Makalah Viabilitas Benih
Makalah Viabilitas Benih
Makalah Viabilitas Benih
Segala puji bagi Tuhan sekalian alam kami ucapkan dan shalawat beriring
salam kami limpahkan kepada nabi junjungan alam yakni nabi besar Muhammad
dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Makalah ini disusun dengan maksud untuk melengkapi tugas mata
tersebut.
Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah pengetahuan . Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu , kami sebagai menulis mengharapkan saran dan kritik yang
PENDAHULUAN
yang tidak saja untuk kebutuhan tetapi lebih kepada benih yang berkualitas .
Benih berkualitas adalah benih yang memiliki mutu fisik dan daya kecambah yang
tinggi.
Viabilitas benih yang sesungguhnya tidak dapat dilihat kasat mata. Bahkan
berbagai metode pengujian tidak bisa mengetahui secara pasti viabilitas benih
pada kondisi tertentu yaitu kondisi optimum atau suboptimum. Kondisi optimum
bagi benih ialah bila air, oksigen, cahaya tersedia dan suhu disekitar benih
Kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi
spesifik. Tinggi atau rendahnya viabilitas potensial bisa diukur dengan tolak
ukurnya :
Benih dan biji tidak berbeda secara struktural, karena sama-sama berasal dari
ovulum yang dibuahi. Struktur benih terdiri dari kulit benih (testa), jaringan
tambahan yang ada dipermukaan testa yang berfungsi sebagai alat penyebaran
(dispersal). Namun bila dilihat dari fungsinya, benih dan biji berbeda karena benih
atau pakan.
Melihat fungsinya yang penting sebagai bahan perbanyakan tanaman, suatu hal
yang paling diperhatikan dari benih ialah mutunya. Mutu benih yang tinggi sudah
dengan pada fase vegetatif dan generatif, serta fase menjelang panen. Selama
pengawasan untuk menjaga mutu benih tetap tinggi sampai saatnya ditanam.
Mutu benih ada tiga macam yaitu : mutu fisik, mutu fisiologis, dan mutu
genetik. Mutu fisik yaitu benih yang bermutu fisik tinggi terlihat dari kinerja
fisiknya yang bersih dari kotoran yang terbawa dari lapang (kotoran fisik) da
ukuran benih seragam. Mutu fisiologis benih adalah tinggi rendahnya daya hidup
atau viabilitas benih yang tercermin dari nilai daya berkecambah, kecepatan
Mutu benih menjadi jaminan bagi pengguna benih. Informasi mengenai mutu
memberikan informasi jumlah benih murni dan kotoran fisik. Makin besar jumlah
benih murni, makin tinggi mutu genetik suatu lot benih. Makin kecil jumlah
kotoran fisik, makin tinggi mutu fisik benih. Pengujian viabilitas benih
fisik, fisiologis , dan biokimia. Pendekatan fisik dapat menduga viabilitas benih
melalui pengukuran terhadap bobot 1000 butir , berat jenis benih , persentase
benih retak , tingkat kecerahan kulit benih. Pendekatan fisiologis dapat dilakukan
terhadap senyawa – senyawa kimia benih yang sangat erat kaitannya dengan
pada subtrat pengujian yang dapat berupa kertas , pasir , tanah. Kondisi
dilapangan, tanah merupakan faktor utama tempat tumbuh kembangnya benih dan
Benih yang telah berkecambah harus dievaluasi agar dapat dinilai dengan
abnormal , benih mati , benih segar , atau benih keras. Penilaian terhadap
kecambah yang dinilai adalah poros embrio dan kotiledonnya untuk tanaman
tipe epigeal dan hypogeal. Epigeal adalah tipe kecambah yang kotiledonnya akan
terangkat keatas permukaan tanah jika ditanam dilapang , dan hipogeal adalah tipe
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui
gejala metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga
merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih (Sadjad, 1993). Pada
menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
benih, persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Perkecambahan benih
mempunyai hubungan erat dengan viabilitas benih dan jumlah benih yang
Viabilitas ini makin meningkat dengan bertambah tuanya benih dan mencapai
tercapainya berat kering maksimum, pada saat itu benih telah mencapai viabilitas
maksimum (100 persen) yang konstan tetapi sesudah itu akan menurun sesuai
dalam hal ini mencerminkan kekuatan tumbuh yang dinyatakan sebagai laju
dengan kecambah lainnya sesuai kriteria kecambah normal, abnormal dan mati
(Sutopo, 2002).
Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai
1. Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal
2. Benih keras: Benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih
tersebut tidak mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak
benih keras lebih kecil. Hal ini disebabkan karenakulit benih yang
3. Benih mati: Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak
segar, dantidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih
induk talah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut
mutu benih didapatkan dari pengujian. Terdapat pengujian benih tertentu untuk
memberikan informasi jumlah benih murni dan kotoran fisik. Makin besar jumlah
benih murni, makin tinggi mutu genetik suatu lot benih. Makin kecil jumlah
kotoran fisik, makin tinggi mutu fisik benih. Pengujian viabilitas benih
yang dihasilkan. Metode pengujian ada dua macam yaitu pengujian secara
langsung dan tidak langsung. Indikasi dari pengujian juga ada dua macam yaitu :
Misalna diuji daya berkecambah 100 butir benih jagung, satu persatu benih jagung
ditanam pada media kertas merang dengan metode penanaman UKDdp, UDK,
dan UAK, kemudian benih dikecambahkan dalam alat pengecambahan benih atau
Metode pengujian benih secara langsung, bila benih ditanam satu persatu pada
yang berukuran kecil seperti benih bayam, tembakau, anggrek. Ukurannya yang
kecil, menyebabkan benih-benih tersebut sulit dihitung dan ditanam satu persatu.
Untuk benih yang berukuran kecil, jumlah benih yang diuji berdasarkan bobotnya,
misalnya untuk melihat daya berkecambah benih bayam digunakan 1grma benih
bayam perulangan.
langsung (Aryunis,dkk.2009)
berkembang menjadi bibit tanaman dan tanaman yang baik dan normal , pada
lingkungan yang telah disediakan yang sesuai bagi kepentingan pertumbuhan dan
benih , yaitu kelembaban , temperatur , oksigen dan kadang – kadang bagi benih
minimal DB suatu benih agar dapat dijual dipasaran berbeda untuk setiap
varitas, benih–benih hibrida minimal mempunyai DB 85%. Pertumbuhan
bersangkutan
secara fisik, yaitu keseragaman bentuk , warna, bersih dari kotoran dan
benih lainnya.
4. Uji Kadar Air, dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada benih.
Kadar air benih ini mempengaruhi lama daya simpan benih. Kadar air
benih yang aman berkisar antara 7% - 8%. Pada kadar air tersebut benih
dapat tahan disimpan hingga 1,5 tahun pada kondisi benih terhindar dari
5. Uji Kesehatan Benih, uji untuk mengetahui dan memastikan benih yang
3.1. Kesimpulan
Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui
gejala metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga
merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih. Mutu benih ada tiga
macam yaitu : mutu fisik, mutu fisiologis, dan mutu genetik. Mutu fisik yaitu
benih yang bermutu fisik tinggi terlihat dari kinerja fisiknya yang bersih dari
kotoran yang terbawa dari lapang (kotoran fisik) da ukuran benih seragam. Mutu
fisiologis benih adalah tinggi rendahnya daya hidup atau viabilitas benih yang
3.2. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang konstruktif
demi perbaikan makalah ini sehingga dapat lebih disempurnakan dengan lebih
Pratikum.Rineka Cipta:Jakarta
Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Indonesia: Jakarta
OLEH:
AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR