Makalah Komponen-Komponen Kurikulum
Makalah Komponen-Komponen Kurikulum
Makalah Komponen-Komponen Kurikulum
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program
pengajaran pada suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup yang
sempit, seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa macam mata
pelajaran. Apakah dalam lingkup yang luas atau sempit, kurikulum membentuk desain yang
menggambarkan pola organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan
penunjangnya.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
PEMBAHASAN
Komponen adalah bagian yang integral dan fungsional yang tidak terpisahkan dari
suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai peranan dalam
pembentukan sistem kurikulum. Sebagai sebuah sistem, kurikulum mempunyai komponen-
komponen. Seperti halnya dalam sistem manapun, kurikulum harus mempunyai komponen
lengkap dan fungsional baru bisa dikatakan baik. Sebaliknya kurikulum tidak dikatakan baik
apabila didalamnya terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang kurikulum
yang tidak sempurna.
Suatu kurikum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi
dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi dan
perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu
sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan. Demikian juga evaluasi sesuai
dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.
Jadi, Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen
penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang
saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen
saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
B. Komponen-Komponen Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan adalah komponen kurikulum yang menjadi target atau sasaran
yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini sangat penting,
karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat dikendalikan untuk kepentingan
mencapai tujuan kurikulum dimaksud. Tujuan kurikulum dapat dispesifikasikan ke dalam
tujuan pembelajaran umum yaitu berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester.
Sedangkan tujuan pembelajaran khusus yang menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam
konteks kurikulum berbasis kompetensi tujuan pembelajaran umum disebut dengan istilah
standar kompetensi dan tujuan pembelajaran khusus disebut dengan istilah kompetensi
dasar.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum
pendidikan berikut.
2. Komponen Isi/Materi
a. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi
hubungan-hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
gejala tersebut.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan
hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus
dilakukan peserta didik.
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari
terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam
materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas
suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam
garis besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam
upaya mencapai tujuan kurikulum.
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-
jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.
Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan
yang ada. Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan
isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
3. Komponen Metode
Strategi meliputi rencana, metoda dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran. Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan
metode.
Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang
melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan
materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan
strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam
pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual, sebagaimana yang banyak
dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya
ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat
kepada guru.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari
kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam
suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya,
sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi
dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat
dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses
pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap
muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran
guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang
berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan
belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas,
ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi
pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
4. Komponen Evaluasi
Di samping itu, evaluasi juga berguna untuk menilai, apakah proses kurikulum
berjalan secara optimal atau tidak. Dengan demikian, dapat diperoleh petunjuk tentang
pelaksanaan kurikulum tersebut. Berdasarkan petunjuk yang diperoleh dapat dilakukan
perbaikan-perbaikan. Evaluasi kurikulum sepatutnya dilakukan secara terus menerus. Untuk
itu perlu terlebih dahulu ditetapkan secara jelas apa yang akan dievaluasi, dengan
menggunakan acuan dan tolok ukur yang jelas pula. Sehubungan dengan rancang bangun
kurikulum ini, evaluasi dilakukan untuk mencapai dua sasaran utama, yaitu; pertama,
evaluasi terhadap hasil atau produk kurikulum; kedua, evaluasi terhadap proses kurikulum.
Tiap komponen saling bertalian erat dengan semua komponennya lainnya, jadi
tujuan bertalian erat dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian.
Tanda panah dua arah melambangkan interelasi antara komponen-komponen kurikulum.
Kita lihat tiap komponen yang mana pun ada hubungannya dengan semua komponen
lainnya. Apa yang tampak gambang pada bagan sebenarnya tidak mudah dalam
pelaksanaan pengembangan kurikulum, apalagi dalam mencapai tujuan-tujuan yang bersifat
umum, terutama dalam bidang afektif. Bahan apa yang paling serasi untuk membentuk
manusia yang jujur, bertanggung jawab, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang paling
setia kepada janji, cermat, bersih, bijaksana, sopan, dan sebagainya, tidak mudah
menentukannya. Juga tidak mudah menentukan proses belajar mengajarnya yang tepat.
Apakah seorang akan lebih bertanggung jawab bila ia disuruh menghafal peraturan-
peraturan atau mendiskusikannya? Bagaimana menilai seseorang bahwa ia telah
bertanggung jawab dalam segala perbuatannya. Kalau dikaitkan dengan tujuan nasional
yang dirumuskan dalam falsafat bangsa dan negara yaitu Pancasila, maka dapat kita
rasakan betapa sukar dan peliknya pekerjaan mengembang kurikulum.
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam
skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-
citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar
yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada
isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi
maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai
pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa
dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat
tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Fotenote
[12][3] Ibid. hal.130.