(05 Ukp RB TBR) Rev03 Sop Asuhan Persalinan Normal

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR

Tgl. Terbit : 20 Oktober 2020


SOP
No. Revisi : 03

Halaman : 1/7
PUSKESMAS
Drg. Kristiani Dwi Hastuti, MPH
KECAMATAN NIP.196609011992122001
TAMBORA

1. Pengertian Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
baik bagi ibu maupun janin.

2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman dalam


penatalaksanaan Asuhan Persalinan Normal pada seluruh ibu bersalin di
Rumah Bersalin Puskesmas Kec. Tambora.

3. Kebijakan a. SK Kepala Puskesmas Kecamatan Tambora No. 81 Tahun 2020 Tentang


Jenis Pelayanan Selama masa Pandemi Covid-19 di lingkungan Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan Tambora.

4. Referensi a. Permenkes No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada JKN.
b. Permenkes No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
c. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2013.
d. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Esensial,
Pencegahan dan Penanggulangan Secara Komplikasi Persalinan dan
Bayi Baru Lahir. JNPK-KR 2008.

5. Prosedur / a. Mengenali gejala dan tanda Kala Dua.


Langkah – Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua:
langkah 1. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran.
2. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina.
3. Perineum tampak menonjol.
4. Vulva dan sfingter ani membuka.

b. Menyiapkan pertolongan persalinan.


1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk asfiksia → tempat datar dan keras, 2 kain dan
1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm dari tubuh bayi.
- Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
- Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
di dalam partus set.
2. Pakai celemek plastik.
3. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
4. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
5. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT atau steril) dan letakkan di partus
set/wadah DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada
alat suntik).

c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.


1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang dibasahi air DTT.
- Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama, dari arah depan ke belakang.
- Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia.
- Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
2. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160x/menit).
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
- Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf.

d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses


bimbingan meneran.
1. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
- Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan
semua temuan yang ada.
- Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
untuk meneran secara benar.
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada
rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan
ibu merasa nyaman).
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan
kuat untuk meneran:
- Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
- Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya.
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).
- Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk
ibu.
- Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum).
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
- Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60
menit (1 jam) meneran (multigravida).

e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi.


1. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR
No. Revisi : 03
Halaman : 2/7
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
2. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
3. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.
4. Buka tutup partus set, dekatkan dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
5. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

f. Menolong kelahiran bayi.


Lahirnya kepala:
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi secara perlahan atau
bernafas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses
kelahiran bayi.
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
- Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
3. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu:
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan (anterior) muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang (posterior).
Lahirnya badan dan tungkai:
- Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
- Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki ibu jari dan jari-jari lainnya).

g. Penanganan bayi baru lahir.


1. Penilaian segera bayi baru lahir:
- Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?
- Bagaimana warna kulit bayi?
Sambil menilai letakkan bayi diatas perut ibu dan selimuti bayi.
- Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia BBL).
- Jika bayi menangis kuat dan aktif, lanjutkan ke langkah
selanjutnya
2. Keringkan tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat.
3. Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu. Periksa kembali
uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal).
4. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
5. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit
IM (intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR
No. Revisi : 03
Halaman : 3/7
6. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi dan jepit
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
7. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan
lakukan pengguntingan (lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2
klem tersebut, kemudian ikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
dengan jarak 1 cm dari pusat bayi.
8. Berikan bayi kepada ibunya, dan anjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan untuk memulai Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
9. Ganti handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih
dan kering, selimuti dan tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat
terbuka.
- Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, lihat penatalaksanaan
asfiksia.

h. Penatalaksanaan aktif persalinan Kala Tiga.


Penegangan tali pusat terkendali:
1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
2. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur diatas.
- Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukkan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan plasenta:
1. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat.
- Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
- Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
- Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir.
- Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.
2. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plesenta pada tempat
yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan taktil (Masase) uterus:
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, letakkan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
• Indeks Kepuasan Masyarakat Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik
masase.
No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR
No. Revisi : 03
Halaman : 4/7
i. Menilai perdarahan.
1. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian maternal maupun fetal dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke
dalam kantung plastik atau tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan.

j. Melakukan prosedur pasca persalinan.


1. Celupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT
dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
2. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
3. Melakukan asuhan bayi baru lahir pada 1 jam pertama yaitu
mengukur BB (Berat Badan), PB (Panjang Badan), LK (Lingkar
Kepala), LD (Lingkar Dada), pemeriksaan fisik bayi secara
menyeluruh, pemberian salep mata dan penyuntikan vit k 1 mg / IM.
4. Melakukan asuhan bayi baru lahir pada 1 jam ke dua yaitu
penyuntikan Imunisasi HB0.
Evaluasi:
1. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam :
- 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
- Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
- Setiap 30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan
yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
2. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
3. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
4. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pascapersalinan.
- Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua
jam pertama pascapersalinan.
- Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
5. Memeriksa tanda-tanda vital bayi yaitu pernapasan, detak jantung bayi
dan suhu badan bayi.
Kebersihan & keamanan:
1. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
2. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
3. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering.
4. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya.
5. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
6. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
7. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi:
Lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala IV.

No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR


No. Revisi : 03
Halaman : 5/7
6. Diagram Alir
Mengenali Tanda dan Gejala
Kala II Doran, teknus, perjolvulka

Memastikan pembukaan lengkap dan


selaput ketuban

Selaput Tatalaksana Amniotomi


ketuban
pecah

Tidak

Ya

Pimpin Meneran , pertolongan


persalinan sesuai dengan
Asuhan persalinan

Bayi
Tatalaksana Bayi Asfiksia
Menan
Tidak
gis
spontan

Ya
Penatalaksanaan bayi baru lahir
dan lanjutkan dg MAK III

Placent
a lahir Penatalaksanaan kala IV
lengka dan asuhan bayi baru lahir
p

Dekontaminasi alat2 persalinan dan sterilisasi


alat.

Observasi pasien dua jam post partum dan Rawat


gabung ibu dan bayi.

No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR


No. Revisi : 03
Halaman : 6/7
7. Unit terkait a. Unit Ruang Bersalin.
b. Unit Apotek.
c. Unit Loket.

8. Dokumen a. Buku register persalinan.


terkait b. Status pemeriksaan antenatal.
c. Status persalinan.
d. Buku register kontrol.
e. Surat kontrol.
f. Buku register rujukan.
g. Formulir: formulir yang disiapkan     
o Formulir persetujuan.
o Formulir partograf.    
o Formulir surat rujukan eksternal.     
o Formulir surat kelahiran.    

9. Riwayat NO Yang berubah Isi Perubahan Tgl. Berlaku


perubahan 1 Kebijakan
dokumen a. SK Kepala Puskesmas
a. SK Kepala Puskesmas 18 Februari
Kecamatan Tambora
Kecamatan Tambora 2019
No. 205 Tahun 2019
No. 354 Tahun 2017
Tentang Pelayanan
Tentang Jenis-jenis
Puskesmas
Pelayanan Puskesmas
Kecamatan Tambora.
Kecamatan Tambora.
b. SK Kepala Puskesmas 20 Oktober
b. SK Kepala Puskesmas
Kecamatan Tambora 2020
Kecamatan Tambora
No. 81 Tahun 2020
No. 205 Tahun 2019
Tentang Jenis
Tentang Pelayanan
Pelayanan selama
Puskesmas
Pandemi Covid-19 di
Kecamatan Tambora.
Lingkungan Pusat
Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Tambora.

2 Referensi
a. Permenkes No. 43 20 Oktober
a. Permenkes No. 75
Tahun 2019 Tentang 2020
Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan
Pusat Kesehatan
Masyarakat
Masyarakat

No. Dokumen : 05/UKP/RB/TBR


No. Revisi : 03
Halaman : 7/7

Anda mungkin juga menyukai