Bahaya Merokok - Leaflet
Bahaya Merokok - Leaflet
Bahaya Merokok - Leaflet
PENDIDIKAN KESEHATAN
“BAHAYA MEROKOK”
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2 Manfaat
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama kurang lebih 60 Menit ang
dilaksanakan pada hari Selasa, 05 Maret 2024 pukul 18.30 WIB diharapkan
Masyarakat RT 01 RW 03 di desa Mertani dapat menerapkan pola hidup yang sehat
dengan mengetahui “Bahaya Merokok”
BAB 3
METODE DAN PELAKSANAAN
No Kegiatan Hari ke
1 2 3 4
1. Indentifikasi Kebutuhan Maslah
2. Penyusunan Proposal
3. Persiapan instrument ( SAP)
4. Pelaksanaan Penyuluhan
5. Penyusunan Laporan
BAB 6
HAL YANG DICAPAI
7.1 Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang
atau masyarakat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam mewujudkan kesehatan.
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat akan tetapi masyarakat
menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat dirinya senang. Untuk itu
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghentian pengguna rokok yakni
dengan mengontrol diri dan mengurangi kebiasaan merokok dikalangan masyarakat
dengan memahami bahaya rokok dan mengurangi kebiasaan yang buruk salah satunya
adalah pemahaman diri, pengendalian keinginan dan emosi.
7.2 Saran
Setelah diadakan penyuluhan ini, masyarakat diharapkan dapat mengerti “Bahaya
Merokok” untuk pola hidup yang lebih sehat dan terhindar dari penyakit penyebab rokok.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Agustiawan, A., Hajijah, S., & Desry, J. (2021). Gambaran Faktor Dan Kiat Berhenti
Merokok Berdasarkan Pengalaman Mantan Perokok Aktif. PREPOTIF : Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 5(1), 311–318. https://doi.org/10.31004/prepotif.v5i1.1623
Bahroni, L., & Pratama, A. (2018). Pengenalan Jenis-Jenis Racun Pada Rokok
Menggunakan Augmented Reality Berbasis 3 Dimensi Pada Os Android (Studi Kasus)
Di Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Sti&K.
Ekawati, R., Supangat, S., & Hairrudin, H. (2019). Hubungan Tingkat pengetahuan Bahaya
Merokok dengan Perilaku Merokok Merokok Mahasiswa Laki-Laki di Fakultas
Kedokteran. Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH). Journal of
Agromedicine and Medical Sciences, 5(3), 141. https://doi.org/10.19184/ams.v5i3.9610
Shabir, F. N., Bakar, A., & Ismono, S. R. (2020). Pengetahuan Bahaya Rokok dan Tindakan
Merokok pada Remaja di SMA Negeri 1 GalisPamekasan. Critical Medical and
Surgical Nursing Journal, 1(2), 102–107.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
BAHAYA MEROKOK
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang “Bahaya Merokok”
diharapkan peserta dapat mengetahui dan memahami mengenai bahaya merokok bagi
kesehatan
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang “Bahaya Merokok”
diharapkan masyarakat mampu :
1. Mengetahui Pengertian dari Rokok
2. Mengetahui pengertian dari merokok
3. Mengetahui Tipe-tipe Perokok
4. Mengetahui Zat-zat yang terkandung dalam rokok
5. Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh rokok
6. Mengetahui ciri-ciri seorang perokok
7. Mengetahui cara untuk merokok yang diperbolehkan
8. Mengetahui cara untuk berhenti merokok
C. Topik materi
Bahaya Merokok
D. Sasaran
Masyarakat RT 01 RW 03 Desa Mertani
E. Waktu dan Tenpat
Hari/Tanggal : Selasa, 05 Maret 2024
Alokasi Waktu : 60 Menit
Tempat : Rumah Warga
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. Media
Leaflet
H. Kegiatan penyuluhan
BAHAYA MEROKOK
1. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm
dengan diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak
orang. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko
timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah,
kanker paru - paru, kanker rongga mulut, kanker laring, dan kanker osefagus
(Bahroni, L., & Pratama, 2018)
2. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok
Menurut (Shabir et al., 2020) Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung
di dalam rokok :
Nikotin Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan,mempengaruhi sistem
syaraf, mempercepat detak jantung (melebihi detak normal) dan yang
menyebabkan perokok merasa rileks,sehingga menambah resiko terkena penyakit
jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan diteliti orang,karena
dapat meracuni saraf tubuh,meningkatkan tekanan darah,menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
Tar menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak
atau lendir di paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano
Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna
Cadmium adalah sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif
Metanol (alcohol kayu), alcohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai
metil alkohol
Asetilena merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
alkuna yang paling sederhana.
Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi
dengan unsur-unsur tertentu.
Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh
semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat di ikat darah dan
mengurangi transportasi darah dalam tubuh.
3. Tipe Perokok
a. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok secara langsung Berdasarkan
jumlah rokok yang dihisap, perokok aktif dikategorikan atas beberapa tipe, antara
lain:
a) Perokok berat, yaitu mereka yang merokok sekitar 20 batang sehari
b) Perokok sedang, yaitu mereka yang merokok sekitar 10-19 batang rokok
sehari
c) Perokok ringan, yaitu mereka yang merokok sekitar 1-9 batang rokok sehari
b. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah mereka yang sebenarnya tidak merokok tetapi berada di
sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh perokok
(Agustiawan et al., 2021)
4. Penyakit-penyakit akibat merokok
Rokok dan asapnya diketahui bisa menyebabkan berbagai macam penyakit
yang beberapa diantaranya bahkan terbilang mematikan. Umumnya tidak ada satu pun
organ di dalam tubuh yang tidak terpengaruh oleh asap rokok, karenanya hampir
semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok. Hal ini karena di dalam satu batang rokok
mengandung 4.000 senyawa kimia yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik) atau
karsinogenik (bisa menyebabkan kanker).
