KSJ Winda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KONSEP KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa


Dosen Pengampu : Lailatul Fadilah, S. Kep, Ners, M. Kep

Winda Maulida
P27901121095

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
2023
A. Konsep Kesehatan Jiwa
1. Definisi Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa bagi manusia berarti terwujudnya keharmonisan fungsi
jiwa dan sanggup menghadapi problem, merasa bahagia dan mampu diri.
Orang yang sehat jiwa berarti mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Manusia terdiri
dari bio, psiko, sosial, dan spiritual yang saling berinteraksi satu dengan yang
lain dan saling mempengaruhi.
Sehat (health) adalah konsep yang tidak mudah diartikan sekalipun
dapat kita rasakan dan diamati keadaannya. Orang ‘gemuk’ dianggap sehat dan
orang yang mempunyai keluhan dianggap tidak sehat. Faktor subjektifitas dan
kultural mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep
sehat. World Health Organization (WHO) merumuskan sehat dalam arti kata
yang luas, yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat.
2. Kriteria Kesehatan Jiwa
Ada berbagai pendapat tentang jiwa yang sehat, yaitu karena tidak sakit, tidak
jatuh sakit akibat stressor, sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungan, dan mampu tumbuh berkembang secara positif (Notosoedirjo dan
Latipun, 2005).
a. Sehat jiwa karena tidak mengalami gangguan jiwa
b. Sehat jiwa jika tidak sakit akibat adanya stressor
c. Sehat jiwa jika sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungan
d. Sehat jiwa karena tumbuh dan berkembang secara positif

Seseorang yang sehat mental menurut WHO mempunyai ciri sebagai


berikut:

a. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan


b. Memperoleh kepuasan dari usahanya
c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima
d. Saling tolong menolong dan saling memuaskan
e. Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang
f. Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan
konstruktif
g. Mempunyai kasih saying

Kriteria Sehat Jiwa menurut M. Jahoda:

a. Sikap positif terhadap diri Menerima diri apa adanya, sadar diri,
obyektif, dan merasa berarti.
b. Tumbuh, kembang dan aktualisasi berfungsi optimal dan adaptif
c. Integrasi Keseimbangan antara ekspresi dan represi, ego yang kuat
(Stress dan koping) dan mampu menyeimbangkan konflik dan
dorongan.
d. Otonomi Tergantung dan mandiri seimbang, tanggung jawab terhadap
diri sendiri, menghargai otonomi oranglain, persepsi reality, mau
berubah sesuai dengan pengetahuan baru, empati dan menghargai
sikap dan perasaan orang lain.
e. Environment Mastery Mampu untuk sukses, adaptif terhadap
lingkungan, dan dapat mengatasi kesepian, agresi dan frustasi.

Abraham Maslow mengkriteriakan seseorang yang sehat jiwa memiliki


persepsi yang akurat terhadap realitas, serta menerima diri sendiri, oranglain,
dan lingkungan. Secara lengkap Kriteria sehat jiwa menurut Maslow sebagai
berikut:

a. Adequate feeling of security


b. Adequate self-evaluation
c. Adequate spontanity and emotionality
d. Efficient contact with reality
e. Adequate bodily desire and ability to gratify them
f. Adequate self-knowledge
g. Integration and concistency of personality
h. Adequate life goal
i. Ability to learn from experience
j. Ability to satisfaction the requirements of the group
k. Adequate emancipation from the group or culture
3. Cara Meningkatkan Kesehatan Jiwa
a. Asertif Jujur
b. Solitude Introspeksi diri, merenung untuk berpikir dan mengoreksi diri.
c. Kesehatan fisik umum
Menjaga kesehatan fisik dengan olahraga, nutrisi yang sehat dan
periksa kesehatan rutin.
d. Mekanisme Koping
Melatih mekanisme koping yang positif (adaptif/konstruktif) dan
berusaha
4. Sasaran Kesehatan Jiwa
Masyarakat adalah sasaran utama dalam kesehatan jiwa. Dilihat dari aspek
kesehatannya, sasaran kelompok masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Masyarakat Umum
Masyarakat sehat dan tidak dalam keadaan resiko sakit. Kelompok ini
berada dalam berbagai variasi demografis seperti usia, jenis kelamin,
ras, status social dan ekonomi.
b. Masyarakat dalam kelompok Resiko
Masyarakat yang berada dalam situasi dan lingkungan yang
kemungkinan mengalami gangguan relative tinggi. Kelompok ini dapat
dibedakan atas lingkungan ekologis, status demografi, dan factor
psikologis.
c. Masyarakat yang mengalami Gangguan
Kelompok masyarakat yang sedang terganggu jiwanya yang berada
dalam keluarga, masyarakat, kelompok, dan rumah sakit.
d. Masyarakat yang mengalami kecacatan
Kelompok yang mengalami hendaya dan kecacatan agar dapat
berfungsi optimal dan normal di masyarakat.
5. Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Secara garis besar ruang lingkup kesehatan jiwa sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan
b. Prevensi primer
c. Prevensi sekunder
d. Prevensi sekunder
B. Konsep Keperawatan Jiwa
1. Definisi Keperawatan Jiwa
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di
dalamnya. Model konseptual keperawatan merupakan petunjuk bagi perawat
untuk mendapatkan informasi agar perawat peka terhadap yang terjadi pada
suatu saat dengan dan tau apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999,
dalam hidat,).
Marriner-Tomey (2004, dalam Nurrachmah) menjelaskan bahwa,
model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena
ilmu keperawatan dengan melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai
pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua yang bukan hanya merupakan
sumber awal masalah tetapi juga merupakan sumber pendukung bagi individu.
2. Macam Model Konseptual dalam Keperawatan Jiwa
1. Psycoanalytical (Freund, Ericson)
2. Interpersonal (Sullivan, Peplau)
3. Social (Kaplan, Szasz)
4. Existtensial (ellis, rogers)
5. Supportive therapy (wermon,Rockland)
6. Medical (mayer, Kraeplin)
7. Model Komunikasi
8. Model Perilaku
9. Model Stres Adaptasi Roy
10. Model Keperawatan
Untuk menjadi individu yang produktif dan mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitar kita harus memiliki jiwa yang sehat. Individu dikatakan
sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental, dan sosial yang terbatas
dari gangguan (penyakit), tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat
mengendalikan stres ang timbul.
Dalam melakukan peran dan fungsinya seorang perawat harus memiliki
keyakinan terhadap nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Keyakinan yang harus dimiliki oleh soerang perawat yaitu:

a. Bahwa manusia adalah mahluk holistik yang terdiri dari komponen


bio-psiko-sosio dan spiritual.
b. Tujuan pemberian asuhan keperawatan adalah meningkatkan derajat
kesehtan manusia secara optimal
c. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan tindakan kolaborasi
antara tim kesehatan, klien maupun keluarga
d. Tindakan keperawatan yang diberikan merupakan suatu metode
pemecahan masalah dengan pendekatan proses keperawatan
3. Falsafah Keperawatan Jiwa
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia
dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Falsafah keperawatan bertujuan mengarahkan keperawatan yang
dilakukan. Keperawatan mengandung manusia sebagai mahluk holistik,
sehingga pendekatan pembrian asuhan keperawatan, dilakukan melalui
pendekatan humanistik, dan arti perawat sangat menghargai dan menghormati
martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi
keadilan bagi sesam manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat tidak membedakan atas ras, jenis
kelaminan, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, mdan status sosial
ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul dkk. 2016. BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta, Indomedia Pustaka.

Keliat, B. A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN –Basic Course).


Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai