Zahratul Islami
Zahratul Islami
Zahratul Islami
Skripsi
Oleh:
ZAHRATUL ISLAMI
NIM : 201223435
v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
menyelesaikan karya ilmiah yang sederhana ini. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada baginda Nabi Besar Muhammad Saw yang merupakan sosok yang amat mulia
Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III MIN 1 Kota Banda Aceh”.
Skripsi ini penulis susun guna memenuhi salah satu syarat dan melengkapi beban studi
untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang
1. Bapak Dr. Mujiburrahman, M., Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
2. Bapak Dr. Azhar M.Pd sebagai Ketua prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan
4. Ibu Yuni Setia Ningsih, M.Ag. selaku pembimbing I dan Ibu Rafidhah Hanum,
Raniry umumnya yang telah mengajari dan mencurahkan ilmu pengetahuan serta
6. Bapak Mardani. S. Ag. M. Pd, selaku kepala MIN 1 Banda Aceh, Dewan Guru
serta staf, dan para siswa yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua terkasih dan
tersayang, ayahanda tercinta M.Yusuf Ishaq (Yusis) dan ibunda tercinta (almh)
Nurhayati, atas doa, motivasi dan kasih sayangnya yang selama ini sehingga
8. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Tabrani. ZA, S.Pd.I.,
M.S.I., MA., yang tidak pernah bosan dalam memberikan arahan dan bimbingan
mengenai tata cara penulisan skripsi serta ilmu tentang Metodologi Penelitian;
sebut satu persatu. Kalian yang tidak pernah bosan memberi dukungan dan
menyadari, sepenuhnya bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sekalian demi tercapainya karya yang lebih
Hanya kepada Allah jualah kita berserah diri semoga skripsi ini berguna bagi
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6
E. Penjelasan Instilah......................................................................... 7
viii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 47
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 47
B. Paparan Data dan Analisis Hasil Penelitian .................................. 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR
x
DAFTAR
Gambar 1.1 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
penulis maksud adalah sesuatu yang diajarkan oleh guru untuk keberhasilan
yang dilalui oleh setiap siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia atau bahasa
kedua setelah bahasa Ibu. Adapun kompetensi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia.2
guru dan siswa kurang memahami materi pembelajaran. Hal ini disebabkan
pembelajaran masih didominasi oleh peran guru dengan metode ceramah dan siswa
tidak diajarkan
1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 6
1
2
Tim Penyusun Depdikbud, KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD,( Jakarta: Balai
Pustaka, 2006), h. 15
1
2
hanya menerima dan menghafalkan apa yang disampaikan oleh guru tanpa
memahami materi serta kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajarnya
pun rendah.
Berdasarkan observasi pada saat peneliti PPL di MIN 1 Kota Banda Aceh, hasil
belajar siswa pada Ulangan Harian Bahasa Indonesia masih kurang, khususnya pada
kelas III Ahmad bin Hanbal tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut :
1. 2011/2012 43 23 60 74
2. 2012/2013 41 20 65 73
3. 2013/2014 42 22 70 74
4. 2014/2015 43 20 65 75
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata siswa tahun 2012
sampai 2015 belum mencapai KKM. Nilai KKM pada pelajaran membaca dongeng
yaitu
75. Hal itu menunjukkan bahwa nilai Bahasa Indonesia belum memberikan hasil
peserta didik terhadap materi yang diajarkan, guru lebih bersifat dominan dalam
kemampuan berpikir siswa. Guru lebih suka menerapkan metode ceramah sebab
guru hanya menjelaskan konsep yang terdapat di buku referensi dan dilanjutkan
dengan mengerjakan LKS. Di sini siswa tidak diajari untuk belajar menganalisis,
3
mengevaluasi, dan menentukan apa yang
4
harus dilakukan. Interaksi yang terjadi antar siswa pun sangat sedikit, sehingga
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori belajar
mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerja sama antar
individu”. Implikasi dari teori ini adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning).3
Reading and Composition). CIRC merupakan salah satu tipe dari model
jumlah tiap anggota 4 sampai 5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan
pemberian kliping pada siswa, lalu guru memberikan wacana atau kliping sesuai
dengan topik pembelajaran, kemudian peserta didik bekerja sama saling membaca
dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping
dan ditulis dalam selembar kertas serta mempresentasikan atau membacakan hasil
dan siswa).4
sama dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa yang memiliki
kemampuan
3
Richard I Arends, Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar) edisi ke VII, buku 2,
Penerjemah Helly Prajitno Soetjipto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 121
4
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2012), h. 112
5
yang berbeda-beda dan saling membantu mengerjakan tugas kelompok. Selain itu,
melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC, diharapkan siswa dapat berperan aktif
secara mendalam tentang konsep yang telah dijelaskan serta memperoleh hasil
belajar yang tinggi. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
terwujud.
pembelajaran kooperatif CIRC untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
B. Rumusan Masalah
Composition) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MIN 1 Kota
Banda Aceh?
CIR
6
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas III MIN 1 Kota Banda Aceh pada
kooperatif
CIR
7
C. Tujuan Penelitian
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III MIN Kota Banda Aceh.
Composition) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III MIN 1 Kota
Banda Aceh.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas III MIN 1 Kota Banda Aceh
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
referensi atau pendukung penelitian dan menambah kajian tentang hasil penelitian
mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, penelitian ini akan bermanfaat bagi
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
dalam
8
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang model pembelajaran
dalam
9
b. Bagi Siswa
Bahasa Indonesia;
Indonesia;
c. Bagi Guru
Composition);
mengajar;
d. Bagi Sekolah
E. Penjelasan Istilah
1. Model Pembelajaran
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri, dkk. bahwa model
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.6
berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang
kliping pada
5
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 51
6
Mulyani Sumantri, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud, 1999), h. 42
1
siswa, lalu guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan
kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan secara bersama (guru dan
siswa).7
merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti suasana pola diskusi kelas,
keseluruhan dan prosedur yang digunakan dalam CIRC dapat memberi siswa
3. Hasil Belajar
tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
7
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan: Media Persada, 2012), h. 112
8
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005), h. 3
9
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 3-4
1
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
4. Bahasa Indonesia
dimulainya konstitusi.10
pemersatu bangsa yang harus di kuasai oleh setiap warga Indonesia. Oleh karena
itu, sangat penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sedari usia
dini.
10
Puji Santosa. et. al, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD…, h. 2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya, proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya.1 Belajar juga merupakan salah satu kebutuhan manusia
yang penting dalam usahanya mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat. Belajar menjadi kebutuhan yang penting karena dengan semakin
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong pembaharuan dalam
segala aspek kehidupan manusia, menuntut manusia untuk mengejar pembaharuan dan
kemajuan itu. Upaya untuk mengejar hal tersebut harus dilakukan sendiri melalui suatu
formal yang dalam hal ini adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), terdapat suatu aktivitas belajar
(pengajar/ guru) dan peserta didik (siswa). Proses dan tujuan dari kegiatan belajar mengajar
secara keseluruhan didesain oleh guru memperhatikan kondisi yang ada baik itu
kondisi peserta didik, kemampuan pendidik dan lingkungan tempat proses tersebut
berada.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka
mata
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 1.
10
1
pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku sekolah tingkat dasar, karena
dan berbicara.
Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun
dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik
untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,
2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
3
Puji Santosa. et. al, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, cet. 14, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2010), h. 1-2
1
Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi Republik Indonesia dan Bahasa persatuan
konstitusi.4 Sejak saat itu Bahasa Indonesia digunakan masyarakat Indonesia untuk
adalah salah satu Bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah Bahasa Melayu Riau
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.5
bangsa yang harus di kuasai oleh setiap warga Indonesia. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memberikan dasar-dasar berbahasa yang baik sedari usia dini. Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau sekolah dasar (SD) sebagai bagian dari wadah pendidikan anak
usia dini menjadi salah satu tonggak yang penting bagi keberlangsungan dan
keberadaan bahasa Indonesia, baik itu dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan.6
adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu. Selain itu juga diarahkan
4
Puji Santosa. et. al, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD…, h. 2
5
Anonim,Bahasa Indonesia, dalam http://id. Wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia, diakses
10 September 2016
6
Soedjadi, Kiat Pendidikan Bahasa Indonesia di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001) h. 29.
1
aspek, yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Oleh Karena itu,
sesuatu dengan cara efektif dan efisien.7 Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap
dan bunyi atau suara, bunyi bahasa lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan,
rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak.
gambar
7
Soedjadi, Kiat Pendidikan Bahasa Indonesia…,, h. 32.
8
BSNP. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi …, h. 11
1
sastra melalui kegiatan menuliskan hasil sastra berupa dongeng cerita anak-
anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama
anak.
membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi
dan jelas dengan memerhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan
dan tanda baca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat
memiliki peranan penting dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
dengan proses yang mendasari bahasa. Dalam Penelitian ini ruang lingkup bahasa
Indonesia yang diambil adalah ruang lingkup membaca karena sesuai dengan masalah
Keterampilan membaca merupakan modal awal siswa untuk menggali ilmu pengetahuan
diakui. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu Bahasa. Sejak saat
Bahasa adalah suatu lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu
Sebagai sebuah sistem, maka Bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-
pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.
Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi jadi terganggu.
Lambang Bahasa yang digunakan dalam sistem Bahasa adalah berupa bunyi, yaitu
Pada dasarnya Bahasa itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan
Bahasa juga menjadi alat komunikasi yang paling efektif dalam kehidupan. Karena
merupakan suatu kewajiban dan sekaligus merupakan amal shaleh. Jika seseorang
mampu mengetahui berbagai Bahasa, maka ia sudah pasti termasuk orang yang banyak
pengetahuannya.
peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
9
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 2, h. 1
1
dalam Bahasa Indonesia, baik itu secara lisan maupun tulisan, serta baik dalam situasi
sikap apresiatif terhadap karya sastra Bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia
segala fungsinya, yaitu sebagai sarana komunikasi, sarana, berpikir/ bernalar, sarana
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh
10
Puji Santosa. et. al, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD…, h. 5
aspek kebahasaan, maka siswa dituntut mampu berkomunikasi secara efektif, selalu
sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa
analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan
12
BSNP. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. (Jakarta: BSNP, 2006), h. 10. Lihat juga dalam Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Standar isi Madrasah Ibtidaiyah (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Pada Madrasah, 2006), h.
1
karena itu setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi
bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pelajar, terutama
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk bisa bekerja sama dengan
peserta didik yang lain dalam mengerjakan suatu tugas-tugas yang sudah terstruktur
pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif, dengan anggotanya terdiri dari empat orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Yang terdiri dari tingkat
Banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran
dikatakan sebagai
13
Soedjadi, Kiat Pendidikan Bahasa Indonesia…,, h. 32.
proses sharing (tukar pikiran) antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan
digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan, hal ini
karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Salvin dalam Rusman,
prestasi belajar peserta didik dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi, dan saling menghargai pendapat orang lain, (2)
tujuan awal yang diharapkan dari pembelajaran kooperatif ini. Jangan sampai dalam
pelaksanaan pembelajaran nanti, hanya didominasi oleh peserta didik yang pandai di
dalam kelompoknya saja, sementara peserta didik yang kurang pandai hanya bersikap
pasif. Untuk itu, perlu pengawasan dari guru dalam pelaksanaan pembelajaran
kooperatif ini agar dapat berjalan secara efektif. Salah satu model pembelajaran
(CIRC).
17
Rusman, Model-model Pembelajaran…, h. 205-
2
16
Sofan Amri, dkk, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam Kelas, (Jakarta:
Prestasi Pustakaraya,2010), cet. 1, h. 67
17
Rusman, Model-model Pembelajaran…, h. 205-
2
salah satu model pembelajaran kooperatif yang di peruntukkan bagi siswa sekolah
Integrated Reading and Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas
dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis. CIRC juga merupakan
program sekolah yang mendasarkan pengajarannya pada membaca, menulis dan seni
Salah satu ciri pembelajaran Cooperative adalah kemampuan siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok
memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran koperatif, keberhasilan kelompok
sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai, Ikut bertanggung jawab membantu temannya
yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai dapat
(CRIC) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran cooperative dengan
19
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h.
2
18
Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), (Bandung: Nusa Media,
2010), h. 203.
19
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h.
2
sampai 5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan pemberian kliping pada
siswa, lalu guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran,
kemudian peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis dalam selembar kertas
menitikberatkan pada pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa.
Sehingga dalam pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga standar kompetensi dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
ini baik digunakan manakala guru menginginkan siswa mendalami atau lebih
memahami secara rinci dan detail dari materi yang diajarkan padanya. Sehubungan
dengan itu, Istarani mengungkapkan beberapa kelebihan dari metode pembelajaran ini
21
Istarani, 58Model Pembelajan Inovatif,…. h.
2
Istarani adalah:22
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar dengan
CIRC memiliki kelebihan yang cukup baik untuk diterapkan dalam pembelajaran,
namun bukan berarti CIRC tidak memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang
membuat guru lebih terampil dalam mengatasinya. Peran siswa sangat dominan
metode ini.
untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat
diaplikasikan secara lugas. CIRC terdiri atas tiga unsur penting kegiatan dasar terkait
pengajaran langsung, pelajaran memahami bacaan, seni berbahasa dan menulis terpadu. 24
Semua kegiatan mengikuti siklus reguler yang melibatkan presentasi dari siswa,
latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan dan tes.
24
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h.
2
22
Istarani, 58Model Pembelajan Inovatif,…, h. 113-114.
23
Istarani, 58Model Pembelajan Inovatif, (Medan: Media Persada, 2012), h. 114.
24
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h.
2
maka siswa harus dapat menyampaikan apa yang telah diramalkan. Guru dalam
Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:26
25
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif,…, h. 115
26
Suyitno Amin, Mengadopsi Pembelajaran CIRC Dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa
Menyelesaikan Soal Cerita, (Seminar Nasional F. MIPA UNNES,2005), h. 5.
3
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam proses
pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC. Guru berperan adalah sebagai fasilitator
lahirnya proses kegiatan belajar siswa, meningkatkan kadar proses dan hasil kegiatan
proses belajar siswa. Pemilihan bentuk dan metode pembelajaran disesuaikan dengan
metode CIRC adalah merupakan pembelajaran yang secara nyata mengajarkan siswa
untuk mampu bekerja secara kooperatif atau bekerja sama dalam menyelesaikan
sebuah permasalahan. Hal ini dimaksudkan sebagai pembelajaran awal kepada siswa
agar kelak dalam kehidupan yang sesungguhnya mampu hidup berdampingan dengan
orang lain di atas beberapa perbedaan sehingga mampu menyikapi dengan positif
perbedaan tersebut.
27
Tukiran Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 113
3
dengan efektif dan efisien, akan secara otomatis mempengaruhi hasil belajar siswa dan
khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada MIN 1 Kota Banda Aceh.
dalam CIRC adalah meliputi: (1) kegiatan-kegiatan dasar terkait (2) pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan dan seni berbahasa dan menulis terpadu.
Dalam semua kegiatan ini siswa bekerja dalam tim-tim yang heterogen. Semua
kegiatan mengikuti siklus reguler yang melibatkan prestasi dari guru, latihan tim,
kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku atau bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa.
