SOP PERSALINAN - Merged

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 42

PERSALINAN NORMAL

No.
: 440/126 /SOP/PPN
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/8
UPTD
PUSKESMAS Yana Supiana
TAKTAKAN NIP. 19700926 199103 1 006

1. Pengertian Persalinan normal merupakan serangkaian proses dimana bayi, plasenta


dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu setelah usia kehamilan 37
minggu tanpa disertai adanya penyulit.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi bidan Unit Kamar Bersalin dalam menangani
persalinan normal sehingga persalinan dapat berlangsung secara aman
sesuai dengan standart Asuhan Persalinan Normal (APN).
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/ 002/ KAPUS/ I/ 2024
Tentang Jenis-Jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Taktakan
4. Referensi Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal ,Jakarta : JNPK-KR, 2007
5. Prosedur/ 1. Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan dan siapkan mental ibu
Langkah- dan suami serta keluarga untuk memberikan dukungan positif kepada
Langkah ibu selama persalinan dan identifikasi pasien. Mendengar dan melihat
adanya tanda persalinan Kala Dua, yaitu :
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan esensial
untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk asfiksia, gunakan tempat datar dan keras, 2 kain
dan 1 handuk bersih dan kering dan nyalakan infant warmer.
a. Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
b. Menyiapkan uterotonika 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan steril pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada
alat suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati – hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT).
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin 0,5% dan lanjutkan ke langkah 5.9.
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila
selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160
kali/menit).
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b. Mendokumentasikan hasil – hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
11. Beritahukan ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan Pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada.
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka

2/8
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu untuk dapat meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
f. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah pantat ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu
untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.

3/8
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan potong diantara dua klem tersebut.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, pantat, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing mata
kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya.
25. Lakukan penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap – megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir)

26. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk / kain kering. Biarkan bayi di atas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik golongan uterotonika agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntik oksitosin 10 unit IM (intra
muskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira –
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)
dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
1) Dengan satu tangan, pegan tali pusat yang telah dijepit (lindungi

4/8
perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
2) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
3) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
35. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso –
kranial) secara hati – hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga melakukan stimulasi puting susu.
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso – kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso – kranial).
1) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
2) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit Penegangan Tali Pusat
Terkendali (PTT) :
a. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

5/8
telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari – jari
tangan atau klem steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan pijat ringan
uterus. Letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan pijat ringan
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus
tidak berkontraksi setelah 15 detik pijat ringan.
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan
yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung
sekitar 10 – 15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah
berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
a. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu bisa
disusukan.
b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil
menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil
menyusu.
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
a. Lakukan obsevasi 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama paska
persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.

6/8
c. Observasi setiap 20 – 30 menit pada jam kedua paska persalinan.
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang
sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu / keluarga cara melakukan pijat ringan uterus dan menilai
kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah lakukan heating bila
terjadi robekan perineum.
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua paska persalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali
setiap jam selama 2 jam pertama paska persalinan dan melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40 – 60 kali / menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah medis.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air bersih. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit.
57. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital
dan asuhan Kala IV.

7/8
6. Diagram Alir

Kartu status, buku


Anamnesa pasien
laporan, buku KIA

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Laboratorium
(jika ada indikasi)

Diagnosa

Tindakan APN 58 langkah

Terapi obat (konsul Kartu status, buku


dokter) register, buku KIA

7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Administrasi
2. UPO
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Partograf
3. Buku register persalinan
4. Kohort ibu Kohort bayi
10. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

8/8
PEMERINTAH KOTA SERANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
Jln. Raya Takari KM 05 Taktakan Kota Serang 42162 Telp. (0254) 8491123
E-mail : [email protected]

DAFTAR TILIK
SOP PERSALINAN NORMAL

TIDAK TIDAK
NO KEGIATAN LENGKAP DILAKSANAKAN
LENGKAP
Apakah Petugas memberikan penjelasan
tentang hasil pemeriksaan dan siapkan
mental ibu dan suami serta keluarga untuk

1 memberikan dukungan positif kepada ibu


selama persalinan dan identifikasi pasien.
Mendengar dan melihat adanya tanda
persalinan Kala Dua ?

Apakah Petugas memastikan kelengkapan


peralatan, bahan dan obat – obatan
esensial untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi
2
baru lahir. Untuk asfiksia, gunakan tempat
datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
bersih dan kering dan nyalakan infant
warmer ?

Apakah petugas memakai celemek plastik


3
saat menolong persalinan?

Apakah petugas Melepaskan dan


menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih
4
mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering ?

Apakah petugas memakai sarung tangan

5 steril pada tangan yang akan digunakan


untuk periksa dalam?

Apakah petugas Masukkan oksitosin ke


6
dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan steril, pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
?

