Ahmad Fauzi Wahyuddin - RASIO KEUANGAN - Pengantar Bisnis
Ahmad Fauzi Wahyuddin - RASIO KEUANGAN - Pengantar Bisnis
Ahmad Fauzi Wahyuddin - RASIO KEUANGAN - Pengantar Bisnis
A. Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang dan juga kewajiban
jangka pendeknya. Utang jangka pendek tersebut dapat berupa pajak, utang usaha, dividen,
dan lain-lain. Tingkat likuiditas perusahaan umumnya ditunjukkan dengan angka tertentu,
dan angka tersebut umumnya disebut dengan rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas.
1. Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2016).
Current Ratio (rasio lancar) adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas
perusahaan jangka pendek dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Current ratio sebagai salah satu jenis rasio likuiditas yang berpengaruh
terhadap harga saham karena digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan
perusahaan dalam melunasi utang menggunakan kas.
Umumnya, analisis current ratio digunakan oleh kreditur, investor, dan trader.
Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat kesanggupan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya serta melihat seberapa layak perusahaan dapat dipilih
sebagai aset investasi. Perhitungan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yakni dengan
aktiva perusahaan likuid pada saat ini atau current asset (aktiva lancar). Aktiva lancar
merupakan aktiva yang nantinya dapat ditukar dengan kas pada jangka waktu dua belas
bulan.
Rasio lancar dihitung dengan membagi jumlah utang lancar dengan jumlah aktiva
lancar. Sehingga rasio lancar dapat menunjukkan margin of safety atau tingkat
keamanan dari kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan dalam membayar
utang tersebut.
Pengaruh current ratio terhadap profitabilitas mempunyai korelasi yang lemah, namun
likuiditas yang buruk dapat menandakan penurunan pada performa perusahaan
sehingga bisa menurunkan keuntungan. Karena harga saham sangat sensitif pada
berbagai rasio fundamental, harganya bisa berubah tergantung besaran rasio lancar.
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga 16.144.248.787
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya 2.507.959.583.955
Liabilitas
Liabilitas jangka pendek
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga 136.324.587.364
Utang lainnya
Utang lainnya pihak berelasi 216.546.834.367
Quick ratio atau rasio cepat adalah suatu parameter keuangan yang dapat digunakan
untuk mengukur likuiditas perusahaan, pusat investasi, dan proyek. Quick ratio
memiliki ciri unik di banding rasio likuiditas lainnya yakni hanya menghitung item
setara kas dan kas untuk interpretasi dan perhitungannya.
*
Key Performance Indicator (KPI) adalah ukuran berskala dan kuantitatif yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja organisasi dalam tujuan mencapai target organisasi. KPI juga digunakan
untuk menentukan objektif yang terukur, melihat tren, dan mendukung pengambilan keputusan
(Banerjee dan Bouti, 2012).
4) Arti Nilai dari Penghitungan Quick Ratio
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 kali, hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan baik dalam memenuhi kewajibannya. Namun,
jika rasio nilainya di atas 3,0 kali maka bukan berarti keadaan likuiditas
perusahaan sedang baik. Boleh jadi kas perusahaan jumlahnya besar karena tidak
dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif. Sebab lain adalah karena
tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang
lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.
Rasio ini berfokus secara eksklusif pada kewajiban jangka pendek, contohnya seperti
uutang dan gaji karyawan tetap. Jika sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan,
perhitungan cash ratio mungkin merupakan metode yang paling realistis dari
tiga rasio likuiditas lainnya.
Adapun manfaat menghitung rasio kas bagi sebuah perusahaan adalah agar
perusahaan tersebut tahu apakah mereka dapat membayar kebutuhan jangka
pendek yang mereka miliki dan mendefinisikan kebijakan untuk mengatasi
masalah jika ternyata uang tunai yang mereka punya tidak mampu menutupi
utang jangka pendek mereka.
