Tekben 3
Tekben 3
Tekben 3
Oleh:
DESIANTI
NIM. D1B118031
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB 1. PENDAHULUAN
Benih adalah bagian dari tanaman baik berupa biji, batang, umbi dan
tanaman. Benih ini akan tumbuh dan menghasilkan suatu tanaman yang baru
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya yaitu faktor kualitas dari
Pengujian mutu benih sendiri merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dari suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan
hasil dan pelabelan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang
menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harusdievaluasi
dalam pengujian. Pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian
telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan). Beberapa penyesuaian juga telah dibuatuntuk menyederhanakan
prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi
benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili
lot benih untuk keperluan pengujian dan bagaimana melakukan pengujian benih,
salah satunya yaitu analisis kemurnian.
Benih tanaman lain adalah jenis atau spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Budidaya varietas tanaman menjadi salah
satu factor utama yang menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan campuran varietas
lain dan kemrosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman merupakan
akibat dari penggunaan varietas yang kurang terkontrol mutunya. Penggunaan
varietas bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya karena bebas dari
serangan hama dan penyakit mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan.Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum penetapan varietas lain
secara laboratories guna mengetahui varietas apa saja yang ikut tercampur dalam
sekolompok benih.
Penetapan varietas lain dilakukan dengan memisahkan/menghitung benih
varietas lain secara visual berdasarkan tanda morfologi varietas-varietas. Tanda-tanda
morfologi benih yang dapat digunakan untuk pemisahan/pembedaan varietas antara
lain adalah bentuk biji, warna biji, ukuran biji, kilap kulit biji, serta bentuk, letak dan
warna hilum. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukannya praktikum
penetapan varietas lain secara laboratories.Pengujian fisik benih, penetapan varietas
lain juga merupakan pengujian standar yang seringkali dilakukan untuk keperluan
pengisian data label benih. Benih varietas lain adalah semua biji/benih yang tidak
termasuk dalam varietas yang dimaksud oleh pengirim, tetapi masih termasuk dalam
satu spesies.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum
tentang penetapan varietas lain secara laboratories.
varietas lain sesuai dengan ketetapan yang berlaku serta mengetahui presentase
Annas S. 2011. Faktor-Faktor yang Menentukan Benih Bermutu Tinggi. IPB. Bogor.
Dwipa I, Saswita W. 2017. Pengujian hasil dan mutu benih beberapa varietas
kedelai dengan variasi jumlah satuan luas panen. Jurnal Pros Sem Nas
Masy Biodiv Indon, 3 (1) : 16-22.
Nyoman D, Dwi R, I Gusti Nr, I Ketut S dan Gusti N. 2018. Pengujian benih
beberapa jenis tanaman hortikultura yang beredar di bali. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7 (1) : 64-72.
Nasrudin. 2019. Kemurnian benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/kemurnian
- benih.html. Diakses pada 25 Maret 2019.
Wiliam H. Maret 2017. Viabilitas benih rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal
Kadar Air Awal dan Kemasan Benih. 1 (2) : 34-45.
BAB 3. METODE PENELITIAN
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Selasa, 10 Maret 2020
Bahan-bahan yang digunakan Jagung, Cabe, Padi, plastik dan kertas label.
Alat yang digunakan pinset, kaca pembesar, spatula, timbangan analitik dan
wadah.
1. Menimbang contoh kerja sesuai dengan ketetapan dalam satuan gram dengan
tingkat ketelitian.
2. Menganalisis benih dengan memisahkan benih varietas lain sesuai dengan kriteria
spesifik untuk masing-masing jenis tanaman.
3. Menimbang bobot masing-masing komponen dalam satuan gram, dengan tingkat
ketelitian sesuai dengan pada contoh kerja dan hitung jumlah butirnya.
4. Menghitung persentase masing-masing komponen benih. Untuk bobot contoh
kerja kurang dari 25 gram, persentase bobot masing-masing komponen dihitung
berdasarkan total bobot semua komponen, bukan berdasarkan bobot penimbangan
awal. Total bobot tersebut harus dibandingkan dengan bobot awal untuk mengecek
adanya kehilangan atau kesalahan lain (toleransi 1 %). Untuk bobot contoh kerja
lebih besar dari 25 gram, persentase bobot komponen benih tanaman lain dan
kotoran benih dihitung terhadap bobot awal contoh kerja.
5. Komponen benih murninya boleh tidak ditimbang, dapat dihitung dengan
mengurangi angka 100 % dengan jumlah persentase bobot kedua komponen
lainnya (toleransi 5 %).
4.2. Pembahasan
farm maupun off farm. Penggunaan benih yang baik dan benar akan mampu
5.1. Kesimpulan
Benih tanaman lain adalah jenis atau spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Budidaya varietas tanaman menjadi salah
satu factor utama yang menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan campuran varietas
lain dan kemrosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman merupakan
akibat dari penggunaan varietas yang kurang terkontrol mutunya. Berdasarkan hasil
pengamatan maka diperoleh bobot paling tinggi pada ketiga tanaman tersebut
tanaman padi memiliki bobot contoh kerja paling tinggi yaitu (88,51 g) dengan
varietas murni (69,42 g) dan tanaman jagung memiliki contoh bobot kerja (50,80 g)
paling rendah dengan varietas murni (26,49 g). Faktor yang mempengaruhi sehingga
berikutnya ada perbedaan dalam satu spesies tersebut ada muncul varietas lain apabila
ada penyerbukan dari varietas yang bukan varietas aslinya. Produksi benih terdiri dari
5.2. Saran
Saran saya pada praktikum penetapan varietas lain secara laboratories yaitu
agar kekompakan sesama praktikan lebih ditingkatkan lagi, tidak rusuh dan tetap
fokus pada praktikum yang dijalankan tidak dengan sibuk pada kegiatan diluar
praktikum.