Mini Riset - KOBA Kel 7
Mini Riset - KOBA Kel 7
Mini Riset - KOBA Kel 7
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Antidiabetes
Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh terjadinya
hiperglikemia (gula darah tinggi), dislipidemia (gangguan metabolism lipoprotein), dan
metabolism protein abnormal akibat terganggunya sekresi dan atau kerja insulin. Prosedur
yang paling umum untuk menguji potensi antidiabetes suatu bahan adalah dengan
mengukur efek hipoglikemia atau antihiperglikimia (menurunkan gula darah) bahan
tersebut pada hewan percobaan, biasanya adalah tikus yang dibuat mengalami diabetes
dengan cara diinduksi alloxan. Alloxan menyebabkan penurunan ekskresi insulin secara
drastis akibat kerusakan sel-β pulau Langerhans pada pankreas, sehingga menginduksi
terjadinya hiperglikemia.
Efek hipoglikemia ekstrak bunga telang telah dibuktikan melalui Pemberian ekstrak
air bunga telang secara oral (400 mg/kg berat badan) kepada tikus percobaan menurunkan
glukosa serum dan glikosilasi hemoglobin, serta meningkatkan insulin serum, glikogen
otot hati dan tulang. Pemberian ekstrak metanol, etil asetat, atau kloroform sebanyak 300
mg/kg berat badan menunjukkan aktivitas hipoglikemia pada tikus albino yang lebih
efektif daripada obat diabetes komersial glibencamide (10 mg/kg) (Rajamanickam et al.,
2015). Ekstrak kloroform bekerja lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etil asetat dan
methanol yang mengindikasikan bahwa aktivitas hipoglikemia lebih dikontribusikan oleh
komponen bioaktif non-polar. Aktivitas antihiperglikemia ekstrak bunga telang telah pula
diamati pada 15 pria sehat berusia rata-rata 22,53 tahun dengan indeks massa tubuh rata-
rata 21,57 kg/m2 yang diberi diet minuman yang mengandung 50 g sukrosa. Setelah 30
menit konsumsi, subjek yang minum minuman mengandung sukrosa bersama dengan
ekstrak bunga telang (2 g/400 ml air atau setara dengan 2,16 mg delfinidin 3-glukosida)
memiliki kadar glukosa plasma dan insulin postprandial yang lebih rendah. Selain itu,
konsumsi ekstrak bunga telang juga meningkatkan kapasitas antioksidan plasma dan
menurunkan kadar malondialdehida (MDA) yang merupakan penanda stress oksidatif
(Chusak et al., 2018).
2. Antiobesitas, Antihiperlipidemik dan Regulasi Kolesterol
Pengujian terhadap aktivitas ekstrak bunga telang melawan diabetes pada tikus
percobaan, peran bunga telang untuk menurunkan trigliserida dan total kolesterol darah
dan meningkatkan kadar kolesterol-HDL telah pula dibuktikan (Daisy et al., 2009;
Suganya et al., 2014; Rajamanickam et al., 2015).
3. Antikanker
Sekurang-kurangnya terdapat empat mekanisme dari suatu komponen zat aktif untuk
melawan kanker: aktivitas antiproliferasi (mencegah atau memperlambat penyebaran sel
kanker, penghambatan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), induksi
apoptosis (sel kanker melakukan bunuh diri), pencegahan metastasis. Aktivitas anti-
proliferasi ekstrak bunga telang terhadap enam jenis lini sel kanker diamati oleh Neda et
al. (2013). Peneliti ini melaporkan bahwa ekstrak air bunga telang potensial menghambat
lini sel kanker payudara MCF-7 dan tidak efektif menghambat lini sel kanker payudara
MDA-MB-231, lini sel kanker ovarium (Caov-3), lini sel kanker serviks (Hela), lini sel
kanker hati (HepG2) dan lini sel kanker kelamin pria (Hs27). Analisis GC-MS (Gas
Chromatogram-Mass spectrometry) menunjukkan bahwa dua komponen aktif pada
ekstrak air bunga telang adalah mome inositol (38,7%) dan pentanal (14,3%) (Neda et al.,
2013).