Apakah petugas Membersihkan vulva dan


perineum, menyekanya dengan hati – hati
dari depan ke belakang dengan
7
menggunakan kapas atau kasa yang
dibasahi air Dekontaminasi Tingkat Tinggi
(DTT) ?

Apakah petugas melakukan periksa dalam


untuk memastikan pembukaan lengkap.

8 Bila selaput ketuban belum pecah dan


pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi ?

Apakah petugas mendekontaminasi sarung


tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% kemudian
9
lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan

Apakah petugas memeriksa denyut jantung


janin (DJJ) setelah kontraksi / saat

10 relaksasi uterus untuk memastikan bahwa


DJJ dalam batas normal (120 – 160
kali/menit) ?

Apakah petugas memberitahukan ibu dan


keluarga bahwa pembukaan sudah

11 lengkap dan keadaan janin baik dan bantu


ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
dan sesuai dengan keinginannya ?

Apakah petugas Minta keluarga membantu


12 menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang

10/8
kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman) ?

Apakah petugas melaksanakan bimbingan

13 meneran pada saat ibu merasa ada


dorongan kuat untuk meneran ?

Apakah petugas menganjurkan ibu untuk


berjalan, berjongkok, atau mengambil

14 posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa


ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit ?

Apakah petugas meletakkan handuk bersih


(untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
15
kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm ?

Apakah petugas meletakkan kain bersih

16 yang dilipat 1/3 bagian dibawah pantat ibu


?

Apakah petugas membuka tutup partus set

17 dan perhatikan kembali kelengkapan alat


dan bahan ?

Apakah petugas memakai sarung tangan


18
steril pada kedua tangan ?

Apakah petugas Setelah tampak kepala


bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih

19 dan kering. Tangan yang lain menahan


kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran perlahan atau bernafas
cepat dan dangkal ?

Apakah petugas memeriksa kemungkinan


20 adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera

11/8
lanjutkan proses kelahiran bayi ?

Apakah petugas menunggu kepala bayi

21 melakukan putaran paksi luar secara


spontan ?

Apakah petugas Setelah kepala melakukan


putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan ibu untuk meneran
saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
22
kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul dibawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan ke arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang ?

Apakah petugas Setelah kedua bahu lahir,


geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
23
sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas ?

Apakah petugas Setelah tubuh dan lengan


lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, pantat, tungkai dan kaki.

24 Pegang kedua mata kaki (masukkan


telunjuk diantara kaki dan pegang masing –
masing mata kaki dengan ibu jari dan jari –
jari lainnya ?

Apakah petugas melakukan penilaian


(selintas) ?

1) Apakah bayi menangis kuat dan/atau


bernapas tanpa kesulitan?
25 2) Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak
bernafas atau megap – megap lakukan
langkah resusitasi (lanjut ke langkah
resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)

12/8
Apakah petugas mengeringkan bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa
26
membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk / kain kering.
Biarkan bayi di atas perut ibu ?

Apakah petugas memeriksa kembali uterus

27 untuk memastikan tidak ada lagi bayi


dalam uterus (hamil tunggal) ?

Apakah petugas memberitahu ibu bahwa ia

28 akan disuntik golongan uterotonika agar


uterus berkontraksi baik ?

Apakah petugas Dalam waktu 1 menit


setelah bayi lahir, suntik oksitosin 10 unit

29 IM (intra muskuler) di 1/3 paha atas bagian


distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin) ?

Apakah petugas Setelah 2 menit pasca


persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira
– kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi
30
tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama ?

Apakah petugas memotong dan mengikat


31
tali pusat ?

Apakah petugas meletakkan bayi


tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada / perut
32
ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting payudara ibu ?

Apakah petugas menyelimuti ibu dan bayi

33 dengan kain hangat dan pasang topi di


kepala bayi ?

13/8
Apakah petugas memindahkan klem pada

34 tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari


vulva ?

Apakah petugas meletakkan satu tangan


diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
35
simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat ?

Apakah petugas Setelah uterus


berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong
uterus ke arah belakang – atas (dorso –
kranial) secara hati – hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir

36 setelah 30 – 40 detik, hentikan


penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas. Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga melakukan stimulasi
puting susu ?

Apakah petugas melakukan penegangan


dan dorongan dorso – kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran

37 sambil penolong menarik tali pusat dengan


arah sejajar lantai dan kemudian ke arah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso – kranial) ?

Apakah petugas Saat plasenta muncul di


introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian
38 lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan. Jika selaput
ketuban robek, pakai sarung tangan steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari – jari tangan atau

14/8
klem steril untuk mengeluarkan bagian
selaput yang tertinggal ?

Apakah petugas Segera setelah plasenta


dan selaput ketuban lahir, lakukan pijat
ringan uterus. Letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan pijat ringan dengan

39 gerakan melingkar dengan lembut hingga


uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan jika
uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
pijat ringan ?

Apakah petugas memeriksa kedua sisi


plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan

40 pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.


Masukkan plasenta ke dalam kantung
plastik atau tempat khusus ?

Apakah petugas mengevaluasi


kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
41
menyebabkan perdarahan. Bila ada
robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif, segera lakukan penjahitan ?

Apakah petugas memastikan uterus

42 berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam ?

Apakah petugas membiarkan bayi tetap

43 melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu


paling sedikit 1 jam ?

Apakah petugas Setelah 1 jam, lakukan


penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes
44
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1
mg IM di paha kiri anterolateral ?

Apakah petugas Setelah 1 jam pemberian

45 vitamin K1 berikan suntikan imunisasi


Hepatitis B di paha kanan anterolateral ?

15/8
Apakah petugas melanjutkan pemantauan

46 kontraksi dan mencegah perdarahan


pervaginam ?

Apakah petugas mengajarkan ibu /

47 keluarga cara melakukan pijat ringan


uterus dan menilai kontraksi ?

Apakah petugas Evaluasi dan estimasi

48 jumlah kehilangan darah lakukan heating


bila terjadi robekan perineum ?

Apakah petugas Memeriksa nadi ibu dan


keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama paska persalinan
dan setiap 30 menit selama jam kedua

49 paska persalinan. Memeriksa temperatur


tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama paska persalinan dan melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal ?

Apakah petugas memeriksa kembali bayi


untuk pastikan bahwa bayi bernafas
50
dengan baik (40 – 60 kali / menit) serta
suhu tubuh normal (36,5 – 37,5) ?

Apakah petugas menempatkan semua


peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

51 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci


dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi ?

Apakah petugas membuang bahan –

52 bahan yang terkontaminasi ke tempat


sampah medis ?

Apakah petugas membersihkan ibu dengan


menggunakan air bersih. Bersihkan sisa
53
cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering ?

16/8
Apakah petugas memastikan ibu merasa
nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
54
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkan ?

Apakah petugas mendekontaminasi tempat


55
bersalin dengan larutan klorin 0,5% ?

Apakah petugas mencelupkan sarung


tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%

56 kemudian lepaskan dan rendam dalam


keadaan terbalik dalam larutan 0,5%
selama 10 menit ?

Apakah petugas mencuci kedua tangan


57
dengan sabun dan air mengalir ?

Apakah petugas melengkapi partograf

58 (halaman depan dan belakang), periksa


tanda vital dan asuhan Kala IV ?

CR: ……….%

Taktakan, 02 Januari 2024


Pelaksana / Auditor

(……………………………)

17/8
PEMULANGAN PASIEN PASCA
BERSALIN

No.
: 440/144/SOP/PKM
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS Yana Supiana


TAKTAKAN NIP. 19700926 199103 1 006
1. Pengertian Pemulangan pasien adalah pasien atau pasien pasca bersalin yang
telah mendapatkan perawatan dan pengobatan dan di nyatakan layak
dan baik / sembuh untuk pulang oleh dokter.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memulangkan
pasien dari ruangan bersalin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor Tentang pemulangan pasien
4. Referensi Permenkes nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/ A. Alat dan bahan :
Langkah-Langkah 1. Surat control
2. Surat keterangan lahir
B. Petugas
1. Dokter
2. Bidan
C. Langkah-langkah :
1. Dokter mengijinkan pulang
2. Bagan adimintasi perawat/ bidan menyiapkan perincian
pembiayaan dan surat- surat yang dibutuhkan :
• Surat kontrol
• Surat keterangan kelahiran
3. Keluarga menyiapkan foto copy kartu jaminan kesehatan, foto
copy KTP suami istri dan foto copy Kartu Keluarga.
4. Bidan menganjuarkan keluarga pasien menyelesaikan
adiminstrasi.
5. Bidan memberikan penjelasan tentang perawatan selanjutnya di
rumah dan menyerahkan surat-surat yang di perlukan pasien
6. Diagram Alir

Dokter mengijinkan pulang

Bagan adimintasi perawat/ bidan menyiapkan


perincian pembiayaan dan surat- surat yang
dibutuhkan

Keluarga menyiapkan foto copy kartu jaminan


kesehatan, foto copy KTP suami istri dan foto
copy Kartu Keluarga

Bidan menganjuarkan keluarga pasien


menyelesaikan adiminstrasi

Bidan memberikan penjelasan tentang


perawatan selanjutnya di rumah dan
menyerahkan surat-surat yang di
perlukan pasien

7. Hal-hal yang perlu Melakukan pemeriksaan sesuai standar yang telah di tetapkan
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Rekam Medis
2. SOAP
3. Buku KIA
9. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

2/2
PEMERIKSAAN DALAM (VT)

No. SOP/ PKM/ UKM/


:
Dokumen 300
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 22 Mei 2023
Terbit
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS Yana Supiana


TAKTAKAN NIP. 19700926 199103 1 006
1. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan dengan memasukkan jari ke dalam liang
senggama untuk mengetahui :

a. Pasien yang baru datang, sudah inpartu/belum


b. Menetapkan titik awal suatu persalinan
c. Menetapkan perjalanan persalinan
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pemeriksaan dalam
(VT)/pemeriksaan ginekologi dalam rangka peningkatan mutu dan
kinerja di Puskesmas Taktakan.

