k33 PDF
k33 PDF
k33 PDF
NO.PER-04/MEN/1995
Disusun oleh:
M.YUSRIFAL 32222047
2022
MENTERI TENAGA KERJA R.I.,
Menimbang :
Mengingat :
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/Men/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan.
MUT U S K A N
BAB I
KETENTUAN UMUM
e. Pengujian adalah rangkaian kegiatan penilaian suatu obyek secara teknis atau
medis yang mempunyai resiko bahaya dengan cara memberi beban uji atau
dengan teknik pengujian lainnya sesuai dengan ketentuan teknis atau medis
yang telah ditetapkan.
j. Pengusaha adalah :
k. Dokter pemeriksa adalah Dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan
oleh Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) Undang-Undang No.
1 tahun 1970.
l. Direktur adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-Undang Keselamatan Kerja.
Pasal 2
(1) PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus terlebih dahulu memperoleh
keputusan penunjukan dari Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur Jendral Pembinaan dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
(2) Untuk memperoleh keputusan penunjukan sebagaimana dimaksud dalam yat (1)
harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Bab II.
Pasal 3
a. Jasa Konsultan K3 ;
Pasal 4
(1) Perusalan Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 huruf c meliputi bidang :
b. Listrik;
d. Lift;
f. Konstruksi Bangunan;
h. Pengujian merusak (Destructif Test) dan tidak merusak (Non desntructif test ).
(2) Perusahaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf d meliputi bidang :
b lingkungan kerja
(3) Rincian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dapat diubah sesuai dengan
perkembangan teknik dan teknologi yang ditetapkan oleh menteri tenaga kerja.
Pasal 5
Perusahaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Ayat (1) dilarang melakukan
kegiatan PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf 3 a,b, e dan f.
Pasal 6
Ahli K3 atau dokter pemeriksa yang bekerja pada PJK3 mempunyai tugas melakukan
pemeriksaan dan pengujian teknik atau pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan
kesehatan kerja sesuai dengan keputusan penunjukannya.
BAB II
SYARAT-SYARAT PENUNJUKAN
Pasal 7
Untuk menjadi PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b harus memenuhi
persyaratan sabagai berikut :
a. Berbadan hukum;
f. Memiliki ahli K3 yang sesuai dengan usaha jasanyah yang bekerja penuh pada
perusahaan yang bersangkutan;
Pasal 8
(1) Untuk mendapat keputusan penunjukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, PJK3
harus mengajukan permohonan kepada menteri tenaga kerja c.q. direktur jendral
pembinaan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat dalam rangkap 3 (tiga)
dan diberi meterai cukup dengan disertai lampiran :
i. Riwayat hidup Ahli K3 atau Tenaga Teknis yang bekerja pada perusahaan yang
bersangkutan.
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), harus mencantumkan bidang
usaha jasa sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (1), dan (2) yang sesuai dengan Ahli K3
yang dimiliki.
Pasal 9
(3) Ketua, anggota, hak, kewajiban dan masa kerja Tim Penilai sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Pengawasan Norma Keselamatan
dan kesehatan kerja ;
(4) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri
Tenaga Kerja c.q. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal
diterimanya permohonan, menetapkan penolakan atau Keputusan penunjukan .
(5) Penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) harus disertai alasanalasannya.
Pasal 10
(1) Keputusan Penunjukan PJK3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (4) belaku
untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, dan setelah berakhir dapat diperpanjang.
(2) Untuk mendapatkan Keputusan Penunjukan perpanjangan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), PJK3 harus mengajukan surat permohonan perpanjangan dengn
melampirkan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat
BAB III
PASAL 11
b. Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak di luar retribusi pengawasan norma
keselamtan dan kesehatan kerja, sesuai dengan peraturan perundangundangan yang
berlaku.
Pasal 12
c. Membuat kontrak kerja dengan pcmberi kerja yang isinya antara lain memuat secara
jelas hak kewajiban;
Pasal 13
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 PJK3 harus melaporkan dan
berkonsultasi dengan Kepala Kantor Departemen atau Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan
meyerahkan laporan teknis sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 14
PJK3 yang melakukan kegiatan di bidang jasa pemeriksaan dan pengujian teknik atau
jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja yang mengakibatkan
kerusakan atau kerugian pihak lain karena tidak mengikuti pihak lain karena tidak
mengikuti produsen sesuai peraturan perundang-undngan yang berlaku, wajib
bertanggung jawab atas kerusakan atau kerugian tersebut.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 15
Dalam hal adanya perubahan Ahli K3 atau tenaga teknis, PJK3 harus melaporkan kepada
Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industri dan
Pengawasan Ketenagakerjaan.
Pasal 16
(1) Penunjukan PJK3 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini untuk
mencapai nihil kecelakaan di tempat kerja.
(2) Untuk mencapai nihil kecelakaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PJK3 haruis
memiliki arena. Dan prasarana yang diperlukan untuk pemenuhan syarat-syarat K3
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
BAB V
SANKSI
Pasal 17
PJK3 yang telah ditunjuk oleh Menteri Tenaga kerja c.q. Direktur Jendral Pembinaan
Hubungan Industri dan pengawasan Ketenagakerjaan, apabila dalam melaksanakan
kewajibannya tidak sesuai dengan Ketentuan Peraturan Menteri ini dapat dikenakan
sanksi pencabutan Keputusan penunjukan sebagai PJK3
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18
PJK3 yang telah mendapat Keputusan Penunjukan dari Menteri Tenaga Kerja c.q.
Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industri dan pengawasan ketenagakerjaan
berdsarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 1261/Men/1988 tetap berlaku
sampai berakhirnya Keputusan Penunjukan yang lama.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Pasal 20
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No. Kep. 1261/ Men/1988 tentang Syarat-syarat Penunjukan Perusahaan jasa
Pemeriksaan dan Pengujian Teknik Pesawat Uap dinyatakan tidak berlaku lgi.
Pasal 21