Telaah Instrumen Penilaian Ranah Kognitif Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika Kelas Iv Edisi Revisi 2018
Telaah Instrumen Penilaian Ranah Kognitif Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika Kelas Iv Edisi Revisi 2018
Telaah Instrumen Penilaian Ranah Kognitif Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika Kelas Iv Edisi Revisi 2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Margi Tri Wulandari
1401416055
ii
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun,
niscaya ia akan mendapat balasannya. (Q.S Al-Zalzalah 7)
2. Tanpa matematika tidak ada yang dapat Anda lakukan. Segala sesuatu
di sekitar Anda adalah matematika. Segala sesuatu disekitar Anda
adalah nomor. (Shakuntala Devi)
3. Jika hidup memaksamu untuk mengeluh, tak apa sesekali keluarkanlah
rasa itu. Yang harus dipikirkan kembali adalah rasa untuk menyerah
bahkan ingin berhenti. Ingatlah sudah sejauh mana kamu berjuang,
sejauh itu. (Dwi Handayani Syah Putri)
4. Ketika kamu merasa sulit menemukan orang baik, maka jadilah salah
satu diantaranya. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua saya tersayang Almh. Ibu Wasnidah dan Bapak
Rasnyad yang selalu mendoakan dan mendukung saya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak saya tercinta Fakhrudin Ali dan kakak ipar saya Arfenila
Febriana.
vi
ABSTRAK
Wulandari, Margi Tri. 2020. Telaah Instrumen Penilaian Ranah Kognitif Buku
Referensi Pendalaman Materi Matematika Kelas IV Edisi Revisi 2018.
Sarjana Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang. Drs. Yuli Witanto, M.Pd. 164.
Kata Kunci: Instrumen Penilaian; Ranah Kognitif; Matematika.
Buku teks harus memiliki kualitas yang baik, jelas, dan sesuai aturan
kurikulum yang sedang berlaku. Hal ini dikarenakan dalam buku teks terdapat
materi ajar, soal latihan, soal evalusi, dan soal pengayaan. Soal-soal tes yang
digunakan dalam pengukuran haruslah baik dan memiliki validitas yang tinggi,
termasuk soal-soal yang terdapat dalam buku teks. Melalui telaah penilaian
ranah kognitif, dapat ditinjau kualitas soal-soal yang terdapat pada buku
pendamping materi sehingga proses penilaian kognitif akan lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsi instrumen
penilaian ranah kognitif buku referensi pendalaman materi matematika kelas IV
revisi 2018 dari aspek materi, konsruksi, dan bahasanya serta distribusi jenjang
ranah kognitif Taksonomi Blom pada butir soal. Penelitian dilakukan pada
jenjang kelas IV di SD Negeri Terlangu 01 dan SD Negeri Terlangu 02. Teknik
pengambilan sampel yaitu Sampel Purposive.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) soal-soal latihan yang terdapat pada
Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi pengukuran sudut, pada aspek
materi, konstruksi, dan bahasa berkategori sangat tinggi, dengan rentang nilai
validitas isi antara 0,80-1,00 berkategori sangat tinggi; (2) analisis distribusi
jenjang ranah kognitif soal latihan pilihan ganda pada Buku Referensi
Pendalaman Materi kelas IV materi pengukuran sudut, yaitu 4 (26,66%) butir soal
berjenjang mengingat (C1), 6 (40%) butir soal berjenjang memahami (C2), dan 5
(33,33%) butir soal berjenjang menerapkan (C3). Hasil distribusi jenjang ranah
kognitif soal-soal latihan uraian yaitu, 1 (6,66%) berjenjang mengingat (C1), 5
(33,33%) butir soal berjenjang memahami (C2), 9 (60%) butir soal berjenjang
mengaplikasikan (C3).
Simpulan penelitian, instrumen penilaian ranah kognitif soal pilihan ganda
dan uraian yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika
kelas IV materi Pengukuran Sudut ditinjau dari aspek materi, konstruksi dan
bahasa berkategori sangat tinggi serta memeiliki kualitas yang baik dan distribusi
jenjang ranah kognitif soal pilihan ganda dan uraian kurang merata, terdapat soal
berjenjang mengetahui (C1) tidak dimunculkan. Disarankan kepada kepala
sekolah hendaknya lebih selektif dalam menentukan buku ajar yang digunakan
sebagai buku pendamping dalam proses pembelajaran.
vii
PRAKATA
Segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat, hidayah, serta perlindungan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Telaah
Instrumen Penilaian Ranah Kognitif Buku Referensi Pendalaman Materi
Matematika Kelas IV Edisi Revisi 2018”. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik dalam perencanaan, penelitian, dan
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan melakukan studi di Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Edy Purwanto, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam
bentuk skripsi ini.
4. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., koordinator Program Studi PGSD Tegal Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi
peneliti dapat melakukan penelitian.
5. Drs.Yuli Witanto, M.Pd., dosen pembimbing dan penguji 3 yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
6. Ika Ratnaningrum, M.Pd. dosen penguji 1 dan Dr. Umi Setijowati, M.Pd.,
dosen penguji 2 yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis
dalam memperbaiki dan menyelesaikan skripsi.
viii
7. Bapak dan Ibu dosen PGSD Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
banyak mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
8. Staf TU PGSD Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu
administrasi dalam penyusunan skripsi.
9. Pegawai dan staf Koordinator Wilayah Kecamatan Brebes yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
10. Kepala sekolah dan guru SD Negeri Terlangu 01 dan SD Negeri Terlangu 02
Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes yang telah mengizinkan penulis
melakukan penelitian.
11. Sahabat-sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang membantu,
menyemangati dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa PGSD angkatan 2016 yang telah
memberi pengalaman dan kesan terbaik selama studi.
Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan
skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN REFERENSI DAN SITASI
DALAM PENULISAN SKRIPSI .................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
PRAKATA ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ................................................................................. 7
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................... 8
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
1.5.1 Manfaat Teoretis ................................................................................ 9
1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 11
2.1 Kajian Teoretis ................................................................................... 11
2.1.1 Kurikulum 2013 ................................................................................. 11
2.1.2 Penilaian pada Kurikulum 2013......................................................... 13
x
2..1.3 Evaluasi Pembelajaran ....................................................................... 19
2.1.4 Buku Teks .......................................................................................... 22
2.1.5 Karakteristik Soal Objektif ................................................................ 23
2.1.6 Karakteristik Soal Uraian ................................................................... 28
2.1.7 Analisis Butir Soal Secara Kualitatif ................................................. 30
2.1.8 Ranah Kognitif Taksonomi Bloom .................................................... 31
2.1.9 Materi Pembelajaran .......................................................................... 34
2.2 Kajian Empiris ................................................................................... 35
2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 56
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 60
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 60
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 61
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 61
3.3.1 Tahap Persiapan ................................................................................. 61
3.3.2 Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 62
3.3.3 Tahap Penulisan Hasil Penelitian....................................................... 62
3.4 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 63
3.4.1 Jenis Data ........................................................................................... 63
3.4.2 Sumber Data....................................................................................... 64
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 64
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 65
3.5.2 Instrumen Pengumpul Data................................................................ 67
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................................... 68
3.6.1 Analisis Materi, Konstruksi, dan Bahasa ........................................... 68
3.6.2 Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif Taksonomi Bloom ........ 71
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 72
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 72
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 72
4.1.2 Analisis Instrumen Penilaian Ranah Kognitif.................................... 72
4.1.3 Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif ...................................... 78
xi
4.2 Pembahasan........................................................................................ 80
4.2.1 Analisis Instrumen Penilaian Ranah Kognitif ................................... 80
4.2.2 Analsisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif .................................... 84
4.3 Implikasi Penelitian ........................................................................... 86
4.3.1 Implikasi Teoritis............................................................................. 86
4.3.2 Implikasi Praktis .............................................................................. 87
BAB V PENUTUP........................................................................................... 89
5.1 Simpulan ............................................................................................ 89
5.2 Rekomendasi ..................................................................................... 90
5.3 Saran .................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN ..................................................................................................... 101
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sifat dan sikap sesuai dengan cita-cita pendidikan”. Jadi disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara terencana, teratur serta tersusun
secara sistematis untuk dapat mendidik dan mengarahkan peserta didik menjadi
anak yang tak hanya pintar namun memiliki budi pekerti yang baik. Dalam
mencapai tujuan pendidikan yang di inginkan, dibutuhkan suatu perencanaan yang
digunakan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan, perencanaan pendidikan
tersebut terdapat di dalam kurikulum pendidikan.
Sukmadinata (2016: 150) menyatakan, kurikulum adalah rencana
pendidikan yang memuat semua pengalaman belajar bagi peserta didik yang telah
dirangkum dan disusun untuk memberi arahan kepada para pendidik dalam
membimbing siswanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
pendidikan harus berpedoman pada acuan kurikulum yang berlaku agar dalam
proses pembelajarannya tidak menyimpang dari aturan kurikulum yang sudah
ditetapkan. Kurikulum diharapkan memuat acuan proses cara belajar efektif serta
jelas langkahnya agar pada penerapannya guru maupun peserta didik mampu
memahami dan menjalankan dengan mudah. Kurikulum juga memerlukan
evaluasi dalam pelaksanaanya, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang
berlangsung di lapangan harus tetap efektif dan efisien mengikuti perkembangan
zaman.
Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia salah satunya adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Proses pembelajaran yang
berlangsung pada KTSP, hanya berfokus pada penilaian aspek pengetahuan
peserta didik saja, kemudian kurikulum tersebut dievaluasi dan diperbarui menjadi
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berlaku pada saat
ini, proses pembelajarannya memadukan penilaian aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta didik. Sunarti & Rahmawati (2014: 2) menyatakan,
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu
pendekatan ilmiah yang termasuk ke dalam dimensi pedagogik modern.
Proses pembelajaran pendekatan ilmiah memerhatikan aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kegiatan pembelajarannya meliputi proses
mengamati, menalar, mencoba, dan memadukan beberapa mata pelajaran
yang saling berkaitan ke dalam suatu tema, sehingga pembelajarannya
terpadu dan tidak terlihat ada pemisahan antarmata pelajaran.
3
dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu tes awal, tes akhir, penilaian harian,
penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester.
Prastowo (2015:17) menjelaskan, “Bahan ajar adalah seluruh bahan yang
meliputi data, instrumen dan teks yang diperlukan dalam pembelajaran dengan
tujuan penelaahan dan perencanaan penerapan pembelajaran”. Salah satu sumber
belajar yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yaitu buku teks yang
berisi materi pembelajaran. Dengan buku teks, diharapkan peserta didik lebih
mudah dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru, dan guru lebih
mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran pada peserta didik. Oleh
karena itu, buku teks sangat penting dan dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Buku Teks Pelajaran Bab I Pasal 1 dinyatakan:
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah
yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estesis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
Buku teks harus memiliki kualitas yang baik, jelas, dan sesuai aturan
kurikulum yang sedang berlaku. Hal ini dikarenakan dalam buku tekas terdapat
materi ajar, soal latihan, soal evalusi, dan soal perbaikan serta soal pengayaan.
Buku teks juga sering digunakan sebagai dasar pengambilan evaluasi setelah
pembelajaran, penilaian harian, dan bahkan soal penilaian tengah semester serta
penilaian akhir semester dengan mengambil beberapa soal evaluasi yang ada
dalam buku. Oleh karena itu, soal-soal tes yang digunakan dalam pengukuran
haruslah baik dan memiliki validitas yang tinggi, termasuk soal-soal yang terdapat
dalam buku teks. Kualitas suatu soal tes dapat memengaruhi hasil belajar peserta
didik, karena hasil tersebut menentukan tindak lanjut yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik. Penentuan baik tidaknya suatu tes dilakukan dengan
menganalisis butir soal.
Analisis butir soal bukan hanya dilakukan pada soal-soal tes yang dibuat
oleh guru saja, tetapi juga pada soal-soal yang terdapat pada buku teks yang dapat
5
berupa buku paket atau buku LKS yang digunakan dalam pembelajaran. Basuki &
Hariyanto (2017:130) menyatakan,
buku ajar tersebut digunakan sebagai salah satu sumber dalam memberikan
penialian evaluasi pembelajaran dan penilaian harian.
Penelitian tentang telaah ranah kognitif telah banyak dikaji dan dilakukan
oleh beberapa peneliti antara lain oleh Giani, Zulkardi, & Hiltrimartin (2015)
mahasiswa & dosen Universitas Negeri Sriwijaya, melakukan penelitian berjudul
Analisis Tingkat Kognitif Soal-soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan
Taksonomi Bloom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, soal-soal pada BSE
Matematika Konsep dan Aplikasinya bab Persamaan dan Pertidaksamaan Linier
Satu Variabel, memiliki tingkat kognitif C3 sebesar 61,94%. tingkat kognitif C1
sebesar 3,23%, C2 sebesar 30,97%, dan C4 sebesar 3,87%. Tidak terdapat soal
dengan tingkat kognitif C5 dan C6. Peserta didik terbiasa memiliki pengetahuan
pada jenjang C1 sampai C4, karena guru hanya menekankan pada mengenal dan
mengingat fakta-fakta. Tidak terdapat soal dengan tingkat kognitif yang lebih
tinggi pada soal Uji Kompetensi. Tujuan pembelajaran persamaan dan
pertidaksamaan linier satu variabel terdiri dari tingkat kognitif C1 hingga C6. Uji
Kompetensi pada Bab Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel harus
berisi soal-soal dengan tingkat kognitif C5 dan C6 untuk mendukung ketercapaian
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Simpulannya yaitu soal-soal pada
buku teks BSE Matematika tersebut belum memiliki proporsi yang baik.
Nugraha, Harini, & Sudarno (2017) mahasiswa & dosen Universitas
Sebelas Maret melakukan penelitian dengan judul Analisis Butir Soal Penilaian
Mata Pelajaran Ekonomi dalam Kaitannya dengan Aspek Kognitif Taxonomy
Bloom. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan output kualitas butir
soal buatan guru dijabarkan sebagai berikut: (1) Soal yang tergolong ke dalam
kriteria tidak valid masih lebih tinggi daripada yang valid, yaitu sebanyak 19 butir
soal tidak valid; (2) Memiliki indeks reliabilitas yang sangat rendah (3) Terdapat
25 butir soal yang tergolong dalam kriteria sukar, 2 butir soal sedang, dan 3 butir
soal tergolong mudah; (4) Masih terdapat butir soal dengan kategori tidak baik
sebanyak 5 butir soal; serta (5) Berdasarkan tingkat keefektifan penggunaan
distractor, terdapat 4 butir soal yang berfungsi jelek dan 5 butir soal yang
berfungsi kurang baik. Hasil analisis butir soal yaitu, terdapat 13 butir soal dengan
7
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka berisi kajian teoretis, kajian empiris, dan kerangka berpikir. Kajian
teoretis memuat teori-teori yang dijadikan sebagai dasar dalam penelitian. Kajian
empiris merupakan daftar rujukan tentang informasi yang telah diperoleh peneliti
lain dan membantu kebutuhan penelitian. Pada bagian ini, dijelaskan tentang
kajian teoretis, kajian empiris, dan kerangka berpikir penelitian.
11
12
peserta didik untuk menjalani proses pendidikan dan pembelajaran supaya sasaran
tujuan pendidikan dapat tercapai dan sumber daya manusia berkualitas”.
Kurikulum yang berlaku harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang
mana dengan berkembangnya teknlogi yang dapat digunakan untuk mendukung
proses kegiatan belajar bagi peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat
dicapai dan didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kualitas.
Pada saat ini, pendidikan di Indonesia sedang menggunakan Kurikulum
2013. Sunarti & Rahmawati (2014: 1) menyatakan, “Perubahan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya
memperbaiki kurikulum setelah dilakukan penelitian, sehingga kurikulum tersebut
cocok dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik”. Mulyasa (2016: 66)
mengemukakan bahwa, “Kelanjutan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah diujicobakan pada tahun 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) adalah Kurikulum 2013”. Kurikulum 2013 menekankan
pembelajarannya pada tiga ranah yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kurikulum 2013, khususnya di sekolah dasar, dilaksanakan secara terpadu
dengan mengaitkan beberapa muatan pelajaran ke dalam satu tema, sehingga tidak
terlihat ada pemisahan antarmata pelajaran, dalam satu tema terdapat dua sampai
tiga muatan pelajaran di dalamnya. Pada kelas rendah muatan pembelajaran
matematika masuk ke dalam pembelajaran terpadu, sedangkan pada kelas tinggi
matematika diajarkan secara terpisah. Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga guru harus dapat
merencanakan pembelajaran yang menarik dengan berbagai metode atau model
yang tepat serta menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung proses
pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan bermakna.
13
cerminan dari pemahaman dan perkembangan sikap setiap individu peserta didik
merupakan fungsi utama penilaian sikap. Penilaian sikap peserta didik harus
dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga dapat
menumbuhkan karakter yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.
Kompetensi sikap tidak diajarkan secara langsung dalam proses pembelajaran,
tetapi pengajarannya terkandung di dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan.
Penilaian afektif meliputi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sikap spiritual termuat dalam
kompetensi inti 1 (K1-1) yang mencakup sikap menerima, menjalankan, dan
menghargai ajaran agama yang dianutnya, sedangkan sikap sosial termuat didalam
kompetensi inti 2 (KI-2) yang meliputi perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangga, dan negara (Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar 2016:10).
Sunarti & Rahmawati (2014: 46) menyebutkan bahwa, “Ranah afektif
dapat diukur dengan menggunakan bentuk penilaian teknik nontes”. Alat ukur
yang sering digunakan guru dalam penilaian sikap yaitu lembar pengamatan atau
observasi. Majid (2017: 259) menyebutkan bahwa, “Instrumen yang digunakan
dalam penilaian sikap, yaitu penilaian observasi atau penilaian proses, penilaan
diri, penilaian antarteman, dan jurnal catatan guru”. Bentuk instrumen berupa
daftar cek atau skala penilaian serta rubrik digunakan sebagai instrumen
observasi, penilaian diri sendiri, dan penilaian antarteman, sedangkan catatan
pendidik digunakan sebagai instrumen jurnal. Arikunto (2017: 43) menjelaskan
bahwa, “Daftar cek merupakan runtutan pernyataan yang perlu dijawab oleh
informan dengan menambahkan simbol centang pada tempat yang tersedia”.
2.1.2.2.3. Instrumen Penilaian Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor umumnya dinyatakan dengan kompetensi keterampilan.
Kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan materi atau pengetahuan yang
telah didapatkan dalam proses pembelajaran dapat diukur melalui penilaian ranah
psikomotor. Basuki & Hariyanto (2017: 209) menjelaskan bahwa, “Penilaian
19
keterampilan memiliki ciri yaitu adanya kegiatan fisik dan keterampilan kinerja
oleh peserta didik, serta dalam penilaiannya kertas dan pulpen tidak diperlukan”.
Penilaian ranah psikomotor penting dilakukan dalam menilai proses
pembelajaran, karena dapat memberikan informasi mengenai kemampuan peserta
didik dalam mengaplikasikan suatu pengetahuan yang telah didapatkan dari
proses belajar, sehingga peserta didik tidak hanya mengerti mengenai teori saja,
namun peserta didik dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Penilaian
psikomotor dapat juga digunakan untuk menggali dan mengetahui kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga guru dapat mengembangkan
dan menentukan tindak lanjut yang tepat bagi peserta didik.
Mulyasa (2019: 191) menyatakan bahwa, “Teknik yang dapat digunakan
dalam penilaian psikomotor yaitu penilaian praktik, produk, proyek, dan
portofolio”. Majid (2017: 78) mengemukakan bahwa, “Guru menilai ranah
psikomotor melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang mengharuskan peserta
didik mendemonstrasikan suatu kompetensi melalui penggunaan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio”.
2.1.3 Evaluasi Pembelajaran
Sudijono (2016: 8) mengemukakan, “Evaluasi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengukur kemudian menilai ketercapaian pelaksanaan tujuan
pembelajaran yang telah disusun”. Basuki & Hariyanto (2017: 9) menyatakan,
“Evaluasi merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan menggunakan
seperangkat hasil pengukuran dan berpedoman kepada tujuan yang telah
ditentukan yang digunakan untuk pengambilan keputusan”. Jadi evaluasi adalah
kegiatan untuk mengukur hasil dari kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dan melihat sejauh mana keefektifan pemberian materi ajar yang
guru sampaikan kepada peserta didik. Evaluasi juga bertujuan untuk menganalisis
apakah pembelajaran yang terlaksana sudah mencapai tujuan pembelajaran yang
sudah ditetapkan. Ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut dapat diukur melalui
suatu tes. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan untuk evaluasi dan
pengambilan tindak lanjut.
20
Evaluasi memiliki tujuan yang jelas dan berguna untuk memperbaiki dan
menyempurnakan proses pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang berkualitas. Arifin (2016: 14) mengemukakan, “Tujuan
evaluasi pembelajaran, yaitu untuk menentukan sistem pembelajaran yang efektif
dan efisien yang meliputi sistem penilaian, tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, dan lingkungan”. Dirman & Juarsih (2014: 33) menyatakan bahwa,
“Tujuan utama evaluasi hasil belajar, yaitu untuk menentukan efektifitas
pembelajaran baik dalam proses maupun hasil yang telah dilakukan”.
Hamalik (2015: 171-2) menjelaskan bahwa, evaluasi pembelajaran
memiliki dua fungsi dan tujuan, yang pertama yaitu berfungsi agar program
pendidikan dapat berkembang, fungsi yang kedua yaitu untuk menentukan
tingkatan suatu program pembelajaran sesuai dengan ukuran tertentu, sehingga
dapat benar-benar dipercaya dan terus dilakukan, atau harus memperbaiki atau
menyempurnakan program pembelajaran tersebut. Daryanto (2014: 73)
menyatakan bahwa, evaluasi bertujuan untuk menentukan perbedaan-perbedaan
individu maupun kelompok melalui pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah
laku, yang hasilnya dibutuhkan untuk kegiatan seleksi, bimbingan dan
perencanaan pendidikan bagi seluruh peserta didik di sekolah.
Arikunto (2017: 3) menjelaskan bahwa, evaluasi mencakup proses
pengukuran dan penilaian. Pengukuran memiliki sifat data yang berupa angka.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu tolok ukur yang telah
ditetapkan. Penilaian memiliki sifat data yang berupa kata-kata. Menilai ialah
penentuan ukuran baik buruknya sesuatu. Data atau informasi yang didapatkan
dari hasil pengukuran dan penilaian digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
evaluasi untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran, karena pengukuran,
penilaian, dan evaluasi memiliki hubungan yang erat.
Sunarti & Rahmawati (2014: 9) mengemukakan bahwa, data dari hasil
pengukuran dan penilaian mempunyai banyak dimensi, yang meliputi bakat,
minat, tingkah laku, kreativitas, keterampilan, dan lainnya yang diperlukan dalam
proses evaluasi. Data dari hasil pengukuran tersebut diperlukan untuk menentukan
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat dan tindak lanjut yang akan
21
diberikan. Oleh karena itu, evaluasi merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan
setelah dilaksanakannya kegiatan pengukuran terhadap peserta didik.
Dirman & Juarsih (2014: 11) menyatakan bahwa, “Penilaian pembelajaran
merupakan cara dalam mengartikan angka yang didapatkan dari pengukuran
dengan menggantinya menjadi nilai, yang dilakukan dengan langkah-langkah
tertentu dan memanfaatkannya untuk menentukan suatu keputusan”. Data hasil
pengukuran tersebut diperlukan untuk menentukan ketercapaian tujuan
pembelajaran dan tindak lanjut yang akan diberikan selanjutnya. Oleh karena itu,
evaluasi merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan setelah dilaksanakannya
kegiatan pengukuran terhadap peserta didik.
Arikunto (2017: 14-5) menjelaskan bahwa, manfaat penilaian bagi peserta
didik, yaitu dapat menentukan tingkat ketercapaian dalam mengikuti proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan bagi guru dapat
menentukan peserta didik yang telah berhasil memahami materi pembelajaran dan
bisa meneruskan ke materi pelajaran selanjutnya, sehingga peserta didik yang
belum berhasil akan mendapatkan perhatian khusus dari guru. Selain itu, guru
dapat menentukan ketepatan materi dan metode yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Sudjana & Rivai (2013: 148) mengemukakan, “Tujuan penilaian hasil
belajar adalah untuk mengetahui perkembangan belajar peserta didik dalam
menguasai bahan ajar yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan”. Ratnawulan & Rusdiana (2017: 14) mengemukakan, “Data hasil
evaluasi berguna untuk kegiatan, seperti: (1) menentukan kegunaan materi
pembelajaran, kesesuaian dan keberlangsungan tujuan pembelajaran; serta (2)
menentukan tingkat efisiensi dan efektivitas dari strategi pembelajaran yang
digunakan”. Arikunto (2017: 18-9) mengemukakan bahwa, fungsi penilaian ada
empat yaitu (1) Selektif, misalnya untuk menentukan peserta didik yang layak
menerima beasiswa, kenaikan kelas, dan menentukan penerimaan peserta didik
disuatu sekolah; (2) Diagnostik, misalnya untuk melihat kelebihan dan
kekurangan peserta didik beserta penyebabnya; (3) Penempatan, misalnya untuk
menentukan penempatan kelompok pada peserta didik berdasarkan hasil penilaian
22
yang sama; dan (4) Penilaian bertujuan untuk mengukur ketercapaian suatu
program yang diterapkan.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi merupakan kegiatan menilai yang diawali dengan
kegiatan pengukuran, yang kemudian dari hasil pengukuran tersebut digunakan
guru untuk menentukan tindak lanjut yang akan diberikan pada peserta didik
sesuai dengan keadaan dan kondisi peserta didik. Hasil evaluasi pembelajaran
berguna untuk menentukan tingkat ketercapaian proses pembelajaran yang telah
dilakukan sehingga guru memiliki catatan evaluasi yang meliputi cara
penyampaian pembelajaran dan tindak lanjut dari hasil pengukuran pembelajaran.
2.1.4. Buku Teks
Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran yaitu buku teks. Buku teks merupakan bahan ajar untuk menunjang
kegiatan belajar. Sitepu (2015: 8) menyatakan, “Buku merupakan rangkaian
kertas yang memuat data/informasi yang runtut dan dicetak, kemudian dijilid dan
pada bagian luarnya diberi kertas tebal, karton, atau yang lainnya sebagai
pelindung”. Sitepu (2015: 18) menyatakan, “Isi buku teks pelajaran mengacu pada
tujuan pendidikan nasional dan penyusunannya mengikuti standar pendidikan, isi
buku tersebut memuat materi pembelajaran”.
Buku dapat membantu guru mempermudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran. Sitepu (2015: 21) menyatakan, bagi guru buku ajar digunakan
sebagai pedoman dalam: (1) pembuatan desain pembelajaran; (2) menyiapkan
sumber-sumber belajar yang lainnya; (3) mengembangkan/memperluas buku ajar
yang kontekstual; (4) membagikan tugas; dan (5) membuat bahan evaluasi. Dalam
Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Pelajaran Bab I Pasal 1 tertulis:
Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah
yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estesis,
potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional
pendidikan.
23
tebakan, dengan menghitung secara langsung jumlah soal yang di jawab dengan
benar maka angka tersebut merupakan skor yang diperoleh. Contohnya, terdapat
50 butir soal pilihan ganda, kemudian peserta didik A dapat menjawab benar 30
soal, maka skor yang diperoleh yaitu 30; (2) dengan menggunakan rumus tebakan,
untuk soal pilihan ganda yaitu,
A = ƩB – ƩS
n-1
Keterangan:
A= angka yang diperoleh
B= jumlah jawaban betul
S= jumlah jawaban salah
n= jumlah pilihan jawaban
2.1.6. Karakteristik Soal Uraian
Sunarti & Rahmawati (2014: 30) menyatakan bahwa, soal bentuk uraian
dapat mengukur kemampuan peserta didik yang lebih tinggi seperti mengingat,
memahami, mengaplikasi, dan menganalisis, sehingga mengharuskan peserta
didik untuk menyusun dan merumuskan jawaban dengan kata-kata sendiri. Sunarti
& Rahmawati (2014: 32-3) menjelaskan kaidah penulisan butir soal tes uraian
ditinjau dari tiga aspek yaitu, (1) dari aspek bahasa yaitu, kesesuain butir soal
dengan indicator,kejelasan Batasan pernyataan dan jawaban, isi materi sesuai
dengan tujuan pengukuran, materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang
sekolah; (2) dari aspek konstruksi yaitu, terdapat petunjuk pengerjaan soal dengan
jelas, terdapat pedoman penskoran, tabel, grafik, diagram, dan sejenisnya dapat
bermakna dengan jelas, butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya;
(3) dari aspek bahasa yaitu, rumusan kalimat komunikatif, kalimat menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat tidak menimbulkan makna ganda,
menggunakan kata/bahasa yang umum, rumusan kata tidak mengandung kata-kata
yang menyinggung.
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 4) mengemukakan bahwa, aspek
yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian adalah:
(1) Materi yang terdiri dari: materi pada soal yang ditanyakan sesuai
dengan kompetensi yang meliputi urgensi, relevansi, kontinuitas, kegunaan
29
materi; serta (4) skor maupun tanggapan kurang memiliki reliabilitas baik.
