Essay Jawaban
Essay Jawaban
Essay Jawaban
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja
yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan,
pada tempat –tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas attau ahli keselamatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan
dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatankerja.
c. Menyediakan secara cuma-Cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan
menyediaakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan peyunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. (Bab X Kewajiban Pengurus Hal. 132 Kitab UU
K3)
2. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja?
a. Kecelakaan Kerja: Suatu kejadian yang tidak direncanakan, dan tidak diinginkan, gangguan dari
pekerjaan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan. (Bab II Dasar Hukum Dan Pengertian Hal.3
Kumpulan Modul K3)
b. Kecelakaan: adalah peristiwa yang tidak dikehendaki dan tidak diduga yang mengganggu jalannya
proses aktivitas yang telah ditentukan
dari semula dan dapat mengakibatkan kerugian jiwa atau harta benda (Bab II Dasar Hukum dan
Pengertian Kumpulan Modul K3)
3. Mengapa setiap karyawan harus dilakukan pemeriksaan awal, berkala maupun
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi
kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga
kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain dapat terjamin.
Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
sesudah berada dalam pekerjaannya, serta memiliki kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan. Pemeriksaan
kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
4. Sebutkan tugas, kewajiban dan wewenang ahli K3 umum! - Tugas AK3 Umum:
b. Memberikan laporan kepada menteri tenaga kerja atau pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Untuk AK3 di tempat kerja satu kab dalam 3 bulan kecuali ditentukan lain
2) Untuk AK3 di perusahaan yang memberikan jasa dibidang K3 setiap saat setelah selesai melaksanakan
kegiatannnya
3) Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan /instansi yang didapat berhubungan
jabatannya
- Wewenang AK3 Umum:
5. Sebutkan fungsi dan tugas P2K3 serta sebutkan landasan hukum pemebentukan P2K3!
Landasan hukum P2K3: Per No.04/MEN/1987 tentang P2 K3 serta tata cara penunjukan AK3
Fungsi P2K3:
Pasal 4 ayat 1
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan
7. Jelaskan objek pengawasan lingkungan kerja serta sebutkan peraturan perundangan terkait!
- Landasan hukum Objek pengawasan lingkungan kerja: Permen N0.7 tahun 1964 tentang syarat
kesehatan, kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja.
Pasal 2
b. Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan penyakit atau timbulnya penyakit jabatan
d. Mendapat penerangan yang cukup dan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan
f. Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan bauan yang tidak menyenangkan
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1, pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan
pasal 14
2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No.120 Hygiene dalam perniagaan dan kantor-
kantor, pasal 7
3. PP No.7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida
7. Permenaker No.3 tahun 1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja mengelola
pestisida
8. Kepmenaker No.51 tahun 1986 tentang NAB faktor fisika di tempat kerja
9. Kepmenaker No. 187 tahun 1999 tentang Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja
11. SE Menteri tenaga kerja No.01/1997 tentang NAB faktor kimia, udara lingkungan kerja, dll
b. Hygiene perusahaan
d. Pestisida
f. Sanitasi lingkungan
g. APD
h. Limbah industri
Pengendalian lingkungan dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan
tingkat faktor bahaya lingkungansampai batas yang masih dapat ditoleransi oleh manusia dan
lingkungannya.
9. Apa yang disebut dengan bahan kimia berbahaya? Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi
tingkat bahaya dari bahan kima
berbahaya!
Pasal 1
Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat
kimia dan fisika dan/atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan
- Faktor yang memengaruhi tingkat bahaya: daya racun, cara bahan kimia masuk dalam tubuh,
konsentrasi, macam, dan lama paparan bahan kimia, efek kombinasi bahan kimia, kerentanan calon
korban paparan bahan kimia
Pasal 16
a. Mempekerjakan petugas K3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja non
shift sekurang-kurangnya dua orang dan apabila dipekerjakan dengan sistem shift sekurang-kurangnya
dipekerjakan 5 orang.
d. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan modifikasi
instalasi yang digunakan
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 6
bulan sekali
f. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 2 tahun
sekali
a. Mempunyai petugas K3 kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja non shift
sekurang-kurangnya satu orang dan apabila dipekerjakan dengan sistem shift sekurang-kurangnya
dipekerjakan 3 orang
c. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan modifikasi
instalasi yang digunakan
d. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 1
tahun sekali
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 3
tahun sekali
11. Jelaskan ruang lingkup pengawasan K3 konsruksi bangunan dan sebutkan peraturan terkait!
a. Pekerjaan penggalian
b. Pekerjaan pondasi
e. Pekerjaan pembongkaran
1. Perancah bangunan
2. Plumbing
3. Penanganan bahan
4. Peralatan bangunan
- Peraturan terkait:
a. UU No.1 tahun1970
b. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/1980 tentang K3 pada konstuksi bangunan
c. Keputusan bersama menteri tenaga kerja dan menteri pekerjaan umum No.KEP 174/MEN/86, No Kep
104/KPTS/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
12. Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus dalam mengurangi, mencegah dan memadamkan
kebakaran sesuai Kepmenakertrans No 186/1999!
