Artikel Peneitian Anggun PSP 64 70

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020


SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

Tingkat Keramah Lingkungan Alat Tangkap Di Pelabuhan Perikanan Pantai


Carocok Tarusan Provinsi Sumatera Barat

Anggun Febiyanti1*, Mairizal2, Yurleni2

1
Mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
2
Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi

ABSTRAK

Penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan sangat penting untuk


diterapkan dalam proses penangkapan ikan. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya
untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya ikan di masa yang akan
datang. Nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok Tarusan
menggunakan beberapa jenis alat tangkap yang terdiri dari alat tangkap Bagan,
Pancing, Payang, Tonda, dan Gillnet. Namun Bagan Perahu dan Payang memiliki
* Korespondensi Penulis
e-mail:
jumlah dan hasil tangkapan lebih dominan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
[email protected] mengetahui tingkat keramah lingkungan dari alat tangkap yang ada di Pelabuhan
Perikanan Carocok Tarusan berdasarkan kriteria FAO tahun 1995. Penelitian ini
telah dilaksanakan pada tanggal 1-15 Juli 2020, berlokasi di Pelabuhan Perikanan
Pantai Carocok Tarusan, Sumatera barat. Objek yang di teliti adalah alat tangkap
bagan perahu dan payang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey, dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner
oleh para nelayan. Sampel diambil sebanyak 30% dari setiap alat tangkap untuk
dianalisis tingkat keramahan lingkungannya. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
hasil penelitian yang diuraikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukan
bahwa alat tangkap bagan perahu yang digunakan oleh nelayan di Pelabuhan
Perikanan Pantai Carocok Tarusan merupakan alat tangkap yang sangat ramah
lingkungan dengan jumlah skor 28,70 dan alat tangkap payang juga tergolong alat
tangkap yang ramah lingkungan dengan jumlah skor 26,90. Kesimpulan penelitian
adalah alat tangkap Bagan Perahu dan Payang tergolong alat tangkap ramah
lingkungan berdasrkan kriteria FAO.

Kata Kunci: bagan perahu, payang, PPP Carocok Tarusan, ramah lingkungan

PENDAHULUAN perikanan dan kelautan sehingga masyarakat yang


berada di kawasan tepi pantai mayoritas berprofesi
Indonesia dengan potensi laut yang sebagai nelayan.
melimpah membuat kehidupan masyarakat pesisir Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai ini
tidak lepas dari memanfaatkan sumber daya yang berada di Kawasan Carocok Tarusan yang
berasal dari laut dan kawasan pesisir, salah merupakan kawasan sebelah Barat dari Kabupaten
satunya Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Pesisir Selatan berada di pinggir laut yang memiliki
Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang berada posisi stategis. Kabupaten Pesisir Selatan
di kawasan pesisir. Sebagai kabupaten yang merupakan salah satu dari 19 kabupaten yang ada
berada di kawasan pesisir dan berbatasan di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pesisir
langsung dengan Samudera Indonesia, Kabupaten Selatan secara geografis berada pada koordinat
Pesisir Selatan memiliki potensi besar di bidang 0 59’ – 2 28’ LS dan 100 19’ - 101 18’BT dengan
64
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

luas daerah 5.749.89 km² dan luas garis pantai adalah seperangkat alat tulis, timbangan untuk
sepanjang 218 km². Kabupaten Pesisir Selatan menghitung berat, dan laptop sebagai alat untuk
memiliki 3 pelabuhan perikanan, di antaranya menyusun laporan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Surantiah, Metode penelitian yang digunakan dalam
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang, dan penelitian ini adalah metode survey. Sugiono
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok (2014) metode survey digunakan untuk
Tarusan. Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok mendapatkan data dari tempat tertentu yang
Tarusan terletak di Desa Ampang Pulai Kecamatan alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan
Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dalam pengumpulan data, dengan menggunakan
Provinsi Sumatera Barat. kuesioner, melalui test, wawancara terstruktur dan
Dalam kegiatan penangkapan ikan, lain sebagainya.
penerapan penggunaan alat tangkap ikan ramah Pengumpulan data meliputi data primer dan
lingkungan sangat penting dilakukan sebagai upaya data sekunder. Data primer diperoleh dari nelayan
menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alat tangkap bagan perahu dan payang dengan
ikan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu cara memberikan questioner yang berisi
guna mewujudkannya perlu adanya penilaian pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan aspek –
tingkat keramah lingkungan dari suatu alat tangkap. aspek keramah lingkungan dengan 9 (Sembilan)
Sebagai sarana utama dalam usaha perikanan kriteria yang mengacu FAO,1995. Data sekunder
tangkap maka alat penangkapan ikan harus diatur yang dikumpulkan berupa data pendukung yang
sedemikian rupa agar tidak berdampak negatif terkait dengan penelitian, seperti kondisi umum
terhadap pengguna sumberdaya perikanan dan wilayah dan lokasi penelitian. Teknik pengambilan
lingkungan perairan serta pengguna jasa perairan sampel menggunakan teknik purposive sampling
lainnya. Selain itu penggunaan alat penangkapan yaitu: teknik penentuan sampel dengan
ikan juga harus memperhatikan keseimbangan dan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2014). Adapun
meminimalkan dampak negatif bagi biota lain. pertimbangannya adalah: a). nelayan bagan perahu
Radarwati (2010) menjelaskan bahwa kesalahan dan payang yang telah beroperasi minimal 5 tahun;
dalam mengantisipasi dinamika alat tangkap juga b). ukuran kapal bagan perahu dan payang yang
telah menyebabkan punahnya sumberdaya ikan. digunakan minimal berukuran 5 GT. J umlah
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai sampel yang diambil sebanyak 30% dari jumlah
(PPP) Carocok Tarusan menggunakan beberapa populasi yang ada.
jenis alat tangkap yang terdiri dari alat tangkap
Bagan, Pancing, Payang, Tonda, dan Gillnet. Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap
Namun dalam penelitian ini yang menjadi objek Analisis keramah lingkungan alat tangkap,
penelitian hanya 2 jenis alat tangkap saja yaitu berdasarkan ketentuan FAO, 1995 memiliki kriteria
Bagan Perahu dan Payang karena alat Tangkap a). Mempunyai selektifitas yang tinggi; b) Tidak
Bagan Perahu dan Payang memiliki jumlah dan merusak habitat; c) Menghasilkan ikan berkualitas
hasil tangkapan lebih dominan. Penelitian ini tinggi; d) Tidak membahayakan nelayan; e)
bertujuan untuk mengetahui tingkat keramah Produksi tidak membahayakan konsumen; f)
lingkungan dari suatu alat tangkap yang ada di Bycatch rendah; g) Dampak ke biodiversity; h)
Pelabuhan Perikanan Carocok Tarusan Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi;
berdasarkan kriteria FAO tahun 1995. Manfaat dan i) Diterima secara sosial. Masing-masing
penelitian ini sebagai bahan informasi bagi pihak- kriteria dikembangkan menjadi 4 sub. Cara
pihak terkait seperti Pemerintah, Dinas Kelautan pembobotan dari 4 sub kriteria tersebut dengan
dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, instansi- membuat skor dari nilai terendah sampai nilai
instansi, dan masyarakat lainnya khususnya tertinggi. Tingkat skor yang digunakan adalah
masyarakat di Pelabuhan Perikanan Carocok sebai berikut: skor 1 untuk sub kriteria pertama,
Terusan. skor 2 untuk sub kriteria kedua, skor 3 untuk sub
kriteria ketiga, skor 4 untuk sub kriteria keempat.
METODE PENELITIAN Setelah nilai diperoleh, selanjutnya dibuat rangking
dengan nilai maksimum 36.
Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Selanjutnya kriteria alat tangkap ramah
Perikanan Pantai Carocok Tarusan, Kenagarian lingkungan dibagi menjadi 4 kategori dengan
Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan rentang nilai yaitu: 1 – 9 sangat tidak ramah
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan, 19 –
Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020. 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat ramah
Materi penelitian yang digunakan adalah nelayan lingkungan. Menentukan hasil akhir yaitu dengan
alat tangkap bagan perahu dan paying serta menjumlahkan total bobot nilai dibagi total
seperangkat pertanyaan berupa kuesioner. responden atau digunakan rumus sebagai berikut
Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian
65
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

tangkap, yang kemudian akan dianalisis sesuai


(Sima et al., 2013). X
dengan tujuan penelitian.

Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN


X = Bobot Nilai
Xn = Jumlah Total Bobot Nilai Keadaan Umum Daerah Penelitian
N = Total Responden Lokasi penelitian Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP) Carocok Tarusan secara geografis
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, berada pada koordinat 0,59’ – 1, 17’ LS dan 100,
yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan 34’ – 100, 64’ BT. Dengan Luas area 425,63 (km)
data dengan menggunakan tabel untuk
menjelaskan tingkat keramah lingkungan alat

Gambar 1. Lokasi penelitian

Karakteristik Nelayan Pelabuhan Perikanan Perikanan Pantai Carocok Terusan terdapat 64


Carocok Terusan orang nelayan dengan usia berkisar antara 31-40
Nelayan merupakan pekerjaan utama tahun dan 41-50 tahun dan pengguna alat tangkap
masyarakat di Pelabuhan Perikanan Carocok payang terdapat 60 orang nelayan dengan usia
Terusan. Masyarakat nelayan pada umumnya berkisar 31-40 tahun dan 41-50 tahun.
merupakan masyarakat tradisional dengan alat Ukuran kapal bagan perahu dan payang
tangkap masih tradisional. Berdasarkan hasil yang digunakan oleh nelayan di Pelabuhan
penelitian mengenai karakteristik responden yang Perikanan Pantai Carocok Tarusan didominasi oleh
didasarkan pada usia, penggunaan alat tangkap, kapal-kapal berukuran 10 – 30 GT. Hal ini didukung
dan hasil tangkapan, dapat dijelaskan bahwa usia oleh pendapat Suryana et al. (2013) yang
nelayan didominasi oleh usia 40-50 tahun. menyatakan bahwa bentuk dan ukuran dari suatu
Masyarakat nelayan di Pelabuhan Perikanan kapal akan berpengaruh terhadap kekuatan kapal
Pantai Carocok Tarusan merupakan masyarakat diatas laut seperti menahan suatu ombak. Selain itu
nelayan modern. Hal ini dilihat dari dominasinya ukuran kapal juga berpengaruh terhadap
kapal-kapal yang digunakan untuk menangkap ikan pergerakan kapal dilaut.
berukuran diatas 3 GT. Dijelaskan oleh Maulana
(2016) masyarakat nelayan semi modern Pengidentifikasian Alat Tangkap Bagan Perahu
merupakan masyarakat nelayan yang Bagan adalah salah satu alat penangkapan
menggunakan jenis kendaraan laut berupa perahu ikan yang menggunakan atraktor cahaya buatan
motor dan jenis teknologi tangkapan berupa jaring (lampu) nelayan pelabuhan ratu menggunakan
kurau/jaring batu dengan kapasitas tangkapan lebih bagan sebagai alat tangkap untuk menangkap ikan.
baik jika dibandingkan dengan jenis teknologi Dalam proses penangkapan ikan dengan bagan,
tangkapan nelayan tradisional. Berdasarkan hasil atraktor cahaya yang digunakan bertujuan untuk
penelitian mengenai karakteristik responden yang mengumpulkan ikan yang mempunyai sifat
didasarkan pada usia, penggunaan alat tangkap, fototaksis positif.
dan hasil tangkapan rata-rata dalam satu kali upaya Jenis ikan hasil tangkapan bagan perahu
penangkapan (trip) dapat dilihat pada Tabel 1. umumnya terdiri dari jenis ikan pelagis kecil.Jenis-
Pengguna alat tangkap bagan perahu di Pelabuhan jenis ikan hasil tangkapan bagan perahu hanyut

66
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

pada umumnya adalah ikan-ikan sepertilayur (Selaroides sp), kembung (Rastrelliger spp), cumi-
(Trichulus savala), tenggiri (Scomberomerus cumi (Loligo spp), layang (Decapterus spp), balida
commersoni), ikan teri (Stolephorus spp), tembang (Notopterusspp),Cakalang (Katsuwonuspelamis)
(Sardinellafimriata),pepetek (Leiognathussp),selar dan lain-lain (Takril,2005).

Tabel 1. Karakteristik nelayan alat tangkap bagan perahu dan payang


No Nelayan Usia Jumlah Ukuran Kapal Hasil Tangkapan Rata-
(orang) (GT) rata per Trip (Kg)
1 Bagan Perahu 20-30 0
31-40 6
10-30 2.989
41-50 13
50 ke atas 0
2 Payang 20-30 0
31-40 7
10-30 454
41-50 11
50 ke atas 0
Total 37 3.443

Pengidentifikasian Alat Tangkap Payang Analisis Keramah Lingkungan


Payang adalah pukat kantong lingkar yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag) alat tangkap bagan perahu dan payang yang paling
badan (body) dan sayap (wing). Namun ada juga banyak digunakan oleh masyarakat nelayan
pendapat yang membagi hanya menjadi 2 bagian, Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Terusan
yaitu kantong dan kaki. Bagian kantong umumnya adalah alat tangkap bagan perahu dengan jumlah
terdiri dari bagian-bagian kecil yang tiap bagian 64 unit dan payang dengan jumlah 60 unit. Dalam
mempunyai nama sendiri-sendiri. Hasil tangkapan upaya mengetahui tingkat keramahan lingkungan
yang diperoleh dengan alat tangkap payang adalah alat tangkap nelayan bagan perahu dan payang
ikan-ikan pelagis yang berenang di dekat yang digunakan di Pelabuhan Perikanan Pantai
permukaan air dengan cara berkelompok Carocok, maka peneliti memilih responden
(schooling) seperti tuna, cakalang, tongkol, petek sebanyak 30% dari jumlah populasi alat tangkap
(Leiognathus sp), sebelah (Psettodidae), dan jenis yang ada. Adapun jawaban dari responden tentang
jenis udang (Shrimp) (Ayodhyoa, 1981). tingkat keramahan lingkungan alat tangkap nelayan
bagan perahu dan payang menurut kriteria yang
telah ditetapkan oleh Food Agriculture
Organization/FAO (1995) disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil keramahan lingkungan alat tangkap bagan perahu dan payang
No Alat Tangkap Nilai Kriteria
1 Bagan Perahu 28,7 Sangat ramah lingkungan
2 Payang 26,9 Ramah lingkungan

Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap perahu termasuk dalam kategori alat tangkap yang
Bagan Perahu aman bagi habitat (tidak merusak habitat) karena
Penilaian terhadap tingkat keramah pengoperasian alat tangkap bagan perahu bersifat
lingkungan alat tangkap bagan perahu pasif. Hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu
menunjukkan bahwa alat tangkap ini termasuk berupa ikan-ikan mati namun dalam kondisi segar.
dalam kategori ramah lingkungan dengan nilai Dijelaskan oleh Rusmilyansari (2012), bahwasanya
sebesar 28,7 untuk bagan perahu dan 26,9 untuk kematian ikan diakibatkan oleh konstruksi alat yang
payang. Dimana nilai rangking 19-27 dapat melukai atau tidak melukai serta lama
dikelompokkan dalam kategori ramah lingkungan pengoperasian dari alat tangkap. Berdasarkan
(Sima et al. 2013). Analisis keramah lingkungan tingkat kesegaran hasil tangkapan, maka alat
alat tangkap bagan perahu menurut FAO (1995) tangkap bagan perahu termasuk dalam kategori
dapat dilihat pada Tabel 3. berkualitas. Hal ini disebabkan karena hasil
Alat tangkap bagan perahu memiliki tingkat tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan mati dan
selektivitas yang rendah. Dimana alat tangkap ini segar. Hasil tangkapan bagan perahu dapat dilihat
menangkap 11 jenis spesies berbeda. Bagan pada Tabel 4.
67
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

Pengoperasian alat tangkap bagan perahu tangkap bagan perahu adalah tongkol. By-catch
sengat aman karena tidak menyebabkan luka pada dari alat tangkap bagan perahu terdiri dari
nelayan. Menurut Radarwati et al., (2010), tingkat beberapa spesies dan kesemuanya laku dijual
bahaya yang diterima nelayan dalam dipasaran, memiliki nilai jual yang cukup tinggi, dan
mengoperasikan alat tangkap, sangat tergantung dimanfaatkan oleh nelayan. Hasil tangkapan
pada jenis alat tangkap dan keterampilan nelayan sampingan (by catch) dapat didefinisikan sebagai
serta didasarkan pada dampak yang mungkin hasil tangkapan yang tidak diperkirakan
diterima. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh sebelumnya akan tertangkap dalam operasi
aman untuk dikonsumsi konsumen dan tidak penangkapan ikan, tetapi tertangkap secara
menyebabkan keracunan atau bahkan kematian kebetulan (Rasdani et al., 2001 dalam
pada konsumen. Hasil tangkapan utama alat Rusmilyansari, 2012).

Tabel 3. Analisis keramah lingkungan alat tangkap bagan perahu


Kriteria Ramah Lingkungan Menurut FAO (1995) Bobot
Mempunyai selektivitas yang tinggi 19,00
Tidak merusak habitat 76,00
Menghasilkan ikan berkualitas tinggi 57,00
Tidak membahayakan nelayan 76,00
Produksi tidak membahayakan konsumen 76,00
By-cacth rendah 46,00
Dampak ke biodiversitas 76,00
Tidak membahayakan ikan yang dilindungi 50,00
Dapat diterima secara sosial 68,00
Total Bobot 544,00
Jumlah Nilai Kategori 28,70

Pengoperasian alat tangkap bagan perahu non-fish group) dan dilindungi (Hall 1999 dalam
tidak berdampak terhadap biodiversitas. Karena Ramdhan 2008). Berdasarkan Keputusan Menteri
pengoperasian alat tangkap bagan perahu ini Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
hanya mengantung di pertengahan perairan tidak 59/ PERMEN-KP/2014 tentang Larangan
sampai ke dasar perairan sehingga ia di nyatakan Pengeluaran ikan hiu koboi (Carcharhinus
aman bagi keanekaragaman sumberdaya hayati. longimanus) dan hiu martil (Sphyrna spp.) dari
Alat tangkap bagan perahu pernah menangkap Wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar
ikan yang dilindungi seperti hiu dan seharusnya Wilayah Negara Republik Indonesia. Peraturan
ikan yang di lindungi. lainnya mengenai perlindungan terhadap ikan hiu
Tersebut dilepaskan kembali kehabitatnya, termuat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
namun oleh nelayan tetap ditangkap karena Perikanan Republik Indonesia Nomor 18/KEPMEN-
memiliki nilai jual. Ikan hiu termasuk dalam KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan
kelompok by-catch bukan dari jenis ikan (by-catch Penuh terhadap hiu paus.

Tabel 4. Hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu


Nama Ikan Nama Ilmiah Berat Ikan (Kg) Persentase (%) Keterangan
Teri Stolephorus sp. 700 23,42
Cumi-cumi Loligo spp. 15 0,50
98,53 % atau
Tongkol Euthynnus affinis 800 26,76
2,945 kg hasil
Cakalang Katsuwonus pelamis 700 23,42
tangkapan
Kembung Rastrellige sp. 110 3,68
utama
Layang Decapterus sp. 320 10,71
Tuna Thunnus sp. 300 10,04
Kakap Lutjanus sp 5 ekor 0,17 1,47 % atau 44
Kerapu Epinephelus fasciatus 3 0,10 kg hasil
Maco Gazza minuta 35 1,17 tangkapan
Hiu Carcharhinus longimanus 1 ekor 0,03 sampingan
Total 2.989 100,00

68
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

Secara sosial alat tangkap ini dapat diterima oleh mengoperasikan alat tangkap sangat tergantung
masyarakat Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok pada jenis alat tangkap dan keterampilan yang
Tarusan karena tidak bertentangan dengan dimiliki oleh nelayan dan didasarkan pada dampak
peraturan daerah, tidak bertentangan dengan yang mungkin diterima.
budaya setempat, dan menguntungkan secara Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh
ekonomi. Berdasarkan analisis keramah lingkungan aman untuk dikonsumsi konsumen dan tidak
alat tangkap menurut FAO (1995) maka alat menyebabkan keracunan atau bahkan kematian
tangkap bagan perahu dikelompokkan dalam pada konsumen. Hasil tangkapan utama alat
kategori alat tangkap ramah lingkungan dengan tangkap payang adalah cakalang. By-catch dari alat
total bobot kriteria sebesar 28,7. Menurut Sima et tangkap payang terdiri dari beberapa spesies dan
al. (2013) nilai rangking dari 28 – 36 dikelompokkan ada yang laku dijual dipasaran, namun ikan hasil
dalam kategori sangat ramah lingkungan. tangkapan sampingan yang tidak laku di jual
dipasar di bawa pulang oleh nelayan untuk
Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap konsumsi sehingga hasil tangkapan yang terbuang
Payang minimum. Hasil tangkapan sampingan (by catch)
Alat tangkap bagan perahu memiliki tingkat dapat didefinisikan sebagai hasil tangkapan yang
selektivitas yang rendah. Dimana alat tangkap ini tidak diperkirakan sebelumnya akan tertangkap
menangkap 7 jenis spesies berbeda. Alat tangkap dalam operasi penangkapan ikan, tetapi tertangkap
payang termasuk dalam alat tangkap yang secara kebetulan (Rasdani et al. 2001 dalam
menyebabkan kerusakan sebagian habitat pada Rusmilyansari 2012).
wilayah yang sempit. Hal ini terjadi karena alat Pengoperasian alat tangkap payang
tangkap payang beberapa kali mengalami berdampak terhadap biodiversitas. Karena
kerusakan jaring karena tersangkut pada terumbu pengoperasian alat tangkap payang ini
karang. Analisis keramah lingkungan alat tangkap menyebabkan kematian seperti terumbu karang
payang ditunjukkan pada Tabel 5. karena alat tangkap yang tersangkut pada saat
Hasil tangkapan alat tangkap payang berupa pengoperasian alat sehingga pengaruhnya bagi
ikan-ikan mati namun dalam kondisi segar. Menurut kondisi fisik perairan. Alat tangkap payang tidak
pendapat Rusmilyansari (2012), kematian ikan pernah menangkap ikan yang dilindungi.
disebabkan oleh konstruksi alat yang dapat melukai Diterima secara sosial karena alat tangkap payang
atau tidak melukai dan lama pengoperasian alat menguntungkan berdasarkan hasil tangkapannya,
tangkap. Berdasarkan tingkat kesegaran hasil tidak bertentangan dengan budaya setempat, dan
tangkapan, maka alat tangkap payang termasuk tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
dalam kategori berkualitas. Hal ini disebabkan Berdasarkan analisis keramah lingkungan alat
karena hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari tangkap menurut kriteria FAO (1995) maka alat
ikan mati dan segar. Hasil tangkapan payang dapat tangkap payang dikelompokkan dalam kategori alat
dilihat pada Tabel 6. tangkap ramah lingkungan dengan total bobot
Pengoperasian alat tangkap bagan perahu kriteria sebesar 26,9. Menurut Sima et al. (2013)
sengat aman karena tidak menyebabkan luka pada nilai rangking dari 19 – 27 dikelompokkan dalam
nelayan. Menurut Radarwati et al. (2010), tingkat kategori ramah lingkungan.
bahaya yang diterima oleh nelayan dalam

Tabel 5. Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap Payang


Kriteria Ramah Lingkungan Menurut FAO (1995) Bobot
Mempunyai selektivitas yang tinggi 18,00
Tidak merusak habitat 54,00
Menghasilkan ikan berkualitas tinggi 54,00
Tidak membahayakan nelayan 72,00
Produksi tidak membahayakan konsumen 72,00
By-cacth rendah 41,00
Dampak ke biodiversitas 40,00
Tidak membahayakan ikan yang dilindungi 72,00
Dapat diterima secara sosial 62,00
Total Bobot 485,00
Jumlah Nilai Kategori 26,90

69
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020

ISBN : 978-602-50946-7-5

KESIMPULAN Rusmilyansari. 2012. Inventarisasi Alat Tangkap


Berdasarkan Kategori Status Penangkapan Ikan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Yang Bertanggungjawab Di Perairan Tanah
penilaian terhadap tingkat keramah lingkungan alat Laut. Fish Scientiae 2(4): 141–151.
tangkap menurut kriteria FAO, maka alat tangkap Sima, A.M., Yunasfi, dan Z.A. Harahap. 2013.
bagan perahu dan payang adalah alat tangkap Identifikasi Alat Tangkap Ikan Ramah
ramah lingkungan. Bagan perahu menempati Lingkungan di Desa Bagan Asahan Kecamatan
kategori sangat ramah lingkungan dengan bobot Tanjung Balai. [Skripsi]. Fakultas Pertanian,
sebesar 28,70 dan payang menempati kategori Universitas Sumatera Utara, Medan.
ramah lingkungan dengan bobot sebesar 26,70. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Saran Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Suryana, S.A., I.P. Rahardjo, dan Sukandar. 2013.
Saran yang dapat disampaikan adalah agar Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran Kapal, Pk
masyarakat nelayan Pelabuhan Perikanan Pantai Mesin Dan Jumlah Abk Terhadap Produksi Ikan
Carocok Tarusan untuk mempertahankan Pada Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan
penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan Prigi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. PSPK
yang tidak berbahaya dan juga mengupayakan Student Journal 1(1): 36–43
agar alat tangkap yang digunakan mempunyai Takril. 2005. Hasil Tangkapan Sasaran Utama dan
selektivitas yang tinggi sehingga sumberdaya Sampingan Bagan Perahu di Polewali
perikanan tetap terjaga dan untuk menghindari Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat
terjadinya over fishing agar sumberdaya perikanan [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu
dapat digunakan secara berkelanjutan. Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan.


Yayasan Dewi Sri. Bogor. Hal 97.
FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible
Fisheries. Published by Food and Agriculture
Organization of The United Nations. Rome.
Maulana, R.I. 2016. Konflik Kelas Nelayan
Tradisional Kampung Benteng Kecamatan Moro
dan Nelayan Semi Modern. Naskah Publikasi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung
Pinang.
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia No 18/Kepmen-KP/2013. 2013.
Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu
Paus (Rhincodon typus).
Radarwati S., M.S. Basoro, D.R. Monintja, A.
Purbayanto. 2010. Alokasi Optimum Dan
Wilayah Pengembangan Berbasis Alat Tangkap
Potensial Teluk Jakarta. Jurnal Teknologi dan
Manajemen Perikanan Laut 1(2): 189-198.
Ramdhan, D. 2008. Keramahan Gillnet Millenium
Indramayu Terhadap Lingkungan: Analisis Hasil
Tangkapan. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

70

Anda mungkin juga menyukai