Tekben 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

“PENETAPAN VARIETAS LAIN SECARA LABORATORIES”

Oleh:

DESIANTI
NIM. D1B118031

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih adalah bagian dari tanaman baik berupa biji, batang, umbi dan

lainnya yang digunakan untuk mengembangbiakkan atau memperbanyak

tanaman. Benih ini akan tumbuh dan menghasilkan suatu tanaman yang baru

yang kemudian dapat berproduksi. Proses pertumbuhan dari benih akan

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya yaitu faktor kualitas dari

benih yang digunakan.

Pengujian mutu benih sendiri merupakan salah satu bagian yang sangat
penting dari suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan
hasil dan pelabelan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang
menunjukkan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harusdievaluasi
dalam pengujian. Pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian
telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan). Beberapa penyesuaian juga telah dibuatuntuk menyederhanakan
prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi
benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili
lot benih untuk keperluan pengujian dan bagaimana melakukan pengujian benih,
salah satunya yaitu analisis kemurnian.
Benih tanaman lain adalah jenis atau spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Budidaya varietas tanaman menjadi salah
satu factor utama yang menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan campuran varietas
lain dan kemrosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman merupakan
akibat dari penggunaan varietas yang kurang terkontrol mutunya. Penggunaan
varietas bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya karena bebas dari
serangan hama dan penyakit mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan.Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum penetapan varietas lain
secara laboratories guna mengetahui varietas apa saja yang ikut tercampur dalam
sekolompok benih.
Penetapan varietas lain dilakukan dengan memisahkan/menghitung benih
varietas lain secara visual berdasarkan tanda morfologi varietas-varietas. Tanda-tanda
morfologi benih yang dapat digunakan untuk pemisahan/pembedaan varietas antara
lain adalah bentuk biji, warna biji, ukuran biji, kilap kulit biji, serta bentuk, letak dan
warna hilum. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukannya praktikum
penetapan varietas lain secara laboratories.Pengujian fisik benih, penetapan varietas
lain juga merupakan pengujian standar yang seringkali dilakukan untuk keperluan
pengisian data label benih. Benih varietas lain adalah semua biji/benih yang tidak
termasuk dalam varietas yang dimaksud oleh pengirim, tetapi masih termasuk dalam
satu spesies.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perlu dilakukan praktikum
tentang penetapan varietas lain secara laboratories.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara penetapan

varietas lain sesuai dengan ketetapan yang berlaku serta mengetahui presentase

campuran benih varietas lain yang terdapat dalam kelompok benih.

Kegunaan dari praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui cara


penetapan varietas lain sesuai dengan ketetapan yang berlaku serta mengetahui
persentase campuran bennih varietas lain yang terdapat dalam kelompok benih
yang digunakan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan komponen terkecil dari seluruh sistem ekonomi pertanian,


benih memegang peranan penting karena menentukan hasil/produksi dari tanaman.
Benih yang dipanen sebelum masak fisiologis belum memliki cadangan makanan
yang cukup dan keadaan embrio belum sempurna sedangkan yang masak fisiologis
embrio telah terbentuk secara sempurna serta telah memiliki cadangan makanan yang
cukup. Waktu panen dan cara pasca panen akan menentukan kualitas benih sebelum
disimpan, apabila di panen sebelum masak fisiologis dicapai tidak mempunyai
viabilitas yang tinggi bahkan tidak akan berkecambah (Hertiningsih, 2010).
Penetapan varietas lain merupakan pengujian standar yang seringkali
dilakukan untuk keperluan pengisian data label benih. Penetapan varietas lain
dilakukan dengan dengan memisahkan/menghitung benih varietas lain secara visual
berdasarkan tanda morfologi varietas-varietas bersangkutan.tanda-tanda morfologi
benih yang dapat digunakan untuk pemisahan/pembedaan varietas antara lain adalah
bentuk biji, ukuran biji, warnah biji kilap kulit biji, serta bentuk, letak dan warna
hilum (Wiliam, 2017).
Varietas lain merupakan pengujian standar yang sering kali dilakukan
untuk keperluan pengisian data label banih. Benih varietas lain adalah semua
biji yang tidak termasuk dalam varietas yang dimaksud oleh pengirim tetapi
masih termasuk dalam satu spesies dengan kelompok benih tersebut (Dwipa,
2017).
Benih murni merupakan salah satu komponen yang dipisahkan dalam analisis
kemurnian benih adalah benih murni. Memisahkan benih murni dari komponen lain
maka harus diketahui apa yang dimaksud atau dikategorikan dengan benih murni
yang dimaksud dengan benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan
pengirim atau benih yang secara dominan ditemukan dalam contoh benih. Berikut ini
adalah benih yang dikategorikan sebagai benih murni antara lain benih utuh, benih
muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut dan benih yang sedikit rusak, benih
yang terserang hama dan penyakit tetapi masih bisa dikenali sebagai benih yang
dimaksud, benih yang sudah berkecambah serta pecahan benih yang ukurannya lebih
besar dari setengah ukuran benih normal dan masih bisa dikenali (Nyoman et al.,
2018).
Kemurnian benih merupakan salah satu ukuran mutu fisik benih dan benih
murni adalah benih yang tidak tercampur dengan kotoran yang terbawa ataupun
benih-benih yang tidak utuh. Benih ialah bahan yang memiliki nutrisi tinggi seperti
karbohidrat, protein dan lemak adalah sumber makanan yang menarik bagi sejumlah
organisme. Hama bawaan benih menunjukkan ketahanan benih secara individual
terhadap hama dan penyakit berbeda-beda pada setiap pohon, kerentanan atau
ketahanan benih terhadap serangan hama dan penyakit dipengaruhi oleh genotif,
tingkatan perkembangan dan lingkungan, serta interaksi antara faktor-faktor tersebut
(Mira et al., 2015).
Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor fisik, faktor-faktor genetik adalah benih yang berasal dari varietas-varietas
yang memiliki genotipe yang baik seperti hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama
dan penyakit, responsif terhadap kondisi pertumbuhan yang lebih baik atau tahan
terhadap cekaman abiotik. Faktor fisik adalah benih bermutu tinggi dengan
kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang tinggi, bebas kotoran dan benih
rerumputan bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air yang rendah (Annas, 2011).
Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di
lapangan. Komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai
pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Pengujian benih
mengacu dari ISTA dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk
mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-
jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini (Nasrudin, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Annas S. 2011. Faktor-Faktor yang Menentukan Benih Bermutu Tinggi. IPB. Bogor.

