Sistem Pernapasan
Sistem Pernapasan
Sistem Pernapasan
ISBN : 978-602-61574-2-7
Sanksi Pelanggaran Pasal 72:
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum
suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Sistem Respirasi
Aplikasi Nanda NIC & NOC
Diterbitkan oleh :
ISBN : 978-602-61574-2-7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
KATA PENGANTAR
Penulis
v
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC & NOC
v
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................v
Daftar Isi............................................................................................vii
BAB 1
Struktur dan Fungsi Sistem Pernafasan.................................................1
BAB 2
Pengkajian Fisik dan Pemeriksaan Diagnostik
pada Sistem Pernafasan.......................................................................20
BAB 3
Asuhan Keperawatan dengan ARDS..................................................51
BAB 4
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Difteri.........................78
BAB 5
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Pertusis.......................95
BAB 6
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Pneumonia................115
BAB 7
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Bronkiolitisis............134
BAB 8
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Tuberculosis.............140
BAB 9
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Asma Bronchial........175
BAB 10
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan PPOK........................203
BAB 11
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Bronkhitis Kronis.....206
BAB 12
v
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Emfisiema.................223
BAB 13
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Kanker Paru..............239
BAB 14
Asuhan Keperawatan pada gangguan dengan Efusi Fluera..............261
DAFTAR PUSTAKA......................................................................285
BIOGRAFI PENULIS....................................................................288
v
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB I
STRUKTUR DAN FUNGSI
SISTEM PERNAFASAN
A. Pendahuluan
Sel tubuh memerlukan energi untuk semua
aktifitas metabolic. Pernahkan kita merasakan kita segar,
namun sisi lain kita merasakan sesak? Hal ini tersebut
erat kaitannya dengan sirkulasi udara yang ada dalam
tubuh kita. Sebagian besar energy ini didapat dari reaksi
yang terjadi jika ada oksigen. Dengan adanya suplai
oksigen yang memadai ke dalam tubuh disertai dengan
oksidasi bahan nutrisi yang dipeoleh melalui intake
makanan dan cairan, maka akan membuat sel mampu
melakukan metabolism dan akhirnya dapat
menghasilkan energi., sedangkan produk sisa reaksi ini
adalah karbon dioksida.
B. Konsep Dasar
1. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen sampai pengeluaran karbon dioksida hingga
menggunakan energy di dalam tubuh.
2. Mereview Anatomi Sistem Pernafasan
Gambar organ system pernafasan
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring
merupakan saluran yang memiliki panjang 12-14
cm dan memanjang dari dasar tengkorak dan
vertebra servikalis servikalis ke -6. Faring berada
di belakang hidung, mulut dan laring.
Faring dibagi menjadi tiga bagian :
1) Nasofaring (Saluran pernafasan bagian
depan). Bagian nasal faring terletak di
belakang hidung dan di atas palatum molle.
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Fungsi faring
a) Saluran nafas dan makanan. Faring adalah
organ yang terlibat dalam system pencernaan dan
pernafasan: uadara masuk melalui bagian nasal
dan oral, sedangkan makanan memalui bagian
oral dan laring.Makanya makan sambil bicara
dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pencernaan karena saluran pernafasan pada saat
tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita mengatur agar peristiwa menelan,
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Fungsi Laring
a) Produksi suara. Suara merupakan nada,
volume, resonansi. Nada suara tergantung
pada panjang dan kerapatan pita suara. Pada
saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah
panjang, sehingga nada suara pria semakin
rendah. Volume suara tergantung pada
besarnya tekanan pada pita suara yang
digetarkan. Semakin besar tekanan udara
ekspirasi, semakin besar getaran pita suara dan
semakin keras suara yang dihasilkan.
Resonansi bergantung pada bentuk mulut,
posisi lidah dan bibir, otot wajah, dan suara
parasanal.
b) Berbicara. Berbicara terjadi saat ekspirasi
ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara
dimanipulasi oleh lidah, pipi dan bibir.
c) Jalan masuk udara. Laring berfungsi sebagai
penghubung jalan nafas antara faring dan
trakea
d. Trakea
Trakea atau pipa angin merupakan kelanjutan dari
faring dan memanjang ke bawah hingga sekitar
betebra ke-5 dimana trakea mengalami
percabangan di karima menjadi bronkus kanan
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Fungsi Trakea
a) Penunjang dan menjaga kepatenan. Sususnan
jaringan kartilago dan elastic menjaga
kepatenan jalan nafas dan mencegah obtruksi
jalan naffas saat kepala dan leher digerakan
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
b) Refleks Batuk
Ujung saraf laring, trakea dan bronkus peka
terhadap iritasi sehingga membangkitkan
impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf
vagus ke pusat pernafasan di batang otak.
e. Bronkus
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
c) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian 02
kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke
kapiler. Pada proses transportasi o2 akan berikatan
dengan Hb membentuk Oksihemoglobin (97%) dan
larut dalam plasma (3%) sedangkan CO2 akan
berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma
(5%), dan sebagian menjadi HC03 yang berada dalam
dalam darah (65%).
Tranportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor , yaitu curah jantung (cardiac ouput), kondisi
pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel
darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit
dan kadar Hb.
Siklus pernafasan.
Rata rata frekuensi nafas normal adalah 12-15 kali
nafas per menit.
Tiap pernafasan terdiri atas inspirasi, ekspirasi dan
istirahat.
1) Inspirasi
Saat kapasitas toraks meningkat oleh kontraksi
simultan otot interkosta dan diafragma, pleura
parietal bergerak bersama otot interkosta dan
diafragma. Hal ini mengurangi tekanan di dalam
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Pernafasan Perut
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB II
PENGKAJIAN FISIK DAN PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK PADA SISTEM RESPIRASI
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
a. Batuk (Cough)
Batuk merupakan gejala utama pada klien dengan
penyakit system pernafasan. Tanyakan berapa
lama klien batuk (misalnya 1 minggu, 3 bulan).
Tanyakan juga apakah batuknya timbul pada
waktu yang spesifik (missal pada malam hari atau
ketika bangun tidur) dan atau ada hubungan
dengan aktivitas fisik. Tentukan batuk tersebut
apakah batuk yang produktif atau non produktif ,
kongestif, dan kering.
b. Peningkatan produksi sputum
Sputum merupakan suatu substansi yang keluar
bersama dengan batuk atau bersihan tenggorok.
Trakeobonkial tree secara normal memproduksi
sekitar tiga ons mucus setiap harisebagai bagian
dari mekanisme pembersihan normal (normal
cleansing mechanism). Akan tetapi produksi
sputum akibat batuk adalah tidak normal. Lakukan
pengkajian terkait warna, konsistensi, bau, dan
jumlah dari sputum., karena hal hal tersebut dapat
menunjukan keadaan patologis. Jika yang terjadi
infeksi, sputum dapat berwarna kuning atau hijau,
sputum yang normal mungkin jernih, putih atau
kelabu. Pada keadaan edema paru, sputum akan
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Funnel
Chest
Timbul jika
terjadi
depresi dari
bagian
bawah dari
sternum. Hal
ini akan
menekan
jantung dan
pembuluh
darah besar,
yang
mengakibatk
an murmur.
Kondisi ini
dapat timbul
pada
ricketsia,
marfan”s
syndrome
atau akibat
kecelakaan
kerja.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Pigeon
Chest
Timbul
sebagai
akibat dari
ketidakpaten
an sternum
dimana
terjadi
peningkatan
diameter AP.
Timbul pada
klien dengan
kiposkoliosis
berat.
Kiposkoliosi
s
Terlihat
dengan
adanya
elevasi
scapula.
Deformitas
ini akan
menganggu
pergerakan
paru-paru,
dapat timbul
pada klien
dengan
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
osteoporosis,
dan kelainan
muskulosklet
al ini yang
mempengaru
hi
nya
Kiposis
Meningkatny
a
kelengkunga
n normal
kolumna
vertebrata
torakalis
menyebabka
n klien
tampak
bongkok
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Skoliosis
Melengkung
nya vertebra
torakalis ke
lateral
disertai
rotasi
vertebral
29
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2) Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimestrsan
pergerakan dada dan mengobservasi abnormalitas,
mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui
vocal/ tractile premitus(vibrasi)
Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas
yang terkaji saat inspeksi seperti: massa, lesi,
bengkak.
Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien
mengeluh nyeri.
Vocal premitus: getaran dinding dada yang
dihasilkan ketika berbicara.
a) Leher
Trakea yang normal dalam garis lurus diantara
otot sternokleidomastoides pada leher dan mudah
digerakan serta dengan mudah kembali ke posisi
garis tengahsetelah digeser. Massa dada, goiter,
atau cedera akut dapat mengubah posisi trakea,
selain itu pada efusi pleura selalu membuat
deviasi trakea ke sisi jauh dari yang sakit
sementara pada atelektasis, trakea sering tertarik
kebagian yang sakit.
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
b) Dada
(1) Vocal fremitus adalah vibrasi yang
dirasakan ketika pasien mengatakan “77”
(tujuh puluh tujuh). Vibrasi normal bila
terasa diatas batang bronkus utama. Bila
teraba di atas perifer paru, hal ini
menunjukan konsolidasi sekresi atau efusi
pleura ringan sampai sedang.
(2) Fremitus Ronkhi adalah vibrasi yang
teraba di atas sekresi dan kongesti pada
bronkus atau trakea.
(3) Emfisiema subkutan menyebabkan
krepitasi dan diatas daerah yang terkena.
Bila di auskultasi, juga terdengar cracles.
Hal ini dapat berpindah ke daerah yang
berbeda tergantung pada posisi pasien.
Kebocoran udara dari suatu pneumothorax
atau pneumomediastinum ke dalam
jaringan subkutan menyebabkan emfisema
subkutan.
3) Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji
resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya
dan pengembangan (ekskursi) diafragma.
31
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
33
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
d) Crackles
Fine crackles : setiap fase lebih sering
terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara
melewati daerah yang lembab di alveoli
atau bronchioles. Suara seperti rambut
yang digesekan.
Coarse srackles : lebih menonjal saat
ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar,
suara gesekan terpotong akibat terdapatnya
cairan atau sekresi pada jalan nafas yang
besar. Mungkin akan berubah ketika klien
batuk.
2. Pengkajian Sistem Pernafasan Pada Anak
Untuk mengkaji anak atau bayi, adalah dengan
menanyakan pada orang tua atau anak bila anak
sudah bisa diajak komunikasi, tentang batuk,
demam, dispnoe, kesulitan bernafas, mengi,
mudah letih, infeksi pernafasan masa lalu, sering
flu, dan riwayat gangguan pernafasan dalam
keluarga.
35
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
37
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
gangguan pernafasan
/tulang iga yang ftraktur
i. Amati kedalaman 1. Fase ekspirasi yang
dan regularitas memanjang menunjukan
pernafasan dan masalah pernafasan
lama inspirasi dan obstruktif, seperti asma
ekspirasi 2. Fremitus yang menurun
Palpasi : letakan tangan menunjukan asma,
anda dan ibu jari pneumotoraks, atau
bersama-sama benda asing
sepanjang batas 3. Fremitus meningkat
iga dada atau terjadi pada pneumonia
punggung anak dan ateletaksis
ketika anak sedang 4. Nada perkusi adalah
duduk. Untuk pekak jika terdapat
fremitus traktil cairan atau massa di
bisa digunakan jari paru-paru
telunjuk atau 5. Laporkan bunyi
permukaan telapak tambahan yang
tangan. Gerakan terdengar. Ronhki atau
secara simetris mengi asimetris
ketika berucap menunjukan adanya
“77”(tujuh puluj benda asing
tujuh). Pada bayi 6. Tidak adanya bunyi
fremitus dapat nafas unilateral
3
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
39
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1) Kultur
Prosedur diagnostic ini membantu dalam
mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
2) Biopsi
Dibagi atas dua jenis:
(a) Biopsi Paru
Ada tiga jenis biopsy paru non bedah
dengan angka kesakitan yang rendah yaitu:
(1) Penyakit bronchial transkateter
Prosedur ini berguna untuk evaluasi
sitologi lesi paru dan untuk identifikasi
organism patogenik
(2) Biopsi jarum perkutan
Aspirasi menggunakan jarum jenis
spinal yang memberikan specimen
jaringan untuk pemeriksaan histology
(3) Biopsi paru tranbronkial
Menggunakan forcep pemotong yang
dimasukan dengan bronkoskop serat
optic. Biopsi diindikasikan jika di duga
lesi paru, pemeriksaan sputum rutin
dan pencucian bronkoskop
menunjukan negatif.
41
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
43
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
45
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
47
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
CO2
k. Pemeriksaan Spesimen
1) Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika
diduga adanya penyakit paru, yang harus
diperhatikan pada pemeriksaan ini adalah
konsistensi, warna dan bau sputum, dari
pemeriksaan ini di dapatkan informasi tentang
kemungkinan bronchitis, bronkhiektasis, TB dan
keganasan. Pink Frothy, sputum, kemungkinan
edema paru. Groosy bloody sputum kemungkinan
terjadi pada TB Paru, Infark paru atau keganasan.
Cara pemeriksaan sputum BTA cukup diambil
specimen secara langsung (dalam wadah bersih).
Untuk pemeriksaan kultur: ambil dengan canula
suction steril dan dalam wadah yang steril pula:
untuk pemeriksaan keganansan pada paru, sputum
di taruh dalam wadah steril dengan alcohol 70%;
dan untuk anak-anak dapat diperiksa pagi hari
sebelum makan.
2) Pemeriksaan Gas Darah Arteri
Torasentesis adalah pemeriksaan dengan
menusukan jarum ke dalam spasium pleural.
Indikasi pemeriksaan ini adalah:
49
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN AKUT
RESPIRASI DISTRESS SINDROM (ARDS)
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
ARDS adalah sindrom gawat pernafasan akut
yang dikenal juga dengan edema paru
nonkardiogenik adalah kondisi kedaruratan paru
yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat,
biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya
sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab
pulmonal atau non pulmonal (Hudak&Galo, 1977
dalam wahid 2013)
ARDS adalah penyakit paru berat yang dapat
ditimbulkan oleh penyebab langsung atau tidak
langsung pada paru. ARDS ditandai dengan
kondisi radang (inflamasi) yang hebat pada
jaringan paru, yang menyebabkan gangguan
pertukaran gas dan hipoksemia dan sering disertai
gagal organ multiple.
RDS pada neonatus
Penyakit gangguan kegagalan pernafasan atau
RDS pada neonates yang isebut juga sebagai
penyakit membrane hialin, adalah penyakit paru
akut pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh
51
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5) Uremia
c. Sistemik
1) Syok karena beberapa etiologi
2) Sepsis gram negatif
3) Hipotermia
4) Takar lajak obat (narkotik, salisilat,
trisiklik, paraquat, metadon, bleomisin)
5) Gangguan hematologi (DIC, tranfusi
massif, bypass kardiopulmonal)
6) Eklamsia
7) Lukabakar
3. Manisfestasi Klinis
1) Penurunan kesadaran mental
2) Takikardi, takipnoe
3) Dispnoe dengan kesulitan bernafas
4) Terdapat retraksi interkosta
5) Sianosis
6) Hipoksemia
7) Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels,
stridor, wheezing
8) Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur
atau gallop
53
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
55
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
57
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
59
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
61
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
10. Rehabilitasi
a. Ventilator dapat dilepas apabila telah dapat
melakukan inspirasi dengan tekanan 02 antara
40-50% dan tekanan PEEP antara 0-5 cmH20
b. Kebanyakan dari pasien telah mengalami
penyembuhan setelah beberapa hari. Akan
tetapi perlu dipertimbangkan adanya
kelemahan otot respirasi, dan oleh karena ada
penambahan deed space maka tambahan
oksigen tetap diperlukan ventilator telah
dilepas.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
ARDS bisa terjadi pada semua umur baik
anak-anak maupun dewasa. Akan tetapi
insiden lebih tinggi pada orang dewasa karena
factor predisposisi (seperti trauma, sepsis,
pancreatitis)
b. Riwayat Penyakit
1) Dosis terapi obat (narkotik, salisilat,
trisklik, paraquat, metadon, bleomisin)
2) Gangguan hematologi (DIC, Transfusi
massif, by pass kardiopulmonal)
3) Eklamsia
63
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4) Luka bakar
5) Pneumonia (viral, bacterial, jamur,
pneumositik karini)
6) Trauma (emboli lemak, kontusio paru)
7) Aspirasi (cairan gaster, tenggelam, cairan
hydrocarbon)
8) Pnemositis
9) Cedera kepala
10) Peningkatan Tekanan intrakarnial
11) Pascakardioversi
12) Uremia
c. Pemeriksaan Fisik
1) B1
Subyektif Timbul tiba-tiba atau
bertahap, kesulitan bernafas
Objektif Pernafasan: cepat,
mendengkur, dangkal
Peningkatan kerja nafas :
penggunaan otot aksesor
pernafasan (retraksi
interkostal atau substernal),
pelebaran nasal, memerlukan
kosentrasi tinggi
Bunyi nafas : pada awal
normal. Krekels, ronkhi, dan
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2) B2 (Blood-kardiovaskuler)
Subjektif Fenomena embolik (lemak,
darah udara)
Objektif Tekanan darah dapat normal
atau meningkat pada awal.
Hipotensi terjadi pada tahap
lanjut.
Frekuensi jantung : takikardi
Bunyi jantung : normal pada
tahap dini
Dapat terjadi distrimia tetapi
EKG sering normal
Kulit dan membrane mukosa:
pucat dingin, pada tahap lanjut
terjadi sianosis.
65
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3) B3 (Brain- Persyarafan)
Objektif : penurunan mental, bingung
4) B4 (Blader –perkemihan)
Objektif : oliguria
5) B5 (Bowel – pencernaan)
Subjektif : Kehilangan selera makan, mula
Objektif : Hilang/berkurangnya bunyi usus
6) BG (Bone-Muskuloskletal)
Objektif : kekurangan energi /kelelahan
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Sinar X
Terlihat pada tahap awal atau dapat
menyatakan sedikit normal. Infiltrasi
jaringan parut lokasi terpusat pada region
perihiliar paru. Pada tahap lanjut
interstitial bilatralipus dan alveolar
infiltrate menjadi bukti dan dapat
melibatkan semua lobus paru
2) AGD
Seri membedakan gambaran hipoksis
(penurunan PACO2 meskipun kosentrasi
oksigen inspirasi meningkat)
Hipokabnoe (penurunan kadar CO2) dapat
terjadi pada tahap awal sehubungan
dengan kompensasi hiperventilasi.
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
67
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o Keperawatan Hasil
6
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
69
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
banyaknya pemasangan
mukus, alat jalan
adanya jalan nafas buatan
nafas Pasang mayo
buatan, bila perlu
sekresi Lakukan
bronkus, fisioterapi
adanya dada jika
eksudat di perlu
alveolus, Keluarkan
adanya sekret dengan
benda asing batuk atau
di jalan suction
nafas. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
71
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 hiperkarbia
Respiratory
🟆 sakit kepala Monitoring
ketika bangun Monitor rata –
rata,
🟆frekuensi dan kedalaman,
kedalaman nafas irama dan
abnormal usaha respirasi
Catat
pergerakan
dada,amati
Faktor faktor kesimetrisan,
yang penggunaan
berhubungan : otot tambahan,
retraksi otot
🟆 supraclavicula
ketidakseimbang r dan
an perfusi intercostal
ventilasi Monitor suara
nafas, seperti
🟆 perubahan dengkur
membran kapiler- Monitor pola
alveolar nafas :
bradipena,
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
Catat lokasi
trakea
Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
Status : food Management
and Fluid
73
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
75
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
77
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIFTERI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Difteri
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh corynebacterium diptheriae yang berasal
dari membran mukosa hidung dan nasofaring, kulit, dan
lesi lain dari orang yang terinfeksi (Suriadi dan Rita
Yuliani, 2001). Difteri adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh corynebacterium diptheriae.
(Rampengan dan Lautrent, 1997 ). Difteria adalah
penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
corynebacterium diptheriae yang berasal dari membran
mukosa hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lainnya dari
orang-orang yang terinfeksi bersifat toksikoinfeksi.
2. Etiologi
Agen yang menyebabkan difteria adalah
corynebacterium diptheriae. Spesies corynebacterium
merupakan basil aerob yang tidak berkapsul, tidak
membentuk spora, kebanyakan tidak bergerak,
pleomorfik, gram negatif. Sumbernya melalui
pengeluaran agen infeksi dari membran mukosa hidung
dan nasofaring, kulit dan lesi lainnya dari orang-orang
yang terinfeksi. Cara penularannya yaitu dengan kontak
7
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Manisfestasi klinis
a. Menurut lokasi antomi pseudomembran
bervariasi.
b. Hidung ; mirip dengan common cold, pelepasan
serosan geunius mukopurulen hidung tanpa sifat
dasar gejala-gejala mungkin langsungepistaksis.
c. Tonsilar/faringeal: malaise, anoreksia, sakit
tenggorokan, demam dengan derajat rendah, nadi
meningkat diatas suhu yang diperkirakan 24 jam,
diikuti membran putih atau abu-abu, limfadenitis
mungkin berat (bull‟s neck) dalam kasus yang
berat, toksomia, syok septik dan kematian 6-10
hari.
d. Laringeal : demam, serak, batuk, mungkin
obstruksi jalan napas, ketakutan, retraksi,
dyspnea, sianosis.
e. Infeksi ditempat lain: telinga (otitis eksterna),
mata (konjungtiva vitis purulenta, dan ulseratif),
79
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
81
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6. Penatalaksanaan
a. Isolasi
b. Antioksidan 5000-30.000 unit (biasanya
melalui intravena) di dahului dengan tes kulit
atau tes conjungtival hingga menghindari
kemungkinan akan sensivitas.
Tabel pemberian antitoksin pengobatan difteri
DASAR DOSIS DOSIS ANTITOKSIN
(U)
Hanya lesi kulit 20.000-40.000
Penyakit faring/ laring 20.000-40.000
selama <48 jam
Lesi nasofaring 40.000-60.000
Penyakit meluas lama > 80.000-100.000
72 jam
Pembekakan leher difus 80.000-100.000
c. Antibiotik seperti penisilin atau ertromisin.
Penisilin diberikan 250 mg tiap 4 jam.
Eritromisin digunakan untuk pengobatan
carier, diberikan secara oral atau parenteral
(40-50 mg/kg/24 jam, maksimum 2g/24 jam).
83
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o Keperawatan Hasil
85
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
87
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
8
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 hiperkarbia
🟆 sakit kepala
ketika bangun
Respiratory
Monitoring
🟆frekuensi dan Monitor rata –
kedalaman nafas rata,
kedalaman,
abnormal
irama dan
usaha respirasi
Catat
Faktor faktor pergerakan
dada,amati
yang
kesimetrisan,
berhubungan : penggunaan
otot
🟆
tambahan,
ketidakseimbang retraksi otot
89
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
an perfusi supraclavicula
ventilasi r dan
intercostal
🟆 perubahan Monitor suara
membran kapiler- nafas, seperti
alveolar dengkur
Monitor pola
nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
Catat lokasi
trakea
Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
tubuh Status : food Management
and Fluid
Intake Kaji adanya
Kriteria Hasil : alergi
Definisi : Intake makanan
nutrisi tidak Adanya Kolaborasi
cukup untuk peningkatan dengan ahli
berat badan gizi untuk
keperluan
sesuai dengan menentukan
metabolisme
tujuan jumlah kalori
tubuh. Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien.
Batasan
Mampu Anjurkan
karakteristik : mengidentifika pasien untuk
si kebutuhan meningkatkan
- Berat badan
nutrisi intake Fe
20 % atau
Tidak ada Anjurkan
lebih di bawah
tanda tanda pasien untuk
ideal
malnutrisi meningkatkan
- Dilaporkan
Tidak terjadi protein dan
adanya intake
penurunan vitamin C
makanan yang
berat badan Berikan
kurang dari
yang berarti substansi gula
RDA
(Recomended Yakinkan diet
Daily yang dimakan
Allowance) mengandung
- Membran tinggi serat
mukosa dan untuk
konjungtiva mencegah
pucat konstipasi
- Kelemahan Berikan
makanan yang
91
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
93
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB V
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERTUSIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Pertusis
Pertusis atau whooping cough adalah penyakit infeksi
akut pada saluran pernapasan yang sangat menular
dengan ditandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari
batuk yang bersifat spasmodik dan paroksimal disertai
nada yang meninggi karena penderrita menarik napas
hingga akhir batuk. (Rampengan dan Laurent, 1997).
Pertusis adalah infeks saluran pernapasan akut. Istilah
yang lebih disukai yaitu batuk rejan atau whooping
cough. (behrman dkk, 1996). Pertusis lebih dikenal
dengan batuk rejan (whooping cough). Pertusis adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bordetella pertusis, dan atau bordetella parapertusis
2. Etiologi
Pertusis pertama kali dapat diisolasi pada tahun 1990
oleh Bordet dan Gengou, kemudian pada tahun 1906
kuman pertusis baru dapat dikembangkan dalam
media buatan. Genus Bordetella mempunyai 4 spesies
yaitu Bordotella pertusis, Bordetella Parapertusis,
Bordotella Bronkiseptika, dan Bordotella Avium.
95
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
97
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Manifestasi Klinis
a) Tahan kataral
Dimulai dengan gejala-gejala infeksi saluran
pernapsan bagian atas seperti : koriza, bersin,
lakrimasi, batuk dan demam derajat rendah
gejala-gejala berlanjut selama1-2 minggu, ketika
kering, batuk pendek menjadi lebih berat
b) Tahap paroksimal
Paling sering terjadi batuk pada malam hari dan
pendek, cepat batuk diikuti oleh inspirasi tiba-tiba
berhubungan dengan tingginya suara kokok ayam
yang teratur atau uhuk, selama paroksimal : pipi
menjadi kemerahan atau sianosis kedua mata
menonjol dan lidah menjulur, paroksimal
mungkin berlanjut hingga penebalan
penyumbatan mukosa yang muncul, vomiting
sering diikuti dengan serangan, tahap ini
umumnya 4-6 minggu terakhir, diikuti dengan
tahap konvalensi.
c) Tahap kovalensi
Ditandai dengan berhentinya whoop dan muntah-
muntah dimana puncak serangan paroksimal
berangsur-angsur menurun. Batuk masih menetap
beberapa waktu dan hilang sekitar 2-3 minggu.
9
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4. Patofisiologi
Bordotella pertusis setelah ditularkan melalui sekresi
udara pernapasan kemudian melekat pada silis epitel
saluran pernapasan. Mekanisme pathogenesis infeksi
oleh Bordotella pertusis terjadi melalui empat
tingkatan yaitu perlekatan, perlawanan terhadap
mekanisme pertahanan pejamu, kerusakan local dan
akhirnya timbul penyakit sistemik. Pertusis Toxin
(PT) dan protein 69-Kd berperan pada perlekatan
Bordotella pertusis pada silia. Setelah terjadi
perlekatan, Bordotella pertusis kemudian
bermultiplikasi dan menyebar ke seluruh permukaan
epitel saluran nafas. Proses ini tidak invasive oleh
karena pada pertusis tidak terjadi bakteremia. Selama
pertumbuhan Bordotella pertusis maka akan
menghasilkan toksin yang akan menyebabkan
penyakit yang kita kenal dengan whooping cough.
99
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
a. Droplet infection
b. Kontak tidak langsung dari alat-alat yang
terkontaminasi
c. Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada
orang lain melalui percikan-percikan ludah
penderita pada saat batuk dan bersin
d. Dapat pula melalui sapu tangan, handuk, dan alat-
alat makan yang dicemari kuman- kuman penyakit
tersebut.
Tanpa dilakukan perawatan, orang yang menderita
pertusi dapat menularkannya kepada orang lain
selama sampai 3 minggu setelah batuk dimulai
5. Komplikasi
a) Pneumonia, biasanya menyebabkan kematian.
b) Ateletaksis
c) Otitismedia
d) Konfulsi
10
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2) Bedrest
3) Peningkatan pemberian oksigen
4) Cairan adekuat
5) Intubasi yang mungkin diperlukan.
Dukungan ventilator mungkin dibutuhkan
untuk gagal napas dengan apneu yang lama.
6) Salbutamol 0,1 mg/kg melalui oral
diberikan empat kali sehari
7) Imunisasai sebagai upaya pencegahan
dengan vaksin pertusis. Tujuan imunisasi
yaitu memproteksi individu dari sakit dari
batuk berat dan pengendalian penyakit
endemik dan epidemik.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas Klien
Umur : Biasanya menyerang anak
umur 1-5 tahun
Jenis Kelamin : Lebih benyak anak
laki-laki daripada anak perempuan
b. Riwayat penyakit sebelumnya : Apakah
klien mendapatkan imunisasi DPT lengkap
c. Dasar data pengkajian fisik
1) Makanan/cairan
2) Pola eliminasi
10
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3) Aktifitas/istirahat
4) Pola persepsi kesehata dan pemeliharaan
kesehatan
5) Pola aktivitas dan latihan
6) Pola tidur dan istirahat
7) Pemeriksaan fisik
a) Neorosensori
Data subjectif : sakit kepala daerah
frontal (pilek)
Data Objektif : kurang konsentrasi
b) Pernafasan
Gejala :
Batuk batuk ringan pada siang hari
Pilek
Sesak
Batuk panjang tidak ada inspirium
dan diakhiri whoop
Tanda :
Bunyi nafas terdengar ronchi atau
mengi
Pucat/sianosis pada bibir/kuku
c) Pemeriksaan klinis
Leukosit meningkat (15.000-
45.0 mm3) pada stadium
kataralis dan spasmodic
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
10
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
menghirup peningkatan
asap rokok, saturasi O2,
perokok dll.
pasif-POK,
infeksi
- Fisiologis : Airway
disfungsi Management
neuromusku Buka jalan
lar, nafas,
hiperplasia guanakan
dinding teknik chin lift
bronkus, atau jaw thrust
alergi jalan bila perlu
nafas, asma. Posisikan
- Obstruksi pasien untuk
jalan nafas : memaksimalk
spasme an ventilasi
jalan nafas, Identifikasi
sekresi pasien
tertahan, perlunya
banyaknya pemasangan
mukus, alat jalan
adanya jalan nafas buatan
nafas Pasang mayo
buatan, bila perlu
sekresi
Lakukan
bronkus,
fisioterapi
adanya
dada jika
eksudat di
perlu
alveolus,
Keluarkan
adanya
sekret dengan
benda asing
batuk atau
di jalan
suction
nafas.
Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
10
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 hiperkarbia
10
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
Status : food Management
tubuh and Fluid
Intake Kaji adanya
Kriteria Hasil : alergi
Definisi : Intake makanan
Adanya Kolaborasi
nutrisi tidak peningkatan dengan ahli
cukup untuk berat badan gizi untuk
keperluan sesuai dengan menentukan
metabolisme tujuan jumlah kalori
tubuh. Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien.
Batasan Mampu Anjurkan
karakteristik : mengidentifika pasien untuk
si kebutuhan meningkatkan
- Berat badan nutrisi intake Fe
20 % atau Tidak ada Anjurkan
lebih di bawah tanda tanda pasien untuk
ideal malnutrisi meningkatkan
- Dilaporkan Tidak terjadi protein dan
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
- Kehilangan
BB dengan
makanan Nutrition
cukup Monitoring
- Keengganan
untuk makan BB pasien
- Kram pada dalam batas
abdomen normal
- Tonus otot Monitor
jelek adanya
- Nyeri penurunan
abdominal berat badan
dengan atau Monitor tipe
tanpa patologi dan jumlah
- Kurang aktivitas yang
berminat biasa
terhadap dilakukan
makanan Monitor
- Pembuluh interaksi anak
darah kapiler atau orangtua
mulai rapuh selama makan
- Diare dan atau Monitor
steatorrhea lingkungan
- Kehilangan selama makan
rambut yang Jadwalkan
cukup banyak pengobatan
(rontok) dan tindakan
- Suara usus tidak selama
hiperaktif jam makan
- Kurangnya Monitor kulit
informasi, kering dan
misinformasi perubahan
pigmentasi
Monitor
Faktor-faktor turgor kulit
yang Monitor
berhubungan : kekeringan,
rambut
Ketidakmampuan kusam, dan
pemasukan atau mudah patah
Monitor mual
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB VI
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PNEUMONIA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada
parencgyma paru yang terjadi pada anak (Suriadi dan
Rita Yuliani, 2001). Pneumonia adalah suatu
peradangan paru-paru biasanya disebabkan oleh
bakterial (Staphylococcus, pneumococcus, atau
streptococcus) ata infeksi viral (Respiratory
SyncytialVirus).(Speer, 1999) Pneumonia adalah
radang parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan kadang non infeksi.
2. Etiologi
Infeksi
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Non infeksi
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4. Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Dingin
c. Batuk produktif atau kering
d. Malaise
e. Nyeri pleural
f. Kadang dispnea dan hemoptisis
g. Sel darah putih berubah (>10.000/mm³ <6.000
mm)
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Patofisiologi
6. Kompilkasi
Pada paru – paru penderita pneumonia di penuhi sel
radang dan cairan yang sebenarnya merupakan
reaksi tubuh untuk mematikan kuman, tetapi karena
adanya dahak yang kental maka akibatnya fungsi
paru terganggu sehingga penderita mengalami
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
a) Abses kulit
7. Pemeriksaan Penunjang
b) Abses jaringan lunak
c) Otitisfisik
Pemeriksaan media dilakukan untuk menegakkan
d) Sinusitis
diagnose
e) Meningitis purualenta
1. Kultur darah
f) Perikarditis
2. Sekresi respirasi
3. Radiologi dada menunjukkan inviltrat mungkin
lobus tunggal paru (pneumonia lobar) atau
mungkin lebih difus (bronko pneumonia)
8. Penatalaksanaan
a) Suplai oksigen dan ventilasi mekanik
11
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
12
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
i. Respirasi
1) Penigkatan kecepatan respirasi
2) Retraksi
3) Nyeri dada
4) Krekel
5) Penurunan suara napas
6) Pelebaran nasal
7) Sianosis
8) Batuk produktif
9) Ronchi
j. Kardiovaskuler : Takikardia
k. Neurologi
a) Sakit kepala
b) Iritabilitas
c) Kesulitan tidur
12
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
l. Gastro intestinal
a) Penurunan nafsu makan
b) Nyeri abdomen
m. Muskuloskeletal
a) Kegelisahan
b) Patigue
n. Integuman
a) Perubahan temperatur tubuh
b) Sianosis sirkumural
2. Diagnosa Keperawatan
a) Hipertemia berhubungan dengan infeksi
b) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan inflamasi
c) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan metabolism
d) Ansietas pada orang tua berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang kondisi anak
3. Intervensi Keperawatan
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
12
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
nafas. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
12
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 Hipoksemia
🟆 hiperkarbia
12
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
tubuh Status : food Management
and Fluid
Intake Kaji adanya
Kriteria Hasil : alergi
Definisi : Intake makanan
nutrisi tidak Adanya Kolaborasi
cukup untuk peningkatan dengan ahli
berat badan gizi untuk
keperluan
sesuai dengan menentukan
metabolisme
tujuan jumlah kalori
tubuh. Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien.
Batasan
Mampu Anjurkan
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Faktor-faktor Monitor
yang kekeringan,
berhubungan : rambut
kusam, dan
Ketidakmampuan mudah patah
pemasukan atau Monitor mual
dan muntah
mencerna
Monitor kadar
makanan atau albumin, total
mengabsorpsi protein, Hb,
zat-zat gizi dan kadar Ht
berhubungan Monitor
dengan faktor makanan
biologis, kesukaan
Monitor
psikologis atau
pertumbuhan
ekonomi. dan
perkembangan
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB VII
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
BRONKHIOLITIS (RESPIRATORY SYNICTICAL
VIRUS)
A. Konsep Dasar
1. Pengertian Bronkhiolitis
Brokhiolitis adalah suatu peradangan pada
bronkhiolus yang disebabkan oleh virus (Suriadi dan
Rita Yuliani, 2001). Brokhiolitis adalah suatu
peradangan pada infeksi viral pada bronkhiolus,
disebabkan obstruksi jalan udara yang akut dan
penurunan pertukaran gas di alveoli. (Speer, 1999).
Brokhiolitis atau respirasi synictical virus (RSV)
adalah suatu infeksi viral akut dengan pengaruh
maksimum pada tingkat brochiolar.
2. Etiologi
Brokhiolitis muncul disebabkan karena inflamasi
obstruksi. RSV berisi seuntai RNA paramyxovirus
dan berhubungan dengan virus para influenza, ada 2
subkelompok mayor pada rangkaian tegangan : A
(lebih verulen) dan B. Anak-anak lebih berkembang
brokhiolitis dan pneumonia dari RSV subkelompok
infeksi A dari pada dari sekelompok infeksi selama
penyakit mayor penyakit. Faktor Resiko
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Manifestasi Klinis
a) Kesulitan ekspirasi
b) Insiden wheezing
c) Takipnea
d) Retraksi dinding dada, karena peningkatan
penggunaan otot aksesoris.
e) Sianosis sekitar mulut
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
f) Demam 38,5C-39C
g) Kesulitan menyusui ibu dan botol
h) Nafsu makan menurun.
4. Komplikasi
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7. Penatalaksanaan
a) Pemberian terapi oksigen. Memberikan posisi kepala
elevasi sudut 30-34
b) Pemeberian nutrisi yang adekuat dengan pemberian
diit tinggi kalori dan protein.
c) Pemberian terapi bronkhilator, antiviral,
antibakterial,dan antipiretik
d) Pemberian cairan paranteral , dan masukan oral untuk
mengimbangi cairan tubuh akibat dehidrasi yang
menimbulkan takipnea.
e) Ventilasi mekanik.
8. Pemeriksaan Penunjang
Ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik seperti
rhinitis, batuk,wheezing, retraksi dada, dan takipnea.
Radiologi dada : menujukan hiperinflasi dan tanda
kolaps segmental terjadi pada bayi sebanyak 25%.
B.Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a) Respirasi
1) Takipnea
2) Dyspnea
3) Retraksi
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4) Nasal flasing
5) Napas dangkal
6) Penurunan suara napas
7) Kreleks
8) Ekspirasi yang lama
9) Batuk
b) Kardiovaskuler :Takikardi
c) Neurologi
1) Iritablitas
2) Kesulitan tidur
d) Gastrointestinal : Kesulitan makan
e) Integumen
1) Perubahan temperatur tubuh
2) Sianosis
f) Psikososial : Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan pertukaran gas berhubungan edema
bronkhial dan peningkatan produksi mukus.
b) Hipertemia berhubungan dengan infeksi
c) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan metabolisme
d) Ansietas pada anak dan orang tua berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang kondisi anak
13
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB VIII
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
TUBERCULOSIS (TBC)
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkim paru- paru, disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar
ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan
nodus limfe. Tuberkulosis pada manusia ditemukan dalam dua
bentuk yaitu :
a. Tuberkulosis primer, jika terjadi padpa infeksi yang
pertama kali;
b. Tuberkulosis sekunder, kuman yang dorman pada
tuberkulosis primer akan aktif setelah bertahun-tahun,
kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis
dewasa. Mayoritas terjadi karena adanya penurunan
imunitas, misalnya karena malnutrisi, penggunaan alkohol,
penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal.
2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberkulosis. Bakteri atau kuman ini berbentuk batang,
dengan ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6 µm.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid, sehingga
kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia
atau fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
14
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
14
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
14
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Klasifikasi
a. Pembagian secara patologis:
1) Tuberculosis primer (childhood tuberculosis)
2) Tuberculosis post primer (adult tuberculosis)
b. Pembagian secara aktivitas radiologis tuberculosis
paru (koch pulmonum) aktif, non aktif dan quiescent
(bentuk aktif yang mulai menyembuh)
c. Pembagian secara radiologi (luas lesi)
1) Tuberculosis minimal
Terdapat sebagian kecil infiltrate nonkavitas
pada satu paru maupun kedua paru, tetapi
jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru
2) Moderately advanced tuberculosis
Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4
cm. jumlah infiltrate bayangan halus tidak
lebih dari 1 bagian paru. Bila bayangan kasar
tidak lebih dari sepertiga bagian 1 paru
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
14
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6. Patofisiologi
Seseorang yang dicurigai menghirup basil
Mycobacteriumtuberkulosis akan menjadi terinfeksi.
Bakteri menyebar melalui jalan napas k alveoli, dimana
pada daerah tersebut bakteri bertumpuk dan berkembang
biak. Penyebaran basil ini bisa juga melalui sistem limfe
dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang,
korteks serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas).
Sistem kekebalan tubuh berespons dengan melakukan
reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag memfagositosis
(menelan) bakteri. Limfosit yang spesifik terhadap
tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan
jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan
terakumulasinya eksudat dalam alveoli dan terjadilah
bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam
waktu 2-10 minggu setelah terpapar.
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
14
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7. Komplikasi
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita
stadium lanjut:
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Pasien
Penyakit tuberkulosis dapat menyerang semua umur, mulai
dari anak-anak sampai dengan orang dewasa dengan
komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir
sama. Biasanya timbul di lingkungan rumah dengan
kepadatan tinggi yang tidak memungkinkan cahaya matahari
masuk ke dalam rumah.
Tuberkulosis paru (TB) pada anak dapat terjadi pada usia
berapa pun, namun usia paling umum adalah antara 1-4
tahun. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru-paru dengan
perbandingan 3 :1. TB luar paru-paru merupakan TB yang
berat, terutama ditemukan pada usia < 3 tahun. Angka
kejadian (prevalensi) TB paru pada usia 5-12 tahun cukup
rendah, kemudian meningkat setelah masa remaja, di mana
TB paru-paru menyerupai kasus pada orang dewasa (sering
disertai lubang/kavitas pada paru-paru). Dari aspek
sosioekonomi, penyakit tuberkulosis paru sering diderita
oleh klien dari golongan ekonomi menengah ke bawah.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain:
1. Demam: subfebris, febris (40- 41 C) hilang
timbul
2. Batuk terjadia karena adanya iritasi pada
bronkus batuk ini terjadi untuk membuang
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
f. Pemeriksaan diagnostic
1) Kultur sputum: menunjukkan hasil positif untuk
mycobacterium tuberculosis pada stadium aktif.
2) Ziehl Neelsen (Acid-fast Staind applied to smear of
body fluif):positif untuk bakteri tahan asam (BTA).
3) Skin test (PPD, Mantoux, Tine, Vollner Patch):
reaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih,
timbul 48-72 setelah injeksi antigen intradermal)
mengindikasikan infeksi lama dan adanya antibodi
tetapi tidak mengindikasikan penyakit sedang
aktif.
4) Foto rontgen dada (chest x-ray): dapat
memperlihatkan infiltrasi kecil pada lesi awal di
bagian paru-paru bagian atas, deposit kalsium pada
lesi primer yang membaik atau cairan pada efusi.
Perubahan mengindikasikan TB yang lebih berat,
dapat mencakup area berlubang dan fibrosa.
1) Histologi atau kultur jaringan (termasuk kumbah
lambung, urine dan CSF, serta biopsi kulit):
menunjukkan hasil positif untuk Mycobacterium
tuberculosis.
2) Needle biopsi of lung tissue: positif untuk
granuloma TB, adanya sel-sel besar yang
mengindikasikan nekrosis.
3) Elektrolit: mungkin abnormal bergantung pada
lokasi dan beratnya infeksi, misalnya hiponatremia
mengakibatkan retensi air, mungkin ditemukan
pada TB paru kronik lanjut.
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
15
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
16
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Jenis
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Retraksi
interkostal,
penggunaan oto
aksesorius, dan
bisa timbul
sianosis.
Haemohi Usia tua. Onset bertahap
llus COPD. dalam 3-5
influenze Flu. hari.
. Malaise, nyeri
Staphiloc kepala, nyeri
occus tenggorokan, dan
Sindrom
aerus. batuk kering.
Atipik
Mycopla Anak-Anak. Nyeri dada
sma Dewasa karena batuk.
Pneumon muda.
ia.
Virus
patogen.
Aspirasi Aspirasi Alkoholisme Pada kuman
basil debilitas. anaerob
gram Perawatan campuran,
negatif, (misal mulanya onset
Klebsiela infeksi perlahan.
, nosokomial). Demam rendah,
Pseudom Gangguan batuk
onas, kesadaran. Produksi
Enteroba sputum/bau
cter, busuk.
Escheric Foto dada terlihat
16
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
hia jaringan
prateus, interstitial
basil tergantung
gram bagian yang
positif. parunya yang
Stafiloco terkena.
ccus Infeksi gram
Aspirasi negatif atau
asam positif.
lambung Gambaran klinik
mungkin sama
dengan
pneumonia
klasik.
Distres respirasi
mendadak,
dispnea berat,
sianosis, batuk,
hipoksemia, dan
diikuti tanda
infeksi sekunder
Hematoge Terjadi Kateter IV Gejala pulmonal
n bila yang timbul minimal
kuman terinfeksi. dibanding gejala
patogen Endokarditis. septikemi.
menyeba Drug abuse. Batuk
r ke Abses nonproduktif dan
paru- intraabdome nyeri pleuritik
paru n. sama seperti
melalui Pielonefritis. yang terjadi pada
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
16
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
16
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
nafas. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
16
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 Hipoksemia
🟆 hiperkarbia
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
tubuh Status : food Management
and Fluid
Intake Kaji adanya
Kriteria Hasil : alergi
Definisi : Intake makanan
nutrisi tidak Adanya Kolaborasi
cukup untuk peningkatan dengan ahli
berat badan gizi untuk
keperluan
sesuai dengan menentukan
metabolisme
tujuan jumlah kalori
tubuh. Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien.
Batasan
Mampu Anjurkan
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Faktor-faktor Monitor
yang kekeringan,
berhubungan : rambut
kusam, dan
Ketidakmampuan mudah patah
pemasukan atau Monitor mual
dan muntah
mencerna
Monitor kadar
makanan atau albumin, total
mengabsorpsi protein, Hb,
zat-zat gizi dan kadar Ht
berhubungan Monitor
dengan faktor makanan
biologis, kesukaan
Monitor
psikologis atau
pertumbuhan
ekonomi. dan
perkembangan
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB IX
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ASMA
BRONKIALE
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas
mengalami penyempitan karena hiperaktivitas pada
rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan :
penyempitan ini bersifat sementara (Wikipedia,
2011)
2. Etiologi
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui
dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua
penderita asma adalah fenomena hiperreaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka
terhadap rangsangan imunologi maupun non-
imunologi. Oleh karena sifat inilah, maka serangan
asma mudah terjadi ketika rangsangan baik fisik,
metabolik, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya.
Penderita asma perlu mengetahui dan sedapat
mungkin menghindari rangsangan atau pencentus
yang dapat menimbulkan asma.
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Tipe Asma
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Manifestasi Klinis
Gejala asma terdiri atas triad, yaitu dispnea,
batuk, dan mengi. Gejala yang disebutkan
terakhir sering dianggap sebagai gejala yang
harus ada (sine qua non), data lainnya seperti
terlihat pada pemeriksaan fisik.
4. Patofisiologi
Asma akibat alergi bergantung kepada respons
igE yang dikendalikan oleh limfosit T dan B serta
diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan
molekul IgE yang berkaitan dengan sel mast.
Sebagian besar alergen yang mencetuskan asma
bersifat airbone dan agar dapat menginduksi
keadaan sensivitas, alergen, tersebut harus
tersedia dalam jumlah banyak untuk periode
waktu tertentu. Akan tetapi, sekali sensitivitasi
telah terjadi, klien akan memperlihatkan respons
yang sangat baik, sehingga sejumlah kecil alergen
yang mengganggu sudah dapat menghasilkan
eksaserbasi penyakit yang jelas.
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Komplikasi
a) Status asmatikus : suatu keadaan darurat medis
berupa serangan asma akut yang berat bersifat
refractor terhadap pengobatan yang lazim
dipakai
b) Ateletaksis : ketidakmampuan paru
berkembang dan mengempis
c) Hipoksemia
d) Pneumothoraks
e) Emfisema
f) Deformitas Thoraks
g) Gagal nafas
6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
17
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1) Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan untuk melihat adanya:
(1) Kristal-kristal charcot leyden yang
merupakan degarnulasi dari Kristal
eosinopil
(2) Spiral currhman, yakni merupakan cast
cell(sel cetakan dari bronkus)
(3) Creole yang merupakan fragmen dari
epitel bronkus.
(4) Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada
sputum , umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang
mucus plug
2) Pemeriksaan darah
(a) Analisa Gas Darah (AGD) pada umumnya
normal akan tetapi dapat terjadi
hipoksemia, hipercapnia, atau sianosis.
(b) Kadang pada darah terdapat peningkatan
SGOT dan LDH
(c) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang di
atas 15.000/mmm3 yang memandakan
adanya infeksi.
(d) Pemeriksaan alergi menunjukan
peningkatan Ig E pada waktu serangan dan
menurun pada saat bebas serangan asma.
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Radiologi
Pada waktu serangan menunjukan hiperinflasi
paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis, serta diafragma
yang menurun. Pada penderita dengan
komplikasi terdapat gambaran sebagai berikut:
(1) Bila disertai dengan bronchitis, maka
bercak bercak di hilus akan bertambah
(2) Bila ada emfisema (COPD), gambaran
raduolusen semakin bertambah
(3) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat
gambaran infiltase paru
(4) Dapat ,menimbulkan gambaran atelektasis
paru
(5) Bila terjadi pneumonia gambarannya
adalah radiolusen pada paru.
b) Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari factor allergen yang
dapat bereaksi positif pada asma
c) Elektrokardiografi
(1) Terjadi right axis deviation
(2) Adanya hipertropo otot jantung Right
bundle branch bock
18
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
18
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
torako
abdominal
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/
retraksi ditambah ditambah hilang
interkost retraksi nafas
al superterma cuping
l hidung
Laju Meningk Meningkat Meningk Menurun
nafas at at
Pedoman nilai baku laju nafas pada anak sadar:
Usia Laju nafas normal
< 2 bulan < 60/ menit
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
18
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
g) Penatalaksanaan
a. Prinsip umum dalam pengobatan asma:
1) Menghilangkan obstruksi jalan nafas
2) Menghindari faktor yang bias menimbulkan
serangan asma
3) Menjelaskan kepada penderita dan keluarga
mengenai penyakit asma, pengobatannya
b. Pengobatan pada asma:
1) Pengobatan farmakologi
a) Bronkodilator: obat yang melebarkan
saluran nafas terbagi dua golongan:
1. Andrenergik (adrenalin dan
efedrin) misalnya terbutalin/
bricasama
Obat golongan simpatomimetik
tersedia dalam bentuk tablet, sirup,
suntikan dan semprotan (Metered
dose inhaler) ada yang berbentuk
hiru (ventolin diskhaler dan
bricasma turbuhaler) atau cairan
bronchodilator (Alupent, berotec
brivasma sets ventolin) yang oleh
alat khusus diubah menjadi aerosol
(partikel sangat halus) untuk
selanjutnya dihirup
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
18
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata
Asma bronkial terjadi dapat menyerang segala
usia tetapi lebih sering dijumpai pada usia dini.
Separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun
dan sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum
usia 40 tahun.predisposisi laki-laki dan
perempuan diusia dini sebesar 2 : 1 yang
kemudian sama pada usia 30 tahun.
b) Riwayat kesehatan
(1) Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul dengan klien
yang asama bronkial adalah dispnea (bisa
sampai berhari-hari atau berbulan-
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
18
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
(b) Subjektif
Klien mersa sukar bernafas,sesak dan
anoreksia
(c) Psikososial
Cemas, takut, dan mudah tersinggung.
Kurangnya pengetahuan klien terhadap
situasi penyakitnya.
Data tambahan ( Medikal terapi )
(d) Bronkhodilator
Tidak di gunakan bronkodilator oral, tetapi
dipakai secara inhalasi atau parenteral. Jika
sebelumnya telah di gunakan obat golongan
simpatomietic, maka sebaiknya diberikan
amiphilin secara parenteral, sebab mekanisme
yang berlainan, demikian pula sebaliknya, bila
sebelumnya telah digunakan obat golongan
teofilin oral, maka sebaiknya di berikan obat
golongan hansipatomimetik secara aerosol
atau parenteral.
Obat-obatan bronkhodilator golongan
simpatomimetic bentuk selektif terhadap
adrenoseptor (orsipredlin, salbutamol,
terbutalin, ispenturin, penoterol) mempunyai
sifat lebih efektif dan masa kerja lebih lama
serta efek samping kecil dibandingkan dengan
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan secret kental
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
perasaan mual, batuk produktif
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
c. Pertukaran gas
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o Keperawatan Hasil
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
sekresi perlunya
tertahan, pemasangan
banyaknya alat jalan
mukus, nafas buatan
adanya jalan Pasang mayo
nafas bila perlu
buatan, Lakukan
sekresi fisioterapi
bronkus, dada jika
adanya perlu
eksudat di Keluarkan
alveolus, sekret dengan
adanya batuk atau
benda asing suction
di jalan Auskultasi
nafas. suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 hiperkarbia
Respiratory
🟆 sakit kepala Monitoring
ketika bangun Monitor rata –
rata,
🟆frekuensi dan kedalaman,
kedalaman nafas irama dan
abnormal usaha respirasi
Catat
pergerakan
dada,amati
Faktor faktor kesimetrisan,
yang penggunaan
berhubungan : otot tambahan,
retraksi otot
🟆 supraclavicula
ketidakseimbang r dan
an perfusi intercostal
ventilasi Monitor suara
nafas, seperti
🟆 perubahan dengkur
membran kapiler- Monitor pola
alveolar nafas :
bradipena,
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
Catat lokasi
trakea
Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
Status : food Management
and Fluid
1
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
19
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
20
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB X
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENYAKIT
PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)
A. Pendahuluan
Menurut WHO yang dituangkan dalam Global
Initiative for Chronic Obtructive Lung Disease
(GOLD)tahun 2001 dan di update tahun 2005,
Chronic Obtructive Pulmonary Disease (COPD) atau
Penyakit Obstruksi Paru Kronis (PPOK) didefenisikan
sebagai penyakit yang berkarakterisir oleh adanya
obstruksi saluran pernafasan yang tidak revesibel
sepenuhnya. Sumbatan aliran udara ini umumnya
bersifat progresif dan berkaitan dengan respon
inflamasi abnormal paru paru terhadap partikel atau
gas yang berbahaya. Beberapa rumah sakit di
Indonesia ada yang menggunakan istilah PPOM
(Penyakit Paru Obstruksi Menahun) yang merujuk
pada penyakit yang sama .
Dua gangguan yang terjadi pada PPOK adalah
bronchitis kronis dan emfisema. Bronkhitis bkronis
adalah kondisi dimana terjadi sekresi mucus yang
berlebihan ke dalam cabang bronkus yang bersifat
kronis dan kambuhan, disertai batuk yang terjadi pada
hamper setiap hari selama 3 bulan dalam setahun
untuk 2 tahun berturut-turut ( dijelaskan lebih lanjut
pada bab XI), Sedangkan emfisema adalah kelainan
paru-paru yang dikarakterisir oleh pembesaran rongga
udarabagian distal sampai dinding alveolus. Pasien
pada umunya mengalami kedua gangguan ini dengan
salah satunya dominan.
B. Diagnosa Keperawatan PPOK
a) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan secret kental
20
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
C.Telaah Jurnal
PPOK merupakan penyakit jalan nafas karena
bronkitis kronik maupun emfisema secara umum
bersifat progresif, dapat disertai dengan keadaan
hiperaktivitas bronkus, dan bersifat reversibel
sebagian. Menurut World Health Organization
(WHO), saat ini angka kematian PPOK diperkirakan
menduduki peringkat ke-4 dunia. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh exercise walking dan senam yoga dalam
peningkatan Arus Puncak Eksprasi pada pasien PPOK
terhadap kualitas tidur. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif dengan desain Quasi-
Eksperimen dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan“Pretest-Postest” design.
Populasi dari penelitian ini adalah pasien yang
terdiagnosa PPOK dan sampel nya adalah 30 orang
dengan menggunakan teknik purposive sampling”.
Uji yang dipilih pada penelitian ini adalah Uji non
parametik T Berpasangan. Hasil analisa univariat
didapatkan rata-rata kualitas tidur sebelum diberikan
senam yoga yaitu 18,87 dan sebelum diberikan
exercise walking yaitu 17,87. Rata-rata kualitas tidur
setelah diberikan senam yoga dan exercise walking
yaitu 4,73 dan 6,67. Hasil analisa bivariat yaitu
terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian
exercise walking dan senam yoga terhadap kualitas
tidur dengan nilai p value 0,000 dan selisih sebelum
dan sesudah pemberian senam yoga dan exercise
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
20
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB XI
ASUHAN KEPERAWATAN PPOK DENGAN
BRONKHITIS KRONIS
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2. Etiologi
3. Manisfestasi Klinis
20
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Patofisiologi
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
20
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan
garis yang parallel keluar dari hilus menuju apeks
paru. Bayangan tersebut adala bayangan bronchus
yang menebal
b. Pemeriksaan fungsi paru
c. Analisis gas darah
1) Pa O2 : rendah (normal 80-100 mmHg)
2) Pa CO2: tinggi (normal 35-45 mmHg)
3) Saturasi hemoglobin menurun
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4) Eritropoesis bertambah
d. Tes fungsi paru : untuk menentukan penyebab
dispnoe, melihat obstruksi, memperkirakan derajat
disfungsi
1) TLC : meningkat
2) Volume residu : meningkat
3) FEV1/ FVC: rasio volume meningkat
e. Bronchogram: menunjukkan dilatasi silinder
bronchus saat inspirasi, pembesaran duktus mukosa
f. Sputum: kultur untuk menentukan adanya infeksi
mengidentifikasi pathogen
g. EKG: Disritmia atrial, peninggian gelombang P pada
lead II, III, AVF
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata
Usia 45-46 tahun merupakan usia yang paling
sering dijumpai pada klien bronkitis kronis.hasil
survey menunjukan bahwa penyakit ini lebih
sering ditemui pada laki-laki di bandingkan
wanita.
b) Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
Bentuk persistem, produksi sputum seperti
warna kopi, dispnea dalam beberapa keadaan,
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
c) pemeriksaan fisik
o Penampilan umum:cenderung
gemuk(overweight),sianosis akibat
pengaruh sekunder
polisitemia,edema(akibat CHF kanan),dan
barrel chest
o Jantung:pembesaran
jantung,pulmonal,hematokrit>60%
d) Terapi medis
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Antimikrobial;
Bronkodilator;
Aerosolized nebulizer;dan
Intervensi bedah.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 Hipoksemia
🟆 hiperkarbia
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
tubuh Status : food Management
and Fluid
Intake Kaji adanya
Kriteria Hasil : alergi
Definisi : Intake makanan
nutrisi tidak Adanya Kolaborasi
cukup untuk peningkatan dengan ahli
berat badan gizi untuk
keperluan
sesuai dengan menentukan
metabolisme
tujuan jumlah kalori
tubuh. Berat badan dan nutrisi
ideal sesuai yang
dengan tinggi dibutuhkan
badan pasien.
Batasan
Mampu Anjurkan
21
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
22
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Faktor-faktor Monitor
yang kekeringan,
berhubungan : rambut
kusam, dan
Ketidakmampuan mudah patah
pemasukan atau Monitor mual
dan muntah
mencerna
Monitor kadar
makanan atau albumin, total
mengabsorpsi protein, Hb,
zat-zat gizi dan kadar Ht
berhubungan Monitor
dengan faktor makanan
biologis, kesukaan
Monitor
psikologis atau
pertumbuhan
ekonomi. dan
perkembangan
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB XII
ASUHAN KEPERAWATAN PPOK DENGAN
EMFISIEMA
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Menurut WHO, Emfisema merupakan gangguan
pengembangan paru yang ditandai dengan pelebaran
ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi
jaringan.
Sesuai dengan defenisi tersebut,jika di temukan
kelainan berupa pelebaran ruang udara (alveous)
tanpa disertai adanya destruksi jaringan maka keadaan
ini sebenarnya tidak termasuk emfisema,melainkan
hanya sebagai overinflation.
2. Etiologi
Tipe emfisema
Terdapat tiga tipe emfisiema yaitu sebagai berikut
1) Emfisema Centriolobular
merupakan tipe yang sering
muncul,menyebabkan kerusakan bronkiolus,
biasanya pada region paru atas. Inflamasi
berkembang pada bronkiolus tetapi biasanya
kantong alveolar tetap bersisa
2) Emfisema panlobular(Panacinar)
merusak ruang udara pada seluruh asinus dan
biasanya termasuk pada paru bagian
bawah.bentuk ini bersama disebut
22
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Manifestasi Klinis
a. Penampilan umum
- Kurus, warna kulit pucat, dan flattened
hemidiafragma.
- Tidak ada tanda CHF kanan dengan edema
dependen pada stadium akhir.
b. Usia 65-75 tahun.
c. Pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Pada klien emfisiema paru akan ditemukan
tanda gejala seperti berikut ini:
Nafas pendek persinten dengan
peningkatan dispnea.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4. Patofisiologi
Emfisema merupakan kelainan atau kerusakan yang
terjadi pada dinding alveolar.Dapat menyebabkan
overdistensi permanen ruang udara .perjalanan udara
terganggu akibat dari perubahan ini.Kesulitan selama
ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari
adanya destruksi dinding(septum)di antara
alveoli,kolaps jalan napas sebagian,dan kehilangan
elastitas rekoil.pada saat alveoli dan septum
kolaps,udara akan tertahan di antara ruang
alveolar(blebs) di antara parenkim paru(bullae).proses
22
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Pentalaksanaan Medis
Penatalaksaan terutama pada klien emfieiema adalah
meningkatkan kualitas hidup, memperlambat
perkembangan proses penyakit, dan mengobati
obstruksi saluran napas agar tidak terjadi hipoksia.