Jadi dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran CIRC ini,
pelajaran agar siswa dapat belajar dalam suasana yang lebih menarik dan
28
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 205
29
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif,…, h. 115
3
C. Hasil Belajar
belajar mengajar, dan hasil belajar.30 Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan
tingkah laku itu merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas yang menyangkut kepada bidang kognitif, afektif dan
sama mengenai hasil belajar bahwa “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang telah dimiliki oleh
sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Pada hakikatnya, hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Hasil
belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh.32 Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2012), h. 2
31
Agus Suprijono.Cooperatif Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h. 34
32
Rosma Hartiny, Model Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Teras, 2010), h. 33
3
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar, dan hasil belajar ditentukan
berdasarkan kemampuan peserta didik. Suatu proses yang dilakukan dengan usaha
dan sengaja untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
itu sendiri merupakan hasil belajar. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu
perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing
kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,
antara lain
34
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar..., h.
3
33
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), cet. 6, h. 38-39
34
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar..., h.
3
bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil
mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar”.36 Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
menjelaskan bahwa berdasarkan tujuan dan ruang lingkungannya, tes prestasi belajar
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya
serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua
bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan taraf atau tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah.
c. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar
siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.37
tujuan pembelajaran, guru perlu mengadakan tes pada setiap menyajikan suatu bahasan
kepada siswa, baik itu tes formatif atau tes sumatif maupun tes subsumatif. Dengan
pelaksanaan evaluasi ini, maka akan diperoleh data tentang prestasi belajar yang telah
dicapai, dalam hal ini prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar
yang merupakan suatu proses untuk memperoleh prestasi belajar atau hasil belajar siswa.
35
Winarno Surakhmad, Interaksi Bealajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980), h. 25.
36
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 120
37
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Srategi Belajar…, h. 120-
3
peningkatan hasil belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar guru harus lebih
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru sehingga apa saja yang sedang
atau yang telah dibelajarkan siswa dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup
akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya
Peserta didik akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat,
agar lain kali mendapat hasil yang memuaskan lagi. Memberikan umpan balik kepada
peserta didik dan pendidik dengan tujuan memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan
perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkannya pada situasi belajar
mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliknya.
38
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar..., h. 46-
3
pelajarannya.
c. Bagi sekolah
pendidik tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat menjadi bahan
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai
pedoman bagi sekolah, yang dilakukan sekolah sudah memenuhi standar atau belum.
Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh peserta
didik.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dari dalam diri peserta didik yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. Faktor kemampuan memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap hasil belajar peserta didik. Selain faktor kemampuan
yang dimiliki, menurut Nana Syaodih Sukmadinata terdapat juga faktor-faktor lain,
seperti:39
a. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan yang tertuju pada objek. Untuk mendapatkan hasil
yang baik, maka diperlukan perhatian terhadap pelajaran. Jika peserta didik tidak
tertarik
Rosdakarya, 2005), h. 180. Lihat juga dalam M. Dalyono, Psikologi Pendidikan: Komponen MKDK,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 55-58
3
pelajaran.40 Agar peserta didik dapat memperhatikan pelajaran dengan baik, maka
diperlukan cara penyajian pelajaran yang baik sesuai hobi dan bakat peserta didik.
Perhatian sangat berperan penting bagi peserta didik, dikarenakan dengan adanya
perhatian hasil belajar peserta didik dapat terkontrol dengan baik. Contohnya
perhatian pendidik pada peserta didik di dalam kelas, pendidik melihat nilai dari
peserta didik yang kurang atau yang sudah cukup. Dengan demikian pendidik
b. Minat
mengenang beberapa kegiatan.41 Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil
belajar, apabila pelajaran tersebut diminati oleh peserta didik, maka ia akan belajar
dengan baik. Begitu juga sebaliknya apabila pelajaran ini tidak diminati olehnya.
Apabila hal ini terjadi maka seharusnya pelajaran dihubungkan dengan hal sehari-
hari yang menarik minat peserta didik. Minat peserta didik pada pelajaran yang
disukainya sangat berpengaruh, maka pendidik harus menggunakan alat bantu belajar
c. Motivasi
pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan
40
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, h.
38
3
juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri, umumnya karena kesadaran
akan pentingnya sesuatu, atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada
kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Sedang motivasi yang berasal dari luar
Dalam proses belajar perlu diperhatikan apa saja yang dapat mendorong
peserta didik agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berpikir
menunjang hasil belajar. Seorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan
Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah akan malas dan bahkan tidak mau
pembelajaran.
Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik dibagi
menjadi dua macam yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan
sosial adalah lingkungan yang terdiri dari para pendidik, staf administrasi, teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat dan hasil belajar peserta didik. Para
pendidik yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca, berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
42
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, h.
39
4
kegiatan belajar.43
42
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, h.
40
4
tempat tinggal peserta didik tersebut. Kondisi masyarakat yang kurang mendukung
tidak, mereka tersebut akan menemukan kesulitan ketika menemukan pelajaran yang
sulit yang belum tentu bisa dikerjakan sendiri. Faktor yang lebih banyak
mempengaruhi adalah faktor orang tua dan peserta didik itu sendiri. Maka orang tua
yang mudah, namun pada kenyataannya hasil yang dicapai oleh siswa belum
hasil belajar siswa yang rendah dengan ditandai perolehan skor nilai di bawah KKM
yang telah ditentukan oleh sekolah. Hal ini disebabkan karena cara mengajar dari
guru yang bersifat teacher centre atau pengajaran yang bersifat pada guru. Siswa
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna menjawab
lebih
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, h.
4
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, h.
4
learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis yaitu sebuah komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca
dan menulis untuk sekolah tingkat dasar salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah
(MI). Model ini sangat cocok diterapkan pada siswa, karena model ini didukung agar
dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan serta kondisi yang nyaman dan
menyenangkan. Namun, CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran
bahasa tetapi juga pada pelajaran eksak seperti pelajaran matematika dan pelajaran
lainnya.
pembelajaran yang secara nyata mengajarkan siswa untuk mampu bekerja secara
kooperatif atau bekerja sama dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Hal ini
dimaksudkan sebagai pembelajaran awal kepada siswa agar kelak dalam kehidupan
yang sesungguhnya mampu hidup berdampingan dengan orang lain di atas beberapa
dengan efektif dan efisien, akan secara otomatis mempengaruhi hasil belajar siswa
dan tentunya tercapainya tujuan-tujuan dari kegiatan pembelajaran, dalam hal ini
khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia pada MIN 1 Kota Banda Aceh.
dalam CIRC adalah meliputi: (1) kegiatan-kegiatan dasar terkait (2) pengajaran
langsung pelajaran memahami bacaan dan seni berbahasa dan menulis terpadu.
4
Dalam semua kegiatan ini siswa bekerja dalam tim-tim yang heterogen. Semua
kegiatan mengikuti siklus reguler yang melibatkan prestasi dari guru, latihan tim,
kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku atau bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa.
Jadi dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan
masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran CIRC ini,
D. Kerangka Berpikir
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
peserta didik sebagai anak didik. Masing-masing peserta didik memiliki tipe atau
gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan peserta didik dalam menangkap materi dan
Banyak peserta didik yang hasil belajarnya tidak sesuai dengan tujuan
memperhatikan gaya belajar peserta didiknya. Maka dari itu seorang pendidik
diharapkan dapat mengenali gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didiknya agar
dalam proses pembelajaran mereka bisa mudah memahami pelajaran yang dijelaskan
oleh pendidik, secara menyenangkan, dan bisa membuat mereka tidak merasa malas
45
Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif,…, h. 115
4
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Kota Banda Aceh saat ini belum
sedangkan hasil belajar peserta didik masih rendah. Dalam penelitian ini peneliti
salah satu model pembelajaran kooperatif yang diperuntukkan bagi siswa sekolah
dasar hingga menengah (2-8). CIRC juga merupakan program sekolah yang
CIRC adalah salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning. Model
CIRC diterapkan dalam kelompok kecil. Para siswa diberikan suatu teks/ bacaan
(cerita atau novel), kemudian siswa latihan membaca atau saling membaca,
memahami ide pokok, saling mengisi dan menulis ikhtisar cerita atau memberikan
tanggapan terhadap isi cerita atau untuk mempersiapkan tugas tertentu dari guru.47
motivasi, partisipasi, dan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik juga bisa
dilakukan dan hasil tindakan yang akan diharapkan. Berikut peneliti melukiskan
46
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 203.