Pasal 2:
(1) Pengurus / pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan
penggulangan kebakaran di tempat kerja
(2) Meliputi:
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 orang
tenaga kerja dan/atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
13. Dalam identifikasi masalah bahaya kebakaran ditempat kerja saudara terdapat beberapa apar
telah berakhir masa pakai, coba
Jika apar telah berakhir masa pakainya, segera hubungi bagian purchasing agar menghubungi suplier
untuk pengisian kembali apar. Selain itu jangan lupa dilakukan pemeriksaan jangka 6 bulan dan 12
bulan. Pengisian tabung apar harus diisi kembali dengan cara sebagai berikut:
a) Untuk asam soda, busa, bahan kimia harus diisi setiap setahun sekali.
b) Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi setiap 2 tahun sekali
c) Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung diisi setiap 3 tahun sekali.
Pengawasan instalasi penyalur petir diatur dalam Permenaker No.2 tahun 1989. Instalasi penyalur petir
berdasarkan pasal 2, harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai dengan ketentuan
dalam permen dan/atau standar. Persyaratan yang harus diikuti antara lain:
b) Ketahanan mekanis
- Permenker No. Per-03/MEN/1999 tentang syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja lift untuk
pengangkutan orang danbarang
- Keputusan direktur jendral pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan no Kep-
407/BW/1999 tentang persyaratan, penunjukan, hak dan kewajiban teknisi lift
- Pemenaker No.32/2015 tentang perubahan atas Permenker No. Per-03/MEN/1999 tentang syarat-
syarat keselamatan dan kesehatan kerja lift untuk pengangkutan orang dan barang
16. Mengapa seorang operator suatu peralatan / pesawat yang membahayakan dalam
mengoperasikan harus mendapat lisensi dari Depnaker?
- Untuk menentukan kelayakan si operator dalam mengoperasikan alat angkat-angkut sesuai dengan
Permenker RI No Per-05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-angkut perlu adanya perlindungan atas
keselamatan kerja setiap tenaga kerja yang melakukan perbuatan, pemasangan, pemakaian,
persyaratan pesawat angkat-angkut.
- Untuk memastikan kompetensi operator dalam menjalankan suatu peralatan / pesawat dapat
beroperasi dengan baik dan tanpa masalah/kecelakaan maka harus ada lisensi
17. Jelaskan ruang lingkup pengawasan norma keselamtan dan kesehatan kerja mekanik dan
sebutkan peraturan perundangan K3 terkait!
- Permenaker RI No. Per-05/MEN/1985 tentang pesawat angkat- angkut Ruang lingkup K3 mekanik:
1. Mesin Kalor: motor pembakar luar, motor pembakar dalam Turbin: Memutar roda (dengan uap, air
dan/atau gas
2. Kincir Angin
b. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik: peralatan yang berfungsi untuk memindahkan daya/gerakan
mekanik dari penggerak mula ke pesawat lainnya; antara lain:
5. Roda-roda gesek
c. Mesin perkakas kerja: Pesawat atau alat untuk membentuk suatu bahan, barang, produk teknis
dengan cara memotong, mengepres, menarik dan/atau menumbuk; antara lain: mesin asah, poles,
pelicin, alat tuang-tempa, pelubang, mesin rol, gerigi, mesin ayak dan pemisah, mesin guntuing, mesing
pengeping dan pembelah
d. Mesin Produksi: Semua mesin peralatan kerja yang digunakan untuk menyiapkan, membentuk,
membuat, merakit, finishing barang produksi / teknis; antara lain: mesin pak & bungkus, mesin jahit dan
rajut, mesin pintal dan tenun
e. Dapur: Pesawat yang dengan cara pemanasan digunakan untuk mengolah, memperbaiki sifat
barang/produk barang teknis; antara lain: dapur tinggi, dapur baja, covertor, oven
18. Sebutkan sumber-sumber bahaya yang terdapat di perusahaan saudara khususnya dibidang
mekanik, pesawat uap dan bejana tekan!
a. mekanik:
b. Pesawat Uap:
- suhu tinggi - bagian yang menanggung beban - terpapar zat kimia berbahaya
c. Bejana Tekan
19. Jelaskan norma ruang lingkup pengawasan K3 pesawat uap dan bejana tekan!
Ruang lingkup pengawasan bejana tekan sesuai Permenakertras No Per-01/MEN/1982 tentang bejana
tekan:
- Perencanaan
- Pengangkutan
- Peredaran/perdagangan
- Pemeliharaan/perbaikan/reparasi/modifikasi
- Penyimpanan
- Pemusnahan
20. Jelaskan dasar hukum dan tujuan dari pelaksanaan sistem manajemen K3 pada setiap tempat
- PP No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan PAK dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh\
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas
21. Jelaskan 5 prinsip dasar SMK3! Dan sebutkan peraturan perundangan sebagai landasan hukum
yang mewajibkan setiap perusahaan menerapkan SMK3!
3. Penerapan kebijakan K3
(2) Berlaku bagi perusahaan : a) mempekerjakan lebih dari 100 orang (minimal 100 orang); b)
mempunyai potensi bahaya tinggi
22. Sebutkan dan jelaskan hirarki penegendalian risiko K3!
Hirarki pengendalian
-Subtitusi : Mengganti alat / bahan yang memiliki potensi bahaya tinggi dengan yang potensi bahayanya
lebih rendah
-Administrative Control : Melakukan kontrol secara sistematis terhadap hal-hal yang ada di tempat kerja
(orang, barang, prosedur kerja)
- SMK3 : bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. (PP no. 50 tahun 2012)
- Audit SMK3: Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur
suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.