3. Kebijakan Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/


/PKM/2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Taktakan.

4. Referensi Buku Panduan Pelatihan Klinik-Asuhan Persalinan Normal. DEPKES


RI 2008

5. Prosedur/ 1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir dan minta ibu
Langkah-Langkah untuk berkemih dan mencuci area genetalia dengan sabun dan air.
2. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama
pemeriksaan.
3. Pastikan privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan, Tutupi
badan ibu dengan selimut, Minta ibu berbaring terlentang dengan
lutut ditekuk dan paha membentang.
4. Gunakan sarung tangan DTT saat untuk melakukan pemeriksaan.
5. Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air
DTT. Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi feses.
6. Periksa genetalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau
massa termasuk kondiloma, varikositas vulva atau rektum atau
luka parut diperinium.
7. Nilai vagina, luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat
robekan perinium atau tindakan episiotomi sebelumnya. Nilai
cairan vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan
pervaginam atau mekonium.
8. Jika ada perdarahan pervaginam jangan lakukan pemeriksaan
dalam.
9. Dengan hati-hati pisahkan labium mayus menggunakan tangan kiri
(jari manis dan ibu jari). Masukkan (hati-hati) jari telunjuk yang di
ikuti oleh jari tengah.
10. Petugas melakukan penilaian : pembukaan,penipisan, apakah
teraba bagian terkecil,presentasi janin,penurunan bagian bawah
janin,dan posisi bagian terbawah janin.
11. Jika pembukaan sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan
celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk dekontaminasi,
lepaskan kedua sarung tangan dengan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
12. Cuci kedua tangan dan keringkan.
13. Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman.
14. Jelaskan pada tentang hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
6. Diagram Alir
Cuci tangan dan minta ibu untuk berkemih
dan mencuci area genetalia

Gunakan sarung tangan DTT

Gunakan kassa atau gulungan kapas DTT yang


dicelupkan ke air DTT. Basuh labia secara hati-hati,
seka dari bagian depan ke belakang

Periksa genetalia eksterna

Nilai vagina: apakah ada luka parut. jika ada perdarahan


pervaginam jangan
Nilai cairan vagina : apakah ada bercak darah, lakukan pemeriksaan
perdarahan pervaginam atau mekonium dalam

pisahkan labium mayus menggunakan tangan kiri (jari


manis dan ibu jari). Masukkan (hati-hati) jari telunjuk
yang di ikuti oleh jari tengah 2/3
7. Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait Ruang VK

9. Dokumen Terkait Rekam medis pasien

10. Rekaman Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

3/3
IDENTIFIKASI PADA IBU
BERSALIN
No.
: 440/154/SOP/PPN
Dokumen
No. Revisi :
SOP Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
H. Yana Supiana
PUSKESMAS
NIP.19700926 199103 1 006
TAKTAKAN
1. Pengertian Proses identifikasi pada ibu yang mau bersalin di puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan kebenaran identitas pada semua ibu
yang akan bersalin di puskesmas dan selama mendapatkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Taktakan dan memastikan ketetapan terapiataun
tindakan terhadap ibu dan bayi tersebut.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/044/KAPUS/I/2024
Tentang SK Pelayanan Klinis tentang Pengkajian, Rencana Asuhan,
Pemberian Asuhan dan Pendidikan Pasien/ Keluarga di UPTD Puskesmas
Taktakan.
4. Referensi Buku Acuan Persalinan Normal Departemen Kesehatan RI, Jakarta , 2008

5. Prosedur A. Pelaksanaan Pemasangan gelang pada ibu sebelum melahirkan:


1. Siapkan 2 gelang pengenal yang berisi identitas utama nama,
tanggal, lahir, dan nomor Rekam Medis Pasien.
2. Sampaikan salam
3. Perkenalkan diri anda
4. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang pengenal
5. Mintalah pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
6. Cocokan kebenaran indentitas yang disebutkan pasien secara visual
pada gelang pasien
7. Konfirmasikan kepada pasien kebenaran nama dan tanggal lahir
yang tercantum dalam gelang pengenal
8. Pasangkan gelang pengenal pada pergelanagan pasien yang kanan
9. Informasikan kepada keluarga pasien bahwa gelang pengenal ini
harus selalu dipakai hingga pasien selesai pelayanan kesehatan.
B. Verifikasi identitas Ibu
1. Cek silang ulang setiap identitas ibu pada pertukaran bidan yang
bertugas
2. Cek silang antara identitas yang tercatat pada gelang identitas ibu
c. Penglepasan pada gelang identitas Ibu
1. Sebelum kepulangan bayi dan ibu cek silang kebenaran identitas pada
gelang pengenal didepan ibu dan keluarga
2. Potong gelang identitas ibu
6. Bagan Alir
Siapkan Gelang Pengelan

Perkenalkan
Ucapkan Salam
Diri

Jelaskan maksud dan tujuan

pasien menyebutkan nama


lengkap dan tanggal lahir

Cocokan keberan identitas

Pasang gelang pengenal ;pada


ibu yang mau bersalin

Informasikan kepada keluarga


pasien tentang gelang identitas

Verifikasi
gelang Identitas

7. Hal hal yang


perlu diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruang VK
2. Ruang Pendaftaran
3. Ruang Rekam Medis
4. Ruang Farmasi
9. Dokumen 1. Rekam medis pasien
Terkait 2. Buku KIA Unit Kesehatan Ibu dan Anak
10.Rekaman
Histori
NO Yang Isi Tanggal mulai di
Perubahan
Dirubah Perubahan berlakukan
1
2
3
PELAYANAN RUJUKAN
BUMIL,BULIN,NEONATUS DAN
BAYI RESTI
:800/…../UK
No.Dokumen M/PKM-
TAK/2022

SOP No.Revisi : 01

TanggalTerbit : 28 Juni 2022

Halaman :1/2
UPT PUSKESMAS H. Yana Supiana
TAKTAKAN NIP.19700926 199103 1 006

1. Pengertian - Ibu hamiL,ibu bersalin,neonatus bayi resiko tinggi merupakan komponen


yang penting dalam system pelayanan kesehatan maternal.
- Rujukan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit kesehatan
yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas KIA dalam memberikan pelayanan rujukan
bumil,bulin,neonatus dan bayi resti
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor 800/…../UKM/PKM-TAK/2022
tentang Mekanisme Komunikasi dan Koordinasi Program
4. Referensi Ilmu Kebidanan ( Sarwono )

5. Prosedur/ 1. Dokter dan bidan mengatasi kegawatdarutan pasien. Dokter menentukan


langkah- diagnose penyakit yang dideritanya dan jika fasilitas di rumah sakit yang di
langkah tuju tersedia.
2. Terlebih dahulu bidan menelepon atau sms rumah sakit yang di tuju
melalui si jari EMAS dan menanyakan apakah fasilitas yang dibutuhkan
tersedia di rumah sakit tersebut dan siap menerima pasein rujukan
3. Jika fasilitas di rumah sakit yang dituju tersedia . bidan melaporkan kondisi
pasien dan mencatat penerima telpon
4. Dokter membuat surat rujukan yang berisi resume tertulis mengenai
kondisi klinis pasein. Kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut dan
tindakan yang telah dilakukan dan alasan merujuk
5. Pasien yang dirujuk didampingi oleh bidan yang bertanggung jawab selama
proses merujuk
6. Sesampai di rumah sakit yang dituju, dilakukan serah terima pasein antara
dokter atau bidan yang menerima di rumah sakit tersebut dan membubuhi
tanda tangan penerima di lembar serah terima pasien
1/2
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang Menentukan diagnosa harus benar


perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait KIA,PONED

9. DokumenTer - Rekam medis


kait - Buku register rujukan
- Rumah sakit rujukan
- Ambulance
10. Rekaman
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Historis
Perubahan

2/2
MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI
:800/…../UKM/PK
No. Dokumen
M-TAK/2022

SOP No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS H. Yana Supiana
NIP.19700926 199103 1 006
TAKTAKAN

1. Pengertian Mengukur Tinggi Fundus uteri adalah Mengukur jarak antara tepi atas
simfisis pubis dan puncak fundus uteri pada ibu hamil
2. Tujuan Pengukuran Tinggi fundus uteri digunakan untuk mengetahui perkiraan
umur kehamilan yang disesuaikan dengan tanggal haid terakhir serta menentukan
taksiran berat badan janin.
3. Kebijakan Sebagai Pedoman petugas dalam mengukur TFU pada ibu hamil.

4. Referensi Buku standar pelayanan kebidanan 2007

5. Prosedur/ 1. Petugas memberi salam kepada ibu.


langkah- 2. Petugas memberitahu ibu tindakan yang akan dilaksanakan.
langkah 3. Petugas mengatur posisi ibu berbaring telentang dengan kaki sedikit
ditekuk agar perut tidak tegang.
4. Petugas membuka bagian perut ibu sampai simfisis dan tentukan batas atas
simfisis pubis dan batas atas fundus uteri.
5. Petugas meletakkan titik nol ujung pita pengukur pada bagian atas
simfisis pubis dan tarik pita pengukur sampai batas atas fundus uteri.
6. Petugas membaca hasil pengukuran pada pita pengukur tersebut.
7. Petugas memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
8. Petugas cuci tangan.
9. Petugas melakukan pencatatan di kartu ibu.
6. Bagan Alir
Petugas memberikan Petugas memberitahu ibu Petugas mengatur posisi
salam kepada ibu tindakan yang akan ibu tidur telentang kaki
dilaksanakan sedikit

Petugas meletakkan titik nol


Petugsa membaca
ujung pita pengukur pada Petugas membuka perut
hasil pengukuran
bagian atas simfisis pubis ibu sampai simfisis dan
dan menarik pita tentukan batas atas
pengukur sampai batas simfisis pubis dan batas
atas fundus uteri

1/2
Petugas cuci tangan Petugas
Petugas memberitahu
melakukan pencatatan
hasil pemeriksaan
kepada ibu

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Ruang Ibu


2. PKD
3. Posyandu
4. Rawat inap (VK)
9. DokumenTer
kait

10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

Perubahan

2/2
MENGHITUNG DENYUT JANTUNG
JANIN
:
No.Dokumen 067/…../UKM/PKM-
TAK/2022

SOP No.Revisi : 01

TanggalTerbit : 19 September 2022

Halaman :1/4
UPT PUSKESMAS Hj. Rosidah
TAKTAKAN NIP.197107211992032008

1. Pengertian - Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di dalam kandungan
sang ibu.
- Linex adalah alat yang digunakan untuk mengetahui detak jantung janin (DJJ).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan menggunakan doppler dan linex di
unit KIA
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor 800/…../UKM/PKM-TAK/2022 tentang
Pelayanan Klinis
- Ilmu kebidanan dan KB untuk pendidikan bidan (Manuaba 1998)
4. Referensi
- Buku petunjuk penggunaan Doppler
5. Prosedur/ Doppler
langkah-
1. Petugas mempersiapkan alat:
langkah
- Doppler
- Jelly
- Tissue
2. Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur;
3. Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan palpasi pada perut
ibu;
4. Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau punggung kiri;
5. Petugas mengoleskan jelly pada perut ibu sesuai dengan letak yang telah
ditentukan;
6. Petugas menekan on pada doppler;
7. Petugas memastikan yang terdengar bunyi jantung bayi;
8. Petugas melihat jumlah angka denyut jantung bayi yang tertera pada monitor
sampai angka tidak berubah;
9. Petugas menekan off pada doppler;
10. Petugas membersihkan bekas jelly dengan tissue;
11. Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi pada kartu ibu dan buku KIA.

1/4
Linex
1. Petugas mempersiapkan alat :
- Linex
- Jam
2. Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur;

3. Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan palpasi pada perut
ibu;
4. Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau punggung kiri;
5. Petugas menempelkan linex di perut ibu;
6. Petugas menghitung denyut jantung bayi dalam waktu satu menit;
7. Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi pada kartu ibu dan buku KIA.

6. Bagan Alir Doppler

Petugas mempersiapkan alat

Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur

Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan


palpasi pada perut ibu

Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau


punggung kiri

Petugas mengoleskan jelly pada perut ibu sesuai dengan


letak yang telah ditentukan

Petugas menekan on pada doppler

Petugas memastikan yang terdengar bunyi jantung bayi

Petugas melihat jumlah angka denyut jantung bayi yang


tertera pada monitor sampai angka tidak berubah

Petugas menekan off pada doppler

2/4
Petugas membersihkan bekas jelly dengan tissue

Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi


pada kartu ibu dan buku KIA

Linex

Petugas mempersiapkan alat

Petugas meminta pasien berbaring di tempat tidur

Petugas menentukan letak janin bayi dengan melakukan


palpasi pada perut ibu

Petugas menentukan letak janin punggung kanan atau


punggung kiri

Petugas menempelkan linex di perut ibu

Petugas menghitung denyut jantung bayi dalam waktu satu menit

Petugas mencatat jumlah denyut jantung bayi


pada kartu ibu dan buku KIA

7. Hal-hal yang Dopler harus dalam keadaan hidup


perlu
diperhatikan

8. Unit Terkait KIA

9. DokumenTer - Kartu ibu


kait
- Buku KIA
- Kohort ibu
- Buku register

3/4
10. Rekaman
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan

4/4
ALUR PROSES PELAYANAN
RUANG BERSALIN
No. Dokumen :
No. Revisi : 01
Tanggal
SOP : 22 MEI 2023
Terbit

Halaman : 1/1

PUSKESMAS H. Yana Supiana


NIP.19700926 199103 1 006
TAKTAKAN

1.Pengertian Pelayanan rawat bersalin dimulai dari penaftaran pasien dirawat dan sampai
pasien pulang termasuk pelayanan perawatan bayi normal dan layanan rujukan
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan rawat inap di Ruang Bersalin mulai dari pasien
datang, perawatan sampai dengan pasien pulang di ruang bersalin Puskesmas
Pasir Jaya
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas nomor 800/…../UKM/PKM-TAK/2023
tentang ……………….
4. Referensi Buku Pedoman APN
5. Prosedur 1. Alat :
a. Tensi Meter
b. Timbangan
c. Dopler
2. Bahan :
a. tidak ada
6. Langkah – 1. Petugas meminta keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran ke loket untuk
tujuan unit ruang bersalin
Langkah
2. Petugas melakukan pemerikasaan pada pasien :
a. Anamnesa Pasien
b. Melakukan Pemeriksaan Fisik
c. Melakukan Pemeriksaan Kebidanan
d. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
3. Petugas Menegakan Diagnosa dan Rencana Tindakan selanjutnya
4. Petugas Melakukan Observasi kepada pasien
5. Petugas melakukan rujukan bila pasien harus dilakukan rujukan
a. Pasien diantar menggunakan Ambulance
b. Pasien berangkat sendiri menggunakan mobil pribadi atau tanpa ambulance
6. petugas melakukan perawatan pada pasien rawat inap
7. petugas melakukan pemulangan pasien bila pasien dipastikan dalam kondisi
Baik pasien sudah dirawat 48 jam
8. Petugas meminta keluarga pasien untuk melakukan pembayaran jika pasien
umum, jika pasien memiliki BPJS atau KTP Kab Tangerang petugas meminta
pasien melengkapi syarat berkas fotocopy untuk BPJS dan KTP
9. Petugas mempersilahkan pasien pulang dengan membawakan surat keterangan
lahir, suratizin pulang dan surat kontrol
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
BAGI IBU HAMIL

No. SOP/ PKM/ UKP/


:
Dokumen 0276
No. Revisi : -
SOP
Tanggal
: 22 Mei 2023
Terbit
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS Yana Supiana


TAKTAKAN NIP. 19700926 199103 1 006
1. Pengertian Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) pada ibu hamil 90 tablet selama
masa kehamilan.

2. Tujuan Mencegah Anemia Gizi Besi pada ibu hamil.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/ 001/ KAPUS/ I/


2023 Tentang Jenis-Jenis Jenis-jenis pelayanan di UPTD Puskesmas
Taktakan.
4. Referensi 1. Buku Pedoman Distribusi Tablet Tambah Darah.
2. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012.
5. Prosedur/ 1. Menyiapkan data jumlah sasaran ibu hamil
Langkah-Langkah 2. Mengecek ketersediaan Tablet Tambah darah (Fe)
3. Menghitung kebutuhan
4. Mengajukan kebutuhan tablet tambah darah (Fe)
5. Membuat rencana distribusi
6. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan
tablet tambah darah ke bidan desa sesuai dengan kebutuhan
setiap bulan.
7. Mencatat hasil distribusi tablet Fe bersama bidan desa setiap
bulan.
8. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian tablet Fe setiap bulan
berikut dengan stok/sisa ke dinas kesehatan setiap tanggal 5
bulan berikutnya.
6. Diagram Alir
Mengecek ketersediaan
Menyiapkan data Tablet Tambah darah (Fe)
jumlah sasaran ibu
hamil
Menghitung kebutuhan

Mengajukan kebutuhan tablet tambah darah (Fe)


Membuat rencana
distribusi

Bekerjasama dengan
petugas pengelola obat
mendistribusikan tablet
tambah darah ke bidan
desa sesuai dengan
kebutuhan setiap bulan.

Melaporkan hasil
distribusi dan
Mencatat hasil distribusi
pemberian tablet
tablet Fe bersama bidan
Fe setiap bulan
berikut dengan desa setiap bulan.
stok/sisa ke dinas
kesehatan setiap
tanggal 5 bulan
berikutnya.

7. Hal-Hal yang Perlu Memperhatikan ketersediaan Tablet Fe dan data jumlah ibu hamil
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Bidan Desa
2. Petugas Pengelola Obat
9. Dokumen Terkait Formulir Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)

10. Rekaman Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi Perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

2/2
DEKONTAMINASI LINEN

No.
: 440/101/SOP/PKM
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
: 02 Januari 2024
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
Yana Supiana
PUSKESMAS
NIP. 19700926 199103 1 006
TAKTAKAN
1. Pengertian Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen bersama spora pada
linen.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi bidan di unit Kamar bersalin supaya kualitas linen terjamin
dan dalam kondisi steril.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Taktakan Nomor 800/ 002/ KAPUS/ I/ 2024 Tentang
Jenis-Jenis pelayanan di UPTD Puskesmas Taktakan
4. Referensi Depkes RI,Modul Pelatihan APN, 2007
5. Prosedur/ 1. Petugas memakai sarung tangan dan APD ( alat pelindung diri ), lihat sop pakai
Langkah- sarung tangan
Langkah 2. Petugas memisahkan linen yang infeksius dan non infeksius
3. Dimasukkan ke dalam kantung plastic sesuai jenisnya dan diberi label
4. Llinen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
5. Membawa linen dengan kantong plastic tertutup.
6. Memilih linen mana yang terkena darah harus rendam klorin 0,5 % selama 10
menit,dan yang hanya dicuci seperti biasa dengan mesin cuci.
7. Petugas membinatu linen meliputi :
8. Mencuci linen menggunakan mesin cuci.
9. Menyetrika linen
10. Melipat linen.
11. Petugas menyimpan linen dalam lemari dan mendistribusikan ke seluruh unit.
6. Diagram Alir
Mulai

Petugas memakai sarung tangan dan APD ( alat pelindung diri ),


lihat sop pakai sarung tangan.

