta didik SMK Latanro Enrekang
Kabupaten Enrekang. (Makassar:Uin Alauddin Makassar)
Muhson Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010. Vol. 7, No.2 (Diakses 6
februari 2020).
83

Mumpuni, K. E. Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam.


Pembelajaran Biologi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional X
Pendidikan Biologi FKIP UNS. 2013. Vol. 10, No. 2 (Diakses 6 februari
2020).

Nurkholis.Pendidikan dalam Memajukan Tekhnologi. Jurnal Kependidikan,


Volume 1, Nomor 1, 2013.(Diakses 6 Maret 2020).
Nurkhalisa Latuconsina. 2013. Pengelolaan dalam Kelas Pembelajaran.
Makassar:Alauddin University Press.
Punaji Setyosari. 2016. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. (Cet.V;
Jakarta: Prenadamedia Group).

Raharjo Budi Sabar.Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak


Mulia Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,2010. Vol, 16, No. 3
(Diakses 6 Februari 2020).
Ramansyah, W.Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
untuk Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Madura Bangkalan.
Jurnal Widyagogik. Vol. 1, No. 1 (Diakses 2 Februari 2020).

Republik Indonesia, UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. (Cet. VI; Jakarta: SinarGrafika, 2014).
Rini, Sandika. 2014. Pengembangan Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep
Pada Materi Kingdom Protista Untuk siswa SMA. Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI: Sumatera Barat
Riti Desmiwati, Ratnawulan dan Yulkifli. Validitas LKPD Fisika SMA
Menggunakan Model Problem Based Learning Berbasis Teknologi
Digital, 2017. Vol. 1 No, 1.

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi


(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada).

Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol
4, No. 1. H. 20 (Diakses 5 september 2019).

S. Eko Putro Widyoko. 2017. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis


Bagi Pendidik Dan Calon Pendidik. Bandung:Alfabeta.
Sholeh. Pendidikan dalam Al-Qur’an (Konsep Ta’lim QS. Al-Mujadalah ayat 11).
Jurnal Al-Thariqah. 2016. No. 2. Vol 1.
84

Sudaryono. 2017, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian (Cet. IV; Bandung: Alfabeta,


2002)

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R


& D.

Sugyiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D, Cet.20. Bandung: Alfabeta.

Supragoyo, Imam, Qou Fadis Pendidikan Islam, Malang: 2006.


Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. (Jakarta : Bumi Aksara, 2014).
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah. 2009. Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar), Cet. I. Bandung: Alfabeta.
Walter R. Borg dan Meredith Damie Gall. 1989, Educational Research (New
York: Longman).
Wina Sanjaya, 2016. Penelitian Pendidikan. Jenis, Model dan Prosedur
(Bandung: Kencana Prenada Media Group).

Widyoko, S. Eko Putro. 2014, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis


Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
85

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS

POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14

JENEPONTO

OLEH:

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

2021
86

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS

POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14

JENEPONTO

1. HASIL VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN


HANDOUT BERBASIS POTENSI LOKAL
2. HASIL VALIDASI ANGKET RESPON
PESERTA DIDIK
3. HASIL VALIDASI ANGKET RESPON GURU
4. HASIL VALIDASI SOAL
5. HASIL VALIDASI RPP
6. HASIL KEPRAKTISAN MEDIA
7. HASIL KEEFEKTIFAN MEDIA
87

Lampiran A.1. Hasil Validasi Media Pembelajaran Handout Berbasis


Potensi Lokal

A. Hasil Validasi Handout Berbasis Potensi Lokal

Penilaian Validator
NO Pernyataan Tentang Media Validator I Validator II

Tampilan

1 Media pembelajaran handout berbasis potensi 3 3


lokal memiliki tampilan yang indah dan rapi
2 Tata letak gambar tulisan teratur 4 4

3 Gambar dan tulisan yang ditampilkan 4 3


jelas

4 Tidak memerlukan keahlian khusus untuk 4 4


menggunakannya
5 Tampilan media memotivasi siswa untuk 4 3
belajar dan memahami
6 Perpaduan warna yang menarik 3 3

