Suci Ramdayani FTK - Compressed
Suci Ramdayani FTK - Compressed
Suci Ramdayani FTK - Compressed
Skripsi
Oleh:
SUCI RAMDAYANI
NIM: 20500117046
NIM : 20500117046
Jeneponto”.
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun
Suci Ramdayani
20500117046
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I, Pembimbing II
Ainul Uyuni Taufik, S.P., S.Pd., M.Pd. Dr. Hj. Dahlia Patiung, S.Ag., M.Pd.
ii
iii
KATA PENGANTAR
haturkan atas kehadirat Allah swt. yang maha pemberi petunjuk, anugerah dan
nikmat iman, islam dan ihsan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
syafa’at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini, seorang manusia
pilihan dan teladan kita, Rasullulah saw. beserta keluarga, para sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir zaman, Amiin. Penulis merasa sangat berhutang budi
pada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, sehingga
sewajarnya bila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang memberikan semangat dan bantuan, baik secara material
maupun spiritual. Skripsi ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang
telah digerakkan hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan
dan bimbingan bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih
dan rasa hormat yang tidak terhingga dan teristimewa kepada kedua orang tua,
mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta pengorbanan
yang tidak terhitung sejak dalam kandungan serta membantu saya dalam
moril dan materil serta seluruh keluarga yang telah memberikan perhatian dan
iv
Subahanahu Wa Ta’ala memberikan perlindungan, kesehatan, dan pahala yang
berlipat ganda atas kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin
Naro, M.Pd., selaku Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darusalam Syamsuddin,
M.Ag., selaku Wakil Rektor III, Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag.,
selaku Wakil Rektor IV, atas segala pelayanan dan bantuan yang diberikan
Rusdi, M.Ag., M.Si selaku Wakil dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. H.
beserta seluruh stafnya, atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa
3. Dr. H. Muh Rapi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan Ainul
Uyuni Taufiq, S.P., S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris jurusan Pendidikan Biologi
4. Ainul Uyuni Taufiq, S.P., S.Pd., M.Pd., dan Dr. Hj. Dahlia Patiung, S.Ag.,
v
5. Dr. Jamilah, S.Si., M.Si dan Dr. Safei, M.Si., selaku penguji I dan penguji II
6. Dr. H. Muh Rapi, M.Pd., dan Syamsul S.Pd., M.Pd, selaku validator I dan
validator II yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis
hingga selesai.
7. Semua pihak dosen dan staf di ruang lingkup Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
8. Kepala perpustakaan dan seluruh staf dan berbagai fasilitas yang disedikan,
selaku guru mata pelajaran Biologi kelas X SMAN 14 Jeneponto yang telah
10. Adik-adik kelas X SMAN 14 Jeneponto yang telah membantu peneliti selama
proses penelitian.
11. Saudara saya Heri Darmawan S.E., dan senior saya Muhammad Irfan Akbar
S.Pd., yang senantiasa memberikan dukungan baik fisik, doa maupun materi
12. Keluarga besar bapak H. Ika dan bapak H. Raja, yang banyak memberikan
13. Sahabat-sahabatku (Inda, Nuri, Ana, Hikma, Epi, Nayla, Alun, Imma, Risna,
Tuti, & Leli) yang senantiasa memberikan semangat, doa dan bantuan, serta
selalu membersamai.
14. Kak Dio yang senantiasa mengajar serta membimbing saya dalam mendesain.
vi
15. Teman-teman KKN angkatan 64 posko 5 (Risna, Iis, Lita, Dewi, Rahmi,
terlupakan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Hanya kepada Allah
Swt, penulis memohon ridha dan magfirah-Nya, semoga segala dukungan serta
bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah swt, semoga
karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, Aamiin ya Rabbal A’lamin.
Penulis
Suci Ramdayani
20500117046
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
D. Kajian Pustaka................................................................................................ 8
viii
D. Handout ......................................................................................................... 27
D. Instrumen Penelitian....................................................................................... 42
B. Pembahasan................................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 78
B. Implikasi Penelitian....................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 85
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Sampul ...................................................................................................................... 85
Lampiran A .............................................................................................................. 86
Lampiran A.1 Hasil Validasi Media Handout Berbasis Potensi Lokal ................ ….87
Lampiran B.1 Angket Respon Peserta Didik Dan Guru ........................................... 101
xi
A. Hasil Angket Respon Peserta Didik Kelas X SMAN 14 Jeneponto
xii
Lampiran E............................................................................................................... 168
xiii
ABSTRAK
Nama : Suci Ramdayani
Nim : 20500117046
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah Dan Keguruan/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi :“Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis
Potensi Lokal Materi Ekosistem Kelas X SMAN 14
Jeneponto”
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan media pembelajaran
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem, (2) mengetahui tingkat kevalidan
media pembelajaran handout berbasis potensi lokal materi ekosistem, (3)
mengetahui tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis potensi
lokal materi ekosistem, (4) mengetahui tingkat keefektifan media pembelajaran
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem. Jenis penelitian ini ialah
penelitian pengembangan tipe 4-D yang dikembangkan oleh S Thiagarajan,
Dorothy S, Semmel, dan Melvyn I Semmel, tipe pengembangan ini terdiri atas 4
tahapan, tahap pertama yaitu pendefinisian (Define), tahap kedua perancangan
(Design), tahap ketiga pengembangan (Develop), dan tahap keempat penyebaran
(Dessiminate). Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran media
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang diuji melalui uji validitas,
uji kepraktisan, dan uji keefektifan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas X SMAN 14 Jeneponto 11 orang. Instrumen penelitian ini berupa
lembar validasi untuk mendapatkan data kevalidan produk, angket respon guru
dan peserta didik untuk mendapatkan data kepraktisan produk, serta tes hasil
belajar untuk mendapatkan data keefektifan produk.
Berdasarkan hasil penilaian, didapatkan data dari (1) validator ahli, tingkat
kevalidan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal berada pada
kategori sangat valid dengan nilai rata-rata 3,72. (2) Respon guru dan peserta
didik, tingkat kepraktisan media pembelajaran handout berbasis potensi lokal
berada pada kategori positif dengan nilai rata-rata 3,53. (3) Hasil tes peserta didik
dikategorikan efektif karena mencapai presentase ketuntasan 100%.
Implikasi dari penelitian ini adalah (1) Media pembelajaran handout
berbasis potensi lokal layak dipertimbangkan sebagai salah satu media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. (2) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
mengembangkan bahan ajar dengan menambah keterbatasan-keterbatasan yang
ada pada media handout berbasis potensi lokal ini dan juga diuji cobakan di
sekolah-sekolah lain.
xiv
ABSTRACT
This study aims to (1) develop handout learning media based on local
potential ecosystem material, (2) know the validity level of handout learning
media based on local potential ecosystem material, (3) know the level of
practicality of handout learning media based on local potential ecosystem
material, (4) know the effectiveness of handout learning media based on local
potential ecosystem material. The type of research was a 4-D type development
research developed by S Thiagarajan, Dorothy S, Semmel, and Melvyn I Semmel,
the type of development consists of 4 stages, the first stage was define, the second
stage of design, the third stage of development (Develop), and the fourth stage of
deployment (Dessiminate). Products developed in the form of learning media
handouts based on local potential ecosystem materials are tested through validity
tests, practicality tests, and effectiveness tests. The subjects in this study were
students of class X SMAN 14 Jeneponto 11 people. This research instrument is a
validation sheet to obtain data on product validity, questionnaires of responses of
teachers and students to obtain data on product practicality, as well as test learning
results to obtain data on product effectiveness.
Based on the results of the assessment, obtained data from (1) expert
validators, the validity level of local potential-based handout learning media was
in a very valid category with an average score of 3.72. (2) The response of
teachers and students, the level of practicality of local potential-based handout
learning media wass in the positive category with an average score of 3.53.(3) The
test results of the students are categorized as effective because it reaches a 100%
completion percentage.
The implication of this research is that (1) Local potential-based handout
learning media deserves to be considered as one of the media that can be used in
the learning process. (2) For further researchers in order to develop teaching
materials by adding to the limitations that exist in this local potential-based
handout media and also tested in other schools.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
manusia menuju upaya ideal agar terbentuk manusia seutuhnya (insan kamil).1
Pendidikan ini diwujudkan dengan adanya kerja keras yang dilakukan secara
sistematis, setiap insan harus bertanggung jawab dan bermanfaat sehingga dapat
dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapan peserta didik.2 Pendidikan
mampu melihat dunia luar dan memperkaya ilmu dengan menambah wawasan
untuk anak dan remaja agar mempunyai kemampuan serta kesadaran terhadap
usaha yang sifatnya sadar dan juga terorganisir secara teratur dalam
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, pendidikan
pewarisan budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat dan bangsa, oleh karena
1
H.R. Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia (Cet. III;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 17-18.
2
Daryanto, media Pembelajaran (Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010)
3
Raharjo Budi Sabar, Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Vol. 6, No 3. h. 229.
4
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 77.
1
2
itu pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan
manusia itu sendiri. Maka kemudian lahir sebuah mekanisme pendidikan yang
manusia, dengan demikian pendidikan bukanlah bagian dari suatu pengalihan atau
penting yaitu berfikir (kognitif) dan sikap (afektif). Penekanan pendidikan disini
5
Afandi, Charnalah, dan Wardani, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
(Semarang:UNISSULA Press 2013), h. 10.
