Laporan Kasus Rematik-1ji

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS REMATIK

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing : Ns. Sigit Priyanto, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Amartia Putri L 17.0601.0050


2. Mela Patmawati 17.0601.0051
3. Evi Sulistyawati 17.0601.0052

PROGRAM STUDY D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
laporan yang berjudul “REMATIK”, dengan tepat waktu.Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka kami mengucapkan terima
kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi lanjutan dan
bermanfaat bagi pembacanya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan
laporan ini. Terima Kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Magelang, 20 Desember 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI.......................................................................................................5
2.1 Definisi Rematik..........................................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Rematik.....................................................................................................5
2.3 Etiologi Rematik..........................................................................................................6
2.4 Tanda dan Gejala Rematik..........................................................................................7
2.5 Patofiologi Rematik.....................................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan...........................................................................................................9
2.7 Pencegahan................................................................................................................11
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................12
3.1 Pengkajian.................................................................................................................12
3.2 Analisa Data..............................................................................................................18
3.3 Prioritas Masalah.......................................................................................................18
3.4 Rencana Keperawatan Keluarga................................................................................20
3.5 Implementasi.............................................................................................................24
3.6 Evaluasi.....................................................................................................................29
BAB 4 PENUTUP....................................................................................................................32
4.1 Kesimpulan................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................33
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rematik adalah orang yang menderita arthritis atau di sebut juga radang sendi.
Tiga jenis artritis yang paling sering diderita adalah osteoarthritis, arthritis gout, dan
rheumatoid arthritisyang menyebabkan berbenjol pada sendi atau radang pada sendi
secara serentak .
Di Indonesiapenyakit rematik yang paling banyak ditemukandan
dijumpaiadalahosteoarthritis. Osteoarthritis merupakansuatu penyakit degenerative
persendian yang disebabkanolehbeberapa faktor. Penyakit ini
mempunyaikarateristik berupa terjadinyakerusakan pada kartilago(tulang rawan
sendi). Kartilago merupakansuatu jaringankeras bersifat licin yang melingkupi
sekitar bagian akhir tulang keras di dalam persendian.Jaringan iniberfungsi
sebagaipenghalus gerakan antar tulang dan sebagai peredam(shock absorber)
padasaat persendian melakukanaktivitasatau gerakan. Gejala osteoarthritisbersifat
progresif,dimana keluhan terjadiperlahan-lahan dan lama-kelamaan akan
memburuk.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menganalisis asuhan
keperawatan pada keluarga rentan dengan

2. TujuanKhusus
Tujuan khusus dalam makalah ini adalah untuk :
a. Memaparkan tentang rematik dan implikasinya
b. Memaparkan tentang rematik dan implikasi rematik dalam keluarga
c. Menguraikan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan dan
prioritas, rencana intervensi) pada keluarga rentan dengan rematik sesuai
kasus
d. Menganalisa asuhan keperawatan pada keluarga rentan dengan rematik
BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Rematik


Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yang dikarakteristikkan
oleh kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak. Penyakit
rematik dapat digolongkan kepada 2 bagian, yang pertama diuraikan sebagai penyakit
jaringan ikat karena ia mengefek rangkapendukung (supporting framework) tubuh dan
organ-organ internalnya. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini
adalah osteoartritis, gout, danfibromialgia. Golongan yang kedua pula dikenali
sebagai penyakit autoimun karenaia terjadi apabila sistem imun yang biasanya
memproteksi tubuh dari infeksi dan penyakit, mulai merusakkan jaringan-jaringan
tubuh yang sehat. Antara penyakityang dapat digolongkan dalam golongan ini adalah
rheumatoid artritis,spondiloartritis, lupus eritematosus sistemik dan skleroderma.
Berdasarkan definisi di atas, bahwa penyakit Reumatik adalah penyakit sendi
yang disebabkan oleh peradangan pada persendian sehingga tulang sendi mengalami
destruksi dan deformitas serta menyebabkan jaringan ikat akan mengalami degenerasi
yang akhirnya semakin lama akan semakin parah.

