SOP PERSALINAN - Merged
SOP PERSALINAN - Merged
SOP PERSALINAN - Merged
No.
: 440/126 /SOP/PPN
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/8
UPTD
PUSKESMAS Yana Supiana
TAKTAKAN NIP. 19700926 199103 1 006
2/8
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu untuk dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
f. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah pantat ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
3/8
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan potong diantara dua klem tersebut.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, pantat, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya.
25. Lakukan penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap – megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir)
26. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk / kain kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik golongan uterotonika agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntik oksitosin 10 unit IM (intra
muskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira –
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)
dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
1) Dengan satu tangan, pegan tali pusat yang telah dijepit (lindungi
4/8
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
2) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
3) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso –
kranial) secara hati – hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga melakukan stimulasi puting susu.
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso – kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso – kranial).
1) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
2) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit Penegangan Tali Pusat
Terkendali (PTT) :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
5/8
telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari – jari
tangan atau klem steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan pijat ringan
uterus. Letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan pijat ringan
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus
tidak berkontraksi setelah 15 detik pijat ringan.
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan
yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
a. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu bisa
disusukan.
b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
a. Lakukan obsevasi 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama paska
persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
6/8
c. Observasi setiap 20 – 30 menit pada jam kedua paska persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang
sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan pijat ringan uterus dan menilai
kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah lakukan heating bila
terjadi robekan perineum.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua paska persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali
setiap jam selama 2 jam pertama paska persalinan dan melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40 – 60 kali / menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah medis.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air bersih. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan Kala IV.
7/8
6. Diagram Alir
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
(jika ada indikasi)
Diagnosa
7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Administrasi
2. UPO
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Partograf
3. Buku register persalinan
4. Kohort ibu Kohort bayi
10. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan
8/8
PEMERINTAH KOTA SERANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
Jln. Raya Takari KM 05 Taktakan Kota Serang 42162 Telp. (0254) 8491123
E-mail : [email protected]
DAFTAR TILIK
SOP PERSALINAN NORMAL
TIDAK TIDAK
NO KEGIATAN LENGKAP DILAKSANAKAN
LENGKAP
Apakah Petugas memberikan penjelasan
tentang hasil pemeriksaan dan siapkan
mental ibu dan suami serta keluarga untuk
10/8
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman) ?
11/8
lanjutkan proses kelahiran bayi ?
12/8
Apakah petugas mengeringkan bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa
26
membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk / kain kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu ?
13/8
Apakah petugas memindahkan klem pada
14/8
klem steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal ?
15/8
Apakah petugas melanjutkan pemantauan
16/8
Apakah petugas memastikan ibu merasa
nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
54
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkan ?
CR: ……….%
(……………………………)
17/8
PEMULANGAN PASIEN PASCA
BERSALIN
No.
: 440/144/SOP/PKM
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2
7. Hal-hal yang perlu Melakukan pemeriksaan sesuai standar yang telah di tetapkan
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rekam Medis
2. SOAP
3. Buku KIA
9. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan
2/2
PEMERIKSAAN DALAM (VT)
5. Prosedur/ 1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu
Langkah-Langkah untuk berkemih dan mencuci area genetalia dengan sabun dan air.
2. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama
pemeriksaan.
3. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan, Tutupi
badan ibu dengan selimut, Minta ibu berbaring terlentang dengan
lutut ditekuk dan paha membentang.
4. Gunakan sarung tangan DTT saat untuk melakukan pemeriksaan.
5. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air
DTT. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi feses.
6. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau
massa termasuk kondiloma, varikositas vulva atau rektum atau
luka parut diperinium.
7. Nilai vagina, luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat
robekan perinium atau tindakan episiotomi sebelumnya. Nilai
cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan
pervaginam atau mekonium.
8. Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan
dalam.
9. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus menggunakan tangan kiri
(jari manis dan ibu jari). Masukkan (hati-hati) jari telunjuk yang di
ikuti oleh jari tengah.
10. Petugas melakukan penilaian : pembukaan,penipisan, apakah
teraba bagian terkecil,presentasi janin,penurunan bagian bawah
janin,dan posisi bagian terbawah janin.
11. Jika pembukaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan
celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi,
lepaskan kedua sarung tangan dengan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
12. Cuci kedua tangan dan keringkan.
13. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman.
14. Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
6. Diagram Alir
Cuci tangan dan minta ibu untuk berkemih
dan mencuci area genetalia
3/3
IDENTIFIKASI PADA IBU
BERSALIN
No.
: 440/154/SOP/PPN
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
H. Yana Supiana
PUSKESMAS
NIP.19700926 199103 1 006
TAKTAKAN
1. Pengertian Proses identifikasi pada ibu yang mau bersalin di puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan kebenaran identitas pada semua ibu
yang akan bersalin di puskesmas dan selama mendapatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Taktakan dan memastikan ketetapan terapiataun
tindakan terhadap ibu dan bayi tersebut.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/044/KAPUS/I/2024
Tentang SK Pelayanan Klinis tentang Pengkajian, Rencana Asuhan,
Pemberian Asuhan dan Pendidikan Pasien/ Keluarga di UPTD Puskesmas
Taktakan.