Petugas memisahkan linen yang infeksius dan non infeksius


Dimasukkan ke dalam kantung plastic
sesuai jenisnya dan diberi label

. Petugas membinatu linen

Petugas menyimpan linen dalam lemari Buku Daftar Linen


dan mendistribusikan ke seluruh unit

Selesai

7. Hal-Hal yang
Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Rawat inap
2. UGD
3. KIA
4. Laboratorium
5. UPU
6. Apotek
7. UKB
9. Dokumen Buku daftar linen
Terkait
10. Rekaman
Historis NO Yang Isi Tanggal mulai di
Perubahan Dirubah Perubahan berlakukan
1
2
3
PEMERINTAH KOTA SERANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TAKTAKAN
Jln. Raya Takari KM 05 Taktakan Kota Serang 42162 Telp. (0254) 8491123
E-mail : [email protected]

DAFTAR TILIK
SOP DEKONTAMINASI LINEN
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Apakah petugas memakai sarung tangan dan APD ( alat
pelindung diri ), lihat sop pakai sarung tangan?Memilih linen
mana yang terkena darah harus rendam klorin 0,5 % selama 10
menit,dan yang hanya dicuci seperti biasa dengan mesin cuci.

2 Apakah Petugas memisahkan linen yang infeksius dan non
infeksius?
2 Apakah Llinen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
3 Apakah Membawa linen dengan kantong plastic tertutup?
4 1) Apakah petugas menyimpan linen dalam lemari dan
mendistribusikan ke seluruh unit.

CR: ……….%

Taktakan, 01 Januari 2024


Pelaksana / Auditor

(……………………………)
OBSERVASI PASIEN
:
No. Dokumen 440/138/SOP/
PKM
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 02 Januari 2024

Halaman : 1/2

Tanda Tangan Kepala FKTP


UPT PUSKESMAS Yana Supiana
BANTEN GIRANG NIP.19700926 199103 1 006

1. Pengertian Pelayanan yang dilakukan untuk memonitor perkembangan TTV


(Tanda – Tanda Vital) pada pasien
2. Tujuan Sebagai instruksi kerja petugas di ruang BBLR dalam menilai
perkembangan bayi dan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
3. Kebijakan Penetapan Kepala UPT Puskesmas Banten Girang Nomor
................... Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas
Banten Girang
4. Prosedur 1. Lembar observasi dan peralatan (termometer axilla digital, jam
tangan) disiapkan.
2. Melakukan tindakan mengukur suhu axilla, menghitung
RR(Respiratori Rate), menghitung HR (Heat Rate), setiap 3 jam
dan di catat di lembar observasi.
3. Pencatatan pada rekam medis.
5. Bagan Alir

Persiapan lembar observasi


dan alat

Mengukur suhu aksila,


menghitung Heat
Rate,menghitung Rekam medis
respiratori rate setiap 3 jam

6. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438 Thn 2010 Tentang


Standar Pelayanan Kedokteran
7. Dokumen Terkait Rekam medis
8. Unit Terkait Semua unit rawat inap

1/1
9. Evaluasi SOP
10. Rekaman Histori Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

1/2
OBSERVASI PASIEN
No. Dokumen :
440/138/SOP/PKM
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tanggal Terbit : 02
Januari 2024
Halaman : 1/1
Tanda Tangan Kepala FKTP Yana Supiana
UPT PUSKESMAS NIP.19700926 199103 1 006
BANTEN GIRANG

Unit : ----------------------------------------------------------------------------
Nama Petugas : ----------------------------------------------------------------------------
Tanggal Pelaksanaan : ----------------------------------------------------------------------------
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Apakah Petugas menyiapkan lembar observasi dan peralatan
(termometer axilla digital, jam tangan) ?
2 Apakah Petugas Melakukan tindakan mengukur suhu axilla,
menghitung RR(Respiratori Rate), menghitung HR (Heat Rate),
setiap 3 jam dan di catat di lembar observasi?
3 Apakah Petugas menencatatan pada rekam medis?
Jumlah
Compliance Rate (CR) = Ya x 100% / (Ya + Tidak) =.............%
Serang, 02 Januari 2024
Pelaksana / Auditor

NIP.

Anda mungkin juga menyukai