Konsep Diri Dalam Perencanaan Karir (Makalah)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DIRI DALAM PERENCANAAN KARIER

MAKALAH

[DOCUMENT TITLE]
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah
Bimbingan Karier dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah
Drs. Masdudi M.Pd
[Document subtitle]

Disusun Oleh:

Putri Puspitasari 1214010134


Rahma Qurrota A’yun 1214010135
Rahmah Afifah Nurwahidah 1214010136
Raina Rahma Salsabila 1214010137
Raissa Putri Aulia 1214010138

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Konsep Diri dalam
Perencanaan Karier” yang sengaja kami susun sebagai bentuk pengerjaan tugas untuk mata
kuliah Bimbingan Karier di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Adapun tujuan khusus dari makalah ini adalah Menguraikan signifikansi dari self-
concept dalam proses merencanakan masa depan karier. Menunjukkan cara self-concept yang
konstruktif dapat mendukung mahasiswa dalam menyusun rencana karier yang lebih strategis.
Memberikan metode-metode untuk membangun self-concept yang positif dengan bantuan
layanan konseling dan bimbingan, terutama di lingkungan pendidikan vokasional.

Dalam menyusun makalah ini, tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. Masdudi M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasinya.

Kami menyadari bahwa apa yang kami susun masih jauh dari sempurna, baik dari segi
materi, penyajian, maupun bahasa. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, agar saya dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan saya
di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua. Aamiin.

Bandung. 30 Mei 2024


Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 0


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
D. Manfaat ....................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
A. Perencanaan Karier ..................................................................................................................... 5
1. Pengertian Perencanaan Karier ............................................................................................... 5
2. Tujuan Perencanaan Karier ..................................................................................................... 5
3. Aspek-Aspek Perencanaan Karier .......................................................................................... 6
4. Faktor Perencanaan Karier ...................................................................................................... 7
5. Langkah-Langkah Perencanaan Karier ................................................................................. 11
B. Konsep Diri ............................................................................................................................... 12
1. Pengertian Konsep Diri ......................................................................................................... 12
2. Dimensi dalam Konsep Diri .................................................................................................. 13
3. Macam Konsep Diri .............................................................................................................. 14
4. Bentuk-bentuk Konsep Diri .................................................................................................. 15
5. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ............................................................................. 17
C. Konsep Diri dalam Perencanaan Karier .................................................................................... 19
1. Peran Konsep Diri dalam Kematangan Karier ...................................................................... 19
2. Pengaruh Konsep Diri dalam Kematangan Karier ................................................................ 20
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 22
B. Saran ......................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karier merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan setiap orang, tidak
hanya sebagai sumber penghasilan, tetapi juga sebagai ekspresi dari identitas dan
pencapaian diri. Dalam konteks yang lebih luas, karier adalah cerminan dari konsep diri
seseorang—gambaran mental dan emosional yang dibentuk melalui interaksi dengan
lingkungan, pengalaman, dan refleksi diri. Konsep diri yang kuat dan positif berperan
vital dalam menentukan arah dan keberhasilan karier seseorang. Ini bukan hanya
tentang bagaimana kita melihat diri kita sendiri, tetapi juga tentang bagaimana kita
memposisikan diri dalam dunia kerja yang kompetitif. Dengan pemahaman yang
mendalam tentang kekuatan, kelemahan, minat, dan nilai-nilai pribadi, individu dapat
membuat pilihan karier yang lebih tepat dan memenuhi.

Makalah ini bertujuan untuk menjelajahi hubungan antara konsep diri dan
perencanaan karier di semua tahap kehidupan. Dari siswa yang baru memulai
perjalanan mereka hingga profesional berpengalaman yang mungkin sedang
mempertimbangkan transisi karier, konsep diri memainkan peran kunci dalam setiap
keputusan yang diambil. Dengan memahami konsep diri, kita dapat membuka potensi
untuk pertumbuhan karier yang tidak hanya memuaskan secara pribadi tetapi juga
berkelanjutan dalam jangka panjang. Makalah ini akan menyediakan wawasan tentang
bagaimana individu dari berbagai latar belakang dapat mengaplikasikan konsep diri
dalam merencanakan dan mengembangkan karier mereka, serta strategi untuk
memperkuat konsep diri dalam rangka mencapai aspirasi karier yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dirancang untuk memberikan kerangka pertanyaan yang
jelas dan terstruktur, yang akan memudahkan pembaca untuk memahami fokus dan arah
pembahasan dalam makalah. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang kami ajukan

1. Apa pengertian dari perencanaan karier dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya?

3
2. Bagaimana konsep diri didefinisikan dan apa saja elemen-elemen yang
membentuknya?
3. Dalam hal apa dan bagaimana konsep diri memainkan peran dalam proses perencanaan
karier individu?

C. Tujuan
Maka tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Menjawab pertanyaan tentang definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi


perencanaan karier serta konsep diri akan memberikan pemahaman yang mendalam
tentang kedua konsep tersebut dan bagaimana mereka saling terkait sehingga dapet
memperoleh pemahaman yang mendalam.

2. Dengan memahami bagaimana konsep diri berperan dalam perencanaan karier, kita
dapat mengidentifikasi strategi untuk memanfaatkan konsep diri yang positif dalam
membuat keputusan karier yang lebih bijaksana dan berkelanjutan.

3. Menjawab rumusan masalah ini akan membantu dalam merancang strategi yang efektif
untuk pengembangan karier yang mempertimbangkan konsep diri sebagai faktor
penting, baik untuk siswa maupun profesional di berbagai tahapan karier. Sehingga
mampu mendukung individu dalam membuat keputusan karier yang informatif dan
reflektif, yang didasarkan pada pemahaman diri yang kuat dan realistis.