Berikut ini merupakan macam-macam penyakit yang disebabkan oleh rokok yaitu :
a. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok.Hal ini
karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru.Zat dari
asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh
abnormal.Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat
akan meninggal akibat kanker paru.
b. Kanker kandung kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok.Studi menemukan
kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam rokok menjadi karsinogen
yang mengarah pada kanker kandung kemih.
c. Kanker payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara.
Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun
dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker
payudara.
d. Kanker Servik
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal
ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus
menular seksual.
e. Kanker kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel esofagus
sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen kasus kanker
esophagus telah dikaitkan dengan merokok.
f. Kanker pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tetapi ada beberapa asap yang
tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal (pencernaan).
g. Kanker ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin dan tembakau
akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan kimia berbahaya
lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan perubahan denyut
jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah. Karsinogen yang disaring keluar
dari tubuh melalui ginjal juga mengubah sel DNA dan merusak sel-sel ginjal.
Perubahan ini mempengaruhi fungsi ginjal dan memicu kanker.
h. Kanker mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih
besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok,
dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar.
i. Kanker tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan melewati
tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
j. Serangan jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan
meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen
dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak.
Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa
menyebabkan serangan jantung.
k. Penyakit jantung koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan
memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes mellitus.
l. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri yang bisa
disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya
jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.
m. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat
seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh
rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat
kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronchitis kronis (batuk dengan
banyak lender yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).
5. Ciri-ciri orang yang perokok
Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase
dari anak-anak menuju fase dewasa. Pada umumnya masa remaja yaitu antara 12-21
tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus
dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja
pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak
yang signifikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan.
Ciri-ciri perokok adalah sebagai berikut :
a. Bibir dan gusi menjadi hitam
b. Kulit jadi hitam
c. Mata merah
d. Kuku membiru
e. Pipi perokok terlihat kempok
f. Mudah terserang penyakit batuk
g. Nafas bau
h. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
Efek dari rokok juga menimbulkan
a. Bibir dan gusi menjadi hitam
b. Kulit jadi hitam
c. Mata merah
d. Kuku membiru
e. Pipi perokok terlihat kempok
f. Mudah terserang penyakit batuk
g. Nafas bau
h. Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok (Agustiawan et al.,
2021)
6. Cara agar orang yang perokok berhenti merokok
Sebagian besar perokok yang udah atau berniat untuk menghentikan
kebiasaan merokok perlu menggunakan cara mereka sendiri. Para perokok ringan,
yang sangat berkeinginan untuk untuk menghentikan kebiasaan merokok, akan dapat
berhasil dalam usaha mereka bila menggunakan cara mereka sendiri yang paling
sesuai untuk mereka.
Setiap orang yang ingin berhenti merokok memerlukan suatu cara yang
sesuai untuk masing-masing. Nikotin adalah zat yang paling membuat orang
ketagihan sehingga berhenti merokok tidaklah mudah walaupun motifasinya amat
tinggi. Perokok menyadari bahwa upaya awal untuk menghentikan kebiasaan
merokok seringkali tidak berhasil sehingga perokok yang ingin berhenti harus siap
untuk melakukan usaha berkali kali. Upaya berulang kali ini penting artinya karena
akan berupa intervensi awal. Setiap orang harus mencoba berbagai teknik intervensi
untuk menentukan mana yang paling sesuai dengan menyadari bahwa mungkin
diperlukan tiga sampai empat kali percobaan sebelum menemukan cara yang sesuai.
Harus dijelaskan kepada setiap perokok yang berupaya untuk menghentikan
kebiasaannya bahwa gagal sekali dan mengulangi kembali bukanlah berarti kegagalan
program, melainkan hanya suatu hambatan kecil menuju suatu langkah yang akhirnya
menuju keberhasilan. Seringkali program menghentikan kebiasaan merokok mahal
biayanya atau tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar penduduk. Oleh karena itu
para petugas pemeliharaan kesehatan, keluarga dan teman menjadi mekanisme
pendukung bagi sebagian besar perokok yang ingin berhenti merokok. Program
umum yang dapat direkomendasikan oleh para profesional pemeliharaan kesehatan
tidak memerlukan biaya atau tambahan, selain keinginan kuat dari para perokok serta
keluarga dan teman-teman (Ekawati et al., 2019)
7. Strategi untuk menghentikan kebiasaan merokok
a. Tetapkan hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan
keinginan untuk berhenti.
b. Bicara dengan seorang klinis, bahas cara pengobatan dan strategi untuk mengatasi
keinginan merokok kembali, memaksimalkan kesempatan untuk berhasil
c. Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha untuk mengurangi rokok
secara bertahap, tetapi berhenti totalsetelah tanggal yag telah ditentukan
d. Singkirkan semua peralatan yang berkaitan dengan tembakau dan bersihkan
semua pakaian dan mobil sebelum tanggal yang ditetapkan, segeralah berhenti
merokok di rumah dan di dalam mobil, jangan pergi ke tempat-tempat yang
menimbulkan godaan untuk merokok
e. Jangan khawatir untuk diet sampai sepenuhnya berhenti merokok
f. Pastikan dan minta dukungan dari rekan kerja, teman dan keluarga untuk
mendorong upaya berhenti merokok dan terus berhenti
g. Sebagai orang tua, sadarilah contoh yang anda berikan kepada anak-anak
h. Pelajari bagaiman menghindari atau mengatasi keadaan dan perilaku yang
membuat anda berhenti merokok (Shabir et al., 2020)