Rata-rata 3.67 3.33

Materi Ajar Ekosistem

7 Kesesuaian materi Ekosistem dalam media 4 4


ini membantu pengguna dalam memahami
materi
8 Dengan menggunakan media Handout 4 4
berbasis potensi Lokal pada materi ekosistem
ini tidak membingungkan

Rata-rata 4 4

Tidak Ketinggalan Zaman

9 Media pembelajaran yang ditampilkan tidak 4 4


kuno

10 Komponen-komponen dalam media 4 4


pembelajaran tidak keluar dari tujuan
Pembelajaran.
Rata-rata 4 4

Skala
88

11 Skala gambar dan tulisan sesuai dengan 4 3


ukuran media pembelajaran
Rata-rata 4 3

Kualitas Teknis

12 Warna yang digunakan untuk gambar sesuai 4 4


dengan realita

13 Media pembelajaran tidak mudah rusak 4 4

14 Tulisan tajam/tidak kabur 3 3

Rata-rata 3.67 3.67

Ukuran

15 Ukuran media sederhana dan tidak terlalu 4 4


besar

16 Dengan ukuran yang sesuai memudahkan 4 4


media untuk di bawa kemana saja

Rata-rata 4 4

Bahasa Komunikatif

17 Bahasa yang digunakan komunikatif 4 3

18 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti 4 3

Rata-rata 4 3

Kesesuian Penggunaan Istilah

19 Istilah yang digunakan tepat 4 3

20 Penulisan bahasa latin sesuai dengan aturan 4 4


yang berlaku

Rata-rata 4 3.5

B. Analisis Validasi Media Handout Berbasis Potensi Lokal

a. Tampilan

∑ Kij
Ai =
89

Ai =

Ai = 3,5

b. Materi Ajar Ekosistem

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 4

c. Tidak Ketinggalan Zaman

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 4

d. Skala

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 3,5

e. Kualitas Teknis

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 3,6
90

f. Ukuran

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 4

g. Bahasa Komunikatif

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 3,5

h. Kesesuian Penggunaan Istilah

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 3,75

Rata-rata hasil Penilaian validasi oleh kedua validator yaitu:

Ai
Va = ∑

Va =

Va =

Va = 3,72 (Kategori sangat valid)


Lampiran A.2. Validasi Angket Respon Peserta Didik
A. Hasil Validasi Angket Respon Peserta Didik
91

Penilaian Validator
NO Aspek Tentang Angket Validator I Validator II

Aspek Petunjuk

1 Petunjuk pengisian angket dinyatakan 4 4


dengan jelas

2 Pilihan respon peserta didik dinyatakan 4 4


dengan jelas

Rata-rata 4 4

Aspek Cakupan Respon

1 Kategori respons peserta didik yang 4 4


diamati dinyatakan denganjelas
2 Kategori respons peserta didik yang 4 4
diamati termuat dengan lengkap
3 Kategori respons peserta didik yang 4 4
diamati dapat teramati dengan baik
Rata-rata 4 4

Aspek Bahasa

1 Menggunakan bahasa yang sesuai 3 3


EYD
2 Menggunakan bahasa yang mudah 4 3
dipahami

3 Menggunakan pertanyaan yang 4 3


komunikatif

Rata-rata 3,67 3

B. Analisis Validasi Angket Respon Peserta Didik

a. Aspek Petunjuk

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 4
92

b. Aspek Cakupan Respon

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 4
c. Aspek Bahasa

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 3,34
Rata-Rata Hasil Penilaian Validator:

Ai
Va = ∑

Va =

Va =

Va = 3,77 (Kategori: sangat valid)

Lampiran A.3 Hasil Validasi Angket Respon Guru


A. Hasil Validasi Angket Respon Guru
93

Penilaian Validator
NO Aspek Tentang Angket Validator I Validator II

Aspek Petunjuk

1 Petunjuk pengisian angket 4 4


dinyatakan dengan jelas

2 Pilihan respons guru dinyatakan 4 4


dengan jelas

Rata-rata 4 4

Aspek Cakupan Respon

1 Kategori respons guru yang 3 4


diamati dengan jelas

2 Kategori respons guru yang 3 4


diamati termuat dengan lengkap

3 Kategori respons guru yang 4 4


diamati dapat teramati dengan baik

Rata-rata 3,33 4

Aspek Bahasa

1 Menggunakan bahasa sesuai 4 3


dengan EYD

2 Menggunakan bahasa yang mudah 4 3


dipahami

3 Menggunakan pertanyaan yang 4 3


komunikatif

Rata-rata 4 3

B. Analisis Validasi Angket Respon Guru

a. Aspek Petunjuk

Ai = ∑ Kij

Ai =
94

Ai = 4

b. Aspek Cakupan Respon

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 3,66
c. Aspek Bahasa

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 3,5
Rata-Rata Hasil Penilaian validator adalah:

∑ Ai
Va =

Va =

Va =

Va = 3,72 (Kategori sangat valid)

Lampiran A.4 Hasil Validasi Soal


A. Hasil Validasi Soal
95

Penilaian Validator
NO Aspek-Aspek Butir Tes Validator I Validator II

Materi Soal yang Disajikan

1 Keterkaitan dengan indikator soal 4 4

2 Kesesuaian soal dengan tingkat 3 3


perkembangan intelektual peserta
didik

3 Soal bervariasi sesuai tingkatan 3 3


kognitif

Rata-rata 3,33 3,33

Kontruksi

1 Pertanyaan pada soal dinyatakan 4 4


dengan jelas

Rata-rata 4 4

Bahasa

1 Menggunakan kalimat yang 4 4


komunikatif

2 Menggunakan bahasa yang sesuai 4 4


denga kaidah Bahasa Indonesia yang
benar

3 Menggunakan bahasa yang 4 4


sederhana dan mudah dimengerti

4 Kalimat dalam setiap item soal tidak 4 4


menimbulkan penafsiran ganda

Rata-rata 4 4

B. Analisis Validasi Butir Soal

a. Materi Soal yang Disajikan

Ai = ∑ Kij

Ai =
96

Ai = 3,33
b. Kontruksi

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 4
c. Bahasa

∑ Kij
Ai =

Ai =

Ai = 4

Rata-Rata Hasil Penilaian Validator yaitu:


Ai
Va = ∑

Va =

Va =

Va = 3,77 (Kategori sangat valid)

Lampiran A.5 Hasil Validasi Rpp


97

A. Hasil Validasi Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


Penilaian Validator
NO Aspek-Aspek Tentang RPP
Validator I Validator II

Isi Materi

1 Kesesuaian konsep dengan indikator dan 4 4


KD
2 Kesesuaian materi dengan tingkat 4 4
perkembangan intelektual peserta didik
Rata-rata 4 4

Bahasa

1 Penggunaan bahasa ditinjau dari kaidah 4 4


bahasa Indonesia yang baku
2 Sifat komunikatif bahasa yang digunakan 4 4

Rata-rata 4 4

Waktu

1 Kejelasan alokasi waktu setiap 4 4


kegiatan/fase pembelajaran
2 Rasionalitas alokasi waktu untuk setiap 4 3
kali kegiatan/fase pembelajaran
Rata-rata 4 3,5

Metode Sajian

1 Dukungan strategi pembelajaran dalam 4 4


pencapaian indikator
2 Dukungan metode dan kegiatan 4 4
pembelajaran terhadap pencapaian
indikator
3 Dukungan metode dan kegiatan 4 4
pembelajaran terhadap penamaan
konsep
Rata-rata 4 4
98

Sarana dan Alat Bantu Pembelajaran

1 Kesesuaian alat bantu dengan materi 3 4


pembelajaran
Rata-rata 3 4

B. Analisis Validasi Rpp

a. Isi Materi Rpp

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 4

b. Bahasa

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 4

c. Waktu

Ai = ∑ Kij

Ai =
99

Ai = 3,75

d. Metode Sajian

Ai ∑ Kij
=

Ai =

Ai = 4

e. Sarana dan Alat Bantu Pembelajaran

Ai = ∑ Kij

Ai =

Ai = 3,5

Rata-Rata Hasil Penilaian Validator:

Ai
Va = ∑

Va =

Va =

Va = 3,85 (Kategori sangat valid)


100

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS

POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14

JENEPONTO

1.HASIL ANGKET RESPON PESERTA DIDIK

2. HASIL ANGKET RESPON GURU

3. HASIL TES PESERTA DIDK


101

Lampiran B.1 Hasil Angket Respon Peserta Didik

A. Hasil Angket Respon Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran Handout

Berbasis Potensi Lokal

NO Responden Penilaian Aspek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Safira 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4

2 Nurdea 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4

3 Riska 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3

4 Agustina 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 Suci 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4

Rahmadani

6 Muh Resky 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
Auredia aw

7 Agung 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Anugrah

8 Supiyanti 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4

9 Rizal 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4

10 Yusiana 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4

11 Indiani 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3
Putri Syam
102

B. Deskripsi Hasil Angket Respon Peserta Didik Terhadap Media Handout

Berbasis Potensi Lokal

No Pernyataan Penilaian

STS TS S SS Σ

1 Gambar yang disajikan menarik - - 6 5 3,45


2 Gambar yang disajikan sesuai dengan - - 4 7 3,63
materi
3 Teks atau tulisan pada media mudah - - 4 7 3,63
dibaca
4 Perpaduan warna pada media sangat - - 9 3 3,54
menarik di pandang
5 Keseluruhan tampilan media menarik - - 5 6 3,54
dari segala sisi
6 Media ini tidak membosankan - - 1 10 3,9
7 Media ini mudah digunakan dalam proses - - 4 7 3,63
pembelajaran

8 Penyajian materi dalam media - - 4 7 3,63


mendorong saya untuk berdiskusi
dengan teman-teman lain
9 Penyajian materi pada media saling - - 5 6 3,54
berkaitan satu sama lain
10 Media ini memudahkan saya memahami - - 6 5 3,45
materi yang berkaitan dengan ekosistem
11 Media ini tidak membosankan - - 5 6 3,54
12 Hasil belajar saya meningkat setelah - - 6 5 3,45
belajar menggunakan media Handout
13 Penggunaan media ini, dapat membuat - - 3 8 3,72
saya belajar secara mandiri
14 Media ini dapat membuat saya - - 4 7 3,63
termotivasi untuk menambah
pengetahuan lebih dalam lagi
15 Media Handout membantu saya untuk - - 5 6 3,54
belajar lebih aktif
16 Tidak ada kalimat yang menimbulkan - - 2 9 3,81
103

makna ganda atau susah dipahami


17 Media Handout sangat kuat dan tahan - - 4 7 3,63
lama
18 Media Handout dapat digunakan tanpa - - 4 7 3,63
keterampilan khusus
19 Media ini memfasilitasi saya untuk - - 6 5 3,45
berkomunikasi
20 Media ini membantu saya lebih teliti dan - - 2 9 3,81
fokus
Rata-Rata Total 3,60

C. Deskripsi Hasil Respon Guru Terhadap Media Pembelajaran Handout Berbasis


Potensi Lokal

No Pertanyaan/pernyataan Penilaian

1 Gambar yang disajikan pada media sangat 4


menarik
2 Topik bahasan/judul sudah menarik perhatian 4
pada materi ekosistem
3 Gambar potensi lokal memberikan gambaran 3
pengalaman belajar konstektual (Sesuai
Kenyataan)
4 Keseluruhan tampilan Gambar media Handout 4
membuat motivasi belajar peserta didik meningkat
5 Penyajian materi pada media mendorong peserta 3
didik untuk berdiskusi dengan teman-teman yang
lain
6 Penyajian media Pembelajaran Handout sangat 4
menarik
7 Penyajian gambar potensi lokal di dalam media 4
Handout memberikan informasi kepada peserta
didik
8 Media ini memudahkan untuk memahami materi 4
berkaitan dengan ekosistem
104