D. Manfaat
Setelah membaca dan memahami makalah “Konsep Diri dalam Perencanaan
Karier”, berikut adalah manfaat yang kami harapkan akan dirasakan yakni Pertama,
individu akan mendapatkan wawasan tentang pentingnya konsep diri dan bagaimana
hal itu mempengaruhi pilihan karier mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang konsep diri, individu dapat merencanakan dan mengejar karier yang sesuai
dengan kekuatan dan minat mereka. Kedua, kelompok atau tim di tempat kerja dapat
memahami pentingnya konsep diri dalam dinamika kelompok, yang dapat
meningkatkan kerjasama dan produktivitas. Sedangkan bagi kelompok pendidikan atau
profesional dapat menggunakan informasi dari makalah ini untuk mendukung
anggotanya dalam pengembangan karier. Ketiga, masyarakat akan mendapat manfaat
dari tenaga kerja yang memiliki konsep diri yang kuat dan positif, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Karier
1. Pengertian Perencanaan Karier
Perencanaan karir adalah proses dimana individu merencanakan kehidupan kerja
mereka dengan fokus utama perencanaan karir yang seharusnya memiliki keterkaitan dengan
tujuan pribadi dan kesempatan yang secara nyata dan realistis. Melalui perencanaan karir,
seseorang akan mampu mengevaluasi kemampuan dan minatnya, mempertimbangkan
kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas pengembangan
praktis.

2. Tujuan Perencanaan Karier


Tujuan perencanaan karir meliputi beberapa tujuan spesifik yang terkait dengan
kepuasan kerja dan pencapaian tujuan pribadi. Berikut adalah beberapa tujuan tersebut:
a. Kepuasan Pribadi
Tujuan pertama dari perencanaan karir adalah mencapai kepuasan pribadi yang terkait
dengan karir. Kepuasan ini dapat memunculkan perasaan bahagia dan membuat seseorang
tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan pekerjaannya.
b. Kesadaran Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Diri Sendiri
Tujuan selanjutnya adalah mendapatkan pemahaman terhadap kekuatan serta kelemahan
diri sendiri. Dengan demikian, individu dapat mengidentifikasi potensi dan keterbatasan
diri untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan karir.
c. Efisiensi Waktu
Perencanaan karir juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu. Dengan memiliki
tujuan yang jelas dan rencana yang terstruktur, individu dapat menggunakan waktu secara
lebih efektif dan mencapai tujuan dengan lebih cepat.
d. Pencapaian Tujuan Pribadi
Tujuan perencanaan karir juga melibatkan pencapaian tujuan pribadi. Dengan memiliki
tujuan yang spesifik dan realistis, individu dapat mengembangkan strategi yang sesuai
untuk mencapai tujuan tersebut dan meningkatkan kesadaran diri.
e. Mengembangkan Kepribadian Secara Personal
Perencanaan karir juga membantu individu mengembangkan kepribadian secara personal.
Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, individu dapat meningkatkan
kesadaran diri dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
karir.

5
Dengan demikian, tujuan perencanaan karir meliputi beberapa aspek yang terkait dengan
kepuasan kerja, kesadaran diri, efisiensi waktu, pencapaian tujuan pribadi, dan pengembangan
kepribadian secara personal.

3. Aspek-Aspek Perencanaan Karier


Aspek-aspek perencanaan karir melibatkan beberapa langkah yang penting untuk
mencapai tujuan karir yang sesuai dengan minat dan bakat individu. Berikut adalah beberapa
aspek kunci yang terkait dengan perencanaan karir:
a. Penilaian Diri
Perencanaan karir dimulai dengan mengidentifikasi bakat, minat, keterampilan, dan
kelebihan yang ada pada diri sendiri. Individu harus memiliki pemahaman yang jelas
tentang dirinya sendiri untuk membuat keputusan yang tepat.
b. Eksplorasi Karir
Proses perencanaan karir melibatkan pengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan
karir. Individu harus mempertimbangkan kesempatan-kesempatan, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, dan konsekuensi-konsekuensi untuk mencapai tujuan karir.
c. Pengambilan Keputusan
Perencanaan karir melibatkan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan karir.
Individu harus mempertimbangkan program-program pendidikan, pengalaman-
pengalaman yang bersifat pengembangan, serta strategi-strategi untuk mencapai tujuan
karir.
d. Kesadaran Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Diri Sendiri
Perencanaan karir juga membantu individu mengembangkan kepribadian secara personal.
Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri, individu dapat meningkatkan
kesadaran diri dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
karir.
e. Efisiensi Waktu
Perencanaan karir juga membantu individu memanfaatkan waktu secara efisien. Dengan
memiliki tujuan yang jelas dan rencana yang terstruktur, individu dapat menggunakan
waktu secara lebih efektif dan mencapai tujuan dengan lebih cepat.
f. Pengembangan Keterampilan
Perencanaan karir melibatkan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan karir. Individu harus mempertimbangkan keterampilan yang harus
dipelajari dan dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan dalam
mencapai tujuan karir.
g. Pengembangan Strategi

6
Perencanaan karir melibatkan pengembangan strategi-strategi yang sesuai untuk mencapai
tujuan karir. Individu harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti potensi
pendapatan, tingkat kenyamanan, persaingan, dan lain-lain, untuk menentukan strategi
yang paling efektif.
Maka dari itu, aspek-aspek perencanaan karir melibatkan beberapa langkah yang penting untuk
mencapai tujuan karir yang sesuai dengan minat dan bakat individu.