Kekuatan tes subjektif yaitu: (1) tidak membutuhkan banyak watu dan
penyusunannya lebih mudah; (2) kemampuan berpikir tinggi, seperti menganisis,
mengevaluasi, maupun menciptakan, dapat diukur; (3) peserta didik tidak sekedar
menghafal atau menduga tetapi dituntut untuk belajar lebih mendalam; (4) semua
aspek kognitif dapat diungkapkan; serta (5) dapat mengukur kecakapan peserta
didik dalam organisasi bahan ajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, kemampuan peserta
didik yang lebih tinggi dapat diukur melalui soal bentuk uraian. Soal uraian
digunakan untuk melengkapi kekurangan soal bentuk objektif yang dianggap
belum dapat mengukur kemampuan peserta didik yang lebih tinggi. Soal bentuk
uraian memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dalam penyusunan butir soal
bentuk uraian harus memerhatikan aspek materi, konstruksi dan bahasa. Bentuk
soal uraian meliputi soal uraian terbatas dan uraian bebas.
2.1.7. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif
Basuki & Hariyanto (2017: 129) menyatakan, “Analisis butir soal
bertujuan untuk menemukan kesalahan dalam butir soal dan mengetahui soal yang
terlalu sukar dan terlalu mudah, sehingga dapat diperbaiki atau diganti dengan
butir soal yang lain”. Analisis butir soal digunakan untuk menentukan kualitas
dari suatu soal, apabila masih terdapat butir soal yang tidak baik/cacat maka soal
tersebut diperbaiki sesuai dengan kriteria tertentu sehingga setiap butir soal
memiliki kualitas yang baik. Butir soal yang memiliki kualitas baik akan dapat
mengukur kemampuan peserta didik dengan tepat. Sunarti & Rahmawati (2014:
71-2) menjelaskan bahwa, “Kualitas tes bergantung pada baik atau buruknya
setiap butir soal, setiap soal harus jelas dan tidak menimbulkan makna ganda,
serta peserta didik paham dan dapat mengerjakan soal sesuai dengan yang
diharapkan”. Oleh karena itu, setiap soal harus disusun sesuai dengan kaidah
penyusunan soal yang benar.
Daryanto (2014: 179) mengemukakan, “Fungsi analisis soal yaitu untuk
mengidentifikasi butir soal yang baik, kurang baik dan jelek”. Melalui analisis
soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan atau kekurangan dari suatu soal
31
dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Terdapat dua teknik yang dapat
digunakan dalam analisis butir soal yaitu dengan menganalisis secara kualitatif
dan kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti hanya akan menganalisis butir soal
yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi secara kualitatif yang
ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Analisis butir soal kualitatif adalah penelaahan soal dari segi materi,
konstruksi, bahasa/budaya dan jenjang ranah kognitifnya. Kusaeri (2014: 103)
menyatakan, “Analisis butir soal secara kualitatif menggunakan beberapa teknik,
yaitu teknik moderator dan teknik panel”. Teknik moderator adalah cara
berdiskusi dengan satu orang menjadi penengah. Pada teknik moderator, beberapa
ahli misalnya guru, ahli materi, pengembang kurikulum, penilaian, bahasa, dan
psikologi, secara bersama-sama mendiskusikan setiap butir soal. Teknik panel
merupakan cara analisis butir soal menurut pedoman penyusunan butir soal, yang
meliputi: analisis bahasa, materi, konstruksi, kebenaran pedoman penskoran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam penyusunan
butir soal perlu dilakukan analisis secara kualitatif yang ditinjau dari aspek materi,
konstruksi, dan bahasa/budaya, serta distribusi jenjang ranah kognitifnya,
sehingga dapat menentukan kualitas butir soal yang telah disusun. Analisis secara
kualitatif berguna untuk menentukan butir soal yang tidak baik atau tidak layak
untuk diberikan kepada peserta didik, sehingga soal tersebut dapat diperbaiki.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik panel.
2.1.8 Ranah Kognitif Taksonomi Bloom
Nurgiyantoro (2016: 62) mengemukakan, ranah kognitif secara langsung
berhubungan dengan komponen dan kegiatan pembelajaran yang meliputi
perumusan kompetensi dasar dan indikator, penentuan bahan ajar, proses dan
pelaksanaan penilaian pembelajaran, sehingga ranah kognitif mendapatkan
perhatian yang lebih. Piaget dalam Rifa’i & Anni (2016: 161) mengemukakan,
terdapat tiga prinsip utama dalam pembelajaran kognitif, yang pertama yaitu
belajar aktif, yang menuntut peserta didik untuk dapat belajar atau menemukan
dan mencari suatu permasalahan sendiri. Kedua yaitu belajar lewat interaksi
sosial, dengan interaksi sosial seperti kegiatan belajar bersama dapat
32
Nuharini dan Priyanto (2016:165) menjelaskan, “Sudut dibentuk dari dua sinar
garis yang berpotongan pada satu titik. Garis-garis yang membentuk sudut disebut
kaki sudut”. Sudut sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Banyak benda-benda disekitar manusia yang memiliki sudut seperti
penggaris, kursi, meja, papan tulis, jarum jam, kermaik, dan sebagainya. Setiap
benda yang memiliki sudut pasti memiliki besar sudut pula, untuk mengetahui
besar suatu sudut perlu dilakukan pengukuran sudut baik menggunakan sudut
satuan maupun busur derajat. Nuharini dan Priyanto (2016:167) menjelaskan cara
mengukur sudut dibedakan menjadi dua yaitu menggunakan sudut satuan dan
busur derajat. Sudut satuan merupakan alat pengukur sudut yang tidak baku,
sedangkan busur derajat merupakan alat pengukur sudut yang baku.
Materi pengukuran sudut pada kelas IV merupakan implementasi konkret
dari bentuk-bentuk benda yang ada di sekeliling peserta didik. Peserta didik secara
tidak langsung sudah mengerti konsep sudut berdasarkan bentuk benda yang tidak
asing bagi mereka seperti, pintu, televisi, buku, atap rumah, layang-layang, dan
sebagainya. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat lebih memberikan
pengetahuan dan pengalaman mendalam mengenai materi pengukuran sudut agar
peserta didik tak hanya memahami materi secara nyata melainkan secara ilmiah
juga.
Satuan yang digunakan untuk mengukur sudut adalah derajat (º). Terdapat
penyelesaian masalah dalam kehidupan manusia yang berkaitan dan
memanfaatkan sudut untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Sudut siku-siku
merupakan salah satu jenis sudut yang memiliki besar sudut 90º. Jenis sudut
lainnya adalah sudut lancip dan sudut tumpul. Sudut lancip mempunyai besar
sudut kurang dari 90 º dan sudut tumpul mempunyai besar sudut lebih dari 90 º.
atau sebanyak 15 butir, soal yang berkategori mudah sebesar 60% atau sebanyak
30 butir. Ditinjau dari efektivitas pengecoh, soal tersebut belum memiliki kualitas
yang baik, terdapat soal dengan pengecoh yang sangat baik sebesar 1% atau
sebanyak 1 butir, soal dengan pengecoh baik sebesar 14% atau sebanyak 7 butir,
soal dengan pengecoh cukup sebesar 30% atau sebanyak 15 butir, soal dengan
pengecoh kurang baik sebesar 28% atau sebanyak 14 butir, dan soal yang tidak
baik sebesar 26% atau sebanyak 13 butir soal.
(5) Nurjananto (2015) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama
Kusumo (2015) dosen Universitas Negeri Semarang melakukan penelitian yang
berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Untuk Mengukur
Kompetensi Peserta Didik Materi Senyawa Hidrokarbon. Hasil penelitiannya
yaitu, hasil analisis validasi ahli didapatkan nilai validasi instrumen sebesar 3,52
yang tergolong sangat baik. Alat ukur penilaian autentik dinyatakan reliabel
berdasarkan hasil percobaan dan penerapan pada penelitian yang dilakukan.
Reliabilitas instrumen yang ditunjukkan dari hasil analisis skala kecil yaitu
sebesar 0,88 dan skala besar didapatkan sebesar 0,88. Reliabilitas instrumen yang
didapatkan dari hasil tahap implementasi yaitu sebesar 0,86. Pada tahap
percobaan, tingkat keefektifan instrumen memiliki kategori sangat baik yaitu
mencapai 95,67% dan memiliki kategori yang sangat baik pada tahap
implementasi yaitu sebesar 95,58%. Hasil penelitian yang telah dilakukan
mendapatkan hasil bahwa instrumen penilaian autentik telah dinyatakan valid,
reliabel, dan efektif.
(6) Novitasari (2015) mahasiswa Universitas Negeri Semarang bersama
Lisdiana (2015) dosen Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian
mengenai Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Afektif dan Psikomotorik
pada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan. Temuan penelitian yaitu
instrumen penilaian ranah afektif dan psikomotor yang dikembangkan telah
berkualitas, kriteria penilaian ahli yang diperoleh yaitu sebesar 88,49%, kriteria
penilaian dosen yaitu sebesar 91,34% sehingga tanggapan terhadap penggunaan
instrumen penilaian sangat layak, dan kriteria penilaian asisten praktikum
diperoleh sebesar 83%. Ditinjau dari validitas butir soal, diperoleh 0,822 yang
39
artinya soal tersebut sangat valid. Ditinjau dari reliabilitas, diperoleh sebesar 0,91
yang artinya sangat reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen
penilaian ranah afektif dan psikomotorik yang dikembangkan valid, reliabel dan
sangat layak untuk diterapkan sebagai alat evaluasi atau penilaian pada mata
kuliah praktikum struktur tubuh hewan.
(7) Taufiq (2015) mahasiswa UIN Alauddin Makassar melakukan penelitian
mengenai Pengembangan Tes Kognitif Berbasis Revisi Taksonomi Bloom pada
Materi Sistem Reproduksi untuk Siswa SMA. Temuan penelitian yaitu, hasil
validasi yang dilakukan oleh ahli yakni tes kognitif mempunyai kategori sangat
valid dengan nilai 3,54. Kemudian dilakukan uji coba untuk menentukan kualitas
tes kognitif. Ditinjau dari segi validitas butir soal, yang tergolong valid (untuk tipe
A sebesar 92%, untuk tipe B sebesar 92%), tidak valid (untuk tipe A 8%, untuk
tipe B 8%). Ditinjau dari reliabilitas, tergolong reliabel dengan nilai 0,71 untuk
soal tipe A, dan soal tipe B 0,74. Ditinjau dari tingkat kesukaran, tergolong mudah
(untuk tipe A 30%, untuk tipe B 22%), sedang (untuk tipe A 48%, untuk tipe B
65%), sukar (untuk tipe A 22%, untuk tipe B 13%). Ditinjau dari daya beda,
tergolong lemah (untuk tipe A 9%, tipe B 4%), cukup (tipe A 35%, tipe B 31%),
baik (tipe A 52%, tipe B 61%), baik sekali (tipe A 4%, tipe B 4%). Ditinjau dari
pengecoh tergolong efektif (tipe A 87%, tipe B 91%), tidak efektif (tipe A 13%,
tipe B 9%).
(8) Juhanda (2016) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi
melakukan penelitian mengenai Analisis Soal Jenjang Kognitif Taksonomi Bloom
Revisi Pada Buku Sekolah Elektronik (Bse) Biologi SMA. Temuan penelitian
yaitu, hasil analisis soal menunjukkan bahwa tingkat kognitif C1 dan C2 pada
BSE biologi SMA tergolong cukup tinggi, yaitu C1 sebesar 46,60% dan C2
sebesar 47,99%. Tingkat kognitif C3 memiliki kategori kurang sekali yaitu
sebesar 0,28%. Tingkat kognitif C4 hingga C6 memiliki rerata yang rendah. Dapat
disimpulkan bahwa distribusi jenjang ranah kognitif pada buku sekolah elektronik
biologi SMA masih kurang merata.
(9) Septiana (2016) mahasiswa IAIN Palangkaraya, melaporkan hasil
penelitian dengan judul Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS)
40
Biologi Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas X dan XI pada MAN Sampit. Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa kualitas soal UAS Biologi kelas dan I
mempunyai kualitas cukup baik, namun memerlukan perbaikan pada beberapa
soal yang ditinjau dari aspek materi dan konstruksi. Ditinjau dari tingkat
kesukaran, pada soal biologi kelas X terdapat soal dengan kategori sukar sebanyak
3 soal, kategori sedang sebanyak 3 soal, dan mudah sebanyak 34 soal. Ditinjau
dari daya pembeda, butir soal biologi kelas X tidak memiliki daya pembeda yang
dinyatakan dengan kategori sangat baik, sebanyak 2 soal dinyatakan memiliki
kategori baik, 11 soal berkategori cukup dan 27 soal berkategori jelek. Ditinjau
dari efektifitas pengecohnya, pada butir soal biologi kelas X terdapat soal dengan
kriteria baik sebanyak 2 butir, cukup sebanyak 10 butir, kurang baik sebanyak 18
butir, dan tidak baik sebanyak 10 butir. Dilihat dari validitasnya, soal biologi
kelas X soal yang valid sebanyak 21 butir dan soal tidak valid sebanyak 19 butir.
Ditinjau dari reliabilitas, butir soal biologi kelas X memiliki reliabilitas sebesar
0,731 artinya memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Selanjutnya, ditinjau dari
tingkat kesukaran butir soal biologi kelas XI IPA terdapat soal dengan kategori
sukar sebanyak 8 butir, sedang sebanyak 9 butir, dan mudah sebanyak 23 butir.
berdasarkan daya pembeda, terdapat 2 soal berkategori baik, 12 soal berkategori
cukup, 26 soal berkategori jelek dan tidak ada soal dengan kategori sangat baik.
Ditinjau dari efektifitas pengecoh terdapat soal berkategori sangat baik sebanyak 3
butir, baik 6 butir, cukup 12 butir, kurang baik 14 butir, dan tidak baik 5.
Berdasarkan validitas butir soal terdapat soal yang valid sebanyak 16 butir dan
tidak valid sebanyak 24 butir. Memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,667.
(10) Pertiwi, Arini, & Widiana (2016) mahasiswa dan dosen Universitas
Pendidikan Ganesha, melaporkan hasil penelitian dengan judul Analisis Tes
Formatif Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau Dari Taksonomi Bloom Revisi.
Temuan penelitian yang dilakukan di gugus XIII kecamatan buleleng tahun ajaran
2015/2016 yaitu penyusunan tes formatif Bahasa Indonesia kelas IV telah sesuai
dengan Taksonomi Bloom Revisi meskipun setiap tes formatif yang ada
didominasi aspek mengingat. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa guru cukup
bervariasi dalam penyusunan soal tes formatif. Ditinjau dari kualitas butir soal, tes
41
formatif bahasa indonesia kelas IV masih terdapat banyak soal yang tidak valid,
masih banyak tingkat daya pembeda yang rendah sampai sangat rendah, tingkat
kesukaran soal tidak bervariasi yaitu lebih banyak soal yang masuk ke dalam
kategori mudah dibandingkan dengan soal berkategori sukar dan sedang. Ditinjau
dari reliabilitas setiap tes formatif kebanyakan berkategori rendah.
(11) Marthunis, Khaldun, & Zulfadli (2016) mahasiswa dan dosen Universitas
Syiah Kuala, melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Butir Soal
Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas MAN Model Banda Aceh
Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa setelah dilakukannya analisis secara kuantitatif
pada soal ujian semester genap mata pelajaran kimia diperoleh hasil bahwa soal
tersebut memiliki reliabilitas tinggi, dengan menggunakan rumus Flanagan
diperoleh hasil sebesar 0,738, dengan rumus Rulon diperoleh sebesar 0,738,
dengan rumus Spearman-Brown diperoleh hasil sebesar 0,74. Ditinjau dari
validitas soal, menunjukkan bahwa terdapat soal valid sebesar 75% dan soal tidak
valid sebesar 25%. Ditinjau dari daya pembeda soal, terdapat soal yang
berkategori baik sebesar 42%, berkategori terima dan perbaiki sebesar 10%,
berkategori perbaiki sebesar 18%, dan soal berkategori buang atau tolak sebesar
30%. Ditinjau dari tingkat kesukaran soal, terdapat soal berkategori sulit sebesar
25%, berkategori sedang sebesar 55% dan berkategori mudah sebesar 20%.
Ditinjau dari efektifitas kunci jawaban dan pengecoh, terdapat kunci jawaban
yang telah berfungsi dengan sangat baik sebesar 37%, berfungsi dengan baik
sebesar 25%, berfungsi cukup sebesar 22%, berfungsi kurang baik sebesar 13%,
dan berfungsi tidak baik sebesar 3%. Sedangkan hasil dari analisis secara
kualitatif, simpulannya yaitu semua soal telah memenuhi kriteria.
(12) Rahmasari (2016) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama
Ismiyati (2016) dosen Universitas Negeri Semarang melakukan penelitian yang
berjudul Analisis Butir Soal Mata Pelajaran Pengantar Administrasi
Perkantoran. Temuan penelitian yaitu melalui analisis butir soal yang dilakukan
secara kuantitatif didapatkan hasil bahwa pada soal mata pelajaran pengantar
administrasi perkantoran terdapat soal pilihan ganda 0,68 yang maknanya tidak
42
reliabel. Dilihat dari tingkat kesukaran soal, terdapat butir soal sangat sukar
sebanyak 1 atau 5%, butir soal sukar sebanyak 2 atau 10%, butirsoal sedang
sebanyak 11 atau 55%, butir soal mudah sebanyak 5 atau 25%, dan butir soal
sangat mudah sebanyak 1 atau 5. Dilihat dari daya pembeda, terdapat soal
berkategori sangat baik sebanyak 7 atau 35%, soal berkategori baik sebanyak 7
atau 35%, soal berkategori cukup sebanyak 1 atau 5%, soal berkategori sangat
jelek sebanyak 5 atau 25%. Dilihat dari fungsi distraktor, terdapat soal yang tidak
berfungsi sebanyak 15 atau 18,75%, dan soal yang berfungsi sebanyak 65 atau
81,25%. Pada soal uraian mempunyai reliabilitas soal 0,70 yang artinya reliabel.
Dilihat dari tingkat kesukaran soal, butir soal berkategori sangat sukar dan sangat
mudah sebanyak 0 atau 0%, berkategori sukar sebanyak 2 atau 20%, berkategori
sedang sebanyak 6 atau 60%, dan berkategori mudah sebanyak 2 atau 20%.
Dilihat dari daya pembeda, soal berkategori sangat baik dan sangat jelek sebanyak
0 atau 0%, soal berkategori baik sebanyak 3 atau 30%, dan soal berkategori cukup
sebanyak 7 atau 70%.
(13) Asriningtyas & Supahar (2016) mahasiswa dan dosen Universitas Negeri
Yogyakarta melakukan penelitian mengenai Pengembangan Instrumen Penilaian
Aspek Afektif dan Psikomotor Peserta Didik pada Model Pembelajaran
Kooperatif Metode Two Stay-Two Stray dalam Mata Pelajaran Fisika SMA.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa, terdapat 17 butir pertanyaan dengan
rubrik penilaiannya pada instrumen penilaian peserta didik ranah afektif, dan
terdapat 17 butir pertanyaan dengan rubrik penilaiannya pada instrumen penilaian
ranah psikomotorik. Instrumen penilaian ranah afektif telah memenuhi syarat
validitas dengan nilai CVI sebesar 1 dan ditinjau dari reliabilitasnya yaitu sebesar
0,99 artinya sangat reliabel, pada ranah psikomotorik mempunyai nilai CVI
sebesar 1 dan ditinjau dari reliabilitasnya yaitu sebesar 0,99 artinya sangat
reliabel, oleh karena itu instruumen penilaian ranah afektif dan psikomotorik telah
layak untuk digunakan. Kemampuan peserta didik kelas IPS 1 memiliki
persentase pada ranah afektif yaitu sebesar 37% berkategori baik, dan 63%
berkategori sangat baik, sedangkan persentase pada aspek psikomotorik yaitu
sebesar 25% berkategori baik, dan sebesar 75% berkategori sangat baik.
43
Kemampuan peserta didik kelas X IPS 3 memiliki persentase pada ranah afektif
sebesar 29% berkategori baik, dan sebesar 79% berkategori sangat baik,
sedangkan persentase ranah psikomotorik yaitu sebesar 23% berkategori baik dan
77% berkategori sangat baik.
(14) Akhmad (2016) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama
Mujianto & Elmubarok (2016) dosen Universitas Negeri Semarang melakukan
penelitian yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotorik Siswa
Materi Speaking di SMA Semesta Gunung Pati Kota Semarang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, validitas instrumen Expert Judgment memeroleh validitas ≥
0,30 artinya semua butir item valid. Validitas uji skala kecil dengan menggunakan
daya pembeda memeroleh hasil 15 butir soal yang dinyatakan valid dari
percobaan 22 butir soal. Hasil uji skala luas memeroleh nilai KMO > 0,50 atau
sebesar 0,788. Berdasarkan muatan faktor 15 item dapat dinyatakan valid
seluruhnya, karena mempunyai nilai > 0,50. Pada reliabilitas uji skala kecil
memeroleh hasil 0,61 dan hasil uji skala luas sebesar 0,769. Berdasarkan hasil uji
kepraktisan instrumen yang dikembangkan dapat dinyatakan sangat praktis.
Simpulannya yaitu instrumen penilaian psikomotorik peserta didik materi
speaking dapat digunakan sebagai instrumen penilaian psikomotorik peserta didik
materi speaking di SMA, karena mempunyai validitas, reliabilitas, dan
kepraktisan yang baik.
(15) Mardhiyyah (2016) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama
Rusilowati & Linuwih (2016) dosen Universitas Negeri Semarang, melakukan
penelitian mengenai Pengembangan Instrumen Asesmen Literasi Sains Tema
Energi. Temuan penelitiannya yaitu, instrumen asesmen pilihan ganda
menunjukkan hasil validitas yaitu valid. Pada saat uji coba terbatas mendapatkan
nilai reliabilitas sebesar 0,865 dan pada saat uji coba luas mendapatkan nilai
reliabilitas sebesar 0,887, artinya intrumen tersebut reliabel. Profil kemampuan
literasi sains peserta didik tergolong rendah. Kemampuan literasi sains peserta
didik tergolong paling tinggi pada bagian a body of knowledge dan kemampuan
peserta didik yang tergolong paing rendah yaitu pada bagianas interaksi sains,
teknologi, dan masyarakat.
44
(16) Rao, Prasad, Sajitha, Permi, & Shetty (2016) mahasiswa dan dosen
Department of Pathology, K.S. Hedge Medical Academy, Deralakatte, Mangalore,
Kamataka, India. Meneliti Item Analysis of Multiple Choice Questions: Assessing
an Assessment Tool in Medical Students (Analisis Item Pertanyaan Pilihan
Ganda: Menilai Alat Penilaian pada Mahasiswa Kedokteran). Temuan
penelitiannya yaitu, ditinjau dari tingkat kesulitan soal, terdapat soal tergolong
dapat diterima (P= 30-70%) sebanyak 34 atau 85% butir. Soal terlalu mudah (P>
70%) sebanyak 2 atau 5% butir, dan soal terlalu sulit (P <30%) sebanyak 4 atau
10% butir. Ditinjau dari indeks diskriminasi, terdapat butir soal sangat baik (D>
0,4) sebanyak 24 atau 60%, butir soal baik (D = 0,3-0,39) sebanyak 4 atau 10%,
butir soal dapat diterima (D = 0,2-0,29) sebanyak 6 atau 15%, dan butir soal buruk
(D <0–0,19) sebanyak 6 atau 15%. seluruh 40 butir soal mempunyai 120
pengganggu. Meliputi: pengganggu nonfungsional sebanyak 6 atau 5%, dan
pengganggu fungsional sebanyak 114 (95%). Diskriminasi indeks menunjukkan
korelasi positif dengan tingkat kesulitan (r = 0,563, P = 0,010, signifikan pada
0,01 level [berekor dua]). Diskriminasi maksimum (D = 0,5-0,6) menunjukkan
dapat diterima(P = 30–70%).
(17) Kusnani, Muldiyanti, & Rahayu (2016) mahasiswa dan dosen Universitas
Muhammadiyah Pontianak, melakukan penelitian mengenai Analisis Butir Soal
Ulangan Akhir Semester Ganjil pada Mata Pelajaran Biologi Kelas MIA SMA
Negeri 1 Sungai Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitiannya yaitu soal
ulangan akhir semester ganjil MIA memiliki validitas yang rendah, karena soal
yang valid sebanyak 15 soal atau 30%. Reliabilitas soal tersebut cukup tinggi
yaitu sebesar 0,69. Tingkat kesukaran yang dimiliki soal tersebut baik, karena
sebanyak 6 butir atau 12% tergolong soal yang mudah, sebanyak 41 butir atau
82% tergolong soal yang sedang dan sebanyak 3 butir atau 6% tergolong soal
yang sukar. Ditinjau dari daya pembeda, soal tersebut memiliki daya pembeda
yang baik, karena sebanyak 17 butir atau 34% soal tergolong baik, 23 buti atau
46% tergolong sedang dan 10 butir atau 20% tergolong baik.
(18) Fitriatun & Sukanti (2016) mahasiswa dan dosen Universitas Negeri
Yogyakarta melakukan penelitian yang berjudul Analisis Validitas, Reliabilitas,
45
mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan jelek, maka diadakan
analisis butir soal. Melalui analisis butir soal dapat ditentukan data mengenai
kejelekan suatu soal dan “petunjuk” untuk melakukan pembaharuan dalam
pembelajaran. validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, daya pembeda,
taraf atau derajat kesukaran, efektifitas pilihan jawaban, dan efisiensi, sangat
menentukan kualitas tes dan butir soal.
(26) Kholis (2017) mahasiswa STAINU Karangploso Malang, melakukan
penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kesulitan (Difficulty Level) Soal Pada
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 8 Kurikulum 2013. Temuan penelitiannya
menunjukkan bahwa, soal yang terdapat pada buku guru yang diterbitkan oleh
Kementrian Agama tahun 2015 mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas 8
memiliki kategori 100% sulit pada materi Jejak Peradaban Dinasti Bani
Abbasiyah, dan Kecemerlangan Ilmuwan Muslim Dinasti Bani Abbasiyah.
(27) Fadillah (2017) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang,
melakukan penelitaian yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian untuk
Mengukur Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Temuan penelitian adalah
instrumen pengukuran keterampilan sains peserta didik jenjang SMA dinyatakan
layak dillihat dari karakteristik standar tes yaitu kesesuaian butir soal dengan
INFIT MNSQ sebesar 0,86 hingga 1,29. Reliabilitas butir soalnya yaitu 0,80, dan
jangkauan dari tingkat kesukaran soal yaitu -1,47 hingga 1,59 yang mencakup
soal yang berkategori mudah sebanyak 11 butir, soal yang berkategori sedang
sebanyak 7 butir, soal berkategori sukar sebesar 5 butir. Penguasaan keterampilan
proses sains peserta didik memiliki persentase 76,64% berkategori tingga, 73,71%
berkategori sedang, dan 70,12% berkategori rendah.
(28) Ulum (2017) mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, melakukan
penelitian mengenai Analisis Butir Soal Ulangan Harian Pada Mata Pelajaran
Ekonomi KD 3.1 Pendapatan Nasional Kelas I IPS di SMA Negeri 1 Gresik.
Temuan penelitiannya menunjukkan bahwa pada soal uraian memiliki validitas
soal memiliki kategori sangat tinggi dan tinggi, sedangkan pada soal pilihan ganda
memiliki validitas berkategori rendah karena soal yang memiliki kategori tinggi
hanya berjumlah 3 soal. Berdasarkan reliabilitas yaitu soal pilihan ganda dan
49
uraian tidak reliabel. Berdasarkan tingkat kesukaran soal, pada pilihan ganda dan
uraian tingkat kesukaran soal tidak tersebar secara merata. Berdasarkan daya
pembeda, memiliki kategori yang baik pada soal pilihan ganda dan uraian.
(29) Setiawan, Sa’dijah, & Akbar (2017) mahasiswa dan dosen Universitas
Negeri Malang, melakukan penelitian mengenai Pengembangan Instrumen
Asesmen Autentik Kompertensi pada Ranah Keterampilan untuk Pembelajaran
Tematik di Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi
validitas isi, validitas konstruk dan validitas dari segi kebahasaan yang telah
divalidasi oleh ahli penilaian dan ahli bahasa pada alat ukur kinerja, proyek, dan
portofolio menunjukkan kelayakan. Hasil uji coba alat ukur penilaian kinerja,
proyek, dan portofolio, di satu sekolah di Kota Malang mendapatkan persentase
nilai kepraktisan dan keefektifan yang sangat tinggi.
(30) Alfendo, & Sudji (2017) mahasiswa dan dosen Universitas Negeri
Yogyakarta, melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Butir Soal
Teori Kejuruan Kelas X Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Temuan penelitiannya yaitu, sebanyak 6 atau sebesar 15% soal memiliki kualitas
yang sangat baik, sebanyak 5 soal atau sebesar 12,5% soal memiliki kualitas yang
baik, sebanyak 9 soal atau sebesar 22,5% soal memiliki kualitas sedang, sebanyak
10 soal atau sebesar 25% soal memiliki kualitas tidak baik, dan sebanyak 10 soal
atau sebesar 25% memiliki kualitas yang sangat tidak baik, oleh karena itu
kualitas soal Teori Kejuruan kelas X Teknik Pemesinan SMK Muhammadiah 3
Yogyakarta masih tergolong rendah.
(31) Majid (2017) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama Raharjo,
& Supriyadi (2017) dosen Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian
yang berjudul Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik Unjuk Kerja pada
Mata Pelajaran IPA di SDN Jlamprang dan SDN Wonosari 03 Kabupaten
Batang. Temuan penelitian tersebut yaitu, ditinjau dari reliabilitas instrumen
kinerja pada skala kecil di SDN Jlamprang soal nomer satu memeroleh 0,898,
nomer dua memeroleh 0,889, nomer tiga memeroleh 0,631, nomer empat
memeroleh 0,962, dan nomer lima memeroleh 0,75. ICC dan IRR digunakan
untuk nilai reliabilitas pada skala besar. Kesepakatan antar rater SDN Wonosari
50
03 yang dihasilkan dari analisis yaitu untuk harga seorang rater sebesar 0,61, dan
rata-rata rater sebesar 0,82. SDN Wonosari 01 untuk seorang rater memeroleh
0,67 dan rata-rata rater yaitu sebesar 0,85, maknanya kualitas stabilitas instrumen
cukup tinggi. Secara umum instrumen unjuk kerja yang dinilai guru memiliki
subyektivitas sebesar 14,33, kesistematisan sebesar 13,00, konstruksi sebesar
13,50, kebahasaan sebesar 15,00 dan kepraktisan sebesar 14,00 artinya instrumen
unjuk kerja dapat dinyatakan secara umum dinilai praktis.
(32) Ramakrishnan, Sathe, & Sabnis (2017) profesor K J Somaiya Medical
College, Mumbai, melakukan penelitian yang berjudul Item Analysis: A Tool
Increase MCQ Validity (Analisis Barang: Alat Meningkatkan Validitas MSQ).
Temuan penelitian tersebut yaitu Persentase soal pilihan ganda yang dapat
diterima mempunyai validitas yang diinginkan berdasarkan indeks kesulitan
sebesar 50%, diskriminasi sebesar 33%, indeks dan efektivitas distracter sebesar
32%, serta distraktor fungsional sebesar 63% (dapat diterima). Simpulannya butir
soal pilihan ganda tersebut dapat digunakan sebagai penilaian, tetapi sisanya perlu
dimodifikasi dan diuji ulang atau dibuang.
(33) Nufus, Gani, & Suhendrayatna (2017) mahasiswa dan dosen Universitas
Syiah Kuala, melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Instrumen
Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Kimia SMA.
Temuan penelitiannya yaitu, Instrumen penilaian sikap telah layak untuk diuji
coba penggunaanya berdasarkan hasil validasi pakar. Kemudian, validitas
instrumen penilaian sikap yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu 0,55 dan
memeroleh reliabilitas sebesar 0,71. Instrumen penilaian sikap yang
dikembangkan dapat digolongkan sangat baik dengan capaian skor akhir rata-rata
diatas 3,25 yang diperoleh dari hasil evaluasi oleh guru untuk kualitas isi, metode
penulisan atau kebahasaan, dan keterlaksanaan. Simpulannya yaitu instrumen
penilaian sikap yang dikembangkan telah layak untuk digunakan pada
pembelajaran kimia SMA.
(34) Safaroh (2017) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama Dewi
(2017) dosen Universitas Negeri Semarang, melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil Belajar
51
Siswa Kelas VII pada Tema Panas. Temuan penelitiannya yaitu berdasarkan hasil
validasi pakar bahasa, materi dan evaluasi, asesmen autentik berbasis proyek yang
dikembangkan berdasarkan konsep memeroleh kategori yang sangat baik.
Koefisien reliabilitas yang didapatkan dalam uji skala besar untuk instrumen
penilaian diri yaitu sebesar 0,8555, penilaian teman adalah sebesar 0,561,
penilaian proyek sebesar 0,870, penilaian sikap yaitu sebesar 0,697, dan tes
pilihan ganda yakni sebesar 0,601. Asesmen penilaian autentik digunakan dalam
penilaian hasi belajar, berupa seluruh siswa memerlihatkan kompetensi sikap yang
ingin diukur, ditinjau dari kompetensi kognitif sebanyak 83,67% peserta didik
telah tuntas, sedangkan ditinjau dari kompetensi psikomotor seluruh peserta didik
telah tuntas. Simpulannya yaitu, asesmen autentik berbasis proyek yang
dikembangkan berdasarkan five dimensional framework for authentic assesment
layak digunakan untuk mengukur kompetensi afektif, kognitif dan psikomotor
peserta didik pada tema panas kelas VII SMP.
(35) Suzana (2017) mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali
Cilacap, melakukan penelitian mengenai Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya
Beda Butir-Butir Soal Penilaian Akhir Tahun Matematika Kelas di SMA Negeri 1
Purbalingga. Temuan penelitian tersebut yaitu, ditinjau dari tingkat kesukaran,
ditemukan butir soal yang sangat sukar sebesar 5%, sukar sebesar 12,5%, sedang
yaitu 50%, mudah sebesar 27,5% dan sangat mudah sebesat 5%. Ditinjau dari
daya beda, ditemukan soal yang mempunyai daya beda baik sekali sebesar 17,5%,
berdaya beda baik sebesar 45%, berdaya beda cukup sebesar 27,5%, berdaya beda
jelek sebesar 5%, dan berdaya beda jelek sekali sebesar 5%, sehingga dapat
digolongkan berdaya beda baik. Selain itu, memiliki tingkat reliabilitas tinggi
yaitu sebesar 0,835.
(36) Toksoz & Ertunc (2017) mahasiswa dan dosen School of Foreign
Languages, Mehmet Akif Ersoy University, Istiklal Yerleskesi, 15100 Burdur,
Turkey, melakukan penelitian yang berjudul Item Analysis of a Multiple-Choice
Exam (Analisis Item dari Ujian Pilihan Ganda). Hasilnya yaitu, sebagian besar
butir soal berada pada tingkat sedang dalam hal fasilitas butir soal. Selain itu,
hasilnya menunjukkan bahwa, ditemukan butir soal yang memiliki nilai
52
diskriminasi rendah yaitu sebesar 28%. Akhirnya, hasil frekuensi dianalisis dalam
hal efisiensi distraktor dan telah ditemukan beberapa distraktor dalam ujian secara
signifikan tidak efektif dan harus direvisi.
(37) D’Sa (2017) profesor Maternal and Child Health Nursing Department, dan
Liza (2017) asisten profesor Community and Mental Health Nursing, College of
Nursing, King Saud University, Riyadh, Kingdom of Saudi Arabia, melakukan
penelitian yang berjudul Analysis of Multiple Choice Questions: Item Difficulty,
Discrimination Index and Distractor Efficiency (Analisis Pertanyaan Pilihan
Ganda: Kesulitan Item, Indeks Diskriminasi dan Efisiensi Pengalihan Perhatian).
Hasilnya yaitu, 24 dari 48 pertanyaan pilihan ganda memiliki DIF I rata-rata (30-
70%), 29 butir (60, 40%) memiliki DI yang sangat baik (> 0,35) dan 10 (20,83%)
adalah barang yang baik (DI = 0,25-0,34). Ketika kedua indeks digabungkan, ada
23 pertanyaan 'ideal'. Rata-rata DIF I dan DI adalah masing-masing 67,50 dan
0,44. Ada 107 (74,30%) gangguan fungsional di semua. Proporsi item yang
memiliki 0,1,2 dan 3 distraktor non-fungsional (NFD) masing-masing adalah
50%, 27,08%, 18,75% & 4,17%, dengan rata-rata DE sebesar 74,30%. Ada
korelasi negatif yang signifikan antara DIF I dan DI (r = -0.721; p <0,01),
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya indeks kesulitan, kemampuan untuk
membedakan antara yang berprestasi tinggi dan rendah menurun.
(38) Zuliani (2017) mahasiswa Universitas Negeri semarang, bersama
Florentinus & Ridlo (2017) dosen Universitas Negeri Semarang, melakukan
penelitian yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Karakter pada
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Temuan Penelitiannya yaitu, hasil validasi ahli
yaitu instrumen penilaian karakter tergolong baik dengan nilai 4,72. Uji validitas
konstruk instrumen observasi menghasilkan 22 butir dan instrummen angket
menghasil 20 butir. Instrumen observasi dan angket penilaian karakter
mempunyai validitas konstruk dan reliabilitas yang baik dimana nilai korelasi
butir amatan terhadap factor melampaui cut off point yakni sebesar 0,45. Nilai
koefisien reliabilitas melalui construct reliability juga telah melampaui batas yang
ditetapkan yaitu sebesar 0,70 dengn tingkat kepraktisan instrumen sebesar 44,1
yang tergolong praktis. Simpulannya yaitu, instrumen penilaian karakter yang
53
reliabilitas yang tinggi yaitu 0,898, pada soal uraian mempunyai koefisien 0,093
artinya tidak reliabel.
(44) Anita, Sulis Tyowati, & Zuldafrial (2018) mahasiswa dan dosen IKIP
PGRI Pontianak melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Butir Soal
Fisika Kelas Sekolah Menengah Atas. Temuan penelitiannya yaitu analisis yang
dilakukan secara kualitatif yang ditinjau dari segi materi dan bahasa secara
menyeluruh telah sesuai, dan analisis yang dilakukan secara kuantitatif yang
ditinjau dari keseimbangan tingkat kesukaran yaitu tidak seimbang. Ditinjau dari
daya pembeda, terdapat butir soal yang tegolong jelek sebesar 30%, butir soal
yang tergolong cukup sebesar 37,5%, butir soal yang tergolong baik sebesar 20%,
dan butir soal yang tergolong sangat jelek sebesar 12,5%. Ditinjau dari efektifitas
pengecoh yaitu 80% berfungsi, diperoleh tingkat kevalidan sebesar 65%, dan
reliabilitas sebesar 0,65 yang tergolong sedang, sehingga soal dapat dipercaya
untuk mengevaluasi peserta didik. Persentase jumlah kemampuan peserta didik
yang dapat mengerjakan soal pada setiap aspek yang ditinjau dari taksonomi
Bloom C1 (pengetahuan) yaitu sebesar 70%, C2 (pemahaman) sebesar 42,44%,
C3, (penerapan) sebesar 35,83%, C4 (analisis) sebesar 18,33%, dan tidak
ditemukan soal C5 dan C6.
(45) Tilaar & Hasriyanti (2019) mahasiswa dan dosen Universitan Negeri
Manado, melakukan penelitian yang berjudul Analisis Butir Soal Semester Ganjil
Mata Pelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Pertama. Hasil
penelitiannya yaitu, pada soal pilihan ganda ditemukan butir soal yang
mempunyai kualitas yang sangat baik dan dapat disimpan dalam bank soal untuk
digunakan kembali, yaitu sebanya 5 butir soal (16,67%), terdapat butir soal yang
harus direvisi sebanyak 15 butir soal (50%), dan terdapat butir soal yang sangat
tidak baik yaitu sebanyak 10 soal (33,33%). Pada soal uraian, ditemukan butir
soal yang memiliki kualitas yang baik sebanyak 2 butir soal (40%), terdapat butir
soal yang perlu direvisi sebanyak 2 butir soal (40%), dan butir soal yang
mempunyai kualitas tidak baik sebanyak 1 butir soal (20%).
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Persamaan
56
penilaian yang digunakan guru dalam menilai peserta didik seringkali berasal dari
instrumen yang terdapat dalam buku teks. Guru di SD N Terlangu 01 dan SD N
Terlangu 02 Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, menggunakan instrumen
penilaian yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika
materi Pengukuran Sudut, tetapi kualitas instrumen penilaian pada buku tersebut
belum diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan analisis penilaian
ranah kognitif secara kualitatif untuk menentukkan kualitas instrumen penilaian
yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika materi
Pengukuran Sudut.
Analisis dilakukan pada instrumen penilaian ranah kognitif pada Buku
Referensi Pendalaman Materi Matematika yang digunakan di SD N Terlangu 01
dan SD N Terlangu 02. Analisis dilakukan untuk menentukan kualitas instrumen
penilaian ranah kognitif. Penelaahan ranah kognitif ditinjau dari aspek materi,
konstruksi, dan bahasa, serta distribusi jenjang ranah kognitif. Hasil analisis
instrumen pengukuran ranah hasil belajar kemudian dibuat simpulan dan
rekomendasi. Gambar bagan kegiatan analisis pada instrumen penilaian ranah
kognitif pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika materi Pengukuran
Sudut Kelas IV Semester Genap disajikan pada Gambar 2.1 berikut ini:
58
1. Materi
2. Konstruksi
3. Bahasa
4. Distribusi jenjang ranah
kognitif
Analisis
Simpulan
Rekomendasi
Pada aspek materi dilakukan analisis dengan mencocokan tiap butir soal
apakah sudah sesuai dengan kaidah penulisan butir soal yang meliputi kesesuaian
dengan indikator maupun isi materi. Pada aspek konstruksi peneliti menganalisis
butir soal dengan mencocokan tiap butir soal apakah sudah sesuai dengan kaidah
penulisan butir soal yang meliputi petunjuk pengerjaan soal, pedoman penskoran,
pokok soal, pilihan jawaban, tabel atau gambar pendukung soal, serta panjang
kalimat yang digunakan. Pada aspek bahasa peneliti menganalisis butir soal
dengan mencocokan tiap butir soal apakah sudah sesuai kaidah penulisan butir
soal yang meliputi rumusan penulisan kalimat, penggunaan bahasa/kata yang
umum, penggunaan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta
rumusan kalimat komunikatif. Pada analisis jenjang ranah kognitif dianalisis butir
soal dengan dicocokan tiap butir soal dengan kategori jenjang ranah kognitif
Taksonomi Blom, kemudian dari hasil analisis tersebut dapat di hitung persentase
soal-soal apakah sudah sesuai dengan jenjang C1, C2, dan C3.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terkait aspek materi, aspek
konstruksi, dan aspek bahasa serta analisis jenjang ranah kognitif, kemudian
disimpulkan dan berdasarkan temuan penelitian maka direkomendasikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menjelaskan tentang jenis dan desain penelitian, tempat dan
waktu penelitian, prosedur penelitian, jenis dan sumber data, teknik dan instrumen
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
60
61
Prosedur Penelitian
Data dan sumber data merupakan berbagai macam bentuk data dan sumber
data yang diperoleh dalam penelitian. Jenis dan sumber dapat yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu:
3.4.1 Jenis Data
Arikunto (2013: 21) menyatakan bahwa, dalam teori penelitian kualitatif,
agar penelitian yang dilakukan dapat dikatakan benar-benar berkualitas, data yang
dihimpun harus lengkap, meliputi data primer dan sekunder. Data primer, yaitu
informasi yang berbentuk kata-kata yang dinyatakan secara lisan atau langsung,
dan sikap/perilaku yang dilakukan oleh informan yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari
dokumen-dokumen grafis, foto, video, dan sebagainya, yang mendukung atau
memperbanyak data primer.
64
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik
analisis data secara kualitatif. Pada analisis instrumen secara kualitatif, pada ranah
kognitif aspek yang perlu diperhatikan yaitu materi, konstruksi, bahasa, dan
jenjang ranah kognitif Bloom.
3.6.1. Analisis Materi, Konstruksi, dan Bahasa
Analisis butir soal dilakukan dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa,
yang memiliki tujuan untuk menentukan validitas isi soal latihan pada Buku
Referensi Pendalaman Materi Matematika Kelas IV materi Pengukuran Sudut,
yang digunakan di SD N Terlangu 01 dan SD N Terlangu 02 Kecamatan Brebes,
Kabupaten Brebes. Prosedur yang dilakukan untuk menentukan validitas isi soal,
yang pertama menelaah butir soal dengan teknik panel, yang kedua menentukan
spesifikasi domain skala empat-poin, yang ketiga menentukan model kesepakatan
interrater, dan yang terakhir yaitu penghitungan validitas isi. Langkah-
langkahnya diuraikan sebagai berikut:
69
peringkat 3 dan 4). Berikut ini contoh model kesepakatan interrater untuk
dua orang ahli, ditampilkan pada Tabel 3.1.
Penelaah 1
Relevansi Relevansi
Lemah Kuat
Penelaah 2
Relevansi Lemah A B
Relevansi Kuat C D
Sumber: Martuza (1977), Hambleton (1984), & Bausell (1986) dalam Gregory
(2013:121)
Bagian ini membahas hasil temuan yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan
meliputi: (1) hasil penelitian; (2) pembahasan; dan (3) implikasi penelitian.
72
73
4.1.2.1.3. Pengayaan
Pada Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi Pengukuran
Sudut, terdapat 5 butir soal uraian. Berikut penghitungan indeks validitas isi
ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa:
Jumlah seluruh soal pilihan ganda dan uraian pada Buku Referensi
Pendalaman Materi kelas IV materi Pengukuran Sudut yakni 30 butir soal. Setelah
dilakukan analisis untuk menentukan indeks validitas isi pada butir soal yang ada
dalam Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi pengukuran sudut,
hasil penghitungan indeks validitas isi tersebut selanjutnya dikategori berdasarkan
kriteria validitas isi menurut Wikrama (2015). Kriteria validitas isi pada soal-soal
latihan yang terdapat dalam Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi
pengukuran sudut disajikan pada Tabel 4.1
75
Tabel 4.1. Kriteria Validitas Isi Soal Latihan pada Buku Referensi Pendalaman
Materi kelas IV materi Pengukuran Sudut
KriteriaValiditas Isi
No. Butir Soal Aspek Materi Aspek Konstruksi Aspek Bahasa
dan Kategori dan Kategori dan Kategori
1. Latihan
1,00 1,00 1,00
Pembelajaran
(sangat tinggi) (sangat tinggi) (sangat tinggi)
Pada aspek materi memiliki validitas isi berkategori ‘sangat tinggi’, karena
terdapat 15 butir soal uraian yang memiliki spesifikasi domain yaitu ‘sangat
relevan’, yang artinya seluruh butir soal sesuai dengan kriteria penulisan soal
uraian yang ditinjau dari aspek materi menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008). Pada soal pilihan ganda terdapat 15 butir soal yang memiliki spesifikasi
domain yaitu ‘sangat relevan’, yang artinya seluruh butir soal sesuai dengan
kriteria penulisan soal pilihan ganda menurut Departemen Pendidikan Nasional
(2008).
Hasil dari spesifikasi domain tersebut diperoleh 30 butir soal memiliki
‘relevansi kuat’, dan hasil kesepakatan interrater menurut penelaah 1 dan 2 yaitu
76
butir soal tersebut memiliki relevansi kuat, sehingga masuk ke dalam kolom D
pada tabel kesepakatan interrater, sehingga pada aspek materi diperoleh validitasi
isi sebesar 1,00 berkategori ‘sangat tinggi’.
tinggi, hal tersebut sesuai dengan kriteria validitas isi menurut Wikrama (2015)
yang menjelaskan bahwa, rentang nilai validitas isi antara 0,80-1,00 berkategori
sangat tinggi. Sampel data hasil analisis aspek materi, konstruksi, dan bahasa
dapat dibaca pada Lampiran 11.
4.1.3. Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif
Analisis distribusi jenjang ranah kognitif dilakukan dengan cara
mencocokkan kata kerja yang terdapat pada suatu soal/pertanyaan dengan kata
kerja operasional yang sesuai, pada masing-masing jenjang ranah kognitif C1
sampai dengan C6.
Bloom dalam Ariyana, Pudjiastuti, Bestary, & Zamroni (2018: 6-10),
membagi ranah kognitif dalam 6 tingkatan dari jenjang terendah hingga tertinggi,
yang meliputi:
(1) Mengingat (C1), kata kerja operasionalnya yaitu: mengutip, menyebutkan,
menjelaskan, menggambar, mengenali, mengidentifikasi, mendaftar,
menunjukkan, membaca, menamai, menandai, menghafal, meniru, mencatat,
mengulang, memilih, menyatakan, menulis, mengingat, menyebutkan,
mengenali.
(2) Memahami (C2), kata kerja operasionalnya meliputi: menerangkan,
menjelaskan, menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan
kembali, menafsirkan, mendiskusikan, menyeleksi, mendeteksi, melaporkan,
menduga, mengelompokkan, memberi contoh, merangkum, mengubah,
memperkirakan.
(3) Menerapkan (C3), kata kerja operasionalnya adalah memilih, menerapkan,
melaksanakan, mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan,
menginterpretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan,
mengoperasikan, menjalankan, memprogramkan, mempraktikkan, memulai,
menyusun, mengklasifikasi, menyelidiki, mengoperasikan.
(4) Menganalisis (C4), kata kerja operasionalnya meliputi: mengaudit, mengatur,
menganimasi, mengumpulkan, memecahkan, menegaskan, menganalisis,
menyeleksi, merinci, menominasikan, mendiagramkan, menguji,
mencerahkan, membagankan, menjelajah, memaksimalkan, memerintahkan,
mendeteksi.
79
4.2. Pembahasan
sedangkan ditinjau dari aspek materi seluruh soal memenuhi kriteria penulisan
soal uraian.
(1) Berapa sudut yang dibentuk oleh masing-masing jarum jam? Dan
termasuk sudut apa?
Soal sebaiknya menggunakan bahasa yang komunikatif menjadi, “Berapa
besar sudut yang terbentuk dari masing-masing jarum jam? Dan termasuk
jenis sudut apa?”
4.2.1.1.4. Latihan Pembelajaran
Latihan Pebelajaran disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang
meliputi soal matematika KD 3.12 yang berjumlah 15 butir soal. Penjelasannya
sebagai berikut:
4.2.1.1.4.1. Latihan Pembelajaran
Ditinjau dari kriteria penulisan soal latihan pembelajaran matematika
terdapat soal nomor 5 dan 13 tidak memenuhi kriteria penulisan menurut
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5), yaitu ditinjau dari aspek konstruksi
tidak memenuhi kriteria pokok soal dirumuskan dengan ringkas, tegas dan jelas,
ditinjau dari aspek bahasa/budaya soal nomor 5 dan 13 tidak memenuhi kriteria
bahasa yang digunakan komunikatif, sedangkan ditinjau dari aspek materi seluruh
soal memenuhi kriteria penulisan soal pilihan ganda.
(1) Besar sudut BOC adalah ….
Terdapat kesalahan penulisan, soal sebaiknya ditulis dengan jelas menjadi,
“Besar sudut KOM adalah ….”
(2) Besar sudut ABC adalah ….
Soal sebaiknya ditulis dengan jelas, menjadi, “Besar sudut B pada segitiga
disamping adalah….”
4.2.2. Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif
Analisis distribusi jenjang ranah kognitif dalam penelitian ini
menggunakan tiga tingkatan berpikir, karena menurut Arikunto (2013: 134), ranah
kognitif yang sesuai untuk diterapkan di SD yaitu pengetahuan (C1), pemahaman
(C2), dan penerapan (C3). Analisis distribusi jenjang ranah kognitif dilakukan
dengan cara mencocokkan butir soal dengan kriteria jenjang ranah kognitif
85
taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001) dalam
Basuki & Hariyanto (2017: 14).
Soal-soal yang terdapat pada latihan pembelajaran, uji pelatihan, dan
pengayaan ditemukan distribusi jenjang ranah kognitif bervariatif, namun terdapat
soal yang hanya memiliki sedikit jenjang mengingat (C1) atau bahkan tidak
memiliki sama sekali, baik pada soal pilihan ganda maupun uraian. Soal pilihan
ganda yang memiliki jenjang mengingat (C1) ditemukan pada soal latihan
pembelajaran, serta pada soal uraian pengayaan. Selebihnya soal berjenjang
memahami (C2) dan menerapkan (C3) tersebar merata, baik pada soal pilihan
ganda maupun uraian.
Hasil analisis distribusi jenjang ranah kognitif soal latihan pilihan ganda
pada Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi pengukuran sudut, yaitu
4 (26,66%) butir soal berjenjang mengingat (C1), 6 (40%) butir soal berjenjang
memahami (C2), dan 5 (33,33%) butir soal berjenjang menerapkan (C3). Hasil
distribusi jenjang ranah kognitif soal-soal latihan uraian yaitu, 1 (6,66%)
berjenjang mengingat (C1), 5 (33,33%) butir soal berjenjang memahami (C2), 9
(60%) butir soal berjenjang menerapkan (C3). Berdasarkan persentase hasil
analisis distribusi jenjang ranah kognitif tersebut, dapat dilihat bahwa jenjang
mengingat (C1) masih belum muncul secara keseluruhan disetiap soal latihan
pembelajaran atau evaluasi pembelajaran yang ada pada Buku Referensi
Pendalaman Materi Matematika.
Sebagai buku ajar, Buku Referensi Pendalaman Materi yang menjadi
pendukung Buku Guru dan Buku Siswa harus sesuai dengan Kompetensi Dasar
dan atau indikator yang akan dicapai oleh peserta didik (Prastowo 2015: 205).
Oleh karena itu, materi yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi
harus sesuai Kompetensi Dasar dan indikator disetiap pembelajaran. Setelah
peneliti melakukan observasi pada Kompetensi Dasar yang ada dalam materi
pengukuran sudut ditemukan bahwa setiap soal latihan dapat memunculkan
jenjang ranah kognitif menerapkan (C3) dalam butir soal yang ada pada setiap
pembelajaran dan soal evaluasi pembelajaran dalam Buku Referensi Pendalaman
86
Materi Matematika. Oleh karena itu, sebaiknya jenjang kognitif mengingat (C1)
dan memahami (C2) dapat dimunculkan pada butir soal latihan yang ada dalam
setiap pembelajaran dan soal evaluasi pembelajaran, sehingga distribusi jenjang
ranah kognitif dapat terpenuhi dengan merata.
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
distribusi jenjang ranah kognitif taksonomi Bloom pada butir soal latihan pilihan
ganda dan uraian dalam Buku Referensi Pendalaman Materi kelas IV materi
Pengukuran Sudut belum merata, karena masih terdapat soal-soal latihan yang
tidak berjenjang mengingat (C1), yaitu pada soal uji pelatihan dan latihan
pembelajaran.
Butir soal yang tidak sesuai dengan kriteria, perlu diperbaiki, dengan cara
memerhatikan kesesuaian aspek materi, konstruksi, dan bahasa, sesuai panduan
penulisan soal menurut Departemen Pendidikan Nasional 2008:5. Distribusi
jenjang ranah kognitif pada butir soal pilihan ganda dan uraian tidak tersebar
secara merata, persentase butir soal berjenjang C1 masih kurang tertulis dalam
butir soal dan terdapat soal latihan jenjang C1 tidak dimunculkan pada butir soal.
Distribusi jenjang ranah kognitif pada buku tersebut perlu direvisi sehingga
jenjang C1-C3 persentasenya bisa tersebar secara merata.
Hasil penelitian telaah instrumen penilaian ranah kognitif diharapkan dapat
menjadi bahan acuan bagi kepala sekolah dalam memilih penggunaan buku
pendamping materi yang akan digunakan sebagai buku ajar yang berisi soal-soal
latihan agar kedepannya pembelajaran dapat berjalan lebih efektif.
Implikasi praktis lainnya yaitu, temuan penelitian yang didapatkan oleh
peneliti berupa kesesuaian butir soal dengan aspek materi, konstruksi, dan bahasa
serta distribusi jenjang soal taksonomi Bloom jenjang C1, C2, dan C3 dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian sejenis mengenai telaah instrumen penilaian kognitif.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan diperoleh dari kajian teori yang didukung dengan hasil analisis
dan mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Simpulan pada penelitian ini yaitu:
(1) Instrumen penilaian ranah kognitif dalam bentuk soal pilihan ganda dan
uraian yang terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika
kelas IV materi Pengukuran Sudut ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan
bahasa berkategori sangat tinggi, karena memiliki rentang nilai validitas isi
antara 0,80-1,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen penilaian
ranah kognitif ditinjau dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa memiliki
kualitas yang baik.
(2) Distribusi jenjang ranah kognitif soal-soal latihan pilihan ganda yang
terdapat pada Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika kelas IV
materi Pengukuran Sudut, yaitu 4 (26,6%) butir soal berjenjang mengetahui
(C1), 6 (40%) butir soal berjenjang memahami (C2), dan 5 (33,33%) butir
soal berjenjang menerapkan (C3). Hasil distribusi jenjang ranah kognitif
soal-soal latihan uraian yaitu, 1 (6,66%) butir soal berjenjang mengetahui
(C1), 5 (33,33%) butir soal berjenjang memahami (C2), 9 (60%) butir soal
berjenjang menerapkan (C3).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa distribusi jenjang ranah kognitif pada
butir soal pilihan ganda dan uraian dalam Buku Referensi Pendalaman Materi
89
90
Matematika kelas IV materi pengukuran sudut tidak merata. Hal ini disebabkan
ditemukannya soal-soal latihan masih sedikit yang berjenjang mengetahui (C1),
bahkan terdapat soal-soal latihan yang tidak berjenjang mengetahui (C1), yaitu
pada soal latihan pembelajaran dan uji pelatihan. Sedangkan berdasarkan
pengamatan penulis terhadap Kompetensi Dasar yang ada dalam materi
pengukuran sudut, seharusnya jenjang mengingat (C1) dapat dimunculkan pada
butir soal latihan pembelajaran dan soal evaluasi pembelajaran dalam Buku
Referensi Pendalaman Materi Matematika (Mulati, dkk Revisi 2018).
5.2. Rekomendasi
5.3. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, M., Mayrita, H., & Muchti, A. (2018). Analisis Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI. Jurnal Ilmiah
Bina Edukasi. 11(1): 26-35. Tersedia di
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalbinaedukasi (diakses pada
tanggal 15 Juni 2020)
Alfendo & Sudji. (2017). Analisis Kualitas Butir Soal Teori Kejuruan Kelas X
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Vokasional Teknik Mesin. 5(3): 199-206. Tersedia di
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/mesin/article/view/7110/679
8 (diakses pada tanggal 28 Juni 2020).
Anita., Tyowati., & Zuldafrial. (2018). Analisis Kualitas Butir Soal Fisika Kelas
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan.16(1): 35-47. Tersedia di
https://journal.ikippgriptk.ac.id (diakses pada tanggal 05 Juli 2020).
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. 2018. Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi.
93
Asrul., Ananda, R., & Rosnita. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka
Media.
Dirman & Juarsih, C. 2014. Penilaian dan Evaluasi. Jakarta: PT Rineka Cipta..
D’Sa, J.L. & Liza, V.D.M. (2017). Analysis of Multiple Choice Questions: Item
Difficulty, Discrimination Index and Distractor Efficiency. International
Journal of Nursing Education. 9(3): 109-114. Tersedia di
http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijone&volume=9&iss
ue=3&article=024 (diakses padaa tanggal 10 Juli 2020).
Febriani, I.M. (2016). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa
Jerman Kelas X MIA 6 SMA Negeri 1 Maospati Tahun Pelajaran
2015/2016. Laterne. 5(02): 1-12. Tersedia di
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/laterne/article/view/15014
(diakses pada tanggal 5 Juli 2020).
94
Fitriana, A. & Sukanti. (2016). Analisis Validitas, Reliabilitas, dan Butir Soal
Latihan Ujian Nasional Ekonomi Akuntansi di MAN Maguwoharjo. Jurnal
Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia. 5(8): 1-11. Tersedia di
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/kpai/article/view/5801
(diakses pada tanggal 8 Juli 2020).
Gregory, R.J. 2013. Tes Psikologi Sejarah, Prinsip, dan Aplikasi Edisi Keenam
Jilid 1. Terjemahan Amitya Kumara dan Mikael Seno. Jakarta: Erlangga.
Irmalasari, K., Suratsih., & Wibowo, Y. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Genap Kelas X Biologi Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
Pendidikan Biologi. 5(8): 10-18. Tersedia di
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pbio/article/view/6043
(diakses pada tanggal 11 Juli 2020).
Juhanda, A. (2016). Analisis Soal Jenjang Kognitif Taksonomi Bloom Revisi pada
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi SMA. Jurnal Pengajaran MIPA.
21(1): 61-66. Tersedia di
http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jpmipa/article/view/657/pdf
(diakses pada 7 Juli 2020)
Kholis, N. (2017). Analisis Tingkat Kesulitan (Difficulty Level) Soal pada Buku
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 8 Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
Ilmiah Intaj. 1(2): 92-113. Tersedia di
https://media.neliti.com/media.publications/258202-analisis-butir-soal-
konsep-dasar-ipa-1-m-2d710558.pdf (diakses pada tanggal 12 Juli 2020).
Kurniawan, T. (2015). Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4(1): 1-6. Tersedia di
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee/article/view/7488 (diakses
pada tanggal 13 Juli 2020).
95
Kusaeri. 2014. Acuan & Hasil Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Kusnani., Muldayanti, N.D., & Rahayu, H.M. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan
Akhir Semester Ganjil pada Mata Pelajaran Biologi Kelas MIA SMA
Negeri 1 Sungai Raya Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Biologi Education.
3(2): 42-52. Tersedia di
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/bioed/article/view/185
(diakses pada tanggal 27 Juni 2020).
Liesfi, N.F.R. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Ganjil Mata
Pelajaran Teori Kejuruan Akuntansi. Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi
Indonesia. 5(6): 1-11. Tersedia di
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/kpai/article/view/5757/5510
(diakses pada tanggal 6 Juli 2020).
Marthunis., Khaldun, I., & Zulfadli. Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester
Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas MAN Model Banda Aceh Tahun
Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK). 1(4): 70-78. Tersedia di
https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=41005 (diakses
pada tanggal 22 Juni 2020).
96
Mulati, Sri., dkk. Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika. Solo: Persada
Ilmu.
Namdeo, S.K. & Sahoo, B. (2016). Item Analysis of Multiple Choice Questions
from an Assessment of Medical Students in Bhubaneswar, India.
International Journal of Research in Medical Sciences. 4(5): 1716-1719.
Tersedia di https://msjonline.org/index.php/ijrms/article/view/788/765
(diakses pada tanggal 6 Juli 2020).
Nugraha, W., Harini., & Sudarno. (2017). Analisis Butir Soal Penilaian Mata
Pelajaran Ekonomi dalam Kaitannya dengan Aspek Kognitif Taxonomy
Bloom. Jurnal pendidikan bisnis dan ekonomi. 2(2): 2.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptn/article/view/10169/7495 (diakses
pada tanggal 22 Juli 2020).
Nuharini, Dewi dan Sulis Priyanto. 2016. Mari Belajar Matematika. Surakarta:
CV Usaha Makmur.
Nurjanah & Marlianingsih, N. (2015). Analisis Butir Soal Pilihan Ganda dari
Aspek Kebahasaan. Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan. 2(2): 69-78.
Tersedia di
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/view/377/359
(diakses pada tanggal 8 Juli 2020).
97
Oktanin, W.S. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Ekonomi
Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 13(1): 35-44. Tersedia
di https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/5183/4481
(diakses pada tanggal 26 Juli 2020).
Pertiwi, N.L.S.A., Arini, N.W., & Widiana, I.W. (2016). Analisis Tes Formatif
Bahasa Indonesia Kelas IV Ditinjau Dari Taksonomi Bloom Revisi. Jurnal
Pendidikan. 4(1): 1-11. Tersedia di
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/7692/5244
(diakses pada tanggal 7 Juni 2020).
Rahmasari, D. & Ismiyati. (2016). Analisis Butir Soal Mata Pelajaran Pengantar
Administrasi Perkantoran. Economic Education Analysis Journal. 5 (1):
317-330. Tersedia di
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/10007/6474
(diakses pada tanggal 28 Juni 2020)
Ramakrishnan, M., Sathe, A.B., & Sabnis, V.A. (2017). Item Analysis: A Tool
Increase MCQ Validity. Indian Journal of Basic and Applied Medical
Research. 6(3): 184-189. Tersedia di
https://ijbamr.com/pdf/June%202017%20184-189.pdf.pdf (diakses pada
tanggal 16 Juni 2020)
Rao, C., Prasad, K., Sajitha., Permi, H., & Shetty, J. (2016). Item Analysis of
Multiple Choice Questions: Assessing an Assessment Tool in Medical
Students. 2(4): 201-2014. Tersedia di
http://www.ijeprjournal.org/article.asp?issn=2395-
98
2296;year=2016;volume=2;issue=4;spage=201;epage=204;aulast=Rao
(diakses pada tanggal 12 Juni 2020)
Rifa’i, A. & Anni, C.T. 2016. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Septiana, N. (2016). Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Biologi
Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas X dan XI pada MAN Sampit. Jurnal
Pendidikan Sains dan Matematika. 4(2): 115-121. Tersedia di http://e-
journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/edusains/article/view/514
(diakses pada tanggal 9 Juni 2020)
Solichin, M. (2017). Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir
Tes, Iterpretasi Hasil Tes dan Validitas Ramalan dalam Evaluasi
Pendidikan. jurnal Manajemen & Pendidikan Islam. 2(2): 192-213.
Tersedia di
http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/dirasat/article/view/879/637
(diakses pada tanggal 10 Juni 2020)
Sudirman, D. (2018). Analisis Soal Ulangan Harian pada Materi Sistem Gerak
pada Manusia Kelas VIII SMPN 1 Padang Gelugur. Jurnal Pendidikan.
5(2): 6-11. Tersedia di
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/inovasipendidikan/article/view/1132
(diakses pada tanggal 26 Juni 2020).
Suzana, A. (2017). Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir-Butir Soal
Penilaian Akhir Tahun Matematika Kelas di SMA Negeri 1 Purbalingga.
Jurnal MathGram Matematika. 2(2): 1-8. Tersedia di
https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/mthg/article/view/172/138 (diakses
pada tanggal 6 Juli 2020).
Tilaar, A.L.F. & Hasriyanti (2019). Analisis Butir Soal Semester Ganjil Mata
Pelajaran Matematika pada Sekolah Menengah Pertama. JP3I (Jurnal
Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia). 8(1): 57-68. Tersedia di
http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/jp3i/article/view/13068/pdf
(diakses pada tanggal 5 Juli 2020).
https://www.journals.aiac.org.au/index.php/alls/article/view/4018 (diakses
pada tanggal 9 Juli 2020).
Ulum, M. (2017). Analisis Butir Soal Ulangan Harian pada Mata Pelajaran
Ekonomi KD 3.1 Pendapatan Nasional Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1
Gresik. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 5(3): 1-5. Tersedia di
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id (diakses pada tanggal 28 Juni 2020).
Yulianti, N., Andriani, N., & Taufiq. (2014). Pengembangan Instrumen Penilaian
Psikomotor pada Pokok Bahasan Suhu dan Kalor di SMP. Jurnal
Pendidikan. 1(2): 152-158. Tersedia di
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jipf/article/view/1805 (diakses pada
tanggal 22 Juni 2020).
Teknik
Variabel Indikator Analisis
Wawancara Observasi
Dokumen
Informasi penggunaan 1. Buku Referensi Pendalaman Materi Matematika yang
instrumen pengukuran ranah digunakan di SD kelas IV.
hasil belajar pada buku ajar 2. Alasan menggunakan buku yang dipilih.
3. Analisis instrumen yang dilakukan guru.
4. Penggunaan instrumen pengukuran pada Buku Referensi
Pendalaman Materi kelas IV
5. Manfaat menggunakan Buku Referensi Pendalaman
Materi
Analisis secara kualitatif 1. Ranah kognitif, ditinjau dari:
a. Materi
b. Kontruksi
c. Bahasa
102
103
Lampiran 2
DAFTAR COCOK DATA DOKUMENTASI
Lampiran 3
DATA INFORMAN DAN MATERI WAWANCARA
Informan Materi
Guru Kelas IV 1. Buku ajar yang digunakan di SD kelas IV.
2. Analisis instrumen pengukuran ranah hasil belajar
yang dilakukan guru.
3. Penggunaan instrumen pada buku ajar kelas IV di SD
N Terlangu 01 dan SD N Terlangu 02 Kecamatan
Brebes Kabupaten Brebes materi Pengukuran Sudut.
105
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
No.
Pertanyaan Jawaban
1. Buku apa saja yang digunakan untuk Buku Paket Kurikulum 2013
menunjang proses pembelajaran terbaru, dan buku Referensi
peserta didik kelas IV? Pendalaman Materi Matematika
materi Pengukuran Sudut.
kurikulum 2013?
No.
Pertanyaan Jawaban
1. Buku apa saja yang digunakan untuk Buku Paket Kurikulum 2013 dari
menunjang proses pembelajaran pemerintah, dan buku Referensi
peserta didik kelas IV? Pendalaman Materi.
Tasripah, S.Pd.
NIP 19620220 198304 2 006
Lampiran 6
FORMAT PENELAAHAN SOAL PILIHAN GANDA
Kelas : IV Materi :
1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan seluruh kriteria yang terdapat di dalam format!
2. Berilah tanda centang (), jika soal yang ditelaah telah sesuai dengan kriteria!
3. Berilah tanda silang (X), jika soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria!
Nomor Soal
No. Aspek yang Ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. Materi
110
Nomor Soal
No. Aspek yang Ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3. Pilihan jawaban homogen/seragam
dan logis
4. Hanya memiliki satu kunci jawaban.
B. Konstruksi
1. Pokok soal dirumuskan dengan
ringkas, tegas, dan jelas.
2. Rumusan pokok soal dan opsi
jawaban merupakan penjelasan yang
dibutuhkan saja.
3. Pokok soal tidak menunjukkan kunci
jawaban.
4. Pernyataan pada pokok soal tidak
bersifat negatif ganda.
5. Pilihan jawaban homogen dan logis
ditinjau dari segi materi.
6. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
yang serupa lainnya disajikan dengan
jelas dan berfungsi.
7. Opsi jawaban memiliki panjang yang
relatif sama.
8. Pernyataan “semua pilihan jawaban
di atas salah atau benar” tidak
digunakan pada opsi jawaban.
111
Nomor Soal
No. Aspek yang Ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9. Pilihan jawaban berupa angka atau
waktu disusun berdasarkan pada
kronologi atau besar kecilnya angka.
10. Pertanyaan atau soal tidak bergantung
pada jawaban soal sebelumnya.
C. Bahasa/budaya
1. Bahasa yang digunakan sesuai
dengan pedoman bahasa indonesia
2. Bahasa yang digunakan komunikatif.
3. Bahasa yang digunakan bukan
bahasa yang tabu/berlaku setempat.
4. Opsi jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama,
kecuali memiliki makna yang sama.
112
Lampiran 7
FORMAT PENELAAHAN SOAL URAIAN
Kelas : IV Materi :
Penelaah : ………………… Nomor Halaman : …….
Judul Buku : Buku Referensi Pendalaman Materi
Petunjuk penelahan soal bentuk uraian:
1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan seluruh kriteria yang terdapat di dalam format!
2. Berilah tanda centang (), jika soal yang ditelaah telah sesuai dengan kriteria!
3. Berilah tanda silang (X), jika soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria!
Nomor Soal
No. Aspek yang Ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A. Materi
1. Butir soal sesuai dengan indikator
2. Materi pada soal yang ditanyakan
sesuai dengan kompetensi meliputi
urgensi, relevansi, kontinuitas,
kegunaan setiap hari tinggi.
3. Batasan pertanyaan dan jawaban yang
diharapkan telah sesuai
4. Muatan/isi materi yang ditanyakan
sesuai dengan tingkatan, jenis sekolah,
113
dan jenjang kelas.
Nomor Soal
No. Aspek yang Ditelaah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B. Konstruksi
1. Kata tanya yang digunakan
mengharuskan jawaban uraian.
2. Terdapat instruksi/petunjuk yang
jelas mengenai teknik pengerjaan
soal
3. Terdapat panduan penskorannya.
4. Grafik, tabel, gambar, peta, atau
yang serupa lainnya disajikan
dengan jelas dan dapat dibaca.
C. Bahasa/budaya
1. Bahasa yang digunakan sesuai
dengan pedoman bahasa indonesia.
2. Rumusan kalimat soal
menggunakan bahasa yang
komunikatif.
3. Bahasa yang digunakan tidak
berlaku setempat.
4. Kata yang digunakan tidak
menyebabkan interpretasi ganda.
114
115
Lampiran 8
Kelas/Semester : ………….
Judul Buku : Buku Referensi Pendalaman Materi
Materi :
Nomor
Jenjang Kriteria Taksonomi Bloom Persentase
Soal
Mengingat Mendefinisikan, menyusun daftar,
(C1) menjelaskan, mengingat, mengenali,
menemukan kembali, menyatakan,
mengulang, mengurutkan, menamai,
menempatkan, menyebutkan.
Memahami Menerangkan, menjelaskan,
(C2) menterjemahkan, menguraikan,
mengartikan, menyatakan kembali,
menafsirkan, mendiskusikan, menyeleksi,
mendeteksi, melaporkan, menduga,
mengelompokkan, memberi contoh,
merangkum, menganalogikan, mengubah,
memperkirakan.
Menerapkan Memilih, menerapkan, melaksanakan,
(C3) mengubah, menggunakan,
mendemonstrasikan, menginterpretasikan,
menunjukkan, membuktikan,
menggambarkan, mengoperasikan,
menjalankan, memprogramkan,
mempraktikkan, memulai.
Menganalisis Mengaudit, mengatur, menganimasi,
(C4) mengumpulkan, memecahkan,
menegaskan, menganalisis, menyeleksi,
merinci, menominasikan,
mendiagramkan, menguji, mencerahkan,
membagankan, menjelajah.
116
Lampiran 9
118
Lampiran 10
119
Nomor Soal
KD. 3.12
No. Aspek yang Ditelaah
Latihan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
B. Konstruksi
120
Nomor Soal
K.D.3.12
NO Aspek Yang Ditelaah
Latihan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9. Pilihan jawaban berupa angka atau waktu
disusun berdasarkan pada kronologi atau
besar kecilnya angka
121
NIP 19640717 198803 1 002
HASIL PENELAAHAN SOAL PILIHAN GANDA
122
Nomor Soal
KD. 3.12
No. Aspek yang Ditelaah
Latihan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
D. Konstruksi
123
Nomor Soal
K.D.3.12
NO Aspek Yang Ditelaah
Latihan Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
9.Pilihan jawaban berupa angka atau waktu
disusun berdasarkan pada kronologi atau
besar kecilnya angka
10.Pertanyaan atau soal tidak bergantung
pada jawaban soal sebelumnya.
C. Bahasa/budaya
1. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
pedoman bahasa indonesia
2. Bahasa yang digunakan komunikatif. X X
3. Bahasa yang digunakan bukan bahasa
yang tabu/berlaku setempat.
4. Opsi jawaban tidak mengulang
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
memiliki makna yang sama.
Catatan:
124
NIP 19610120 198201 2 007
Lampiran 11
125
jawaban uraian.
Nomor Soal
Uji Pelatihan 12 Latihan Pembelajaran Pengayaan
No. Aspek yang Ditelaah
3.12 4.12 3.12
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2.Terdapat instruksi/petunjuk yang jelas
mengenai teknik pengerjaan soal
3.Terdapat panduan penskorannya. X X X X X X X X X X X X X X X
4.Grafik, tabel, gambar, peta, atau yang serupa
lainnya disajikan dengan jelas dan dapat dibaca.
C. Bahasa/budaya
1.Bahasa yang digunakan sesuai dengan
pedoman bahasa indonesia.
2.Rumusan kalimat soal menggunakan bahasa X
X
yang komunikatif.
3.Bahasa yang digunakan tidak berlaku
setempat.
4.Kata yang digunakan tidak menyebabkan
interpretasi ganda.
Catatan:
126
NIP 19640717 198803 1 002
HASIL PENELAAHAN SOAL URAIAN
B. Konstruksi
1.Kata tanya yang digunakan mengharuskan
127
X
jawaban uraian.
Nomor Soal
Uji Pelatihan 12 Latihan Pembelajaran Pengayaan
No. Aspek yang Ditelaah
3.12 4.12 3.12
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2.Terdapat instruksi/petunjuk yang jelas
mengenai teknik pengerjaan soal
3.Terdapat panduan penskorannya. X X X X X X X X X X X X X X X
4.Grafik, tabel, gambar, peta, atau yang serupa
lainnya disajikan dengan jelas dan dapat dibaca.
C. Bahasa/budaya
1.Bahasa yang digunakan sesuai dengan
pedoman bahasa indonesia.
Catatan:
Brebes, 07 Agustus 2020
Validator II
128
NIP 19610120 198201 2 007
129
Berikut kriteria skala empat-point soal pilihan ganda untuk setiap indikator pada
aspek materi, konstruksi, dan bahasa:
1. Aspek Materi
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 2 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 1 indikator
Tidak relevan = soal tidak ada yang sesuai indikator
2. Aspek Konstruksi
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 7-9 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 4-6 indikator
Tidak relevan = soal yang sesuai dengan 0-3 indikator
3. Aspek Bahasa
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 3 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 2 indikator
Tidak relevan = soal yang sesuai dengan 0-1 indikator
130
Berikut kriteria skala empat-point soal uraian untuk setiap indikator pada aspek
materi, konstruksi, dan bahasa:
1. Aspek Materi
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 2 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 1 indikator
Tidak relevan = soal tidak ada yang sesuai indikator
2. Aspek Konstruksi
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 3 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 2 indikator
Tidak relevan = soal yang sesuai dengan 0-1 indikator
3. Aspek Bahasa
Sangat relevan = soal yang sesuai dengan semua indikator
Relevan = soal yang sesuai dengan 3 indikator
Agak relevan = soal yang sesuai dengan 2 indikator
Tidak relevan = soal yang sesuai dengan 0-1 indikator
Skala Empat-Point dari Penelaah 1 dan Penelaah 2
Nomor Soal
Aspek
Jenis Relevansi Kuat Relevansi Lemah
Penelaah yang
Soal Cukup
Ditelaah Sangat Relevan Relevan Tidak Relevan
Relevan
Materi 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 - - -
Pilihan
Konstruksi 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15 5,13 - -
Ganda
Bahasa 1,2,3,4, 6,7,8,9,10,11,12,14,15 5,13 - -
- -
Penelaah 1 Materi 1,2,3,4,5 -
5 -
Konstruksi - 1,2,3,4
Uraian
- -
Bahasa 1,2,4,5 3
131
Nomor Soal
Aspek
Jenis Relevansi Kuat Relevansi Lemah
Penelaah yang
Soal Cukup
Ditelaah Sangat Relevan Relevan Tidak Relevan
Relevan
Penelaah 2 Pilihan Materi
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 - - -
Ganda
Konstruksi 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15 5,13 - -
Bahasa
1,2,3,4, 6,7,8,9,10,11,12,14,15 5,13 - -
Uraian Materi 1,2,3,4,5 - - -
Konstruksi 5 -
- 1,2,3,4
Bahasa - -
1,2,4,5 3
132
Tabel Skala Empat-Point Soal Uji Pelatihan
Nomor Soal
Aspek
Jenis Relevansi Kuat Relevansi Lemah
Penelaah yang
Soal Cukup
Ditelaah Sangat Relevan Relevan Tidak Relevan
Relevan
Materi 1,2,3,4,5 - - -
Penelaah 1
Uraian Konstruksi - 1,2,3,4,5 - -
Bahasa 1,2,3,4,5 - - -
Materi 1,2,3,4,5 - - -
Penelaah 2 Uraian Konstruksi - 1,2,3,4,5 - -
Bahasa 1,2,3,4,5 - - -
Nomor Soal
Aspek
Jenis Relevansi Kuat Relevansi Lemah
Penelaah yang
Soal Cukup
Ditelaah Sangat Relevan Relevan Tidak Relevan
Relevan
Materi 1,2,3,4,5 - - -
Penelaah 1
Uraian Konstruksi - 1,2,3,4,5 - -
Bahasa 1,3,4,5 2 - -
Materi 1,2,3,4,5 - - -
Penelaah 2 Uraian Konstruksi - 1,2,3,4,5 - -
133
Bahasa 1,3,4,5 2 - -
134
Lampiran 12
TAKSONOMI BLOOM
Kelas/Semester : IV/2
Judul Buku : Buku Referensi Pendalaman Materi
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Pengukuran Sudut
Nomor Soal Persentase
Soal Latihan Jenjang Pilihan Pilihan
Uraian Uraian
Ganda Ganda
Latihan Mengingat 1,2,4,
26,66% -
Pembelajaran (C1) 12 -
Memahami 3,8,10, 1,5
(C2) 11,14, 40% 40%
15
Menerapkan 5,6,7,9, 2,3,4
33,33% 60%
(C3) 13
Uji Pelatihan Mengingat
- - - -
(C1)
Memahami
- - 20%
(C2) 1
Menerapkan
(C3) - 2,3,4,5 - 80%
138
Catatan:
TAKSONOMI BLOOM
Kelas/Semester : IV/2
Judul Buku : Buku Referensi Pendalaman Materi
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Pengukuran Sudut
Nomor Soal Persentase
Soal Latihan Jenjang Pilihan Pilihan
Uraian Uraian
Ganda Ganda
Latihan Mengingat 1,2,4,
26,66% -
Pembelajaran (C1) 12 -
Memahami 3,8,10, 1,5
(C2) 11,14, 40% 40%
15
Menerapkan 5,6,7,9, 2,3,4
33,33% 60%
(C3) 13
Uji Pelatihan Mengingat
- - - -
(C1)
Memahami
- - 20%
(C2) 1
Menerapkan
(C3) - 2,3,4,5 - 80%
140
Catatan:
Lampiran 13
142
143
Lampiran 14
144
145
Lampiran 15
Dokumentasi
146
Lampiran 16
NIM : 1401416055
JURUSAN : PGSD
JURNAL INTERNASIONAL
1. Rao, C., Ditinjau dari tingkat kesulitan soal, terdapat soal 201
Prasad, K., tergolong dapat diterima (P= 30-70%) sebanyak
Sajitha, Permi, 34 atau 85% butir. Soal terlalu mudah (P> 70%)
H. Shetty, J sebanyak 2 atau 5% butir, dan soal terlalu sulit
(2016) (P <30%) sebanyak 4 atau 10% butir. Ditinjau
dari indeks diskriminasi, terdapat butir soal
sangat baik (D> 0,4) sebanyak 24 atau 60%,
butir soal baik (D = 0,3-0,39) sebanyak 4 atau
10%, butir soal dapat diterima (D = 0,2-0,29)
sebanyak 6 atau 15%, dan butir soal buruk (D
<0–0,19) sebanyak 6 atau 15%. seluruh 40 butir
soal mempunyai 120 pengganggu. Meliputi:
pengganggu nonfungsional sebanyak 6 atau 5%,
dan pengganggu fungsional sebanyak 114
(95%). Diskriminasi indeks menunjukkan
korelasi positif dengan tingkat kesulitan (r =
0,563, P = 0,010, signifikan pada 0,01 level
[berekor dua]). Diskriminasi maksimum (D =
0,5-0,6) menunjukkan dapat diterima(P = 30–
70%).
147
4. Toksoz & Sebagian besar butir soal berada pada tingkat 141
Ertunc sedang dalam hal fasilitas butir soal. Selain itu,
hasilnya menunjukkan bahwa, ditemukan butir
soal yang memiliki nilai diskriminasi rendah
yaitu sebesar 28%. Akhirnya, hasil frekuensi
dianalisis dalam hal efisiensi distraktor dan telah
ditemukan beberapa distraktor dalam ujian
secara signifikan tidak efektif dan harus direvisi.
148
11. Tilaar & Pada soal pilihan ganda ditemukan butir soal 57
Hasriyanti yang mempunyai kualitas yang sangat baik dan
(2019) dapat disimpan dalam bank soal untuk
digunakan kembali, yaitu sebanya 5 butir soal
(16,67%), terdapat butir soal yang harus direvisi
sebanyak 15 butir soal (50%), dan terdapat butir
soal yang sangat tidak baik yaitu sebanyak 10
soal (33,33%). Pada soal uraian, ditemukan butir
soal yang memiliki kualitas yang baik sebanyak
2 butir soal (40%), terdapat butir soal yang perlu
direvisi sebanyak 2 butir soal (40%), dan butir
soal yang mempunyai kualitas tidak baik
sebanyak 1 butir soal (20%).
153
JURNAL NASIONAL
1. Alfendo, & Sebanyak 6 atau sebesar 15% soal memiliki kualitas 199
Sudji (2017) yang sangat baik, sebanyak 5 soal atau sebesar 12,5%
soal memiliki kualitas yang baik, sebanyak 9 soal atau
sebesar 22,5% soal memiliki kualitas sedang, sebanyak
10 soal atau sebesar 25% soal memiliki kualitas tidak
baik, dan sebanyak 10 soal atau sebesar 25% memiliki
kualitas yang sangat tidak baik, oleh karena itu kualitas
soal Teori Kejuruan kelas X Teknik Pemesinan SMK
Muhammadiah 3 Yogyakarta masih tergolong rendah.
2. Nufus, Gani, & Instrumen penilaian sikap telah layak untuk diuji coba 44
Suhendrayatna penggunaanya berdasarkan hasil validasi pakar.
(2017) Kemudian, validitas instrumen penilaian sikap yang
diperoleh dari hasil penelitian yaitu 0,55 dan
memeroleh reliabilitas sebesar 0,71. Instrumen
penilaian sikap yang dikembangkan dapat digolongkan
sangat baik dengan capaian skor akhir rata-rata diatas
3,25 yang diperoleh dari hasil evaluasi oleh guru untuk
kualitas isi, metode penulisan atau kebahasaan, dan
keterlaksanaan. Simpulannya yaitu instrumen penilaian
sikap yang dikembangkan telah layak untuk digunakan
pada pembelajaran kimia SMA.
1. Taufiq (2015) Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli yakni tes 1
kognitif mempunyai kategori sangat valid dengan nilai
3,54. Kemudian dilakukan uji coba untuk menentukan
kualitas tes kognitif. Ditinjau dari segi validitas butir
soal, yang tergolong valid (untuk tipe A sebesar 92%,
untuk tipe B sebesar 92%), tidak valid (untuk tipe A
8%, untuk tipe B 8%). Ditinjau dari reliabilitas,
tergolong reliabel dengan nilai 0,71 untuk soal tipe A,
dan soal tipe B 0,74. Ditinjau dari tingkat kesukaran,
tergolong mudah (untuk tipe A 30%, untuk tipe B
22%), sedang (untuk tipe A 48%, untuk tipe B 65%),
sukar (untuk tipe A 22%, untuk tipe B 13%). Ditinjau
dari daya beda, tergolong lemah (untuk tipe A 9%, tipe
B 4%), cukup (tipe A 35%, tipe B 31%), baik (tipe A
52%, tipe B 61%), baik sekali (tipe A 4%, tipe B 4%).
Ditinjau dari pengecoh tergolong efektif (tipe A 87%,
tipe B 91%), tidak efektif (tipe A 13%, tipe B 9%).
SITASI