Pendekatan terapi mencakup:
a) Pemberian terapi untuk meningkatkan
ventilasi dan menurunkan kerja napas.
b) Mencegah dan mengobati infeksi
c) Teknik terapi fisik untuk memperbaiki dan
meningkatkan ventilasi paru.
d) Memelihara kondisi lingkungan yang
memungkinkan untuk memfasilitasi
pernafasan yang adekuat.
e) Dukungan fisiologis.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Bronkodilators
Terapi aerosol
Terapi infeksi
Kortikosteroid
oksigenasi
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a) Anamnesis
Dispnoe adalah keluhan utama emfisema
danmempunyai serangan (onset) yang
membahayakan. Klien biasanya mempunyai riwayat
merokok, batuk kronis yang lama , mengi, sesak nafas
pendek dan cepat (takipnea). Gejalan gejala
diperburuk oleh infeksi pernafasan. Perawat perlu
mengkaji obat-obat yang bisa diminum klien,
memeriksa kembali setiap jenis obat apakah masih
relevan untuk digunakan kembali
b) Pemeriksaan Fisik
1) Pernafasan
Inspeksi
Terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi
pernafasan serta penggunaan otot bantu nafas. Bentuk
dada barrel chest (akibat udara yang terperangkap),
penipisan masa ototdan pernafasan dengan bibir
dirapatkan. Pernafasan abnormal tidak efektif dan
penggunaan otot otot bantu bantu nafas , dispnoe
terjadi saat aktivitas bahkan pada aktivitas kehidupan
22
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
3. Intervensi keperawatan
22
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
tertahan, perlunya
banyaknya pemasangan
mukus, alat jalan
adanya jalan nafas buatan
nafas Pasang mayo
buatan, bila perlu
sekresi Lakukan
bronkus, fisioterapi
adanya dada jika
eksudat di perlu
alveolus, Keluarkan
adanya sekret dengan
benda asing batuk atau
di jalan suction
nafas. Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara
tambahan
Lakukan
suction pada
mayo
Berikan
bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa
basah NaCl
Lembab
Atur intake
untuk cairan
mengoptimalk
an
keseimbangan
.
Monitor
respirasi dan
status O2
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
🟆 hiperkarbia
Respiratory
🟆 sakit kepala Monitoring
ketika bangun Monitor rata –
rata,
🟆frekuensi dan kedalaman,
kedalaman nafas irama dan
abnormal usaha respirasi
Catat
pergerakan
dada,amati
Faktor faktor kesimetrisan,
yang penggunaan
berhubungan : otot tambahan,
retraksi otot
🟆 supraclavicula
ketidakseimbang r dan
an perfusi intercostal
ventilasi Monitor suara
nafas, seperti
🟆 perubahan dengkur
membran kapiler- Monitor pola
alveolar nafas :
bradipena,
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
Catat lokasi
trakea
Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara
tambahan
Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengauskulta
si crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
auskultasi
suara paru
setelah
tindakan
untuk
mengetahui
hasilnya
3 Ketidakseimbang NOC : NIC :
an nutrisi kurang
dari kebutuhan Nutritional Nutrition
Status : food Management
and Fluid
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papila lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah
berwarna
magenta,
scarlet
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB XIII
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KANKER PARU
B. Konsep Dasar
1. Defenisi
Tumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru
(Price, 1995). Kanker paru merupakan abnormalitas
dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru
(Underwood, patologi, 2000)
2. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum
diketahui pasti, namun ada beberapa factor
predisposisi terjadinya kanker paru :
1) Merokok
2) Radiasi
3) Kanker paru akibat kerja
4) Polusi Udara
5) Genetik
6) Diet
3. Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO untuk neoplasma pleura dan paru-
paru:
Karsinoma Bronkogenik
23
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
4. Manisfestasi klinis
a) Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin
disebabkan oleh obstruksi bronkus
b) Gejala umum
a. Batuk
24
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
5. Stadium
Lebih dari 90% seluruh tumor kanker primer timbul pada
jaringan epitel bronkial. Kanker ini berkumpul sehingga
disebut bronkogenik karsinoma. Kanker paru
diklasifikasikan sesuai dengan tipe histologi selnya, yaitu
sebagai berikut:
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
24
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Metastasis
24
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Stadium
Penentuan stadium kanker paru dapat dilakukan berdasarkan
sistem TNM (T = Tumor Primer, N = Nodus Limfe, M =
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
T = Tumor primer
Tis : Karsinoma in situ/preinvasif.
T0 : tak ada tumor primer
T1 : Diameter terbesar 3 cm atau kurang, dikelilingi oleh paru atau
pleura viseralis dan tidak
24
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
N = Nodus Limfe
N0 : tak ada tanda-tanda terlibatnya/pembesaran kelenajr limfe
regional.
N1 : Terdapat tanda terkenanya kelenjar peribronkial/atau hilus
homolateral, termasuk penjalaran/pembesaran langsung
tumor primer.
N2 : terkenanya kelenjar getah bening mediastinum
Nx : syarat minimal untuk membuktikan terkenanya kelenjar
regional tidak terpenuhi.
M = Metastasis
M0 : tak ada bukti adanya metastasis jauh
M1 : Terdapat bukti adanya metastasis jauh
Mx : syarat minimal untuk menentukan adanya metastasi jauh
tidak bisa dipenuhi.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
24
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
6. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan
segmen/sub bronkus menyebabkan silia hilang dan
deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka
menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan dysplasia.
Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia,
hyperplasia dan dysplasia menembus ruang pleura,
biasa timbul efusi pleura dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang
letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan
obstruksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti supurasi
di bagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam dan
dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada
auskultasi. Pada stadium lanjut penurunan berat badan
biasanya menunjukkan adanya metastase khususnya
pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke
struktur-struktur seperti kelenjar limfe, dinding
esophagus, pericardium, otak dan tulang rangka.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7. Pemeriksaan Diagnostik
1) Radiologi
a. Foto toraks posterior-anterior (PA) dan leteral
serta tomografi dada merupakan pemeriksaan
awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya
kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan
lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada
bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi
tulang rusuk atau vertebra
b. Bronkhografi untuk melihat tumor di percabangan
bronkus
2) Laboratorium
a. Sitologi (sputum, pleural atau nodus limfe)
dilakukan untuk mengkaji adanya atau tahap
karsinoma
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA dapat
dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan ventilasi
c. Tes kulit, jumlah absolute linfosit dapat dilakukan
untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum
pada kanker paru)
3) Histopatologi
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
8. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Non bedah (Nonsurgical
Management)
Terapi Oksigen
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Kemoterapi
Kemoterapi merupaka pilihan pengobatan pada klien
dengan kanker paru, terutama pada small-cell lung cancer
karena meatastasis.Kemoterapi dapat juga digunakan
bersamaan dengan terapi bedah. Obat-obat Kemoterapi
yang biasanya diberikan untuk menangani kanker,
termasuk kombinasi dari Obat-obat berikut.
Cyclophosphamide, Deoxorubicin, Methotrexate,
dan Procarbazine
Etoposide dan Cisplatin
Mytomycin, Vinblastine dan Cisplatin
Imunoterapi
Banyak klien kanker paru mengalami gangguan imun.
Obat kemoterapi (Cytokin) biasa diberikan.
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Terapi Radiasi
Terapi Radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut.
Klien tumor paru yang operable tetapi risiko jika
dilakukan pembedahan
Klien adenokarsinoma atau sel skuamosa
inoperable yang mengalami pembesaran kelenjar
getah bening pada hilus ipsilateral dan mediastinal
Klien kanker bronkus dengan oat cell
Klien kambuhan sesudah lobektomi atau
pneumonektomi
Dosis umum 5.000-6.000 rad dalam jangka waktu 5-6
minggu. Pengobatan dilakukan dalam 5 kali seminggu
dengan dosis 180-200 rad/hari.Komplikasi yang
mungkin timbul adalah sebagai berikut.
Esofagitis, hilang 1 minggu sampai dengan 10
hari sesudah pengobatan.
Pneumonitis, pada rontgent terlihat bayangan
eksudat di daerah penyinaran
Terapi laser
Torakosentesis dan pleurodesis
Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi klien
kanker paru
Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura
viseralis dan parietalis serta obstruksi kelenajr
limfe mediastinal
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Preoperasi
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, ketidakmapuan
mempertahakan kebiasaan rutin, dispnea
karena aktivitas
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
7) Pernafasan
Gejala :
Batuk ringan atau perubahan pola
batuk dari biasanya atau produksi
sputum
Nafas pendek
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Tanda
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Amenorea/impotent
(ketidakseimbangan hormonal,
karsinoma sel kecil)
10) Penyuluhan
Gejala :
Faktor resiko keluarga, kanker
(khususnya paru) tuberculosis
Kegagalan untuk membaik
b. Pascaoperasi
Karakteristik dan kedalaman pernafasan
dan warna kulit pasien
Frekuensi dan irama jantung
Pemeriksaan laboratorium yang terkait
(GDA, elektrolit serum, Hb dan Ht)
Pemantauan tekanan vena sentral
Status nutrisi
Status mobilisasi ekstremitas khususnya
ektremitas atas di sisi yang operasi
Kondisi dan karakteristik water seal
drainase.
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : perubahan aktivitas, frekuensi
tidur berkurang
2) Sirkulasi
25
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BAB XIV
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN EFUSI PLEURA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patogenesis
Timbulnya efusi pleura dapat disebabkan oleh kondisi-
kondisi seperti adanya gangguan dalam reabsorbsi cairan
pleura (misalnya karena adanya tumor), peningkatan
produksi cairan pleura (misalnya akibat infeksi pada
pleura). Sedangkan secara patologis, efusi pleura terjadi
dikarenakan keadaan-keadaan seperti:
26
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1. Transudat.
Gagal jantung, sirosis heaptis dan asites, hipoproteinemia
pada nefrotik sindrom, obstruksi vena kava superior,
pascabedah abdomen, dialisis peritoneal, dan
atelektasis.
2. Eksudat
Infeksi (pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, abses).
Neoplasma (Ca. Paru, metastasis, limfoma, leukimia).
Emboli/infark paru.
Penyakit kolagen (SLE, reumatoid artritis).
Penyakit gastrointestinal (pankreatitis, ruptur
esofagsus, abses hati).
Trauma (hemotorak, khilotorak).
4. Fisiologi Pleura
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1. Pleura viseralis
Bagian permukaan luarnya terdiri atas selapis sel
mesotelial yang tipis (tebalnya tidak lebih dari 30 µm), di
antara celah-celah sel ini terdapat beberapa sel limfosit.
Terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit di
bawah sel mesotelial. Struktur lapisan tengah memiliki
jaringan kolagen dan serat- serat elastik, sedangkan lapisan
terbawah terdapat jaringan interstisial subpleura yang
sangat banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari
arteri pulmonalis dan brakialis serta kelenjar getah bening.
Keseluruhan ajringan pleura viseralis ini menempel dengan
kuat pada jaringan parenkim paru.
2. Pleura parietalis
Lapisan Pleura parietalis merupakan lapisan jaringan yang
lebih tebal dan terdiri atas sel-sel mesotelial serta ajringan
ikat ( jaringan kolagen dan serat-serat elastik). Dalam
jaringan ikat ini terdapat pembuluh kapiler dari arteri
interkostalis dan mammaria interna, kelenjar getah bening,
banyak reseptor saraf sensorik yang peka terhadap rasa
nyeri. Di tempat ini juga terdaapt perbedaan temperature.
Sistem persarafan berasal dari nervus interkostalis dinding
dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dasa.
Keseluruhan jaringan pleura parietalis ini menemel dengan
mudah, tetapi juga mudah dilepaskan dari dinding dada di
atasnya.
Cairan pleura di produksi oleh pleura parietalis dan di
reabsorbsi oleh pleura viseralis. Cairan terbentuk dari
26
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
26
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
26
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Torakosentesis
Aspirasi cairan pleura berguna sebagai sarana
untuk diagnostik maupun terapeutik.
Torakosentesis sebaiknya dilakukan pada posisi
duduk. Lokasi aspirasi adalah pada bagian
bawah paru di sela iga ke-9 garis aksila
posterior dengan memakai jarum abbocath
nomor 14 atau 16. Pengeluaran cairan
sebaiknya tidak lebih dari 1.000- 1.500 cc pada
setiap kali aspirasi. Jika aspirasi dilakukan
sekaligus dalam jumlah banyak, maka akan
menimbulkan syok pleural (hipotensi) atau
edema paru. Edema paru terjadi karena paru-
paru terlalu cepat mengembang.
Transudat Eksudat
1. Warna 1. Kuning pucat, 1. Jernih, keruh,
2. Bekuan jernih purulen,
3. Berat Jenis 2. – hemoragik
4. Leukosit 3. < 1018 2. –/+
5. Eritrosit 4. <1000/uL 3. > 1018
6. Hitung Jenis 5. Sedikit 4. Bervariasi, >
7. Protein Total 6. MN 1000/uL
8. LDH (limfosit/mes 5. Biasanya
9. Glukosa otel) banyak
10. Fibrinogen 7. < 50% serum 6. Terutama
11. Amilase 8. < 60% serum polimorfonukl
12. Bakteri 9. = plasma ear (PMN)
26
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Biopsi pleura
Pemeriksaan histologis satu atau beberapa contoh
jaringan pleura dapat menunjukkan 50-75% diagnosis
kasus pleuritis tuberkulosis dan tumor pleura. Bila hasil
biopsi pertama tidak memuaskan dapat dilakukan biopsi
ulangan. Komplikasi biopsi adalah pneumotorak,
hemotorak, penyebaran infeksi atau tumor pada dinding
dada.
Pendekatan pada efusi yang tidak terdiagnosis
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
c. Diagnosis Keeprawatan
1. Pola nafas tidak efektif, yang berhubungan dengan:
Penurunan ekspansi paru (akumulasi dari
udara/cairan);
Proses radang.
Ditandai dengan:
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
1. Prinsip Fisiologis
a. Anatomi Dada
Dada terdiri atas tiga komponen, yaitu mediastinum, rongga
pleural kanan, dan rongga pleural kiri. Tiap rongga pleural
dilapisi oleh membran tipis dan licin yang disebut pleural
parietal. Membran yang mengelilingi paru-paru disebut
pleural viseral. Lapisan yang tipis berupa cairan dengan
volume total sampai 5 ml bertindak sebagai pelumas antara
pleural viseral dan parietal, yang memungkinkan cairan itu
bergerak dengan halus setiap kali bernapas. Oleh karena
kedua lapisan pleural saling bersentuhan, area pleural menjadi
area “potensial”. Bila area antara membran ini menjadi area
“aktual”, paru-paru akan kolaps.
b. Tekanan Pleural
Paru disokong dalam rongga dada oleh tekanan pleural
nehatif. Tekanan negatif ini dibuat oleh dua kekuatan yang
berlawanan. Pertama kecenderungan dinding dada untuk
mengembang ke depan dan ke belakang. Kedua adalah
kecenderungan jaringan alveolar untuk berkontraksi
dengan elastis. Analoginya adalah dua lapisan mikroskopik
yang saling mengikat tetesan air yang diletakkan di
antaranya. Seseorang tak dapat menarik bagian lapisan
karen tegangan permukaan cairan.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Gambaran Peralatan
a. Selang Dada
Kebanyakan selang dada adalah multipenetrasi, selang
transparan dengan petunjuk tanda radiopaque dan
jarak/panjang selang. Ini memngkinkan doketr untuk
melihat posisi selang pada foto rontgent.
Selang dada dikategorikan sebagai pleural atau
mediastinal bergantung pada lokasi ujung selang.
Klien dapat dipasang lebih dari satu selang apda lokasi
yang berbeda bergantung pada tujuan selang. Selang
yang lebih besar (20-36 French) digunakan untuk
mengalirkan darah atau drainase pleural yang kental.
Selang yang lebih kecil (16-20 French) digunakan
untuk membuang udara.
b. Sistem Drainase
Selang dada bekerja sebagai drain untuk udara dan
cairan. Agar tekanan intrapleural menajdi negatif,
sebah segel diperlukan pada selang dada untuk
mencegah udara luar masuk ke sistem. Cara paling
sederhana untuk melakukan ini yaitu dengan
menggunakan drainase dalam air.
1. Sistem satu botol
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
campuran busa
dalam botol
yang membatasi
garis
pengukuran
drainase.
Agar terjadi
aliran, tekanan
pleura harus
lebih tinggi dari
tekanan botol
Dua Mempertahankanwater Menambah
botol seal dalam tingkat dead space pada
konsisten sistem drainase
Memungkinkan observasi yang berpotensi
dan pengukuran drainase untuk masuk ke
yang lebih baik. dalam area
pleura.
Untuk
terjadinya
aliran, tekanan
pleura harus
lebih tinggi dari
tekanan botol.
Mempunyai
batas kelebihan
kapasitas aliran
udara pada
adanya
kebocoran
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
pleura.
Penatalaksanaan
27
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
a. Memberikan Posisi
Posisi yang ideal adalah semifowler. Sangat
berguna untuk meningkatkan evakuasi udara
dan cairan. Ubah posisi klien setiap dua ajm.
Perlihatkan pada klien cara menyokong
dinding dada dekat sisi pemasangan selang
dada. Motivasi klien untuk melakukan batuk
efektif, napas dalam, dn ambulasi. Pemberian
obat nyeri sebelum latihan akan menurunkan
nyeri dan meningkatkan ekspansi paru.
b. Mempertahankan Kepatenan Sistem
Komplikasi paling serius dari selang dada
adalah tension pneumothorak. Bila tidak
diatasi akan mengancam kehidupan. Tension
pneumothorak terjadi bila udara masuk ke
ruang pleural selama inspirasi tetapi tidak
dapat keluar selama ekspirasi. Proses ini terjadi
bila ada obstruksi pada selang sistem drainase
dad. Semakin banyak udara terjebak dalam
ruang pleural, tekanan akan semakin
meningkat sampai paru kolaps, dan jaringan
lunak dalam dada tertekan.
Tanda dan gejala tension pneumothorak adalah
sebagai berikut.
Takikardia.
Takipnea.
Agitasi.
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
Berkeringat.
Pergeseran garis tengah trakea.
Bunyi napas pada paru yang cedera
tidak ada.
Perkusi hiperresonan pada perkusi di
atas paru yang cedera.
Hipotensi.
Henti jantung.
Alarm tekanan tinggi (jika
menggunakan ventilator mekanink).
28
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
28
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
DAFTAR PUSTAKA
Aril, W. Sudoyo (2006). Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV,
Jakarta: FKUI
28
Janice L.Hinhkle, Kerry H. Cheever. (2014) Brunner &Suddart
Text Book Of Medical Surgical Nursing. Edisi 13
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
28
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC &
BIOGRAFI PENULIS
Zuriati, S.Kep, Ners, M.Kep
Lahir di Padang, 03 Juli 1981.
Riwayat Pendidikan :
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.M.Kep) pada tahun 2001 di Akper Nan
Tongga Pariaman dan memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep/Ners) pada
tahun 2004 di STIKes Binawan Jakarta,
kemudian mendapatkan gelar pendidikan S2
Keperawatan pada tahun 2012 di Universitas Andalas Padang.
Riwayat Pekerjaan :
Dosen di STIKes Ceria Buana dari tahun 2010 s/d 2011.
Dosen STIKes Alifah Padang dari tahun 2012 s/d sekarang
Ketua Program Studi Ners dari Tahun 2014 s/d 2016
Ketua Program Studi Keperawatan dari Tahun 2016 s/d sekarang
Riwayat Organisasi :
Pengurus AIPNI Regional 3 dari tahun 2013-2017
Pengurus HPMI dari tahun 2012 -2016
Pengurus HIPMEBI dari tahun 2017- 2021
BIOGRAFI PENULIS
Melti Suriya, S.Kep, Ners, M.Kep lahir di
Kinawai 13 Februari 1985. Riwayat
pendidikan : S1 Keperawatan STIKes Alifah
Padang (2009), mendapat gelar profesi Nurse
(2010). Kemudian S2 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta (2015).
2
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC & NOC
Riwayat Pekerjaan:
Penulis sebagai dosen tetap di STIKes Alifah Padang
Riwayat Organisasi :
Pengurus IPANI: 2017- 2021
289