4. Faktor Perencanaan Karier


Dalam (Winkel & Hastuti, 2006: 647) Shertzer dan Stone (1981) mengemukakan
terdapat dua faktor yang mempengaruhi perencanaan karir, yakni faktor internal dan
faktor eksternal.

a. Faktor Internal
1) Nilai-nilai kehidupan
Kapanpun dan dimanapun seseorang, nilai-nilai yang menjadi pedoman dan
pegangan hidup sangatlah menentukan bagi gaya hidup yang dijalaninya (Life
style). Beberapa contoh nilai kehidupan adalah meningkat gengsi dalam
masyarakat, mengabdi kepada yang membutuhkan, berwibawa demi kebaikan
orang lain, mencari kepuasan dalam kekayaan, mencari kesenangan dlama diri
sendiri, menggali ilmu dengan banyak belajar dan meningkatkan pengaruh
agama dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, individu yang
berkeinginan memenuhi keinginan masyarakat, akan cenderung
merencanakan karir yang tepat untuk memperoleh jenjang karir yang sesuai
dengan yang diinginkan agar mampu dipandang oleh masyarakat dan
meningkatkan harga diri dan merupakan bukti bahwa individu tersebut dapat
dikatakan berhasil pada jenjang karirnya.
2) Taraf Inteligensi
Merupakan taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di
dalamnya berpikir memegang peranan. Menurut Binet, hakikat inteligensi
adalah kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan dan untuk menilai keadaan diri secara kritis serta secara objekif.
Individu dalam mengambil suatu keputusan mengenai pilihan jabatan
dipengaruhi oleh taraf inteligensi. Apakah pilihannya baik dan efektif atau
tidak. Selain itu, terdapat bidang jabatan yang menuntut taraf inteligensi
tertentu. Namun, taraf inteligensi tersebut bukan merupakan faktor penentu

7
yang mengukur keberhasilan seseorang di jabatan yang menuntut kualifikasi
intelektual inggi karena masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi
seperti sifat tekun dan jujur.
3) Bakat khusus
Merupakan kemampuan yang menonjol di suatu bidang kognitif, bidang
keterampilan atau bidang kesenian. Sekalinya terbentuk, bakat khsus menjadi
bekal yang memungkinkan untuk individu memasuki bidang pekerjaan
tertentu (fields of occupation) dan mencapai tingkatan lebih tinggi dari suatu
jabatan (levels of occupation), contoh kemampuan khusus yang dimaksud
adalah kemahiran verbal, penalaran numerik, pengamatan ruang, kecepatan
dan ketepatan mengamati dalam koordinasi motorik, kemampuan artistic, serta
ketangkasan fisik seperti kecekatan tangan dan jari.
4) Minat
Merupakan kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa
tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang bekecimpung dalam
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut. Sekali terbentuk,
minat mengandung makna bagi perencanaan masa depan yang lebih jelas
terlebih dalam bidang jabatan apa yang akan dimasuki dan apakah orang
merasa puas dalam bidang jabatan tersebut.
Teori yang dikembangkan oleh John Holland mengatakan bahwa terdapat
enam orientasi personal dasar yang menetapkan jenis karir yang membuat
seseorang itu tertarik, yakni (a) Orientasi realistic untuk individu yang tertarik
dalam pekerjaan yang mencakup kegiatan fisik yang menuntut keterampilan,
kekuatan, dan koordinasi; (b) Orientasi penyelidikkan untuk individu yang
tertarik kepada karir yang mencakup kegiatan kognitif (berpikir, berorganisasi,
memahami) dan bukannya kegiatan afektif (merasa, bertindak, atau tugas-
tugas interpersonal dan emosional); (c) Orientasi Sosial untuk individu yang
tertarik kepada karir yang mencakup kegiatan interpersonal dan bukannya
intelektual atau fisik; (d) Orientasi Konvensional untuk individu yang lebih
menyukai karir yang mencakup kegiatan terstruktur, teratur dan juga karir
yang pada karir ini diharapkan bahwa pekerja tidak mendahulukan kebutuhan
pribadi daripada kebutuhan organisasi; (e) Orientasi Kewiraswastaan untuk
individu yang tertarik kepada kepribadian wiraswasta; (f) Orientasi artistic

8
untuk individu yang tertarik kepada karir yang mencakup ekspresi diri, kreasi
artistic, ekspresi emosi dan kegiatan individualistik.
5) Sifat-sifat
Merupakan ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas
pada seseorang seperti ramah, riang gembira, terbuka, fleksibel, teliti, halus
tertutup, pesimis, gugup, ceroboh, pemarah dan lain-lainnya. Seseorang akan
kurang cocok untuk memegang suatu jabatan tertentu karena sifat-sifat yang
dimiliki olehnya mempersulit dalam memenuhi tuntutan khas pada jabatan
tertentu. Sifat-sifat seseorang tidak begitu menentukan dalam memasuki
bidang jabatan, tetapi lebih bepengaruh terhadap pertahanan diri dan berhasil
dalam jabatan yang dipilih.
6) Pengetahuan
Merupakan segala informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan
dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh
seseorang dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan
berincikan idealisasi. Bertambahnya usia dan pengalaman hidup akan
membantu seseorang mengenali diri sendiri secara lebih akurat dan lebih
membatasi jumlah alternatif jabatan untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
7) Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani merupakan ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti
tinggi badan, bentuk wajah, ketajaman penglihatan, pendengaran yang baik
atau kurang, tinggi badan, jenis kelamin dan lain halnya. Beberapa pekerjaan
tertentu memiliki kualifikasi keadaan fisik tersendiri sebagai persyaratan
bekerja.
b. Faktor Eksternal
1) Masyarakat
Merupakan lingkungan sosial-budaya dimana seseorang tumbuh dan
berkembang. Lingkungan yang sangat luas dan berpengaruh besar terhadap
pandangan dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang
pada selanjutnya menanamkan pada anak-anak. Pandangan atau keyakinan
tersebut mencakup gambaran tentang luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan,
peranan pria dan wanita dalam kehidupan bermasyarakat dan cocok tidaknya
jabatan tertentu untuk jenis kelamin tertentu. Sehingga jenis dan tinggi

9
rendahnya pekerjaan seseorang akan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat
di lingkungan tempat tinggal.
2) Keadaan Sosial Ekonomi Negara atau Daerah
Merupakan laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat, stratifikasi
masyarakat dalam golongan sosial-ekonomi yang tinggi, tengah dan rendah
serta diverifikasinya masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka dan
tertutup bagi anggota kelompok lain.
3) Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Status ini terdiri dari pendidikan yang dimiliki oleh orang tua, tinggi rendahnya
pendapatan orang tua, jabatan yang dimiliki oleh ayah atau ibu, daerah tempat
tinggal dan suku bangsa yang dimiliki. Status ini ikut andil dalam menentukan
tingkat pendidikan sekolah yang dimungkinkan, jumlah kenalan pegangan
kunci bagi beberapa jabatan yang dianggap masih sesuia dengan status sosial
tertentu.
4) Keluarga
Setiap anggota keluarga baik orang tua ataupun saudara kandung memberikan
harapan yang terbaik serta mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Maka setiap individu harus menentukan
sikapnya sendiri terhadap harapan dan pandangan tersebut.
5) Pendidikan
Di dalam pendidikan, peserta didik memperoleh pengetahuan dari pembimbing
atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi
rendahnya status sosial jabatan-jabatan serta kecocokan jabatan tertentu untuk
anak laki-laki atau Perempuan.
6) Pergaulan
Dalam pergaulan individu mendapatkan berbagai pandangan dan harapan yang
bervariasi tentang masa depan, pandangan dan harapan yang positif akan
meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul
bila mendengar pendapat negatif
7) Tuntutan yang Melekat Pada Masing-masing Jabatan dan Pada Setiap Program
Studi atau Latihan
Sebelum memasuki karir selanjutnya, sudah pasti setiap individu
mempersiapkan segala yang dibutuhkan agar diterima pada jabatan tertentu dan
berhasil di dalamnya. Sehubung dengan pilihan program studi sebagai persiapan

10
menuju jenjang karir selanjutnya yakni untuk memegang jabatan tertentu, harus
diingat bahwa seseorang tidak selalu menyukai kegiatan yang harus dilakukan
dalam rangka program studi tersebut

5. Langkah-Langkah Perencanaan Karier


Dillard (1985 dalam Adiputra, 2015) menjelaskan bahwa setipa langkah-
langkah yang diperlukan dalam perencanaan karir, adalah sebagai berikut:

a. Mengenali Bakat
Perencanaan karir dapat dimulai dengan mengenali atau menganalisis bakat atau
kemampuan yang dimiliki. Dengan mengetahui bakat yang dimiliki, individu lebih
memiliki kesadaran tentang kekuatan dan kelemahan mental dan fisiknya, sehingga
pemahaman yang dimilikinya dapat menjadi dasar dalam memprediksi sukses yang
akan dicapai dalam karir di masa depan.
b. Memperhatikan Minat
Individu yang mampu mengidentifikasi karir yang diminatinya cenderung
memiliki perencanaan karir yang matang. Pemahaman minat diri yang baik akan
membantu individu memudahkan penentuan strategi untuk mencapai karir yang
diinginkan.
c. Memperhatikan Nilai-Nilai
Individu harus mengidentifikasi nilai-nilai yang dianutnya berkorelasi dengan karir
tertentu yang akan dipilihnya.
d. Memperhatikan Kepribadian
Kesesuaian antara kepribadian dan karir yang dipilih individu merupakan suatu hal
yang penting dalam perencanaan karir. Kesesuaian ini memberikan dampak positif
maupun negatif karena kepribadian memberikan pengaruh langsung kepada
individu dalam melakukan suatu pekerjaan.
e. Memperhatikan kesempatan karir
Tidak semua kesempatan karir yang sesuai dengan potensi diri. Individu dapat
belajar mengenai pekerjaan yang potensial sesuai dengan kemampuannya. Dalam
perencanaan karir, individu dapat menyesuaikan dan mengembangkan kesempatan
karir yang sesuai dengan kemampuannya.
f. Memperhatikan Penampilan Karir

11
Penampilan diri yang dimiliki individu harus konsisten dengan perilaku dan
harapan dalam karir. Pemahaman tentang standar atau kriteria karir akan membantu
individu mempertahankan pekerjaannya kelak.
g. Memperhatikan Gaya Hidupnya
Keberhasilan dalam perencanaan karir juga tergantung pad acara individu
mengintegrasikan gaya hidupnya dnegan pilihan karir yang terbuka baginya. Untuk
mencapai perencanaan tersebut, individu memmbutuhkan bantuan karena
memerlukan pemahaman atau wawasan tentang dirinya, lingkungannya serta
pengalaman yang dalam menentukan arah kehidupannya.
h. Menyiapkan Rencana-Rencana
Setelah mengetahui berbagai macam hal sebagai dasar perencanaan karir, individu
harus menyusun rencana-rencana yang jelas dan spesifik untuk mengambil tujuan
tersebut. Rencana ini meliputi langkah-langkah yang harus diambil, sumber daya
yang dibutuhkan, serta deadline dan target yang harus dipenuhi.

B. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Berzonsky (1981, dalam Fatima, 2012) mengemukakan bahwa konsep diri
adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun
penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik,
psikis, sosial dan moral. Brooks (1987, dalam zen; 2012) mendefinisikan konsep diri
sebagai persepsi fisik, sosial, dan psikologis diri individu yang berasal dari pengalaman
dan interaksi diri dengan orang lain. Baumeister (2005) dalam (Suminar, 2015)
mendefinisikan konsep diri sebagai keyakianan individu mengenai dirinya, meliputi
atribut diri, apa dan siapa diri tersebut. Selain itu Dayakisni & Hudaniah (2009: 58)
mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan mengenai siapa diri kita melalui
interaksi dengan orang lain dimana melalui interaksi sosial individu dapat menemukan
apa yang orang lain pikirkan tentang diri individu tersebut melalui proses persepsi
dengan penaksiran yang direfleksikan (reflected apraisals).

