3110 Full Text
3110 Full Text
3110 Full Text
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
NURISTIQAMAH WAHID
NIM 10540 9178 14
Kata kunci : Pra-eksperimen dan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
KATA PENGANTAR
berbagai pihak dan berkah dari Allah Swt sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima
kasih kepada orang tua Abdul Wahid dan Kartini yang telah berjuang, berdoa,
Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya
Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd pembimbing I dan Drs. H. M. Amier, S.Pd., M.Pd
pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Abd.
dapat diwujudkan. Kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd, Ketua Prodi Program Studi
Hasan S.Pd guru kelas V serta semua guru di lingkungan SD Negeri Bontomanai
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ulul Asma, St. Aisyah,
Itra Jauharah, Fitriani S, Nur Asmilawati, Anita Rahayu, A Ummul Haifa, Sari
Melyana, Muh Arfah Mulyadi, dan Misbahul Khair yang selalu memberi
semangat, saran, doa dan mengajarkan arti kekeluargaan, tanggung jawab serta
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu serta
semua pihak yang telah membantu penulis selama ini, penulis doakan semoga
mendapat balasan yang berlipat ganda dan menjadi amal saleh di hadapan Allah
Swt.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati penulis megharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempatan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
NURISTIQAMAH WAHID
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan ............................................................................................ 43
B. Saran................................................................................................... 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan masyarakat. Sejalan dengan itu bahasa memungkinkan manusia untuk saling
berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lalu, dan
dan fungsi yang sangat penting yakni sebagai bahasa negara dan bahasa
nasional.
bahasa, lalu pada tahap selanjutnya memiliki keterampilan berbicara, pada tahap
akhir yaitu belajar membaca dan menulis. Menurut Dawson (Tarigan 2008:01)
membaca.
informasi dan komunikasi sekarang ini, membaca menduduki posisi serta peran
merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan
cerita, sulit untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh dalam
membaca siswa terhadap suatu bacaan, kurangnya fasilitas sekolah dan tidak
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mengetahui, memahami, memilih, dan
optimal.
(DRA). Melalui strategi DRTA ini, diharapkan tidak hanya mampu mendorong
minat baca siswa melainkan siswa dituntut untuk memberikan prediksi dari
sebuah cerita dan mengambil kesimpulan dari cerita yang diberikan oleh guru.
dituntut menebak jalan cerita melalui gambar yang diberikan oleh guru. Langkah
ini merupakan cara guru untuk melatih metakognitif siswa yang berpikir sesuai
Reading Thinking Activity (DRTA). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya
Bontomanai K ”.
B. Rumusan Masalah
Negeri Bontomanai K.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini terbagi dua, yaitu secara
1. Manfaat Teoretis
khususnya pada kalangan yang terlibat dalam dunia pendidikan baik kepada
menjadi bahan rujuk bagi peneliti untuk suatu penelitian yang berkenaan pada
2. Manfaat Praktis
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) menjadi awal bagi guru yang
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
a. Skripsi yang ditulis oleh Hariani (2013) dengan judul Penerapan Strategi
mencapai 100% pada siklus I dan siklus II. Skor ketercapaian pada siklus I
yaitu 84,3 dan siklus II yaitu 96,8. Hasil belajar siswa menunjukkan
ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 65,2% dan siklus II sebesar 90,9%
sebesar 74,3 dan siklus II sebesar 89,7 dengan peningkatan sebanyak 15,4.
Surabaya.
Dalam membaca bukan hanya sekedar membaca saja, tetapi juga perlu
berfikir. Dalam proses ini seorang akan memanfaatkan sel-sel otak untuk
membaca juga perlu, aktivitas dalam strategi DRTA disini adalah dapat
perbedaannya adalah subjek yang diteliti, penilaian yang dilakukan, waktu dan
a. Pengertian Belajar
secara alamiah.