2.2 Jenis-Jenis Rematik


Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular. Rematik
artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi
pada persendian , diantarannya meliputi arthritis rheumatoid,osteoarthritis dan gout
arthritis. Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang
disebabkan oleh proses diluar persendian. Rematik dapat dikelompokan dalam
beberapa golongan yaitu :
1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3. Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan
yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul.
Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,
yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita.
Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya
mendekati masa menopause.

2.3 Etiologi Rematik


Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada
umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat
dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak
perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih
jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis
lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi
juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
2.4 Tanda dan Gejala Rematik

1. Nyeri pada anggota gerak 6. Gangguan fungsi

2. Kelemahan otot 7. Sendi berbunyi(krepitasi)

3. Peradangan dan bengkak pada sendi 8. Sendi goyah

4. Kekakuan sendi 9. Timbunya perubahan bentuk

5. Kejang dan kontraksi otot 10. Timbulnya benjolan nodul


2.5 Patofiologi Rematik

Umur Jenis Kelamin Genetik Suku Kegemukan

Kerusakan fokal tulang rawan Pembentukan tulang baru pada


sendi yang progresiftulang rawan, sendi dan tepi sendi

Perubahan metabolisme tulang

Peningkatan aktivitas enzim yang merusak


makro molekul matriks tulang rawan sendi

Penurunan kadar proteoglikan

Berkurangnya kadar proteoglikan

Perubahan sifat sifat kolagen

Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi

Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan


Timbul laserasi

Reumatik
2.6 Penatalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan.
Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus
mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu
diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut
memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai
alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang
belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter
karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan.
Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan
dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti
Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi
dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi
dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan
isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi.
Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul
karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-
otot periartikular. memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi
dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang
dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan
sendi, pebersihan osteofit.
2.7 Pencegahan
1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri ,sebaiknya berat badan
diturunkan , sehingga bila kegemukanmnegakibatkan beban pada sendi lutut atau
tulang pinggul terlalu berat.
2. Istrahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan sewaktu tidur pada
malam hari dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutaman segala
sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan purin misalnya
daging , jeroan
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. B
b. Umur :50 tahun
c. Alamat :Pasar Anyar Rt/Rw 01/06 Sumberrejo,
Mertoyudan
d. Pekerjaan : Swasta
e. Pendidikan : SLTA
f. Agama : Islam
g. Suku bangsa : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hubungan dg Umur Pendidika Agama Pekerjaan
KK n
1. Tn. B L Suami/Kepala 50 th SLTA Islam Swasta
Keluarga
1. Ny. S P Istri 48 th SLTP Islam Pedagang
2. An. T L Anak 24 th SLTA Islam Swasta
3. An. S P Anak 7 th SD Islam Pelajar

i. Genogram

Tn. H Ny. P Tn. K Ny. S


82 th 85 th 70 th 68

Tn. Y Tn. K Tn. T Ny. C Ny. P Ny.M Ny. I Ny.W


60 th 55 th 55 th 41 th 34 th 50 th 38 th 30 th
Ny. S
Tn. B
48 th
50 th

An. S
An. T
7 th
Keterangan: 24 th
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan
: Klien
: Meninggal

j. Tipe keluarga
Keluarga Tn. B merupakan the nuclear family atau keluarga keluarga inti
dengan anggota keluarga 7 orang yang terdiri atas 2 (ayah dan ibu) dan 2 orang
anak.
k. Aktivitas rekreasi
Keluarga tidak mengadakan acara rekreasi secara khusus, hanya kadang-kadang
saja dengan waktu yang tidak tentu bertemu dengan keluarga besarnya jika ada
moment tertentu mereka anggap sebagai jalan-jalan dengan keluarga. Di rumah
menonton TV dianggap sebagai aktivitas hiburan bagi keluarga.

