Laporan Fitri Rahayaan
Laporan Fitri Rahayaan
Laporan Fitri Rahayaan
(DIABETES MELITUS)
NIM:P07120220011
TINGKAT: 3 A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut PERKENI (2015) ada empat kriteria dalam menegakkan diagnosis DM.
diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula darah anteprandialkadar gula darah
post prandial, kadar gula darah acak dan pemeriksaan HbAlc. Namun, pemeriksaan
kadar gula darah dengan HbA1c saat ini tidak digunakan lagi sebagai alat diagnosis
ataupun evaluasi dikarenakan tidak semua laboratorium di Indoesia memenuhi
standar. Menurut WHO (2019). seseorang didiagnosis diabetes1 dari 8ila dalam
pemeriksaan kadar gula darah ditemukan nilai pemeriksaan kadar gula darah
anteprandial ≥ 126 mg/dl, dua jam setelah makan≥ 200 mg/dl dan kadar gula darah
acak ≥200 mg/dl.
Pemeriksaan HbAlc. Namun, pemeriksaan kadar gula darah dengan HbA1c saat ini
tidak digunakan lagi sebagai alat diagnosis ataupun evaluasi dikarenakan tidak semua
laboratorium di Indoesia memenuhi standar. Menurut WHO (2019). seseorang
didiagnosis diabetes melitus apabila dalam pemeriksaan kadar gula darah ditemukan
nilai pemeriksaan kadar gula darah anteprandial ≥ 126 mg/dl, dua jam setelah makan
≥200 mg/dl dan kadar gula darah acak ≥ 200 mg/dl.
Pada tahun 2018, jumlah kasus diabetes melitus di provinsi Bali menduduki urutan ke
14 dari 34 provinsi di Indonesia, yang mana hal tersebut. mengalami peningkatan
pada tahun 2013 dengan prevelensi 1,3 % menjadi 1,7 % pada tahun 2018
(RISKESDAS, 2018)Berdasarkan data yang diperoleh dari jumlah kasus diabetes
melitus pada tahun 2018 sebesar 67.172 kasus diabetes melitus di Bali (Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, 2018). Khususnya Kabupaten Tabanan, tahun 2018 jumlah
penderita diabetes melitus yang tercatat yaitu 2.744 jiwa (Dinkes Tabanan, 2018).
Menurut data yang diperoleh dari catatan medik BRSU Tabanan bahwa jumlah kunjungan
diabetes melitus di ruang rawat inap terus meningkat dari tahun 2018-2020Pada tahun 2018
kasus DM sebanyak 143 orang, tahun 2019 sebanyak 281 orang dan pada tahun 2020 sebanyak
298 orang (BRSU Tabanan, 2020).
Keadaan kadar gula darah yang meningkat pada pasien diabetes melitus akan berdampak pada
tingginya resiko ulkus kaki yang sulit disembuhkan. Hal ini dikarenakan kemampuan pembuluh
darah dalam berkontraksi maupun relaksasi sehingga mengakibatkan gangguan perfusi jaringan
pada bagian distal (D. Wahyuni et al., 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni (2016) bahwa adanya hubungan kadar gula darah dengan derajat ulkus diabetik. Hasil
penelitian tersebut memperoleh 10,0% derajat I ulkus kaki diabetik dengan kadar gula darah
<200 mg/dl40,0% derajat 2 ulkus kaki dengan kadar glukosa darah ≥200 mg/dl: 50.0% derajat 3
ulkus kaki diabetik dengan kadar glukosa darah ≥200 mg/dlHal ini dapat disimpulkan bahwa,
apabila kadar gula darah dalam kategori buruk menyebabkan penderita diabetes melitus sangat
rentan terkena ulkus diabetikum yang mengakibatkan gangguan integritas kulit/ jaringan pada
bagian ekstremitas bawahJika hal tersebut tidak segera ditangani maka ulkus pada kaki semakin
sulit disembuhkan sehingga sangat beresiko mengalami amputasi. Menurut Supriyadi (2017)
sekitar 85% pasien diabetes melitus yang memiliki ulkus diabetikum khususnya pada ekstremitas
bawah akan mengalami resiko tinggi terhadap amputasi. Maka dari itu, pentingnya untuk selalu
mengontrol kadar gula darah sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi dari kasus diabetes
melitus.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menekan kasus diabetes melitus di
Indonesia, salah satunya dengan cara mengedukasi. Namun, menurut pusat data dan informasi
kementerian kesehatan RI tingkat ketidakpatuhan penderita diabetes melitus masih memiliki
angka yang cukup tinggi untuk tahun 2018. Hal ini dibuktikan pada data prevelensi konsumsi
makanan dan minuman manis, yang mana 47,8 % responden mengonsumsi makanan manis 1-6
kali/minggu dan hanya 12% responden mengonsumi nya < 3 kali perbulan. Selain itu, prevelensi
aktivitas fisik di Indonesia pada tahun 2018 yaitu 66,5% yang mana mengalami penurunan
dibandingkan pada tahun 2013 dengan jumlah 73.9% (Kemenkes RI2020)Selain itu, adapun upaya
yang dilakukan BRSU Tabanan untuk menekan kasus DM yaitu dengan cara memberikan
penyuluhan serta latihan senam kaki untuk pasien dan keluarga pasien yang dirawat di ruang
dahlia garing (BRSU Tabanan, 2019)
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk kasus diabetes melitus dengan mentaati 4 pilar, yang
diantaranya mengatur pola makan, melakukan aktivitas fisik, terapi farmakologi dan edukasi
Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan prinsip 3J (jenis, jumlah, jadwal). Hal ini
dilakukan untuk mengurangi makanan atau minuman manis yang dapat berkontribusi terhadap
tingginya kadar gula darah. Tidak hanya mengatur asupan nutrisimelakukan aktivitas fisik juga
dapat mengontrol kadar gula dan berat badan. Aktivitas fisik dapat dilakukan dengan durasi 30
menit/hariPenderita DM sangat diwajibkan untuk melakukan terapi insulin secara teratur untuk
mencegah tingginya kadar gula darah yang berujung komplikasi. Selain itu, pentingnya edukasi
juga dapat membantu mengendalikan kasus diabetes melitus di Indonesia (Kemenkes RI2020).
Berdasarkan uraian diatas, pentingnya memahami macam-macam kategori kadar gula darah pada
penderita DM. Maka dari itu, peneliti tertarik melakukan studi tentang "Gambaran Kadar Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di BRSU Tabanan Tahun 2021".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini ialah "Bagaimanakah gambaran kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di BRSU
Tabanan Tahun 2021?"
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan um umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus di BRSU Tabanan Tahun 2021.
2. Tujuan khusus
b. Mendeskripsikan kadar gula darah anteprandial pada pasien diabetes melitus di BRSU Tabanan
Tahun 2021
c. Mendeskripsikan kadar gula darah post prandial pada pasien diabetes melitus di BRSU
Tabanan Tahun 2021
d. Mendeskripsikan kadar gula darah acak pada pasien diabetes melitus di BRSU Tabanan
Tahun 2021
e. Mendeskripsikan kadar gula darah berdasarkan karakteristik responden pada pasien diabetes
melitus di BRSU Tabanan Tahun 2021
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan diperoleh, peneliti berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat.
Adapun manfaat dari penelitian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis
1. Manfaat teoritis
7 dari 8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu bentuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan medikal bedah khususnya yang
berkaitan pada kadar gula darah pada penderita diabetes melitus, menguatkan penelitian yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya, serta dapat dimanfaatkan sebagai data untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bentuk pertimbangan bagi tenaga kesehatan
dalam memberikan layanan kesehatan terutama dalam pemeriksaan kadar gula darah pasien
diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasdinah. Mengenal diabetes mellitus pada orang dewasa dan anak-anak dengan
solusi herbalYogyakarta: Nuha Medika; 2012.