6
Republik Indonesia, Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bab II, Pasal 3.
7
Nurkholis, Pendidikan dalam Memajukan Tekhnologi. Jurnal Kependidikan. 2013. Vol
1, No.1. h. 25-26.
3
Qur’an jauh hari atau kata lain tidak dapat terpisahkan, oleh karena itu Allah swt.
Maksud dari Al-Mujadalah tersebut adalah orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan diangkat derajatnya oleh Allah swt karena orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan
untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini.
(ummat manusia) dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, bukan tanpa
dunia maupun di akhirat kelak. Ada riwayat yang mengatakan bahwa ayat diatas
turun pada hari jum’at. Ketika Rasulullah saw. berada disuatu tempat yang
sempit, sehingga dikatakan seperti menuntut ilmu kemudian seorang ahli fiqih
8
KI Hajar Dewantara & Drikarya, Pendidikan dalam Memajukan Tekhnologi. Jurnal
Kependidikan. 2013. Vol 1, No. 1. h. 25-26.
9
Departemen Agama RI, Alhidayah (Banten: PT. Kalim Tangerang Selatan, 2005), h.
542.
4
menuntut ilmu boleh tidaknya berdiri untuk menyambut orang yang datang dalam
suatu pendidikan.10
kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif,
ruang pada peserta didik untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam
berbagai macam masalah terkait materi biologi agar tetap menarik minat belajar
Oleh karena itu, guru biologi sebagai pendidik didalam menyongsong era
transformasi dan globalisasi yang semakin hari meningkat dengan pesat, patutlah
guru biologi sebagai seorang yang ahli didalam kompetensi bidangnya memiliki
biologi didalam mengarungi bahtera kehidupan saat ini. Selain itu guru biologi
juga patut memilik skill yang relevan agar ilmu biologi yang diterapkan dapat
10
Sholeh. Pendidikan dalam Al-Qur’an (Konsep Ta’lim QS. Al-Mujadilah ayat 11).
Jurnal Al-Thariqah. 2016. No. 2. Vol 1. h. 21.
11
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan. Jenis, Model dan Prosedur (Bandung: Kencana
Prenada Media Group, 2016), h. 13.
12
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.19.
5
memperjelas materi yang diberikan oleh pendidik, karena pada hakikatnya guru
tidak selalu dapat memperlihatkan peserta didik pada objek nyata, oleh karena itu
diperlukan media berupa bahan ajar yang dapat digunakan sebagai alat peraga
Penggunaan media yang tepat dan pas akan meningkatkan perhatian peserta
didik pada topik yang akan dibahas, oleh karena itu media yang akan digunakan
harus benar-benar membantu proses pembelajaran. Fungsi media bagi guru yaitu
untuk belajar aktif. Bagi peserta didik media berfungsi sebagai jembatan dalam
berfikir kritis. Oleh karena itu media dapat bermanfaat bagi guru dan peserta didik
dalam mencapai suatu kompetensi dasar yang sudah ada, Agar media
SMA 14 Jeneponto yang bernama ibu Irnawati S. Si, selaku guru biologi kelas X
MIPA 1 pada 15 februari 2020 diruang guru SMA 14 Jeneponto, peserta didik
memiliki kesulitan pada materi ekosistem karena mungkin saja terdapat faktor
yaitu peserta didik menganggap materi tersebut sangat membosankan, selain itu
alat bantu media dan metode yang digunakan belum cukup memadai, biasanya
13
H. Imam Suprayogo, Quo Fadis Pendidikan Islam (Cet. II: Malang, 2006), h. 15.
14
Emda Amna. Pemanfaatan Media Pembelajaran Biologi Di Sekolah. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA. 2011. Vol.12, No 1. h. l.
6
metode yang digunakan adalah metode ceramah dan dibantu dengan media berupa
buku paket biologi yang bersifat umum yang di dalamnya lebih mendominasi teks
dan hasilnya peserta didik lebih cepat jenuh dan bosan, hal ini juga dapat
Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara mendesain sebuah bahan ajar
handout berbasis potensi lokal. Bahan ajar handout didalamnya berisi materi
ekosistem disertakan gambar yang lebih menarik. Dimana basis potensi lokal ini
menuntut peserta didik untuk mengetahui potensi lokal di kawasan Lembah Hijau
Rumbia yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar dan mengaitkan materi
Jeneponto.
salah satu alasan yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pembelajaran yang menarik, efektif dan praktis sehingga peserta didik dapat lebih
ekosistem yang diberikan oleh pendidik, selain itu dapat memberikan inspirasi
bagaimana potensi lokal atau sumber daya alam yang dimiliki pada suatu daerah
dalam mengikuti pembelajaran, serta proses belajar pun berlangsung aktif dan
7
B. Rumusan Masalah
sebelumnya yang diteliti oleh Muhammad Irfan Akbar pada tahun 2014 judul
Pada Peserta Didik kelas XI SMK Lantoro Enrekang Kabupaten Enrekang pada
prodi PAI di Universitas Islam Negeri Uin Alauddin Makassar”. Menurut aspek
yang dinilai serta berdasarkan rumusan masalah yang dilihat dari kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifan maka dilihat dari semua aspek penilaian, media
pembelajaran yang telah direvisi termasuk dalam kategori valid dengan persentase
cukup baik. Akan tetapi buku ajar yang akan peneliti kembangkan selanjutnya
memiliki perbedaan dari segi desain maupun materi, serta basis yang digunakan.
8
yang akan peneliti kembangkan ialah sebuah buku ajar yang memuat materi
ekosistem, Kemudian untuk potensi lokal berupa spesies (flora dan fauna), dengan
ini desain yang dibuat berupa bahan ajar berbasis potensi lokal materi ekosistem
yang dibuat agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan belajar biologi
pada materi ekosistem. Spesifikasi dari produk ini dilihat dari segi isi yang
memuat lebih kepada materi, dalam buku ini juga akan disertakan gambar flora
dan fauna dan mempelajari potensi lokal yang dikaitkan dengan pelajaran biologi
sehingga dapat membuat peserta didik mengetahui potensi lokal yang ada di
D. Kajian Pustaka
dengan menggunakan model 4-D. Menurut aspek yang dicapai dan juga
telah direvisi termasuk dalam kategori valid dengan persentase cukup baik,
maka hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai bahan ajar pada mata
kuliah PAI. Persamaan Pengembangan produk ini dengan produk yang saya
lainnya yaitu dari materi yang diambil dan juga dari desain yang akan
dibuat.15
bahasan tentang dinamika populasi hewan. Dilihat dari data dan kesimpulan
15
Muhammad Irfan Akbar, Pengembangan Handout Pendidikan Agama Islam Berbasis
Lingkungan Pada Peserta Didik SMK Latanro Enrekang Kabupaten Enrekang, Skripsi (Uin
Alauddin Makassar, 2018).
16
Finga fitri dkk, Pengembangan Handout dinamika populasi Hewan Berbasis Potensi
Lokal dengan Sumber Belajar di Danau Singkarak Sumatra Barat. Jurnal Pendidikan. 2016, Vol 1.
No 11. h. 136.
10
bergambar dengan kamus istilah mata pelajaran IPA untuk peserta didik
media dan ahli praktisi. Hasil penilaian ahli materi dengan butir pernyataan
kimia berbasis TAI berdasarankan saran dari para ahli dan telah diuji
layak digunakan; rata-rata angket respon peserta didik dan guru diperoleh
penilaian dengan kategori “sangat baik” handout kimia berbasis TAI (Team
17
Hindam Wahaddyan, Saichudin, Pengembangan Handout Bergambar Dengan Kamus
Istilah Mata Pelajaran Ipa Siswa Tunarungu Smalb. Jurnal Ortopedagogia. 2011. Vol. 1, No. 2. h.
112.
11
bergambar dilengkapi peta konsep pada materi Kingdom Protista yang valid
aspek yang dicapai dan juga berdasarkan rumusan masalah dari tingkat
persentase cukup baik, maka hasil penelitian ini dapat diterapakan sebagai
18
Dina Ika Muliawati, dkk. Pengembangan Handout Berbasis Team Assisted
Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembuatan
Etanol Skala Laboratorium Smk Kimia Industri. Jurnal Inkuiri. 2016. Vol 5, No. 1. h. 37.
19
Rini, Sandika. 2014. Pengembangan Handout Bergambar Dilengkapi Peta Konsep
Pada Materi Kingdom Protista Untuk siswa SMA. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI: Sumatera Barat.
12
tahap develop saja. Aspek kelayakan isi, handout yang telah divalidasi oleh
handout yaitu cover, tata letak isi, penempatan ilustrasi, gambar dan grafis
dengan kategori valid (87%), Secara keseluruhan nilai rata-rata uji validitas
untuk sekolah menengah atas dengan kategori valid (85,17%). Produk yang
Disertai Peta Konsep Pada Materi Kingdom Plantae Untuk Peserta Didik
dilakukan sampai tahap develop saja. Analisis data dari angket uji validitas
handout bergambar disertai peta konsep oleh dosen dan guru didasarkan
20
Jefrianto, Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada Materi
Kingdom Animalia untuk Peserta didik Sekolah Menengah Atas. Jurnal pendidikan. 2013. Vol. 2,
No. 2. h. 1-5.
13
kegrafikan. Berdasarkan analisis hasil data dari angket uji validitas tersebut
diperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 85,58% dengan kriteria valid. Hal
bergambar disertai peta konsep dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan
handout yang dihasilkan dinyatakan sangat praktis oleh guru dengan nilai
praktis oleh guru dengan nilai rata-rata 91,67%. Ditinjau dari aspek
1. Tujuan Penelitian
21
Kusumawati Nila, Pengembangan Handout Bergambar disertai Peta Konsep pada
Materi Kingdom Plantae untuk Peserta didik SMA Kelas X Kurikulum 2006. Jurnal Inkuiri. 2013.
Vol. 2, No. 2. h. 1-6.
14
2. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi sekolah
2) Bagi Pendidik/Guru
dalam belajar dan lebih aktif serta mempermudah peserta didik menerima materi.
4) Penelitian Selanjutnya
Pada pengembangan ini peneliti berharap agar bisa menjadi referensi dan
TINJAUAN TEORETIS
Menurut Borg and Gall dalam Sigit bahwa Penelitian dan pengembangan sebagai
(R&D) adalah upaya untuk memajukan kesetaraan sumber daya manusia yang
diaplikasikan untuk menciptakan hasil produk tertentu, juga dapat di tes tingkat
efektif dari produk itu sendiri. Untuk menciptakan produk tersebut menerapkan
dilakukan uji keefektifan suatu produk tersebut agar dapat diketahui tingkat
efektifitas namun produk tersebut juga diuji tingkat kevalidan agar produk yang
diciptakan dapat diakui kevalidannya dan uji kepraktisan agar dapat mengetahui
kerja ilmiah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Langkah kerja ilmiah
memaknai proses penelitian tersebut di dasarkan pada ciri disiplin ilmu, yaitu
22
Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol 4, No.
1. H. 20.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 407.
15
16
dapat masuk di akal, empiris berarti proses yang dilakukan bisa di tangkap panca
mengetahuinya namun tetap pada ranahnya yaitu ranah ilmiah dan sistematis
telah selesai karena dapat mempengaruhi tahapan yang lain. Adapun langkah-
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
laboratorium komputer sudah terkoneksi dengan internet, guru dan peserta didik
b. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date,
24
Sugiyono, Statistik Nonparametris Untuk Penelitian (Cet. IV; Bandung: Alfabeta,
2002), h. 47.
17
c. Desain Produk
bentuk bagan maupun gambar yang nantinya akan dijadikan petunjuk dalam
membuat dan menilai produk. Desain tersebut belum bersifat permanen karena
d. Validasi Desain
suatu produk yang lebih baik dibandingkan dengan konsep sebelumya. Validasi
produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
ahli yang telah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut.
e. Perbaikan Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar media dan
memperbaiki desain adalah peneliti itu sendiri yang akan menghasilkan produk
tersebut.
Apabila desain produk selesai, desain tersebut terlebih dahulu harus dibuat
dalam bentuk produk sebelum diuji cobakan. Setelah itu, dilakukan pengujian
g. Revisi Produk
Hasil yang diperoleh dari uji produk membuktikan bahwa cara kerja produk
yang baru lebih memuaskan dibandingkan dengan cara kerja produk yang lama,
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang
tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa program pembelajaran
baru tersebut diterapkan dalam lingkup pendidikan yang lebih luas, bahkan untuk
skala nasional.
i. Revisi Produk
dalam beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap
lembaga pendidikan. Produk tersebut juga dapat diproduksi secara massal untuk
disebarluaskan di pasaran.25
B. Media Pembelajaran
Asal kata dari media yaitu "medius" yang merupakan kata dari bahasa latin
yaitu secara harfiah yaitu tengah atau "pengantar".26 Media pembelajaran dapat
pembelajaran yang baik dan menarik dapat membantu dan mempermudah peserta
didik dalam mencerna materi dengan baik.27 Media dapat digunakan untuk
membantu proses pembelajaran agar lebih efektif, Sehingga hal ini dapat
disampaikan pendidik kepada peserta didik, maka dari itu dalam menciptakan
25
Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol 4,
No. 1. h.21-27.
26
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta:PT Raja Grafindo Perkasa 2009).
27
Muhson Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010. Vol. 7, No 2. h. 10.
19
suasana belajar yang aktif, efisien serta kreatifitas maka pendidik diminta untuk
pembelajaran.28
memahamkan peserta didik dalam menafsirkan isi atau inti dari pembelajaran
meningkatkan minat belajar peserta didik lebih tinggi. Berdasarkan uraian terkait
pembelajaran ialah kreatifitas serta inovasi yang dapat menarik serta menyalurkan
pesan dari suatu proses pembelajaran yang dapat memenuhi daya tarik peserta
belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga
sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja
dirancang untuk keperluan orang lain melainkan juga sebagai sumber belajar yang
telah tersedia, semua sumber belajar itu dapat kita temukan dan kita manfaatkan
28
Kusumawati Selvi dan Julianto. Pemanfaatan Media Flash Card Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Di Sekolah Dasar. JPGSD. 2015. Vol 3, No 2.h. 2.
29
Falahuddin, Iwan, Pemanfaatan media pembelajaran. Jurnal Lingkar Wydiaiswara.
2014. Vol . 2, No.4. h. 128.
20
diantaranya yaitu:
hal ini penjelasan yang yang masih bersifat verbalisme, inilah yang harus
pendengaran dan alat gerak pada tubuh sehingga peserta didik lebih aktif.
d. Mendekatkan peserta didik ke dunia realita bukan hanya sebatas teori saja.
e. Membuat peserta didik tidak cepat lupa dengan materi yang disampaikan
3. Pengembangan Media
dari itu untuk mengoptimalkan suatu media maka harus dikembangkan, adapun
30
Muhson Ali, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 2010. Vol. 8, No 2. h. 4.
21
belajar dalam hal ini media pembelajaran tidak lain untuk membantu proses
minat dan motivasi belajar peserta didik dengan adanya proses pembelajaran yang
baru dapat melatih keaktifan peserta didik dalam memberikan tanggapan maupun
media yang tepat didasarkan pada konsep bahwa belajar dapat ditempuh melalui
berbagai cara antara lain dengan membaca serta mendengar khususnya pada
pembelajaran biologi salah satu solusi yang tepat dalam mengatasi masalah yang
terkait dengan minat belajar peserta didik, oleh karena itu pemilihan media
dilihat dari perkembangan zaman yang semakin maju dan canggih, anak-anak
lebih terpacu untuk melakukan suatu tindakan dibanding hanya sekedar membaca,
Menurut Borg dan Gall, penelitian R&D dalam pendidikan meliputi sepuluh
langkah, yakni: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop
preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product
revision, (6) main field testing, (7) operational product revision, (8) operational
field testing, (9) final product revision, dan (10) dissemination and
implementation.34
31
Abdul Gafur. Design Pembelajaran Konsep Model dan aplikasinya dalam Pelaksanaan
Pembelajaran. (Yogyakarta: Ombak2, 2016), h.120.
32
Maimunah. Metode Penggunaan Media Pembelajaran. Jurnal Al-Afkar. 2016. Vol. V,
No.1 h.112.
33
Emda Amna. Pemanfatan Media dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA. 2011.Vol XII, No 1.
34
Walter R. Borg dan Meredith Damie Gall, Educational Research (New York: Longman,
1989), h. 784-785.
22
sebagai berikut:
pembelajaran.
b. Menyesuaikan bahan ajar dengan materi secara mandiri lalu dikaitkan dengan
media pembelajaran yang sudah ada. Jika memang tidak ada kesesuaian maka
penulis harus menulis bahan ajar sendiri sesuai yang akan dikembangkan.
c. Menguraikan kembali kesesuaian antara isi dari bahan ajar dengan strategi.
d. Menganalisa kualitas dari produk yang sudah ada, yang di mana meliputi 3 hal
yakni bahasa yang mudah dipahami (sederhana) dan relevan antara satu sama
d. Pedoman atau petunjuk peserta didik dan daftar-daftar kegiatan harus berisi
serta daftar-daftar kegiatan harus tersusun secara jelas, rinci dan tepat serta
serta petunjuk bagaimana cara membimbing dan tata cara konsultasi untuk
didik.35
C. Bahan Ajar
35
Diana Nomida Munsir, Teknologi Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Pendidikan. 2013.Vol 13, No. 1. H. 114.
23
berhubungan.36
dimana buku ajar adalah salah satu faktor penunjang tercapainya tujuan
dan keterampilannya adalah buku cetak, karena terbilang harus mampu dan perlu
sebagai fasilitator yang bisa menjelaskan serta mengarahkan kepada peserta didik
dalam berkegiatan pada proses pembelajaran. Maka dengan adanya buku ajar
Bahan ajar ialah alat bantu yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam
ajar adalah alat bantu yang dikembangkan para ahli pada bidang tertentu yang
dapat digunakan di dalam kelas, buku ajar merupakan hal yang memiliki peran
paling dominan di dalam proses belajar mengajar dan dapat dikatakan pula bahwa
36
Feri Moh Fauzi dan Anindiati Irma. 2020. E-learning Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UMM Press). H. 43.
37
Barroh Habibatul, Endang Susantini, dan Nur Ducha, Pengembangan Buku Ajar
Berjendela pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk SMP RSBI. E-Jurnal BioEd. 2012.
Vol. 1, No. 2. h. 56.
38
Ramansyah, W. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran untuk
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Madura Bangkalan. Jurnal Widyagogik. 2013. Vol 1,
No.1. h. 112.
39
Hanifah Umi. “Pentingnya Buku Ajar yang Berkualitas dalam Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran Bahasa Arab. ”Jurnal At-Tajdid. 2014. Vol. 3 No. 3. h. 102-104.
24
Bahan ajar memiliki peranan penting bagi peserta didik sebagai pengarahan
atau petunjuk dalam melakukan aktifitas pada kegiatan pengajaran juga sebagai
esensi dasar yang sebaiknya disampaikan oleh guru. Selain itu bagi peserta didik
bisa berperan sebagai tuntunan dalam belajar di kelas serta termasuk substansi
standar yang wajib dipahami. Bahan Ajar memiliki fungsi untuk media
pembelajaran dari target yang diperoleh setelah pembelajaran. Bahan ajar yang
serta tanggapan dari hasil pembelajaran. Bahan Ajar juga berdampak positif
peserta didik dalam evaluasi, menolong peserta didik untuk mencapai ilmu yang
baru dari beberapa bentuk sumber dan media lain yang digunakan dalam media
pembelajaran dan peran penting guru yang menjadi salah satu limbung
menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.
1. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta
40
Chomsin S Widodo & Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Gramedia, 2008),h., 40.
25
2. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
Para ahli memang selama ini telah lama membuat beberapa kategori untuk
berbagai macam bahan ajar. Meskipun demikian tetap saja tidak ada yang mampu
1. Bahan ajar cetak (Printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam
atau maket.
2. Bahan ajar dengar (Audio) semua sistem yang menggunakan sinyal radio
4. Bahan ajar interactive teaching materials adalah kombinasi antara dua atau
lebih media (audio, teks, grafik, animasi, dan video) yang oleh
41
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2014), h 24-25
26
1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan adalah bahan ajar yang tidak
dan model.
3. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam
4. Bahan ajar video adalah bahan ajar yang memerlukan pemutar yang
biasanya berbentuk video tape player, VCD player, dan DVD player.
Karena bahan ajar ini mirip dengan bahan ajar audio maka diperlukan
5. Adapun bahan media komputer adalah berbagai bahan media cetak yang
peserta didik, bahan tutorial, buku kerja peserta didik, peta, chart serta foto
slide, film strips, film, video casstes, siaran televise, video interaktif
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik dan proyek meliputi: kit sains,
proses pendidikan secara jarak jauh) seperti: telepon rumah, telepon genggam,
D. Handout
1. Pengertian Handout
Handout adalah bahan ajar cetak yang sangat ringkas yang diberikan
Handout ialah selembar/beberapa lembar kertas yang berisi tugas atau tes yang
Menurut Prastowo, handout adalah bahan ajar yang sangat ringkas. Bahan
ajar ini bersumber dari berbagai literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar
serta materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan
42
Andi Prastowo, Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar (Cet. I, Jakarta: Kencana,
2018), h. 52-53.
43
Andi Prastowo, 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. (Yogyakarta:Diva Press), h. 197.
28
Depdiknas, handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
Handout adalah bahan ajar cetak yang dilengkapi materi, baik materi yang
menggunakan handout.
Oleh sebab itu, dalam menggunakan handout sebagai bahan ajar memang
perlu untuk merumuskan lebih awal materi pembelajaran yang akan dicapai dan
dipelajari oleh peserta didik. Selain itu, dalam menggunakan handout tujuan yang
akan dicapai setelah pembelajaran harus jelas agar peserta didik mampu
ilustrasi, tabel sebagai komponen tambahannya agar peserta didik tertarik dan
1. Standar kompetensi
2. Kompetensi dasar
4. Soal-soal
5. Sumber bacaan
44
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Bahan
Ajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 12.
29
2. Fungsi Handout
b. Memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang tidak terlalu rumit
mudah dipahami.
f. Peserta didik dapat mengetahui pokok materi yang akan diberikan guru.
menjelaskan bahwa, fungsi handout antara lain: membantu peserta didik agar
rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat
belajar.45
E. Potensi Lokal
Potensi lokal adalah sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu daerah.
Potensi lokal juga dapat diartikan sebagai kekayaan alam yang tidak ternilai
harganya, potensi lokal di suatu daerah merupakan kekayaan asli yang dapat
45
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Panduan Pengembangan Bahan
Ajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 12.
30
SDM (sumber daya manusia) disuatu daerah, yang bergantung pada kondisi iklim
dan geografis wilayah tersebut, hal inilah yang menjadi pembeda dan ciri khusus
dari suatu daerah. Indonesia ialah negara yang kaya akan bentang alamnya baik
Daerah di wilayah pesisir pantai dan laut terkhusus pada Indonesia sangat
dan hal inilah yang menjadi landasan kenapa laut dapat dijadikan sumber belajar,
potensi lokal berupa laut menjadi sumber ilmu dan sumber informasi terkait ilmu
semua sekolah dekat dengan laut, maka dari itu media pembelajaran sangat di
perlukan.48
dalam memberikan inovasi baru terhadap peserta didik, selama ini pendidik lebih
terfokus pada media ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa), yang dapat
menyebabkan konten materi tidak terlalu luas, terlebih jika materi yang diajarkan
terkait dengan alam yang menjadi fenomena kejadian sehari-hari. Materi biologi
merupakan salah satu, ilmu biologi yang lebih baiknya jika dikenalkan dengan
adanya potensi lokal yang dimiliki oleh daerah sekitar, banyak sekali potensi-
potensi lokal yang ada di daerah yang dapat digali dan dijadikan sebagai bahan
46
Mumpuni, K. E, Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam
Pembelajaran Biologi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.
2013.Vol. 10, No 2. h. 1-7.
47
Aditiawati Pingkan, et all, Pengembangan Potensi Lokal di Desa Panawangan Sebagai
Model Desa Vokasi dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Ketahanan Pangan
Nasional. Jurnal Sosioteknologi. 2016. Vo 15, No.1. h. l1.
48
Faridah Listia Adhayul, Tarzan Purnomo, dan Reni Ambrawati. Pengembangan
Ensiklopedia dan LKS Invertebrata Laut Untuk Pembelajaran Biologi. Bioedu. 2014. Vol 3, No. 3.
h.1.
31
ajar. Lembah Hijau Rumbia contohnya. Banyak topik tentang mata pelajaran
Biologi yang membutuhkan tidak hanya materi yang dibutuhkan oleh kurikulum
tetapi diperkaya oleh pendidik sebagai ujung tombak dalam proses pembelajaran,
Tingkat kualitas suatu bangsa, bisa dilihat dari kualitas anak bangsa itu
kita lihat peserta didik lebih dituntut untuk menghafal tanpa memahami dan
memaknai, terlihat saat mereka hanya berhadapan dengan teks tanpa gambar yang
jelas, yang menyebabkan peserta didik bisa saja salah dalam memahami, ini
berarti peserta didik seharusnya tidak hanya tahu menghafal saja tetapi dapat
1. Materi Ekosistem
a. Konsep Ekosistem
Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain,
merupakan salah satu bidang kajian yang dipelajari dalam cabang biologi, yaitu
ekologi. Ekologi (Yunani, oikos= rumah; logy= ilmu, berasal dari kata logikos=
masuk akal) adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan
makhluk hidup lain dan dengan lingkungan fisik. Hal tersebut diungkapkan oleh
49
Andam ardan, M. Ardi, dan Yusminah Hala, Penelitian Kebutuhan Pengembangan
Buku Teks Biologi Kelas X Berbasis Kearifan Lokal Timur. Studi Pendidikan Internasional. 2015.
Vol 8, No 4.h. 53.
50
C.A Dewi, Y Khery, dan M Erna, Studi Etchinoscience dalam Belajar Kimia untuk
Mengembangkan Literasi ilmiah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2019. Vol. 8, No 2. h. 280.
32
b. Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik.
dalam ekosistem menempati suatu tempat hidup yang spesifik. Tempat hidup
yang spesifik tersebut dikenal dengan istilah habitat (Latin, habitare = bertempat
tinggal). Setiap makhluk hidup yang memiliki peran khusus di dalam habitatnya.
Peran atau cara hidup yang khusus dari setiap makhluk hidup di dalam habitatnya
Sekelompok makhluk hidup dari spesies yang sama pada waktu yang sama
sekawanan sapi di lapangan (populasi sapi). Populasi dapat berubah setiap saat,
Beberapa populasi yang berbeda dari tumbuhan dan hewan yang hidup
1) Suhu
2) Cahaya
3) Air
4) Kelembapan
33
5) Udara
6) Garam-garam Mineral
7) Tanah
8) Topografi
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain terjadi hubungan, baik
antara sesama spesies maupun antar spesies, baik antara komponen biotik maupun
antara komponen abiotik. Hubungan timbal balik dikenal pula dengan istilah
a) Kompetisi
b) Predasi
c) Simbiosis
4) Aliran Energi
makhluk hidup yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk hidup yang berperan
a. Tipe-Tipe Ekosistem
1) Ekosistem Akuatik
2) Air Tawar
34
3) Laut
4) Estuari
5) Pantai Batu
6) Terumbu Karang
7) Laut Dalam
8) Ekosistem Terestrial
9) Ekosistem Alami
e. Daur Biogeokimia
daur materi atau mineral ini berlangsung di dalam ekosistem (biosfer), mengalir
siklus materi disebut sebagai daur biogeokimia. Daur biogeokimia yang akan
dibahas meliputi daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur belerang (sulfur),
dan daur fosforus. Berikut akan dibahas daur-daur tersebut satu per satu.
1. Daur Nitrogen
dapat menyerap unsur C dalam bentuk gula atau zat tepung. Sebaliknya, hewan
dan O selalu terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis, yaitu dalam bentuk
CO2 dan O2. Oleh karena itu, membahas daur karbon pada dasarnya juga
hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan
Demikian seterusnya daur karbon itu berlangsung. Daur karbon ini merupakan
3. Daur Air
Air sangat penting bagi makhluk hidup karena air berfungsi sebagai pelarut
kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotik sel, dan bahan
baku untuk fotosintesis. Di dalam terjadi daur air yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
Air laut, danau, dan sungai yang terkena cahaya matahari akan menguap.
Tumbuhan dan hewan juga mengeluarkan uap air. Uap air akan membumbung ke
atmosfer dan berkumpul membentuk awan. Akibat tiupan angin, awan akan
mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Air
hujan yang turun di permukaan bumi sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian
tanah menjadi sungai-sungai, dan sebagian lagi menguap menjadi uap air yang
dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya menjadi gas H2S, atau menjadi
5. Daur Fosforus
RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosforus terjadi
Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan urinnya akan terurai menghasilkan
fosfat organik. Oleh bakteri, fosfat organik akan diubah menjadi fosfat anorganik
Di dalam air, juga terjadi daur fosforus: yakni tumbuhan - hewan air bakteri
- fosfat anorganik. Bagian tumbuhan yang jatuh ke dasar danau yang dalam atau
lautan dalam akan membentuk endapan fosforus (batuan fosforus) yang tidak
dapat dimanfaatkan kembali. Inilah salah satu alasan semakin ekosistem air dalam
yang tidak mempunyai arus air. Lautan yang memiliki arus air mengakibatkan
2. Karakteristik Materi
dimana materinya sulit dipahami karena sifatnya yang abstrak sehingga peserta
yaitu peserta didik dapat mengidentifikasi jenis flora dan fauna, komponen
ekosistem biotik dan abiotik serta interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
37
sasaran pembelajaran tersebut dapat tercapai karena peserta didik bukan hanya
mengetahui tentang teori tetapi juga didukung dengan fakta karena melibatkan
beberapa panca indera, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran serta peserta
didik secara langsung mengetahui potensi lokal yang ada di suatu daerah yaitu
dengan basis potensi lokal, dimana peneliti mengambil gambar nyata yang ada di
ekosistem agar pemahaman peserta didik bisa lebih konkrit dan pengalaman
belajarnya lebih nyata, membantu peserta didik dalam memahami materi karena
melibatkan secara langsung indera penglihatan, materi yang ada akan dijelaskan
dan bacakan oleh peserta didik serta dibantu oleh pendidik sehingga peserta didik
akan lebih mudah mencerna makna yang disampaikan melalui pendengaran, untuk
media bahan ajar handout akan dibuat dalam tampilan materi yang disertakan
gambar yang menarik, peserta didik diajak mempelajari potensi lokal yang
dikaitkan dengan materi ekosistem sehingga dapat membuat peserta didik peduli
Handout adalah bahan ajar yang dibuat secara praktis dan ekonomis yang
lokal, akan memperlihatkan bagaimana spesies yang ada disuatu daerah (flora dan
fauna) yang diambil langsung dari habitatnya sehingga gambar terlihat lebih
nyata, kemudian spesies tersebut dianalisis baik nama latin dan nama, kemudian
dideskripsikan terkait sifat ekologinya. Pada bagian isi akan akan memuat materi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu pengembangan bahan ajar berupa buku ajar handout berbasis potensi lokal
C. Model Pengembangan
Model ini terdiri dari empat tahap utama yaitu : (1) define (pendefinisian), (2)
51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet.20; Bandung: Alfabeta, 2013), h. 407.
38
39
Analisis Awal-Akhir
pendefinisian
Tahap
Analisis peserta didik
perancangan
Pemilihan Format
Tahap
Rancangan Awal Bahan Ajar
Validasi Ahli
Pengembangan
Tahap
Uji Pengembangan
Pengemasan
Penyebaran
Tahap
Gambar 3.1: Urutan perencanaan dan pengembangan model 4-D (Diadopsi dari
Semmel).
40
a. Analisis awal-akhir
yang dihadapi tenaga pendidik biologi dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik materi ekosistem, kemudian mencari alternatif pemecahan yang lebih baik
dan efisien. Analisis awal dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah
peserta didik baik individu maupun kelompok. Tujuan dari analisis ini adalah
peserta didik. Hasil telaah tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
c. Analisis Materi
pada materi ekosistem yang akan dipelajari. Kegiatan pada tahap ini adalah
52
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.93.
41
Analisis materi ini menjadi dasar merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran
d. Analisis Tugas
merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar yang mencakup; (1) analisis
struktur isi, (2) analisis prosedural, dan (3) analisis proses informasi yang akan
e. Tujuan pembelajaran
analisis materi dan analisis tugas menjadi kompetensi dasar yang dinyatakan
hasil belajar didasarkan pada kompetensi dasar dan indikator yang tercantum
Tahap ini memiliki 4 tahap yaitu: a. penyusunan tes acuan sebagai cara awal
untuk memadukan antara tahap pendefinisian dan tahap desain. Tes dibuat
mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Tes ini adalah
suatu cara untuk mengetahui perubahan tingkah laku peserta didik selama proses
53
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 95.
42
dikerjakan sebelum uji coba dilakukan. Rancangan ini meliputi berbagai aktivitas
ahli. Tahap ini meliputi: 1) validasi perangkat oleh para ahli diikuti dengan
coba terbatas dengan peserta didik yang sesungguhnya. hasil pada tahap 2) dan 3)
digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya yaitu uji coba lebih lanjut
pada skala yang lebih kecil. Tujuan lain untuk menguji tingkat keefektifan
D. Instrumen Penelitian
kepraktisan maka peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur dan keefektifan
suatu produk yang akan diuji menggunakan tes hasil belajar peserta didik yang
1. Lembar Validasi
maka validator dibutuhkan dalam hal ini untuk memberikan penilaian terhadap
54
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara), h. 93-96.
43
kualitas produk yang akan dibuat tentunya dengan adanya penilaian dari validator,
ini akan menjadi acuan bagi peneliti tentang bagaimana membuat produk yang
responden baik dalam bentuk data pribadi atau informasi lain yang diketahuinya.55
Angket terdiri atas berbagai daftar pertanyaan dengan topik tertentu yang
memperoleh informasi tertentu. Angket yang digunakan adalah angket yang berisi
respon pendidik dan peserta didik setelah media handout yang digunakan di kelas.
Tes ialah cara yang digunakan atau prosedur yang harus ditempuh dalam
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) maka didapatkan hasil
penilaian terkait penilaian dari aspek kognitif, dan tujuannya untuk mengetahui
tingkat pemahaman dari peserta didik terkait materi di dalam buku yang akan
dikembangkan.56
55
Khalifah Mustami dan Dian Safitri, “The Effects of Numbered Heads Together-
Assurance Relevance Interest Assessment Satisfaction on Students Motivation, International
Journal of. 2018. Vol. 11, No. 3. h. 127.
56
Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar),
(Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2009), h. 49.
44
a. Uji Kevalidan
ini dibagi atas dua macam yakni lembar validasi ahli materi dan lembar validasi
ahli desain. Informasi yang terdapat pada instrumen ini kemudian dijadikan
banyak hal yang diperlukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban atas
instrumen angket respon guru dan angket respon peserta didik setelah media
c. Uji Keefektifan
dengan menggunakan butir tes. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
57
Sudaryono. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 207.
58
Sudaryon. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), h. 218.
45
sebagai berikut :
1) Melakukan rekapitulasi hasil penilaian ahli dan praktisi ke dalam tabel yang
2) Mencari rata-rata penilai hasil validasi dan praktisi untuk setiap kriteria
dengan rumus :
∑ Vij
Ki =
Keterangan:
Ki = rata-rata kriteri ke- i
Vij = nilai hasil penilaian terhadap kriteria ke-i oleh validator ke-j
n = banyaknya validator
Keterangan:
Ai = rata-rata nilai untuk aspek ke-i
Kij = rata-rata untuk aspek ke-i kriteria ke-j
n = banyaknya kriteria
Keterangan:
46
Va = rata-rata total
Ai = rata-rata aspek ke-i
n = banyaknya aspek
berikut:
Nilai Kriteria
guru dan siswa, siswa maupun staf yang bersinggungan langsung dengan kegiatan
59
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014). h.28.
47
Keterangan :
rata-rata total
Ai = rata-rata aspek
n = banyaknya aspek
2. Menentukan kategori kepraktisan setiap kriteria (Ki) atau rata-rata aspek (Ai)
atau rata-rata total (Xi) dengan kategori validasi yang telah ditetapkan nilai
rata-rata dirujuk pada interval penentuan tingkat kepraktisan tabel berikut ini.
Nilai Kriteria
hasil belajar peserta didik. Peserta didik dalam hal ini pencapaian belajar
dimana nilai tersebut harus diatas atau sama dengan nilai KKM yang telah
60
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014). h.28.
48
Keterangan:
Kemudian data yang terkumpul yaitu data hasil belajar peserta didik
R = Xt – Xr
Keterangan:
R = rentang nilai
Xt = data terbesar
Xr = data terkecil
K = 1 + (3,3) log n
Keterangan:
K = Kelas interval
n = Jumlah siswa
49
P=
Keterangan:
R = Rentang Nilai
K = Kelas Interval
b. Menghitung rata-rata
∑
∑
Keterangan:
x = Rata-rata
fi = Frekuensi ke-i
xi = Titik tengah
P=
Keterangan:
P = Angka persentase
N = Banyak sampel/responden
61
Muhammad Arif Tiro. Dasar-Dasar Statistik Edisi Ketiga. Makassar: Andira Publisher,
2008). H. 121.
50
> 60 – 80 Efektif
pada kategori baik atau minimal berada pada nilai > 60 – 80 pada kategori baik.
arti sekolah dapat menentukan standar ketuntasan yang berbeda sesuai target
62
S. Eko Putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik, h.28.
63
S. Eko Putro Widyoko. Evaluasi Program Pembelajaran panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, h. 245.
BAB IV
model 4-D oleh Thiagarajan yang terdiri dari empat tahap yaitu define
(penyebaran). Bahan ajar dalam penelitian ini berupa handout berbasis potensi
lokal materi ekosistem yang merujuk pada tiga syarat kualitas yaitu valid, praktis,
dan efektif.
A. Hasil Penelitian
Potensi Lokal
1) Analisis Awal-Akhir
51
52
SMAN 14 Jeneponto lebih dominan metode ceramah dan biasanya peserta didik
bosan karna buku paket yang digunakan lebih mendominasi teks, serta masih
terbatas bahan ajar cetak seperti, LKS, modul, dan handout sehingga dalam
proses pembelajaran peserta didik tidak bersemangat dan kurang aktif belajar.
desain yang menarik berupa gambar flora dan fauna serta menghubungkannya
menumbuhkan minat belajar peserta didik sehingga peserta didik bisa terlibat aktif
didik yang nantinya akan dijadikan sebagai subjek uji coba produk. Hal ini
dilakukan agar produk yang dibuat dapat sesuai dan memenuhi kebutuhan peserta
didik, karakteristik peserta didik, dan motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan
d) Usia rata-rata peserta didik yang menjadi subjek penelitian pada kelas X MIPA
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget pada rentang usia
serta menarik kesimpulan dan informasi yang tersedia.64 Hasil analisis peserta
mengetahui jenis flora dan fauna yang di ambil dari potensi lokal Lembah
dan pengetahuan bagi peserta didik karena di dalam media handout termuat
gambar potensi lokal flora dan fauna yang diambil dari habitat aslinya sehingga
tingkat keaktifan yang kurang dan cenderung cepat bosan dalam proses
media yang mampu membuat peserta didik lebih berperan aktif dalam proses
handout yang dilengkapi gambar menarik seperti flora dan fauna yang diambil
64
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Cet. VI; Bandung: PT Remaja
Rosadakarya, 2016), h. 107.
54
diharapkan dapat memicu antusias peserta didik untuk lebih aktif pada proses
langsung potensi lokal yang ada di daerah Lembah Hijau Rumbia tetapi karena
keterbatasan waktu, tempat dikarenakan adanya Covid-19 oleh karena itu peserta
didik hanya belajar di sekitar lingkungan sekolah dengan mengamati spesies flora
3) Analisis Materi
dan menyusun secara sistematis materi-materi utama yang akan dipelajari peserta
didik didik. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah materi ekosistem pada
interaksi antar komponen tersebut yang dibagi dalam 2 kali pertemuan, pertemuan
Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta hubungan antara
biotik dan abiotik dalam ekosistem. Pertemuan kedua: (1) Mendeskripsikan peran
4) Analisis Tugas
lokal. Pada penelitian ini peneliti memilih materi ekosistem dikarenakan materi
potensi lokal karena cakupan pada materi ekosistem mempunyai banyak sub
materi sehingga hal ini dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajari
materi tersebut.
5) Tujuan Pembelajaran
analisis materi, tahap ini bertujuan agar dapat menentukan batasan-batasan dalam
ini berdasarkan pada kompetensi dasar (KD) dan indikator, dimana kompetensi
ekosistem.
interaksi ekosistem.
56
Pada tahap ini terdapat empat langkah yang ditempuh, yaitu penyusunan tes,
pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal. Adapun hasil yang di-
1) Penyusunan Tes
disusun tes kemampuan peserta didik dalam bentuk tes hasil belajar berupa soal
pilihan ganda sebanyak 25 butir soal yang akan digunakan setelah seluruh materi
selesai diajarkan. Penyusunan instrumen tes hasil belajar berpatokan pada kisi-kisi
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
2) Pemilihan Media
Tahap ini, peneliti menentukan media yang tepat yang disesuaikan dengan
materi ekosistem yang telah dipilih oleh peneliti. Media yang dikembangkan oleh
3) Pemilihan Format
Tahap ini, peneliti menentukan kriteria atau format yang digunakan untuk
bentuk desain, tahap desain yang menjadi pokok utama adalah desain dari sampul
sampai isi buku, ukuran kertas yang digunakan serta pemilihan warna ataupun
4) Rancangan Awal
awal media handout berbasis potensi lokal untuk peserta didik kelas X MIPA 1
dapat bermanfaat bagi pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Hasil dari tahap ini adalah desain produk awal dari media handout
yang akan dikembangkan peneliti. Adapun deskripsi terkait desain cover, desain
a. Desain Cover
Desain tampilan cover atau sampul media handout berbasis potensi lokal
menggunakan gambar pintu masuk Lembah Hijau Rumbia. Sampul pada media
handout berbasis potensi lokal terdiri dari dua yaitu sampul depan dan sampul
belakang. Warna sampul didesain full color (HD) dengan dasar warna biru dan
ditambah karakteristik pendukung cover seperti nama penulis, judul materi, dan
tempat pengambilan sampel. Adapun desain cover media handout sebagai berikut:
Desain isi pada media handout berbasis potensi lokal didesain dengan
Bk BTR) dengan ukuran 14 pt, sub judul (Yaseva One) dengan ukuran 14 pt,
halaman (Arial) dengan ukuran 12 pt, ukuran margin dengan susunan (atas/top 3
c. Isi Materi
Materi dalam media handout berbasis potensi lokal ialah materi pada kelas
identifikasi beberapa spesies yang didapatkan dari hasil potensi lokal di kabupaten
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi pokok, dan
didasarkan oleh suatu strategi. Maka bahan ajar berupa handout ini diberi judul
kepada peserta didik tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan ketika
membaca handout.
c) Kata Pengantar: bagian ini berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya
bahan ajar berupa handout, alasan pembuatan handout secara singkat, harapan
d) Daftar Isi: bagian ini menginformasikan kepada peserta didik mengenai topik
yang akan dipelajari dalam handout sesuai urutan tampilan dan nomor
penting kepada peserta didik tentang hubungan antar topik dengan topik yang
lainnya, sehingga peserta didik lebih mudah memahami maksud dari materi
secara komprehensif.
f) Uraian Materi: jika materi pokok telah ditentukan, maka pada bagian inilah
lebih detail. Pada isi terdapat uraian materi yang memuat mulai dari jenis flora
dan fauna yang disertakan dengan gambar beserta deskripsi mengenai sifat
ekologi dari spesies tersebut, kemudian komponen biotik berisi penjelasan dan
penjelasan, kemudian materi aliran energi berisi gambar dan penjelasan yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan berisi penjelasan dan gambar, dan
makanan. Dengan demikian isi dari media handout sudah termuat sehingga
g) Kegiatan Peserta didik: bagian ini dibuat agar peserta didik dapat mengukur
sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang telah diterima selama
proses pembelajaran.
diakhir materi.
60
i) Daftar Pustaka: bagian ini berisi sejumlah referensi yang digunakan sebagai
bahan rujukan. Sehingga, jika peserta didik ingin menggalinya lebih dalam
internet.
divalidasi oleh dua orang validator ahli yang merupakan dosen Jurusan
Hasil revisi prototype I yang sesuai masukan dari validator di sebut prototype II
pada sekolah tempat meneliti yaitu pada kelas X MIPA 1 SMAN 14 Jeneponto.
Lokal
validasi oleh 2 validator ahli yaitu dengan meninjau aspek kelayakan media.
Tujuan dilakukannya tahap ini yaitu untuk menentukan tingkat kevalidan dari
media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang telah dibuat oleh
peneliti. Terdapat dua validator yang menilai tingkat kevalidan dari produk yang
NO Validator Jabatan
Adapun saran-saran dan masukan yang diberikan dari kedua validator pada
Tabel 4.2 Saran-Saran dan Masukan yang Diberikan Oleh Kedua Validator
Validator I Validator I
dari validator
2. Perbaiki kata yang kurang tepat 2. Setiap kata di dalam media handout
Validator II Validator II
3. Masih banyak kata yang kurang 3. Kata-kata yang Typo telah diperbaiki
tepat (Typo)
4. Gambar perjelas dan tata gambar 4. Gambar telah diperjelas dan sudah
atur agar terlihat rapi serta perbesar diperbesar sehingga sudah terlihat
gambar spesies agar terlihat jelas menonjol sesuai saran dari validator
kapital diperbaiki
7. Ganti desain media lebih menarik 7. Desain Media telah diganti sedan
dipahami
acuan dalam merevisi media handout berbasis potensi lokal materi ekosistem
yang telah dikembangkan. Hasil revisi dari prototype I disebut prototype II,
kemudian ke validator konten sampai media handout berbasis potensi lokal materi
Perbandingan Hasil
Prototype I Prototype II
64
65
66
prototype II. Setelah dilakukan perbaikan dari saran-saran yang diberikan oleh
selanjutnya melakukan uji coba terhadap media pembelajaran handout yang telah
divalidasi. Data kevalidan dari produk media handout berbasis potensi lokal dapat
handout berbasis potensi lokal adalah 3,72 yang artinya berada pada kategori
sangat valid, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa media handout layak
digunakan dengan sedikit revisi dan layak diuji cobakan kepada peserta didik.
68
Lokal
handout berbasis potensi lokal materi ekosistem yang telah dikembangkan yang
diukur menggunakan instrumen penelitian berupa angket respon peserta didik dan
angket respon guru. Adapun hasil respon peserta didik dan guru dapat dilihat pada
diperoleh dari hasil angket respon peserta didik dan angket respon guru adalah
Lokal
yang digunakan berupa butir-butir soal. Jenis soal yang diberikan adalah soal
pilihan ganda sebanyak 25 nomor dan subjek penelitian sebanyak 11 orang. Soal
dan rubrik dapat dilihat pada lampiran C.3. Hasil tes peserta didik dapat dilihat
berhasil secara klasikal jika minimal 80% peserta didik mencapai nilai tuntas.
Peserta didik dikatakan tuntas jika memiliki nilai di atas atau sama dengan nilai
KKM yakni 75. Berdasarkan tabel 4.6 persentase hasil belajar peserta didik
B. Pembahasan
Hasil uji coba yang telah dilakukan untuk melihat sejauh mana media
dilakukan secara bertahap yang mengacu pada model 4-D. Model pengembangan
Disseminate (penyebaran).
peserta didik yang menjadi subjek uji coba media handout berbasis potensi lokal
peserta didik tahun ajaran 2020/2021 masih tergolong sedang, setelah itu
dilakukan analisis konsep yang akan digunakan pada media yang dikembangkan
oleh peneliti, di mana peneliti memilih materi ekosistem, hal ini dikarenakan
materi ekosistem memiliki banyak sub materi sehingga cocok digunakan pada
didik memahami materi, kemudian dilakukan analisis tugas yang relevan yang
terkait materi ekosistem dan tahap pertama ini diakhiri dengan perumusan tujuan
Tahap kedua yaitu tahap perancangan. Tahap ini dilakukan dengan tujuan
untuk merancang media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang akan
65
Fajar Lailatul Mirojiyah. “Pengembangan Modul Berbasis Multipresentasi Pada
Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pengembangan. Vol 1, no.1 (2016): h.
222.
71
terdiri dari beberapa langkah yaitu, pemilihan format dan rancangan awal produk.
Pemilihan format dilakukan untuk menentukan format apa yang akan dipakai
dikembangkan.
Tahap ketiga yaitu pengembangan (develop), di mana pada tahap ini peneliti
telah menghasilkan desain media handout berbasis potensi lokal berupa prototype
I yang kemudian dilakukan validasi oleh 2 orang validator ahli yang merupakan
Setelah melakukan perbaikan media sesuai saran dan masukan maka dihasilkan
prototype II yang telah valid untuk diuji cobakan dilapangan secara terbatas.
pembelajaran yang terbatas, maka tahap penyebaran ini terbatas hanya dilakukan
saat uji coba perangkat. Peneliti melakukan uji coba terbatas pada kelas X MIPA
dapat digunakan misalnya 10%, 15%, 20% dan seterusnya jika dengan adanya
besarnya sampel sejauh ini tidak dapat ditentukan. Pedoman yang berlaku
produk yang memiliki tingkat validasi yang tinggi. Validasi dilakukan dengan
cara mendatangkan pakar ahli yang telah berpengalaman dalam menilai produk
baru yang telah dirancang sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan
produk.68
maka media pembelajaran handout berbasis potensi lokal yang dibuat dan
atau aspek-aspek pada teori yang dimuat dalam lembar validasi yang telah diisi
66
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan (Cet.V; Jakarta:
Prenada Media Group, 2016), h. 229.
67
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015), h. 69.
68
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
h.141.
73
potensi lokal memiliki nilai rata-rata validasi total 3,72 yang dinyatakan kategori
sangat valid, sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Eko Putro Widyoko yang
menyatakan jika berada pada interval (3,5 ≤ V ≤ 4) maka dinyatakan sangat valid.
Nilai masing-masing dari ke 2 validator yang dibagi menjadi 8 kategori, yaitu 3,5
untuk tampilan, 4 untuk materi ajar, 4 untuk kategori tidak ketinggalan zaman
(modern), 3,5 untuk kategori skala tata letak, 3,6 untuk kualitas teknis, 4 untuk
ukuran dari media yang dikembangkan, 3,5 untuk bahasa yang digunakan pada
dengan arti atau tujuan kriteria belajar. Produk dikatakan valid apabila mencakup
dengan KD, kebutuhan, kebenaran substansi, manfaat, nilai moral, dan nilai
sosial. (2) Komponen penyajian, mancakup kejelasan tujuan yang ingin dicapai,
penggunaan bahasa secara efektif dan efisien, yang kemudian semua komponen
tersebut akan dinilai oleh validator pada lembar validasi untuk menentukan
tingkat kevalidan produk berdasarkan kriteria kevalidan.69 Hal ini sesuai dengan
penelitian Desi Listiani dan Erliana Prihatni dengan hasil penelitian media
oleh penilaian dari aspek materi dan aspek media pembelajarannya. Media
69
Riti Desmiwati, Ratnawulan dan Yulkifli, Validitas LKPD Fisika SMA Menggunakan
Model Problem Based Learning Berbasis Teknologi Digital, Vol. 1 No, 1, (2017), h. 33.
74
yang berlaku.70
aspek kepraktisan dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan
bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan. Hal ini diperkuat oleh penilaian
Salah satu faktor penentu keberhasilan belajar peserta didik adalah media
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
lokal, kemudian diberikan angket respon peserta didik dan angket respon guru
terkait media yang telah diuji cobakan, diperoleh hasil angket respon peserta didik
3,60 dan angket respon guru 3,66 sehingga diperoleh hasil rata-rata keseluruhan
adalah 3,63 yang merupakan kategori sangat positif sesuai dengan teori yang
dikemukan oleh Eko Putro Widyoko yang menyatakan, jika berada pada interval
(3,5 ≤ Xi ≤4) maka dinyatakan sangat positif. Hal ini menunjukkan bahwa media
70
Desi Listiani, Erlina Prihatnani, “Pengembangan Media Pembelajaran Dart Board
Math Bagi Siswa Kelas VII SMP”, Jurnal Pendidikan matematika vol.4 no.1 (2018), h.31.
71
Mualdin Sinurat dan Edy Syahputra, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Peserta didik SMP”, h.
167.
72
Handhika, “Efektivitas Media Pembelajaran IM3 Ditinjau dari Motivasi Belajar,”
Madiun-Indonesia vol. 1, no. 1 (Oktober 2012), h. 113. http://media.neliti.com.
75
pembelajaran handout berbasis potensi lokal pada materi ekosistem sangat praktis
hasil belajar berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan
dicapai peserta didik dalam kaitannya dengan kegiatan belajar yang dilakukan,
penggunaan media di dalam kelas. Hal ini didukung oleh Yuananda Nur
yang memiliki keefektifan yang tinggi berdampak baik pada prestasi belajar
peserta didik.74
dikembangkan melalui data pengukuran hasil belajar peserta didik. Tes hasil
belajar diberikan kepada peserta didik setelah menggunakan media handout.
Adapun tes hasil belajar peserta didik terdiri dari 25 butir soal dalam bentuk
pilihan ganda, materi yang dimuat sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
dikembangkan oleh peneliti memenuhi kategori sangat efektif hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukan oleh Eko Putro Widyoko jika berada pada interval
73
Muhammad Khalifa Mustami Dan Gufran Dama Wijaya, “ Development Of Worksheet
Students Oriented Scientifict Aproach At Subject Of Biology”, Jurnal Bioedutika, Vol. 95, No.4:
h.14
74
Mualdin Sinurat dan Edy Syahputra, “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbantuan Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Peserta didik SMP”, h.
164-165.
76
(>80) maka dinyatakan sangat efektif, dilihat dari persentase nilai ketuntasan
peserta didik yaitu 100%. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
dengan tujuan pembelajaran yang ditunjukkan oleh tes hasil belajar peserta
didik.75 Kemudian didukung oleh teori yang menyatakan bahwa peserta didik
dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan
nilai KKM.76 Hasil tingkat keefektifan pengembangan bahan ajar handout dari
pembelajaran pendidik akan lebih mudah memberi pelajaran dan penjelasan pada
peserta didik, dengan penggunaan media maka pendidik akan lebih mudah
memberi motivasi belajar sehingga peserta didik tidak bosan dan dapat terlibat
kelebihan dari produk yang dikembangkan peneliti adalah memiliki tampilan yang
menarik dan desain yang full colour (HD), kemudian media pembelajaran
gambar asli, gambar pada media handout berbasis potensi lokal di ambil di habitat
asli sehingga peserta didik tidak hanya mengenal namun juga mengetahui habitat
75
M. Havis, “ Research And Development; Penelitian Dibidang Kependidikan yang
Inovatif, Produktif dan Bermakna” Prodi Pendidikan Biologi STAIN Batusangkar Vol. 16, No. 1,
2013, h. 34.
76
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik Dan Calon Pendidik, h.242.
77
berbasis potensi lokal adalah uji coba produk hanya dilakukan pada satu kelas saja
77
Muhammad Irfan Akbar, 2018. Pengembangan Handout Pendidikan Agama Islam
Berbasis Lingkungan pada peserta didik SMK Latanro Enrekang Kabupaten Enrekang.
(Makassar: UIN Alauddin Makassar).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
uji coba kepraktisan yaitu 3,63. Kategori ini menunjukkan bahwa media
78
79
B. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, media handout berbasis potensi lokal,
pembelajaran.
lain.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gafur, 2012. Design Pembelajaran Konsep Model dan Aplikasinya dalam
Pelaksanaan Pembelajaran.Yogyakarta:Ombak.
Andi Prastowo, 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar (Cet. I, Jakarta:
Kencana).
80
81
Feri Moh Fauzi dan Anindiati Irma, 2020. E-learning Pembelajaran Bahasa
Arab. (Malang:Umm Press).
Purnama Sigit, Metode Penelitian dan Pengembangan. Jurnal Literasi. 2013. Vol
4, No. 1. H. 20 (Diakses 5 september 2019).
JENEPONTO
OLEH:
2021
86
JENEPONTO
Penilaian Validator
NO Pernyataan Tentang Media Validator I Validator II
Tampilan
Rata-rata 4 4
Skala
88
Kualitas Teknis
Ukuran
Rata-rata 4 4
Bahasa Komunikatif
Rata-rata 4 3
Rata-rata 4 3.5
a. Tampilan
∑ Kij
Ai =
89
Ai =
Ai = 3,5
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 4
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 4
d. Skala
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 3,5
e. Kualitas Teknis
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 3,6
90
f. Ukuran
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 4
g. Bahasa Komunikatif
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 3,5
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 3,75
Ai
Va = ∑
Va =
Va =
Penilaian Validator
NO Aspek Tentang Angket Validator I Validator II
Aspek Petunjuk
Rata-rata 4 4
Aspek Bahasa
Rata-rata 3,67 3
a. Aspek Petunjuk
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 4
92
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 4
c. Aspek Bahasa
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 3,34
Rata-Rata Hasil Penilaian Validator:
Ai
Va = ∑
Va =
Va =
Penilaian Validator
NO Aspek Tentang Angket Validator I Validator II
Aspek Petunjuk
Rata-rata 4 4
Rata-rata 3,33 4
Aspek Bahasa
Rata-rata 4 3
a. Aspek Petunjuk
Ai = ∑ Kij
Ai =
94
Ai = 4
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 3,66
c. Aspek Bahasa
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 3,5
Rata-Rata Hasil Penilaian validator adalah:
∑ Ai
Va =
Va =
Va =
Penilaian Validator
NO Aspek-Aspek Butir Tes Validator I Validator II
Kontruksi
Rata-rata 4 4
Bahasa
Rata-rata 4 4
Ai = ∑ Kij
Ai =
96
Ai = 3,33
b. Kontruksi
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 4
c. Bahasa
∑ Kij
Ai =
Ai =
Ai = 4
Va =
Va =
Isi Materi
Bahasa
Rata-rata 4 4
Waktu
Metode Sajian
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 4
b. Bahasa
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 4
c. Waktu
Ai = ∑ Kij
Ai =
99
Ai = 3,75
d. Metode Sajian
Ai ∑ Kij
=
Ai =
Ai = 4
Ai = ∑ Kij
Ai =
Ai = 3,5
Ai
Va = ∑
Va =
Va =
JENEPONTO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Safira 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
2 Nurdea 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
3 Riska 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
4 Agustina 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 Suci 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
Rahmadani
6 Muh Resky 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
Auredia aw
7 Agung 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Anugrah
8 Supiyanti 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
9 Rizal 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
10 Yusiana 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4
11 Indiani 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3
Putri Syam
102
No Pernyataan Penilaian
STS TS S SS Σ
No Pertanyaan/pernyataan Penilaian
1 Safira 80 Tuntas
2 Nurdea 85 Tuntas
3 Riska 75 Tuntas
4 Agustina 85 Tuntas
8 Supiyanti 95 Tuntas
9 Rizal 75 Tuntas
10 Yusiana 95 Tuntas
Potensi lokal
108
109
110
111
112
113
114
115
A. Petunjuk pengerjaan:
1. Tulislah identitas Anda dan kelas Anda pada lembar jawab yang tersedia.
2. Pada soal pilihan ganda berilah tanda (X), pada huruf A,B,C,D, dan e
3. Apabila jawaban yang di pilih ternyata salah dan Anda ingin mengganti
maka berilah tanda (=) pada huruf yang telah disilang dan diberi tanda
pengawas.
7. Selamat mengerjakan.
B. Pertanyaan
ekosistem adalah….
A. Alexander Fleming
B. Aristoteles
C. Gregor Mendel
D. Lazzarro Spallanzani
122
dari….
A. Individu
B. Populasi
C. Ekosistem
D. Komunitas
E. Suksesi
A. Intensitas Cahaya
B. Suhu udara
C. Angin
D. Cahaya matahari
E. Kelembapan udara
4. Pada suatu daerah terdapat lahan yang tidak subur, kondisi tumbuhan
mati. Jika ada kasus seperti di atas, tanah yang tidak subur
ekosistem….
A. Produsen
B. Dekomposer
C. Konsumen
A. 1, 2, 4
B. 1, 4, 5
C. 1, 2, 3
D. 1, 3, 5
E. 3, 4, 5
1) Produsen
2) Konsumen
3) Pengurai
4) Detrivor
A. 1, 2, 3, 4
B. 1, 3, 4, 2
C. 2, 3, 4, 1
D. 3, 4, 2, 1
E. 4, 3, 2, 1
A. Parasitisme
B. Komensalisme
125
C. Predasi
D. Kompetisi
E. Mutualisme
A. Komunitas
B. Individu
C. Ekosistem
D. Populasi
E. Spesies
makanan adalah….
A. Netral
B. Kompetrisi
C. Simbiosis Komensalisme
D. Simbiosis mutualisme
E. Predasi
11. Berikut ini yang tidak termasuk faktor abiotik dapat mempengaruhi
A. Batu bara
B. Cahaya matahari
C. Kelembapan
126
D. Temperatur
E. Iklim
12. Hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan,
disebut simbiosis….
A. Mutualisme
B. Parasitisme
C. Netral
D. Predasi
E. Komensalisme
13. Jika dalam kolam kita jumpai makhluk hidup berupa ikan lele, ikan
gabus, ikan lele serta tumbuhan air yakni teratai dan lumut air.
kolam membentuk….
A. Komunitas
B. Populasi
C. Ekosistem
D. Simbiosis
E. Simbiosis parasitisme
dikenal organisme….
A. Autotrof
B. Heterotrof
127
C. Kemoautotrof
D. Konsumen
E. Produsen
A. Produsen
B. Konsumen
C. Netral
D. Detrivor
E. Dekomposer
A. Jinak
B. Produsen
C. Predator
128
D. Konsumen
E. Dekomposer
dengan cara…
maka…
20. Suplai energi yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga agar
organisme.
fosfor dan masuknya NO3 yang terbawa air hujan dari sisa pupuk
A. Respirasi, penguraian
B. Evaporasi, pembakaran
130
C. Fotosintesis, penguraian
D. Transpirasi, pembakaran
E. Penguapan, dekomposisi
23. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan karbon dioksida berkumpul dan
dihindari…
berlebihan.
udara.
perekonomian negara.
JENEPONTO
D.2 Dokumentasi
Gambar 12. Melakukan Pengamatan Komponen Biotik dan Abiotik (21 Juni
2021)
166
Gambar 13. Presentasi dan Kelompok lain Menanggapi (21 Juni 2021)
167
Gambar 14. Foto Bersama dengan Peserta Didik (21 Juni 2021)
168
JENEPONTO
1. SK PEMBIMBING
2. SK SEMINAR PROPOSAL
3. SURAT KETERANGAN VALIDATOR
4. SURAT REKOMENDASI IZIN PENELITIAN
5. SURAT KETERANGAN PENELITIAN
6. SK UJIAN KOMPREHENSIF
169
RIWAYAT HIDUP
lulus pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Rumbia dan
lulus pada tahun 2014, setelah lulus kemudian melanjutkan sekolah di SMAN 6
Jeneponto dan lulus pada tahun 2017, kemudian melanjutkan pendidikan di UIN
Tarbiyah dan Keguruan, sampai saat biografi ini ditulis. Dan semoga cita-cita