Konsep diri merupakan aspek yang penting dalam diri seseorang, karena konsep
diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) ketika ia berinteraksi
dengan lingkungannya. Konsep diri dapat didefenisikan sebagai totalitas yang
kompleks, terorganisir, dan dinamis sistem kepercayaan, sikap, dan pendapat yang
dipelajari yang masing-masing ornag yakini benar tentang keberadaan pribadinya yang

12
diperoleh dari pengalaman individu dari interaksi sosial dengan lingkungannya (Purkey,
1988). Sementara Shavelson, dkk (1981) dalam (Rokhmatika, 2013) mendefinisikan
konsep diri sebagai persepsi seseorang tentang dirinya yang terbentuk dari pengalaman
individu dalam lingkungan dan dipengaruhi oleh penguatan, interaksi dengan orang
terdekat, dan atribut yang dikenakan padanya.

Berdasarkan pendapat para ahli, konsep diri dapat diartikan sebagai pandangan
atau persepsi individu baik positif maupun negatif dari segi fisik, sosial dan moral yang
ada pada diri yang didapatkan melalui pengalaman. Konsep diri adalah persepsi
terhadap diri sendiri mengenai atribut-atribut pribadi dan berbagai peran yang
dimainkan individu. Konsep diri merupakan gambaran peran dan atribut yang
menempel pada diri individu. Selain itu konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan diri individu dan membedakan
dirinya dari orang lain. Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis yang artinya tidak
luput dari perubahan.

2. Dimensi dalam Konsep Diri


Menurut Calhoun & Acocella (1990:67) mengemukakan terdapat dimensi-dimensi
utama dalam konsep diri yaitu:

a. Pengetahuan
Dimensi pengetahuan dalam konsep diri individu adalah apa yang individu ketahui
tentang dirinya sendiri. Pengetahuan tentang diri sendiri adalah informasi yang
dimiliki individu mengenai dirinya meliputi umur, jenis kelamin, penampilan dan
sebagainya. Individu yang memiliki pengetahuan baik mengenai dirinya, akan
lebih memahami mengenai perencanaan karir yang lebih baik dengan
mengkorelasikan pengetahuan tentang diri dan strategi guna mencapai karir yang
diinginkan di masa yang akan datang. Sehingga individu lebih menyiapkan dengan
tepat hal apa yang dapat dilakukan setelah mengetahui mengenai dirinya sendiri.
b. Harapan
Dimensi harapan dalam konsep diri individu yaitu pandangan tentang
kemungkinan diri menjadi apa dimasa mendatang, dimana individu mempunyai
pengharapan bagi dirinya sendiri. Pengharapan ini merupakan diri-ideal. Penilaian
individu tentang diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaan diri

13
dibandingkan dengan apa yang menurut individu dapat dan seharusnya terjadi pada
diri individu. Setiap individu menginginkan masa depan yang sesuai dengan
harapannya, sehingga melalui harapan-harapan atas dirinya di masa yang akan
datang, akan membuat individu lebih mampu membuat perencanaan karir yang
baik dan menjadikan harapan sebagai motivasi yang dapat mendorong individu
mencapai karir sesuai dengan keinginannya.
c. Penilaian
Penilaian sebagai dimensi dalam konsep diri yaitu individu berkedudukan sebagai
penilai tentang dirinya sendiri, mengukur apakah diri bertentangan dengan
pengharapan individu bagi diri sendiri dan standar individu bagi dirinya sendiri.
Pada dasarnya, berati seberapa besar individu menyukai dirinya sendiri. Semakin
besar ketidaksesuaian antara gambaran diri individu tentang siapa dirinya dan
tentang seharusnya individu menjadi apa atau dapat menjadi apa akan semakin
rendah rasa harga diri individu. Jadi individu yang hidup sesuai dengan standar dan
harapan-harapan untuk dirinya sendiri yang menyukai siapa dirinya, apa yang
sedang dikerjakan akan kemana dirinya maka akan memiliki rasa harga diri tinggi.
Sebaliknya, individu yang terlalu jauh dari standar dan harapan-harapannya akan
memiliki rasa harga diri rendah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diri
individu terdapat dimensi konsep diri yang meliputi pengetahuan, harapan dan
penilaian dimana dimensi-dimensi tersebut memberikan pengaruh terhadap cara
pandang individu mengenai dirinya sendiri.
3. Macam Konsep Diri
Menurut Calhoun & Acocella (1990:67) menyebutkan terdapat macam konsep diri
yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Keduanya akan dipaparkan sebagai
berikut:

a. Konsep diri Positif


Konsep diri yang positif bukanlah kebanggan yang besar tentang diri tetapi lebih
berupa penerimaan diri. Kualitas ini lebih mungkin mengarah pada kerendahan hati
dan kedermawanan daripada keangkuhan dan keegoisan. Individu dengan konsep
diri positif adalah orang yang mengenal dirinya dengan baik, dimana individu
dengan konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang
sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Konsep diri positif berkaitan erat

14
dengan pengharapan individu atas dirinya, dimana konsep diri positif merancang
tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis. Hal inilah yang akan berpengaruh terhadap
cara individu dalam mencapai tujuan karir, dengan penerimaan yang baik dan apa
adanya pada diri sendiri, maka individu lebih mampu membuat perencanaan karir
yang realistis untuk mencapai tujuan karir yang diinginkannya.
b. Konsep Diri Negatif
Konsep diri yang negatif meliputi penilaian negatif terhadap diri sendiri. Apapun
pribadi itu, individu merasa dia tidak cukup baik dan apapun yang diperoleh
tampaknya tidak berharga dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang lain.
Individu dengan konsep diri yang negatif percaya bahwa dirinya tidak dapat
mencapai suatu apapun yang berharga, individu tersebut merancang
pengharapannya sedemikian rupa sehingga dalam kenyataannya ia tidak mencapai
suatu apapun yang berharga. Kegagalan ini, sebaliknya merusak harga-dirinya
yang sudah rapuh yang kemudian membuat kekakuan atau ketidakaturan citra-
dirinya lebih parah, dengan kata lain lingkaran mengenai penghancuran diri
4. Bentuk-bentuk Konsep Diri
Menurut Berzonsky (1981) dalam (Susilowati, 2015) terdapat bentuk-bentuk
konsep diri individu yaitu:

a. Diri fisik (physical self)


Diri fisik (phisical self) merupakan penilaian individu terhadap segala sesuatu yang
dimiliki individu seperti tubuh, pakaian, benda miliknya dan sebagainya. Individu
yang memiliki konsep diri positif bila memandang secara positif atau secara baik
terhadap penampilannya, kondisi kulitnya, ketampanan atau kecantikan serta
ukuran tubuh ideal. Individu dipandang memiliki konsep diri negatif bila
memandang secara negatif hal-hal yang berkaitan dengan segala sesuatu yang
terdapat pada diri individu secara fisik, penampilan maupun kondisi tubuhnya. Jika
dihubungkan dengan perencanaan karir dari konsep diri fisik individu, dengan
menilai diri secara fisik mengenai tubuh, pakaian dan penampilan yang dimilikinya
memberikan pengaruh pada individu dalam merencanakan karir dan menetapkan
karir yang sesuai dengan kriteria fisik yang dimilikinya.
b. Diri sosial (social self)
Diri sosial (social self) merupakan bagaimana peranan sosial yang dimainkan oleh
individu dan sejauh mana penilaian individu terhadap performanya. Performa

15
tersebut dapat dilakukan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Konsep
diri sosial berkaitan dengan kemampuan yang berhubungan dengan dunia diluar
dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial. Individu
digolongkan memiliki konsep diri sosial positif bila memandang dirinya sebagai
orang yang terbuka pada orang lain, memahami orang lain, merasa mudah akrab
dengan orang lain, merasa diperhatikan, menjaga perasaaan orang lain. Sebaliknya,
individu yang memiliki konsep diri sosial negatif bila tidak memberi perhatian
dengan orang lain dan tidak aktif dalam kegiatan sosial. Dalam merencanakan karir
dan memilih jenis pekerjaan, indiviu dapat menyesuaikan dengan konsep diri sosial
seperti mampu berkomunikasi dengan baik pada rekan kerja, atasan ataupun
seluruh aspek yang ada dilingkungan tempat individu bekerja. Sehingga tuntutan
yang ada dapat terpenuhi didukung dengan konsep diri sosial yang positif.
c. Diri moral (moral self)
Diri moral (moral self) merupakan nilai-nilai dari prinsip-prinsip yang memberi
arti dan arah bagi kehidupan individu. Indvidu yang digolongkan memiliki konsep
diri moral positif bila memandang dirinya sebagai orang yang berpegang teguh
pada nilai etik moral. Sebaliknya, individu digolongkan memilki konsep diri moral
negatif bila memandang dirinya sebagai orang yang menyimpang dari standar nilai
moral yang seharusnya diikutinya.Individu yang merencanakan karir guna
memperolah pekerjaan atau jabatan yang diinginkan akan berusaha dipandang baik
oleh penerima kerja sehingga individu dapat dipertimbangkan melalui sikap dan
karakter yang ditunjukkan telah memenuhi sebagai individu yang bermoral dan
memiliki etika yang baik untuk bekerja.
d. Diri psikis (psychological self)
Diri psikis (psychological self) merupakan aspek yang meliputi pikiran, perasaan
dan sikap-sikap individu terhadap bagaimana memandang dirinya sendiri.
Seseorang digolongkan memiliki konsep diri positif bila memandang dirinya
sebagai individu yang bahagia, optimis, mampu mengontrol diri dan memiliki
berbagai kemampuan. Sebaliknya, individu digolongkan sebagai orang yang
memiliki konsep diri negatif bila individu memandang dirinya sebagai orang yang
tidak bahagia, pesimistik, tidak mampu mengontrol diri dan memiliki berbagai
macam kekurangan. Sehingga dalam merencanakan karir, individu dapat
memahami psikis yang dimiliki dan menyesuaikan pekerjaan atau jabatan yang
tepat yang sesuai dengan keadaan psikologis, memiliki kemampuan untuk bekerja

16
secara tim dan mampu memanajemen emosi yang baik dalam bekerja. Berdasarkan
penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diri individu
terdapat aspek-aspek meliputi aspek diri secara fisik, aspek diri sosial, aspek diri
moral dan aspek diri psikis dimana aspek-aspek tersebut memberikan pengaruh
terhadap cara pandang individu mengenai dirinya sendiri.

5. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri


Berikut ini merupakan faktor-faktor yang bisa menjadi pengaruh dari konsep diri
seseorang.

a. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah faktor utama yang mempengaruhi konsep diri. Penelitian
Mead (1934) menekankan pentingnya interaksi dengan orang lain dalam
pembentukan konsep diri. Melalui interaksi sosial, individu menerima umpan balik
sosial, evaluasi, dan perbandingan yang membentuk persepsi mereka tentang diri
mereka sendiri. Interaksi dan evaluasi positif dari orang lain mendorong konsep diri
yang positif, sementara pengalaman negatif dan perlakuan yang tidak adil dapat
merusak konsep diri.
b. Pengalaman hidup
Pengalaman hidup juga memainkan peran penting dalam pembentukan konsep diri.
Penelitian Hart (1999) menunjukkan bahwa berbagai pengalaman hidup, termasuk
pencapaian, kegagalan, dan peristiwa emosional, dapat memengaruhi konsep diri.
Pengalaman yang berhasil dan positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
memperkuat konsep diri, sementara pengalaman negatif dapat menyebabkan
keraguan diri dan mengubah persepsi diri.
c. Peran dan nilai-nilai budaya
Budaya dan nilai-nilai masyarakat juga memainkan peran penting dalam
membentuk konsep diri seseorang; penelitian Markus dan Kitayama (1991)
menunjukkan bahwa budaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap konsep diri.
Sebagai contoh, dalam budaya yang lebih individualistis, konsep diri cenderung
berfokus pada atribut pribadi, sedangkan dalam budaya yang lebih kolektivistis,
konsep diri lebih relevan dengan hubungan sosial dan kolektif. Nilai-nilai yang
didukung oleh masyarakat juga dapat memengaruhi pemahaman individu tentang
diri.
d. Media sosial dan teknologi