3.1.2. Riwayat Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. B merupakan the nuclear family dengan anak pertama berusia 24
tahun dan sudah menikah, sedangkan anak kedua berusia 7 tahun masih
mengemban pendidikan di Sekolah Dasar kelas 2. Jadi tahap perkembangan
keluarga Tn. B termasuk dalam tahap VI yaitu keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga membantu anak dalam bersosialisasi, mempertahankan hubungan yang
harmonis dan berusaha memenuhi kebutuhan termasuk kesehatan.

c. Riwayat keluarga inti


- Tn. B : saat ini dalam keadaan sehat dan tidak mempunyai riwayat penyakit
apapun, dan bila sakit cukup berobat kepuskesmas terdekat.
- Ny. S : Saat dilakukan pengkajian Ny. S mempunyai riwayat penyakit
Rematik sejak muda dan penyakit tersebut tidak diobati secara khusus hanya
saja diobati dengan obat-obatan herbal yang disarankan oleh orang tua dari
Ny. S.
- An.T : kondisi saat ini dalam keadaaan sehat dan jarang mengalami sakit
karena An. T sering meluangkan waktu untuk berolahraga disela-sela waktu
bekerjanya.
- An. S : saat ini dalam keadaan sehat dan menurut pengakuan Ny. S selama ini
tidak pernah mengalami sakit berat hanya batuk pilek ringan dan biasanya
cepat sembuh..Jika sakit maka anaknya dibawa berobat kepuskesmas.

d. Riwayat keluarga sebelumnya


Menurut pengakuan Ny. S riwayat penyakit rematik merupakan penyakit turunan
dari ibundanya karena dulu ibu Ny. S juga menderita rematik dan hanya diobati
dengan obat-obatan herbal seperti pengobatan yang dilakukan oleh Ny. S.

3.1.3. Karakteristik Lingkungan


a. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. B menempati rumah peninggalan dari orang tua Tn. B bersama istri
dan putrinya, sedangkan An.T sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di
sebuah perumahan. Rumah yang ditempati oleh Tn. B terdiri atas ruang tamu,
ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan 1 kamar mandi. Untuk kondisi rumah
cukup bersih dengan jendela 4 yang berada pada 2 diruang tamu dan 2 di kamar
tidur, untuk lantainya menggunakan lantai keramik dan rumah cukup sempit
karena bersebelahan dengan rumah kakak Tn. B. lantai kamar mandi cukup licin.
selain itu perkarangan rumahnya sempit ditambah dengan adanya warung kopi
didepan rumah Tn. B sebagai tempat berdagang Ny. S.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Jarak rumah Tn. B dengan tetangga cukup berdekatan dan hubungan dengan
tetangganya juga baik karena Tn. B seorang ketua RW di desanya dan Ny. S juga
sering mengikuti perkumpulan didesanya.
c. Mobilitas geografi keluarga
Tn. B asli penduduk Pasar Anyar dan Ny. S berasal dari Pekalongan yang setelah
menikah berpindah ke Magelang untuk mengikuti suaminya tinggal di Pasar
Anyar Magelang.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. B aktif mengikuti perkumpulan didesanya setelah pulang kerja dan saat waktu
libur kerja. Dan Ny. S juga aktif mengikuti perkumpulan di desa seperti PKK,
Dasawisma dan iapun menjadi pengurus di simpan pinjam di desanya.
e. Sistem pendukung keluarga
Fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas Mertoyudan berjarak kurang lebih 200 m dari
rumah Tn. B dan untuk masjid dan Polsek Mertoyudan berada tepat didepan
rumah Tn. B.

3.1.4. Struktur Keluarga


a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga Tn. B sehari-hari menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia,
dan untuk menghidupkan suasana keluarga Tn. B dalam berkomunikasi diselangi
dengan candaan harmonis yang tambah mempererat keluarga.
b. Struktur kekuatan Keluarga
Jika ada permasalahan maka akan didiskusikan dan dimusyawarahkan. Biasanya
Tn.B yang berperan dalam mengambil keputusan karena kepala keluarga.
c. Struktur Peran
Tn. B sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya berperan untuk menjadi kepala
keluarga dan menjadi tulang punggung dalam penghasilan keluarga. Ny. S sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya berperan sebagai penata rumah dan pendidik bagi
anak-anaknya. An. T sebagai anak pertama dari Tn. B dan Ny. S dan sebagai
kakak berperan melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagai anak dan
melindungi adiknya An. S. An. S sebagai anak terakhir dari Tn. B dan Ny.S dan
sebagai adik harus mentaati semua peraturan yang ada dalam keluarga.
d. Nilai/Norma Keluarga
Keluarga Tn. B selalu menerapkan nilai-nilai agama sebagai acuan dan pedoman
dalam melaksakan aktivitas sehari-harinya. Dan selain itu, Tn. B selalu
menerapkan untuk saling bertegur sapa dengan anggota keluarga yang lain karena
jarangnya saling berkumpul akibat sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

