Edit Makalah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Edit Makalah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Edit Makalah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
PEMBELAJARAN BERWAWASAN
KEMASYARAKATAN
Disusun Oleh:
DWI REZQIAHNOOR AGUSTIN
MELVINA AMELIA
SITI HADIJAH
JAHRATUN NADIA
SALSABELLA PUTRI RAHMADHANI
PGSD KELAS C
Universitas Terbuka
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran multikultural merupakan pendekatan pendidikan yang
menghargai dan mengintegrasikan beragam budaya dalam proses belajar
mengajar. Di era globalisasi, pemahaman terhadap keragaman budaya menjadi
semakin penting. Indonesia, sebagai negara dengan beragam suku,agama,dan
adat istiadat, menawarkan konteks yang kaya untuk menerapkan pembelajaran
multikultural. Melalui makalah ini, akan dibahas pengertian,tujuan,metode,serta
tantangan dalam pembelajaran multikultural.
1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui konsep dari pembelajaran multikultural.
2. Untuk mengetahui strategi pengelolaan pembelajaran multikultural.
3. Untuk mengetahui prosedur pengelolaan pembelajaran multikurtural.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
hidup dan memudahkan serta memanjukan dan mempertinggi taraf
kehidupan.
Thomas Hickema (Tilar:2000) mengungkapkan tentang tugas guru dalam
menerapkan nilai-nilai sebagai inti kebudayaan adalah:
1. Pendidikan haruslah menjadi seorang model dan sekaligus menjadi mentor
dari peserta didik dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan di
sekolah.
2. Masyarakat sekolah harus merupakan masyarakat yang bermoral.
3. Praktekkan disiplin moral.
Moral adalah sesuatu yang restrictive, artinya bukan sekedar sesuatu yang
deskriptif tentang sesuatu yang baik, tetapi sesuatu yang mengarahkan prilaku
dan pikiran seseorang dengan baik.
4. Menciptakan situasi demokratis di ruang kelas.
Membantu guru,jujur terhadap diri sendiri dan kerja keras.
5. Mewujudkan nilai-nilai melalui kurikulum.
Dengan demikian peserta didik diberikan kesempatan di dalam situasi
berbeda-beda.
6. Budaya bekerja sama (cooverative learning).
Seperti belajar bersama diperlukan penyesuaian-penyesuaian emosional yang
dikembangkan intelegensia dan kemampuan intelektual.
7. Tugas pendidik ialah menubuhkan kesadaran karya.
Kesadaran karya adalah menuntut peserta didik untuk menghargai akan arti
keterampilan di dalam budaya.
8. Mengembangkan Refleksi moral.
Kohlberg umpamanya telah mengembangkan pendidikan moral sesuai dengan
perkembangan intelektual atau pendidikan moral.
9. Mengarjakan resolusi konflik.
Nilai-nilai moral akan terus berkembang di dalam pelaksanaanya bahkan bisa
saja terjadi konflik disaat mengembangkan moral hal tersebut menunjukkan
adanya perkembangan budaya.
3
2.2 STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Hakikat pendidikan adalah suatu peoses menumbuhkembangkan
eksintensi peserta didik yang masyarakat, membudaya dalam tata kehidupan
yang berdemensi lokal, nasional, dan global.
Menurut Tilaar (2000), rumusan operasional mengenai hakikat
pendidikan mempunyai kompenen-komponen sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan.
Proses tersebut berilimplikasi bahwa di dalam peserta didik terdapat
kemampuan-kemampuan yang immanen sebagai makhluk yang hidup
didalam masyarakat.kemampuan-kemampuan tersebut berupa dorongan-
dorongan,dan keinginan yang ada pada manusia, kemampuan-
kemampuan tersebut harus dikembangkan dan diarahkan sesuai dengan
nilai-nilai yang hidup atau dihidupkan dalam masyarakat. Proses
pendidikan adalah proses penyelamatan kehidupan sosial dan
penyelamatan lingkungan yang memberikan jaminan hidup yang
berkesenambungan.
2. Prosess pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.
Eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif.
Interaktif secara umum adalah komunikasi dua arah atau lebih dari
kompunen-kompunen komunikasi.
3. Eksistensi manusia yang bermasyarakat. Proses pendidikan adalah proses
mewujudkan eksistensi manusia yang bermasyarakat. Proses pendidikan
merupakan persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta
revitalisasi moral masyarakat itu sendiri.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya. Inti dari
kehidupan adalah nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut perlu dihayati,
dilestarikan, dikembangkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota
masyarakatnya. Keseluruhan tersebut adalah kebudayaan. Cepat atau
lambat kebudayaan akan terus bergerak dan maju selama masyarakat itu
hidup.
5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi
waktu dan ruang. Dengan demensi waktu, proses tersebut mempunyai
4
aspek-aspek historisitas, kekinian dan visi masa depan. Aspek historisitas
berarti bahwa suatu masyarakat telah berkembang didalam proses waktu,
yang menjadi sejarah, berarti bahwa kekuatan-kekuatan histori telah
menumpuk dan berasimilasi di dalam suatu peroses kebudayaan. Budaya
bukanlah merupakan suatu yang tertutup dari dunia luar apalagi di dalam
kehidupan modern dewasa ini, di mana manusia hidup di dalam dunia
tanpa batas maka aspek kekinian dari budaya manusia telah mengglobal.
Proses kebudayaan adalah proses pendidikan, menggugurkan pendidikan
dari proses pembudayaan merupakan alienasi dari hakikat manusia dan
dengan demikian alienasi dari kebudayaan berarti menjauhkan
pendidikan dari perwujudan nilai-nilai moral di dalam kehidupan
manusia.
1. Pembelajaran Perdamaian
Javier Perez (Tilaar:2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus
dimulai dari diri kita masing-masing . melalui pemikiran yang tenang
dan sungguh – sungguh tentang maknanya, maka cara-cara baru dan
kreatif dapat ditemukan untuk mengembangkan pengertian,
persahabatan dan kerja sama antara semua manusia.
Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran perdamaian di
dalam kelas adalah strategi introspektif dan interaksi sosial yang
positif. Strategi introspektif yaitu cara untuk menumbuhkan kesadran
bagi peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang
kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan.
Bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan cuan dalam pembelajaran
perdamaian adalah :
a. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus memberi bantuan praktis
dalam pembelajaran tentang perdamaian;
b. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus menggunakan berbagai
metode yang dapat mengembangakan peran serta peserta didik
secara aktif;
5
c. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan;
d. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus merangsang minat
peserta didik untuk lebih menahan kelompok-kelompok atau
kebudayaan-kebudayaan lain;
e. Bahan-bahan/materi pembelajaran berisi kasus-kasus yang
menunjukkan pertikaian antar manusia yang dapat diselesaikan
secara damai;
f. Bahan-bahan/materi pembelajaran harus menerangkan masalah-
masalah yang paling penting untuk menciptakan perdamaian.
2. Pembelajaran Hak Asasi Manusia
Strategi untuk mempelajari nilai-nilai inti yang berhubungan dengan
hak-hak asasi manusia adalah belajar tentang hak-hak asasi manusia,
belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia , dan
belajar dengan jalan mempraktekkan hak-hak asasi manusia.
a. Belajar tentang hak-hak asasi manusia.
b. Belajar bagaimana memperjuangkan hak-hak asasi manusia.
c. Belajar melalui pelaksanaan hak-hak asasi manusia.
3. Demokrasi
Pembelajaran untuk demokrasi oada hakikatnya adalah untuk
mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya
dalam pengertian martabat dan persamaan,saling
mempercayai,toleransi,penghargaan pada kepercayaan dan
kebudayaan orang lain,penghormatan pada individu,peran serta aktif
dalam semua aspek kehidupan sosial,kebebasan
berekspresi,kepercayaan dan beribadat.Untuk menciptakan
demokrasi,dapat digunakan berbagai strategi yaitu:
a.etos demokrasi harus berlaku di tempat pembalajaran baik di
sekolah maupun diluar sekolah;
b.pembalajaran untuk demokrasi berlangsung secara berlanjut. Secara
tepat harus diperkenalkan disemua jenjang dan bentuk pendidikan
melalui pendekatan terpadu;
6
2.3 PROSEDUR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
1. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pedahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dengan kegiatan pembelajaran lainnya. Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan
dalam tahap pendahuluan adalah penciptaan kondisi awal pembelajaran,
gurudapat melakukan beberapa kegiatan yaitu:
a. Menggunakan berbagai metode permainan untuk mengakrabkan di antara
peserta didik;
Teknik DIAD, teknik DIAD adalah cara berkomunikasi diantara dua orang
baik secara lisan maupun tertulis yang mengungkapkan identitas dari masing-
masing pribadi. Tujuan utama dari penggunaan teknik DIAD adalah untuk
lebih mengenali dan memperkenalkan orang lain dalam suasana akrab dan
bergembira.
b. Menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik;
Kesiapan belajar peserta didik merupakan salah satu prinsip belajar yang
dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Hal ini berdasarkan
pada teori koneksionisme yang dipelajari oleh Thorndike kemudian
dikembangkan oleh pakar-pakar lainnya. Menurut teori ini bahwa kegiatan
belajar berlangsung menurut prinsip yang sama yaitu melalui proses
pembentukan asosiasi antara kesan panca indera dengan perbuatan. Menurut
teori muncul tiga hokum dalam berlangsungnya proses belajar yaitu hukum
kesiapan,hukum latihan,dan efek.
c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis.
Penciptaan suasana demokratis sejak awal akan mempengaruhi terhadap
keberanian peserta didik dalam mengungkapkan berbagai
gagasan,ketidaksetujuan,dan keputusan.
d. Menciptakan suasana belajar yang penuh toleransi.
Hal ini perlu dilakukan karena untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
harmoni,setiap peserta didik harus toleran terhadap perbedaan yang dihadapi.
e. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki peserta didik, Berdasarkan hal
tersebut, pendidikan harus mampu memulainya dengan materi pembelajaran
7
sehingga jangan sampai terjadi peserta didik menjadi kelompok yang merasa
asing dengan materi yang akan diterimanya da nada kelompok yang merasa
tidak asing dengan materi pembelajaran tersebut
2. Kegiatan Utama
Kegiatan yang harus dilakukan pendidik dalam tahap kegiatan utama adalah :
a. Melibatkan peserta didik tentang perumusan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian tujuan tersebut harus
komunikatif, dalam artian harus dipahami oleh peserta didik sesuai dengan
tingkat usia dan jenjang pendidikannya.
b. Model pembelajaran partisipatif yaitu upaya pendidik untuk
mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikutsertaan
peserta didik diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu
perencanaan program,pelaksaan program dan penilaian program. Model
pembelajaran kontekstual yaitu upaya pendidik untuk menghubungkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik,dan
mendorong peserta didik melakukan hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat. Model pembelajaran mandiri yaitu suatu proses yang dilakukan
oleh peserta didik untuk mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan
orang lain.
c. Media yang digunakan dalam pembelajaran multikultural harus dapat
memperjelas peserta didik.Media pembelajaran merupakan salah satu
komponen yang dapat menunjang berlangsungnya pembelajaran.Faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media, yaitu :
1. Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran;
2. Kegunaan dari berbagai jenis media;
3. Kemampuan sumber belajar dalam menggunakan jenis media;
4. Keluwesan alat(fleksibilitas)dalam penggunaannya;
5. Kesesuaian dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada;dan
d. Ketersediaan media yang diperlukan.Interaksi komunikasi dalam pembelajaran
multikultural dapat menggunakan perpaduan antara komunikasi
linear,komunikasi cybernetic,dan komunikasi konvergen.
8
e. Analisis
Analisis dalam kegiatan pembelajaran multikultural adalah memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk berbagai pemikiran dan pemahaman
pribadi tentang sesuatu yang sudah pelajarinya.
Tahap ini perlu dilakukan dalam pembelajaran multikultural karena dalam
rangka melatih peserta didik untuk:
a.mengungkapkan sesuatu secara objektif;
b.melatih toleran terhadap pendapat yang berbeda;
c.melatih menghargai pendapat orang lain;
d.melatih kesabaran;
e.meningkatkan keberanian dan tanggung jawab dalam melakukan suatu
kegiatan.
4.Abstraksi
Abstraksi dalam pengelolaan pembelajaran multikultural adalah merupakan
upaya pendidik untuk memberikan materi inti dari pembelajaran yang sudah
dibicarakan bersama selama proses pembelajaran.
5.Penerapan
Penerapan dalam pembelajaran multikultural adalah upaya pendidik dalam
memberikan tugas kepada peserta didik untuk membuat catatan tersendiri
tentang penerapan berbagai materi dalam aplikasi kehidupannya.
6.Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran multikultural dapat dilakukan dengan
mengadakan penilaian baik secara lisan maupun tulisan,atau ungkapan
langsung dari peserta didik tentang pengalamannya selama mengikuti
pembelajaran.
B.PENERAPAN PROSEDUR PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL
Penerapan prosedur dalam uraian ini adalah merupakan penerapan secara
konkrit tentang prosedur pembelajaran multikultural.Dalam uraian ini akan
dicontohkan pada tiga focus materi,yaitu:(1)perdamaian,(2)hak-hak asasi
manusia (HAM),DAM(3)demokrasi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pembelajaran tidak terlepas dari keragaman budaya yang dimiliki
oleh peserta didiksebagai bagian dari anggota masyarakat. Diungkapkan oleh
Taylor ( Tilaar:2000 ),bahwa “budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks
dari pengetahuan,kepercayaan,seni,moral,hokum,adat istiadat serta kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat”.
Javier Perez (Tilaar:2000) mengungkapkan bahwa perdamaian harus
dimulai dari diri kita masing-masing . melalui pemikiran yang tenang dan
sungguh – sungguh tentang maknanya, maka cara-cara baru dan kreatif dapat
ditemukan untuk mengembangkan pengertian, persahabatan dan kerja sama
antara semua manusia.
Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran perdamaian di dalam
kelas adalah strategi introspektif dan interaksi sosial yang positif. Strategi
introspektif yaitu cara untuk menumbuhkan kesadran bagi peserta didik untuk
berani mengoreksi dirinya sendiri tentang kegiatan/perbuatan yang sudah
dilakukan.
prosedur pengelolaan pembelajaran multikultural :
Kegiatan pendahuluan , Kegiatan pedahuluan merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran lainnya. Kegiatan utama
yang perlu dilaksanakan dalam tahap pendahuluan adalah penciptaan kondisi
awal pembelajaran,
Kegiatan Utama, Kegiatan yang harus dilakukan pendidik dalam tahap
kegiatan utama adalah : Melibatkan peserta didik tentang perumusan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
kita semua
10