Laporan Ekologi Baru
Laporan Ekologi Baru
Laporan Ekologi Baru
PENDAHULUAN
beberapa ahli karang dan ikan karang dunia menyatakan bahwa kawasan
sianida, serta pengambilan batu karang untuk bahan bangunan. Akibat dari
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 1/73
peristiwa alam. Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu upaya peningkatan
karang. Kegiatan penangkapan ikan dengan bahan dan alat yang merusak
penagkapan ikan, serta yang paling berbahaya adalah karena sifat manusia
sumberdaya.
cukup tinggi karena terdapat 78 genera dan sub genera, dengan total
spesies 262, seperti yang pernah dicatat oleh Moll (1983). Dilihat dari tingkat
dalam kurun waktu 12 tahun dibandingkan dengan yang dicatat oleh Moll
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 2/73
ternilai. Terumbu karang sebagai ekosistem khas perairan tropik, merupakan
habitat berbagai biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam
kehidupan yang seimbang. Sifat yang menonjol dari terumbu karang adalah
dari terumbu karang ini adalah karena ulah manusia. Hasil kegiatan manusia
LIPI dari 416 lokasi yang tersebar di perairan Indonesia menunjukan bahwa
6,49 % dalam kondisi sangat baik; 24,28 % dalam kondisi baik; 28,61 %
Pangkep.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 3/73
1.2. Dasar Pelaksanaan
menganalisa data.
di Kabupaten Pangkep.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 4/73
1.6. Dampak (Outcome)
karang)
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 5/73
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI
2.2. Lokasi
2.3. Pendekatan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 6/73
2.5. Metodologi Penelitian
pengambilan data.
dengan alat tulis bawah air, setelah tiba dilokasi yang diinginkan posisi
surveyor biasanya terdiri dari 2-3 orang tergantung jenis data yang
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 7/73
15 menit. Setelah pengamatan pertama selesai dilanjutkan dengan
menentukan jarak dan jumlah titik yang akan diambil. Penentuan titik
acak yaitu 3 pulau untuk zona terluar, 3 pulau untuk zona tengah dan
3 pulau unutk zona terdalam Karena ukuran pulau yang relative kecil
setiap titik 0,5 m sehingga jumlah data yang tercatat sebanyak 100
C = a/A x 100%
dimana : C = besar penutupan (%)
a = frekuensi
A = jumlah total data
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 8/73
Tabel 1. Kategori kondisi terumbu karang berdasarkan tutupan karang
No Kategori Kondisi Tutupan karang
1 Sangat Bagus 75 – 100 %
2 Bagus 50 – 74,9 %
3 Sedang 25 – 49,9 %
4 Rusak 0 - 24,9 %
Biota asosiasi diamati secara bebas baik dalam transek maupun di luar
transek, disamping itu juga menggunbakan tehnik wawancara dengan
masyarakat pemanfaat.
karena bahan peledak, atau jangkar, atau jaring ikan, atau injakan kaki,
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 9/73
BAB III
cukup tinggi karena terdapat 78 genera dan sub genera, dengan total
spesies 262, seperti yang pernah dicatat oleh Moll (1983). Dilihat dari tingkat
dalam kurun waktu 12 tahun dibandingkan dengan yang dicatat oleh Moll
dari daratan Makassar yang terbagi menjadi empat zona berdasarkan jarak
dan pengaruh daratan, yakni : Zona Satu atau “Zona Pinggir” dari pantai
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 10/73
Zona Dua atau “Zona Dalam” , mulai dari jarak 5 km kearah laut hingga 12,5
km, sedangkan Zona Tiga atau “Zona Tengah” dari jarak 12,5 km ke arah
m. Sementara Zona Empat atau “Zona Terluar” atau barrier reef zone
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 11/73
Zona pertama atau zona bagian dalam merupakan zona terdekat dari
dan substrat dasar yang didominasi oleh pasir berlumpur. Zona kedua,
laut rata-rata 30 m dan banyak dijumpai pulau karang. Zona ketiga dimulai
pada jarak 12,5 km dari pantai Sulawesi dengan kedalaman laut antara 20 –
50 m. Pada zona ini banyak dijumpai wilayah terumbu karang yang masih
sedangkan pada sisi barat dapat mencapai kedalaman lebih dari 100 m.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 12/73
3.2. Pulau Saugi
termasuk dalam Zona pinggir / zona I dimana substrat dasar pulau Saugi
10 -30 cm.
pulau sekitar Pulau Saugi ditumbuhi oleh tumbuhan bakau sepanjang pantai
saat pasang. Artinya sebaran vertikal karang sangat dibatasi oleh kecerahan
perairan.
Tipe terumbu pada Pulau Saugi adalah fringing reef, pada daerah ini
hidup berbagai jenis karang dan algae. Beberapa algae yang hidup pada
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 13/73
habitat ini diantaranya Padina, Turbinaria, Gracillaria dan Gelidium. Jenis-
jenis karang yang tercatat pada Pulau saugi adalah :Galaxea, Porites lutea,
Tabel 2 berikut .
P. Saugi 1 50 5 3 2 5 10 5 20 Baik
2 0 0 5 5 20 60 0 10 rusak
3 74 2 0 0 4 6 4 10 Baik
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae /
karang mati tertutup algae
Kr.mati
Algae
Kr.mati algae Pasir/lumpu algae
5%
20% r 10% Others
Kr.mati
5% 20% 5%
Kr.keras
Pasir/lumpur 50%
10%
Rubble
5%
Kr.lunak Rubble
Others Algae
5% 60%
2% 3%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 14/73
Tutupan Habitat St.3 P.Saugi
Pasir/lumpu
Kr.mati Kr.mati
r
4% algae
6%
10%
Rubble
4%
Kr.lunak
2%
Kr.keras
74%
%, sementara algae dan biota jenis lainnya sangat sedikit yaitu sekitar 2 -3
persen dari tutupan karang seluruhnya. Pecahan karang mati atau rubble
sedimentasi. Pada zona ini banyak koloni karang yang mati terbungkus
akibat pasir lumpu dan algae. Hal ini karena Pulau Saugi adalah pulau yang
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 15/73
Tabel 3. Identifikasi penyebab kerusakan terumbu karang Pulau Saugi
No Penyebab Kerusakan Tingkat kerusakan pada Tiap Stasiun
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
1 Bahan Peledak 2 3 1
2 Alami 2 0 1
3 Sedimentasi 3 4 4
Keterangan :
1. Rusak ringan ; 2. rusak sedang ; 3. rusak banyak 4. rusak parah
bahan peledak 20 persen dan kematian alami sebesar 4-5 persen. Kecilnya
kematian alami akibat serangan makro algae seperti Halimeda yang tumbuh
dengan total 300 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal dari
Chaetodon
Pengamatan pada daerah reef top, terdiri atas 240 ekor kelompok
ikan mayor yang didominasi oleh ikan betok biru Pomacentrus pavo, 4 ekor
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 16/73
Beberapa jenis makro alga yang dikenali antara lain Padina dan
dijumpai, beberapa ekor kima Tridacna yang berukuran sedang dan kecil
dan kekeruhan perairan. Karakteristik inilah yang menjadi ciri dari perairan
masih lebih rendah 2oC dibanding yang diukur oleh PPTK (2002) sekitar 30
o
C. Selain itu, salinitas diperairan Pulau Saugi tercatat 35 ‰. Tingginya
salinitas ini disebabkan karena suplai air tawar dari Sungai Pangkep ke
daerah perairan pantai sekitarnya saat musim kemarau seperti saat ini terlalu
kecil. Namun bila musim penghujan, daerah ini akan mengalami kekeruhan
yang tinggi dan salinitas yang rendah. Walau demikian tingkat kekeruhan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 17/73
3.3. Pulau Satando
termasuk dalam Zona pinggir sama dengan pulau saugi dimana substrat
kerusakan karang didaerah ini. Karang lunak, walaupun dalam jumlah yang
relatif sedikit, 5-10 persen ditemukan pula di zona ini. Algae ditemukan
Jenis substrat dasar yang paling dominan adalah DCA (karang mati
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 18/73
tingginya aktivitas nelayan yang bersentuhan langsung dengan kawasan
kondisi kualitas air yang masih banyak dipengaruhi oleh suplay sedimen
Station
HC SC A OT R S DC DCA
1 10 5 50 5 0 5 0 25
P. Satando 2 10 10 35 5 5 10 0 25
3 30 10 10 10 0 15 0 25
4 59 0 2 2 0 5 0 32
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Algae Algae
Others Rubble 35%
50%
5% 5% Others
5%
Kr.keras
Kr.lunak 59%
Pasir/lumpur
10%
5%
Others Algae Others
10% Algae
10% 2%
2%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 19/73
Kerusakan karang terbesar di Pulau Satando umumnya disebabkan
menempati nilai relatif kerusakan karang terbesar. Pada zona ini banyak
koloni karang yang mati akibat sedimentasi yang tinggi. Hal ini disebabkan
karena Pulau Satando adalah pulau yang termasuk dekat dengan daratan
Keterangan :
1. Rusak ringan ; 2. rusak sedang ; 3. rusak banyak 4. rusak parah
dengan total 288 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal dari
family Pomacentridae yaitu Abudelduf (16 ekor), Neoglyphidon (87 ekor) dan
ditemukan Chaetodon
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 20/73
Pengamatan pada daerah reef top, terdiri atas 240 ekor kelompok
ikan mayor yang didominasi oleh ikan betok biru Pomacentrus pavo, 10 ekor
yang berukuran sedang dan kecil serta teripang hijau Stichopus variegatus.
muara sungai, namun salinitas tetap tinggi, hal ini diakibatkan oleh suplai air
tawar di musim kemarau yang rendah dan tingkat penguapan yang tinggi.
pH perairan berkisar antara 8,2 -8,4 dan kandunggan TSS perairan 210 ppm.
Nilai kecerahan perairan masih rendah yakni sekitar 2 meter jarak pandang
horizontal dan vertikal. Kecepatan arus rata-rata 0.21 ± 0.05 m/det dengan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 21/73
3.4. Pulau Pamanggangang
Kapoposang. Lokasi pulau terletak sebelah utara dari Pulau Kondong Bali,
sebelah timur dari Pulau Suranti. Pulau Pamanggangan dan Pulau Suranti
Tipe terumbu karang pada daerah ini adalah karang tepi (fringing
reef), pada daerah ini hidup juga jenis biota lain seperti sponge, starfish,
giant clam dan berbagai jenis ikan karang. Jenis-jenis karang yang tercatat
digambarkam pada Tabel 6. berikut ini. Kondisi terumbu karang di pulau ini
tergolong kurang bagus. Hal ini tergambar dari tutupan karang mati (DC)
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 22/73
hanya 15-25% menunjukkan kondisi terumbu karang termasuk dalam
kategori rusak.
karang di Pulau Pamanggangang terdiri atas faktor alam dan faktor manusia.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 23/73
Faktor alam dapat berupa keterbukaan di udara. Sementara kerusakan oleh
Keterangan :
1. Rusak ringan ; 2. rusak sedang ; 3. rusak banyak 4. rusak parah
oleh racun cyanida kemudian disebabkan oleh bahan peledak dan kematian
oleh adanya karang yang mati secara utuh di beberapa titik secara meluas.
dari family Pomacentridae yaitu Abudelduf (19 ekor), Plotosidae (2 ekor) dan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 24/73
Sementara untuk spesies indikator hanya ditemukan Chaetodon dan
yang berukuran sedang dan kecil serta teripang hijau Stichopus variegatus.
kemarau yang panjang dan terjadi penguapan air laut. pH perairan berkisar
antara 8,2 -8,4 dan kandungan TSS perairan 210 ppm termasuk rendah
dibanding dengan yang tercatat di Pulau Saugi dan Pulau satando. Nilai
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 25/73
3.5. Pulau Sanane
yang sedang, selain itu telah rusak parah. Tutupan makrobentik didominasi
oleh pasir sebanyak 7-20 persen dan algae sebanyak 2-5 persen. Karang
mati yang telah ditutupi algae cukup tinggi mencapai maksimum 56 persen
pertumbuhan biota lain seperti karang lunak juga turut meningkatkan jumlah
Montipora, Mellipora dan Platygyra. Biota lain yang bisa ditemukan didaerah
ini adalah starfish dan kerang-kerangan seperti kima, lola, dll. Kerang
bivalvia kebanyakan membor kedalam karang masif, baik karang yang masih
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 26/73
Kondisi tutupan karang di Pulau Sanane dapat digambarkam pada
mencapai 8 – 30 persen.
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 10 5 3 0 30 7 15 25
P. Sanane 2 30 5 4 1 0 10 30 20
3 20 5 3 2 30 20 10 10
4 5 0 2 0 21 8 8 56
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Habitat tutupan karang Sta 1. P. Sanane Habaitat Tutupan Karang Sta. 2. P. Sanane
Kr.keras
Kr.lunak 30%
Kr.keras
Kr.mati algae 5% Kr.mati algae Kr.lunak
11%
26% 20% 5%
Algae
3%
Kr.mati Rubble
32% Algae
16% Kr.mati Pasir/lumpur
Others 4%
Pasir/lumpur 30% 10%
1%
7%
Kr.mati algae
Kr.keras
Kr.keras Algae 10%
20%
5% 2% Kr.mati Kr.lunak
10% 5%
Rubble
21%
Algae
Pasir/lumpur 3%
Kr.mati algae
56% Pasir/lumpur 20% Rubble Others
Kr.mati
8% 30% 2%
8%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 27/73
Meskipun daerah ini mempunyai karang hidup sampai 30 persen,
berperan terutama kegiatan pemboman. Hal ini dapat dilihat dari tingginya
dengan total 118 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal dari
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 28/73
spesies indikator hanya ditemukan Chaetodon . Untuk Spesies target
berkisar 290 C, dengan salinitas sekitar 29-30 %o. pH perairan 8,5 - 8,7,
dengan arah umumnya ke utara, arus kuat terjadi di daerah selatan dan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 29/73
3.6. Pulau Kulambing
Pulau Kulambing
dengan pulau satando dan saugi, yaitu kondisinya keruh. Ini dikarenakan
namun ada pula yang patch reef. Tapi pada Pulau Kulambing tipe terumbu
fringing reef ini menunjukkan kelandaian yang sama dengan beberapa pulau
karang yang baik, hampir mencapai kondisi yang sangat baik dengan kondisi
tutupan karang hidup mencapai 74 persen (Sta. 1). Namun demikian pada
stasiun lain justru tutupan karang hidupnya sangat rendah yakni sekitar 10-
karang mati ditutupi algae (Sta. 3) mencapai 40 persen serta pasir dan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 30/73
Secara umum komposisi substrat terdiri atas rubble,alga, sponge,
karang hidup dan karang mati serta biota lainnya. Dengan tipe terumbu
fringing reef (karang tepi), jenis karang yang terdapat pada pulau ini terdiri
atas coral massive, coral foliosa dan coral branching dengan beberapa
Porites. Komposisi biota asosiasi yang ditemukan dikawasan ini terdiri atas
algae, sponge dan lamun. Selain biota tersebut, ditemukan pula beberapa
jenis teripang dan kima sebagai biota konsumsi dan ekonomis. Kima
sendiri.
namun persentase karang mati akibat alga maupun rubble yang tinggi
pengamatan berlangsung.