17
Di era digital, media sosial dan teknologi juga memiliki dampak yang signifikan
terhadap konsep diri seseorang: sebuah studi oleh Fardouly dkk. (2018)
menunjukkan bahwa paparan yang tinggi terhadap gambar-gambar yang diidealkan
di media sosial dapat memengaruhi konsep diri dan memperburuk citra tubuh
seseorang. Selain itu, perbandingan sosial yang tak terhindarkan dengan orang lain
di media sosial dapat menyebabkan defisit konsep diri dan keraguan. Penting untuk
menyadari pengaruh media sosial ini dan mengembangkan keterampilan
manajemen diri yang sehat.
e. Dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan faktor penting dalam mengembangkan konsep diri
yang positif: menurut Taylor dan Brown (1988), dukungan sosial dari orang-orang
terdekat, seperti keluarga, teman, dan pasangan, dapat meningkatkan rasa harga diri
dan kepuasan hidup. Dukungan sosial yang positif dapat membantu individu untuk
mengatasi tantangan, mengatasi kegagalan, dan memberikan umpan balik
konstruktif yang memperkuat konsep diri

18
C. Konsep Diri dalam Perencanaan Karier
1. Peran Konsep Diri dalam Kematangan Karier
Kematangan karier adalah ukuran keberhasilan seseorang dalam memenuhi
tugas-tugas perkembangan yang spesifik pada setiap fase perkembangan karier mereka.
Hal ini termasuk kemampuan untuk memilih jalur karier yang sesuai, menyesuaikan
diri dengan kebutuhan karier, dan kesadaran akan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan karier yang telah ditetapkan. Elemen-elemen kematangan karier
mencakup proses perencanaan, penjelajahan berbagai pilihan karier, penguasaan
informasi yang relevan, dan kemampuan untuk membuat keputusan karier yang
bijaksana. Berikut adalah penjelasan yang lebih detail mengenai peran konsep diri
dalam kematangan karir:

a. Kesadaran Diri

Individu dengan konsep diri yang kuat memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang
siapa mereka, apa yang mereka inginkan dalam karir, dan bagaimana mereka ingin
mencapai tujuan tersebut. Ini membantu mereka dalam mengembangkan identitas
karir yang kuat. Kesadaran diri memungkinkan individu untuk melakukan
introspeksi dan mengevaluasi kecocokan antara nilai-nilai pribadi dan aspirasi karir
mereka, sehingga memfasilitasi pembentukan tujuan karir yang realistis dan
tercapai.

b. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang tinggi, sebagai bagian dari konsep diri yang positif,
membantu individu merasa yakin dalam membuat keputusan karir. Mereka lebih
mampu mengevaluasi pilihan dan mengambil tindakan yang sesuai dengan aspirasi
mereka. Kepercayaan diri juga memperkuat kemampuan individu untuk menghadapi
tantangan dan mengatasi hambatan dalam perjalanan karir mereka, yang mengarah
pada pengambilan keputusan yang lebih efektif dan proaktif.

c. Kesadaran akan Keterampilan dan Minat

Pemahaman yang mendalam tentang keterampilan dan minat pribadi membantu


individu memilih karir yang sesuai dengan bakat dan minat mereka, yang
meningkatkan kepuasan dan kinerja kerja. Kesadaran ini juga memungkinkan

19
individu untuk mengidentifikasi peluang pengembangan profesional dan pendidikan
yang dapat meningkatkan kompetensi mereka dalam bidang yang mereka pilih.

d. Nilai dan Tujuan

Individu yang memiliki konsep diri yang kuat cenderung memiliki nilai dan tujuan
yang konsisten. Mereka mampu memilih jalur karir yang sejalan dengan nilai-nilai
pribadi mereka, yang meningkatkan motivasi dan komitmen terhadap karir tersebut.
Konsistensi ini juga membantu dalam mempertahankan fokus dan arah dalam karir,
bahkan ketika dihadapkan pada keputusan yang sulit atau situasi yang tidak pasti.

e. Resiliensi dan Adaptabilitas

Konsep diri yang positif membantu individu menjadi lebih tangguh dan adaptif
dalam menghadapi perubahan dan transisi karir. Resiliensi dan adaptabilitas ini
penting dalam ekonomi global yang terus berubah, di mana individu sering kali harus
menyesuaikan diri dengan peran baru, teknologi, dan paradigma kerja. Dengan
memahami dan mengembangkan konsep diri yang positif, individu dapat mencapai
kematangan karir yang mencerminkan kemampuan mereka untuk merencanakan,
memilih, dan mengejar karier yang diinginkan dengan cara yang sesuai dengan
tahapan perkembangan karier mereka.

