Aisa Susanti

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 70

ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

PAI SISWA SDN No. 162 MINANGA TALLU KECAMATAN


SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar


Sarjana Pendidkkan Islam (S.Pd.I)

Oleh,

AISA SUSANTI
NIM. 07.16.2.0872

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PALOPO
2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini berjudul, “Analisis Kesulitan Belajar pada Mata Pelajaran PAI

Siswa SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara”,

yang ditulis oleh Aisa Susanti, NIM 07.16.2.0872, Jurusan Tarbiyah Program Studi

Pendidikan Agama Islam, disetujui untuk diujikan pada ujian Munaqasyah.

Demikian untuk proses selanjutnya.

Palopo, Juni 2010,


Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Masmuddin, M.Ag. Taqwa, S.Ag., M.Pd.I.


NIP. 196003181987031004 NIP. 197601072003121002
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini,

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika kemudian

hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat atau dibantu orang lain

secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya,

batal demi hukum.

Palopo, 17 Mei 2010

Penulis,

AISA SUSANTI
NIM. 07.16.2.0872
PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat

pada waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu menyertai Muhammad

Rasululah beserta keluarganya yang disucikan oleh Allah untuk dijadikan sebagai

panutan umat manusia sepanjang masa.

Selesainya skripsi ini karena dukungan dari berbagai pihak, untuk itu

ungkapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan

kepada berbagai pihak yang turut memberikan andil baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini sebagai berikut :

1. Prof. Dr. H. M. Nihayah M., M.Hum selaku Ketua STAIN Palopo beserta

stafnya yang telah memimpin almamater tercinta.

2. Prof. Dr. H.M. Said Mahmud, Lc., M.A. selaku mantan Ketua STAIN Palopo

periode 2006-2010.

3. Drs. Hasri, M.A. dan Drs. Nurdin K, M.Pd., selaku Ketua dan Sekretarus

Jurusan Tarbiyah STAIN Palopo beserta stafnya yang telah memimpin Jurusan

tempat penulis menimba ilmu.


4. Dra. Marwiyah, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

(PAI) yang telah banyak membimbing penulisa dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Masmuddin, M.Ag., dan Taqwa, S.Ag., M.Pd.I., selaku Pembimbing I

dan II yang telah menyempatkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

skripsi penulis, sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan rencana.

6. Staf Pengajar dan tata usaha pada Jurusan Tarbiyah STAIN Palopo yang

dengan ikhlas melayani dan mengarahkan penulis sejak dari awal hingga saat-saat

selesainya studi.

7. Orangtua penulis yang senantiasa mendoakan penulis dan atas segala

pengorbanan, jerih payah, serta kasih sayangnya kepada penulis dan segala

keikhlasannya menuntun penulis untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak sempat disebutkan satu

persatu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, semoga Allah swt melimpahkan rahmat-Nya dan memberi imbalan

yang berlipat ganda sesuai dengan janji-janji-Nya kepada semua pihak yang telah

memberikan dorongan dan bantuan.

Palopo, 17 Mei 2010

Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ iii
PRAKATA ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9


A. Pengertian Kesulitan Belajar .............................................................. 9
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar ........... 11
C. Upaya Pembelajaran PAI di Sekolah ................................................. 17
D. Aspek-Aspek Pendidikan Islam ......................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 37


A. Populasi dan Sampel........................................................................... 37
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 39
C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42
D. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45


A. Gambaran Umum SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan
Sukamaju Kabupaten Luwu Utara ...................................................... 45
B. Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi oleh Siswa Dalam
Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN No. 162
Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kab. Luwu Utara .............................. 56
C. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Siswa dalam Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam di SDN No. 162 Minanga
Tallu Kec. Sukamaju........................................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 69
A. Kesimpulan ......................................................................................... 69
B. Saran-saran ......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Aisa Susanti, 2010. “Analisis Kesulitan Belajar dalam Mata Pelajaran PAI Siswa
SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara”,
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan Tarbiyah.
Pembimbing (I) Drs. Masmuddin, M.Ag. Pembimbing (II) Taqwa, S.Ag.,
M.Pd.I.

Kata Kunci : Kesulitan Belajar, Pendidikan Agama Islam

Skripsi ini mengkaji tentang kesulitan belajar siswa terhadap mata pelajaran
PAI di SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.
Penelitian ini mengangkat permasalahan 1) Bagaimana prestasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN No. 162 Minanga Tallu
Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara, 2) Kesulitan-kesulitan apa yang
dihadapi oleh siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN No. 162
Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara, 3) Apa alternatif
pemecahan kesulitan belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN
No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.
Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan deskritif kualitatif yang
jumlah populasinya meliputi seluruh siswa SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan
Sukamaju Kabupaten Luwu Utara dengan sampel 60 siswa orang yang diambil secara
acak. Instrumen yang digunakan adalah catatan observasi, pedoman wawancara, dan
daftar angket. Teknik analisis datanya induktif, deduktif, komparatif dan persentase.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa: 1) Prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec.
Sukamaju Kabupaten Luwu Utara termasuk berkategori "tinggi" sebab antara 76%-
100% siswa memperoleh nilai atau angka antara 6-10 dalam buku rapornya. Hal ini
ditunjang oleh penguasaan terhadap mata pelajaran, sikap siswa ketika guru mengajar
dan ketika guru memberikan tugas, dan rutinitas kegiatan belajar siswa berjalan
cukup baik. 2) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar
Pendidikan Agama Islam PAI) di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kab.
Luwu Utara pada umumnya berupa a) kurang rajinnya siswa mengulang pelajaran di
rumah, b) kurangnya kesadaran dan minat siswa, c) metode mengajar guru yang
kurang tepat/kurang baik, d) kurang lengkapnya buku-buku agama Islam di
perpustakaan. 3) Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Siswa dalam Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju yakni
dengan a) meningkatkan frekuensi kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, b)
memberikan bimbingan khusus secara kontinyu, c) meningkatkan kemampuan
profesional guru, d) melibatkan masyarakat secara langsung, e) menyiapkan dan
melengkapi alat media pendidikan.
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar dalam Mata Pelajaran PAI
Siswa SDN No. 163Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara”
yang disusun oleh saudari Aisa Susanti, NIM. 07.16.2.0872, Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Palopo, yang telah dimunaqasyahkan pada hari Rabu, 28 Juli 2011
M, bertepatan dengan 30 Dzulhijjah 1430 H telah diperbaiki sesuai dengan catatan
dan permintaan Tim Penguji, dan diterima sebagai syarat memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) dengan beberapa perbaikan.

Tim Penguji :

1. Prof. Dr. H. Nihaya M., M.Hum. Ketua ( ..................... )

2. Sukirman, S.S., M.Pd. Sekretaris ( ..................... )

3. Sukirman, S.S., M.Pd. Penguji I ( ..................... )

4. Drs. H. M. Arif, M.Pd.I. Penguji II ( ..................... )

5. Drs. Masmuddin, M.Ag. Pembimbing I ( ..................... )

6. Taqwa, S.Ag., M.Pd.I. Pembimbing II ( ..................... )

Mengetahui,

Ketua STAIN Palopo Ketua Jurusan Tarbiyah

Prof. Dr. H. Nihaya M., M.Hum. Drs. Hasri, M.A.


NIP 19511231 198003 1 107 NIP 19521231 198003 1 036
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan manusia di atas dunia ini saling berinteraksi. Berhubungan

dengan dirinya sendiri, berhubungan dengan sesamanya manusia, dengan sesamanya

makhluk atau alam dengan pencipta-Nya (Tuhan). Hakekat keberadaan inilah yang

menjadi dasar sekaligus sasaran pendidikan, harkat, nilai dan martabat manusia dapat

dibina dan dikembangkan .

Pelaksanaan pendidikan disekolah umum maupun agama, tidak dapat

dipisahkan antara satu lembaga dengan lainnya. Hal ini dapat di lihat dari fenomena

di era globalisasi perkembangan sain dan tekhnologi dewasa ini yang salah satu

tujuannya adalah pencapaian tujuan pembelajaran.

Matematika adalah merupakan suatu wadah untuk mengkaji dan mendalami

ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan hal di atas para siswa atau peserta didik

dituntut untuk mempelajari Matematika, agar dapat memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam terhadap objek yang dikaji.

Dengan demikian untuk melaksanakan pengajaran Matematika disekolah

umum, sangat dibutuhkan pendidik atau guru yang mampu mengemban peran guru

dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembahasan ini penulis menguraikan tentang "Analisis Kesulitan

Belajar Mata Pelajaran Matematika pada SDN no. 162 Minanga Tallu Kecamatan

1
2

Sukamaju Kabupaten Luwu Utara". SDN No. 162 Minanga Tallu merupakan salah

satu lembaga pendidikan yang bergerak pada bidang pengajaran. Lembaga tersebut

bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertakwa

kepada Tuhan yang Maha Esa. Untuk mencapai prestasi yang lebih baik perlu

adanya bimbingan dalam proses belajar mengajar terutama para peserta didik yang

mengalami kesulitan termasuk dalam mengikuti proses belajar mengajar.Matematika.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dari pembelajaran Matematika tentu

banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru atau pengajar. Salah satunya adalah

metode pengajaran yang dapat meransang siswa untuk belajar secara aktif dan

dinamis dalam memenuhi kebutuhan dalam proses belajar mengajar Matematika.

Untuk mecapai hasil yang lebih baik, tentu saja dilakukan proses balajar

mengajar oleh peserta didik, sehubungan dengan hal di atas Allah Swt berfirman

dalam Q.S.Al-Zumar (39) : 9, sebagai berikut:

ِ ‫…ﻗُ ْﻞ ﻫ َْﻞ َﻳ ْﺴﺘَ ِﻮﻯ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦَ َﻳ ْﻌ َﻠ ُﻤ ْﻮﻥَ َﻭ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦَ ﻻَ َﻳ ْﻌ َﻠ ُﻤ ْﻮﻥَ ﺍِ ﱠﻧ َﻤﺎ َﻳﺘَﺬَ ﱠﻛ ُﺮﺍُﻭﻟُﻮﺍﺍْﻻَ ْﻟ َﺒ‬
‫ﺐ‬
Artinya :

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan dengan orang-orang


yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima
pelajaran"1

Guru sebagai salah seorang pelaksana utama pendidikan dan pengajaran serta

merupakan ujung tombak pelaksana pengajaran dituntut kemampuannya untuk

menata komponen dalam proses belajar mengajar Matematika.

1
Departeman Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta : Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, 1994), h. 747
3

Pelajaran Matematika adalah salah satu proses pendidikan yang diarahkan

untuk membina, mendorong, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

bidang matematika. Upaya tersebut secara aktif maupun pasif, guru membutuhkan

sikap positif para siswa terhadap proses pembelajaran Matematika agar nantinya out

put yang dihasilkan manpu memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan matematika.

Akan tetapi melihat kenyataan pada SDN No. 162 Minanga Tallu, tidak

seperti yang diharapkan, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Siswa kurang

bersemangat dalam belajar matematika, padahal untuk meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas, mereka harus memiliki pengetahuan dasar tentang

matematika, sehingga diharapkan apa yang diketahui nantinya dapat diaplikasikan

dengan baik dan benar.

Berkenaan dengan hal tersebut, sebagian besar siswa SDN No. 162 Minanga

Tallu mengalami kesulitan dalam belajar bidang studi Matematika, baik yang

disampaikan melalui kegiatan belajar di kelas, maupun di luar kelas sehingga penulis

merasa terpanggil guna berperan aktif untuk membantu mengatasi permasalahan

tersebut melalui skripsi ini, dengan harapan semoga dapat menjadi acuan dalam

memecahkan perasalahan tersebut, sehingga kesulitan yang dalam belajar bidang

studi Matematika dapat teratasi sebagaimana yang diharapkan.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa dalam bidang Studi

Matematika di SLTP Negeri 2 Pammana ?

1. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa dalam belajar matematika

di SDN no. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu

Utara?

2. Apa alternatif pemecahan kesulitan belajar mata pelajaran matematika yang

dialami oleh siswa SDN no. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju

Kabupaten Luwu Utara?

C. Hipotesis

Setelah memperhatikan ketiga permasalahan yang menjadi sasaran utama

dalam pembahasan ini, dan untuk mempermudah memahami permasalahan di atas,

maka berikut ini penulis akan memberikan jawaban atas ke tiga permasalahan

tersebut. Adapun jawaban sementara (hipotesa) atas ketiga permasalahan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mempelajari bidang studi

Matematika di SLTP Negeri 2 Pammana tergolong baik, namun guru tetap

memberikan motivasi dan arahan agar prestasi belajar siswa lebih

ditingkatkan
5

2. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar bidang studi

Matematika antara lain::

a. Kurang rajinnya siswa mengikuti pelajaran di sekolah

b. Kurangnya Kesadaran dan Minat siswa

c. Metode Mengajar guru yang kurang baik.

d. Kurang Lengkapnya Buku-buku Perpustakaan

3. Adapun alternatif pemecahan kesulitan belajar siswa SDN no. 162 Minanga

Tallu antara lain:

a. Meningkatkan frekuensi kegiatan kokurikuler dan ekstrakokurikuler.

b. Memberikan Bimbingan khusus secara kontinyu.

c. Meningkatkan kemampuan profesional guru.

d. Melibatkan masyarakat secara langsung.

e. Menyiapkan dan melengkapi alat media pendidikan.

D. Pengertian Judul

Upaya penulis menghindarkan kekeliruan dalam memahami maksud yang

terkandung dalam judul ini, maka penulis mengemukakan pengertian kata-kata yang

kurang jelas atau belum dipahami, yaitu :

Kesulitan atau problem adalah ketidak mampuan individu menyesuaikan diri

dengan lingkunngannya antara keinginan dan kenyataan "das solen dan das sein".2

2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. II
; Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h. 860.
6

Belajar adalah peroses interaksi antara diri manusia dan lingkungannya yang

berwujud pribadi fakta atau teori, juga berarti perubahan yang terjadi dalam diri

individu dan melibatkan seluruh totalitas kepribadiaan termasuk Intelektual,

emosional dan keterampilan 3

Selanjutnya kesulitan belajar menurut penulis adalah orang yang memiliki

hambatan atau kendala dalam mengikuti palajaran

Dari uraian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa Matematika adalah

merupakan suatu bagian dari pengajaran yang diberikan guru di sekolah.

"Alternatif ialah pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan". 4

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapatlah penulis simpulkan

bahwa judul skripsi ini adalah : Adanya kesulitan dalam belajar pada siswa SDN no.

162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara terhadap bidang

studi Matematika di mana hal tersebut belum ada pemecahan sebagaimana yang

diharapkan.

E. Tujuan dan Kegunaan peneltian

Tujuan dan kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kesulitan apakah yang dihadapi oleh siswa dalam belajar

bidang studi Matematika di SDN no. 162 Minanga Tallu Kecamatan

Sukamaju Kabupaten Luwu Utara.

3
Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, (Cet. VI ; Ujung Pandang : CV. Bintang
Selatan, 1994), h. 52
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, op.cit, h.28
7

3. Mengemukakan alternatif pemecahan kesulitan belajar yang dialami oleh

siswa SDN no. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu

Utara guna tercapainya tujuan pendidikan

Sedangkan kegunaan penelitian adalah:

1. Mengharapkan dengan selesainya penulisan skripsi ini dapat berguna bagi

penulis dalam pengembangan kreatifitas keilmuan selanjutnya. Juga

pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya.

2. Dengan melalui penelitian ini dapat berguna bagi guru yakni memberikan

solusi dan alternatif pemecahan kesulitan-kesulitan yang dialami para siswa

dalam belajar bidang studi Matematika.

3. Melalui penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangsih

terutama pada sumber belajar di sekolah. Minimal menjadi arsip dan dokumen

yang menjadi bahan acuan untuk pengembangan sarana dan prasarana belajar

di sekolah pada umumnya dan Sekolah Dasar (SD) pada khususnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesulitan Belajar dan Faktor faktor yang Mempengaruhi PBM

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan adalah suatu kesukaran atau kesusahan yang dialami dalam proses

perubaham diri seseorang dalam perubahan pengetahuan maupun perubahan sikap

dan tingka laku. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri

dalam hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan, sehingga diperlukan usaha

yang lebih giat untuk mengatasi hambatan tersebut

Kesulitan adalah suatu hal yang berada di luar kekuasaan manusia atau tidak

dapat dihindari pada seorang pun yang tidak dijumpainya dalam kehidupan. Besar

kecilnya kesulitan itu sangat relatif dan tergantung kepada individu yang

mengalaminya.

Kata kesulitan berasal dari akar kata sulit yang berarti susah dan banyak

dijumpai dalam berbagai kegiatan. Dalam bidang pendidikan sering diistilahkan

sebagai kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan suatu masalah yang bersifat

mendasar dan perlu segera di atasi.

Menurut H. Koesteor Partosastro dkk dalam bukunya bahwa kesulitan belajar

adalah :

"Adanya perbedaan antara prilaku yang diharapkan dengan prilaku yang telah
dicapai secara nyata, juga berarti bahwa anak diharapkan oleh orang tua disekolah

8
9

supaya ia behasil tidak hanya dalam berbagai jenis mata pelajarannya yang
formal, tetapi juga dalam kebiasaan belajar dan prilaku sosialnya".1

Selanjutnya oleh M. Syukur Hak dkk dalam bukunya, mengemukakan bahwa:

"…Kesulitan Belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh
adanya hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin pula tidak disadari
oleh siswa yang mengalaminya. Mereka dapat pula bersifat psikologis, sosiologis,
atau pun dalam keseluruhan proses belajarnya. Dalam hal mengalami dan
menghayati setiap isi dari mata pelajaran di sekolah, sehingga prestasi yang
dicapainya berada di bawah yang semestinya."2

Sehubungan dengan pengertian kesulitan belajar yang dikemukakan di atas,

penulis simpulkan bahwa yang di maksud dengan kesulitan belajar adalah

hambatanyang dialami siswa dalam usahanya mempelajari mata pelajaran yang

dipelajarinya di sekolah. Dengan kata lain: "Hal-hal yang dapat mengakibatkan

kegagalan atau setidak-tidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat

kemajuan belajarnya".3

Jadi kesulitan belajar ditekankan pada segi proses yaitu terjadinya beberapa

hambatan yang dapat berpengaruh negatif terhadap proses belajar sehingga proses

belajar yang tidak menguntungkan.

Dengan demikian pengertian kesulitan belajar dapat disimpulkan bahwa

pengertian kesulitan belajar adalah usaha untuk mengetahui dan menentukan

1
H. Koesteor Partosastro dan A.Hadi Suparto, Diagnosa Pemecahan Kesulitan Belajar,
(Jakarta : Erlangga, 1978), h. 74
2
M. Syukur Hak dan Hidayah Qurais, Diagnostik Kesulitan Belajar, (Diktat Bahan Kuliah
Jurusan KTP Unismuh Makassar, Ujung Pandang, 1985). H 7-8
3
Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, (Bandung : Tarsito, 1975), h. 139
10

hambatan yang menyebabkan siswa tidak dapat berhasil mencapai prestasi yang baik

dalam usaha belajar di sekolah

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar

Peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin terlaksana tanpa peran guru

dan masyarakat di dalam proses belajar mengajar pada lingkungan pendidikan.