Dwipa I, Saswita W. 2017. Pengujian hasil dan mutu benih beberapa varietas
kedelai dengan variasi jumlah satuan luas panen. Jurnal Pros Sem Nas
Masy Biodiv Indon, 3 (1) : 16-22.

Hertiningsih A. 2010. Teknologi Benih. Penebar Swadaya. Jakarta.


Mira KN, Maya PB dan Jumani. 2015. Uji mutu fisik dan fisiologis benih pohon
penghasil gaharu (aquilaria microcarpa baill.). Jurnal Agrifor, 14 (2) : 222-
238.

Nyoman D, Dwi R, I Gusti Nr, I Ketut S dan Gusti N. 2018. Pengujian benih
beberapa jenis tanaman hortikultura yang beredar di bali. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7 (1) : 64-72.

Nasrudin. 2019. Kemurnian benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/kemurnian
- benih.html. Diakses pada 25 Maret 2019.

Wiliam H. Maret 2017. Viabilitas benih rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal
Kadar Air Awal dan Kemasan Benih. 1 (2) : 34-45.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit

Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari Selasa, 10 Maret 2020

Pukul 13:00 WITA sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan Jagung, Cabe, Padi, plastik dan kertas label.

Alat yang digunakan pinset, kaca pembesar, spatula, timbangan analitik dan
wadah.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pelaksanaan praktikum ini yaitu :

1. Menimbang contoh kerja sesuai dengan ketetapan dalam satuan gram dengan
tingkat ketelitian.
2.  Menganalisis benih dengan memisahkan benih varietas lain sesuai dengan kriteria
spesifik untuk masing-masing jenis tanaman.
3.  Menimbang bobot masing-masing komponen dalam satuan gram, dengan tingkat
ketelitian sesuai dengan pada contoh kerja dan hitung jumlah butirnya.
4.  Menghitung persentase masing-masing komponen benih. Untuk bobot contoh
kerja kurang dari 25 gram, persentase bobot masing-masing komponen dihitung
berdasarkan total bobot semua komponen, bukan berdasarkan bobot penimbangan
awal. Total bobot tersebut harus dibandingkan dengan bobot awal untuk mengecek
adanya kehilangan atau kesalahan lain (toleransi 1 %). Untuk bobot contoh kerja
lebih besar dari 25 gram, persentase bobot komponen benih tanaman lain dan
kotoran benih dihitung terhadap bobot awal contoh kerja.
5. Komponen benih murninya boleh tidak ditimbang, dapat dihitung dengan
mengurangi angka 100 % dengan jumlah persentase bobot kedua komponen
lainnya (toleransi 5 %).
4.2. Pembahasan

Benih merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang memegang

peranan penting dalam menunjang keberhasilan produksi tanaman ditingkat lahan on

farm maupun off farm. Penggunaan benih yang baik dan benar akan mampu

mengeliminasi kesenjangan antara produktivitas saat panen dan produktifitas

potensial komoditas pertanaman.

Kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian


benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih
murni, benih tanaman lain dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase
dari ketiga komponen benih tersebut.
Penetapan varietas lain dilakukan dengan cara memisahkan/ menghitung
benih varietas lain secara visual berdasarkan tanda-tanda morfologi varietas-varietas
bersangkutan. Tanda-tanda morfologi yang digunakan adalah bentuk biji, warna biji,
ukuran biji, kilap kulit biji, bentuk biji, letak dan warna hilum. Dalam menghitung
persentase benih varietas lain digunakan rumus, varietas murni=berat varietas murni/
berat contoh kerja dan dikali dengan 100 %.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, benih padi (Oryza sativa
L.) memiliki bobot contoh kerja (58,59g), komponen benihnya untuk benih varietas
murni memiliki bobot (26,963g) dengan jumlah butir 978 dan persentasenya
(45,973%), campuran varietas lain 1 memiliki bobot (18,138g) dengan jumlah butir
956 dan persentasenya (30,957%), campuran varietas lain 2 memiliki bobot (7,011g)
dengan jumlah butir 342 dan persentasenya (11,966%), dan campuran varietas lain 3
memiliki bobot (3,638g) dengan jumlah butir 195 dan persentasenya (6,209%).
Benih cabai (Capsicum Annum L) memiliki bobot contoh kerja (3,285g),
komponen benihnya untuk benih varietas murni memiliki bobot (1,857g) dengan
jumlah butir 172 dan persentasenya (56,7%), campuran varietas lain 1 memiliki bobot
(0,505 g) dengan jumlah butir 67 dan persentasenya (15,5%), campuran varietas lain
2 memiliki bobot (0,374g) dengan jumlah butir 46 dan persentase (11,5%), campuran
varietas 3 memiliki bobot (0,341g) dengan jumlah butir 51 dan presentase (10,5%)
dan campuran varietas 4 memiliki bobot (0,152g) dengan jumlah butir 20 dan
presentase (4,8%).
Benih jagung (Zea mays L.) memiliki bobot contoh kerja (230,57g),
komponen benihnya untuk benih varietas murni memiliki bobot (93,61g) dengan
jumlah butir 296 dan persentasenya (38,3%), campuran varietas lain 1 memiliki bobot
(54,26g) dengan jumlah butir 209 dan persentasenya (22,1%), campuran varietas lain
2 memiliki bobot (33,12g) dengan jumlah butir 128 dan persentasenya (13,5%),
campuran varietas lain 3 memiliki bobot (9,62g) dengan jumlah butir 23 dan
persentasenya (3,9%) dan campuran varietas lain 4 memiliki bobot (10,51g) dengan
jumlah butir 26 dan persentasenya (4,2%), campuran varietas lain 5 memiliki bobot
(17,03g) dengan jumlah butir 71 dan presentasenya (6,9%) dan campuran varietas
lain 6 memiliki bobot (29,58g) dengan jumlah butir 91 dan presetansenya (12,0%).
Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh bobot paling tinggi pada ketiga
tanaman tersebut tanaman padi memiliki bobot contoh kerja paling tinggi yaitu (88,51
g) dengan varietas murni (69,42 g) dan tanaman jagung memiliki contoh bobot kerja
(50,80 g) paling rendah dengan varietas murni (26,49 g).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Benih tanaman lain adalah jenis atau spesies lain yang ikut tercampur dalam

contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Budidaya varietas tanaman menjadi salah

satu factor utama yang menjadi penentu keberhasilan. Peningkatan campuran varietas

lain dan kemrosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi pertanaman merupakan

akibat dari penggunaan varietas yang kurang terkontrol mutunya. Berdasarkan hasil

pengamatan maka diperoleh bobot paling tinggi pada ketiga tanaman tersebut

tanaman padi memiliki bobot contoh kerja paling tinggi yaitu (88,51 g) dengan

varietas murni (69,42 g) dan tanaman jagung memiliki contoh bobot kerja (50,80 g)

paling rendah dengan varietas murni (26,49 g). Faktor yang mempengaruhi sehingga

didapatkan varietas lain penyerbukan yang terjadi yang nantinya diketurunan

berikutnya ada perbedaan dalam satu spesies tersebut ada muncul varietas lain apabila

ada penyerbukan dari varietas yang bukan varietas aslinya. Produksi benih terdiri dari

faktor eksternal dan internal, kondisi lingkungan akan mempengaruhi tanaman

sehingga didapatkan varietas lain.

5.2. Saran

Saran saya pada praktikum penetapan varietas lain secara laboratories yaitu

agar kekompakan sesama praktikan lebih ditingkatkan lagi, tidak rusuh dan tetap

fokus pada praktikum yang dijalankan tidak dengan sibuk pada kegiatan diluar

praktikum.

Anda mungkin juga menyukai