Essai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

1.

Latar belakang dikeluarkannya UU 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu


berdasarkan Veiligheids Reglement 1910 (VR 1910, stbl No. 406) sudah tidak sesuai
lagi karena:
a. Perlindungan Tenaga Kerja tidak hanya di industry/pabrik saja
b. Perkembangan teknologi/IPTEK serta kondisi situasi ketenagakerjaan
c. Bersifat refresif dan polisional

Dengan alasan tersebut maka UU 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Ketenagakerjaan dikeluarkan.

2. Kewajiban dan kewenangan Ahli K3 Umum sesuai dengan Permenaker Nomor:


PER-02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pasal 9 dan Pasal 10.
a. Pasal 9 (1): Ahli K3 Berkewajiban
i. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan K3
sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan
penunjukkannya.
ii. Memberikan laporan kepada Menteri tenaga kerja atau pejabat
yang ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugas dengan ketentuan:
1. Untuk AK3 di tempat kerja satu kali dalam 3 bulan, kecuali
ditentukan lain.
2. Untuk AK3 di Perusahaan yang memberikan jasa dibidang
K3 setiap saat setelah selesai melakukan kegiatannya.
iii. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
Perusahaan/instansi yang didapat berhubungan dengan jabatannya.
b. Pasal 10 (1): Ahli K3 Berwenang
i. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukkan
ii. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja sesuai
dengan keputusan penunjukannya;
iii. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan keselamatan dan kesehatan
kerja yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja.
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta
peralatan lainnya.
3. Penanganan bahan-bahan.
4. Proses produksi.
5. Sifat pekerjaan.
6. Cara kerja.
7. Lingkungan kerja.
3. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja sesuai UU 1 Tahun 1970 pasal 12:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan;
d. Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-halkhusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-
jawabkan.

4. Cara penyelenggaraan pelayanan Kesehatan kerja sesuai dengan Permenaker


No.Per-03/MEN/1982 yaitu dilakukan sesuai dengan Pasal 4 (1) yaitu:
a. Dapat diselenggarakan sendiri oleh pengurus.
b. Dapat diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan
dokter atau pelayanan Kesehatan lain.
c. Pengurus dari beberapa Perusahaan secara Bersama-sama
menyelenggarakan suatau pelayanan Kesehatan.

5. Terdapat 5 prinsip dasar SMK3 sesuai PP 50 Tahun 2012 tentang SMK3 di tempat
kerja Pasal 6 (1):
a. Penetapan kebijakan K3
i. Dilakukan sebagai usaha pencegahan kecelakaan kerja dan PAK
ii. Sebagai kepatuhan terhadap regulasi
iii. Sebagai perbaikan berkelanjutan
b. Perencanaan K3
i. Dilakukan supaya informasi terdokumentasi berupa manual SMK3,
prosedur, IK, dan formular.
ii. Untuk dilakukan manajemen risiko seperti HIRARC
iii. Supaya tujuan, sasaran dan program-program K3 (HSE plan,
Tusaspro/OTP) terlaksana dengan baik.
c. Pelaksanaan rencana K3
i. Dilakukan agar dapat menyediakan SDM berkualifikasi/kompeten
ii. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
i. Melakukan insfeksi (safety patrol)
ii. Melakukan pemeriksaan Kesehatan
iii. Melakukan pengujian alat
iv. Pengukuran lingkungan kerja (NAB)
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
i. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala
ii. Tinjauan ulang harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh
kegiatan.

Peraturan Perundang-undangan yang mewajibkan setiap Perusahaan menerapkan


SMK3:

a. UU 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 dan ayat 2

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan Kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
(2)Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamaatan
dan Kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
b. PP 50 tahun 2012 Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.


(2) Kewajiban berlaku bagi perusahaan:
a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang; atau
b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
Pasal 16 (2): Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. Penjelasan pasal 16 (2): Yang dimaksud dengan perusahaan
yang memiliki potensi bahaya tinggi antara lain perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan, minyak dan gas bumi.

c. Permenaker 26 tahun 2014 : Penyelenggaraan penilaian penerapan SMK3 Pasal


2(1)

Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan system di


perusahaan.

6. Kewajiban pengurus/pengusaha di tempat kerja dalam mencegah, mengurangi


dan memadamkan kebakaran sesuai Kepmenaker No. KEP-186/MEN/1999 tentang
Unit Penganggulangan Kebakaran di Tempat kerja pada Pasal 2 (2):
a. Pengendalian setiap bentuk energi: mengendalikan sumber energi dalam
segitiga api. Dengan cara Smothering (menutup area yang terbakar dengan kain
basah), starvation (memutus supply bahan bakar), cooling (menghilangkan
sumber panas, breaking chain reaction (menghentikan reaksi berantai).
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi:
supaya untuk mencegah banyak korban
c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja
e. Penyelenggaraan Latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi tempat
kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

7. Jawaban:
a. Ruang Lingkup pengawasan K3 listrik diatur dalam Permenaker no 33 tahun
2015 tentang perubahan atas Permenaker No 12 tahun 2015 pada BAB II
Ruang Lingkup Pasal 4 (1) dan Pasal 4 (2):
 Pasal 4 (1): Pelaksanaan K3 listrik merupakan pelaksanaan
Persyaratan K3 yang meliputi
i. Perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan.
ii. Pemeriksaan dan pengujian
 Pasal 4 (2): Persyaratan K3 dilaksanakan pada kegiatan:
o pembangkitan listrik;
o transmisi listrik;
o distribusi listrik; dan
o pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh)
volt arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah.
b. Ruang Lingkup pengawasan K3 penanggulangan kebakaran Kepmenaker No.
KEP-186/MEN/1999 tentang Unit Penganggulangan Kebakaran di Tempat
kerja pada Pasal 4 (1) (2) (3) (CEK termasuk lampiran 1)
8.

Anda mungkin juga menyukai