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 74 0 1 1 13 0 4 7
P. 2 15 0 7 0 60 3 5 10
Kulambing 5 25 10
3 10 5 0 5 40
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 31/73
Habitat tutupan Karang Sta1. P. Kullombing Habitat tutupan Karang Sta.2 P. Kullombing
Kr.mati
Kr.mati algae algae
Rubble Kr.mati
7% Kr.mati 10% Kr.keras
13% 4%
Others 5% 15%
Pasir/lump
1%
ur
3%
Algae Algae
1%
Kr.keras 7%
Rubble
74% 60%
Kr.lunak
Kr.keras 5%
10% Algae
Kr.mati algae 5%
40% Rubble
5%
Pasir/lumpur
25%
Kr.mati
10%
namun kematian karang dari hari ke hari pun tinggi akibat kegiatan
Kullombing.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 32/73
Dari table11 di atas, nampak bahwa sedimentasi merupakan
dengan total 280 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal dari
yang berukuran sedang dan kecil serta teripang hijau Stichopus variegatus.
kandungan rata-rata TSS perairan ±38 ppm, kecerahan perairan rata-rata 2,5
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 33/73
3.7. Pulau Samatellu Lompo
yang berdekatan terletak di sisi timur laut pulau dimana banyak ditemui
Daerah karang di pulau ini tidak terlalu luas, dimana hal ini memberi
ditumbuhi oleh lamun dan alga dan sebagian berupa rubble (pecahan
karang). Hanya beberapa titik di sisi barat laut dimana masih bisa ditemukan
di sisi tenggara masih terdapat slope yang agak landai hingga kedalaman 12
m.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 34/73
3.7.2 Kondisi Karang
sangat bagus, ada pula yang rusak parah. Kondisi yang bagus mencapai 50
ditemukan karang hidup melainkan karang mati dan pecahan karang yang
relatif tinggi yakni mencapai 21 persen (Sta. 3). Karang mati ini merupakan
Biota lain yang ditemukan pada daerah ini adalah kima (Tridacnidae).
dijumpai baik di reef top maupun di reef edge. Hal ini kemungkinan akibat
pengambilan biota yang sangat intensif oleh nelayan. Genera karang yang
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 35/73
karang mati (DC) dan karang mati tertutup algae (DCA) masih dalam
kewajaran.
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 0 0 2 0 75 5 15 3
P. Samatellu 2 54 0 2 0 30 3 5 6
3 7 3 6 0 44 18 9 21
4 70 6 2 0 10 2 0 10
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Habitat tutupan karang Sta.1 P. Samatellu Habitat tutupan karang Sta.1 P. Samatellu
Kr.mati Kr.mati
algae algae
3% Algae Kr.mati 3% Algae
Kr.mati
15% 2% 15% 2%
Pasir/lump Pasir/lump
ur ur
5% Rubble 5% Rubble
75% 75%
Habitat tutupan karang Sta 3. P. Samatellu Habitat tutupan karang Sta. 4 P Samatellu
Kr.keras
6% Kr.mati
Kr.mati Kr.lunak Pasir/lumpur
algae
algae 3% 2%
10%
19% Rubble
Algae
10% Algae
Kr.mati 6%
2%
8% Kr.keras
Rubble Kr.lunak
70%
Pasir/lump 41% 6%
ur
17%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 36/73
Jumlah pecahan karang (rubble) yang mendominasi substrat tutupan
karang di Pulau Samatellu, karena Pulau Samatellu berada jauh dari daratan
genera, dengan total 856 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal
(105 ekor) dan Chromis (104 ekor). Untuk ikan ekonomis, sejumlah ikan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 37/73
lencam (Lutjanus dsn Monotaxis) memberi konstribusi kelimpahan yang
besar.
genera ikan ekonomis cukup banyak. Termasuk pula masih dijumpai 2 ekor
ikan Napoleon Cheilinus undulatus yang berukuran cukup besar dan 1 ekor
sejumlah 220 ekor dari 11 spesies rata-rata didapatkan pada setiap titik
pengamatan, terdiri atas 136 ekor kelompok ikan mayor yang didominasi
oleh ikan betok biru Pomacentrus pavo, 21 ekor kelompok ikan indikator
dimana jenis ikan Tangkur Aeoliscus strigatus terlihat agak banyak, serta 62
ekor kelompok ikan target yang diwakili oleh jenis ikan pedang
Hermirhamphus archipelagicus.
jumlah setiap titik pengamatan adalah 222 ekor dengan 44 spesies. Jumlah
ini terbagi atas 146 ekor untuk kelompok ikan mayor yang didominasi oleh
ikan sersan Abudefduf sordidus dan ikan serinding Apogon sp., 26 ekor
kelompok ikan indikator yang didominasi oleh ikan kakatua Scarus frenatus
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 38/73
ikan ekor kuning Caesio cuning, ikan betok cagak Chromis ternatensis dan
betok srindit C.viridis. Beberapa spesies yang juga melimpah adalah ikan
betok kepala ungu Chrysiptera rollandi, ikan lencam Lutjanus guttatus, dan
ikan khas Oxycheilinus celebicus. Adapun jenis ikan yang hanya sesekali
Beberapa jenis makro alga yang dikenali antara lain Padina dan
dijumpai, beberapa ekor kima Tridacna yang berukuran sedang dan kecil
2.5 persen. Kecepatan arus rata-rata 0,06 ± 0,017 m/det dengan arah
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 39/73
3.8. Pulau Bonto Sua
dengan arah timur hingga utara nampak sekali gusung gusungnya apalagi
bila kondisi air lagi surut. Penduduk Pulau Bontosua mayoritas nelayan.