• Jenis Industri
• Kondisi Perusahaan
• Kondisi Ekonomi
Nilai cash ratio yang besar tidak selalu memiliki arti baik sebab, bisa saja sebuah
perusahaan yang memiliki cash ratio yang besar adalah perusahaan yang enggan
berinvestasi. Sebaliknya, nilai cash ratio yang rendah bisa mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut sedang ekspansi sehingga harus mempertimbangkan
indikator keuangan lain seperti current ratio dan rasio solvabilitas juga supaya
hasil analisis valid.
Data diambil masih dari laporan keuangan perusahaan Ace Hardware Indonesia
Tbk periode triwulan II per 30 Juni 2022.
2.475.946.926.498
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐴𝑐𝑒 𝐻𝑎𝑟𝑑𝑤𝑎𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 𝑇𝑏𝑘 =
919.141.005.884
= 2,693762
≈ 2,69%
Nilai rasio kas yang didapat sebesar 2,69% sehingga dapat diartikan bahwa
perusahaan Ace Hardware Indonesia Tbk mampu untuk membayar utang jangka
pendeknya menggunakan kas dan setara kas jika sewaktu-waktu ditagih secara
mendadak.
B. Rasio Efisiensi
Rasio Efisiensi atau efficiency ratio adalah ukuran seberapa baik perusahaan mengelola
urusan rutinnya. Secara konseptual, rasio ini menganalisis seberapa baik perusahaan
menggunakan asetnya & seberapa baik mengelola kewajibannya.
Jadi, Rasio efisiensi adalah ukuran seberapa efektif perusahaan mengelola aset dan
kewajibannya dan mencakup formula seperti perputaran aset, perputaran persediaan,
perputaran piutang, dan perputaran hutang.
1. Perputaran Piutang
Accounts receivable turnover, rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan
mengumpulkan tagihan dari pelanggannya.
Rasio ini adalah indikator seberapa efisien kebijakan kredit perusahaan dan
menunjukkan tingkat investasi dalam piutang yang diperlukan untuk mempertahankan
tingkat penjualan perusahaan.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa manajemen piutang yang lebih baik.
Perusahaan mungkin memiliki prosedur dan kebijakan pengumpulan kredit yang
efektif sehingga perusahaan lebih cepat dalam mengumpulkan pembayaran tunai dari
pelanggan.
Sementara itu, rasio yang lebih rendah menunjukkan manajemen piutang yang kurang
efektif. Perusahaan kesulitan atau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengumpulkan uang. Perusahaan mungkin terlalu longgar dalam memberikan kredit
sehingga pelanggan lebih senang untuk membayar di akhir jatuh tempo piutang.
2. Days of Sales Outstanding
Days of sales outstanding (DSO) adalah rasio turunan dari perputaran piutang usaha.
Itu menunjukkan berapa hari rata-rata perusahaan mengumpulkan pembayaran dari
pelanggan dalam satu tahun. Untuk mendapatkannya, kita membagi jumlah hari dalam
satu tahun (365 hari) dengan perputaran piutang usaha.
365
𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑜𝑓 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝐷𝑆𝑂) =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Sebaliknya, DSO yang lebih tinggi kurang baik karena lebih banyak uang terikat di
pelanggan. Perusahaan membutuhkan lebih banyak hari untuk mengumpulkan uang
dari pelanggan.
3. Perputaran Persediaan
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan manajemen persediaan yang relatif efektif.
Perusahaan relatif cepat dalam mengubah persediaannya menjadi penjualan sehingga
bisa mengurangi biaya terkait persediaan. Selain itu, perusahan juga dengan cepat
menjual produk ke pelanggan.
Kita bisa menggunakan rasio perputaran persediaan di atas untuk menghitung rasio
lainnya, yakni days of inventory on hand (DOH). Jika rasio perputaran persediaan
mengukur berapa kali sebuah perusahaan mengkonversi persediaannya menjadi
penjualan dalam satu tahun, maka DOH memberitahu, secara rata-rata, berapa hari itu
dilakukan. Untuk mendapatkan DOH, kita membagi jumlah hari dalam satu tahun (365
hari) dengan perputaran persediaan.
365
𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑜𝑛 𝐻𝑎𝑛𝑑 (𝐷𝑂𝐻) =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
DOH berhubungan secara terbalik dengan rasio perputaran persediaan sehingga DOH
yang lebih kecil menunjukkan perusahaan memiliki perputaran persediaan yang lebih
tinggi. Perusahaan lebih cepat mengkonversi persediaan menjadi penjualan dan
membutuhkan lebih sedikit hari untuk melakukannya.
Cara menghitung rasio perputaran utang usaha adalah dengan membagi pembelian
dengan utang usaha. Data pembelian tidak disajikan di laporan keuangan sehingga kita
harus menghitungnya secara manual menggunakan rumus berikut.
Persediaan akhir dan persediaan awal mewakili angka persediaan di tahun ini dan di
tahun lalu. Keduanya ada di aset lancar, sedangkan beban pokok penjualan (COGS)
ada di laporan laba rugi.
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
Perputaran utang usaha memberi tahu kita berapa kali perusahaan membayar pemasok
dalam satu tahun. Semakin cepat perusahaan membayar, semakin cepat kas keluar.
Rasio yang lebih rendah menunjukkan perusahaan membayar pemasok lebih lama.
Perusahaan dapat menggunakan kasnya untuk keperluan lain sebelum memberikannya
ke pemasok.
𝑃365
𝐷𝑎𝑦𝑠 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (𝐷𝑃𝑂) =
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
Karena berbanding terbalik, DSO yang lebih tinggi artinya perusahaan lebih lama
membayar pemasok. Itu bisa mengartikan bahwa keberhasilan perusahaan dalam
mengelola utang usaha dan memanfaatkan fasilitas kredit yang tersedia.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
Rasio yang lebih tinggi mengindikasikan manajemen modal kerja yang lebih efisien.
Perusahaan mampu memanfaatkan modal kerjanya dengan baik untuk menghasilkan
uang.
Rasio perputaran aset tetap (fixed assets turnover ratio) mengukur efektivitas
perusahaan dalam mengelola aset tetap untuk menghasilkan pendapatan. Untuk
menghitungnya, kita membagi pendapatan dengan rata-rata aset tetap (property, plant,
and equipment atau PP&E) dalam dua tahun terakhir.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam memanfaatkan
aset tetap untuk menghasilkan pendapatan. Sementara itu, rasio yang rendah mungkin
mengindikasikan inefisiensi operasi.
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Rasio yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih baik. Sebaliknya, rasio yang
lebih rendah menunjukkan perusahan kurang efisien.
10. Penerapan Rasio Efisiensi
Ringkasan keuangan Cisco Systems
Jika merujuk pada pengertian yang dikemukakan Fabozzi & Drake (2009), leverage ratio
adalah jenis rasio keuangan untuk menilai seberapa besar risiko keuangan yang telah diambil
perusahaan.
Hal ini juga bisa merujuk pada bagaimana perusahaan menggunakan utang tersebut untuk
kebutuhan operasionalnya atau seberapa banyak aset yang dibiayai utang.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐴𝑅) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Debt to equity ratio (DER) atau rasio utang terhadap ekuitas, yaitu rasio proporsi
relatif antara ekuitas dan utang yang ditujukan untuk membiayai operasional
atau aset perusahaan.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Debt to capital ratio atau rasio utang terhadap modal berfokus pada utang
sebagai komponen basis atas total perusahaan yang mencakup seluruh kewajiban
mulai dari jangka pendek hingga panjang.
Apabila sebuah perusahaan memiliki nilai debt to capital ratio yang tinggi maka
risiko gagal membayar utang juga akan tinggi dan tentunya akan berdampak
pada keuangan operasional perusahaan.
Jika rasio ini hasilnya lebih dari 3, maka risiko gagal bayar cukup tinggi dan
mengkhawatirkan sehingga kondisinya perusahaan memiliki kewajiban utang
lebih besar daripada profitabilitasnya.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
Secara umum, cara kerja leverage ratio hampir sama dengan utang, yakni suatu bisnis
atau perusahaan meminjam modal atau utang ketika mereka menginginkan aset baru
untuk operasional namun tidak memiliki dana.
Perusahaan A memiliki total utang Rp12 juta, total equity sebanyak Rp20 juta, total
asetnya Rp18 juta, dan laba kotor sebesar Rp 25 juta. Hitunglah DAR, DER, DCR, dan
Debt to EBITDA ratio.
12
𝐷𝐴𝑅 = 18 = 0,67 ≈ 67%
12
𝐷𝐸𝑅 = 20 = 0,6 ≈ 60%
12
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 20+12 = 0,375 ≈ 37,5%
12
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 25 = 0,48 ≈ 48%
D. Rasio Profitabilitas
Dari sini akan diketahui berapa taraf efisiensi dari perusahaan terkait. Angka yang tinggi
menggambarkan bahwa laba dan efisiensi perusahaan memang baik ditinjau dari besarnya
pendapatan serta arus kas.
Gross profit margin atau margin laba kotor berguna mengukur besaran laba
kotor dari pendapatan penjualan. Gross profit margin menghitung efisiensi
kalkulasi harga pokok atau biaya produksi. Angka gross profit margin yang
makin besar maka makin efisien aktifitas operasional perusahaan dimana
menggambarkan harga pokok penjualan lebih kecil dibanding penjualan.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = × 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
Net profit margin adalah pengukuran profitabilitas dalam persen untuk laba
bersih yang diperoleh sesudah dipotong pajak penjualan. Dinamakan pula profit
margin ratio dengan tujuan mengetahui laba bersih sesudah pajak terhadap
penjualan. Makin besar angka net profit margin maka makin bagus operasional
sebuah perusahaan.
Return on assets ratio (ROA) adalah tingkat pengembalian aset yang mengukur
besarnya laba yang dihasilkan perusahaan yang berhubungan dengan sumber
daya maupun jumlah aset. Nilai Return on Assets Ratio menggambarkan
efisiensi perusahaan mengelola asetnya.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
PT Samudra mampu memperoleh laba sebelum pajak dan bunga Rp200 juta
sementara total penjualan sebanyak Rp2,5 miliar. Berapa Return on Sales PT
Samudra?
200.000.000
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 2.500.000.000 × 100 = 8%
6) Return on Capital Employed
atau
7) Return on Investment
ROI adalah jenis rasio profitabilitas dengan menghitung laba bersih dikurangi
pajak dari total aktiva. Return on investment berfungsi menilai kapabilitas
perusahaan menyeluruh untuk menciptakan laba dari jumlah aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Makin besar angka rasionya artinya semakin baik kondisi
perusahaan.
EPS adalah profitability ratio yang mengukur kapasitas setiap lembar saham
untuk menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Pihak manajemen, pemegang
saham biasa maupun calon investor cukup peduli dengan angka earning per share
sebab digunakan sebagai parameter kesuksesan sebuah perusahaan atau emiten.
PT. Gery Egg Roll punya total saham beredar sebesar 2 juta lembar. Perusahaan
ini pun berhasil mencetak laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 3 miliar. Pihak
perusahaan berkeputusan memberikan 15% dividen atau Rp300 juta untuk para
pemegang saham. Coba hitung Earning Per Share (EPS) dari PT. Gery Egg Roll.
3.000.000.000−300.000.000
𝐸𝑃𝑆 = = 𝑅𝑝1.350
2.000.000
DAFTAR REFERENSI
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.