Kelompok 8 (Angket)
Kelompok 8 (Angket)
Kelompok 8 (Angket)
DISUSUN OLEH:
KEOMPOK 8
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
SAMPUL …………………………………………………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………….…. 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………...………….….. 4
C. Tujuan ……….…………………………………………………….…...5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Angket …………………………………………………………………… 6
B. Jenis-jenis Angket …………………………………………………………………… 6
C. Fungsi dan Tujuan Angket………………………………………………………….... 8
D. Petunjuk Penyusunan Pertanyaan dalam Angket…………………………………….. 9
E. Kelebihan dan Kelemahan Angket…………………………………………………… 9
F. Langkah Pengadministrasian…………………………………………………….….. 10
G. Contoh Angket……………………………………………………………………… 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… 16
B. Saran ……………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angket yang sering juga disebut kuesioner umumnya merupakan daftar pertanyaan yang
diberikan kepada sejumlah sampel untuk diisi. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk
memperoleh informasi mengenai fakta, pendapat, atau sikap dari responden. Pengisian angket
tersebut dapat dilakukan di bawah pengawasan peneliti atau melalui jasa orang lain.
Angket akan sangat efektif apabila responden memiliki kemampuan dan pemahaman
yang signifikan dan sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Apabila responden
kurang memahami permasalahan yang terdapat di dalam angket, maka angket akan diisi apa
adanya, bahkan mungkin asal-asalan. Dengan demikian angket tersebut akan menghasilkan data
yang valid dan reliable.
Keuntungan dari metode angket atau kuesioner, di antaranya: apabila tidak dituntut
mencantumkan nama, maka responden dapat mengisi angket tersebut secara bebas dan jujur.
Sementara beberapa kelemahannya, adalah: validitas dan reliabilitas angket seringkali sulit untuk
diuji, jumlah angket yang dikembalikan oleh responden selain tidak bersamaan juga sangat
rendah (60%-70%) angket yang sudah diisi dikembalikan sudah sangat bagus), kadang-kadang
responden sering memberikan jawaban yang tidak jujur meskipun angket tersebut tidak diberi
nama.
Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan dalam pembuatan angket di antaranya,
peneliti hendaknya memiliki gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan diselidiki,
tujuan penelitian, serta sasaran dan sifat data yang diperlukan. Jika penelitian ini hanya bertujuan
ingin memberikan gambaran (deskripsi), maka peneliti harus memiliki gambaran yang tajam dan
komprehensif tentang permasalahannya tersebut.
Agar diperoleh hasil yang representatif maka setiap pertanyaan pada angket diujicobakan
dulu kepada sejumlah sampel dari populasi target (sasaran). Hal tersebut sangat penting untuk
mengetahui tentang pertanyaan mana yang dianggap sulit untuk dijawab sehingga jawaban
responden kebanyakan “tidak tahu” atau banyak menimbulkan banyak penafsiran sehingga
jawaban responden antara satu dengan yang lainnya jauh dari yang dimaksud peneliti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian angket?
2. Apa fungsi dan tujuan angket?
3. Apa manfaat angket?
4. Sebutkan jenis-jenis angket!
5. Bagaimana cara merancang angket?
6. Berikanlah contoh angket!
4
C. Tujuan
Dalam Bimbingan dan Konseling sangatlah perlu dalam mengumpulkan informasi karena
selain tugas utama dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri adalah memberikan layanan
informasi, informasi yang dibutuhkan juga diperlukan dalam rangka memudahkan pengambilan
keputusan suatu masalah di masa yang akan datang. Angket adalah satu dari sekian banyak
instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan informasi, selain mudah, instrumen ini juga
efektif karena waktu yang dipergunakan dapat kita tentukan sendiri.
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan makalah ini adalah antara lain:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari angket sebagai salah satu instrumen
konseling dalam proses pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh dalam pengunaan angket.
3. Untuk mengetahui jenis angket, dancara merancang angket.
4. Sebagai bahan pembelajaran, agar dapat membantu dalam proses belajar teman-teman
mahasiswa saat perkuliahan.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Angket
Angket merupakan salah satu alat pengumpul data dalam asesmen nontes, berupa
serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden (peserta didik, orang tua,
atau masyarakat). Winkel mendefinisikan angket sebagai suatu daftar atau kumpulan pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga (Winkel, 1987:271). Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data (I.
Djumhur, 1985). Angket dikenal juga dengan sebutan kuesioner.
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan
kedatangan langsung dari sumber data (Dewa Ktut Sukardi, 1983). Kuesioner adalah suatu daftar
yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki
atau responden ( Bimo Walgito, 1987).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat
pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk
mendapatkan jawaban secara tertulis juga.
Alat asesmen ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Judul angket, (2)
Pengantar yang berisi tujuan dan petunjuk pengisian angket, dan (3) Item-item pertanyaan, bisa
juga opini atau pendapat, dan fakta. Sementara, bagian identitas pengisiannya tergantung pada
tujuan angket, karena kadang-kadang indentitas tidak diperlukan.
Angket disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan
dengan keperluan bimbingan dan konseling, seperti identitas pribadi peserta didik, keterangan
tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaan belajar di rumah, hobi atau
informasi lainnya. Data yang diperoleh, berfungsi untuk: (1) mengumpulkan informasi sebagai
bahan dasar dalam rangka penyusunan program, (2) untuk menjamin validitas informasi yang
diperoleh dengan metode lain, (3) evaluasi program BK, dan (4) untuk mengambil sampling
sikap/pendapat dari responden.
B. Jenis-jenis Angket
Angket dapat dibedakan berdasarkan tiga jenis, yaitu: 1) berdasarkan bentuk pertanyaan
atau pernyataan, 2) berdasarkan respondennya (sumber data), dan 3) dilihat berdasarkan
strukturnya. Masing-masing bentuk akan dijelaskan berikut ini.
1. Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan:
a. Angket terbuka (open questionaire), merupakan bentuk angket yang pertanyaan atau
pernyataannya memberi kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan
pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka.
Contoh:
6
1. Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah? Jelaskan alasannya!
2. Berapa lama biasanya anda belajar di rumah?
3. Apakah waktu tersebut anda rasa cukup? Mengapa?
b. Angket tertutup (closed questionaire), adalah angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak
memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya sesuai pendapat dan keinginan
mereka.
Contoh:
1. Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?
a. Ya b. Tidak
2. Berapa lama biasanya anda belajar di rumah?
a. 1 jam b. 2 jam c. 3 jam
3. Apakah waktu tersebut anda rasa cukup?
a. Ya b. Tidak
c. Angket semi terbuka (semi open questionaire), yaitu bentuk angket yang pertanyaan atau
pernyataannya berbentuk tertutup, tetapi diikuti pertanyaan terbuka.
Contoh:
1. Apakah anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?
a. Ya b. Tidak
2. Jika Ya maupun Tidak, Berikanlah Alasan Anda
.................................................................................................
3. Berapa lama biasanya anda belajar di rumah?
a. 1 jam b. 2 jam c. 3 jam
4. Berikanlah jawaban lain jika ada
.................................................................................................
5. Apakah waktu tersebut anda rasa cukup?
a. Ya b. Tidak
6. Mengapa?
.............................................................................................
2. Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan:
a. Angket langsung, yaitu bila angket itu langsung diberikan kepada responden yang ingin
diselidiki. Jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara.
b. Angket tidak langsung, yaitu bila angket itu disampaikan kepada orang lain yang diminta
pendapat tentang pendapat atau keadaan orang lain. Jawaban angket itu diperoleh dengan
melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama.
3. Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan menjadi:
a. Angket berstruktur, yaitu angket yang bersifat tegas, konkret dengan pertanyaan atau
pernyataan yang terbatas dan menghendaki jawaban yang tegas dan terbatas pula.
7
b. Angket tak berstruktur, dipergunakan apabila konselor menginginkan uraian lengkap dari
subjek tentang sesuatu hal, di mana diminta uraian yang terbuka dan panjang lebar.
Disampaikan dengan mengajukan pertanyaan bebas.
Apapun jenis angket yang akan digunakan oleh konselor, maka perlu memperhatikan
beberapa hal di bawah ini :
1. Angket dipergunakan dalam keadaan atau situasi yang setepat-tepatnya. Misalnya bila
kekurangan waktu, sasaran banyak/luas, maka dalam situasi demikian akan tepat apabila
konselor menggunakan angket.
2. Terlebih dahulu rumuskan tujuan angket itu, baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Misalnya
apakah yang dituju itu tentang latar belakang sosial peserta didik. Tujuan itu akan menentukan
pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, dengan kata lain, tanpa adanya tujuan yang jelas,
konselor akan sulit menyusun pertanyaan.
3. Tentukan dan susunlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya. Banyak angket yang
kurang efektif karena kesalahan-kesalahan dalam pertanyaan.
4. Perlu mengelompokkan pertanyaan berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan.
5. Bila telah tersusun, perlu dilakukan uji coba untuk memeriksa kemungkinan adanya pertanyaan-
pertanyaan yang perlu diperbaiki, sehingga diharapkan akan mendapat angket yang baik.
8
D. Petunjuk Penyusunan Pertanyaan dalam Angket
Pembuatan angket tentunya memerlukan petunjuk dalam menyusun pertanyaan yang
akan diajukan kepada konseli atau klien. Berikut adalah petunjuk penyusunan pertanyaan dalam
angket:
1. Menggunakan kata-kata yang tidak mengandung arti rangkap.
2. Susunan kalimat hendaknya sederhana tapi jelas.
3. Menghindari pemakaian kata yang tidak ada gunanya.
4. Menghindarkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
5. Mencantumkan kemungkinan jawaban sebanyak mungkin supaya subyek mempunyai
kemungkinan pilihan yang bebas.
6. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan responden sehingga dapat dijawab
dengan baik.