9 Media ini membuat kegiatan belajar lebih 3


menyenangkan
10 Media Handout yang digunakan, mendukung 3
peserta didik untuk menguasai materi ekosistem
11 Dengan media Handout, membuat hasil belajar 4
peserta didik meningkat
12 Media ini membuat peserta didik lebih fokus 3
13 Media ini menggunakan gambar yang berkaitan 4
dengan materi ekosistem
14 Peserta didik memiliki kemauan untuk aktif 4
belajar melalui media ini
15 Media Handout dapat membuat peserta didik 4
termotivasi untuk menambah pengetahuan dengan
selalu mencari referensi pada literatur
Rata-Rata 3,66

Analisis Hasil Respon Keseluruhan

NO Jenis Penilaian Rata-Rata

1 Respon Peserta Didik 3,60

2 Respon Guru 3,66

Rata-Rata Total 3,63

Jenis Kriteria Sangat Positif


105

Lampiran B.2 Tes Hasil Belajar

A. Tes Hasil Belajar Peserta Didik

No Nama Nilai Keterangan

1 Safira 80 Tuntas

2 Nurdea 85 Tuntas

3 Riska 75 Tuntas

4 Agustina 85 Tuntas

5 Suci Rahmadani 80 Tuntas

6 Muh Resky 80 Tuntas


Auredia aw

7 Agung Anugrah 80 Tuntas

8 Supiyanti 95 Tuntas

9 Rizal 75 Tuntas

10 Yusiana 95 Tuntas

11 Indiani Putri Syam 85 Tuntas

B. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik

Ketuntasan Peserta Didik Jumlah Persentase (%)

Peserta didik yang tuntas 11 Orang 100%

Peserta didik yang tidak tuntas - -

Jumlah 11 Orang 100 %


106

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS


POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14 JENEPONTO

1. LEMBAR VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN


HANDOUT BERBASIS POTENSI LOKAL
2. LEMBAR VALIDASI SOAL
3. SOAL
4. LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON
PESERTA DIDIK
5. LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON GURU
6. ANGKET RESPON GURU
7. ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
8. LEMBAR VALIDASI RPP
107

Lampiran C.1 Lembar Validasi Media Pembelajaran Handout Berbasis

Potensi lokal
108
109
110
111
112
113
114
115

Lampiran C.2 Lembar Validasi Soal


116
117
118
119
120
121

Lampiran C.3 Soal

TES HASIL BELAJAR(THB)

A. Petunjuk pengerjaan:

1. Tulislah identitas Anda dan kelas Anda pada lembar jawab yang tersedia.

2. Pada soal pilihan ganda berilah tanda (X), pada huruf A,B,C,D, dan e

pada lembar jawaban sebagai jawaban yang dianggap benar.

3. Apabila jawaban yang di pilih ternyata salah dan Anda ingin mengganti

maka berilah tanda (=) pada huruf yang telah disilang dan diberi tanda

(X) Pada huruf lain yang dianggap benar.

4. Apabila terdapat ketidakjelasan pada soal silahkan ditanyakan kepada

pengawas.

5. Setelah semua pertanyaan selesai dijawab serahkan lembar jawaban dan

lembar soal kepada pengawas.

6. Waktu pengerjaan selama 30 menit.

7. Selamat mengerjakan.

B. Pertanyaan

1. Di bawah ini ilmuwan yang pertama kali mengenalkan istilah

ekosistem adalah….

A. Alexander Fleming

B. Aristoteles

C. Gregor Mendel

D. Lazzarro Spallanzani
122

E. Arthur George Tansley

2. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup

lain serta dengan benda tak hidup di lingkungannya adalah pengertian

dari….

A. Individu

B. Populasi

C. Ekosistem

D. Komunitas

E. Suksesi

3. Tanaman suplir yang ditanaman di bawah pohon yang rimbun

memiliki pertumbuhan yang sangat lambat dibandingkan dengan

tanaman lain yang tumbuh ditempat terbuka. Adapun faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan suplir adalah….

