Artikel Peneitian Anggun PSP 64 70
Artikel Peneitian Anggun PSP 64 70
Artikel Peneitian Anggun PSP 64 70
ISBN : 978-602-50946-7-5
1
Mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
2
Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi
ABSTRAK
Kata Kunci: bagan perahu, payang, PPP Carocok Tarusan, ramah lingkungan
ISBN : 978-602-50946-7-5
luas daerah 5.749.89 km² dan luas garis pantai adalah seperangkat alat tulis, timbangan untuk
sepanjang 218 km². Kabupaten Pesisir Selatan menghitung berat, dan laptop sebagai alat untuk
memiliki 3 pelabuhan perikanan, di antaranya menyusun laporan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Surantiah, Metode penelitian yang digunakan dalam
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kambang, dan penelitian ini adalah metode survey. Sugiono
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok (2014) metode survey digunakan untuk
Tarusan. Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok mendapatkan data dari tempat tertentu yang
Tarusan terletak di Desa Ampang Pulai Kecamatan alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan
Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dalam pengumpulan data, dengan menggunakan
Provinsi Sumatera Barat. kuesioner, melalui test, wawancara terstruktur dan
Dalam kegiatan penangkapan ikan, lain sebagainya.
penerapan penggunaan alat tangkap ikan ramah Pengumpulan data meliputi data primer dan
lingkungan sangat penting dilakukan sebagai upaya data sekunder. Data primer diperoleh dari nelayan
menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alat tangkap bagan perahu dan payang dengan
ikan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu cara memberikan questioner yang berisi
guna mewujudkannya perlu adanya penilaian pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan aspek –
tingkat keramah lingkungan dari suatu alat tangkap. aspek keramah lingkungan dengan 9 (Sembilan)
Sebagai sarana utama dalam usaha perikanan kriteria yang mengacu FAO,1995. Data sekunder
tangkap maka alat penangkapan ikan harus diatur yang dikumpulkan berupa data pendukung yang
sedemikian rupa agar tidak berdampak negatif terkait dengan penelitian, seperti kondisi umum
terhadap pengguna sumberdaya perikanan dan wilayah dan lokasi penelitian. Teknik pengambilan
lingkungan perairan serta pengguna jasa perairan sampel menggunakan teknik purposive sampling
lainnya. Selain itu penggunaan alat penangkapan yaitu: teknik penentuan sampel dengan
ikan juga harus memperhatikan keseimbangan dan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2014). Adapun
meminimalkan dampak negatif bagi biota lain. pertimbangannya adalah: a). nelayan bagan perahu
Radarwati (2010) menjelaskan bahwa kesalahan dan payang yang telah beroperasi minimal 5 tahun;
dalam mengantisipasi dinamika alat tangkap juga b). ukuran kapal bagan perahu dan payang yang
telah menyebabkan punahnya sumberdaya ikan. digunakan minimal berukuran 5 GT. J umlah
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai sampel yang diambil sebanyak 30% dari jumlah
(PPP) Carocok Tarusan menggunakan beberapa populasi yang ada.
jenis alat tangkap yang terdiri dari alat tangkap
Bagan, Pancing, Payang, Tonda, dan Gillnet. Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap
Namun dalam penelitian ini yang menjadi objek Analisis keramah lingkungan alat tangkap,
penelitian hanya 2 jenis alat tangkap saja yaitu berdasarkan ketentuan FAO, 1995 memiliki kriteria
Bagan Perahu dan Payang karena alat Tangkap a). Mempunyai selektifitas yang tinggi; b) Tidak
Bagan Perahu dan Payang memiliki jumlah dan merusak habitat; c) Menghasilkan ikan berkualitas
hasil tangkapan lebih dominan. Penelitian ini tinggi; d) Tidak membahayakan nelayan; e)
bertujuan untuk mengetahui tingkat keramah Produksi tidak membahayakan konsumen; f)
lingkungan dari suatu alat tangkap yang ada di Bycatch rendah; g) Dampak ke biodiversity; h)
Pelabuhan Perikanan Carocok Tarusan Tidak membahayakan ikan-ikan yang dilindungi;
berdasarkan kriteria FAO tahun 1995. Manfaat dan i) Diterima secara sosial. Masing-masing
penelitian ini sebagai bahan informasi bagi pihak- kriteria dikembangkan menjadi 4 sub. Cara
pihak terkait seperti Pemerintah, Dinas Kelautan pembobotan dari 4 sub kriteria tersebut dengan
dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, instansi- membuat skor dari nilai terendah sampai nilai
instansi, dan masyarakat lainnya khususnya tertinggi. Tingkat skor yang digunakan adalah
masyarakat di Pelabuhan Perikanan Carocok sebai berikut: skor 1 untuk sub kriteria pertama,
Terusan. skor 2 untuk sub kriteria kedua, skor 3 untuk sub
kriteria ketiga, skor 4 untuk sub kriteria keempat.
METODE PENELITIAN Setelah nilai diperoleh, selanjutnya dibuat rangking
dengan nilai maksimum 36.
Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Selanjutnya kriteria alat tangkap ramah
Perikanan Pantai Carocok Tarusan, Kenagarian lingkungan dibagi menjadi 4 kategori dengan
Ampang Pulai Kecamatan Koto XI Tarusan rentang nilai yaitu: 1 – 9 sangat tidak ramah
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan, 19 –
Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020. 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat ramah
Materi penelitian yang digunakan adalah nelayan lingkungan. Menentukan hasil akhir yaitu dengan
alat tangkap bagan perahu dan paying serta menjumlahkan total bobot nilai dibagi total
seperangkat pertanyaan berupa kuesioner. responden atau digunakan rumus sebagai berikut
Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian
65
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020
ISBN : 978-602-50946-7-5
66
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020
ISBN : 978-602-50946-7-5
pada umumnya adalah ikan-ikan sepertilayur (Selaroides sp), kembung (Rastrelliger spp), cumi-
(Trichulus savala), tenggiri (Scomberomerus cumi (Loligo spp), layang (Decapterus spp), balida
commersoni), ikan teri (Stolephorus spp), tembang (Notopterusspp),Cakalang (Katsuwonuspelamis)
(Sardinellafimriata),pepetek (Leiognathussp),selar dan lain-lain (Takril,2005).
Tabel 2. Hasil keramahan lingkungan alat tangkap bagan perahu dan payang
No Alat Tangkap Nilai Kriteria
1 Bagan Perahu 28,7 Sangat ramah lingkungan
2 Payang 26,9 Ramah lingkungan
Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap perahu termasuk dalam kategori alat tangkap yang
Bagan Perahu aman bagi habitat (tidak merusak habitat) karena
Penilaian terhadap tingkat keramah pengoperasian alat tangkap bagan perahu bersifat
lingkungan alat tangkap bagan perahu pasif. Hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu
menunjukkan bahwa alat tangkap ini termasuk berupa ikan-ikan mati namun dalam kondisi segar.
dalam kategori ramah lingkungan dengan nilai Dijelaskan oleh Rusmilyansari (2012), bahwasanya
sebesar 28,7 untuk bagan perahu dan 26,9 untuk kematian ikan diakibatkan oleh konstruksi alat yang
payang. Dimana nilai rangking 19-27 dapat melukai atau tidak melukai serta lama
dikelompokkan dalam kategori ramah lingkungan pengoperasian dari alat tangkap. Berdasarkan
(Sima et al. 2013). Analisis keramah lingkungan tingkat kesegaran hasil tangkapan, maka alat
alat tangkap bagan perahu menurut FAO (1995) tangkap bagan perahu termasuk dalam kategori
dapat dilihat pada Tabel 3. berkualitas. Hal ini disebabkan karena hasil
Alat tangkap bagan perahu memiliki tingkat tangkapan yang diperoleh terdiri dari ikan mati dan
selektivitas yang rendah. Dimana alat tangkap ini segar. Hasil tangkapan bagan perahu dapat dilihat
menangkap 11 jenis spesies berbeda. Bagan pada Tabel 4.
67
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020
ISBN : 978-602-50946-7-5
Pengoperasian alat tangkap bagan perahu tangkap bagan perahu adalah tongkol. By-catch
sengat aman karena tidak menyebabkan luka pada dari alat tangkap bagan perahu terdiri dari
nelayan. Menurut Radarwati et al., (2010), tingkat beberapa spesies dan kesemuanya laku dijual
bahaya yang diterima nelayan dalam dipasaran, memiliki nilai jual yang cukup tinggi, dan
mengoperasikan alat tangkap, sangat tergantung dimanfaatkan oleh nelayan. Hasil tangkapan
pada jenis alat tangkap dan keterampilan nelayan sampingan (by catch) dapat didefinisikan sebagai
serta didasarkan pada dampak yang mungkin hasil tangkapan yang tidak diperkirakan
diterima. Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh sebelumnya akan tertangkap dalam operasi
aman untuk dikonsumsi konsumen dan tidak penangkapan ikan, tetapi tertangkap secara
menyebabkan keracunan atau bahkan kematian kebetulan (Rasdani et al., 2001 dalam
pada konsumen. Hasil tangkapan utama alat Rusmilyansari, 2012).
Pengoperasian alat tangkap bagan perahu non-fish group) dan dilindungi (Hall 1999 dalam
tidak berdampak terhadap biodiversitas. Karena Ramdhan 2008). Berdasarkan Keputusan Menteri
pengoperasian alat tangkap bagan perahu ini Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
hanya mengantung di pertengahan perairan tidak 59/ PERMEN-KP/2014 tentang Larangan
sampai ke dasar perairan sehingga ia di nyatakan Pengeluaran ikan hiu koboi (Carcharhinus
aman bagi keanekaragaman sumberdaya hayati. longimanus) dan hiu martil (Sphyrna spp.) dari
Alat tangkap bagan perahu pernah menangkap Wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar
ikan yang dilindungi seperti hiu dan seharusnya Wilayah Negara Republik Indonesia. Peraturan
ikan yang di lindungi. lainnya mengenai perlindungan terhadap ikan hiu
Tersebut dilepaskan kembali kehabitatnya, termuat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
namun oleh nelayan tetap ditangkap karena Perikanan Republik Indonesia Nomor 18/KEPMEN-
memiliki nilai jual. Ikan hiu termasuk dalam KP/2013 tentang Penetapan Status Perlindungan
kelompok by-catch bukan dari jenis ikan (by-catch Penuh terhadap hiu paus.
68
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020
ISBN : 978-602-50946-7-5
Secara sosial alat tangkap ini dapat diterima oleh mengoperasikan alat tangkap sangat tergantung
masyarakat Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok pada jenis alat tangkap dan keterampilan yang
Tarusan karena tidak bertentangan dengan dimiliki oleh nelayan dan didasarkan pada dampak
peraturan daerah, tidak bertentangan dengan yang mungkin diterima.
budaya setempat, dan menguntungkan secara Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh
ekonomi. Berdasarkan analisis keramah lingkungan aman untuk dikonsumsi konsumen dan tidak
alat tangkap menurut FAO (1995) maka alat menyebabkan keracunan atau bahkan kematian
tangkap bagan perahu dikelompokkan dalam pada konsumen. Hasil tangkapan utama alat
kategori alat tangkap ramah lingkungan dengan tangkap payang adalah cakalang. By-catch dari alat
total bobot kriteria sebesar 28,7. Menurut Sima et tangkap payang terdiri dari beberapa spesies dan
al. (2013) nilai rangking dari 28 – 36 dikelompokkan ada yang laku dijual dipasaran, namun ikan hasil
dalam kategori sangat ramah lingkungan. tangkapan sampingan yang tidak laku di jual
dipasar di bawa pulang oleh nelayan untuk
Analisis Keramah Lingkungan Alat Tangkap konsumsi sehingga hasil tangkapan yang terbuang
Payang minimum. Hasil tangkapan sampingan (by catch)
Alat tangkap bagan perahu memiliki tingkat dapat didefinisikan sebagai hasil tangkapan yang
selektivitas yang rendah. Dimana alat tangkap ini tidak diperkirakan sebelumnya akan tertangkap
menangkap 7 jenis spesies berbeda. Alat tangkap dalam operasi penangkapan ikan, tetapi tertangkap
payang termasuk dalam alat tangkap yang secara kebetulan (Rasdani et al. 2001 dalam
menyebabkan kerusakan sebagian habitat pada Rusmilyansari 2012).
wilayah yang sempit. Hal ini terjadi karena alat Pengoperasian alat tangkap payang
tangkap payang beberapa kali mengalami berdampak terhadap biodiversitas. Karena
kerusakan jaring karena tersangkut pada terumbu pengoperasian alat tangkap payang ini
karang. Analisis keramah lingkungan alat tangkap menyebabkan kematian seperti terumbu karang
payang ditunjukkan pada Tabel 5. karena alat tangkap yang tersangkut pada saat
Hasil tangkapan alat tangkap payang berupa pengoperasian alat sehingga pengaruhnya bagi
ikan-ikan mati namun dalam kondisi segar. Menurut kondisi fisik perairan. Alat tangkap payang tidak
pendapat Rusmilyansari (2012), kematian ikan pernah menangkap ikan yang dilindungi.
disebabkan oleh konstruksi alat yang dapat melukai Diterima secara sosial karena alat tangkap payang
atau tidak melukai dan lama pengoperasian alat menguntungkan berdasarkan hasil tangkapannya,
tangkap. Berdasarkan tingkat kesegaran hasil tidak bertentangan dengan budaya setempat, dan
tangkapan, maka alat tangkap payang termasuk tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
dalam kategori berkualitas. Hal ini disebabkan Berdasarkan analisis keramah lingkungan alat
karena hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari tangkap menurut kriteria FAO (1995) maka alat
ikan mati dan segar. Hasil tangkapan payang dapat tangkap payang dikelompokkan dalam kategori alat
dilihat pada Tabel 6. tangkap ramah lingkungan dengan total bobot
Pengoperasian alat tangkap bagan perahu kriteria sebesar 26,9. Menurut Sima et al. (2013)
sengat aman karena tidak menyebabkan luka pada nilai rangking dari 19 – 27 dikelompokkan dalam
nelayan. Menurut Radarwati et al. (2010), tingkat kategori ramah lingkungan.
bahaya yang diterima oleh nelayan dalam
69
Prosiding Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
SEMINAR NASIONAL II. FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020
SISTEM PRODUKSI PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG BERKELANJUTAN
07 November 2020
ISBN : 978-602-50946-7-5
DAFTAR PUSTAKA
70