Optimized

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 52

JUDUL

MANAJEMEN KOLAM RENANG DI KABUPATEN


PEMALANG TAHUN 2017

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Negeri Semarang

Oleh
Eani Reza Pratiwi
6101413099

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

i
ABSTRAK

Eani Reza Pratiwi.2018. Manajemen Kolam Renang di Kabupaten Pemalang


Tahun 2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Fakultas Ilmu Keolahrgaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1
Supriyono, S.Pd, M.Or, dan Pembimbing 2 Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci: Manajemen, Kolam Renang.

Terdapat enam kolam renang di Kabupaten Pemalang, keenamnya saling


bersaing untuk menarik minat pengunjung dengan menonjolkan kelebihan dari
masing-masing kolam renang. Namun perkembangan kolam renang di
Kabupaten Pemalang tidak semuanya sama, beberapa kolam renang mengalami
masalah, salah satu permasalahannya adalah kurang tertatanya manajemen di
kolam renang tersebut sehingga beberapa kolam renang hampir terbengkalai.
Pertanyaan dari penelitian ini yaitu “Bagaimana manajemen pengelolaan kolam
renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017?”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan manajemen pengelolaan kolam renang di Kabupaten
Pemalang tahun 2017.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif,
sumber data dalam penelitian adalah pengelola dan pengunjung kolam renang di
Kabupaten Pemalang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan komponen
pengumpulan data, pengolahan data, dan menulis laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Fungsi perencanaan dalam enam
kolam renang di Kabupaten Pemalang masih terkendala dalam penyediaan
sumber daya, 2) Di dalam fungsi pengorganisasian masih ada karyawan yang
merangkap di divisi lain, 3) Fungsi penggerakan, hanya berjalan di kolam renang
yang dikelola oleh pihak Swasta, 4) Dalam fungsi pengawasan, Pemerintah
Kabupaten Pemalang jarang sekali melaksanakan pengamatan atau pengecekan
terhadap kolam renang yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah masing-masing fungsi manajemen
belum seutuhnya diterapkan dan dipahami dengan baik sehingga masih banyak
yang perlu diperbaiki. Saran untuk Pemerintah Kabupaten Pemalang agar
mengelola kolam renang dengan baik, jika tidak memiliki cukup dana untuk
melakukan perawatan, sebaiknya mengajak beberapa pengusaha atau instansi
yang bergerak dibidang olahraga untuk bekerja sama atau diserahkan ke pihak
swasta saja. Untuk Pengelola atau Pemilik kolam renang di Kabupaten
Pemalang akan lebih baik jika belajar dan memahami tentang manajemen
olahraga, kemudian sebelum merekrut karyawan hendaknya memberikan syarat
memiliki kompetensi water treatment dan engineering atau paling tidak karyawan
diberikan pelatihan terlebih dahulu terutama yang bertugas sebagai life guard.
Petugas atau Karyawan untuk lebih memperhatikan kamar ganti, kamar mandi
dan kamar bilas selalu dibersihkan secara berkala agar dapat dinikmati oleh
pengunjung dan pengunjung merasa nyaman. Untuk petugas kebersihan
hendaknya sering mengecek dan membersihkan sampah disekitar kolam karena
dapat mencelakai pengunjung.

iv
PERNYATAAN

v
PERSETUJUAN

vi
HALAMAN PENGESAHAN

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan (Pramoedya Ananta


Toer).
2. Tutup telinga, pandang lurus ke depan, dan berjuang tanpa akhir maupun
batas (Nindi S.W.).

PERSEMBAHAN:

1. Orang tua saya Almh. Ibu Sri Emi dan Alm.

Bapak Mohamad Annas yang menjadi sumber

semangat dalam proses pembuatan skripsi ini.

2. Rekan-rekan PJKR angkatan 2013.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayahNya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, kepada

keluarga beliau dan para sahabat serta orang-orang salih hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Program Guru Pendidikan Jasmani, Kesehatan

dan Rekreasi dengan judul yang diajukan yaitu “Manajemen Pengelolaan Kolam

Renang Di Kabupaten Pemalang Tahun 2017.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin sehingga

penelitian ini dapat terlaksana.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi yang telah

memberikan pengarahan dan saran dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

4. Supriyono, S.Pd, M.Or dan Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd selaku Dosen

pembimbing yang selalu menyempatkan waktu untuk membimbing dan

mendukung dalam penyusunan skripsi ini dengan baik.