A. Intensitas Cahaya

B. Suhu udara

C. Angin

D. Cahaya matahari

E. Kelembapan udara

4. Pada suatu daerah terdapat lahan yang tidak subur, kondisi tumbuhan

tersebut kurang baik, banyak peternak yang mengalami kekurangan

makanan sehingga banyak yang tidak bertahan hidup dan akhirnya

mati. Jika ada kasus seperti di atas, tanah yang tidak subur

menyebabkan tumbuhan mengalami pertumbuhan terhambat. Agar


123

makhluk hidup dapat bertahan hidup, maka komponen manakah yang

menentukan kelangsungan hidup makhluk hidup dalam suatu

ekosistem….

A. Produsen

B. Dekomposer

C. Konsumen

D. Produsen dan konsumen

E. Produsen dan dekomposer

5. Perhatikan komponen ekosistem berikut!

1) Cahaya, mineral, dan air

2) Rumput, udara dan tanah

3) Oksigen, air dan pengurai

4) Tanah, Suhu dan udara

5) Karbondioksida, salinitas dan pH

Berdasarkan pernyataan di atas, komponen ekosistem yang termasuk

komponen abiotik adalah….

A. 1, 2, 4

B. 1, 4, 5

C. 1, 2, 3

D. 1, 3, 5

E. 3, 4, 5

6. Di halaman sekolah yang rindang terdapat tumbuhan teki dengan

berbagai macam jenis, setelah rumput teki tumbuh dan berkembang,


124

jenis tumbuhan lain perkembangannya menjadi terhambat. Rumput

teki yang menghalangi tumbuhan lain merupakan contoh dari….

A. Interaksi antar komunitas

B. Interaksi antar populasi

C. Interaksi antar komponen abiotik

D. Interaksi antar komponen biotik

E. Interaksi antar organisme

7. Perhatikan beberapa komponen di bawah ini!

1) Produsen

2) Konsumen

3) Pengurai

4) Detrivor

Urutan yang benar komponen penyusun ekosistem ditinjau dari

jabatan fungsional dalam habitatnya adalah….

A. 1, 2, 3, 4

B. 1, 3, 4, 2

C. 2, 3, 4, 1

D. 3, 4, 2, 1

E. 4, 3, 2, 1

8. Tumbuhan paku tanduk rusa yang hidup pada suatu pohon

menunjukkan suatu interaksi….

A. Parasitisme

B. Komensalisme
125

C. Predasi

D. Kompetisi

E. Mutualisme

9. Pada daerah pegunungan di padang rumput terdapat koloni lebah dan

berbagai macam individu yang mempunyai tugas tertentu.

Sekelompok lebah di dalam suatu ekosistem merupakan….

A. Komunitas

B. Individu

C. Ekosistem

D. Populasi

E. Spesies

10. Interaksi antar individu yang paling dominan dalam memperoleh

makanan adalah….

A. Netral

B. Kompetrisi

C. Simbiosis Komensalisme

D. Simbiosis mutualisme

E. Predasi

11. Berikut ini yang tidak termasuk faktor abiotik dapat mempengaruhi

kedudukan produsen dalam suatu ekosistem adalah….

A. Batu bara

B. Cahaya matahari

C. Kelembapan
126

D. Temperatur

E. Iklim

12. Hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan,

dan makhluk hidup lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan

disebut simbiosis….

A. Mutualisme

B. Parasitisme

C. Netral

D. Predasi

E. Komensalisme

13. Jika dalam kolam kita jumpai makhluk hidup berupa ikan lele, ikan

gabus, ikan lele serta tumbuhan air yakni teratai dan lumut air.

Kemudian mereka berinteraksi dengan lingkungan kolam, maka

kolam membentuk….

A. Komunitas

B. Populasi

C. Ekosistem

D. Simbiosis

E. Simbiosis parasitisme

14. Tumbuhan dikenal mampu membuat makanan sendiri, sehingga

dikenal organisme….

A. Autotrof

B. Heterotrof
127

C. Kemoautotrof

D. Konsumen

E. Produsen

15. Makhluk hidup yang memperoleh makanannya dengan cara

menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk

hidup yang telah mati adalah….

A. Produsen

B. Konsumen

C. Netral

D. Detrivor

E. Dekomposer

16. Kelompok makhluk hidup yang mampu mengubah energi matahari

menjadi energi kimia adalah….

A. Singa, harimau dan serigala

B. Sapi, kerbau dan kambing

C. Fitoplankton, alga dan tumbuhan

D. Jamur, bakteri dan ganggang

E. Cacing tanah, semut dan lintah

17. Seorang petani berhasil membasmi hama tikus dengan menggunakan

kucing. Dengan kata lain petani ini memanfaatkan hewan….

A. Jinak

B. Produsen

C. Predator
128

D. Konsumen

E. Dekomposer

18. Pada suatu ekosistem predator berfungsi sebagai penjaga ekosistem

dengan cara…

A. Mengontrol populasi mangsa.

B. Memiliki nisia tertentu.

C. Bereproduksi secara cepat.

D. Hidup secara heterotrof.

E. Hidup secara autotrof.

19. Setelah terbentuk klimaks atau keseimbangan dalam ekosistem,

maka…

A. Tidak terdapat nisia lagi.

B. Interaksi antar populasi terhenti.

C. Tidak terjadi pergantian dominasi komunitas lagi.

D. Keanekaragaman komunitas semakin rendah.

E. Kembali lagi ke komunitas awal.

20. Suplai energi yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga agar

ekosistem tetap stabil, karena…

A. Energi membuat lingkungan menjadi hangat sehingga organisme

dapat melakukan aktivitas.

B. Hewan memerlukan banyak energi untuk menjaga laju

metabolisme tetap tinggi.

C. Hewan tergantung pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.


129

D. Energi selalu hilang ke lingkungan melalui aktivitas berbagai

organisme.

E. Hanya hewan yang memerlukan energi untuk beraktivitas.

21. Pembususkan limbah organik di dalam perairan yang menghasilkan

fosfor dan masuknya NO3 yang terbawa air hujan dari sisa pupuk

pertanian dapat menimbulkan dampak langsung, yaitu…

A. Pertumbuhan tanaman air berlebihan.

B. Penurunan kadar O2 diperairan.

C. Cahaya matahari tidak dapat masuk dipermukaan air.

D. Pertumbuhan tanaman air terganggu.

E. Peningkatan jumlah hewan yang hidup di air.

22. Perhatikan seksama daur karbon berikut!

Proses X dan Y pada skema tersebut adalah….

A. Respirasi, penguraian

B. Evaporasi, pembakaran
130

C. Fotosintesis, penguraian

D. Transpirasi, pembakaran

E. Penguapan, dekomposisi

23. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan karbon dioksida berkumpul dan

merusak lapisan. Hal ini disebabkan karena karbon dioksida

berkumpul diatmosfer dan gaya hidup manusia modern. Untuk

meminimalisir efek rumah kaca gaya hidup apa yang harus

dihindari…

A. Menghemat bahan bakar minyak agar tidak menimbulkan polusi.

B. Menggunakan Kendaraan yang ramah lingkungan.

C. Penebangan hutan sembarangan dan penggunaan plastik

berlebihan.

D. Melakukan penghijauan dipinggir jalan untuk mengurangi polusi

udara.

E. Menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi.

24. Penggundulan hutan atau deforestasi untuk pengembangan sektor

perkebuanan terutama sawit. Hutan sesungguhnya berperan menyerap

karbondioksida hasil pencemaran kemudian mencegah menjadi

oksigen dan membantu menciptakan hujan serta sebagai habitat

berbagai satwa yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Dampak yang timbul akibat penggundulan hutan adalah…

A. Dengan adanya defortasi akan terjadi dampak yang berkurangnya

oksigen dan hewan kehilangan habitat aslinya.


131

B. Memberikan dampak positif bagi produksi pangan.

C. Penebangan pohon yang berdampak pada populasi hewan.

D. Penebangan pohon akan mengurangi penghijauan.

E. Penebangan pohon akan memberikan dampak positif dari sektor

perekonomian negara.