3.1.5. Fungsi Keluarga


a. Fungsi Afektif
Ny. S mengatakan agar terciptanya kehangatan dalam sebuah keluarga dengan
mengggunakan cara saling mengingatkan aktivitas yang biasa dilakukan dan
selalu memberikan support kepada setiap anggota keluarganya.
b. Fungsi Sosialisasi
Untuk tercapainya suatu tujuan dan cita-cita Tn.B mempunyai strategi tersendiri
dalam mendidik dan membimbing istri dan anak-anaknya yaitu dengan
mengarahkan untuk selalu beribadah tepat waktu dan menjalankan tugasnya
dengan ikhlas.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn. B selalu menjaga kesehatan dengan mengatur pola hidup dan pola
makan yang sesuai, selain itu sangat menjaga kebersihan. Apabila ada salah satu
anggota yang sakit maka cepat-cepat berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Ny. S mempunyai 2 orang anak saja dan untuk saat ini sudah tidak menggunakan
alat kontrasepsi, dan untuk jumlah anak memang tidak direncakan tapi memang
jarak antara anak pertama dengan anak terkhir sangat jauh.

3.1.6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Menurut keluarga yang menjadi stressor saat ini adalah keadaan sakit Ny. S yang
apabila penyakit rematiknya kambuh kembali. Stressor jangka panjang adalah
mengenai pendidikan putrinya yang harus lebih tinggi dari orang tuanya.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Keluarga Tn. B akan membawa istrinya ke puskesmas untuk memeriksakan
kondisi Ny. S apabila penyakit rematiknya kambuh kembali. Tn. B juga
mengatakan akan menabung untuk pendidikan putrinya karena pendidikan adalah
utama, sehingga nantinya mendapatkan pekerjaan yang layak.
c. Strategi koping yang digunakan
Mencari pengobatan dan banyak beribadah, tawakal, menenangkan diri ikhlas
serta bekerja keras dengan halal.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga Tn. B tidak tampak menggunakan strategi adaptasi disfungsional.
3.1.7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. B Ny. S An. T An. S
Fisik
TD 130/80 120/75 110/80 110/85
Suhu 37°C 37.5°C 36.3°C 36°C
RR 22 24 20 22
Nadi 78 80 82 90
BB/TB 70/170 77/165 65/172 34/148
Rambut Hitam, ½ Coklat, ½ Hitam, sedikit Hitam, tidak
beruban, tidak beruban, kering, uban, kering, beruban, tidak
kering, tidak tidak mudah tidak mudah kering, tidak
mudah rontok rontok rontok mudah rontok
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis anemis tidak anemis tidak anemis
Hidung Normal Normal Normal Normal
Telinga Pendengaran Pendengaran Pendengaran Pendengaran
baik, sekret baik, sekret baik, sekret baik, sekret
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab lembab kering lembab
Gigi Pemakai gigi Pemakai gigi Pemakai gigi Pemakai gigi
palsu tidak ada , palsu tidak ada , palsu tidak ada palsu tidak ada
bersih, gigi bersih, gigi , bersih , bersih.
berlubang pada berlubang pada
gigi geraham gigi geraham
kanan atas kanan bawah
bawah
Leher Normal Normal Normal Normal
Dada : Normal Normal Normal Normal
1. Paru
2. Jantung
3. Abdomen
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Atas keluhan keluhan keluhan keluhan
Ekstremitas Tidak ada Nyeri pada Tidak ada Tidak ada
Bawah keluhan kedua lutut keluhan keluhan
seperti ditusuk-
tusuk skala 3;
saat ditekan; saat
udara dingin dan
saat kecapekan

3.1.8. Harapan Pasien


a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga berpendapat masalah yang ada harus diatasi dengan bantuan medis dan
berdoa kepada Tuhan.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap agar penyakit yang kini diderita Ny. S dapat sembuh dan
keluarga berharap agar dibantu dalam perawatan penyembuhan dengan tenaga
kesehatan.
3.2 Analisa Data

No Data Masalah Kemungkinan


Penyebab

1. Data Subyektif: Nyeri kronis pada ketidakmampuan


Ny. S keluarga dalam merawat
 Ny.S mengatakan nyeri pada anggota keluarga yang
lutut seperti ditusuk-tusuk sakit (Rematik)
 Ny.S mengatakan nyeri pada
saat di tekan
 Ny.S mengatakan nyeri
sering timbul saat udara dingin
dan saat kecapekan
 Ny.S mengatakan sering
meminum Habatussaoda sebagai
terapi pereda nyeri

Data Obyektif:

 Ny.S tampak kesakitan.

3.3 Prioritas Masalah

1. Skoring

a. Gangguan rasa nyaman: Nyeri kronis pada Ny.S berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga Ny.S dalam merawat anggota keluarga yang sakit
(Rematik)
No Kriteria Penghitungan Pembenaran
Skor
1. Sifat masalah: 3/3x1 1 Apabila masalah nyeri pada
Ny.Stidak ditangani, dapat
Aktual / Tidak sehat mengakibatkan kerusakan
yang berlanjut pada sendi dan
sistem muskuloskeletal.
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Kemungkinan masalah mudah
masalah dapat diubah karena posisi rumah
diubah: Ny.S dekat dengan pelayanan
kesehatan
Mudah

3. Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Masalah dirasakan adalah


untuk dicegah: nyeri khususnya pada bagian
Cukup kaki (lutut). Bisa dicegah
dengan cara berolahraga yang
cukup setiap harinya.

4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga menginginkan


masalah: masalah ini segera dapat
ditangani agar Ny.S dapat
Masalah berat dan segera pulih dari sakitnya.
harus segera
ditangani