4. Referensi Buku Acuan Persalinan Normal Departemen Kesehatan RI, Jakarta , 2008
Perkenalkan
Ucapkan Salam
Diri
Verifikasi
gelang Identitas
SOP No.Revisi : 01
Halaman :1/2
UPT PUSKESMAS H. Yana Supiana
TAKTAKAN NIP.19700926 199103 1 006
2/2
MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI
:800/…../UKM/PK
No. Dokumen
M-TAK/2022
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS H. Yana Supiana
NIP.19700926 199103 1 006
TAKTAKAN
1. Pengertian Mengukur Tinggi Fundus uteri adalah Mengukur jarak antara tepi atas
simfisis pubis dan puncak fundus uteri pada ibu hamil
2. Tujuan Pengukuran Tinggi fundus uteri digunakan untuk mengetahui perkiraan
umur kehamilan yang disesuaikan dengan tanggal haid terakhir serta menentukan
taksiran berat badan janin.
3. Kebijakan Sebagai Pedoman petugas dalam mengukur TFU pada ibu hamil.
1/2
Petugas cuci tangan Petugas
Petugas memberitahu
melakukan pencatatan
hasil pemeriksaan
kepada ibu
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan
2/2
MENGHITUNG DENYUT JANTUNG
JANIN
:
No.Dokumen 067/…../UKM/PKM-
TAK/2022
SOP No.Revisi : 01
Halaman :1/4
UPT PUSKESMAS Hj. Rosidah
TAKTAKAN NIP.197107211992032008
1. Pengertian - Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di dalam kandungan
sang ibu.
- Linex adalah alat yang digunakan untuk mengetahui detak jantung janin (DJJ).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan menggunakan doppler dan linex di
unit KIA
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor 800/…../UKM/PKM-TAK/2022 tentang
Pelayanan Klinis
- Ilmu kebidanan dan KB untuk pendidikan bidan (Manuaba 1998)
4. Referensi
- Buku petunjuk penggunaan Doppler
5. Prosedur/ Doppler
langkah-
1. Petugas mempersiapkan alat:
langkah
- Doppler
- Jelly
- Tissue
2. Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur;
3. Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan palpasi pada perut
ibu;
4. Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau punggung kiri;
5. Petugas mengoleskan jelly pada perut ibu sesuai dengan letak yang telah
ditentukan;
6. Petugas menekan on pada doppler;
7. Petugas memastikan yang terdengar bunyi jantung bayi;
8. Petugas melihat jumlah angka denyut jantung bayi yang tertera pada monitor
sampai angka tidak berubah;
9. Petugas menekan off pada doppler;
10. Petugas membersihkan bekas jelly dengan tissue;
11. Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi pada kartu ibu dan buku KIA.
1/4
Linex
1. Petugas mempersiapkan alat :
- Linex
- Jam
2. Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur;
3. Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan palpasi pada perut
ibu;
4. Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau punggung kiri;
5. Petugas menempelkan linex di perut ibu;
6. Petugas menghitung denyut jantung bayi dalam waktu satu menit;
7. Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi pada kartu ibu dan buku KIA.
2/4
Petugas membersihkan bekas jelly dengan tissue
Linex
3/4
10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan
4/4
ALUR PROSES PELAYANAN
RUANG BERSALIN
No. Dokumen :
No. Revisi : 01
Tanggal
SOP : 22 MEI 2023
Terbit
Halaman : 1/1
1.Pengertian Pelayanan rawat bersalin dimulai dari penaftaran pasien dirawat dan sampai
pasien pulang termasuk pelayanan perawatan bayi normal dan layanan rujukan
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan rawat inap di Ruang Bersalin mulai dari pasien
datang, perawatan sampai dengan pasien pulang di ruang bersalin Puskesmas
Pasir Jaya
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas nomor 800/…../UKM/PKM-TAK/2023
tentang ……………….
4. Referensi Buku Pedoman APN
5. Prosedur 1. Alat :
a. Tensi Meter
b. Timbangan
c. Dopler
2. Bahan :
a. tidak ada
6. Langkah – 1. Petugas meminta keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran ke loket untuk
tujuan unit ruang bersalin
Langkah
2. Petugas melakukan pemerikasaan pada pasien :
a. Anamnesa Pasien
b. Melakukan Pemeriksaan Fisik
c. Melakukan Pemeriksaan Kebidanan
d. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
3. Petugas Menegakan Diagnosa dan Rencana Tindakan selanjutnya
4. Petugas Melakukan Observasi kepada pasien
5. Petugas melakukan rujukan bila pasien harus dilakukan rujukan
a. Pasien diantar menggunakan Ambulance
b. Pasien berangkat sendiri menggunakan mobil pribadi atau tanpa ambulance
6. petugas melakukan perawatan pada pasien rawat inap
7. petugas melakukan pemulangan pasien bila pasien dipastikan dalam kondisi
Baik pasien sudah dirawat 48 jam
8. Petugas meminta keluarga pasien untuk melakukan pembayaran jika pasien
umum, jika pasien memiliki BPJS atau KTP Kab Tangerang petugas meminta
pasien melengkapi syarat berkas fotocopy untuk BPJS dan KTP
9. Petugas mempersilahkan pasien pulang dengan membawakan surat keterangan
lahir, suratizin pulang dan surat kontrol
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI IBU HAMIL
Bekerjasama dengan
petugas pengelola obat
mendistribusikan tablet
tambah darah ke bidan
desa sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan.
Melaporkan hasil
distribusi dan
Mencatat hasil distribusi
pemberian tablet
tablet Fe bersama bidan
Fe setiap bulan
berikut dengan desa setiap bulan.
stok/sisa ke dinas
kesehatan setiap
tanggal 5 bulan
berikutnya.
7. Hal-Hal yang Perlu Memperhatikan ketersediaan Tablet Fe dan data jumlah ibu hamil
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Bidan Desa
2. Petugas Pengelola Obat
9. Dokumen Terkait Formulir Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)
2/2
DEKONTAMINASI LINEN
No.
: 440/101/SOP/PKM
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Yana Supiana
PUSKESMAS
NIP. 19700926 199103 1 006
TAKTAKAN
1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen bersama spora pada
linen.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi bidan di unit Kamar bersalin supaya kualitas linen terjamin
dan dalam kondisi steril.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/ 002/ KAPUS/ I/ 2024 Tentang
Jenis-Jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Taktakan
4. Referensi Depkes RI,Modul Pelatihan APN, 2007
5. Prosedur/ 1. Petugas memakai sarung tangan dan APD ( alat pelindung diri ), lihat sop pakai
Langkah- sarung tangan
Langkah 2. Petugas memisahkan linen yang infeksius dan non infeksius
3. Dimasukkan ke dalam kantung plastic sesuai jenisnya dan diberi label
4. Llinen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
5. Membawa linen dengan kantong plastic tertutup.
6. Memilih linen mana yang terkena darah harus rendam klorin 0,5 % selama 10
menit,dan yang hanya dicuci seperti biasa dengan mesin cuci.
7. Petugas membinatu linen meliputi :
8. Mencuci linen menggunakan mesin cuci.
9. Menyetrika linen
10. Melipat linen.
11. Petugas menyimpan linen dalam lemari dan mendistribusikan ke seluruh unit.
6. Diagram Alir
Mulai
Selesai
7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Rawat inap
2. UGD
3. KIA
4. Laboratorium
5. UPU
6. Apotek
7. UKB
9. Dokumen Buku daftar linen
Terkait
10. Rekaman
Historis NO Yang Isi Tanggal mulai di
Perubahan Dirubah Perubahan berlakukan
1
2
3
PEMERINTAH KOTA SERANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
Jln. Raya Takari KM 05 Taktakan Kota Serang 42162 Telp. (0254) 8491123
E-mail : [email protected]
DAFTAR TILIK
SOP DEKONTAMINASI LINEN
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Apakah petugas memakai sarung tangan dan APD ( alat
pelindung diri ), lihat sop pakai sarung tangan?Memilih linen
mana yang terkena darah harus rendam klorin 0,5 % selama 10
menit,dan yang hanya dicuci seperti biasa dengan mesin cuci.
•
2 Apakah Petugas memisahkan linen yang infeksius dan non
infeksius?
2 Apakah Llinen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
3 Apakah Membawa linen dengan kantong plastic tertutup?
4 1) Apakah petugas menyimpan linen dalam lemari dan
mendistribusikan ke seluruh unit.
CR: ……….%
(……………………………)
OBSERVASI PASIEN
:
No. Dokumen 440/138/SOP/
PKM
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 02 Januari 2024
Halaman : 1/2
1/1
9. Evaluasi SOP
10. Rekaman Histori Perubahan
1/2
OBSERVASI PASIEN
No. Dokumen :
440/138/SOP/PKM
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tanggal Terbit : 02
Januari 2024
Halaman : 1/1
Tanda Tangan Kepala FKTP Yana Supiana
UPT PUSKESMAS NIP.19700926 199103 1 006
BANTEN GIRANG
Unit : ----------------------------------------------------------------------------
Nama Petugas : ----------------------------------------------------------------------------
Tanggal Pelaksanaan : ----------------------------------------------------------------------------
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Apakah Petugas menyiapkan lembar observasi dan peralatan
(termometer axilla digital, jam tangan) ?
2 Apakah Petugas Melakukan tindakan mengukur suhu axilla,
menghitung RR(Respiratori Rate), menghitung HR (Heat Rate),
setiap 3 jam dan di catat di lembar observasi?
3 Apakah Petugas menencatatan pada rekam medis?
Jumlah
Compliance Rate (CR) = Ya x 100% / (Ya + Tidak) =.............%
Serang, 02 Januari 2024
Pelaksana / Auditor
NIP.