Sedangkan lingkungan dan proses pendidikan siswa disekolah merupakan lembaga

yang strategis untuk dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Guru dan siswa dapat mencapi tujuan pendidikan yang efektif, jika seorang

guru mampu menyelidiki, memahami dan menganalisa serta mengatasi faktor

pembawaan yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam peningkatan prestasi

belajar siswa sebagai berikut :

a. Faktor dari siswa (Intern)

Faktor intern yang dimaksud adalah faktor intern yang terjadi pada diri siswa

sekolah, dan yang mempengaruhi belejar siswa. Adapun faktor yang terpenting dalam

proses belajar mengajar antara guru dan siswa adalah sebagai berikut :

1) Faktor yang bersifat fisik (jasmaniah)

2) Faktor yang bersifat Psikologis

3) Faktor Kelelahan

1). Faktor Yang bersifat fisik (Jasmaniah)

Siswa yang bagaimana pun pintar dan rajinnya kalau tiba-tiba mengalami

gangguan kesehatan jasmani, tentu akan mengalami penurunan intensitas belajar.


11

Karena itu diperlukan kandungan gizi yang memadai, latihan jasmani dan waktu

istirahat yang cukup untuk menghadapi tugas-tugas selanjutnya.

Koestoer Partowisastro bahwa :

Menganai makan, mungkin masalahnya terletak dalam lingkungan rumah tangga,


mungkin juga terletak pada diri anak yang bersangkutan. Jika kondisi makanan
ternyata cukup baik tetapi anak itu mengalami gangguan dalam hal makanan,
maka sebab utamanya mungkin terletak pada cara hidup sehat yang belum
diperaktekkan (Misalnya makan tidak teratur) mungkin juga terdapat gangguan
biologis pisik sehingga makanan tidak baik…4

Sejalan yang dikemukakan oleh Slameto bahwa :

Agar seorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan


badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengidahkan ketentuan-ketentuan
dalam bekerja, tidur, oleh raga dan rekreasi5.

Oleh karena itu kesehatan jasmani mutlak diperlukan, karena pada jasmani

yang sehat terdapat pikiran yang sehat pula.

2). Faktor yang bersifat Psikologis

Dari segi kognitif, pada umumnya guru menyukai bahwa murid diharapkan

memperoleh prestasi belajar yang memadai kalau memiliki tingkat kecerdasan umum

dan bakat yang memadai. Selain teks-teks buku yang khusus dipersiapakan untuk

mengukur kedua jenis kemampuan potensi murid, juga ditandai dengan melihat

kecepatan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas teretentu disekolah dan dirumah.

4
H. Koestoer Partowisastro, Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, (Jakarta :
Erlangga, 1982), h. 29
5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
1995), h. 5
12

Penulis maksudkan di sini untuk adalah mengetahui tingkah laku dalam

proses balajar mengajar, termasuk pada pembawaan siswa sebagai faktor dasar yang

mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar merupakan kegiatan inti dalam

proses pendidikan antara peserta disatu pihak dan gurua dipihak lain.

Pembawaan yang yang dimiliki siswa mempengaruhi proses belajar mengajar

mereka sebagai berikut:

a). Intelegensi

Sesorang anak yang dimiliki kecerdasan dan IQ yang potensial, tetapi ia

belum dapat menggunakan intelegensinya itu dalam bentuk konkrit, maka anak dapat

melaksanakan kemampuannya sesuai yang dimilikinya.

Faktor intelegensi merupakan kecerdasan yang mempengaruhi suksesya anak

dalam belajar. Intelegensi merupakan kecerdasan yang dibawa anak sejak lahir,

sehingga setiap anak tidak sama tingkat intelegensinya. Karena itu perlu guru perlu

memahami tingkat kemampuan siswanya.

Siswa yang tingkat intelegensinya rendah kurang manpu menerima pelajaran

di sekolah, sehingga bahan yang disajikan kepadanya melebihi kemampuan

potensinya sehingga menimbulkan kesulitan mereka dalam belajar.

b). Perhatian

Perhatian menurut Al-Ghazali adalah: "Keaktifan jiwa yang timbul giat belar

atau kemauan jiwa semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau

sekumpulan objek".
13

Untuk menjamin hasil belajar yang maksimal, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan selalu menarik perhatian
dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya.6

c). Minat

"Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan beberapa

kegiatan"7. Kegiatan yang dimaksudpada seseorang perlu diperhatikan terus menerus

disertai dengan rasa senang sehingga diperoleh kepuasan.

Sitti Rohayu Haditono mengemukakan bahwa :

"Bila bahan pelajaran tidak sesuai minat atau keinginan,anak juga mereka tidak
akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan
belajar. Minat seringkali timbul bila ada perhatian. Berhubungan dengan hal itu,
maka juga untuk menimbulkan minat kita sebaiknya guru menimbulkan
perhatian".8

Karena minat belajar merupakan kecenderungan perasaan, maka siswa yang

berminat terhadap sesuatu kegiatan belajar akan menambah usaha belajarnya.

Kemampuan siswa akan terangsang perkembangannya dalam mewujudkan presetasi

balajar yang lebih tinggi.

d). Bakat

Potensi kecakapan yang di bawah anak sejak lahir, umunnya dalam bidang-

bidang tertentu sehingga sering orang yang berbakat belajar sesuai dengan minatnya

6
Ibid, h 56
7
Ibid, h 57
8
Sitti Rohayu Haditono, Kesukaran-kesukaran dalam Belajar, (Yogyakarta : Yayasan
Peneribitan Fakultas Psikologi, UGM, 1972 ). h. 72
14

sehingga mudah ia palajari bahan tersebut dan ia cepat sukses. Anak yang berbakat

teknik akan cepat menguasai matematika, fisika, keterampilan dan sebagainya.

Sebaliknya anak yang tidak berbakat akan sulit mempelajari sesuatu dan tidak sesuai

dengan bakatnya.

Dalam istilah khusus bakat ditekankan prediksi kesuksesan dalam bidang

yang tertentu. Dalam hal ini Flangan membatasi bakat itu sebagai berikut : "…Bakat

(attitude) sama dengan kemampuan (ablisi) tetapi bakat mempunyai kesuksesan

pendidikan".9

Sedangkan Bakat atau attitude menurut Hilgard adalah :

The Capaciy to learn", dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk
belajar, kemampuan itu baru akan terelisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.10

Berdasarkan pendapat di atas penulis berkesimpulan bahwa bakat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Bakat siswa dapat diperkirakan prestasi belajar

mereka yang dicapai. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik, karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya lebih giat dalam belajar. .

e) Faktor Kelelahan

Kelelahan adalah salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi proses

belajar mengajar siswa. Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan dengn

9
Andi Syamsu Alam, Diktat Bahan Mata Kuliah Psikolog Pendidikan, (Sengkang : STAI
As'adiyah Sengkang, 1997), h.15
10
Slameto, op.cit, h. 57.
15

kegiatan manusia tetapi dapat dibedakan atas dua macam yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani 11

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan

untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan subtansi sisa

pembakaran dalam tubuh, sehingga darah tidak lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini

sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi

seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja

Uraian di atas dapat dipahami bahwa kelelahan itu mempengaruhi aktivitas

belajar. Siswa dapat belajar dengan baik, harus berusaha menghindari jangan sampai

terjadinya kelelahan dalam bekerja, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas

dari kelelahan.

Drs Slameto mengemukakan bahwa: kelelahan jasmani maupun rohani dapat

dihilngkan dengan cara-cara sebagai berikut:

1). Tidur

2). Istirahat

3). Mengusahakan variasi dalam belajar juga dalam bekerja

4). Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah,

misalnya obat gosok.

11
Ibid, h 13
16

5). Rekreasi dan ibadah yang teratur

6.). Olah raga secara terus dan menyeimbanagkan makan dengan makanan yang

memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat lima

sempurna

7). Jika kelelahan sangat serius secepat-cepatnya menghubungi seorang ahli,

misalnya dokter, psikiater, konselor dan lain-lain12

C. Upaya Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di sekolah

Pelaksanaan Matematika yang dimaksud dalam uraian sub bab berikut ini

adalah pelaksanaan kegiatan mengajar Matematika.

Dalam pelaksanaan kegiatan mengajar, seorang guru harus menempuh

langkah-langkah dalam melakukan kegiatan mengajar yang disebut sebagai tahapan

mengajar.

Kegiatan mengajar harus merupakan suatu rangkaian kegiatan yang utuh dari

setiap tahapan mengajar. Maksudnya tahap demi tahap harus tampak secara

berkesinambungan dari awal sampai akhir jam pelajaran.

Menurut Nana Sudjana, “ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru

dalam melaksanakan strategi mengajar, salah satunya adalah tahapan mengajar”.13

Secara umum ada tiga tahapan pokok dalam strategi mengajar yakni tahap

pemula (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional) dan tahap penilaian atau

12
Ibid, h. 60
13
Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Cet. V ; Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2000), h. 147
17

tindak lanjut. Ketiga tahap ini harus ditempuh pada setiap pelaksanaan pengajaran

satu tahap ditinggalkan sebenarnya tidak dapat dikatakan proses pengajaran.

Tahap pertama adalah tahap prainstruksional, yakni tahapan yang ditempuh

guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar. Beberapa kegiatan yang

dilakukan oleh guru pada saat ia memulai proses belajar mengajar antara lain,

menanyakan kegiatan siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir, bertanya kepada

siswa sampai di mana pembahasan pelajaran selanjutnya, mengajukan pertanyaan

pada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengulang kembali pelajaran yang lalu

secara singkat, tapi mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.

Dengan demikian, tahap prainstruksional pada hakekatnya adalah

mengukapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan

menumbuhkan kodisi belajar.

Tahap kedua adalah tahap pengajaran (intruksional), yakni tahapan yang

memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum

dapat di identifikasikan beberapa kegiatan dalam tahap ini yaitu; menjelaskan kepada

siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai, menuliskan pokok materi yang akan

dibahas, membahas pokok materi yang telah dituliskan, setiap pokok materi yang

dibahas sebaiknya diberikan contoh konkrit, menggunakan alat bantu pengajaran

untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi, memberikan kesimpulan dari

penjelasan yang diberikan kapada siswa yang ditulis dipapan tulis secara singkat.
18

Indikator terakhir dari strategi belajar mengajar adalah tahap evaluasi atau

penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tahap kedua.

Kegiatan tahap ini antara lain : mengajukan pertanyaan mengenai semua pokok

materi yang telah dibahas pada tahap kedua baik secara lisan maupun tulisan dan

diberikan tugas, pekerjaan rumah baik perorangan maupun kelompok, serta

mengimformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya,

serta menyesuaikan materi dengan cakupan materi Matematika yang berlaku.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif (descriptive qualitative) yakni

penelitian yang di lakukan langsung pada tempat penelitian terhadap suatu fenomena

dengan jalan menggambarkan sejumlah variable yang berhubungan dengan masalah

yang teliti. Dalam hal ini yang diteliti adalah bagaimana kesulitan belajar yang

dihadapi oleh siswa SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Luwu Utara.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan sekaligus yakni pendekatan

psikologis dan pendekatan paedagogis.

1. Pendekatan psikologis adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisa

prilaku dan perbuatan manusia yang merupakan manifestasi dan gambaran

dari jiwanya. Dengan kata lain penelitian skripsi ini dilihat dari sudut

psikologi.

2. Pendekatan paedagogis (pendidikan) yakni pendekatan yang digunakan untuk

menganalisa objek penelitian dengan menggunakan tema-tema kependidikan

yang relevan yang dalam hal ini penelitian tentang analisis kesulitan belajar.

19
20

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk mengetahui populasi dalam penelitian skripsi ini, terlebih dahulu

penulis memberikan beberapa pengertian populasi menurut para ahli. sebagai berikut:

Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa:

"Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang ingin


meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi".1

Pengertian yang lain juga dikemukakan Nana Sudjana bahwa :

"Populasi maknanya bertalian dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya


informasi. Elemen tersebut bisa berupa kelompok sosial, sekolah dan
sebagainya"2

Sugiono mengatakan bahwa:

"Populasi adalah wilayah generlisasi yang terdiri dari obyek yang mempunyai
kuantitas dan krakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya."3

Dengan mengamati pengertian populasi di atas, penulis memahami bahwa,

populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian.

Dengan memahami pengertian populasi tersebut, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Matematika dan seluruh siswa yang

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, (Cet. V ; Jakarta : Bina
Aksara, 1998), h.102
2
Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru, 1989),
h 84
3
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Cet VII ; Bandung : CV. Alfa Beta,
2000), h. 57
21

berjumlah 205 orang siswa. yang dalam terbagi ke dalam beberapa kelas yakni mulai

dari kelas I (satu) sampai kelas VI (enam).

2. Sampel

Adapun yang dimaksud sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih atau

diambil dari suatu populasi.4 Dengan kata lain, sampel adalah sebahagian atau wakil

populasi yang diteliti.5 Oleh karna itu, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

mengambil sebagian dari populasi dengan tetap mempertimbangkan keterwakilan

karakteristik populasi yang diambil. Pengambilan populasi juga mempertimbangkan

beberapa hal diantaranya yakni faktor dana, waktu, fasilitas penelitian yang terbatas.

Konsekuensi logis yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah apakah

sampel tersebut memiliki ciri atau sifat yang terdapat dalam populasi.

Mengingat jumlah populasi siswa dari penelitian tentang kesulitan belajar

siswa termasuk kategori besar, maka penulis menggunakan teknik random sampling.

Random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara acak.

Sehingga penulis mengambil secara acak sebanyak 10 siswa mulai dari kelas IV

sampai pada kelas VI. Jadi keseluruhan sampel adalah sebanyak 30 sampel.

Adapun sampel guru, penulis menggunakan teknik sampling proposional,

yakni suatu pengambilan sampel berdasarkan tujuan yakni bertujuan mengambil

informasi atau data dari sampel yang dianggap representative dalam menggambarkan

4
Muhammad Arif Tiro, Dasar-dasar Statistika, (Makassar: State University Press, 2000), h. 3.
5
Suharsimi Arikunto, op. cit., h.115.
22

obyek penelitian skripsi ini. Adapun sampel yang diambil dari teknik purposive

sampling ini adalah para guru mata pelajaran Matematika.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua metode data yaitu library research (studi

pustaka) dan field research (studi lapangan).

1. Library research (studi kepustakaan) yakni mengumpulkan data dengan cara

membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Field research (studi lapangan) yakni mengumpulkan data dengan cara turun

lngsung ke lapangan, kemudian mengolompokkan, menganalisa, dan melakukan

kategorisasi. Dalam mengumpulkan data dilapangan, penulis menggunakan beberapa

teknik yakni:

a. Kuisioner (angket)

Kuisioner adalah teknik yang menggunakan sejumlah pertanyaan yang secara

logis berhubungan dengan objek penelitian.6 angket adalah alat pengumpulan data

melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk

mendapatkan data yang berhubungan dengan objek penelitian. angket yang diberikan

yang berupa daftar pertanyaan yang harus di jawab oleh responden.

Setelah angket terkumpul, maka peneliti mengelola dan menganalisa hasil

penelitian dalam proses yang lebih lama. Angket yang diberikan kepada responden

6
Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 246.
23

menjadi dasar analisis bagi penulis untuk meneliti tentang supervisi pendidikan yang

dilakukan di SDN No. 162 Minanga Tallu .

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dimana proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat panduan

wawancara.7 Salah satu metode pengumpulan data adalah wawancara baik yang

dilakukan secara individu antara peneliti dengan responden maupun dengan cara

berkelompok antara peneliti dengan suatu kelompok tetentu. Wawancara dilakukan

untuk mendapatkan dan mengklarifikasi data yang diperoleh. Biasanya dalam

wawancara, seorang peneliti menggunakan dua model yaitu wawancara bebas dan

wawancara terstruktur. Salah satu kelebihan wawancara sebagai bagian dari

pengumpulan data adalah peneliti bisa secara langung mendapatkan data dan

informasi dari responden secara langsung. Wawancara ini digunakan untuk

mengumpulkan data tambahan dan pembanding tentang proses pelaksanaan supervisi

pendidikan di SDN No. 162 Minanga Tallu .

c. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan

pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek yang sedag

diteliti.8 Observasi adalah suatu teknik pengambilan data dengan cara melakukan

7
Ibid., h. 246.
8
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 158.
24

pengamatan terhadap objek yang diteliti. Kadang-kadang peneliti ikut terlibat

langsung pada objek penelitian yang dimaksud. Tetapi, kadang-kadang juga peneliti

mendapatkan informasi dari orang yang melakukan pengamatan langsung.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui catatan dan

keterangan tertulis yang berisi data dan imformasi yang ada kaitannya dengan

masalah yang sedang diteliti. Dokumentasi berasal dari dokumen yan berarti bukti di

atas benda yang tertulis.9 Dari keterngan tersebut bisa dipahami bahwa dokumentasi

adalah alat dalam suatu penelitian yang dimaksudkan sebagai bukti nyata atau

pengalaman-pengalaman yang ada sebagai alat sekaligus sebagai data dalam

penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini skripsi ini, keberadaan suatu instrumen dalam suatu

penelitian sangat diperlukan dan menentukan suatu keberhasilan suatu penelitian hal

ini disebabkan karena untuk menguji hipotesis atau permasalahan yang dikemukakan,

sangat ditentukan oleh jenis instrumen yang digunakan.

Untuk memahami lebih jelas tentang pentingnya instrumen penelitian, maka

penulis memberikan pengertian sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli

berikut ini :

Dr. Nana Sudjana, mengemukakan bahwa:

9
Amir Taat Nasution, Kamus Kata dan Politik, (Media: Andalas, 1950), h. 43.
25

"Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang


digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(permasalahan) dan menguji suatu hipotesis, diperoleh melalui instrumen".10

Adapun instrumen penelitian yang dugunakan antara lain:

1. Catatan Observasi, yaitu penulis mengamati dan mencatat atau

mengumpulakan data yang telah diperoleh dalam observasi di SDN No. 162

Minanga Tallu guna mendukung atau melengkapi data yang lain..

2. Pedoman wawancara yaitu, penulis menyiapkan catatan atua pedoman

wawancara untuk memudahkan berdialog untuk mendapatkan data dari para

informan dengan model wawancara bebas.

3. Daftar angket, yaitu alat atau instrumen penelitian dengan mengajukan

lembaran pertanyaan kepada responden dalam hal ini siswa SDN No. 162

Minanga Tallu .

4. Dokumentasi, yaitu penulis mengumpulkan data yang ada, seperti dokumen

tentang pendidikan dan nilai siswa yang ada, nilai rapor para siswa, serta nilai

belajar para siswa yang ada di SDN No. 162 Minanga Tallu .

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dengan menggunakan

metode sebagai berikut:

10
Nana Sudjana, op.cit, h.97
26

1. Deduksi yaitu metode analisis data yang bertitik tolak dari pengetahuan dan

fakta-fakta yang bersifat umum kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat

khusus.11

2. Induksi adalah metode analisis yang bertitik tolak dari pengetahuan dan fakta-

fakta yang bersifat khusus kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat umum.12

3. Komparatif adalah analisis yang bertitik tolak dari pengetahuan dan fakta-

fakta umum maupun khusus kemudian membandingkannya.

Disamping itupula penulis menggunakan menggunakan rumus persentase

dalam mengolah data yang berasal dari hasil sebaran angket (questioner). Adapun

rumus yang digunakan sebagai berikut :

Persentese

f Keterangan :
P = x 100
N - P = Angka Persentase

- f = Frekuensi yang dicari frekuwensinya

- N = Jumlah frekuwensi/ banyaknya individu

11
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid III, (Jogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 1993), h.
36.
12
Ibid., h. 42.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SDN No. 162 Minanga Tallu Kecamatan Sukamaju


Kabupaten Luwu Utara

1. Sejarah Berdirinya SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju.

SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju adalah salah satu diantara

Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang barnaung di bawah Depertemen Pendidikan

Nasional. Sekolah ini didirikan pada tahun 1984.

Hasil wawanacara penulis dengan Kepala Sekolah SDN No. 162 Minanga

Tallu Kec. Sukamaju bahwa:

"Pada dasarnya SDN No. 162 Minanga berdiri disebabkan karena situasi dan
kondisi masyarakat pada waktu itu kebutuhan akan sekolah dasar sanagt
mendesak. Olehnya itu sangat mengharapkan kepada pemerintah setempat dan
pusat pendidikan suatu sekolah dasar yang berstastus negeri"1

Kondisi masyarakat yang ada di Minanga Tallu tersebut membutuhkan

adanya sekolah dasar yang dekat dengan lokasi mereka. Dengan demikian para murid

memperoleh peluang untuk bersekolah dengan jarak yang lebih dekat dibanding ke

sekolah lainnya.

2. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa.

Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan merupakan sosok yang

diteladani peserta didik, yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan

1
Abdullah, S.Pd., Kepala Sekolah SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kab. Luwu
Utara, Wawancara, pada tanggal 8 Februari 2010

48
49

kurikulum di kelas pada proses belajar mengajar. Peranan guru besar terhadap

keberhasilan atau kegagalan anak pada pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu

setiap lembaga pendidikan dituntut akan peranan guru pada suatu bidang yang sesuai

dengan latar belakang pendidikannya.

Keadaan tenaga edukatif SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju yang

terdiri atas 19 orang tenaga pengajar dan pegawai tata usaha 3 orang. Tenaga

pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan kurikulum pada

lembaga tersebut. Kurikulum dapat dibenahi oleh bidang pengajaran.2

Pembagian tugas para pegawai pada tabel dibawah ini dapatlah diketahui

bahwa pelaksanaan administrasi sebagai salah satu strategi pelaksanaan kurikulum

diterapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Selanjutnya keadan siswa, merupakan obyek penerapan kurikulum yang

menentukan keberhasilan dalam suatu lembaga pendidikan. Walaupun segala fasilitas

lengkap, tetapi jumlah kapasitas yang melampaui jumlah siswa yang ada, maka hal

demikian menjadi penghambat terlaksananya kurikulum..

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keberadaan sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan tentu

merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar dikelas. Sebab sarana dan prasarana yang lengkap adalah akan turut

membantu para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru. Demikian juga

2
Profil Guru SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kec. Luwu Utara Tahun Ajaran
2009/ 2010
50

sebaliknya keadaan sarana dan prasarana yang kurang lengkap dalam sekolah adalah

merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi menurunnya minat guru dalam

melaksanakn tugasnya sebagai guru.

Untuk mengetahui secara jelas tentang keadaan sarana dan prasarana yang

SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju, maka dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1
Keadaan Sarana dan Prasarana SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju

NO Nama Sarana dan Prasarana Banyaknya Keterangan


1 Gedung Sekolah
 RuangKantor Kep Sek 1 Buah Permanen
 Ruang TataUsaha 1 Buah Permanen
 Ruang guru-guru 1 Buah Permanen

 Ruang Tamu 1 Buah Permanen

 Rauang Bendahara 1 Buah Permanen

 Ruang BP 1 Buah Permanen


1 Buah Permanen
 Ruang Perpustakaan
1 Buah Permanen
 Ruang Laboratorium
1 Buah Baik
 Ruang OSIS
6 Buah Baik
 Ruang Belajar
2 1 Buah Baik
Gudang sekolah
3 1 Buah Baik
Mushalla
4 3 Buah Baik
Kantin
5 6 Buah Baik
Kamar Kecil/ Wc
6 4 Buah Baik
Papan Pengumuman
7 6 Buah Baik
Papan Data
8 1 Buah Baik
Pos Piket
51

9 Mesin Ketik 1 Buah Baik


10 Komputer 2 Buah Baik
Televisi 1 Buah Baik
12 Tep Recorder 2 Buah Baik
13 Lapangan Baik
 Lapangan Upacara 1 Buah Baik
 lapangan Takrow 1 Buah Baik
 Lapangan Lompat Jauh 2 Buah Baik
Jam Dinding 1 Buah Baik
14 Kebun 1 Buah Baik
15
Sumber data : Kantor SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju

Dari sarana dan prasarana yang tergambar dalam tabel di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa kondisi sarana dan prasarana tersebut dapat membantu proses

pembelaran di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju.

B. Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kabupaten Luwu Utara

Tingkat keberhasilan seorang siswa atau sering disebut dengan prestasi belajar

dapat dilihat antara lain pada nilai rapornya, daya serapnya, dan perilakunya.

Mengenai nilai rapor siswa SDN No. 52 Lerekang, selama ini dapat dianggap

berkategori "tinggi" sebab antara 76%-100% siswa memperoleh nilai atau angka

antara 6-10 dalam buku rapornya.3

3
Hasil dokumentasi penulis terhadap buku rapor siswa kelas IV-VI SDN No. 162 Minanga
Tallu Kec. Sukamaju.
52

Mengenai prestasi belajar dengan memperhatikan daya serap mereka terhadap

pelajaran, dapat ditelusuri melalui tebel-tabel berikut :

Tabel 2
Penguasaan terhadap Mata Pelajaran

Responden
No Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Menguasai/Memahami 35 58,33
2 Kurang menguasai 20 33,33
3 Tidak menguasai 5 26,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Hasil Kuisioner No. 1

Tabel 2 tersebut di atas menunjukkan bahwa dari 60 responden, 35 atau

58,33% yang menyatakan mampu menguasai setiap mata pelajaran yang

disampaikan oleh gurunya. 20 responden atau 33,33% di antaranya yang

menyatakan kurang menguasai. Selebihnya 5 responden atau 26,66% yang

menyatakan tidak menguasai. Dengan demikian, dipahami bahwa rata-rata SDN

No. 162 Minanga Tallu selama ini mampu menguasai dan atau memahami mata

pelajaran yang diikutinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Praktis bahwa

tingkat prestasi belajar mereka dapat dikatakan tinggi.

Ahmad Kamaruddin menjelaskan bahwa siswa yang kami ajar di kelas

telah memperlihatkan penguasaan mereka dalam menerima mata pelajaran yang

diajarkan. Setelah diterangkan bahan ajar, lalu disampaikan kepada beberapa

pertanyaan tentang mata pelajaran tadi, hampir seluruh siswa menguasainya


53

dalam arti rata-rata mereka menjawab dengan baik dan benar pertanyaan yang

disampaikan kepada mereka. Hal seperti ini merupakan salah satu indikator

bahwa sebagian besar mereka telah menguasai mata pelajaran tersebut.4

Kaitannya dengan itu, Saiful Djamarah dan Aswan Zain menyatakan

bahwa bila siswa telah menguasai sebagian besar mata pelajaran yang diajarkan,

berarti siswa tersebut telah memiliki prestasi belajar yang tinggi.5 Bila pernyataan

ini dikaitkan dengan hasil wawancara dengan St. Khadijah6, dan dikaitkan pula

dengan data-data dalam tabel 2 di atas, maka dapat dirumuskan bahwa prestasi

siswa SDN No. 162 Minanga Tallu dalam semua mata pelajaran termasuk dalam

kategori tinggi.

Dari beberapa siswa yang dimintai tanggapannya mengenai cara dan

upaya mereka sehingga mampu menguasai mata pelajaran, memiliki bermacam-

macam tanggapan. Ada yang menyatakan karena mereka serius memperhatikan

penjelasan guru, ada yang menyatakan karena pelajaran tersebut memang

kesukaannya, ada yang menyatakan karena pelajaran tersebut sangat menarik cara

4
Ahmad Kamaruddin, Guru Kelas VI SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju,
Wawancara, tanggal 8 Februari 2010.
5
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I; Jakarta: Rineka
Cipta, 1996), h. 201.
6
St. Khadijah, Guru Kelas V SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju, Wawancara,
tanggal 8 Februari 2010
54

penyampaiannya, dan lain-lain.7 Kaitannya dengan itu, berikut ini dikemukakan

tabel tentang bagaimana sikap mereka dalam menerima pelajaran di kelas.

Tabel 3
Sikap Siswa ketika Guru Mengajar di Kelas

Responden
No Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Memperhatikan apa yang dijelaskan guru 50 83,33
2 Kurang memperhatikan 10 16,66
3 Tidak memperhatikan - 0,00
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Hasil Kuisioner No. 2

Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa dari 60 responden, 50 responden atau

83,33% yang menyatakan mereka dengan tekun selalu memperhatikan materi

pelajaran yang dijelaskan oleh guru ketika terjadi proses pembelajaran di kelas. 10

responden atau 16,66% kurang memperhatikan. Dari sini dipahami bahwa hampir

semua murid SDN No. 162 Minanga Tallu memperhatikan apa yang dijelaskan guru-

guru mereka, praktis bahwa prestasi belajar mereka di kelas tergolong tinggi.

Abd. Rahman menjelaskan bahwa siswa-siswa memang memperhatikan

materi pelajaran yang dijelaskan kepada mereka. Indikatornya antara lain dapat kita

lihat, mereka dengan antusias mengikuti pelajaran dengan baik, pandangan mereka

7
Aswar, Amrullah Hasan, Muh. Ikbal, Hamriana, Rukayyah Daud, siswa-siswa SDN No. 162
Minanga Tallu Kec. Sukamaju, Hasil Wawancara, tanggal 9 Februari 2010.
55

selalu tertuju pada guru ketika guru menerangkan, atau pandangannya tertuju pada

papan tulis, bila guru menulis di papan tulis. Bahkan jika ada yang mereka belum

mengerti, mereka menyatakan hal tersebut kepada guru, kemudian guru menjelaskan

tentang bahan apa yang belum dimengertinya.8

Dari penjelasan di atas dipahami bahwa selama ini memang siswa selalu

memperhatikan penjelasan guru, dan bila ada sesuatu yang belum dimengerti, mereka

lalu menanyakannya kepada guru yang bersangkutan. Hal inilah yang mungkin alasan

kuat sehingga siswa-siswa SDN No. 162 Minanga Tallu berprestasi dalam kegiatan

belajar selama ini.

Di samping seperti apa yang dikemukakan di atas, guru-guru juga sering

memberikan tugas kepada siswa, dalam rangka lebih memacu prestasi mereka.

Mengenai hal tersebut, dapat dilihat persepsinya dalam tabel berikut :

Tabel 4
Sikap Siswa ketika Guru Memberikan Tugas

Responden
No Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Selalu mengerjakannya dengan baik 37 61,66
2 Kadang mengerjakannya dengan baik 29 48,33
3 Tidak pernah mengerjakannya dengan baik 4 6,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Hasil Kuisioner No. 3

8
Abd. Rahman, A.Ma, Guru Kelas IV SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju,
Wawancara, tanggal 8 Februari 2010.
56

Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa dari 60 responden, 37 responden atau

61,66% yang selalu mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. 29 responden atau

48,33% yang kadang mengerjakannya tugas-tugas tersebut dengan baik. 4 responden

atau 6,66% yang memang pernah mengerjakannya dengan baik. Dari sini dipahami

bahwa rata-rata siswa SDN No. 162 Minanga Tallu selalu mengerjakan tugas-tugas

yang diberikan oleh guru, dan hasil pekerjaan mereka pun dianggap baik dalam arti

selalu memperoleh nilai yang tinggi.

Ratna menjelaskan bahwa pemberian tugas-tugas bagi siswa sangat penting

artinya. Tugas-tugas tersebut, baik berupa PR (pekerjaan rumah), soal-soal yang

dikerjakan di kelas, tugas berupa kuis untuk mereka jawab, dan selainnya. Hal ini

dikatakan penting sebab dengan cara yang demikian, dapat meningkatkan

pemahaman siswa, dan tentunya bertujuan untuk lebih dapat meningkatkan prestasi

siswa itu sendiri.9

Dengan memperhatikan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa salah

satu bentuk upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar di SDN No. 162

Minanga Tallu adalah memberikan tugas-tugas kepada siswa, dan dalam

kenyataannya pula bahwa rata-rata siswa mampu mengerjakan tugas-tugas tersebutu

dengan baik. Dari sini, kemudian dapat diprediksi bahwa kemampuan dalam

mengerjakan tugas oleh karena mereka rajin belajar, sebagaimana dalam tabel berikut

9
Ratna, Guru Honorer SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju, Wawancara, tanggal 8
Februari 2010.
57

Tabel 5
Rutinitas Kegiatan Belajar Siswa

Responden
No Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Sangat rajin 50 83,33
2 Kurang rajin 10 16,66
3 Tidak rajin - 0,00
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Hasil Kuisioner No. 4

Tabel 5 tersebut menunjukkan bahwa dari 60 responden, 50 responden atau

83,33% yang menyatakan rajin belajar. 10 responden atau 16,66% yang menyatakan

kurang rajin belajar. Kebanyakan siswa menyatakan bahwa mereka rajin belajar

dalam rangka menjadi anak yang pintar, mendapat nilai yang tinggi, lulus dalam

ujian. Kemudian mereka juga menyatakan rajin belajar di rumah pada malam hari,

yakni dengan cara membaca ulang materi yang telah dipelajari di sekolah di bawah

bimbingan orangtua masing-masing di rumah.10

Dalam sebuah semboyang menyatakan bahwa, "Rajin pangkal Pintar" adalah

salah satu hal yang penting diimplementasikan bagi diri siswa. Rajin belajar artinya,

memiliki kesungguhan dan berusaha mengulang-ulangi apa yang dipelajarinya. Yang

demikian memrupakan salah satu penting bagi siswa untuk mencapai prestasi yang

tinggi dalam kegiatan belajar. Dengan cara yang demikian pula, maka hasil belajar

yang diperolehnya, misalnya dalam bentuk angka/nilai hasil dari pelajarannya akan

10
Hamriana, Nahdiah khaerul Nisa, Mutmainnah, Muhiddin, Muh. Ikbal, Husein Mannan,
siswa-siswa SDN No. 162 Minanga Tallu, Hasil Wawancara, tanggal 9Februari 2010.
58

mencapai angka yang tinggi pula. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam

tabel berikut :

Tabel 6
Kualifikasi Nilai/Angka Hasil Belajar Siswa

Responden
No Kategori Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Tinggi 37 61,66
2 Sedang 29 48,33
3 Rendah 4 6,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Hasil Kuisioner No. 5

Tabel 6 tersebut menunjukkan bahwa dari 60 responden, 37 responden atau

61,66% siswa yang selalu mendapatkan nilai tinggi. 29 responden atau 48,33% siswa

yang selalu mendapatkan nilai sedang. Selebihnya, 4 responden atau 6,66% siswa

yang selalu mendapatkan nilai rendah. Dari data ini diperoleh gambaran bahwa rata-

rata siswa SDN No. 162 Minanga Tallu selalu mendapatkan nilai sedang. Yakni, nilai

atau angka sedang dari hasil belajarnya, baik dalam bentuk nilai dari hasil pekerjaan

rumahnya, nilai dari hasil tugas-tugas yang dikerjakan di sekolah, maupun nilai dari

hasil ulangannya yang termaktub dalam buku rapor mereka.

Nilai tinggi yang dimaksudkan di atas, adalah skor antara 8 sampai 10, nilai

sedang adalah antara 6 sampai 7, dan nilai rendah adalah angka 5 ke bawah. Dalam

pandangan penulis bahwa walaupun siswa rata-rata mendapatkan nilai sedang, yakni
59

sebanyak 15 siswa, ini tidak jauh selesihnya dengan nilai rata-rata tinggi sebanyak 10

siswa. Sementara itu hanya sebagian kecil saja di antara mereka yang memperoleh

nilai rendah. Dengan data seperti ini, maka dapat dipahami bahwa siswa-siswa SDN

No. 52 Lerekang masih dianggap berprestasi dalam belajar. Sebab pretasi itu dapat

dilihat dari berbagai segi, dan segi-segi itu sudah terpenuhi misalnya sebagamana

dalam data-data tabel berikunya, yakni mereka rata-rata menguasai mata pelajaran,

selalu memperhatikan apa yang dijelaskan guru mereka, selalu mengerjakan tugas-

tugasnya dengan baik, serta rata-rata kegiatan belajar mereka selama dalam kategori

rajin.

C. Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi oleh Siswa Dalam Belajar Pendidikan


Agama Islam (PAI) di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kab.
Luwu Utara

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling vital. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pendidikan

banyak ditentukan pada proses belajar penyajian siswa. Namun demikian dalam

belajar sering siswa gagal karena ada yang bias mengahambat kemajuan belajar.

Kesulitan belajar terjadi pada siswa karena adanya faktor yang mempengaruhi siswa.

Pada bab terdahulu telah diuraikan secara teoritis mengenai faktor terjadinya

kesulitan belajar. Uraian tersebut berdasar pada pandangan ahli pendidikan tentunya

bersifat umum dan memungkinkan dialami oleh setiap siswa pada setiap sekolah.
60

Berdasarkan angket yang diperoleh penulis, bahwa kesulitan belajar bidang

studi Pendidikan Agama Islam di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju adalah

sebagai berikut :

1. Kurang Rajinnya Siswa Mengulang Pelajaran di Rumah

Siswa sebagai subyek didik, yang berfungsi sebagai tujuan utama proses

pembelajaran, merupakan penentu dalam hal usaha belajar itu termasuk metode

mengajar guru. Kelengkapan fasilitas belajar dan lain sebagainya. Namun bila siswa

malas mengikuti pelajaran disekolah, dan mengulangi pelajaran di rumah, berarti sulit

diharapkan memperoleh prestasi belajar yang baik.

Ketidak rajinnya siswa mengikuti pelajaran sangat mempengaruhi nilai

mereka dan nilai merosok tajam. Penyebab mereka malas mengikuti pelajaran bagi

siswa juga mempunyai dorongan orang tua, suasana sekolah dan lingkungan

sekitarnya.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat melihat bahwa siswa malas dalam

mengulang pelajaran pendidikan agama Islam di rumah seperti pada tabel berikut:

Tabel 7
Tanggapan Rajinnya Siswa dalam Mengulangi Pelajaran di Rumah

NO Jawaban Responden Frekuensi Persentase


a. Rajin 35 58,33
b. Kurang Rajin 20 33,33
c. Tidak Rajin 5 26,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Angket No 6
61

Berdasarkan hasil angket di atas, penulis diuraikan bahwa diantara 60

responden siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, sebanyak 35 responden

atau 58,33% siswa rajin dalam mengulangi pelajaran di rumahnya. Di lain pihak

menyatakan kurang rajin sebanyak 20 responden atau 33,33% siswa, dan yang

menyatakan tidak rajin sebanyak 5 responden atau 26,66% siswa.

2. Kurangnya Kesadaran dan Minat siswa

Minat adalah suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu

terhadap sesuatu. Minat terhadap sesuatu berarti ada kecenderungan untuk

memperhatikannya. Sebaliknya bila tanpa minat berarti tidak ada kecenderungan

untuk memperhatikan hal-hal itu. Dengan demikian proses belajar mengajar

disekolah harus ada minat belajar yang tinggi dari siswa. Faktor pendorong yang

penting yang akan meransang belajar yang baik, sehingga siswa dapat berhasil

mencapai prestasi yang baik. Kurangnya minat siswa terhadap suatu bidang studi atau

mata pelajaran berarti mereka tidak akan memperhatikan bidang tersebut.

Konsekuensinya adalah tidak senang, terhadap bidang studi tersebut sehingga

perhatian dan motivasi belajar kurang. Kalau hal ini sampai terjadi pada siswa sudah

barang tentu merupakan suatu kesulitan belajar bagi mereka di masa yang akan

datang.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kurangnya minat siswa

terhadap suatu bidang studi, secara umum dapat dilihat dalam sikap anak mengikuti

pelajaran. Untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mereka melengkapi


62

kelengkapan buku-buku dan alat yang diperlukan untuk belajar.Hal ini dapat dilihat

pada angket yang diedarkan pada siswa berikut:

Tabel 8
Tanggapan Minat Siswa terhadap Materi Pendidikan Agama Islam

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase


a. Berminat 35 58,33
b. Kurang Berminat 20 33,33
c. Tidak Berminat 5 26,66
Jumlah 60 100 %
Sumber Data : Angket No 7

Dari tabel 7 di atas, penulis berasumsi bahwa tanggapan siswa terhadap minat

terhadap materi pendidikan agama Islamcukup baik, hal ini terlihat dari mereka yang

menyatakan berminat 35 responden atau 58,33% siswa. Dan yang menyatakan kurang

berminat sebanyak terdapat 20 responden atau 33,33% siswa, serta yang menyatakan

kurang berminat sejumlah 5 responden atau 26,66% siswa.

Tabel 9
Tanggapan Siswa dalam Belajar Pendidikan Agama Islam

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase


a. Senang 35 58,33
b.
Kurang Senang 20 33,33
c.
d. Tidak Senang 5 26,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Angket No 8

Angka-angka di atas, penulis uraikan bahwa 35 orang atau 58,33% siswa yang

menyatakan senang ketika belajar Pendidikan Agama Islam. Sementara yang

menyatakan senang terdapat 20 responden atau 33,33% siswa, dan yang menyatakan
63

kurang senang sebanyak 5 responden atau 26,66% siswa. Secara keseluruhan hasil

angket No. 8 ini diketahui bahwa rata-rata siswa senang belajar pendidikan Agama

Islam.

3. Metode Mengajar guru yang kurang tepat/kurang baik.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan oleh guru dalam menyampikan

materi pelajaran terhadap siswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar

mengajar dapat terwujud.. Metode mengajar guru dapat menjadi penyebab kesulitan

belajar, bilamana metode belajar tidak mencerminkan problem silving dalam arti

tidak menantang siswa untuk memecahkan masalah, mengajar dengan hanya

menggunakan satu metode saja tanpa memadukan metode yang lain atau metode

tidak menarik, tidak sesuai dengan situasi, tidak menumbuhkan motivasi dapat

menyebabkan kesulitan dalam hal proses belajar siswa di kelas

Uraian selajutnya adalah pernyataan siswa terhadap penggunaan metode

mengajar. Sebab salah satu cara yang dapat menentukan prestasi belajar siswa dapat

meningkat, yaitu apabila guru menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan

keadaan peserta didik. Penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dapat dilihat pada hasil wawancara berikut dengan guru PAI SDN No. 162 Minanga

Tallu Kec. Sukamaju:

“pada umumnya para guru di sini menggunkaan termasuk saya sendiri dalam
mengajar menggunakan metode ceramah, pemberian tugas, tanya jawab,
demonstrasi dan sebagainya. Penggunaan metode tersebut tergantung dari
materi pelajaran pa yang diajarkan kepada siswa-siswi. Namun kendalanya,
daya serap siswa tidak merata, ada yang menonjol di kelas ada juga yang
64

tidak, jumlah siswa di kelas lumayan banyak sehingga pemakaian metode


pengajaran juga haru lebih cermat”11

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, penulis uraikan bahwa metode

ceramah merupakan metode yan paling sering namun para guru juga metode

pengajaran lain tergantung dari kondisi sistuasi pembelajaran di kelas. Namun

penggunaan metode mengajar tersebut perlu dilihat bagaimana sikap para siswa

senang dengan metode pengajaran yang digunakan oleh guru.

Tanggapan siswa terhadap metode yang digunakan guru mengajar bidang

Studi Pendidikan Agama Islam dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 10
Tanggapan Siswa terhadap Metode yang Digunakan dalam Mengajar

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase


a. Senang 50 83,33
b. Kurang Senang 10 16,66
c. Tidak Senang - 0,00
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Angket No 9

Berdasarkan tabulasi angket di atas, penulis ketahui bahwa siswa yang senang

dengan metode yang digunakan guru sebanyak 50 responden atau 83,33% siswa.

Dipihak lain menyatakan kurang senang sebanyak 10 responden atau 16,66% siswa.

11
Jamaluddin, S.Ag., Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN No. 162 Minanga Tallu Kec.
Sukamaju, Wawancara, tanggal 8 Februari 2010.
65

Berdasarkan hasil angket di atas, penulis ketahui bahwa dengan menggunakan

metode yang tepat dan efektif siswa cepat memahami materi yang disajikan

Walaupun masih ada sebagian kecil yang kadang memahami materi yang disajikan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah guru memilih dan menetapkan suatu

metode yang efektif dalam menyajikan meteri pada peserta didik. karena masing-

masing siswa memiliki kemempuan yang berbeda., kecerdasan, dan karakter antara

satu siswa dengan siswa yang lainnya.

4. Kurang Lengkapnya Buku-buku Agama Islam di Perpustakaan

Kelengkapan buku-buku pelajaran sering disebut perpustakan, adalah

berkaitan erat dangan faktor kemampuan ekonomi keluarga, Dalam kelurga yang

kurang mampu, siswa tidak dapat membeli atau melengkapi buku-buku pelajarannya.

Kelengkapan buku-buku perpustakaan sangat berguna dan berpengaruh sekali

dalam usaha melengkapi pengetahuan sisiwa agar materi pelajaran yang diajarkan

oleh guru disekolah. Dengan demikian kalau seorang siswa hanya menyandarkan

dirinya kepada materi pelajaran yang disajikan oleh guru, berarti pengetahuan siswa

kurang mantap. Bila siswa memperkaya dirinya dengan membaca buku-buku

perpustakaan yang relevan dengan materi Pendidikan Agama Islam yang dipelajari di

sekolah memperluas wawasan mereka.


66

Tabel 11
Tanggapan Siswa terhadap Kelengkapan Buku-Buku Perpustakaan,
Khususnya Buku Pendidikan Agama Islam

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase


a. Lengkap 35 58,33
b. Kurang lengkap
20 33,33
c. Tidak lengkap
5 26,66
Jumlah 60 100%
Sumber Data : Angket No 10

Dari tabel di atas, penulis uraiakan bahwa tanggapan siswa terhadap

kelengkapan buku-buku perpustakaan, khususnya buku Pendidikan Agama Islam

mereka menyatakan lengkap sebanyak 35 responden atau 58,33% siswa. Dilain pihak

menyatakan kurang lengkap sebanyak 20 responden atau 33,33% siswa, dan yang

menyatakan tidak lengkap sebanyak 5 responden atau 26,66% siswa.

D. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan


Agama Islam di SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju

Dalam rangka peningkatan mutu Pendidikan Agama siswa, perlu dilakukan

berbagai upaya yang menyentuh semangat peserta didik untuk mempelajari

Pendidikan Agama Islam. setiap lembaga pendidikan yang ingin meningkatkan mutu

pengetahuan siswanya, tentu harus menempuh usaha-usaha yang konkrit menuju

kepada tercapainya keinginan tersebut. Pada pembahasan ini penulis akan

mengajukan hasil wawancara dalam penelitian di lapangan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala SDN No. 162 Minanga Tallu Kec.

Sukamaju, bahwa :
67

Diantara alternatif pemecahan kesulitan belajar yang kami lakukan untuk


meningkatkan prestasi siswa adalah meningkatkan frekuensi kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler, memberikan Bimbingan khusus secara
Kontinyu, meningkatkan kemampuan profesional guru, melibatkan
masyarakat secara langsung, menyiapkan dan melengkapi alat media
pendidikan.12

Dari hasil wawancara di atas, penulis memahami bahwa diantara alternatif

pemecahan kesulitan dalam belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk

meningkatkan prestasi siswa sebagai berikut:

1. Meningkatkan frekuensi kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler

Memberikan tugas-tugas pekerjaan rumah yang dapat memperluas dan

memperdalam pengertian siswa terhadap materi pelajaran yang dilakukan dalam

kegiatan tatap muka perlu ditingkatkan baik jumlah maupun bobotnya. Sepanjang

tidak memberatkan siswa dan membosankan siswa. Jenis-jenis tugas yang diberikan

perlu diusahakn agar tetap menarik dan mendorong siswa mengetahui lebih banyak,

lebih luas dan lebih dalam tentang permasalahan yang disuguhkan kepadanya

Demikian pula pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler perlu lebih diperluas dan

diperbanyak jenis kegiatan dari yang sebelumnya dan dikonsentresikan kesemua

aspek kegiatan sekolah. Maksudnya sedapat mungkin semua kegiatan sekolah dapat

diselipkan program dan kegiatan Pendidikan Agama Islam seperti kegiatan semester

agar diikut sertakan pula kegiatan seperti lomba menghafal surah-surah pendek,

12
Abdullah, S.Pd., Kepala Sekolah SDN No. 162 Minanga Tallu Kec. Sukamaju Kec. Bajo
Kab. Luwu, Wawancara, pada tanggal 8 Februari 2010.
68

lombah menghafal bacaan Shalat, cerdas cermat pengetahuan agama dan kegiatan

lainnya yang memungkinkan.

2. Memberikan Bimbingan khusus secara Berkelanjutan

Bimbingan belajar yang dimaksud adalah untuk membantu siswa

memecahkan problematika belajarnya, lewat bimbingan tersebut, guru bidang studi

Pendidikan Agama Islam dapat mengidentifikasi bakat dan minat belajar siswa.

Menyangkut identifiksi bakat dan minat siswa, guru selalu mendorong dan

memotivasi mereka dengan memberikan kesempatan untuk mempelajari apa yang

menjadi kendalanya dan tugas yang diberikan harus sesuai dengan kesanggupan

siswa.

Kegiatan bimbingan khusus kepada siswa sabagai upaya pemberian tugas,

biasa membakitkan gairah dan minat siswa. Karena metode tersebut siswa diajak

untuk aktif secara bebas melakukan kegiatan belajar tanpa merasa ditekan oleh guru.

Selain itu, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat perlu diciptakan komunikasi

yang lebih dialogis. Dengan demikian problematika belajar yang dihadapi peserta

didik dapat ditanggulangi bersama.

Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun

peserta didik dalam perkembangannya sesuai dengan pendidikan. Sebagai pendidik

guru harus membimbing dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan

mengarahkan perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam menjalankan tugas dan

pengabdiannya, yakni karena :


69

a. Mempunyai rasa tanggung jawab secara penuh dan sadar mengenai

tugasnya.

b. Mencintai dan menyayangi peserta didik

c. Merasa terpanggil.

Ketiga hal tersebut saling berkaitan. Karena guru merasa terpanggil hati

nuraninya untuk mendidik, maka ia harus mencintai peserta didik dan menyadari

sepenuhnya apa yang akan dilakukan. Begitu juga karena ia mencitai peserta didik

serta merasa bertanggung jawab secara penuh atas keberhasilan pendidikan, sehingga

ia merasa terpanggil untuk melaksanakan tugasnya. Hal tersebut harus dipegang

teguh oleh guru dalam upaya mendidik dan membimbing para siswa.

3. Meningkatkan kemampuan profesional guru.

Dalam usaha meningkatkan kemampuan professional guru perlu diadakan

berbagai kegiatan meliputi:

a. Mengintesifkan pelatihan bagi guru-guru agama SDN No. 162 Minanga Tallu

Kec. Sukamaju

Pelatihan ini diperlukan agar terjadi peningkatan kualitas guru. Karena

kualitas guru memberikan pengaruh langsung tidak langsung terhadap kualitas

pendidikan itu sendiri.

b. Musyawarah atau pertemuan secara berkala

Pertemuan secara berkala, merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru-

guru agama secara khusus guru-guru agama SDN No. 162 Minanga Tallu Kec.

Sukamaju maupun dengan guru-guru agama SD dalam wilayah yang lebih luas.
70

Sehinga tukar menukar informasi dan pengalaman pengenai teknik pengembangan

pendidikan, pengajaran, dan faktor lainnya yang dapat meningktakan efesiensi dan

efektifitas proses belajr mengajar. Pertemuan itu diharapakan menjadi wadah bagi

guru untuk membina kesaragaman dan kesatuan langkah dalam meningkatkan

prestasi kerja guru yang berarti pula peningkatan prestasi siswa.

c. Meningkatkan gairah kerja dan kedisiplanan guru

Bagaimanapun bagusnya program yang disiapkan kalau tidak dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya tentu tidak akan berhasil, olehnya itu gairah kerja guru harus

ditingkatkan oleh guru dengan kesadarannya sendiri. Demikian pula kedisiplinannya

dalam melaksanakan program yang telah ditetapkannya.

Faktor gairah kerja dan kedisiplinan ini hendakanya lahir dari kesadaran guru

itu sendiri dengan penuh keihlasan yang dilandasi jiwa pengabdian yang tulus.

Kesadaran yang demikian akan melahirkan kondisi kerja yang berkesinambungan,

tidak temporer dantidak karena pamrih apa-apa. Sehingga tanpa pengawasan urusan

pimpinan pun kegiatan tetap berjalan dengan sebaik-baiknya. Namun dibutuhkan

adanya dukungan simpatik dan sikap terbuka dalam mendorong kelancaran jalannya

kegiatan.

4. Melibatkan masyarakat secara langsung

Dalam hal ini masyarakat berperan manyiapkan atau menciptakan kondisi

yang sesuai dengan hasil belajar siswa di sekolah, bahkan yang dapat membantu

kemungkinan perkembangan pengetahuan siswa dalam masyarakat dalam arti pri

kehidupan agama yang belum jelas, belum dihayati siswa dalam kelas akan dialami
71

dan dirasakan siswa dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan seperti ini dapat

ditempuh melalui Komite Sekolah, pemerintah setempat, dan organisasi lainnya,

untuk mencegah terjadinya pelanggaran agama ditengah-tengah masyarakat dan

sebaliknya berusaha mendorong terciptanya suasana kehidupan beragama yang lebih

nyata dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

5. Menyiapkan dan Melengkapi Alat Media Pendidikan

Adapun alat dan media pendidikan untuk bidang studi Pendidikan Agama

Islam yang sangat mendesak untuk diadakan sekarang ini sebagai berikut :

a) Buku-buku teks yang sesuai dengan kurikulum SD yang berlaku, baik teks

utama, maupun teks perlengkapan termasuk sub buku-buku bacaan penunjang

lainnya.

b) Alat-alat peraga sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan dan

materi pelajaran.

c) Alat-alat praktek khusus untuk bidang studi pendidikan Agama Islam yang

sesuai pula dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan.

d) Mushallah untuk tempat praktek dan ibadah

e) Air Bersih atau sumur untuk keperluan wudhu dan thaharah

f) Kitab suci al-Qur’an terutama juz Amma.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, Cet. VI ; Ujung Pandang : CV. Bintang


Selatan, 1994.

Alam, Andi Syamsu. Diktat Bahan Mata Kuliah Psikolog Pendidikan, Sengkang :
STAI As'adiyah Sengkang, 1997.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, Cet. V ; Jakarta : Bina


Aksara, 1998.

Departeman Agama R.I, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta : Yayasan


Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, 1994.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. II ;


Jakarta : Balai Pustaka, 1990.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid III, Jogyakarta: Fak. Psikologi UGM,
1993.

Hak, M. Syukur, dan Hidayah Qurais, Diagnostik Kesulitan Belajar, Diktat Bahan
Kuliah Jurusan KTP Unismuh Makassar, Ujung Pandang, 1985.

Hamalik, Oemar., Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Bandung : Tarsito, 1975.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Nasution, Amir Taat. Kamus Kata dan Politik, Media: Andalas, 1950.

Nazir, Muh. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Partosastro, Koesteor, dan A.Hadi Suparto, Diagnosa Pemecahan Kesulitan Belajar,


Jakarta : Erlangga, 1978.

Sitti Rohayu Haditono, Kesukaran-kesukaran dalam Belajar, Yogyakarta : Yayasan


Peneribitan Fakultas Psikologi, UGM, 1972.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta,


1995.

Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru, 1989.

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Cet VII ; Bandung : CV. Alfa Beta, 2000.
Sujana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. V ; Bandung : Sinar Baru
Algesindo, 2000.

Tiro, Muhammad Arif. Dasar-dasar Statistika, Makassar: State University Press,


2000.
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN
MATEMATIKA SISWA SDN No. 162 MINANGA TALLU
KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA

PROPOSAL

Untuk menyusun Skripsi pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan
Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Palopo

Oleh:

AISA SUSANTI
NIM 07.16.2.0872

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PALOPO
2009
KOMPOSISI BAB

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Definisi Operasional Judul
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian, Dasar, dan Tujuan Pendidikan Agama Islam


B. Proses Pembelajaran PAI
C. Skenario Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar
D. Indikator Keberhasilan Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
B. Pendekatan dalam Penelitian
C. Prosedur Pengumpulan Data
D. Populasi dan Sampel
E. Jenis dan Sumber Data
F. Teknik Analisa Data
G. Instrumen Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


B. Gambaran Kondisi Pembelajaran PAI di SDN No. 28 Balla Kecamatan
Bajo Kabupaten Luwu
C. Problematika Pembelajaran PAI di SDN No. 28 Balla Kecamatan Bajo
Kabupaten Luwu
D. Upaya Guru dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran PAI di SDN
No. 28 Balla Kecamatan Bajo Kabupaten Luwu.
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah................................................................... 4
C. Definisi Operasional Judul ............................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 7


A. Pengertian, Dasar dan Tujuan PAI …………………………. .................................... 7
B. Proses Pembelajaran PAI …. ........................................................................... 12
C. Skenario Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar ................................................ 16
D. Indikator Keberhasilan Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar . ........................ 18

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................... 20


A. Desain Penelitain. .......................................................................................... 20
B. Pendekatan dalam Penelitian. ....................................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 21
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 26
E. Teknik Analisa Data. ...................................................................................... 27
F. http://profiles.friendster.com/82787879#moreabout .................................
G. [email protected]
H. [email protected]
I. 085242744735
J. [email protected]
K. [email protected]
L. 0411 5026698
M. 085255955767
N. [email protected]
O. [email protected]
P. [email protected]
Q. virgin07051980
R. [email protected]
S. 081381456580
T.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 29


ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA
SISWA SDN NO 162 MINANGA TALLU KECAMATAN SUKAMAJU
KABUPATEN LUWU TIMUR

PROPOSAL
Diajukan pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palopo

Oleh,

AISA SUSANTI
NIM. 07.16.2.0872

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PALOPO
2009

Anda mungkin juga menyukai