Makalah Pendidikan Bahasa Kel 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia


lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan
eksistensinya diakui. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu
bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Secara universal
pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.
Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau lebih
menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang
pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi.
Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan dasar yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena
bahasa Indonesia merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan cara
berpikir logis, sistematis, dan kritis.
Ada beberapa penyebab kurang berhasilnya pembelajaran bahasa
Indonesia. Salah satu penyebabnya ialah penyampaian materi yang masih
menggunakan pendekatan tidak terpadu. Uji keterampilan terpadu sangat
mempengaruhi peserta didik, kaitannya dengan pilihan strategi persiapan dan
sumber daya yang dipilih. Pilihan ini nampaknya bervariasi sesuai dengan
kebutuhan peserta. Keempat keterampilan berbahasa (keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, menulis) ini berdiri sendiri-sendiri, bahkan dianggap
sebagai ilmu tersendiri. Pemikiran mengenai peningkatan keterampilan siswa
dengan pendekatan pembelajaran terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia
merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Dengan demikian, penerapan
pendekatan pembelajaran terpadu sangat penting untuk peningkatan keterampilan
siswa dalam bidang bahasa Indonesia pada siswa.
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam
memilih pendekatan mana yang cocok digunakan untuk lingkungannya.
Pendekatan mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan
dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar
teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara
lain asumsi menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap
bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada
lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas


dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia
1.
BAB II

PEMBAHASAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).

Berikut adalah beberapa macam pendekatan pembelajaran Bahasa


Indonesia
1. Pendekatan Whole Language

a. Pengertian Whole Language

Whole Language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang


menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah. Para ahli
Whole Language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan
(Whole) yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pendekatan Whole Language didasari oleh paham konstruktivisme
yang menyatakn bahwa anak/siswa membentuk sendiri pengetahuannya
melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh dan terpadu. Anak akan
termotivasi untuk belajar jika mereka melihat bahwa yang dipelajarinya itu
diperlukan oleh mereka. Orang dewasa, dalam hal ini guru, berkewajiban
untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk siswa agar mereka
dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas Whole Language
berubah dari desiminator informasi menjadi fasilitator.
b. Komponen-Komponen Whole Language

Menurut beberapa ahli ada delapan komponen Whole Language


yaitu:
1) Reading Aloud

Reading Aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh


guru untuk siswanya. Guru membacakan dengan suara keras dan
intonasi yang baik sehingga setiap siswa dapat mendengarkan dan
menikmati ceritanya. Manfaat Reading Aload antara lain meningkatkan
keterampilan menyimak, memperkaya kosakata, membantu
meningkatkan membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca
pada siswa. Reading Aload ini tidak hanya milik guru kelas rendah
saja, tetapi dapat juga dilakukan di kelas tinggi dengan memberikan
contoh membaca yang baik pada siswanya.
2) Jurnal Writing

Jurnal Writing atau menulis jurnal adalah komponen yang dapat


dengan mudah diterapkan. Jurnal merupakan sarana yang aman bagi
siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di
sekitarnya, membeberkan hasil belajarnya, dan menggunakan bahasa
dalam bentuk tulisan. Tugas guru adalah mendorong siswa agar mau
mengungkapkan cerita yang dimilikinya.

Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan menulis


jurnal ini. Manfaat tersebut antara lain:
a) Meningkatkan kemampuan menulis

b) Meningkatkan kemampuan membaca

c) Menumbuhkan keberanian menghadapi resiko

d) Memberi kesempatan untuk membuat refleksi

e) Meningkatkan kemampuan berpikir


f) Menjadi dokumen tertulis

g) Menjadi alat evaluasi

3) Sustained Silent Reading

Sustained Silent Reading (SSR) adalah kegiatan membaca dalam


hati yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa diberi
kesempatan untuk memilih sendiri buku atau materi yang akan
dibacanya, sehingga guru sedapat mungkin harus menyediakan bahan
bacaan yang menarik dari berbagai buku/sumber. Guru dapat memberi
contoh sikap mebaca dalam hati yang baik sehingga mereka dapat
meningkatkan kemampuan membaca dalam hati untuk waktu yang
cukup lama.
4) Shared Reading

Komponen Shared Reading adalah kegiatan membaca bersama


guru dan siswa, dimana setiap orang mempunyai buku yang sedang
dibacanya. Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini, yaitu:
a) Guru membaca dan siswa mengikutinya (untuk kelas rendah)

b) Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang


tertera pada buku
c) Siswa membaca bergiliran

5) Guided Reading

Guided Reading atau disebut juga mebaca terbimbing, guru


menjadi pengamat dan fasilitator. Dalam hal ini penekanannya bukan
dalam cara membaca, tetapi pada membaca pemahaman. Semua siswa
membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru melemparkan
pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan kritis, bukan sekedar
pertanyaan pemahaman.
6) Guided Writing

Guided Writing atau menulis terbimbing, dimana peran guru


sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin
ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan
menarik. Guru sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi
saran bukan pemberi petunjuk. Dalam kegiatan ini, memilih topik,
membuat draf, memperbaiki, dan mengedit dilakukan sendiri oleh siswa.
7) Independent Reading

Independent Reading atau membaca bebas adalah kegiatan


membaca, dimana siswa berkesempatan untuk menentukan sendiri
materi yang ingin dibacanya. Dalam hal ini, siswa bertanggung jawab
terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru menjadi seorang
pengamat, fasilitator dan pemberi respon.
8) Independent Writing

Independent Writing atau menulis bebas bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis,
dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menulis bebas
siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari
guru. Siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses menulis.

c. Ciri-Ciri Kelas Whole Language

1) Kelas penuh dengan barang cetakan

2) Siswa belajar melalui model atau contoh

3) Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya

4) Siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran

5) Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna

6) Siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen

7) Siswa mendapat balikan positif dari guru maupun temannya

d. Penilaian dalam Kelas Whole Language

Guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa.


Secara informal, selama pembelajaran berlangsung, guru memperhatikan
siswa menulis, mendengarkan siswa berdiskusi baik kelompok atau diskusi
kelas. Ketika siswa bercakap-cakap dengan temannya atau dengan guru,
penilaian juga dilakukan, bahkan guru juga memberikan penilaian saat
siswa bermain selama waktu istirahat.
Walaupun guru tidak terlihat membawa buku nilai namun guru
menggunakan alat penilaian, seperti format observasi dan catatan anecdote.
Selain itu juga dilakukan dengan menggunakan portofolio.

2. Pendekatan Keterampilan Proses

a. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu


pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan
siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar.
b. Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses

1) Pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk


belajar, melainkan juga bagaimana memperoleh hasil belajar dan
proses mencapai tujuan pembelajaran
2) Menumbuhkan kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan. Kemampuan terdiri dari :
a) Kemampuan mengamati
b) Kemampuan menghitung
c) Kemampuan mengukur
d) Kemampuan mengklasifikasi
e) Kemampuan menemukan hubungan
f) Kemampuan membuat prediksi
g) Kemampuan melaksanakan penelitian
h) Kemampuan mengumpulkan
i) Kemampuan menganalis data
j) Kemampuan mengkomunikasikan hasil
c. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan

Keterampilan Proses
1) Pengorganisasian Kelas

Secara fisik, pengorganisasian kelas antara lain berupa


pengaturan ruang kelas yang meliputi tempat duduk, letak papan
tulis, meja guru, rak-rak buku, lemari dan media pembelajaran.
Sementara pengorganisasian yang bersifat nonfisik meliputi
pengelolaan suasana kelas, antara lain dapat dilakukan dengan cara:
a) Penciptaan komunikasi yang multiarah sehingga siswa dapat
berkomunikasi dengan guru, sesama siswa, maupun seluruh kelas
b) Pengelolaan jam pelajaran secara efektif dan efisien

c) Pengelompokan siswa, dengan memperhatikan masalah yang akan


dibahas siswa, kemampuan siswa, jenis kelamin siswa, kemudahan
hubungan antarsiswa, minat siswa, sifat kelompok dan jumlah
anggota dalam setiap kelompok.
2) Metode dan Teknik Belajar Mengajar

Metode bersifat prosedural, artinya penerapan pembelajaran


Bahasa Indonesia harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang
teratur, bertahap yakni mulai perencanaan pembelajaran, penyajian,
sampai dengan penilaian dan hasil pembelajaran. Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran bahasa Indnesia,
antara lain:
a) Persamaan dan perbedaan antara sistem bahasa pertama siswa
dengan bahasa kedua yang mereka pelajari
b) Usia siswa pada saat mereka belajar bahasa

c) Latar belakang sosial budaya siswa

d) Pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa siswa


dalam bahasa yang dipelajarinya yang sudah mereka punyai
e) Pengetahuan dan keterampilan berbahasa guru

f) Kedudukan dan fungsi bahasa


g) Tujuan pembelajaran

h) Alokasi waktu

Teknik penyajian pembelajaran secara garis besar dan yang


sering digunakan adalah :
a) Ceramah
b) Diskusi (kelas dan kelompok)
c) Resitasi (Penugasan)

3. Pendekatan Komunikatif

a. Hakikat Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang


bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan
pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedurprosedur bagi
pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca,
berbicara dan menulis), mengakui dan menghargai saling
ketergantungan bahasa. Menurut Tarigan (1989: 270), munculnya
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bermula dari
adanya perubahan-perubahan dalam tradisi pembelajaran bahasa di
Inggris tahun 1960-an, yang saat itu menggunakan pendekatan
situasional.
b. Ciri-Ciri Utama Pendekatan Komunikatif

Ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya dua


kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan
komunikasi fungsional dan kegiatan yang bersifat interaksi sosial.
Kegiatan komunikasi fungsional terdiri atas mengolah informasi,
berbagi dan mengolah informasi, berbagi informasi dengan kerja
sama terbatas, berbagi informasi dengan kerja sama tak terbatas.
Kegiatan interaksi sosial terdiri atas improvisasi, lakon-lakon
pendek yang lucu, aneka simulasi, dialog dan bermain peran,
sidang-sidang konversasi dan diskusi serta berdebat.
c. Aspek-Aspek yang Berkaitan Erat dengan Pendekatan
Komunikatif
1) Teori bahasa, yang menyatakan bahwa hakikatnya bahasa
adalah suatu sistem untuk mengekspresikan makna yang
menekankan pada dimensi semantik dan komunikasi
2) Teori belajar, yang beranggapan bahwa proses belajar lebih
efektif jika bahasa diajarkan secara alamiah melalui komunikasi
langsung
3) Tujuan, yaitu mengembangkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi
4) Silabus, harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran

5) Tipe kegiatan, pembelajar dipajangkan pada situasi komunikasi


yang nyata

6) Peranan guru, sebagai fasilitator proses komunikasi, partisipan


tugas dan teks, penganalisis kebutuhan
7) Peranan siswa, berperan sebagai pemberi dan penerima,
negosiator dan interaktor
8) Peranan materi, sebagai pendukung usaha meningkatkan
kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata
d. Prosedur Pendekatan Komunikatif

1) Penyajian dialog singkat

2) Pelatihan lisan dialog yang disajikan

3) Penyajian tanya jawab

4) Penelaah dan pengkajian

5) Penarikan simpulan

6) Aktivitas interpretatif

7) Aktivitas produksi lisan


8) Pemberian tugas

9) Pelaksanaan evaluasi

e. Strategi Pendekatan Komunikatif

1) Tujuan

Tujuan pembelajaran bahasa adalah mengembangkan


komunikatif para pembelajar bahasa yang mencakup
kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik, baik yang
dinyatakan secara eksplisit maupun yang dinyatakan secara
implisit
2) Materi

Ada tiga jenis materi yang dipakai dalam pembelajaran


bahasa dengan pendekatan komunikatif, yakni materi yang
berdasarkan teks, materi berdasarkan tugas, dan materi
berdasarkan realita. Prinsip dalam penyusunan materi adalah:
a) Materi harus menunjang tujuan

b) Materi harus autentik

c) Materi harus mampu menstimulasi terjadinya interaksi

d) Materi memberikan kesempatan untuk memperhatikan


bentuk-bentuk bahasa
e) Materi harus mampu mendorong siswa mengembangkan
keterampilan belajar yang lain
f) Materi harus mendorong pembelajar menerapkan
keterampilan berbahasa
3) Metode

Metode yang paling relevan dapat digunakan untuk


menjembatani guru dengan siswa adalah metode komunikatif itu
sendiri.
4) Teknik
a) Teknik pembelajaran berbicara (ulang ucap, lihat ucapkan,
mendeskripsikan, melengkapi kalimat, menjawab
pertanyaan, cerita berantai, bermain peran, wawancara dan
diskusi
b) Teknik pembelajaran menyimak (dengar ulang ucap, dengar
tulis, dengar kerjakan, simak bilang, bisik berantai,
merangkum, memparafrase)
c) Teknik pembelajaran membaca (lihat baca, menyusun
kalimat, mencari kalimat topik, menceritakan kembali,
mempraktekkan petunjuk, membaca sepintas)
d) Teknik pembelajaran menulis (menyusun kalimat,
memperkanalkan karangan, menyelesaikan cerita,
mengembangkan kata kunci, mengembangkan judul,
menulis surat
5) Media

Beberapa media pembelajaran yang sering kita gunakan


adalah replika, gambar, duplikat, planel, kertas karton, Radio,
video, dan lain-lain.
6) Evaluasi

Ada tiga jenis tes yaitu tes diskrit, tes integratif, dan tes
pragmatis. Yang cocok untuk pembelajaran bahasa Indonesia
dengan pendekatan komunikatif hanya tes integratif dan tes
pragmatif. Tes integratif menguji kemampuan siswa dalam
menggunakan berbagai aspek kebahasaan atau keterampilan
berbahasa pada satu waktu sekaligus. Tes pragmatif menguji
kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen
kebahasaan dalam konteks situasi tertentu.

4. Pendekatan Konstektual

Pembelajaran kontekstual pada intinya membantu guru untuk


mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi
siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan
kehidupan mereka. Karakteristik pembelajaran kontekstual mengacu
pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan
tanggung jawab siswa sebagai anggota keluarga, warga negara dan
tenaga kerja (Mustofa, 2016).
Pendekatan kontekstual ini dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, dimana siswa didorong menghubungkan antara teks
sastra dan konteks yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Dengan
demikian, siswa terlatih menemukan pandangan tokoh dalam teks sastra
yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

5. Pendekatan Tematik

Pembelajaran tematik merupan suatu pendekatan dalam


pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi
peserta didik.
Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a) Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b) Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

c) Belajar melalui pengalaman lansung.

d) Lebih memperhatikan proses dari hasil semata.

e) Sarat dengan muatan keterkaitan.

6. Pendekatan Tujuan

Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam


pembelajaran yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah
tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah
ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan
teknik pembelajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi proses pembelajaran
ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan itu
sendiri.
Sejalan dengan itu, maka mata pelajaran apapun orientasinya
pada pendekatan tujuan, demikian juga pada mata pelajaran bahasa
Indonesia. Oleh karena orientasinya pada tujuan, maka
pembelajarannya pun penekanannya pada tercapai tujuan.

7. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam


pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap
bahasa sebagai perangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut, maka
pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah
bahasa atau tata bahasa. Pembelajaran bahasa dititik beratkan pada
pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercangkup dalam fonologi,
morfologi, dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola
kalimat, pola-pola gabungan kata, pola kata, dan suku kata menjadi
sangat penting.

8. Pendekatan Pengalaman Berbahasa

Pendekatan pengalaman berbahasa dalam bidang membaca dapat


dibatasi sebagai pengajaran membaca dengan menggunakan wacana
yang dikembangkan bersama-sama dengan anak-anak. Dalam PPB
guru merangsang anak-anak untuk berpikir tentang pengalaman
masing-masing. Guru memberikan dorongan kepada anak-anak untuk
bercerita. Rekaman guru yang menggunakan huruf-huruf yang jelas itu
harus dilakukan di depan anak-anak supaya anak-anak sadar bahwa
bahasa lisan itu bisa diubah menjadi bahasa tulisan.
9. Pendekatan Konstruktivisme

Menurut Mustofa (2016), dalam kegiatan pembelajaran, persepsi


yang muncul akan menentukan perilaku siswa sehingga siswa akan
membangun sendiri pengetahuannya apabila mereka dilibatkan secara
aktif dalam proses belajar yang menyenangkan, serta mendukung siswa
untuk belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme harus
mengandung 5 prinsip, yaitu:
a. Menghadapi masalah yang relevan

b. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah


pertanyaan
c. Mencari dan menilai pendapat siswa

d. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa

e. Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran

Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai model dalam


cara menyelesaikan masalah bersama siswa. Guru hadir sebagai
narasumber dan bukan menjadi penguasa yang memaksakan jawaban
benar, biarkan siswa bebas membangun pemahaman mereka sendiri.
Guru mengamati siswa selama beraktivitas dan mendengarkan secara
seksama atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa.
Pendekatan konstruktivisme menekankan gagasan-gagasan
berasal dari siswa dalam setiap topik bahasan, sedangkan guru dituntut
harus mempersiapkan dan mengembangkan pengetahuan yang
berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan kepada
siswa dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan bahan yang disajikan sehingga peranan guru di
dalam pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai fasilitator dan
mediator.
10. Pendekatan Humanisme

Gagasan atau pengertian humanisme selalu bermuara pada konsep


pendidikan humanistik, yaitu suatu pembelajaran yang bertujuan untuk
menjunjung tinggi dan mengembangkan kemanusiaan baik secara
individual untuk yang bersangkutan maupaun secara sosial untuk
masyarakat pada umumnya (Mustofa, 2016). Kaitannya dengan dunia
pendidikan, pendekatan humanisme merupakan pendekatan yang
mengembangkan keterampilanketerampilan yang ada hubungannya
dengan kemanusiaan. Dengan pendekatan humanisme ini siswa
diharapkan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang
dituntut.
Pada pendekatan humanisme, siswa diarahkan untuk dapat
mengembangkan potensinya tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun
kekerasan dari guru. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu
menemukan makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam
komunikasi dengan manusia lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapatkan melalui latar belakang dan pembahasan


yang telah diuraikan adalah Beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa,
antara lain: pendekatan tujuan, pendekatan tematik, pendekatan komunikatif,
pendekatan struktural, pendekatan keterampilan proses, pendekatan whole
language, pendekatan kontekstual, pendekatan humanisme, pendekatan
kontruktivisme, pendekatan pengalaman berbahasa (PPB)

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini yaitu agar
pembaca dapat memahami dan mempelajari isi dari makalah yang berjudul
Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yang nantinya kita sebagai calon
guru dapat memahami konsep pelajaran dasar ini dan menerapkannya dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah.
DAFTAR RUJUKAN

Mustofa. (2016). Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Berbasis Analisis Wacana


Kritis. Lamongan: Pustaka Ilalang Group.

Tarigan, Henry Guntur. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia.


Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud

Syae’I, Imam. (1998). Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indoesia. Jakarta: Pusat


Penerbitan UT

Santosa, Puji dkk. (2009). Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Wei, W. (2014). Can integrated skills task change students' learning strategies and
material? The Language Learning Journal, DOI:
10.1080/09571736.2014.905970

Anda mungkin juga menyukai