47
Robert E. Slavin, Cooperative Learning…, h. 203.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dalam kegiatan penelitian. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.1 Inti dari Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya tindakan untuk
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
3.
38
3
1. Rencana penelitian
kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Adapun
tahap penyusunan tindakan yang penulis lakukan pada penelitian ini adalah:
2
4
b. Menentukan siklus yang akan dilakukan yaitu yang terdiri dari dua siklus;
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
d. Menyusun alat evaluasi atau tes;
e. Membuat lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan oleh guru sesuai dengan materi yang
memberikan tindakan pada siklus pertama peneliti mengadakan post tes untuk
mengetahui sejauh mana hasil tindakan pada siklus pertama dan demikian seterusnya
sampai dengan siklus terakhir. Dalam hal ini peneliti menerapkan metode CIRC
sesuai dengan sintaknya yaitu: yang pertama guru membagikan kelompok, lalu
memberikan wacana yang sesuai dengan topik, kemudian siswa bekerja sama saling
membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/
kliping dan ditulis pada lembar kertas, mempresentasikan hasil kelompok, dan guru
3. Observasi
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku
individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h,
4
4. Refleksi
Refleksi dilakukan secara kolaboratif dengan diskusi guru pelaksana dan observer
tentang proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III yang bertempat di MIN 1 Kota Banda
Aceh. MIN 1 Banda Aceh merupakan Lokasi PPL (Praktik Pelatihan Lapangan) peneliti
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MIN 1 Kota Banda Aceh yang
berjumlah 43 orang, tahun ajaran 2015/2016. Alasan pemilihan kelas tersebut karena
berdasarkan pada; (a) rendahnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan, dan
tulisan, (b) sebagian siswa mengalami kesulitan dan dampak takut dalam
mengungkapkan argumen/pendapat dengan bahasa yang baik dan benar ketika guru
memberi pertanyaan atau meminta siswa untuk tampil di depan kelas, serta siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, (c) rendahnya
C. Instrumen Penelitian
mencari data dalam suatu penelitian. Adapun untuk mempermudah dalam pengumpulan
1. Lembar observasi
list (√ ).
menggunakan metode CIRC. Tes berbentuk tes lisan dengan cara menceritakan
kembali isi cerita yang telah guru ceritakan kepada siswa. Dalam hal ini penulis akan
menceritakan kepada siswa tentang cerita dongeng yaitu Dobi dan bunga-bunganya.
Tanpa mengerti teknik pengumpulan data yang memenuhi standar data yang
1. Observasi
Observasi adalah untuk mengetahui data tentang aktivitas siswa, dan lembar
4
Sugiono, Metodelogi Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 76
4
2. Tes
Tes adalah pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.5 Dalam penelitian ini digunakan satu tes yaitu: tes akhir (post test). Post
test yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah berlangsungnya proses
pembelajaran. Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
diterapkan pembelajaran menggunakan metode CIRC pada pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Keterangan:
x¯ = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah individu skor.6
5
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h.35
6
Jemmy Rumengan, dkk. Statistik Penelitian, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013) h. 51.
4
Keterangan:
x¯ = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah individu skor.7
yaitu dengan menggunakan tingkat ketuntasan belajar secara individu dan klasikal.
Setiap siswa dikatakan tuntas belajar jika jawaban siswa mencapai nilai 70 dan suatu
kelas dikatakan tuntas apabila mencapai nilai KKM secara klasikal 75. Adapun cara
KKM = x 100
7
Jemmy Rumengan, dkk. Statistik Penelitian, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013) h. 51.
8
Ridhwan, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Peninggalan Sejarah Di Kelas V MIN Miruk Aceh Besar”, Skripsi, Banda Aceh: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Uin Ar-Raniry, 2016, h. 46.
BAB IV
Negeri yang ada di Kota Banda Aceh yang terletak di jalan Syiah Kuala No. 9 Kec.
Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Madrasah tersebut pada saat ini di pimpin oleh Bapak
Secara umum jumlah siswa pada MIN I Banda Aceh adalah 1286, yang
terdiri dari 589 laki-laki dan 679 perempuan. Selain itu, guru pada MIN 1 Banda
Aceh berjumlah 58 orang yang terdiri dari 12 orang guru laki-laki dan 46 orang guru
perempuan.1
Kondisi
No Fungsi dan Fasilitas Jumlah
Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah 1 - 1
2 Ruang Dewan Guru 1 - 1
_
1
Sumber Telaah dokumentasi pada bagian Tata Usaha MIN 1 Kota Banda Aceh, pada
tanggal 02 Februari 2017.
45
4
Kondisi
No Fungsi dan Fasilitas Jumlah
Baik Rusak
3 Ruang Tata Usaha 1 - 1
4 Ruang Belajar 31 - 31
5 Perpustakaan 1 - 1
6 Ruang UKS 1 - 1
7 Ruang Serba Guna 1 - 1
8 Kantor TPQ 1 - 1
9 WC 8 - 8
Jumlah 46 - 46
Sumber:Dokumentasi MIN 1 Banda Aceh
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di MIN
1 Banda Aceh sudah memadai dan sudah mencukupi, sehingga mutu dan kualitas
Tenaga pengajar merupakan unsur penting dalam proses belajar mengajar selain
siswa, sarana dan prasarana, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. MIN 1
Banda Aceh memiliki sejumlah tenaga Administrasi dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah Guru/Pegawai
NO Guru Pegawai
L P Jumlah
1 PNS 7 29 36
2 Kontrak - - -
3 Komite 1 - 1
4 Bakti/ Honorer 4 17 21
JUMLAH 12 46 58
Sumber: Dokumen MIN 1Banda Aceh 2016/2017
4
4
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah keseluruhan pengawai dan guru di
MIN 1 Banda Aceh sebanyak 58 orang, guru PNS sebanyak 36 orang dan guru bakti
sebanyak 21 orang. Dari data tersebut, guru mengajar berbagai bidang mata
Dalam upaya menghasilkan siswa yang baik untuk agama dan masyarakat, MIN 1
Banda Aceh sedang berupaya mendidik sebanyak 1286 siswa, yang terdiri dari kelas
1 sampai kelas VI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Jumlah
Kelas Nama kelas Jumlah Akhir
Lk Pr
I Abu Bakar Ash-shiddiq 17 23 39
Umar Bin Khattab 21 19 40
Usman Bin „Affan 21 18 39
Khalid Bin Al-Walid 16 24 40
Ali Bin Abi Thalib 17 24 41
Jumlah 92 107 199
II Al-Firdawsi 19 23 42
Al-Idrisi 19 23 42
Imam An Nawawi 16 24 40
Shalahuddin Al-Ayyubi 17 24 41
IbnuQutaybah 20 22 42
Jumlah 91 116 207
III Al- Jahizh 19 23 42
Mu‟awiyah 18 24 42
Abu Hanifah Al-Nu‟man 18 23 41
Ahmad Bin Hanbal 19 22 41
4
4
Jumlah
Kelas Nama kelas Jumlah Akhir
Lk Pr
Khawarizmi 17 24 41
Jumlah 91 116 207
IV Al-Battani 12 30 42
Ibnu Al-Muqaffa 21 21 42
Ishaq Al-Mawshili 26 16 42
IbnuKhaldun 24 18 42
Jabir Bin Hayyan 22 20 42
Al-Farabi 18 24 42
Jumlah 123 129 252
V Al-Mas‟udi 14 28 42
Ibnu Sina 23 19 42
Al-Bukhari 27 15 42
Al-Syafi‟i 18 25 43
Al-Biruni 16 26 42
Jumlah 98 113 211
VI Al-Wafa Al- Bawzajani 12 30 42
Ibnu Al-Haytsam 18 24 42
Sibawayh 24 18 42
Imam Al-Ghazali 18 24 42
Al-Mutanabbi 22 20 42
Jumlah 94 116 210
Jumlah Total 589 679 1286
Sumber: Dokumentasi MIN 1 Banda Aceh 2016/2017.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa MIN 1 Banda Aceh sekarang ini
memiliki siswa didik sebanyak 1286 orang, yang terdiri dari 589 laki-laki dan 679
perempuan yang tersebar dalam 6 (enam) kelas induk. Siswa-siswa ini nantinya akan
dididik dan dibimbing oleh tenaga pengajar yang ada di MIN 1 Banda Aceh dengan
4
4
harapan dapat melahirkan
4
5
dan menciptakan generasi yang menguasai bidang studi agama dan umum serta
hal tersebut, maka diperlukan media yang relevan dengan substansi berbagai
saling interaksi antara pendidik dan peserta didik. Proses interaksi inilah sebenarnya yang
akan mengantarkan pada pencapaian berbagai kompetensi. Untuk itu, substansi kurikulum
bukan sekedar terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau informasi dan jejeran mata
kuliah, tetapi merupakan kajian secara integratif berbagai persoalan pendidikan dan
sistem pembelajaran dan merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
penting dalam sistem pembelajaran, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran, akan tetapi juga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap peserta didik.3
_
2
Arief Furchan, dkk, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi
Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 5
3
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, cet. 4,
2011), h. 31
5
5
dua dimensi pokok, yaitu vision dan structure. Vision dalam kurikulum adalah hasil
dugaan manusia meletakkan dunia dalam konsep nyata. Sedangkan Stucture dalam
sentral dalam keseluruhan proses pembelajaran, demikian juga dengan MIN 1 Banda
Aceh. MIN 1 Banda Aceh sebagai salah satu lembaga pendidikan madrasah didirikan
untuk membimbing siswa agar berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
serta sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Ini berarti titik sentral kurikulum
adalah siswa itu sendiri. Perkembangan siswa hanya akan berkembang apabila siswa
memperoleh pengalaman belajar melalui semua kegiatan yang disajikan. Karena itu,
Kurikulum yang digunakan di MIN 1 Banda Aceh khususnya kelas III Ahmad bin
tahun 2006 tentang Standar Isi, Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
_
5
5
4
Arief Furchan, dkk, Pengembangan Kurikulum Berbasis..., h. 6.
5
5
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Panduan Penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang dikeluarkan oleh BSNP tahun 2006, serta Surat Edaran Dirjen Pendidikan
pihak madrasah bersama komite madrasah, nara sumber, para guru dan pihak-pihak
dengan kondisi daerah dan madrasah serta aktualisasi kemampuan profesional guru
dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum pada MIN 1 Banda
b. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan
_
5
Hasil telaah Dokumentasi yang dilakukan pada MIN 1 Banda Aceh serta wawancara tidak
terarah dengan Kepala Sekolah dan Guru MIN 1 Banda Aceh, pada tanggal 6 Februari 2017
5
5
hidup sehat.6
Penelitian ini dilakukan pada kelas III Ahmad bin Hanbal dengan subjek
penelitian 41 siswa dan penelitian ini berlangsung selama 2 siklus yang dilaksanakan
selama 2 Minggu yaitu dari tanggal 2 s/d 9 Februari 2017. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah tes akhir/ post tes (tes yang diberikan sesudah mengajar
tentang materi Dongeng “Dobi dan Bunga-Bunganya). Pemberian tes akhir bertujuan
serta untuk melihat tingkat ketuntasan belajar setelah materi diajarkan. Hasil
1. Siklus I
a. Perencanaan
sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan, dan Lembar Kerja Siswa (LKS),
serta soal post-test, kemudian dengan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
b. Pelaksanaan
_
6
Ibid
5
5
Kegiatan pembelajaran pada siklus ini dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu
kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup) sesuai dengan RPP.
Pembelajaran ini diikuti oleh siswa kelas III Ahmad bin Hanbal MIN 1 Banda Aceh,
yang berjumlah 41 orang siswa. Peneliti sebagai pemberi tindakan dan dibantu oleh teman
sejawat dan seorang Guru Kelas yang bertindak sebagai pengamat selama proses
Composition.
Pada kegiatan awal, peneliti memastikan semua siswa dalam keadaan siap untuk
belajar dan memastikan semua siswa sudah berada di kelas. Kemudian peneliti memberikan
apersepsi (menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang diajarkan) secara
keseluruhan kepada siswa yaitu berupa pertanyaan “buku cerita apa saja yang pernah
dibaca?, menyampaikan materi yang akan dibahas dan tujuan yang akan dicapai.
kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 orang. Artinya dalam kelompok
ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/ bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa.
Pada kegiatan ini guru membagikan wacana (Dobi dan Bunga-bunganya). Secara
5
5
secara bersama-sama;
nama tempat berdasarkan cerita Dobi dan Bunga-bunga pada lembar LKS
Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan penutup. Pada kegiatan ini, guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan kemudian guru
memberi penguatan terhadap kesimpulan siswa. Setelah itu guru memberikan soal
post- test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah belajar dengan
Pada kegiatan ini siswa mengerjakan tugas dengan baik. Selanjutnya guru memberikan
nasihat serta pesan moral kepada siswa dan diakhiri dengan salam penutup.
c. Observasi
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dipaparkan berdasarkan
pengamatan observer.
1) Aktivitas guru
5
5
lembar observasi yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu guru bidang studi
Bahasa
5
5
Indonesia. Analisis terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran merupakan salah satu
unsur yang paling penting dalam menentukan efektivitas suatu pelajaran. Berikut
adalah hasil observasi aktivitas guru pada kelas III Ahmad bin Hanbal MIN 1 Banda
Aceh.
Keterangan:
1) Sangat Kurang (0 - 1,5)
2) Kurang (1,6 - 2,50)
3) Cukup (2,6 – 3,50)
4) Baik (3,60 -4, 50)
5) Sangat Baik (4,60 – 5)
5
6
Berdasarkan hasil pengamatan di atas pada setiap aspek yang diamati dalam
nilai rata-rata yang diperoleh adalah 4,09 dalam kategori baik. Ini jelas terlihat
2) Aktivitas siswa
lembar observasi yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat
peneliti. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai Kategori
No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5
1 Mendengarkan yang disampaikan √
oleh guru
2 Menyimak materi pelajaran √
3 Mengajukan pertanyaan jika tidak √
mengerti
4 Menjawab pertanyaan yang diajukan √
oleh guru
5 Keterampilan bertanya √
6 Duduk bersama kelompok √
7 Membaca cerita √
8 Berdiskusi bersama kelompok √
9 Mempresentasikan/membacakan hasil √
kelompok
10 Mengerjakan soal yang diberikan guru √
Jumlah 33
Nilai Rata-Rata 3,3
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I RPP pada kegiatan awal hingga akhir
memperoleh skor yaitu sebanyak 33 dan nilai rata-rata 3,3 dengan kategori cukup.
6
6
jumlah 3 soal dan diikuti oleh 41 orang siswa dengan tujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Adapun KKM yang ditetapkan di MIN 1 Kota Banda Aceh adalah 70.
Bahasa Indonesia diketahui dengan menganalisis hasil post tes yang diberikan
kepada siswa setelah diterapkan metode CIRC. Untuk melihat persentase ketuntasan
belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
6
6
6
6
Dari tabel di atas, nilai yang tidak tuntas untuk siswa yang jumlah orang
= 56,09%
Berdasarkan analisis data di atas, jelas bahwa masih ada siswa yang kurang
memahami dengan baik mengenai materi tentang Dongeng Dobi dan Bunga-
bunganya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang masih rendah yaitu sebesar
Rata-Rata hasil belajar yang diperoleh siswa belum memenuhi KKM yang
ditentukan yaitu 70. Oleh karena itu persentase ketuntasan belajar siswa masih
berada di bawah KKM yang ditetapkan. Jadi, hasil belajar siswa pada pembelajaran
untuk siklus I ini belum tuntas dan harus dilakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk menganalisa semua tahapan pada setiap siklus
1) Aktivitas Guru
Aktifitas guru dalam proses belajar mengajar dengan metode CIRC pada siklus
I adalah 4,09% termasuk kategori baik. Namun, pada kemampuan guru pada aspek-
6
6
aspek
6
6
dengan berbagai cara masih dalam katagori cukup dan masih perlu dilakukan
perbaikan. Namun yang paling menonjol dalam kegiatan inti adalah pada aspek
kemampuan guru dalam mengelola waktu dengan baik. Hal ini disebabkan karena
siswa masih bingung dengan penerapan CIRC dan ini harus dilakukan perbaikan pada
siklus selanjutnya.
2) Aktivitas Siswa
kategori baik sekalipun masih banyak yang belum tuntas. Aktivitas siswa yang telah
menggunakan tanda baca yang tepat dan benar, serta menerima dan mendengar
penguatan materi dari peneliti termasuk juga pesan moral. Keadaan tersebut
membuktikan bahwa tingkat aktivitas siswa dalam penggunaan metode CIRC pada
kegiatan inti, yaitu saat proses belajar mengajar berlangsung siswa terlalu
bersemangat membuat suasana menjadi ramai dan ribut. Karena hal tersebut banyak
siswa mulai tidak bekerjasama dengan siswa lain, sehingga proses belajar mengajar
yang dilaksanakan belum sempurna. Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi dan
6
6
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Persentase ketuntasan belajar siswa masih
berada di bawah KKM yang telah ditetapkan pihak sekolah, maka hasil belajar siswa
Perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus berikutnya, sehingga
hasil belajar siswa baik dan mencapai target atau indikator pembelajaran. Oleh
karena itu peneliti harus melakukan siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kompetensi Dasar (KD) untuk menyusun indikator, membuat RPP dengan materi
“Anak Pengembala dan Serigala” dan lembar kerja siswa. Membuat instrumen
penilaian berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung serta soal tes siklus II berbentuk essay sebanyak 3 soal.
Sama halnya dengan siklus I, pada tahap ini peneliti mempersiapkan beberapa
hal yang diperlukan. Perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki kelemahan pada
siklus I yang berdasarkan pada refleksi dari observer, menyusun instrumen yang
digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas yaitu RPP, LKS, lembar observasi
kemampuan guru, lembar observasi aktivitas siswa dan tes akhir siswa.
6
6
b. Pelaksanaan
dengan pengalaman siswa, yaitu menanyakan tentang buku cerita apa saja yang
Kegiatan inti terdiri dari: 1) Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau
5 orang siswa terdiri dari laki-laki dan perempuan; 2) Guru membagikan wacana atau
kliping (Anak Pengembala dan Srigala); 3) Siswa mengamati wacana yang diberikan
guru;
4) Siswa mengemukakan pendapatnya dari wacana yang diamati, siswa diberi kesempatan
untuk bertanya dari wacana yang mereka amati; 5) Guru memberi kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari temannya; 6) Guru menjawab pertanyaan
siswa dan menjelaskan kembali dari jawaban siswa agar siswa tidak keliru; 7) Guru
menjelaskan materi Anak Pengembala dan Srigala yang akan dipelajari; 8) Siswa
Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan menjelaskan cara kerjanya; 10)
Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan instruksi guru; 11) Siswa bekerja sama dengan
menuliskan amanat yang dapat diambil dari cerita Dongeng Anak Pengembala dan
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari pembahasan mengenai tentang materi
6
6
Dongeng Anak Pengembala dan Srigala yang belum mereka mengerti.
6
7
menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan guru membimbing siswa untuk
terhadap kesimpulan siswa. Setelah itu guru memberikan soal post-test untuk
CIRC serta memberikan pesan moral kepada siswa dan diakhiri dengan salam
penutup. Pada kegiatan ini siswa mengerjakan tugas dengan baik, dan hasilnya pun
c. Observasi
guru dan siswa diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran sudah ada perbaikan
aktivitas guru dan siswa pada siklus II dipaparkan berikut berdasarkan pengamatan
observer.
1) Aktivitas Guru
lembar observasi yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu guru bidang studi
Bahasa Indonesia. Hasil observasi aktivitas guru pada kelas III Ahmad bin Hanbal
7
7
Mengkondisikan kelas dan menanyakan
1.
kabar siswa √
7
7
Nilai
No. Aspek yang Diamati Kategori
1 2 3 4 5
Apersepsi: mengajukan pertanyaan
2. dengan mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa √
3. Menyampaikan materi √
4. Penguasaan materi √
Memberi kesempatan kepada siswa
5. untuk bertanya dan menjawab pertanyan √
dari temennya
6. Membagikan kelompok √
Membagikan wacana/kliping sesuai
7. √
dengan topik pembelajaran
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
8. √
untuk berdiskusi bersama kelompoknya
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
9. mempresentasikan atau membacakan hasil √
kesimpulan kelompoknya
Guru dan siswa bersama-sama
10. √
menyimpulkan hasil pembelajaran
11. Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 53
Nilai Rata-Rata 4,81
Keterangan:
a) Sangat Kurang (0 - 1,5)
7
7
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel di atas setiap aspek yang diamati
sangat baik, dengan nilai rata-rata 4,81 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata 4,09,
dengan menggunakan penerapan CIRC pada materi Dongeng “Anak Pengembala dan
Serigala” terlihat aktif dan kreatif sesuai dengan langkah-langkah yang ada di RPP.
Pada siklus II ini terlihat adanya perubahan yang semakin meningkat pada
aktivitas guru mengajar. Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk aspek
kemampuan guru dalam mengajar seperti kemampuan guru menjelaskan materi pokok
yang akan dipelajari, kemampuan guru dalam menyimpulkan serta penguatan yang
berkaitan dengan materi, kemampuan guru menutup pelajaran serta penerapan metode
CIRC dalam proses pembelajaran secara keseluruhan sudah memperoleh nilai dengan
katagori baik sekali. Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru dalam menerapkan metode
CIRC sudah sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP yang disusun.
Selain itu terdapat beberapa aspek seperti kemampuan guru saat mengaitkan
guru dalam mengamati dan membimbing siswa dalam menyelesaikan soal kelompok,
berbagai cara, kemampuan guru dalam memimpin diskusi kelas, kemampuan guru
kemampuan guru dalam mendorong siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
7
7
katagori sangat baik. Hal ini dikarenakan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun, mulai dari kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup semua dilakukan secara terencana dan dengan
soal tes yang berjumlah 3 soal dan diikuti oleh 41 siswa untuk melihat hasil belajar
siswa.