5. Pengelola kolam renang di Kabupaten Pemalang yang telah memberikan ijin

dalam memperoleh data untuk menyusun skripsi ini.

ix
6. Semua pihak yang membantu baik materiel maupun spiritual sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Penulis,

x
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ................................................................................................................. i

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

PERNYATAAN .................................................................................................... v

PERSETUJUAN ................................................................................................. vi

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


1.2 Fokus Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian..................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 5
1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7

2.1 Manajemen .............................................................................................. 7


2.1.1 Pengertian Manajemen ...................................................................... 7
2.1.2 Fungsi Manajemen ............................................................................ 8
2.1.3 Manajemen Olahraga ...................................................................... 13
2.1.4 Manajemen Fasilitas Olahraga ........................................................ 14
2.2 Kolam Renang ........................................................................................ 19
2.2.1 Pengertian Kolam Renang ............................................................... 19
2.2.2 Ukuran Kolam Renang..................................................................... 20
2.2.3 Sanitasi Kolam Renang ................................................................... 22
2.2.4 Sarana dan Prasarana ..................................................................... 24
2.2.5 Kolam Renang Di Kabupaten Pemalang .......................................... 29

xi
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 36

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 36


3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................................ 36
3.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ............................................ 37
3.3.1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 37
3.4 Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................... 45
3.5 Analisis Data ........................................................................................... 45
3.5.1 Teknik Analisis Kualitatif .................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 48

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 48


4.1.1 Kolam Renang Bening ..................................................................... 48
4.1.2 Kolam Renang Comal Baru ............................................................. 52
4.1.3 Kolam Renang Zatobay ................................................................... 55
4.1.4 Kolam Renang Widuri ...................................................................... 58
4.1.5 Kolam Renang Moga Indah ............................................................. 61
4.1.6 Kolam Renang Jambe Kembar ........................................................ 65
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 69
4.2.1 Manajemen Pengelolaan Kolam Renang di Pemalang .................... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 74

5.1 Simpulan ................................................................................................. 74


5.2 Saran ...................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

LAMPIRAN........................................................................................................ 78

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian........................................................... 38


2. Pedoman Observasi ........................................................................ 40
3. Pedoman Wawancara ..................................................................... 42
4. Pedoman Dokumentasi ................................................................... 44

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lintasan Kolam Renang ................................................................ 25


2. Contoh Tali Lintasan ..................................................................... 25
3. Pelampung Ringbouy.................................................................... 26
4. Balok Start .................................................................................... 26
5. Contoh Kolam Anak ...................................................................... 27
6. Ukuran Kolam Renang untuk Perlombaan .................................... 28
7. Contoh Gelanggang Renang untuk Perlombaan ........................... 29
8. Kolam Dangkal di Kolam Renang Bening ..................................... 30
9. Kolam Dangkal di Kolam Renang Comal Baru .............................. 31
10. Kolam Untuk Dewasa di Kolam Renang Comal Baru .................... 31
11. Salah Satu Kolam di Kolam Renang Zatobay ............................... 32
12. Sarana dan Prasarana di Kolam Renang Widuri ........................... 33
13. Salah Satu Wahana di Kolam Renang Widuri ............................... 33
14. Salah Satu Kolam di Kolam Renang Moga Indah ......................... 34
15. Salah Satu Kolam di Kolam Renang Jambe Kembar .................... 35
16. Kolam Dangkal di Kolam Renang Jambe Kembar......................... 35

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Tema dan Judul Skripsi..................................................... 79


2. SK Pembimbing ............................................................................ 80
3. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Bening .................................. 81
4. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Comal Baru .......................... 82
5. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Zatobay ................................ 83
6. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Widuri ................................... 84
7. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Moga Indah .......................... 85
8. Surat Izin Penelitian Kolam Renang Jambe Kembar ..................... 86
9. Surat Izin Penelitian untuk KESBANGPOLINMAS ........................ 87
10. Surat Pengantar dari KESBANGPOLINMAS................................. 88
11. Surat Izin Penelitian untuk BAPPEDA ........................................... 89
12. Surat Pengantar dari BAPPEDA ................................................... 90
13. Surat Izin Penelitian untuk DISPARPORA .................................... 91
14. Surat Keterangan Kolam Renang Bening ..................................... 92
15. Surat Keterangan Kolam Renang Comal Baru .............................. 93
16. Surat Keterangan Kolam Renang Zatobay .................................... 94
17. Surat Keterangan Kolam Renang Moga Indah .............................. 95
18. Surat Keterangan Kolam Renang Jambe Kembar......................... 96
19. Reduksi Data ................................................................................ 97
20. Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Pengelola ........................... 102
21. Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Pengunjung ........................ 122

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan dan gerak manusia telah dilakukan dan berkembang sejak

manusia pertama hidup di dunia. Sebagai umat Tuhan yang memiliki

kesempurnaan panca indera, akal dan pikiran serta perasaan, manusia telah

mampu menata hidupnya. Dalam perjalanan mengarungi hidupnya dari masa ke

masa perkembangan kegiatan geraknya dilakukan sesuai perkembangan sosial,

ekonomi dan budayanya. Setelah melalui proses perubahan sosial, ekonomi,

budaya dan politik kegiatan berkembang menjadi berbagai macam ragam, yang

diantaranya apa yang sekarang disebut kegiatan gerak Olahraga. Olahraga

adalah komponen hubungan sosial manusia, kondisi, pekerjaan dan kehidupan,

yang penting bagi masyarakat, yang membantu memperkaya budaya manusia.

Olahraga telah berkembang mulai dari wilayah kecil sampai ke daerah Nasional

dan dunia (Wahadi, 2005:2).

Olahraga merupakan aktivitas gerak yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain

dapat menjaga kebugaran jasmani, dengan olahraga bisa juga menjaga

kesehatan tubuh. Olahraga dan Rekreasi merupakan salah satu kebutuhan

manusia untuk kebugaran jasmani dan rohani yang sangat penting demi

mendukung kegiatan kita sehari-hari. Aktivitas olahraga yang dilakukan secara

teratur dalam frekuensi tiga kali atau lebih dalam seminggu dengan setiap latihan

30‟, maka akan dapat meningkatkan kualitas hidup pelakunya. Dari dimensi

psikologis, orang yang melakukan aktivitas olahraga secara teratur, ia lebih

optimis dalam menghadapi hidup dan kehidupannya (Ali Maksum, 2008:175).

1
2

Olahraga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, tetapi akan lebih baik

apabila aktivitas olahraga dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang sesuai

dan sudah tersedia. Melakukan olahraga membutuhkan fasilitas, sarana dan

prasarana, salah satunya adalah olahraga air. Indik Karnadi (2009:9)

mengatakan bahwa olahraga air yang tercantum dalam buku FINA hanya 5

macam, yaitu Renang, Renang Terbuka, Loncat Indah, Polo Air dan Renang

Indah.

Olahraga renang merupakan olahraga air yang banyak digemari terutama

oleh anak-anak usia sekolah dasar. Olahraga ini sangat bermanfaat untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak, keselarasan antara perkembangan

kecerdasan otak dan ketrampilan serta yang paling pokok adalah dapat

membantu anak dalam pertumbuhan jasmani yang seimbang. selain itu olahraga

renang ini secara umum disebut juga olahraga air, yang mana didalamnya

mencakup permainan, perlombaan, bahkan hal-hal yang berhubungan dengan

keselamatan terutama bagi orang-orang yang memiliki kegiatan sehari-harinya

berhubungan dengan alam dalam hal ini air, seperti kolam renang, wisata bahari,

kehidupan dipinggir sungai (Indik Karnadi, 2009:i). Untuk lebih mengenalkan dan

memberi kesempatan beraktivitas olahraga renang kepada banyak orang,

tindakan yang paling banyak dilakukan selama ini adalah bahwa olahraga renang

dimasukkan dalam kurikulum pendidikan disekolah-sekolah mulai dari pendidikan

tingkat dasar sampai dengan pendidikan tinggi.