7. Hindarkan kata-kata yang bersifat sugestif dan juga kata yang bersifat negatif.
8. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab.
9. Bentuk berstruktur lebih baik dari pada bentuk terbuka.
10. Pertanyaan jangan membuat responden berpikir terlalu berat.
11. Pergunakan kata-kata yang netral, tidak menyinggung perasaan dan harga diri.
9
h. Pengisian angket dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-
malu menjawab.
2. Kelemahan penggunaan angket
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak
dijawab, padahal sukar diulangi untuk diberikan kembali kepada reponden.
b. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat.
c. Penggunaannya terbatas hanya pada responden yang bisa membaca dan menulis.
d. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat saja ditafsirkan salah oleh responden.
e. Sulit mendapatkan jaminan bahawa semua responden akan mengembalikan angket yang
diberikan.
F. Langkah Pengadministrasian
Pengadministrasian penggunaan angket dalam bimbingan dan konseling, memiliki
beberapa tahapan yang perlu dilakukan agar hasil asesmen mendapatkan data dengan tingkat
akurasi baik. Tahapan yang harus dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan
serta analisis hasil.
1. Persiapan
a. Menentukan kelompok responden yang akan diukur, apakah peserta didik, orang tua, atau
masyarakat umum.
b. Mempersiapkan angket sesuai tujuan.
c. Membuat satuan layanan asesmen.
2. Pelaksanaan
a. Memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data).
b. Membagikan angket.
c. Menjelaskan kapan waktu pengisian angket, apakah saat itu juga atau dapat diisi di rumah.
d. Mengumpulkan kembali angket setelah selesai diisi.
3. Pengolahan dan analisis hasil
a. Memeriksa kelengkapan hasil angket.
b. Membuat tabulasi hasil dan melakukan analisis.
10
G. Contoh Angket
Kelas :
Sekolah :
Hari/Tanggal :
PENGANTAR
11
Angket ini bukan merupakan suatu tes dan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar anda. Isilah
angket ini tanpa ada perasaan khawatir serta tidak ada jawaban yang benar dan salah.
Anda diharpakan menjawab dengan jujur dan teliti sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya
pada saat ini. Jawaban anda bersifat pribadi dan dijaga kerahasiaannya, oleh karena itu isilah
angket ini secara jujur dan sungguh-sungguh dengan petunjuk pengerjaan di bawah ini .
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Ketika ada mata pelajaran yang tidak dimengerti saya
mencoba memberanikan diri untuk bertanya.
2. Saya merasa mampu mengerjakan suatu hal dengan baik.
12
6. Saya selalu merasa bahagia.
13
24. Saya merasa teman-teman tidak mau bergaul dengan
saya.
25. Saya merasa kesulitan untuk mengembangkan kelebihan
yang saya miliki.
26. Saya berusaha tegar dan tabah dalam menghadapi cobaan
hidup.
27. Saya merasa tidak mempunyai tujuan hidup.
14
42. Saya menyukai kegiatan sosial.
3. Pemberian Skoring
Pemberian skor untuk tiap jawaban item positif nilai yang diberikan yaitu untuk jawaban sangat
setuju dengan skor 4, setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, dan sangat tidak setuju
dengan skor 1. Untuk jawaban kuesioner negative nilai yang diberikan yaitu untuk jawaban
sangat setuju dengan skor 1, setuju dengan skor 2, tidak setuju dengan skor 3, dan sangat tidak
setuju dengan skor 4.
4.Kriteria/ Penggolongan
Berdasarkan hasil skoring kuesioner percaya diri dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Skor 149-184 Penuh rasa percaya diri
2. Skor 112-148 Memiliki rasa percaya diri tinggi
3. Skor 75-111 Memiliki rasa percaya diri sedang
4. Skor 37-74 Memiliki rasa percaya diri rendah
5. Skor 0-36 Tidak memiliki rasa percaya diri
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Angket merupakan salah satu alat asesmen nontes berupa serangkaian pertanyaan atau
pernyataan yang diajukan kepada responden (peserta didik, orang tua, atau masyarakat).
2. Angket dapat dibedakan berdasarkan tiga jenis, yaitu: berdasarkan bentuk pertanyaan atau
pernyataan, berdasarkan respondennya (sumber data), dan berdasarkan strukturnya.
3. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki angket, antara lain praktis, ekonomis, memudahkan tabulasi
pada angket tertutup, dan mendapatkan jawaban yang luas pada angket terbuka.
4. Kelemahan angket di antaranya responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada
pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan
memberikan jawaban yang tepat.
B. Saran
Sebaiknya dalam pengunaan angket sang pembuat angket melakukan uji coba terlebih
dahulu agar hasil yang di inginkan dapat maksimal. Terlebih lagi sang pembuat angket juga
harus memperhatikan tempat dimana akan melakukan pengumpulan informasi dengan
menggunakan angket, dan tidak kalah pentingnya, para responden juga harus diperhatikan,
jangan sampai memilih responden yang terlihat main-main dalam pengisian angket yang telah
dibuat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17