2. Pengaruh Konsep Diri dalam Kematangan Karier


Menurut Super (dalam Hamzah, 2019) salah satu faktor kematangan karir yang
berpengaruh adalah faktor kepribadian yang meliputi konsep diri, dimana jika individu
memiliki konsep diri internal yang baik maka akan memiliki kematangan karir yang
baik juga. Konsep diri adalah sesuatu yang terlintas dalam pikiran individu saat individu
berpikir tentang dirinya. Konsep diri terdiri dari dua macam, yaitu konsep diri positif
dan konsep diri negatif. Konsep diri positif yaitu konsep diri yang merancang tujuan-
tujuan termasuk pilihan karir dan erat kaitannya dengan kematangan karir, bersikap
optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani gagal, penuh percaya
diri, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir
positif. Hal ini akan berdampak terhadap cara individu dalam mencapai tujuan yang
ingin dicapainya dimasa mendatang. Sedangkan konsep diri yang negatif meliputi
penilaian yang negatif terhadap diri sendiri seperti rasa tidak percaya diri termasuk
belum memiliki kematangan karir, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa
tidak berguna, pesimis, serta berbagai perasaan dan perilaku inferior lainnya.

20
Individu yang mempunyai evaluasi yang baik akan mempunyai gambaran yang
realistik mengenai kemampuan diri. Kondisi tersebut memungkinkan individu menjadi
terbantu dalam mencapai kematangan karir. Sedangkan konsep diri, bagi individu yang
mempunyai konsep diri yang positif akan menjadi pribadi yang tangguh dan mampu
membuat perencanaan masa depan. Calhoun & Acocella menjelaskan bahwa individu
yang menerima dirinya apa adanya mampu menghadapi kehidupan di depannya dengan
merancang tujuan masa depan. Individu yang memelihara dan meningkatkan konsep
diri akan lebih terlibat dalam eksplorasi karir, mencari berbagai informasi mengenai
karir, dan mengembangkan tingkah laku yang terdapat dalam menghadapi karir.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi tugas


perkembangan terkait dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan remaja harus
mengembangkan konsep diri yang positif. Remaja yang memelihara dan meningkatkan
konsep diri yang positif akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir, mencari
berbagai informasi mengenai karir, dan mengembangkan tingkah laku dalam
menghadapi karir sesuai dengan pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan dicita-citakan.
Begitupun sebaliknya, ketika konsep diri negatif yang terbentuk pada individu maka
akan timbul rasa tidak percaya diri sehingga tidak memiliki kematangan karir, takut
gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna, pesimis, serta berbagai
perasaan dan perilaku negatif lainnya yang dapat menghambat individu meraih
pekerjaan dan cita-citanya

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perencanaan karier adalah sebuah proses dinamis yang melibatkan penentuan


dan pengejaran tujuan-tujuan karier yang diinginkan. Proses ini tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendidikan yang telah dicapai dan
pengalaman kerja yang telah diperoleh, tetapi juga oleh keterampilan pribadi yang
dimiliki, nilai-nilai yang dijunjung tinggi, kondisi ekonomi yang berlaku, serta
dukungan yang diterima dari keluarga, teman, dan mentor.
Sementara itu, konsep diri merupakan gambaran internal yang dibangun oleh
seseorang mengenai dirinya sendiri. Ini termasuk pemahaman tentang identitas pribadi
mereka, penilaian atas kemampuan yang mereka miliki, nilai-nilai yang mereka anut,
tujuan-tujuan yang ingin mereka capai, serta persepsi tentang bagaimana mereka dilihat
oleh orang lain. Konsep diri ini memainkan peran yang sangat penting dalam
perencanaan karier
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang konsep diri dan upaya
berkelanjutan untuk mengembangkannya adalah kunci untuk merencanakan dan
mencapai tujuan karier yang efektif. Ini tidak hanya membantu dalam pencapaian
tujuan jangka pendek tetapi juga dalam pertumbuhan pribadi dan profesional yang
berkelanjutan, memungkinkan seseorang untuk berkembang dalam karier mereka
seiring berjalannya waktu.

B. Saran
Sebagai penutup, penelitian ini telah membuka jalan bagi pemahaman yang
lebih dalam tentang perencanaan karier dan konsep diri. Untuk peneliti selanjutnya,
disarankan agar:

1. Melakukan penelitian lebih mendalam pada aspek-aspek tertentu dari perencanaan


karier dan konsep diri yang belum terjamah atau memerlukan pemahaman yang
lebih luas.

2. Memperluas sampel penelitian untuk mencakup berbagai demografi, industri, dan


budaya untuk memperkaya data dan hasil penelitian. Menerapkan metodologi
penelitian yang berbeda atau lebih inovatif untuk memvalidasi temuan dan
mendapatkan perspektif baru.

3. Menyelidiki pengaruh faktor eksternal seperti ekonomi, teknologi, dan perubahan


sosial terhadap perencanaan karier dan konsep diri. Mendorong kolaborasi antar-
disiplin ilmu untuk memahami perencanaan karier dari berbagai sudut pandang,
seperti psikologi, sosiologi, dan ekonomi.

22
DAFTAR PUSTAKA

A, I., Kasan, & ibrahim, A. (2022). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan
karir di kelas x SMA Negeri 1 Tilamuta. Jurnal Pedas Mahakam, 83-89.

Afriwinanda, E. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perencanaan Karir Pada Siswa
Siswi Kelas Xii Smk Negeri 4 Surakarta. Naskah Publikasi.

Nasma Rizka. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA
REMAJA PANTI ASUHAN SOS CHILDREN’S VILLAGE BANDA ACEH. 2021.
https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/17142/1/Rizka%20Nasma,%20160901010,%20FIP,%20PSI,%20
082279217851.pdf

Nurmasari. (2015). Peranan Penting Perencanaan Dan Pengembangan Karir . PUBLIK, 268-
281.

Pio, R. J. (2017, October). Perencanaan dan pengembangan karir. In Seminar Nasional TIK
Dan Ilmu Sosial (SocioTech) (Vol. 7, No. 2, pp. 207-215).

Sitompul, L. (2018). Meningkatkan Pemahaman Perencanaan Karir Melalui Layanan


Bimbingan Karir di Sekolah . Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, 316-327.

Yapono, F. (2013). Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri. Persona: Jurnal


Psikologi Indonesia, 2(3).

23

Anda mungkin juga menyukai