tercatat pada Stasiun.2. Namun keadaan ini tidak seperti halnya pada
Substrat utama yang terdapat pada pulau ini terdiri atas pasir, rubble,
karang hidup dan karang mati serta biota lainnya. Dengan tipe terumbu reef
slope, jenis karang yang terdapat pada pulau ini bervariasi yang terdiri atas
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 40/73
berturut turut adalah : Acropora dan Fungia. Komposisi biota asosiasi yang
ditemukan dikawasan ini terdiri atas algae, sponge dan jumlah ikan yang
melimpah.
namun persentase karang mati tertutup alga maupun rubble yang tinggi
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 18 13 0 8 4 5 0 52
P. Bontosua 2 60 0 0 0 10 15 5 10
3 40 0 0 0 10 15 5 30
4 30 0 0 0 0 20 10 40
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Habitat Tutupan Karang Sta.1. P. BontoSua Habitat Tutupan Karang Sta.2. P Bontosua
Kr.mati
Kr.keras algae
18% Kr.mati 10%
5%
Kr.lunak Pasir/lumpur
13% 15%
Kr.mati
algae Kr.keras
Others Rubble
52% 60%
8% 10%
Rubble
Pasir/lumpur 4%
5%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 41/73
Habitat tutupan karang Sta. 3 P. BontoSua Habitat Tutupan Karang Sta.4 P. BontoSua
oleh pengaruh suhu yang terlalu ekstrim. Selain kegiatan pemboman yang
dilakukan oleh para nelayan, kerusakan karang juga sebagai akibat kegiatan
masyarakat diatas rataan terumbu karang. Hal ini dapat dilihat ketika air laut
sedang surut terendah, umumnya anak-anak dan ibu rumah tangga beramai-
ramai membongkar balik karang batu untuk mencari biota yang bernilai
ekonomis seperti teripang, gurita dan kerang yang dapat dijadikan bahan
konsumsi.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 42/73
3.8.3. Ikan karang
dengan total 303 ekor. Beberapa genera yang mendominasi berasal dari
yang berukuran sedang dan kecil serta teripang hijau Stichopus variegatus.
berkisar 290 C, dengan salinitas sekitar 30-31 %o. pH perairan 8,5 - 8,7,
m/det dengan arah umumnya ke utara, arus kuat terjadi di daerah selatan
mengarah ke timur.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 43/73
3.9. Pulau Pajenekkang
perairannya cukup landai yang terlihat di arah barat hingga utara sangat
namun karena tutupan karang mati tertutup alganya (45 %) lebih tinggi, maka
karang diwilayah ini termasuk kategori jelek. Luas tutupan karang hidup (20
%) lebih rendah dari pada karang mati yang ditutupi alga (45 %). Substrat
yang mendominasi pulau ini adalah rubble 20-35 persen, pasir 3 persen dan
karang mati 20-25 persen. Hampir tidak ditemukan karang lunak didaerah
ini, populasi alga rendah (2%) dan biota lainnya (3%). Biota lain yang
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 44/73
sebagai pengguna bahan peledak dalam aktivitas mereka sebagai nelayan.
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 20 0 2 3 30 0 0 45
P. 2 20 0 2 0 35 3 20 20
Pajenekkang 0 5 25
3 20 0 0 20 30
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Habitat tutupan karang Sta 1. P. Pajenekkang Habitat Tutupan Karang Sta 2 P. Pajenekkang
Kr.keras Kr.mati
20% algae Kr.keras
Algae 20% 20%
Kr.mati
algae 2%
Others Kr.mati Algae
45%
3% 20% 2%
Rubble Pasir/lumpur Rubble
30% 3% 35%
Kr.keras
Kr.mati 20%
algae
30% Rubble
20%
Pasir/lumpur
Kr.mati 5%
25%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 45/73
Kerusakan karang pada Pulau Pajenekkang umumnya disebabkan
dilakukan oleh para nelayan, kerusakan karang juga sebagai akibat kegiatan
masyarakat diatas rataan terumbu karang pada saat air laut sedang surut
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 46/73
bahar Antipathes. Jenis spons penting seperti Callyspongia, Leucetta,
yang berukuran sedang dan kecil serta teripang hijau Stichopus variegatus
dengan salinitas sekitar 30-31 %o. pH perairan 8,5 - 8,7, kecerahan perairan
rata-rata 8-9 %. Kecepatan arus rata-rata 0,06 ± 0,017 m/det dengan arah
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 47/73
3.10. Pulau Badi
berkurang. Hal ini diakibatkan oleh laju sedimentasi pasir karang yang lebih
dominan di daerah ini. Pada tiga sisi utara, barat dan selatannya,
(kecerahan) perairan yang tinggi, dan sirkulasi air yang cukup baik. Karang
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 48/73
keras didominasi oleh genera Acropora baik pada daerah tubir maupun
daerah slope
tercatat bahwa terumbu karang pada sisi selatan Pulau Badi relatif bagus,
tutupan karang di Pulau Badi dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini.
RRA, kondisi terumbu karang tergolong „sedang hingga baik‟, dengan nilai
biota lain seperti alga turut meningkatkan jumlah tutupan substrat yang diikuti
oleh karang mati tertutup algae (DCA) sebanyak 20-40 persen dan pecahan
substrat.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 49/73
Habitat Tutupan Karang Sta.1 P.Badi Habitat Tutupan Karang Sta.2 P.Badi
Kr.keras
Kr.keras 30%
Kr.mati algae 36%
Kr.mati algae
32%
40%
Kr.keras
Kr.mati algae 20%
20% Kr.mati algae
30%
Kr.keras Rubble
Kr.mati
40% 20%
10% Kr.mati
Pasir/lumpur 10% Pasir/lumpur
20% 20%
kerusakan karang yang dominan di pulau ini terjadi akibat keracunan cyanida
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 50/73
3.10.3. Ikan Karang
Adapun hasil pengamatan pada daerah reef edge diperoleh 305 ekor
kelompok ikan mayor terutama dari jenis ikan betok cagak Chromis
indikator yang didominasi ikan kakatua Scarus capistratoides dan 195 ekor
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 51/73
3.11. Pulau Kondongbali
melintasi daerah lamun yang agak sempit. Agak ke selatan hingga ke arah
barat merupakan hamparan pasir dan karang (reef flat) yang amat luas dan
dangkal dengan beberapa mini patch reef, menjadi daerah perangkap bagi
perahu bermesin pada keadaan air laut sedang surut. Menuju daerah tubir,
aluran sungai di darat. Hamparan yang sama juga terdapat di sisi utara
pulau, walau tidak seluas di selatan. Disisi ini lebih cenderung ditumbuhi oleh
lamun.
Tipe terumbu karang pada daerah ini adalah karang tepi (fringing
reef), pada daerah ini hidup berbagai jenis ikan karang dan algae.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 52/73
Beberapa algae yang hidup pada habitat ini diantaranya Padina, Turbinaria,
(massive).
mati tertutupi alga relatif sedikit mencapai 4-10 % dan rubble 20-24%.
Station HC SC A OT R S DC DCA
1 5 10 10 0 20 0 55 10
P. 2 15 10 0 0 20 0 50 5
KondongBali 0 0 23
3 47 2 0 24 4
Keterangan :
HC = Hard Coral / karang keras SC = Soft Coral / karang lunak
OT = Others / Biota lain R = Rubble/ pecahan karang
S = Sand / pasir DC = Died Coral/karang mati
A = Algae DCA = Dead Coral Algae / karang
mati tertutup algae
Gambar 20. Tutupan karang yang disebabkan oleh adanya pecahan karang
mati dan karang mati tertutup algae menunjukkan adanya proses perusakan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 53/73
Tutupan Habitat Sta. 1 P.Kondongbali Tutupan Habitat Sta. 2 P.Kondongbali
Kr.mati
Kr.mati algae Kr.keras algae Kr.keras
Kr.lunak Kr.lunak
9% 5% 15%
9% 5%
10%
Algae
9%
Kr.mati algae
Kr.mati 4%
23%
Kr.keras
47%
Rubble
Kr.lunak
24%
2%
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 54/73
Keterbukaan udara khusus terjadi pada sisi utara pulau, diama bila terjadi
surut terendah pada bulan purnama dan bulan baru / akhir bulan.
ikan target.
termasuk jenis ikan lele laut (Plotolus sp). Selanjutnya ikan kakatua
12 ekor berikutnya adalah ikan target jenis ikan ikan pakol (Acanthurus sp).
yang cukup luas. Pengamatan ikan karang pada zona ini terdapat ikan
sejumlah 241 ekor masuk dalam kelompok ikan mayor dimana cenderung
sedangkan 67 ekor dari kelompok ikan target didominasi oleh ikan ekor
kuning Caesio cuning beserta C. Lunaris. Disamping itu beberapa ekor ikan
target lainnya yang dijumpai dalam jumlah besar adalah ikan lencam bergaris
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 55/73
Pengamatan pada stasiun 3 terhitung sekitar 62 spesies ikan yang
dijumpai. Spesies ikan yang didapatkan melimpah seperti biasa adalah ikan
betok cagak Chromis ternatensis dan betok srindit C. Viridis , disamping jenis
ikan yang masih satu family dengan ikan kerapu yaitu Anthias sp dan
selain ikan pakol garis Acanthurus lineatus yang bergerombol disisi barat
hanya sampai 5 m saja dan kedalaman ini cenderung tetap hingga menjauh
Xenia dan Caulerpa. Biota lainnya seperti spons Aplysinella, akar bahar
kandungan rata-rata TSS perairan ±38 ppm jauh lebih rendah dibanding
mengarah ke timur.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 56/73
3.12. Rangkuman Kondisi Terumbu Karang
dalam kondisi rusak parah, hanya 6 titik (20%) dalam kondisi sedang dan 7
titik (20 %) dalam kondisi baik, sebaliknya tidak terdapat terumbu karang
tawar dari sungai untuk daerah terdekat dengan daratan utama. Sedangkan
karang pada daerah yang jauh dari daratan uatam terutama pada zona 2
75
50
25
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 57/73
BAB IV.
KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
4.1. KESIMPULAN
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 58/73
4.2. SARAN
pengambilan abalone).
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 59/73
4.3. REKOMENDASI
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 60/73
REFERENSI
English, S., Wilkinson, C., and Baker, V. 1994. Survey Manual for Tropical
Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. Townsville.
