Kebijakan Moneter Kerangka Kerja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KebIjakan moneter

&
KeRANGKA KERJA
Kelompok 3
Anggota:
Rosaria Gloria Tamba
C1A021150

Mutia Yasmin Parameswari


C1A021168

Yolanda Patrecia Sitanggang


C1A021212
PengertIan
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui
bank sentral sebagai pemegang otoritas moneter untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka
mencapai kestabilan ekonomi.
Tujuan
kebIjakan moneter
1. Menjaga stabilitas ekonomi
2. Menjaga kestabilan harga
3. Meningkatkan kesempatan kerja
4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan
dan neraca pembayaran
jenIs
kebIjakan Moneter
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
(Easy Money Policy / Politik uang longgar)
Merupakan bank sentral untuk menambah jumlah uang
beredar di masyarakat ketika negara mengalami Deflasi/
resesi/ depresi ekonomi.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif


(Tight Money Policy / Politik uang ketat)
Merupakan kebijakan bank sentral untuk mengurangi
jumlah uang beredar di masyarakat ketika negara
mengalami inflasi.
Instrumen
KebIjakan moneter
1. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan dengan menaikkan/menurunkan suku buka
pada bank umum.

2. Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)


Kebijakan dengan menjual/membeli Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) atau surat berharga di pasar modal.

3. Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)


Kebijakan dengan menaikkan/ menurunkan jumlah
cadangan kas minimum yang ada di bank umum.
Instrumen
KebIjakan moneter
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan pemberian kredit dengan memperketat atau
mempermudah dalam pemberian pinjaman kepada
masyarakat.

5. Kebijakan Dorongan Modal


Kebijakan Bank Sentral untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan cara memberikan himbauan kepada bank
umum dan pelaku ekonomi lainnya
StrategI Kerangka
kebIjakan Moneter
1. Penargetan nilai tukar uang (Exchange rate targeting)
2. Penargetan besar moneter (Monetary targeting)
3. Penargetan inflasi (Inflation targeting)
4. Strategi kebijakan moneter tanpa jangkar yang tegas
(Implicit but notexplicit anchor)
Kerangka Kerja
kebIjakan Moneter
Sejak 1 Juli 2005, setelah sebelumnya menggunakan kebijakan moneter yang menerapkan uang primer
(base money) sebagai sasaran kebijakan moneter. Bank Indonesia menganut kerangka kerja yang
dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF) dengan penggunaan suku bunga sebagai sasaran
operasional.

Namun, krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008/2009 mengharuskan bank sentral untuk
melakukan stabilitas sistem keuangan dan penyelamatan perekonomian. Kebijakan yang hanya
mengedepankan penerapan ITF menunjukkan pelemahan. Hal ini dikarenakan penerapan ITF secara
ketat yang hanya fokus pada mandat kebijakan moneter untuk menjaga inflasi sesuai dengan targetnya
sehingga tidak cukup untuk menjaga stabilitas sistem perekonomian secara keseluruhan.

Pasca krisis keuangan global tersebut dengan strategi kebijakan moneter, bank sentral dituntut untuk
semakin memperkuat stabilitas sistem keuangan untuk memastikan perekonomian dan sistem
keuangan berada dalam kondisi stabil, baik dari sisi makroekonomi maupun sektor keuangan.

Oleh karena itu, Bank Indonesia memperkuat kerangka ITF menjadi flexible ITF (F-IFT)
dengan semakin memperkuat mandatnya dalam kebijakan moneter dan stabilitas sistem
keuangan.
Kerangka Kerja
kebIjakan Moneter
FLEXIBLE INFLATION TARGETING FRAMEWORK (F - ITF)

Flexible ITF dibangun dengan tetap berpijak pada elemen-elemen penting ITF yang telah
terbangun. Kebijakan moneter yang ditempuh secara forward looking, dan akuntabilitas.
Kebijakan pada publik tetap menjadi bagian inherent dalam Flexible ITF.

Implementasi flexible ITF juga ditujukan untuk mencapai stabilitas sistem keuangan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, implementasi flexible ITF didukung oleh penerapan kebijakan
makroprudensial. Kebijakan makroprudensial merupakan kebijakan yang difokuskan pada
interaksi antar lembaga keuangan, pasar, infrastruktur, dan ekonomi yang lebih luas,
termasuk pengukuran potensi risiko ke depan.
Kerangka Kerja
kebIjakan Moneter
DIbeberapa negara
Thailand = Flexible Inflation Targeting Framework (F-ITF)
Singapura = Exchange rate-centered monetary policy
framework
Malaysia = Interest rate framework
Korea = Full Fidged Targeting Framework (ITF)
Turki = ITF
Indonesia = ITF
Afrika Selatan= Flexible Inflation Targeting Framework (FITF)
Australia = ITF
thank you

Anda mungkin juga menyukai