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Senada dengan itu Rohayani
adalah proses perubahan tingkah laku individu sacara keseluruhan baik dari segi
lingkungannya.
proses dan upaya yang diatur sedemikian rupa oleh pendidik untuk membantu
balik antara pendidik dan peserta didik, peserta didik dengan lingkungan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi
3. Membaca Pemahaman
a. Pengertian membaca
yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks
membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah
proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.
dan memetik makna dari materi yang tercetak melainkan juga menuntut
masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan
Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang
c. Tujuan Membaca
1) Kesenangan;
2) Menyempurnakan membaca nyaring;
3) Menggunakan strategi tertentu;
4) Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks;
9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik Burns dkk,1996 (dalam
Rahim,2011:11-12)
d. Membaca Pemahaman
teks bacaan. Membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses sungguh-
standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fisik
strategi tertentu.
memahami, mengetahui, serta mengingat isi atau informasi yang ada dalam
Menurut Hervey (2012:1) kata strategi berasal dari dua kata dasar Yunani
kuno yaitu stratos yang berarti jumlah besar atau yang tersebar dan again yang
strategi adalah berbagai tipe atau gaya rencana yang digunakan oleh guru untuk
(dalam Rahim, 2005:36) yang mengemukakan bahwa strategi adalah ilmu dan
kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan yang dapat
secara efektif dan efisien (dalam Wina, 2008:294). Diperkuat dengan pernyataan
diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
suatu rancangan kegiatan yang dilakukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan
tertentu. Suatu tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan
siswa dan guru agar siswa mampu melakukan aktivitas visual yang tidak hanyak
mengucapkan simbol-simbol huruf atau kata tetapi juga mengartikan setiap kata
menjadi makna.
dan konteks. Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca, strategi
dan pasca membaca yang digunakan siswa dalam memprediksi apa yang mereka
Dalam hal ini siswa dilibatkan untuk berpikir mengenai suatu bacaan agar
membaca. Hal ini dilakukan guru dalam rangka mendiagnosis kesulitan yang
dialami siswa serta solusinya ketika siswa kesulitan berinteraksi dengan bahan
lain. Guru menerima dengan terbuka semua prediksi yang dibuat siswa. Dengan
agar siswa memiliki keterampilan membaca kritis dan reflektif.” Tujuan DRTA
membaca lebih bermanfaat karena terarah dengan tujuan yang ingin dicapai; b)
membaca.
Strategi DRTA diarhakan untuk mencapai tujuan umum. Dalam hal ini
ketika siswa sulit berinteraksi dengan bahasa bacaan. Tujuan tersebut akan
saksama. Kemudian guru meminta siswa memperhatikan salah satu gambar dan
Guru meminta siswa membaca dalam hati bagimana bacaan yang telah
pertanyaan seperti “Siapa yang memprediksi dengan benar apa yang diceritakan
bagian ini?”. Kemudian guru meminta siswa agar yakin bahwa prediksi yang
dan masukan.
(DRTA)
pengalaman
B. Kerangka Pikir
menjelaskan secara teoritis bertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan interveni, maka
juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian.
pemaham.
Kemampuan
membaca pemaham
Analisis
Hasil temuan
C. Hipotesis Tindakan
Bontomanai K.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Posttest Design”.
2. Desain Penelitian
Keterangan :
Jenis Kelamin
No. Kelas Jumlah
Laki-laki Wanita
1 V 10 12 22
(Sumber: Data SD Negeri Bontomanai K Tahun 2017/2018)
2. Sampel
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
yang diambil dari populasi itu. Lebih lanjut, Imam Suyitno (2013: 81) Sampel
adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian. Jumlah dan
populasinya.
sampel dengan pertimbangan bahwa murid hanya 22 orang. Seperti terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.2
Sampel
Jenis Kelamin
No. Kelas Jumlah
Laki-laki Wanita
1 V 10 12 22
(Sumber: Data SD Negeri Bontomanai K Tahun 2017/2018)
adalah nilai yang diperoleh murid pada tes awal (pretest) dan nilai yang
D. Jenis Variabel
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Menurut Sudjana (2005:23) variabel merupakan ciri dari individu, objek,
gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan
materiper gerakan nasional dan sikap nasionalisme, sehingga ada dua variabel
penelitian yaitu:
Negeri Bontomanai.
E. Instrumen Penelitian
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi intumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
Suyitno (2013:82) Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai peneliti untuk
menjaring peneliti atau mengumpulkan data penelitian. Alat tersebut berupa tes,
lembar tugas, daftar tugas, catatan lapangan, angket, panduan wawancara tape
menyelesaikan cerita.
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya intrumen yang kurang valid berarti
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur pada yang seharusnya diukur. Meteran yang valid
dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang
yang tidak digunakan berapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada saat pretest dengan tujuan untuk
adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), adapun langkah-langkah
membaca pemahaman.
Bontomanai K.
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah perlakuan berupa
dengan rumus:
Me =
Xi (Sugiyono, 2007: 49)
n
Keterangan:
Me : Mean (rata-rata)
: Jumlah
Xi : Nilai X ke i sampai ke n
N : Banyaknya subjek
Keterangan:
P = Persentase
2. t-tes
sebelum dan sesudah penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA),
maka digunakan rumus t-test, yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 275) yaitu:
∑
√ ( )
Keterangan:
A. Hasil Penelitian
Bontomanai K mulai tanggal 07 Mei s/d 07 Juni 2018, maka diperoleh data-data
yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat diketahui hasil belajar
Bontomanai K sebelum diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 skor
Negeri Bontomanai K dapat dilihat pada Tabel 4.2 perhitungan untuk mencari
mean (terlampir).
Dari data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ f x = 1300,
sedangkan nilai dari N sendiri adalah 22. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai
Me =
Xi
n
= 59,09
Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
2 45 – 55 Rendah 9 40,90
3 60 – 70 Sedang 8 36,36
4 75 – 80 Tinggi 3 13,63
Jumlah 22 100
Berdasarkan data yang dapat dikelola pada tabel di atas maka dapat
dikategorikan sangat rendah yaitu 9,09%, rendah 40,90%, sedang 36,36%, tinggi
13,63%, dan sangat tinggi berada pada presentase 0%. Melihat dari persentase
rendah.
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Kemampuan Membaca
Pemahaman Pre-test
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 22 100
belajar murid yang ditentukan oleh peneliti yaitu jumlah murid yang mencapai
atau melebihi nilai KKM 70, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
Thinking Activity (DRTA) dapat dilihat pada tabel 4.5 skor nilai post-test
(terlampir).
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai post-test dari murid kelas V SD
Negeri Bontomanai K, dapat dilihat pada tabel 4.6 perhitungan untuk mencari
Dari data hasil post-test pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai dari
∑ f x = 1800 dan nilai dari N sendiri adalah 22. Kemudian dapat diperoleh nilai
Me =
Xi
n
= 81,81
81,81 dari ideal 100. Adapun keterangan murid dapat dilihat pada tabel berikut :
1 0 – 40 Sangat rendah - -
2 45 – 55 Rendah - -
3 60 – 70 Sedang 5 22,72
4 75 – 80 Tinggi 9 40,90
5 85 – 100 Sangat tinggi 8 36,36
Jumlah 22 100
dikategorikan sangat tinggi yaitu 36,36%, tinggi 40,90%, sedang 22,72%, rendah
0,00%, dan sangat rendah berada pada persentase 0,00%. Melihat dari hasil
tergolong tinggi.
Jumlah 22 100
jumlah murid yang mencapai atau melebihi nilai KKM 70, sehingga dapat
murid (terlampir).
saat pembelajaran 100%. Murid yang mampu mengikuti arahan guru dengan
baik 86,36%. Murid yang aktif dalam diskusi 86,36%. Murid yang tidak aktif
pada saat diskusi berlangsung 13,63%. Murid yang aktif dalam kegiatan
kelompok 84,09%. Murid yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru
saat diskusi berlangsung 86,36%. Dan murid yang mampu menyimpulkan materi
Analisis skor pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel 4.10
∑
Md =
= 22,72
2. Mencari harga “ ∑ X2 d “ dengan menggunakan rumus :
(∑ )
∑ X2 d = ∑ d2 −
( )
= 13300 −
= 13300 −
= 13300 – 11363
= 1936
t = ∑
√
( )
t =
√ ( )
t =
√
t =
√
t =
t = 5,42
Setelah diperoleh thitung = 5,42 dengan ttabel = 1,72 maka diperoleh thitung >
ttabel atau 5,42 > 1,72. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis diterima.
Ini berarti pembelajaran Strategi Directed Reading Thinking Activity
B. Pembahasan
1. Kondisi awal
mengerjakan tugas yang diberikan pada mata pelajaran yang bersangkutan. Hal
ini disebabkan oleh faktor ketidak mampuan seorang guru atau pendidik dalam
memberikan pemahaman yang benar kepada siswa terhadap suatu pelajaran yang
diberikannya, tingkat kerumitan mata pelajaran tersebut yang cukup tinggi serta
faktor psikologis murid itu sendiri. Faktor-faktor yang secara tunjang menunjang
memahami cerita, sulit untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh
dalam menyimpulkan isi suatu cerita. Ada beberapa faktor penyebab munculnya
Sudah tidak salah jika banyak hal yang menyebabkan rendahnya minat
baca, hali ini menjadi penyebab rendahnya nilai itu bisa datang dari murid, guru
menunjang keberhasilan murid dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
pre-test dengan nilai rata-rata 59,09 dengan kategori yakni sangat rendah 9,09%,
rendah 40,90%, sedang 36,36%, tinggi 13,63%, dan sangat tinggi 0%. Melihat
dapat dikatakan bahwa murid yang tuntas hanya 10 orang dan 12 orang
2. Proses
Pada bagian ini membahas tentang keadaan kelas yang dirasakan peneliti
pada saat melakukan penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, murid lebih aktif dan semangat dalam
tinggi hal ini dapat dilihat dari skor perolehan rata-rata sebesar 81,81. Setelah
diberikan perlakuan mempunya hasil yang lebih baik dibanding dengan sebelum
diberikan perlakuan. Selain itu, persentase murid juga meningkat yakni kategori
sangat rendah 0% atau tidak ada, rendah 0% atau tidak ada, sedang 22,72%,
sebelumnya.
pada awal kegiatan pembelajaran ada beberapa murid yang melakukan kegiatan
lain atau bersikap cuek selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilihat
pada pertemuan pertama murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak 3 orang,
sedangkan pada pertemuan terakhir hanya 1 murid yang melakukan kegiatan lain
pada saat pembelajaran berlangsung. Pada awal pertemuan, hanya sedikit murid
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) mulai aktif pada setiap
pertemuan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan statistik inferensial yang
diperoleh secara hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
A. Simpulan
9,09%, rendah 40,90%, sedang 36,36%, tinggi 13,63%, dan sangat tinggi
0%.
yaitu sangat tinggi 36,36%, tinggi 40,90%, sedang 27,72%, rendah 0,00%,
setelah diperoleh thitung = 5,42 dan ttabel = 1,72 maka diperoleh thitung > ttabel
B. Saran
2. Bagi guru atau praktisi pendidikan lainnya yang tertarik untuk menggunakan
peraga dan situasi nyata dalam kehidupan yang sesuai dengan materi
yang direncanakan.
c. Guru dalam mengaplikasikan Strategi Directed Reading Thinking Activity
Burns, P.C., Betty, D. Dan Ross, E.P. 1996. Teaching Reading in Today’s
Elementary Schools. Chicago: Rand Mc. Nally College Publishing
Company
Suyitno, Imam. 2013. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Panduan, Teori, Pelatihan, dan
Contoh. PT Refika Aditama. Bandung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.Bandung: CV Alfabeta
Barombong, dan tamat di SMA Negeri 1 Galesong Utara pada tahun 2014. Pada
seminar yang diadakan oleh kampus. Untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan