Makalah Rematik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

REMATIK

Disusun Oleh Kelompok II :


1. MARITZA TETELEPTA
2. RESTIYATI HUNITETU
3. SYAHSA AULIA MARUAPEY
4. JULIYANTI RUMWOKAS
5. WA TANTI
6. PUTRI SOEL
7. LAURA MAWENE
8. RIZA AULIA KUMKELO
9. JESIKA WALAIA
10. TIARA ELAKEMAINA
11. UMRA SOUWAKIL
12. NURSANIA KIAT
13. RIZA KUMKELO
14. IRMA PAKAI
15. SANISTRIA SUPUSEPA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“REMATIK” Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN DEWASA, Program Studi Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai layanan
internet. Oleh karena itu, Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi untuk sayamaupun untuk semuanya.

Kairatu, 30 Juni 2024

Penulis

Kelompok II
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.................................................................................
b. Rumusan Masalah............................................................................
c. Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

a. Defenisi............................................................................................
b. Etiologi.............................................................................................
c. Klasifikasi........................................................................................
d. WOC………………………………………………………………
e. Manifestasi Klinis...........................................................................
f. Patofisiologi.....................................................................................
g. Penatalaksanaan.............................................................................
h. Pemeriksaan Penunjang................................................................
i. Asuhan Keperawatan Rematik.....................................................

BAB III. PENUTUP

a. Kesimpulan...................................................................................
b. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang
cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Arthritis rheumatoid
adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris persendian ( biasanya sendi tangan dan
kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nteri, dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid
adalah radang cairan sendi yang persistem , biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan
penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013).

Prevalensi penyakit sendi atau rematik di Indonesia berdasarkan diagnosis sebesar 11,9% dan
berdasar diagnosis atau gejala sebesar 24,7%. Prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan tertinggi berada di Bali yaitu berjumlah 19,3 % dan terendah di Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu sebesar 5,6%. Sedangkan prevalensi penyakit sendi d provinsi Sumatera
Selatan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 8,4% dan berdasarkan diagnosis atau
gejala sebesar 15,6% (Riskesdas,2013).

Dampak dari penyakit rematik adalah terganggunya aktivitas karena nyeri, tulang menjadi
keropos,terjadi perubahan bentuk tulang. Dari 100 jenis rematik, diketahui Artritis Reumatoid
yang dapat menyebabkan kecacatan yang paling parah pada penderitanya. Asupan makanan
yang kurang sehat, kurangnya berolahrga ,stress dan lain sebagai diketahui sebagai faktor
pencetus terjadinya rematik.
B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi arthritis rheumatoid?


2. Apa etiologi arthritis rheumatoid?
3. Bagaimana manifestasi klinis artritis rheumatoid?
4. Bagaimana woc dari rheumatoid?
5. Apa patofisiologi arthritis rheumatoid?
6. Apa klasifikasi arthritis rheumatoid?
7. Apa saja penatalaksanaan arthritis rheumatoid?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang arthritis rheumatoid?
9. Bagaimana asuahan keperawatan pada arthritis rheumatoid?

C. Tujuan
Agar mahasiswa/mahasiswi mengetahui tentang penyakit Arthritis Reumatoid (AR)
atau biasa disebut dengan rematik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Artritis Reumatoid


Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis
berarti radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998)
mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung
sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari
sendi diartroidial.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat
sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.
165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan
proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Darmojo, 2002)
B. Etiologi
Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui,
tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh
faktor-faktor :
1. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara
IGC dan faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara
pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas
(antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati,
Manurung & Raenah, 2008)

C. Klasifikasi

Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:


1. Reumatoid arthritis klasik
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
2. Reumatoid arthritis defisit
Pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6
minggu.

4. Possible Reumatoid arthritis


Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3
bulan.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :


1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Adapun faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
1. Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil).

3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
D. WOC
Inflamasi non-bakterial disebapkan oleh
usia,infeksi,endokrin,autoimun,metabolik,dan faktor
genetik,serta lingkungan

Artritis reumatoid

Reaksi peradangan

Merangsang Kekakuan Sinovial Kurang


reseptor sendi/keterbatasa menebal informasi
nyeri

Implus ke Hambatan Pannus Devesiensi


medulla mobilitas fisik pengetahuan
spinalis
Infiltrasi dalam
Nodul dan kelainan os.subcondria
pada tulang dan
sendi
Thalamus
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis
Korteks serebri
Deformitas sendi
Kerusakan
Kartilago nekrosis
Respon nyer Perubahan bentuk kartilago dan
tubuh tulang

nyeri
Gangguan citra tubuh Tendon dan ligamen melemah

Hilangnya
E. Manifestasi Klinis kekuatan otot

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :


Risiko cedera
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Reumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
12. Pasien tampak anemik

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
1. Gerakan menjadi terbatas
2. Adanya nyeri tekan
3. Deformitas bertambah pembengkakan
4. Kelemahan
5. Depresi

Gejala Extraartikular :

1. Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan


katub),Pericarditis, Myocarditis
2. Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
3. Pada lympa : Lhymphadenopathy
4. Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5. Pada otot : Mycsitis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada


penderita artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus
pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis
yang sangat bervariasi.

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan


menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di


tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata
tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.

4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran


radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi
tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan
perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi
metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa
deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat
protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan mengalami
pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak
ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-
nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-
nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan
lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-
organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata,
dan pembuluh darah dapat rusak.

Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada


tingkat peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini
aktif. Ketika jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi
dapat terjadi secara spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-
minggu terakhir bisa bulan atau tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang
dan orang-orang pada umumnya merasa sehat ketika penyakit ini aktif lagi
(kambuh) ataupun gejala kembali.
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan
energi, kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi
dan kekakuan. Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari.
Disamping itu juga manifestasi klinis Reumatoid arthritis sangat bervariasi
dan biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan
gambaran klinis yang klasik untuk Reumatoid arthritis. Gejala sistemik dari
Reumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat
badan menurun, anemia (Long, 1996).
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada
persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai
persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang
serviks, dan temporomandibular. Awitan biasanya akut, bilateral dan
simetris. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah
hal yang umum.

Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :


1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada
penyakit yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat
reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi tersebut. Persendian yang
teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan pasien
cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi.
Imobilisasi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga
terjadi deformitas jaringan lunak. Deformitas dapat disebabkan oleh
ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap
lainnya dan menghilangkan rongga sendi (Smeltzer & Bare, 2002).
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius
terjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada
pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak
setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan
dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam,
dapat terjadi berulang.

E. Patofisiologi

Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan


sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis
menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan
memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial
dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot
akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan
degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi
otot (Smeltzer & Bare, 2002).

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,


kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.


Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang
sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai


dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada
orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang
lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat
ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi
vaskulitis yang difus (Long, 1996).

F. Penatalaksanaan

1) Konsumsi obat pereda sakit


Misalnya parasetamol, kodein, dan obat antiinflamasi non-steroid
(OANIS). Meski tidak mencegah perkembangan rheumatoid arthritis,
obat pereda sakit bisa mengurangi nyeri dan peredangan nyeri dan
peredangan sendi yang terjadi. Jenis obat antiinflamasi nonsteroid yang
banyak digunakan adalah naproxen,ibuprofen,dan diclofenac.
2) Konsumsi obat steroid
Obat steroid atau golongan kortikosteroid bisa dikonsumsi untuk
meredakan nyeri. Namun obat ini bisa dikonsumsi jangka panjang
karena bisa menimbulkan efek samping serius. Misalnya kulit
memar,kulit menjadi tipis,lemah otot, bertambahnya berat badan, dan
lebih beresiko lebih besar mengidap osteoporosis.
3) Terapi biologis
Perawatan yang dilakukan untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh
meenyerang persendian. Terapi biologis dilakukan dengan menyuntik
protein yang berasal dari genetika manusia. Efek samping yang mungkin
timbul adalah demam,mual,infeksi,sakit kepala,dan reaksi kulit pada titi
penyuntikan.
4) Konsumsi obat anti rematik modifikasi penyakit (DMARDs)
Merupakan perawatan tahap awal untuk menghambat dan meredakan
gejala rheumatoid arthritis, serta mencegah kerusakan permanen pada
sendi dan jaringan tubuh lain. Obat DMARDs yang bisa digunakan
adalah hydroxychloroquine,methotrexate,sulfasalazine, dan leflunomide
5) Terapi fisik
Tujuannya untuk membuat persendian lebih fleksibel, serta
meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran tubuh. Terapi fisik yang bisa
dilakukan adalah terapi okupasi,podiatry,dan fisioterapi.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi


anemia dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada
jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (
perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil
jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/degenerasi tulang pada sendi


5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih
besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk- produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle
Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung
banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN REMATIK


A. Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data dasar
pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
(misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui
dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
b. Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
1. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
2. Catat bila ada krepitasi
3. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
4. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
d. Ukur kekuatan otot
e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-
faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya
ketergantungan
pada orang lain).
7. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat:
mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\ Kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan

9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
10. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak
pada
sendi).
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
dalam
ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan
menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
12. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
aspek body image dan harga diri klien.

B. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh
akumulasi‘ cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

C. Intervensi keperawatan
Nyeri akut berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
Nyeri akut1. Setelah dilakukn2. Observasi Observasi
b.d agen tindakan 3x24 jam 1. Kaji nyeri, 1 untuk Membantu
pencedera; diharapkan pasien catat lokasi dalam menentukan
distensi dengan kriteria hasil: dan intensitas kebutuhan
jaringan oleh a. Menunjukkan (skala 0-10). manajemen nyeri
akumulasi nyeri hilang/ dan keefektifan
cairan/ terkontrol, 3. Terapeutik program
proses b. Terlihat rileks,4. 1. . Catat faktor-
inflamasi, dapat faktor yang Terapeutik
destruksi tidur/beristiraha mempercepat dan 1. Untuk
sendi t dan tanda-tanda rasa mengetahui
berpartisipasi sakit pada pasien. faktor-faktor
dalam aktivitas5. 2. Berikan matras/ yang
sesuai kasur keras,bantal memperberat dan
kemampuan. kecil,. tannda-tanda
c. Mengikuti 6. 3.Tinggikan tempat rasa sakit pada
program tidur sesuai pasien
farmakologis kebutuhan 2. Matras yang
yang 7. 4 membantu pasien lembut/ empuk,
diresepkan, untuk sering bantal yang
mengubah posisi,. besar akan
Dan Bantu untuk memberikan
bergerak di tempat rasa nyaman
tidur, pada tubuh
8. 5. Anjurkan pasien pasien
untuk mandi air 3. Agar pasien
hangat. merasa nyaman
9. 6. Sediakan waslap 4. Agar pasien
hangat untuk merasa lebih
mengompres sendi- nyaman dan
sendi yang sakit. mencegah
Dilakukan 3 kali terjadinya
sehari. dekubitus.
10.. 5. Untuk
mengurangi
kekakuan sendi
6. Untuk
mengurangi rasa
sakit pada sendi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu
Bedah Orthopedi, hal. 165).
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001).
Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk
didalamya sendi dan otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung
menyebabkan aktivitas sehari-hari terhambat. Oleh karena itu,penyakit ini
memiliki manifestasi klinis yang bervariasi. Pertama gejala-gejala
konstitusional,poliarrhtritis simetris, kekauan dipagi hari selama lebih dari
jam dan arthritis erosive

B. SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca, khususnya
mahasisa-mahasiswi STIKes Maluku Husada dalam memahami tentang
penyakit Reumatoid Arthritis (RA) dan bagaimana cara penanganannya

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/40855161/Lp_rematik

Anda mungkin juga menyukai