Jumlah 4 2/3
3.4 Rencana Keperawatan Keluarga

NO. DIAGNOSA TUJUAN TUJUAN KHUSUS KRITERIA STANDAR INTERVENSI


KEPERAWATAN UMUM

1. Gangguan rasa Setelah Setelah dilakukan a. Kognitif Pengertian Rematik : 1. Diskusikan


nyaman: Nyeri dilakukan tindakan keperawatan 1) Keluarga Tn.B bersama keluarga
kronis pada Ny.S tindakan selama 4 x kunjungan, dapat menjelaskan Rematik yaitu suatu Ny.S tentang
berhubungan keperawatan diharapkan keluarga pengertian rematik peradangan kronik pada Rematik
dengan selama 4x Ny.S mampu: 2) Keluarga Ny.S sendi atau pegal-pegal 2. Berikan
ketidakmampuan kunjungan dapat yang disertai dengan informasi dan
keluarga Ny.S dalam 2 1. Mengenal masalah menyebutkan rasa nyeri pendidikan
dalam merawat minggu, Rematik pada Ny.S penyebab rematik Penyebab Rematik : kesehatan mengenai
anggota keluarga diharapkan - Menjelaskan 3) Keluarga Ny.S penyebab, tanda dan
pengertian rematik 1. Proses penuaan
yang sakit nyeri dapat dapat gejala, dan
(Rematik) teratasi - Menyebutkan menyebutkan 2. Kelelahan penatalaksaan
penyebab rematik tanda dan gejala rematik
- Menyebutkan 3. Kekebalan tubuh
rematik
tanda dan gejala yang menurun 3. Monitor dan
4) Keluarga Ny.S
rematik dapat evaluasi pendidikan
Tanda dan Gejala
- Menyebutkan cara menyebutkan cara ksehatan yang
Rematik :
perawatan rematik perawatan rematik diberikan.
-Menyebutkan jenis 5) Keluarga Ny.S 1. Nyeri dan
makanan yang 4. Motivasi
dapat pembengkakan sendi
dilarang dikonsumsi keluarga untuk
menyebutkan memonitor makanan
2. Demam
makanan yang yang dimakan Ny.S.
dilarang 3. Kemerahan
dikonsumsi 5. Motivasi
2. Merawat Ny.S 4. Kekakuan, kelemahan keluarga untuk mau
dengan cara : melakukan tindakan
- Melakukan Cara Perawatan pertama penanganan
tindakan b. Afektif Rematik : nyeri pada Ny.S
pertama 1) Keluarga Ny.S - Istirahat yang cukup
mengurangi dapat melakukan 6. Motivasi
rasa nyeri tindakan pertama - Hindari kerja berat keluarga untuk selalu
rematik mengurangi rasa membimbing Ny.S
- Minum minuman dalam melakukan
- Melakukan nyeri rematik
yang tinggi kalsium latihan gerak lutut
latihan gerak 2) Mendemonstrasika
seperti susu
lutut (Rematik) n cara latihan 7. Motivasi
gerak - Olahraga ringan keluarga untuk
3. Keluarga mampu c. Psikomotor secara teratur merujuk Ny.S ke
memanfaatkan 1) Keluarga mampu puskesmas untuk
pelayanan merujuk ke - Berjemur di panas
mendapat obat anti
kesehatan dalam pelayanan Matahari pagi (Jam
nyeri
merawat kondisi kesehatan terdekat 7.00 – 8.00)
Rematik Ny.S (Puskesmas)
- Konsumsi vit. C, zat
2) Keluarga
besi
mendapatkan
manfaat dari Makanan yang
pelayanan dilarang dikonsumsi :
kesehatan
(Puskesmas) Hindari makan yang
mengandung asam urat
yang tinggi seperti
jeroan, daging merah,
burung, bebek, sarden,
alkohol, bayam, pete,
kacang-kacangan, dan
minuman bersoda

Tindakan Pertama
Penanganan Nyeri
Rematik

- Kompres dengan air


hangat bila tidak ada
bengkak / nyeri

- Kompres dengan air


dingin bila ada
bengkak dan nyeri

- Mandi dengan air


hangat bila pegal dan
nyeri terjadi

Latihan Gerak Lutut :

1. Mengangkat salah
satu kaki lurus keatas
(posisi berdiri)

2. Mengangkat badan
untuk berdiri dari posisi
duduk tegak dengan
tangan disilangkan di
dada

3. Mengangkat salah
satu kaki dan lutut
ditekuk, usahakan tumit
menyentuh bokong
(posisi berdiri)

Manfaat Berkunjung
ke Pelayanan
Kesehatn Terdekat :

Mendapatkan pelayanan
kesehatan pengobatan
Rematik
3.5 Implementasi

No Tanggal & Dx Implementasi Respon Paraf


Jam
1. 10/12/2018 1 1. Mendiskusikan bersama keluarga 1. S : - Keluarga Ny.S mengatakan
14.30 WIB Ny.S tentang Rematik mengerti tentang penyakit rematik Ny.S.
- Ny. S mengatakan nyeri pada
lutut seperti ditusuk-tusuk
- Ny.S mengatakan nyeri saat di
tekan
- Ny.S mengatakan nyeri sering
timbul saat udara dingin dan saat
kecapekan
O : Keluarga Ny.S dapat menjawab
pertanyaan saat diberi pertanyaan.

10/12/2018 2. S : Keluarga Ny.S mengatakan dapat


15.00 mengerti penyebab, tanda dan gejala, dan
2. Memberikan informasi dan penatalaksaan rematik
pendidikan kesehatan mengenai O : Keluarga Ny.S tampak sudah
penyebab, tanda dan gejala, dan memahami penyebab, tanda dan gejala,
penatalaksaan rematik dan penatalaksaan rematik

3. S : Keluarga Ny.S dapat kembali


menjelaskan pendidikan ksehatan yang
10/12/2018 diberikan.
15.40 O : Keluarga Ny.S dapat menjawab
3. Memonitor dan evaluasi pendidikan pertanyaan saat diberi pertanyaan
ksehatan yang diberikan.
4. S : Keluarga Ny.S mengatakan
sebelumnya tidak pernah memperhatikan
10/12/2018 makanan yang dikonsumsi oleh Ny.S
15.56 O : Keluarga Ny.S tampak baru
mengetahui makanan yang perlu dihindari
oleh Ny.S
4. Memotivasi keluarga untuk
memonitor makanan yang dimakan 5. S : Keluarga Ny.S mengatakan bersedia
Ny.S. dan bisa mmpraktikan tindakan
10/12/2018 penanganan pertama nyeri rematik pada
16.15 Ny.S
O : Keluarga Ny.S tampak sudah bisa
melakukan tindakan penanganan pertama
rematik pada Ny.S
5. Memotivasi keluarga untuk mau
melakukan tindakan pertama
penanganan nyeri pada Ny.S 6. S : Keluarga Ny.S S mengatakan
bersedia dan bisa melakukan latihan gerak
10/12/2018 lutut
16.25 O : Keluarga Ny.S tampak sudah
mengerti cara latihan gerak lutut.

7. S : Keluarga Ny.S mengatakan akan


membawa Ny.S berobat ke puskesmas
10/12/2018 6. Motivasi keluarga untuk selalu O : Keluarga Ny.S tampak sudah
16.39 membimbing Ny.S dalam menyadari pentingnya berobat ke
puskesmas.
melakukan latihan gerak lutut
7. Motivasi keluarga untuk merujuk
Ny.S ke puskesmas untuk mendapat
obat anti nyeri

2 13/12/2018 Dx 1 4. Memotivasi keluarga untuk 4. S : Keluarga Ny.S mengatakan sudah


15.10 memonitor makanan yang dimakan mengatur dan tidak memakan yang perlu
Ny.S. dihindari oleh Ny.S
O : Ny.S tampak lebih sehat

13/12/2018 5. S : - Keluarga Ny.S mengatakan sudah


15.25 5. Memotivasi keluarga untuk mau melakukan tindakan penanganagn
melakukan tindakan pertama pertama untuk mengurangi nyeri dengan
penanganan nyeri pada Ny.S mengompres dingin pada lutut Ny,S.
- Ny.S mngatakan nyeri sedikit
berkurang setelah mandi dengan air
hangat
O : Keluarga Ny.S tampak sudah bisa
melakukan tindakan penanganan pertama
rematik pada Ny.S
13/12/2018
15.47 6. S : Keluarga Ny.S mengatakan telah
6. Motivasi keluarga untuk selalu melakukan latihan gerak lutut skali sehari
membimbing Ny.S dalam setiap sore hari
O : Ny.S tampak lebih rileks dalam
melakukan latihan gerak lutut
berjalan
13/12/2018
16.00 7. S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S
mendapat pengobatan anti nyeri yaitu
7. Motivasi keluarga untuk merujuk Catflam dengan dosis 4x sehari setelah
Ny.S ke puskesmas untuk mendapat makan.
obat anti nyeri - Ny.S mengatakan nyeri di
lututnya sudah lumyan berkurang. Skala
nyeri 2
O : Ny.S tampak lebih rileks.
3 16/12/2018 Dx 1 4. Memotivasi keluarga untuk 4. S : Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S
15.15 memonitor makanan yang dimakan tidak pernah lagi memakan makanan yang
Ny.S. memicu nyeri rematiknya
O : Ny.S tampak lebih sehat

16/12/2918 6. S : Keluarga Ny.S mengatakan telah


15.20 6. Motivasi keluarga untuk selalu melakukan latihan gerak lutut skali sehari
membimbing Ny.S dalam melakukan setiap sore hari
latihan gerak lutut O : Ny.S tampak lebih rileks dalam
berjalan

16/12/2018 7. S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S


15.30 mendapat pengobatan anti nyeri yaitu
7. Motivasi keluarga untuk merujuk Catflam dengan dosis 4x sehari setelah
Ny.S ke puskesmas untuk mendapat makan. Ny.S rutin meminum obatnya
obat anti nyeri - Ny.S mengatakan nyeri di lututnya
sudah berkurang. Skala nyeri 1. Sudah
tidak nyeri lagi bila ditekan
O : Ny.S tampak lebih rileks.

4 18/12/2018 Dx 1 4. Memotivasi keluarga untuk 4. S : Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S


16.00 memonitor makanan yang dimakan tidak pernah lagi memakan makanan yang
Ny.S. memicu nyeri rematiknya
O : Ny.S tampak lebih sehat

18/12/2018 6. S : Keluarga Ny.S mengatakan telah


16.10 melakukan latihan gerak lutut skali sehari
6. Motivasi keluarga untuk selalu setiap sore hari
membimbing Ny.S dalam melakukan O : Ny.S tampak sudah rileks berjalan
latihan gerak lutut
18/12/2018 7. S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S
16.20 mendapat pengobatan anti nyeri yaitu
Catflam dengan dosis 4x sehari setelah
7. Motivasi keluarga untuk merujuk makan. Ny.S rutin meminum obatnya
Ny.S ke puskesmas untuk mendapat - Ny.S mengatakan lututnya sudah tidak
obat anti nyeri nyeri lagi.
O : Ny.S tampak rileks.
3.6 Evaluasi

No Tanggal & Dx Evaluasi Paraf


Jam
1 10/12/2018 1 S : - Keluarga Ny.S mengatakan dapat mengerti cara melakukan tindakan pertama dalam
17.00 mengurangi nyeri akibat rematik, cara perawatan rematik Ny.S, macam-macam makanan
yang perlu dihindari Ny.S, latihan gerak lutut, dan akan membawa Ny.S untuk berobat ke
puskesmas.
- Ny. S mengatakan nyeri pada lutut seperti ditusuk-tusuk
- Ny.S mengatakan nyeri saat di tekan
- Ny.S mengatakan nyeri sering timbul saat udara dingin dan saat kecapekan
O : Keluarga Ny.S tampak memahami edukasi tentang rematik yang diberikan, dapat
menjawab pertanyaaan yang diberikan serta dapat melakukan latian gerak luutut dengan
baik.
A : Nyeri pada Ny.S belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 4,5,6,7
2 13/12/2018 1 S : - Keluarga Ny.S mengatakan sudah mengatur makanan Ny.S, sudah melakukan
16.45 tindakan penanganan pertama untuk mengurangi nyeri dengan mengompres dingin pada
lutut Ny,S dan tetap melakukan latihan gerak lutut serta telah berobat ke puskesmas.
- Ny.S mngatakan nyeri sedikit berkurang setelah mandi dengan air hangat dan
melakukan latihan gerak lutut skali sehari setiap sore hari
- Ny.S mengatakan nyeri di lututnya sudah lumyan berkurang. Skala nyeri 2
O : Ny.S tampak lebih rileks dalam berjalan dan lebih sehat
A : Nyeri pada Ny.S belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 4,6,7
3 16/12/2018 1 S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S tidak pernah lagi makan makanan yang memicu
16.58 nyeri rematiknya, dan mengatakan Ny.S telah rutin meminum obatnya seuai dengan dosis
yang diberikan dan tetap melakukan latihan gerak lutut
- Ny.S mengatakan nyerinya sudah berkurang. Skala nyeri 1 , tidak ada nyeri saat
ditekan
O : Ny.S tampak lebih rileks dan lebih sehat
A : Nyeri pada Ny.S belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi nomor 4,6,7
4 19/12/2018 1 S : - Keluarga Ny.S mengatakan Ny.S tidak pernah lagi makan makanan yang memicu
16.40 nyeri rematiknya, dan mengatakan Ny.S telah rutin meminum obatnya seuai dengan dosis
yang diberikan dan tetap melakukan latihan gerak lutut
- Ny.S mengatakan nyerinya sudah hilang.
O : Ny.S tampak rileks
A : Nyeri pada Ny.S sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat
dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas,
pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban.
Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya
sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria lebih
sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi
diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
DAFTAR PUSTAKA

Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaapius FKUI.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed.

4.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai