Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Umkm Kuliner Kota Makassar Oleh: Syarfi Baharuddin
Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Umkm Kuliner Kota Makassar Oleh: Syarfi Baharuddin
Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Kinerja Umkm Kuliner Kota Makassar Oleh: Syarfi Baharuddin
Oleh :
Syarfi Baharuddin
Email: [email protected]
Pembimbing I
Chahyono
Email: [email protected]
Pembimbing II
Ripa Fajarina Laming
Email: [email protected]
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Fakta membuktikan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah
memberikan dedikasi bagi perekonomian Indonesia. Menurut catatan, tingkat dedikasi
(UMKM) terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia di tahun 2019 memperoleh sekitar
60%, dan diharapkan tingkat dedikasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bagi PDB
Indonesia di tahun 2020 akan lebih besar lagi, sekitar 61%-65% atau senilai Rp. 2.394,5
triliun (Akumindo, 2020). Pada tahun 2020, hasil UMKM di Indonesia mencakup 99.9%
atau mendekati 64 Juta dari seluruh usaha yang berjalan di Indonesia (Menurut Badan
Pusat Statistik, 2020)
Peran Sektor UMKM memberikan pengaruh tinggi dalam mendorong
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tingginya pengaruh UMKM
bagi Indonesia karena sebagai penggerak sektor informal yang jumlahnya besar dengan
penyerapan tenaga kerja terbanyak. Maka dari itu mempunyai peran sangat penting dalam
sistem perekonomian di negara Indonesia, sehingga perkembangan dan pertumbuhan
UMKM harus diperhatikan dengan seksama. Meskipun memberikan dampak besar, namun
pada kenyataanya masih banyak masalah seperti keterampilan masyarakat dan
ketidakmampuan sumber daya alam untuk mengikuti kegiatan ekonomi yang ada. Dengan
meningkatkan kompleksitas ekonomi dan model produksi sesuai dengan kebutuhan hidup
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat ditekankan untuk mengggeluti bidang tertentu
sesuai dengan keahliannya.
Secara umum, UMKM ini masih menghadapi berbagai masalah klasik yang belum
sepenuhnya diselesaikan oleh masalah sederhana seperti masalah pembiayaan, kepemilikan
dan sumber daya manusia dan beberapa masalah lain yang berhubungan dengan
pengelolaan usaha. Oleh karena itu, UMKM kesulitan bersaing terhadap perusahaan
besar. Pemerintah harus selalu memperhatikan nasib dari para pelaku UMKM, supaya
UMKM di Indonesia bisa berkembang dengan baik karena lebih banyak masyarakat yang
ingin menjadi pengusaha, maka meningkatkan perekonomian suatu daerah, supaya dapat
memanfaatkan SDM dan SDA dengan sebaik-baiknya.
Kinerja UMKM sangat penting untuk meningkatkan daya saing bisnis dan
usahanya, namun terdapat permasalahan dalam aspek teknologi, keuangan dan pemasaran.
Mencapai kinerja bisnis yang sukses melalui pemahaman, pengelolaan keuangan,
pengelolaan pendapatan dan pengeluaran dari laporan keuangan dan penyimpanan catatan
bisnis. Rendahnya kemampuan pengelolaan keuangan pengusaha UMKM disebabkan oleh
khususnya dibidang keuangan, sehingga dapat menyusun laporan keuangan yang andal,
membantu mengembangkan usaha.
Tinjauan Pustaka
Literasi Keuangan
Literasi keuangan dengan sederhana merupakan kemampuan yang dimiliki untuk
dapat dimengerti, diketahui, dan dipahami tentang bagaimana cara mengolah keuangan
dengan benar. Rancangan Peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tahun 2016
dimaksudkan literasi keuangan adalah knowledge (pengetahuan), confidence (keyakinan),
keterampilan (skill) dipengaruhi attitude (sikap) dan behavior (perilaku) untuk mencapai
kesejahteraan maka perlu peningkatan kualitas dalam mengambil keputusan dan mengolah
keuangan. Puspitasningtyas (2017) menyatakan literasi keuangan tidak hanya berkaitan
dengan pengetahuan tentang keuangan, akan tetapi juga kemampuan dalam mengelola
keuangan dan mengambil keputusan keuangan yang relatif tepat untuk kepentingan masa
depan. Ketika pelaku UMKM mempunyai literasi keuangan baik, maka akan mampu
mengolah keuangan UMKM dengan lebih baik dan mampu mengakses dan mengenali
sumber daya keuangan sehingga bisa mempertahankan keberlanjutan UMKM.
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI, revisi 2017)
mengidentifikasikan literasi keuangan seperti pemahaman dan pengetahuan atas konsep
dan risiko keuangan, berikut keterampilan, motivasi serta keyakinan untuk menerapkan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki tersebut dalam rangka membuat ke putusan
yang efektif, meningkatkan kesejahteraan keuangan individu dan masyrakatdan
berpartisipasi dalam bidang ekonomi.
Prinsip Dasar Literasi Keuangan
Prinsip dasar literasi keuangan yang ada dalam SNLKI (2017) yaitu :
1. Terukur dan Terencana
Kegiatan memiliki konsep sejalan dengan tujuan, strategi, kebijakan wewenang,
kebijakan perilaku usaha dan memiliki indicator untuk memperoleh informasi tentang
literasi keuanagan.
2. Orientasi terhadap pencapaian
Kegiatan memiliki tujuan pengoptimalan sumber daya dan meningkatkan literasi
keuanngan.
3. Berkelanjutan
Kegiatan yang dilakukan secara finansial untuk mencapai tujuan yang direncanakan
dan memiliki jangka panjang. Dalam penerapan prinsip-prinsip berkelanjutan pelaku
jasa keuangan harus mengutamakan pemahaman pada produk layanan dan mengelola
lembaga
4. Kolaborasi
Pemangku kepentingan dalam pelaksaan yang terlibat dalam kegiatan.
Tujuan Literasi Keuangan
Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (2016), tujuan yaitu :
1. Mengambil keputusan keuangan dan peningkatan kemampuan
2. Mengelola keuangan menjadi lebih baik perlu mengubah sikap dan perilaku, maka
mampu memanfaatkan produk, layanan jasa keuangan dan lembaga agar sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan.
Literasi keuangan mempunyai tujuan agar pendapatan yang dihasilkan tidak hanya
dihabiskan oleh hal komersial, tetapi untuk investasi yang lebih produktif dan membawa
manfaat besar di kemudian hari. Pentingnya literasi keuangan tidak hanya bermanfaat
bagi masyarakat, tetapi juga untuk lembaga keuangan. Oleh karena itu masyarakat akan
memiliki keinginan untuk membeli salah satu produknya. Masyarakat yang awalnya
berhemat uang di lemari setelah mengetahui dan mengerti tentang lembaga keuangan
maka akan menabung di bank.
Klasifikasi dan Tingkat Literasi Keuangan
a. Kategori Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berikut kategori literasi keuangan menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan);
1. Well Literate merupakan tingkat masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik
dalam menerapkan produk dan lembaga keuangan
2. Sufficient Literate merupakan tingkat masyarakat mempunyai pengetahuan yang
belum baik dalam menerapkan produk dan lembaga keuangan.
3. Less Literate merupakan tingkat masyarakat yang belum memahami dan mengetahui
secara detail produk dan lembaga keuangan.
4. Not Literate merupakan tingkat masyarakat tidak mempunyai pengetahuan dan belum
memperoleh edukasi keuangan terhadap produk dan jasa keuangan
Pengertian Kinerja UMKM
Kinerja menggambarkan keterampilan suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat
kinerja suatu perusahaan, maka perusahaan telah berhasil melaksanakan strateginya.
Kinerja membuktikan seberapa meningkatnya penjualan secara totalitas. Kinerja dapat
dikenal sebagai hasil melalui mekanisme manajemen bisnis yang baik dengan meninjau
catatan laporan keuangan. selain itu, upaya akan mudah diketahui tumbuh atau tidaknya
penjualan dari perputaran utang yang telah disiapkan melalui evaluasi juga dapat
meningkatkan penjualan usaha.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:
1. Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
pekerjaan. Pengetahuan yaitu pengetahuan seseorang terhadap pekerjaan. Semaki
tinggi tingkat pengetahuan tentang pekerjaan orang tersebut akan lebih mudah bagi
seseorang dalam melakukan pekerjaannya.
2. Perencanaan kerja yaitu berhubungan tentang perencanaan pekerjaan yang
dilakukan, sehinga mudah untuk mencapai tujuan
3. Perilaku yaitu tentang personalitas yang dimiliki seseorang dalam berorganisasi
4. Motivasi kerja yaitu tentang motivasi untuk melakukan pekerjaan sehingga kinerja
karyawan akan meningkat
5. Kemimpinan yaitu tentang sikap pemimpin dalam mejalankan tugas.
6. Budaya organisasi yaitu tentang norma-norma dalam perusahaan
7. Lingkungan kerja yaitu tentang kondisi disekitar lokasi pekerjaan, baik didalam
ataupun diluar ruangan.
8. Kepuasan kerja yaitu tentang perasaan karyawan dalam berkerja.
9. Loyalitas yaitu tentang kesetiaan karyawan terhadap organisai
10. Komitmen yaitu tentang kepatuhan karyawan dalam menjalani peraturan dan
kebijakan suatu perusahaan
11. Disiplin yaitu tentang usaha karyawan dalam pekerjaan
METODE PENELITIAN
Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis linear sederhana dalam fungsinya (Y) adalah variabel dependen (variabel
terikat) dan (X) adalah variabel independen (variabel bebas). Rumus regresi linear
sederhana sebagai berikut :
Y = a + b.X
Keterangan :
Y = kinerja UMKM
a = konstanta
Jumlah Persentase
NO Usia Bisnis
Responden (%)
1 Start-Up - -
2 1-3 Tahun 20 55,6%
3 4-5 Tahun 9 25%
4 lebih dari 5 Tahun 7 19,4%
Jumlah 36 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan usia bisnis menunjukkan bahwa pelaku UMKM di wilayah kecamatan
Mariso, kecamatan Makassar, dan kecamatan Manggala di dominasi 1-3 tahun sebanyak
20 orang atau sebesar 55,6%.
Analisis Regresi Linear Sederhana
kemungkinan modal bisnis habis memenuhi kebutuhan operasional lain. Masyarakat pada
tingkat sufficent literate ini mempunyai pemahaman yang belum baik dalam menerapkan
produk dan lembaga keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Bustommy, M. (2020). Pengaruh Literasi keuangan terhadap Kinerja usaha kecil dan
menengah (Studi Pada Pelaku UMKM di Kabupaten Pasuruan ). (Doctoral
dissertation) Universitas Muhammadiyah Malang.
Bonita, dkk 2018. Analisis Determinan Tingkat Literasi Keuangan Pedagang Pada
Pasar Tradisional Di Kota Denpasar. Vol. 7. No. 2 Februari. E-Jurnal EP Unud,
7[2]: 354-380 . ISSN: 2303-0178.
Bongomin, G. O., Munene, J. C., Mpeera, J. N., & Akol, C. M. (2017). Financial Inclusion
in Rural Uganda: The Role of Social Capital and Generational Values. Journal
Banking and Finance. 4(1302866). 1-18.
Dahmen, P., and Rodriguez, E. (2014). Financial literacy and the success of small
Businesses an observation from a small.
Desiyanti, Rika. 2016. Literasi dan Inklusi Keuangan serta Indeks Utilitas UMKM di
Padang. Bisman Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 2 No. 2 Desember 2016.
Kasenda, B. S., & Wijayangka, C. 2019. Pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja
UMKM. Almana: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 3(1), 153-160.
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Revisit Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia.
OJK.
Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Peningkatan Literasi dan inklusi
keuangan di sektor jasa keuangan untuk konsumen dan/ atau masyarakat. Jakarta
Tsalitsa, A., & Rachmansyah, Y. (2016). Analisis pengaruh literasi keuangan dan faktor
demografi terhadap pengambilan kredit pada PT. Columbia cabang kudus. Media
Ekonomi dan Manajemen, 31(1).
Ulfatun, T., Udhma, U. S. A., & Dewi, R. S. (2016). Analisis tingkat literasi keuangan
mahasiswa fakultas ekonomi universitas negeri Yogyakarta tahun angkatan 2012-
2014. Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, 11(2).
Undang-Undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2008. Mikro Usaha Kecil dan
Menengah.
Akhiar, H. (2021). Pengaruh inklusi keuangan dan literasi keuangan terhadap kinerja
umkm kecamatan kuantan tengah kabupaten kuantan singingi (doctoral
dissertation, universitas islam negeri sultan syarif kasim riau).