Proposal Penelitian: Korelasi Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Religius Anak Usia Dini
Proposal Penelitian: Korelasi Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Religius Anak Usia Dini
Proposal Penelitian: Korelasi Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Religius Anak Usia Dini
Korelasi Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Religius Anak Usia Dini
Disusun Oleh :
1. Fatimatuz Zahra (XI MIPA2)
2. Muhammad Syauqi (XI IIK)
3. Putri Ayuningtyas (XI IIK)
Peran orang tua sangatlah besar pada saat membentuk karakter anak-anak, khususnya
pada aspek keagamaan. Masa kanak-kanak adalah waktu yang paling baik bagi orang dewasa
untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter mereka ketika mereka
dewasa. Dalam hal ini dalam agama Islam, Peranan orang tua harus bukan hanya sebagai
pengajar tapi juga teladan nyata dalam praktik keagamaannya sehari-hari. Karakter religius
meliputi beberapa dimensi seperti tanggapan umat beragama terhadap ibadah, integritas
pribadi dan sikap saling hormat atau kasih sesama
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara peran orang tua dengan
karakter religius anak usia dini sampai pada faktor korban jiwa. Hal ini penting karena
adanya perubahan moral dan kehidupan spiritual di kalangan remaja di masyarakat saat ini.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku keberagaman agama anak-anak tetapi pandangan
utama adalah bahwa peran orang sebagai wali dipandang sebagai penentu karena keluarga
adalah lingkungan pertama tempat anak belajar.Penelitian lain telah menunjukkan bahwa
orang tua yang aktif dalam praktik mendengarkan memiliki anak-anak dengan kepribadian
beriman kuat.Sebaliknya, jika orangtua kurang peduli tentang nilai-nilai kekayaan dapat
merugikan perkembangan kepribadian anak Penelitian ini dirancang untuk menghubungkan
tindakan orangtua dengan kedewasaan imani pada masa kanak-kanak dini. Penting bagi kita
untuk memahami tingkat pengaruh peran orang tua pada penelitian ini harapannya dapat
menjadi pedoman bagi orang tua, pendidik dan pembuat kebijakan yang berkepentingan
untuk memperkuat sikap religius anak sejak dini.
Hal ini didasarkan pada konsepsi bahwa hubungan antara peran orang tua dan
karakter religius anak sangat bergantung pada pemahaman tentang keluarga sebagai
lingkungan penting yang membentuk keyakinan dan nilai-nilai yang diperoleh anak. Ini
berarti bahwa penelitian telah menemukan bahwa keturunan cenderung mengadopsi cara
hidup dari orang tuanya termasuk ibadah dan moral. Oleh karena itu, peran orang tua sebagai
model, guru, dan pendukung dalam hal keagamaan memiliki implikasi yang kuat dalam
pembentukan karakter religius anak-anak pada usia dini. Dengan memberikan pengajaran
langsung, memberikan contoh yang baik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung,
orang tua dapat memainkan peran kunci dalam membantu anak-anak mereka memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai keagamaan. Orang tua adalah model, pengajar dan pendukung
dalam hal agama, jadi peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak
melalui agama sejak usia dini.” Dalam mengajarkan dengan langsung, memberikan contoh
yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1. Teori Sosialisasi Agama: Ini adalah teori yang mempelajari bagaimana nilai-nilai
keagamaan diteruskan dari satu generasi ke generasi lain melalui proses
sosialisasi. Dalam hal ini, orang tua adalah agen sosialisasi utama yang membawa
anak-anak mereka ke dalam komunitas keagamaan, memberikan pendidikan
agama, dan menanamkan nilai-nilai religius dalam sikap sehari-hari.
2. Teori Identitas Agama: Teori ini menyoroti bagaimana anak-anak membentuk
identitas agama dan peran orangtua terkait hal itu. Mereka dapat membantu anak-
anak mereka mengeksplorasi dan menginternalisasikan keyakinan, tradisi, dan
praktik beragam yang merupakan bagian dari identitas mereka.
3. Teori Sumber Daya Keluarga: Penelitian ini menjelaskan bagaimana sumber daya
keluarga seperti dukungan orang tua serta keterlibatan mereka dalam aktivitas
keagamaan mempengaruhi karakter religius anak-anak. Orang tua yang
memberikan dukungan emosional, waktu dan sumber daya lainnya untuk
mendukung aktivitas agamis anak cenderung memiliki anak dengan karakter
religius yang lebih kuat.
1. penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2020) menyimpulkan bahwa anak-anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang aktif dalam kegiatan keagamaan memiliki
karakter religius yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang
kurang religius.
2. Penelitian lain oleh Abdullah (2018) menemukan bahwa pembelajaran agama di
rumah yang konsisten berkontribusi positif terhadap pengembangan karakter religius
anak.
3. Dalam studi yang dilakukan oleh Zainab (2019), ditemukan bahwa praktik keagamaan
yang dilakukan secara rutin oleh orang tua, seperti berdoa bersama, membaca Al-
Qur'an, dan menghadiri majelis taklim, memiliki dampak signifikan terhadap
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai religius pada anak. Penelitian ini juga
menyoroti pentingnya. komunikasi antara orang tua dan anak dalam menginternalisasi
nilai-nilai religius.
Hipotesis
Metode Penelitian
Jadwal Penelitian
Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society. New York, NY: W. W. Norton &
Company.
Santrock, J. W. (2007). Child Development (11th ed.). New York, NY: McGraw-Hill.
Sigelman, C. K., & Rider, E. A. (2009). Life-Span Human Development (6th ed.).
Belmont, CA: Wadsworth.