Komponen Dan Organisasi Kurikulum
Komponen Dan Organisasi Kurikulum
Komponen Dan Organisasi Kurikulum
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tela’ah Kurikulum dan
Bahan Ajar Bahasa Arab
KELOMPOK 2:
Syahruni 210506501029
2022/2023
A. KOMPONEN KURIKULUM
1. Pengertian Komponen
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri
mempunyai peranan dalam pembentukan sistem kurikulum. Sebagai
sebuah sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen. Seperti
halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus mempunyai
komponen lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik.
Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik apabila didalamnya
terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang kurikulum
yang tidak sempurna.
Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen
yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni tujuan,
materi, metode, media, evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik
secara sendiri maupun bersama menjadi dasar utama dalam upaya
mengembangkan sistem pembelajaran. Ada beberapa pendapat yang
menegaskan mengenai komponen kurikulum. Ralph W. Tyler
menyatakan ada empat komponen kurikulum yaitu tujuan, materi,
organisasi dan evaluasi. Senada dengan pendapat tersebut adalah Hilda
Taba menulis bahwa komponen-komponen kurikulum itu antara lain
tujuan, materi pelajaran, metode dan organisasi serta evaluasi.
Komponen-komponen kurikulum saling berhubungan. Setiap
komponen bertalian erat dengan komponen lainnya. Tujuan menetukan
bahan apa yang dipelajari, bagaiamana proses belajarnya dan apa yang
harus dinilai. Demikian pula penilaian dapat mempengaruhi komponen
lainnya.
2. Komponen-komponen Kurikulum
Komponen kurikulum terbagi menjadi 4 yaitu :
a) Komponen tujuan
Tujuan merupakan gambaran harapan, sasaran yang menjadi acuan
bagi semua aktivitas yang dilakukan untuk mencapainya. Istilah
yang lebih populer saat ini yang digunakan sebagai padanan tujuan,
yaitu "Kompetensi". Kompetensi merupakan rumusan kemampuan
berhubungan dengan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang harus direfleksikan dalam berfikir dan bertindak secara
konsisten.
Adapun jenis tujuan bisa dibedakan dari mulai tujuan yang sangat
umum dan bersifat jangka panjang sampai pada tujuan lebih
spesifik atau jangka pendek (segera) dengan urutan sebagai
berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional sasaran akhir yang harus menjadi
inspirasi bagi setiap penyelenggara pendidikan pada setiap jenjang,
jalur dan jenis pendidikan di seluruh Indonesia. Dalam Undang-
undang no. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
b. Tujuan Pendidikan Lembaga (Institusional) merupakan sasaran,
harapan atau arah yang harus menjadi acuan untuk dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan sesuai dengan jalur, jenjang dan jenis
pendidikannya. Istilah yang digunakan saat ini sebagai padanan
tujuan institusional ialah "Standar Kompetensi Lulusan/SKL"
Misalnya tujuan lembaga pendidikan dasar ialah "Meletakkan
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut." (Peraturan Mendiknas no. 23 Tahun 2006).
c. Tujuan Kurikuler (Mata pelajaran) merupakan
kemampuan/kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa setelah
memelajari suatu mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Adapun istilah yang saat ini digunakan sebagai padanan tujuan
mata pelajaran (kurikuler) yaitu "standar kompetensi".
d. Tujuan Pembelajaran (Instruksional) Merupakan penjabaran
lebih lanjut dari standar kompetensi, yaitu rumusan
kemampuan/kompetensi (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang
harus dimiliki secara segera dan bisa diketahui hasilnya setelah
setiap pembelajaran berakhir. Istilah yang digunakan saat ini
sebagai padanan tujuan pembelajaran adalah "kompetensi dasar
dan indikator" pembelajaran.
d) Komponen evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas
pencapaian tujuan. Fungsi evaluasi menurut Scriven (1967) adalah
evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi sebagai fungsi
formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan
pencapaian tujuan dapat dikelompokan kedalam dua jenis, yaitu tes
dan non tes.
a. Tes, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
aspek kognitif atau tingkat penguasai materi pembelajaran.
Adapun jenis-jenis tes adalah sebagai berikut:
B. ORGANISASI KURIKULUM
1. Pengertian Organisasi
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan
kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi
proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan
cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk
pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik dan menentukan
peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum.
Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara
tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau sejumlah
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-
anak. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa
factor terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua
murid.
Ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum diantaranya:
1. Ruang lingkup (scope) dan urutan bahan (sequence)
Setiap pola kurikulum memiliki ruan lingkupa materi pelajaran
yang berbeda. Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran
lingkup materi pelajarannya cenderung menyajikan bahan pelajaran
yang bersumber dari kebudayaan dan informasi atau pengetahuan hasil
temuan masa lalu yang telah tersusu secara logis dan sistematis.
Sementara itu, organisasi kurikulum integritas lingkup materi
pelajarannya diambil dari masyarakat maupun dari aspek siswa (minat,
bakat, dan kebutuhan). Tidak hanya lingkup materi pelajaran yang
harus diperhatikan dalam organisasi kurikulum, tetapi bagaimana
urutan bahan tersebut harus disajikan dalam kurikulum.
2. Kontinuitas Kurikulum
Yang perlu diperhatikan aalah substansi bahan yang dipelajari
siswa, jangan sampai terjadi pengulangan ataupun loncat-loncat yang
tidak jelas tingkat kesukarannya. Salah satu pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan spiral, artinya materi yang dipelajari
siswa semakin lama semakin mendalam yang dikembangkan berdasar
keluasan secara vertical maupun horizontal.
3. Keseimbangan bahan pelajaran
Semakin dinamis perubahan dan perkembangan dalam ilmu
pengetahuan, sosial budaya, maupun ekonomi akan berpengaruh
terhadap dimensi kurikulum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan
dalam keseimbangan pada organisasi kurikulum, yait keseimbangan
terhadap substansi bahan atausis kurikulum, dan keseimbangan yang
berkaitan dengan cara atau proses belajar.
4. Alokasi waktu
Hal yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam
organisasi kurikulum adalah tentang alokasi waktu.
http://taneterilau.blogspot.com/2016/03/makalah-komponen-komponen-
kurikulum.html diakses pada tanggal 11 Maret 2023
https://hasbyeducation.blogspot.com/2017/03/organisasi-kurikulum.html diakses
pada tanggal 11 Maret 2023