2) Aktivitas siswa
lembar observasi yang dilakukan oleh satu orang pengamat yaitu teman sejawat
peneliti. Untuk hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
7
7
Nilai Rata-Rata 4,4
7
7
Keterangan:
a) Sangat Kurang (0 - 1,5)
b) Kurang (1,6 - 2,50)
c) Cukup (2,6 – 3,50)
d) Baik (3,60 -4, 50)
e) Sangat Baik (4,60 – 5)
pada kegiatan awal hingga akhir memperoleh skor yaitu sebanyak 44 dan jumlah
Pada siklus II ini terlihat adanya perubahan yang semakin meningkat pada
aktivitas siswa dalam belajar seperti mendengar penguatan guru, menjawab salam
untuk aspek siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa mengerjakan LKS, siswa
mengerjakan soal post-test dan suasana kelas dengan diterapkan metode CIRC dalam
dengan metode CIRC sudah dikatagorikan baik sesuai dengan kaidah-kaidah yang
diberikan oleh guru dengan jumlah 3 soal dan diikuti oleh 41.
Hasil analisa belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
7
7
7
7
Dari tabel di atas, nilai yang tidak tuntas untuk siswa yang jumlah 6 orang
= 85,36 %
Berdasarkan analisis data di atas, jelas bahwa siswa sudah mampu memahami
materi tentang Dongeng “Anak Pengembala dan Srigala”. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata siswa yaitu sebesar 79,75, dan siswa yang tuntas sudah mencapai sebesar
85,36%, sedangkan yang tidak tuntas sebesar 14,63 %, dan ini sudah mencapai KKM
yang ada di sekolah MIN 1 Banda Aceh. Sehingga kegiatan belajar mengajar dengan
menerapkan CIRC dapat dikategorikan berhasil.
d. Refleksi
1) Aktivitas Guru
CIRC pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 4,81 termasuk kategori sangat baik dan
7
7
2) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang telah berhasil yaitu siswa menerima LKS dan bahan
yang diperlukan dalam proses belajaran mengajar, siswa mampu menjawab soal-soal
post test berdasarkan materi Dongeng “Anak Pengembala dan Serigala” pada siklus
II sesuai intruksi guru, mendengar penguatan dari guru dan mendengar pesan moral.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II di atas dapat diketahui
bahwa siswa sudah mampu memahami materi tentang Dongeng “Anak Pengembala dan
Srigala”. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yaitu sebesar 79,75, dan siswa yang
tuntas sudah mencapai sebesar 85,36%, sedangkan yang tidak tuntas sebesar 14,63 %,
dan ini sudah mencapai KKM yang ada di sekolah MIN 1 Banda Aceh. Sehingga
Adapun keberhasilan yang telah dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut:
dalam penelitian ini. kemampuan tentang hasil belajar siswa meningkat dengan
cepat, disebabkan dari kemauan dan keinginan siswa belajar dengan menggunakan
7
8
dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas, baik dari segi
diadakan tes dengan seperangkat soal. Sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan
belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan
anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui hasil belajar
siswa. Berikut ini penulis akan membahas tentang hasil belajar siswa dan analisis
data terhadap aktivitas guru dan siswa terhadap penggunaan metode CIRC pada
materi Dongeng “Dobi dan Bunga-bunganya” dan “Anak Pengembala dan Serigala”.
1. Aktivitas Guru
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis tidak hanya bekerja
sendiri, akan tetapi adanya guru pengamat untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
selama proses belajar mengajar. Dari hasil analisis aktivitas guru selama dua siklus
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas guru yang
di peroleh pada siklus I sebesar 4,09 termasuk kategori baik, sedangkan siklus II
sebesar 4,81 termasuk kategori sangat baik. Data tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas guru dalam penerapan metode CIRC pada siklus I termasuk kategori baik
dan siklus II termasuk kategori sangat baik. Aktivitas guru dalam melaksanakan
penerapan metode CIRC pada kegiatan awal, inti, dan akhir sudah terlaksana sesuai
dengan rencana yang disusun pada RPP dan mencerminkan penerapan metode CIRC.
8
8
selama dua siklus adalah siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,3 termasuk
kategori cukup, siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,4 termasuk kategori baik,
Berdasarkan hasil analisis data terlihat adanya peningkatan pada aktivitas siswa
Salah satu pembelajaran bermakna adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dan
kreatif dalam mengembangkan daya imajinasinya untuk berpikir. Hal ini sesuai
dengan sesuai dengan metode CIRC yang melibatkan siswa aktif dalam proses
terhadap satu kelas. Di mana penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat hasil
belajar siswa dalam mempelajari Dongeng dengan menggunakan metode CIRC. Uji
Berdasarkan data yang terkumpulkan dan hasil analisis yang diperoleh dari
soal pos test pada tabel 4.9 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dengan nilai rata-rata post-test adalah 79,75. Dan ketuntasan siswa dalam belajar
telah mencapai 85,36%. Sesuai dengan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik
mencapai tujuan
8
8
pembelajaran minimal 70 dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas
8
8
sekurang- kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
dikatakan berhasil, karena secara keseluruhan dari jumlah siswa sudah mampu
Dongeng. Walaupun penulis telah mengatakan bahwa penerapan metode CIRC dapat
kekurangan seperti membutuhkan waktu yang lama, terjadi suasana kelas yang
kurang aman di saat mereka menemukan dan menemukan informasi sesama teman.
untuk menerima penjelasan dari teman, saling menghargai dan bekerja sama
Di samping itu, untuk keberhasilan penelitian dengan penerapan metode CIRC ini
penulis merasa perlu melakukan semacam perbaikan pada siklus pertama atau
kegiatan mengulang pada siklus kedua, di mana masih terdapat beberapa kekurangan
baik itu dari kemampuan siswa menguasai materi dongeng ataupun cara guru dalam
telah berjalan dengan baik dan adanya peningkatan dari setiap aspek pembelajaran.
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
CIRC terhadap aktivitas belajar guru, aktivitas belajar siswa dan ketuntasan belajar
siswa pada materi dongeng “Dobi dan Bunga-bunganya” dan “Anak Pengembala
MIN 1 Banda Aceh) pada aktivitas guru yang berlangsung pada siklus I dan
metode CIRC pada materi dongeng “Dobi dan Bunga-bunganya” dan “Anak
Pengembala dan Serigala” di kelas III Ahmad Bin Hanbal menunjukkan aktivitas
guru yang lebih baik, dimana terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II.
2. Berdasarkan pengamatan pada aktivitas siswa yang berlangsung pada siklus I dan
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Oleh karena itu penerapan metode CIRC
3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode CIRC pada
Serigala” di kelas III Ahmad Bin Hanbal MIN 1 Banda Aceh. Hal ini dapat
dibuktikan dengan pencapaian hasil belajar siswa pada siklu I dengan skor rata-
7
75
rata 59,51 sedangkan siklus II dengan skor rata-rata 79,75 dan telah mencapai
B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
pada materi dongeng maka dianjurkan kepada guru untuk mencoba menerapkan
metode CIRC pada materi dongeng atau materi lain yang sesuai dengan metode
memperhatikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai serta kesesuaian materi
waktu lebih lama, oleh karena itu kepada guru yang menerapkan metode CIRC
4. Diharapkan kepada siswa untuk dapat mengikuti pelajaran dengan serius penuh
7
DAFTAR KEPUSTAKAAN
7
Ridhwan. 2016. “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Peninggalan Sejarah Di Kelas V MIN Miruk Aceh
Besar”, Skripsi, Banda Aceh: FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry
Rumengan, Jemmy, dkk. 2013. Statistik Penelitian, Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Pengembangan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta, 2008.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik), Bandung:
Nusa Media,
Soedjadi. 2001. Kiat Pendidikan Bahasa Indonesia di Indonesia, (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Rosdakarya,
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sumantri, Mulyani, dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dirjen Dikti Depdikbud
Suprijono, Agus. 2010.Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Surakhmad, Winarno. 1980. Interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Jemmars
Taniredja, Tukiran, dkk. 2013, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,
Bandung: Alfabeta,
Tim Penyusun Depdikbud, 2006. KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD,
Jakarta: Balai Pustaka.
Trianto. 2011. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Pustaka Pelajar
7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Waktu :2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
MEMBACA
Memahami teks dengan membaca intensif, dan membaca dongeng
B. Kompetensi Dasar
Menceritakan isi dongeng yang dibaca
C. Indikator
Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
Menyimpulkan cerita yang telah dibaca
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu
menceritakan isi dongeng yang dibaca
E. Materi Pembelajaran
Dongeng (Dobi dan Bunga-Bunga)
F. Metode Pembelajaran
Model : cooperative learning tipe CIRC
Pendekatan : Scientific
- Mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengkomunikasikan
Metode - Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, presentasi
H. Alat dan
sumber
Alat :
- Spidol
- Papan tulis
- Buku cetak Bahasa Indonesia
- Buku cerita
- LKS
Sumber :
I. Penilaian
Tulisan, Proses.
Nurbismi, S.Pd.I
Nip.196604151999052002
Soal Post Test
1. Tulislah nama-nama tokoh yang ada di dalam cerita Dobi dan Bunga-
bunganya!
2. Apa yang dapat diambil pelajaran dari cerita Dobi dan bunga-bunganya?
Tuliskan dengan menggunakan karta-katamu sendiri!
3. Buatlah kesimpulan cerita yang sudah kamu baca!
LEMBAR KERJA SISWA
LKS
Intruksi!
Nama kelompok :
kel1nci
yang patUh dan raJin. o,a seJalu
............ ay,lh dan lbunya.
ruttnnya ada'8h menytra
3
..Wah. asy,k.tap~ aku narueminta lzin pat:ta orungtuaku ." kala Dobi
..va~ sudahkami tunggu di sinl. ya,"' kata Bambam .
tur't'la
9
0
~ftu, aku pulang duluan. deh Aku sudeh bel')anfl pada lbuku untuk
~ktiermaln $8mpalsoreLaglpula, aku harus menytram bunga-bunga d1
10J1911r mareka tidak k•• kata Dobt
Pertemuan Ke I
A. Petunjuk
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu di
bawah ini:
1 = Tidak Baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek yang Diamati Kategori
1 2 3 4 5
1. Mengkondisikan kelas dan
menanyakan kabar siswa
2. Apersepsi: mengajukan pertanyaan
dengan mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa
3. Menyampaikan materi
4. Penguasaan materi
5. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan menjawab
pertanyan dari temennya
6. Membagikan kelompok
7. Membagikan wacana/kliping sesuai
dengan topik pembelajaran
8. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi bersama
kelompoknya
9. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan atau
membacakan hasil kesimpulan
kelompoknya
10. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan hasil pembelajaran
11. Guru memberikan evaluasi
Jumlah
Nurbismi, S.Pd.I
Nip.196604151999052002
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Pertemuan ke I
A. Petunjuk
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu di
bawah ini:
1 = Tidak Baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek yang Diamati Kategori
1 2 3 4 5
1. Mendengarkan yang disampaikan oleh
guru
2. Menyimak materi pelajaran
3. Mengajukan pertanyaan jika tidak
mengerti
4. Menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
5. Keterampilan bertanya
6. Duduk bersama kelompok
7. Membaca cerita
8. Berdiskusi bersama kelompok
9. Mempresentasikan /membacakan hasil
kelompok
10. Mengerjakan soal yang diberikan guru
Jumlah
Fani Ariani
NIM. 201223433
Jawaban Soal Post Test
2. Pelajaran yang dapat diambil dari cerita adalah dobi seekor kelinci yang
sangat patuh pada ibunya. Dia juga seekor kelinci yang bertanggung jawab
atas tugas-tugas yang diberikan oleh ibunya. Dobi tidak pernah melalaikan
waktunya meskipun Dobi sibuk bermain.
Dobi adalah seekor kelinci yang patuh dan rajin. Dia selalu membantu ayah
dan ibunya. Tugas yang di kerjakan Dobi adalah menyiram bunga. Dobi juga
sering membantu ibunya menanam bunga. Walaupun Dobi ingin bermain
bersama teman-temannya, dia tidak pernah lupa meminta izin kepada orang
tuanya dan selalu pulang tepat waktu.
Rubrik penilaian
Dua kesalahan 3
Tiga kesalahan 2
1
Lebih dari 3 kesalahan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Waktu :2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
MEMBACA
Memahami teks dengan membaca intensif, dan membaca dongeng
B. Kompetensi Dasar
Menceritakan isi dongeng yang dibaca
C. Indikator
Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
Menyimpulkan cerita yang telah dibaca
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu
menceritakan isi dongeng yang dibaca
E. Materi Pembelajaran
Dongeng (Anak Pengembala dan Srigala)
F. Metode Pembelajaran
Model : cooperative learning tipe CIRC
Pendekatan : Scientific
- Mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengkomunikasikan
Metode - Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, presentasi
H. Alat dan
sumber
Alat :
- Spidol
- Papan tulis
- Buku cetak Bahasa Indonesia
- Buku cerita
- LKS
Sumber :
Nurbismi, S.Pd.I
Nip.196604151999052002
Soal Post Test
benar!
Intruksi!
Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir
apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan
memikirkan berbagai macam rencana.
bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus
berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang
membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-
pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk
membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor
serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-
kerasnya, "Serigala, serigala!"
Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-
cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut
untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang
tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, "Serigala! serigala!",
kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya
menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.
Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang
dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak,
"Serigala! serigala!" Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya
berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. "Dia tidak akan bisa menipu kita
lagi," kata mereka.
Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang
digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Pertemuan Ke I
A. Petunjuk
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu di
bawah ini:
1 = Tidak Baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek yang Diamati Kategori
1 2 3 4 5
1. Mengkondisikan kelas dan
menanyakan kabar siswa
2. Apersepsi: mengajukan pertanyaan
dengan mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa
3. Menyampaikan materi
4. Penguasaan materi
5. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan menjawab
pertanyan dari temennya
6. Membagikan kelompok
7. Membagikan wacana/kliping sesuai
dengan topik pembelajaran
8. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi bersama
kelompoknya
9. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan atau
membacakan hasil kesimpulan
kelompoknya
10. Guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan hasil pembelajaran
11. Guru memberikan evaluasi
Jumlah
Nurbismi, S.Pd.I
Nip.196604151999052002
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Pertemuan ke I
A. Petunjuk
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai menurut pilihan Bapak/Ibu di
bawah ini:
1 = Tidak Baik
2 = Kurang baik
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat Baik
B. Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek yang Diamati Kategori
1 2 3 4 5
1. Mendengarkan yang disampaikan oleh
guru
2. Menyimak materi pelajaran
3. Mengajukan pertanyaan jika tidak
mengerti
4. Menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru
5. Keterampilan bertanya
6. Duduk bersama kelompok
7. Membaca cerita
8. Berdiskusi bersama kelompok
9. Mempresentasikan /membacakan hasil
kelompok
10. Mengerjakan soal yang diberikan guru
Jumlah
Fani Ariani
NIM. 201223433
Rubrik
penilaian
Tidak sesuai 1
3 Mengapa Karena anak pengembala Sangat sesuai 5
masyarakat tidak itu sering berbohong
percaya ketika kapada masyarakat, Sesuai 4
anak pengembala sehingga membuat
berteriak minta masyarakat tidak percaya Kurang sesuai 3
tolong bahwa lagi kepada anak
serigala sedang pengembala tersebut. Sangat tidak sesuai 2
memakan domba
gembalaannya? Tidak sesuai 1
10 kata 5
8 kata 4
6 kata 3
4 kata 2
Zahratul Islami
NIM. 201223435