Jompa, J., Husain, A. A., Moka, W. dan Yliantri, A.R. , 2004. Potensi
Ekosistem Terumbu Karang di Sulawesi Selatan. Makalah dalam
Seminar Perhimpunan Biologi Indonesia. Makassar.
Moll, H,. 1983. Zonation and Diversity of Reefs off S.W. Sulawesi, Indonesia.
Thesis Univ. Leiden.
Rauf, A., Yusuf, K. dan Ihsan, 2003. Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh
Dalam Pemantauan Tingkat Kerusakan Terumbu Karang Di
Kepulauan Sangkarang, Sulawesi Selatan. Laporan Akhir Penelitian
Dasar. Fakultas Perikanan dan Kelautan.
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 61/73
Lampiran 1. Jadwal kegiatan penelitian
1 Persiapan X
2 Survey pendahuluan X
8. Seminar X
10 Perbaikan laporan X
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 62/73
Lampiran 2. Data hasil survei lapangan
Kerusakan Terumbu
ULANGAN
Karang
LOKASI KOORDINAT Kr. hidup Rubble Kr.mati DCA
Nilai
SISI Penyebab
relatif
Pulau Saugi 1 04 46 80.5 // 119 27 31.8 sedimentasi 4 50 5 5 20
2 sedimentasi 4 0 60 0 10
3 04 46 15.6 // 119 24 33.6 sedimentasi 4 74 4 4 10
Pulau Satando 1 04 46 17.5 // 119 25 20.8 sedimentasi 4 10 0 0 25
04 46 36.4 // 119 25
2 40.11 sedimentasi 4 10 5 0 25
3 04 47 08.5 // 119 25 22.6 sedimentasi 4 30 0 0 15
4 04 47 17.9 // 119 26 39.4 sedimentasi 4 59 0 0 20
Pulau Kullombing 1 04 47 36.4 // 119 25 50.6 sedimentasi 4 74 13 4 7
2 04 47 25.2 // 119 25 32.5 sedimentasi 4 15 60 5 10
10 5 10 40
3 04 47 05.2 // 119 25 28.3 sedimentasi 4 40 10 30 15
Pulau
Pamanggangang 1 04 41 21.2 // 119 07 13.7 cyanida 4 15 10 40 5
peledakan 2
2 04 41 04.4 // 119 07 18.3 cyanida 4 18 6 7 57
peledakan 3 25 20 30 5
keterbukaan
udara 1
3 04 01 08.9 // 119 07 06.5 cyanida 4 15 15 45 25
peledakan 3
Pulau Kondongbali 1 04 42 58.2 // 119 03 54.5 cyanida 3 5 20 55 10
peledakan 4
2 04 42 23.5 // 119 04 12.4 cyanida 3 15 20 50 5
peledakan 4
3 04 42 36.3 // 119 03 35.0 cyanida 3 47 24 23 4
peledakan 3
sinar matahari 4
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 63/73
Lampiran 2. ………. lanjutan
Pulau Sanane 1 04 57 03.1 // 119 20 25.4 peledakan 4 10 30 15 25
30 0 30 20
2 04 56 54.2 // 119 20 13.8 peledakan 4 20 30 10 10
3 04 56 34.0 // 119 20 22.4 peledakan 4 5 21 8 56
20 15 10 30
Pulau Sonatellu 1 04 42 06.2 // 119 19 37.9 peledakan 4 0 75 15 3
cyanida 2
jangkar 2
2 04 42 09.8 // 119 19 47.5 peledakan 3 54 30 5 6
jangkar 2
3 04 42 03.4 // 119 19 40.3 peledakan 4 7 44 9 21
4 04 42 04.1 // 119 19 42.8 peledakan 1 70 10 0 10
Pulau Bonto sua 1 04 55 23.2 // 119 18 58.3 peledakan 2 18 4 0 52
cyanida 3 60 10 5 10
2 04 55 23.0 // 119 18 58.0 peledakan 2 40 10 5 30
cyanida 2
3 04 55 16.2 // 119 19 02.0 cyanida 2 30 0 10 40
keterbukaan
udara 2
Pulau Pajenekkang 1 04 57 52.6 // 119 19 24.8 peledakan 3 20 30 0 45
cyanida 3
2 04 58 08.2 // 119 19 20.1 peledakan 2 20 35 20 20
cyanida 2 11 9 26 38
3 04 58 12.4 // 119 19 19.5 peledakan 2 20 20 25 30
cyanida 2
Pulau Badi 1 04 58 01.3 // 119 16 54.3 cyanida 2 43 19 4 38
30 10 20 40
2 04 58 02.1 // 119 16 55.4 cyanida 2 40 10 10 20
jaring 2
3 04 58 02.1 // 119 16 55.4 cyanida 2 20 20 10 30
jangkar 2
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 64/73
Lampiran 3. Kondisi oseanografi perairan Kep. Spermonde 2006
ULANGAN
LOKASI KOORDINAT Tipe terumbu Suhu Salinitas Kecerahan
SISI
Pulau Saugi 1 04 46 80.5 // 119 27 31.8 fringing reef 28 35 2
2 fringing reef 28 35 2
3 04 46 15.6 // 119 24 33.6 fringing reef 28 35 2
Pulau Satando 1 04 46 17.5 // 119 25 20.8 fringing reef 29 35 2
2 04 46 36.4 // 119 25 40.11 fringing reef 29 35 2
3 04 47 08.5 // 119 25 22.6 fringing reef 29 35 2
4 04 47 17.9 // 119 26 39.4 fringing reef 28 35 2
Pulau
Pamanggangang 1 04 41 21.2 // 119 07 13.7 fringing reef 29 35 4
2 04 41 04.4 // 119 07 18.3 fringing reef 29 35 7
3 04 01 08.9 // 119 07 06.5 fringing reef 29 35 7
Pulau Kondongbali 1 04 42 58.2 // 119 03 54.5 fringing reef 29 35 12
2 04 42 23.5 // 119 04 12.4 fringing reef 29 35 12
3 04 42 36.3 // 119 03 35.0 fringing reef 29 35 10
Pulau Sanane 1 04 57 03.1 // 119 20 25.4 reef crest 29 30 8
reef slope
2 04 56 54.2 // 119 20 13.8 reef crest 29 29 8
3 04 56 34.0 // 119 20 22.4 reef crest 29 30 9
Pulau Kullombing 1 04 47 36.4 // 119 25 50.6 fringing reef 29 35 7
2 04 47 25.2 // 119 25 32.5 fringing reef 29 35 9
3 04 47 05.2 // 119 25 28.3 fringing reef 29 35 9
Pulau Samatellu 1 04 42 06.2 // 119 19 37.9 fringing reef 29 35 9
2 04 42 09.8 // 119 19 47.5 fringing reef 29 35 10
3 04 42 03.4 // 119 19 40.3 fringing reef 29 35 8
4 04 42 04.1 // 119 19 42.8 fringing reef 29 35 7
Pulau Bonto sua 1 04 55 23.2 // 119 18 58.3 reef crest 29 31 8
reef slope 29
2 04 55 23.0 // 119 18 58.0 reef slope 29 30 9
3 04 55 16.2 // 119 19 02.0 reef crest 29
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 65/73
Lampiran 3. ……………lanjutan
ULANGAN
LOKASI KOORDINAT Tipe terumbu Suhu Salinitas Kecerahan
SISI
Pulau Pajenekkang 1 04 57 52.6 // 119 19 24.8 reef crest 29 30 7
2 04 58 08.2 // 119 19 20.1 reef crest 29 30 8
reef slope 29
3 04 58 12.4 // 119 19 19.5 reef crest 29 30 8
reef slope
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 66/73
Lampiran 4. Kelimpahan organisme lain (asosiasi terumbu karang)
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 67/73
Lampiran 4. ……….Lanjutan
ULANGAN Kelimpahan Biota asosiasi
LOKASI SISI KOORDINAT Taxa dominan Biota Nilai relatif
2 04 56 54.2 // 119 20 13.8 coral branching algae 3
sponge 2
kelimpahan ikan 2
3 04 56 34.0 // 119 20 22.4 coral branching algae 3
brain coral sponge 3
kelimpahan ikan 2
Pulau Kullombing 1 04 47 36.4 // 119 25 50.6 coral massive algae 1
sponge 1
lamun 1
2 04 47 25.2 // 119 25 32.5 coral massive algae 1
coral branching sponge 1
lamun 1
3 04 47 05.2 // 119 25 28.3 coral massive algae 1
coral branching sponge 1
lamun 1
Pulau Sonatellu 1 04 42 06.2 // 119 19 37.9 coral branching algae 1
2 04 42 09.8 // 119 19 47.5 coral massive algae 1
coral branching
3 04 42 03.4 // 119 19 40.3 coral branching algae 2
coral massive
4 04 42 04.1 // 119 19 42.8 coral massive algae 1
coral tabulate
coral foliose
coral fungia
Pulau Bonto sua 1 04 55 23.2 // 119 18 58.3 coral branching algae 4
coral fungia kelimpahan ikan 3
2 04 55 23.0 // 119 18 58.0 acropora kelimpahan ikan 3
3 04 55 16.2 // 119 19 02.0 coral incrusting kelimpahan ikan 2
acropora
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 68/73
Lampiran 4. ………… lanjutan
ULANGAN Kelimpahan Biota asosiasi
LOKASI SISI KOORDINAT Taxa dominan Biota Nilai relatif
Pulau Pajenekkang 1 04 57 52.6 // 119 19 24.8 coral branching algae 2
coral incrusting sponge 2
coral tabulate kelimpahan ikan 2
2 04 58 08.2 // 119 19 20.1 coral branching algae 2
coral incrusting kelimpahan ikan 1
coral foliose
3 04 58 12.4 // 119 19 19.5 coral branching algae 1
coral incrusting sponge 1
coral foliose kelimpahan ikan 2
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 69/73
Lampiran 5. Foto Kegiatan di lapangan
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 70/73
Lampiran 6. Foto karang pada zona pinggir dipengaruhi oleh sedimentasi
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 71/73
Lapiran 7. Foto karang pada zona 2 dan 3 (zona dalam dan tengah)
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 72/73
Lapiran 8. Foto karang pada zona 4 (zona luar)
CV. Pesisir Lestari Sejahtera “Penelitian dan Monitring Lokal Aspek Ekologi” halaman 73/73