5. Antiasma
Salah satu khasiat bunga telang yang dipercaya di dalam pengobatan tradisional India
adalah untuk menyembuhkan asma dan meredakan batuk. erangkaian studi telah dilakukan
untuk mengonfirmasi kinerja bunga telang sebagai antiasma dan pereda batuk. Rangkaian
studi itu meliputi aplikasi ekstrak bunga telang dosis tinggi (100, 200, dan 400 mg/kg berat
badan hewan percobaan) sebagai antiasma akut dan kronis, meredakan batukyang
diinduksi sulfur dioksida dan asam sitrat,serta aktivitas anti-inflamasi pada tikus
yangdiinduksi karagenan dan asam asetat. Rangkaianstudi tersebut menghasilkan satu
kesimpulanbahwa ekstrak bunga telang yang terstandarberpotensi sebagai terapi alternatif
dalampenanganan asma yang diinduksi oleh alergi (Singh et al., 2018).
6. Antimikroorganisme
Ekstrak bunga telang menghambat pertumbuhan tiga bakteri patogen yang paling
banyak ditemukan pada permukaan tanah, yaitu Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus
and Escherichia coli. Ekstrak bunga telang juga menghambat pertumbuhan beberapa
bakteri patogen penghasil enzim extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) yaitu E. coli,
Enteropathogenic E. coli (EPEC), Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Klebsiella peumoniae
dan Pseudomonas aeruginosa. Ekstrak bunga telang juga dilaporkan menghambat
pertumbuhan tiga bakteri penyebab kerusakan gigi, yaitu Streptococcus mutans,
Lactobacillus casei, dan Staphylococcus aureus. Efektivitas antimikroorganisme bunga
telang dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi. Uma et al. (2009)
menyebutkan bahwa ekstrak petroleum eter dan heksana tidak menunjukkan aktivitas
antimikroorganisme, sedangkan aktivitas penghambatan mikroorganisme ekstrak
methanol lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak kloroform dan air. Secara umum,
methanol dan etanol adalah pelarut terbaik untuk ekstraksi komponen bioaktif bunga
telang sebagai antimikroorganisme.
7. Hepatoprotektif
Aktivitas bunga telang untuk mencegah kerusakan hati (efek hepatoprotektif)
dilaporkan oleh Nithianantham, et al. (2013). Pada penelitian mereka ekstrak bunga telang
diberikan kepada tikus percobaan yang diinduksi asetaminofen secara berlebihan sehingga
mengalami kerusakan hati. Aktivitas hepatoprotektif dievaluasi dengan memantau kadar
enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase, serta kadar bilirubin dan
glutation melalui analisis hispatologis. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tikus yang
diberi ekstrak bunga telang (200 mg/kg) mengalami penurunan kadar keempat senyawa
indikator kerusakan hati.
8. Antibakteri
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak bunga telang yang diekstraksi
menggunakan beberapa pelarut memiliki aktivitas antibakteri, hal ini dikarenakan senyawa
metabolit sekunder yang ditemukan di dalamnya. Kandungan pada ekstrak bunga telang
tersebut bergantung pada larutan pengekstraksi yang digunakan. Aktivitas antibakteri
ekstrak bunga telang menggunakan beberapa pelarut juga telah dibuktikan melalui
beberapa penelitian terhadap beberapa bakteri patogen. eberapa bakteri pembusuk
makanan dan patogen yang ditularkan melalui makanan mampu menghasilkan senyawa
yang sangat toksik dalam makanan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Salah satu cara menghambat pertumbuhan bakteri yang paling tepat adalah menggunakan
pengawet pangan. Ekstrak bunga telang sebagai pewarna alami telah terbukti memiliki
aktivitas antibakteri, hal ini memberikan nilai tambah bagi ekstrak bunga telang sebagai
pengawet makanan yang sangat berpotensi karena dapat menghindari kerusakan bahan
pangan akibat bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Selain itu Air rendaman bunga
telang biasa dijadikan obat tetes mata oleh masyarakat Indonesia, hal ini dikerenakan
bunga telang dipercaya dapat mengobati mata merah atau konjungtivis. Ekstrak bunga
telang terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab konjungtivis seperti P.
aeruginosa, E. coli, S. aureus, dan B. substilis.