25. Pembasmian sebagian komponen biotik akan membahayakan

keseimbangan ekosistem, sebab dapat menyebabkan…

A. Terputusnya rantai makanan dan aliran energi.

B. Meningkatnya populasi komponen biotikpredatornya.

C. Menurunnya populasi biotik yang menjadi makanannya.

D. Merusak habitat yang merupakan tempat hidupnya.

E. Terancamnya produktivitas produser dalam ekosistem.


132
133

Lampiran C.4 Lembar Validasi Angket Respon Guru


134
135
136
137
138
139

Lampiran C.5 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik


140
141
142
143
144
145

Lampiran C.6 Angket Respon Guru


146
147
148

Lampiran C.7 Angket Respon Peserta Didik


149
150
151

Lampiran C.8 Lembar Validasi RPP


152
153
154
155
156
157

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS

POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14

JENEPONTO

1. MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT


BERBASIS POTENSI LOKAL
2. DOKUMENTASI
158

D.1 Lampiran Media Handout Berbasis Potensi lokal

Gambar 1. Desain Sampil Media Handout

Gambar 2. Profil Pengambilan Speseis Lembah Hijau


159

Gambar 3. Daftar Isi Media Handout

Gambar 4. Kata Pengantar Media Handout


160

Gambar 5. Salah Satu Contoh Jenis Flora di Dalam Media Handout

Gambar 6. Salah Satu Jenis Fauna di dalam Media Handout


161

Gambar 7. Contoh Isi Materi Ekosistem Di dalam Media Handout


162

Gambar 8. Aktivitas Peserta Didik


163

Gambar 9. Jaring-jaring Makanan

Gambar 10. Biodata Penulis


164

D.2 Dokumentasi

Gambar 11. Diskusi Kelompok (21 Juni 2021)


165

Gambar 12. Melakukan Pengamatan Komponen Biotik dan Abiotik (21 Juni

2021)
166

Gambar 13. Presentasi dan Kelompok lain Menanggapi (21 Juni 2021)
167

Gambar 14. Foto Bersama dengan Peserta Didik (21 Juni 2021)
168

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDOUT BERBASIS

POTENSI LOKAL MATERI EKOSISTEM KELAS X SMAN 14

JENEPONTO

1. SK PEMBIMBING
2. SK SEMINAR PROPOSAL
3. SURAT KETERANGAN VALIDATOR
4. SURAT REKOMENDASI IZIN PENELITIAN
5. SURAT KETERANGAN PENELITIAN
6. SK UJIAN KOMPREHENSIF
169

Lampiran E.1 SK Pembimbing


170

Lampiran E.2 SK Seminar Proposal


171

Lampiran E.3 Surat Keterangan Validator


172

Lampiran E.4 Surat Rekomendasi Izin Penelitian


173

Lampiran E.5 Surat Keterangan Penelitian


174

Lampiran E.6 SK Ujian Komprehensif


175

Lampiran E.7 SK Ujian Munaqasyah


176

RIWAYAT HIDUP

Suci Ramdayani dilahirkan di Jeneponto,

19 Februari 2000, merupakan anak kedua

dari dua bersaudara, hasil buah kasih dari

pasangan H. Mantari dg Sila dengan Hj.

Sangnging dg Gowa. Salah satu prinsip

hidupnya adalah teruslah berusaha dan

berdoa karna Allah selalu ada untuk

menolong hambanya. Pendidikan formal

dimulai di SDN 139 Sunggumanai dan

lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Rumbia dan

lulus pada tahun 2014, setelah lulus kemudian melanjutkan sekolah di SMAN 6

Jeneponto dan lulus pada tahun 2017, kemudian melanjutkan pendidikan di UIN

Alauddin Makassar dengan mengambil jurusan Pendidikan Biologi di Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, sampai saat biografi ini ditulis. Dan semoga cita-cita

menjadi guru (Musyrifah) yang hebat dapat terwujudkan.

Anda mungkin juga menyukai