9. Antioksidan
Asupan antioksidan, menurutsejumlah penelitian, dapat mencegah terjadinya penyakit
terkait stres oksidatif. Aktivitas antioksidan dalam mengelola stres oksidatif pada sistem
biologis berlangsung melalui berbagai mekanisme seperti penangkapan radikal bebas,
penghambatan enzim oksidatif, sebagai pengkelat ion logam, dan sebagai kofaktor enzim
antioksidan. Di antara metode yang umum untuk menguji kemampuan suatu sumber untuk
menangkap radikal bebas adalah metode DPPH (2,2-DiPhenyl 1-PicrylHydrazyl), ABTS
(2,2′-Azinobis(3-ethylBenzoThiazoline-6-Sulfonate), ORAC (Oxygen radical absorbance
capacity), FRAP (Ferric-Reducing Antioxidant Power) dan TEAC (Trolox equivalent
antioxidant capacity). Metode lain yang juga dikenal adalah HRSA (Hydroxyl radical
scavenging activity), dan SRSA (Superoxide radical scavenging activity). Aktivitas
antioksidasi bunga telang yang diekstraksi dengan berbagai prosedur dan pelarut serta diuji
melalui berbagai metode telah dilaporkan pada sejumlah penelitian. Uji aktivitas
antioksidasi dengan berbagai metode menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang memiliki
kemampuan yang baik di dalam menangkap berbagai macam radikal bebas, tetapi
tergolong sebagai pengkelat logam yang lemah. Ekstrak bunga telang juga efektif
melindungi sel-sel kulit dari tekanan oksidatif yang diinduksi oleh hidrogen peroksida dan
sinar ultraviolet, yang membuatnya potensial sebagai kosmetika untuk memperlambat
kulit keriput (Zakaria et al., 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Chusak, C., Thilavech, T., Henry, C. J. & Adisakwattana, S.(2018). Acute effect of Clitoria
ternatea flower beverage on glycemic response and antioxidant capacity in healthy
subjects: a randomized crossover trial. BMC Complementary and Alternative Medicine.
18(6). 1-18.
Daisy, P. & Rajathi, M. (2009). Hypoglycemic Effects of Clitoria ternatea Linn. (Fabaceae) in
Alloxan-induced Diabetes in Rats. Tropical J. of Pharmaceutical Research,
8(5), pp. 393-398.
Neda, G. D., Rabeta, M. S. & Ong, M. T.(2013). Chemical composition and anti-proliferative
properties of flowers of Clitoria Ternatea. International Food Research Journal, 20(3),
1229-1234.
Shyam Kumar, B. & Ishwar Bhat, B.(2012). Antiinflammatory, Analgesic and Phytochemical
Studies of Clitoria ternatea Linn Flower Extract. International Research Journal of
Pharmacy, 3(3). 208-210.
Suganya, G., Sampath Kumar, P., . Dheeba, B. & Sivakumar, R. (2014). In Vitro Antidiabetic,
Antioxidant and Anti-inflammatory Activity of Clitoria ternatea L.. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(7). 342-347.
Uma, B., Prabhakar, K. & Rajendran, S. (2009). Phytochemical Analysis and Antimicrobial
Activity of Clitoria ternatea Linn Against Extended Spectrum Beta Lactamase
Producing Enteric and Urinary Pathogens. Asian Journal of Pharmaceutical and
Clinical Research, 2(4). 94-96.
Zakaria, N. et al. (2018). In vitro protective effects of an aqueous extract of Clitoria ternatea L.
flower against hydrogen peroxide‐induced cytotoxicity and UV‐induced mtDNA
damage in human keratinocytes. Phytotherapy Research. 1-9.