Kolam renang umumnya digunakan sebagai sarana olahraga air yang

menyehatkan baik untuk anak-anak maupun dewasa, bahkan sering disarankan

sebagai olahraga yang paling sesuai untuk penderita asma terutama pada anak-

anak (Burhanudin, 2015:16). Ada beberapa kolam yang biasa tersedia dalam
3

komplek kolam renang diantaranya kolam lomba, kolam loncat, kolam dangkal 1

meter atau kolam pemanasan,kolam anak, dan kolam air hangat. Kolam renang

yang dibuat haruslah memenuhi standar nasional kolam renang yang telah di

tetapkan oleh badan renang dunia FINA. Misalnya kolam lomba yang

dipersyaratkan untuk perlombaan harus memenuhi ukuran nasional dan

internsional yaitu berukuran 25 meter x 50 meter dengan 10 lintasan. Juga harus

disediakan tribun penonton di salah satu atau kedua sisinya dan menjamin

keselamatan baik bagi perenang maupun penonton. Selanjutnya air kolam juga

harus memenuhi syarat-syarat air yaitu bersih, menyehatkan dengan kompisis

keasaman (Ph) yang baik (Susanto, 2007:5). Kolam renang juga bukan tempat

musiman, sehingga dapat dikunjungi kapan saja dan oleh semua kalangan.

Di Kabupaten Pemalang sendiri terdapat enam kolam renang, dari enam

tersebut tidak semuanya dikelola dengan baik, alhasil beberapa kolam renang

tersebut terbengkalai sehingga kurang layak untuk digunakan. Kurangnya

perawatan tidak lain disebabkan karena kurang sumber daya manusia untuk

merawat sarana dan prasarana dari kolam renang itu sendiri. Bayangkan saja

jika sebuah prasarana olahraga seperti kolam renang itu hanya dikelola oleh dua

orang saja, pekerjaan yang lain yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang

hanya dilakukan dua orang itu saja, sehingga munculah permasalahan seperti

kolam renang tidak terawat, airnya kotor serta lingkungan sekitar yang kurang

enak dipandang mata.

Ukuran kolam renang dan jumlah kolam renang yang dibangun dalam

satu tempat mempengaruhi target pengunjung, apalagi sekarang olahraga

renang sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Jika dalam satu waktu

kebetulan beberapa kelas dari beberapa sekolah berenang di kolam renang


4

tersebut, apa yang akan terjadi? Kegiatan yang dilakukan jadi kurang efektif dan

tingkat keselamatan menjadi kurang. Untuk mengatasi itu semua, pengelola perlu

memperhatikan ukuran kolam renang sesuai standar minimum yang sudah

ditentukan.

Berdasarkan uraian diatas pengelolaan fasilitas olahraga perlu dilakukan

dengan baik agar hal-hal seperti pemasalahan diatas tidak terjadi. Dalam hal ini

penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Manajemen

Pengelolaan Kolam Renang di Kabupaten Pemalang Tahun 2017”.

1.2 Fokus Masalah

Sesuai dengan alasan pemilihan judul dan kenyataan yang ada di

lapangan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Fungsi manajemen bidang perencanaan dalam pengelolaan kolam renang di

Kabupaten Pemalang tahun 2017.

2. Fungsi manajemen bidang pengorganisasian dalam pengelolaan kolam

renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017.

3. Fungsi manajemen bidang penggerakan dalam pengelolaan kolam renang di

Kabupaten Pemalang tahun 2017.

4. Fungsi manajemen bidang pengawasan dalam pengelolaan kolam renang di

Kabupaten Pemalang tahun 2017.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian “Manajemen Pengelolaan kolam renang di Kabupaten

Pemalang Tahun 2017” maka pertanyaan penelitian tersebut adalah:


5

1. Bagaimana fungsi manajemen bidang perencanaan dalam pengelolaan kolam

renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017?

2. Bagaimana fungsi manajemen bidang pengorganisasian dalam pengelolaan

kolam renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017?

3. Bagaimana fungsi manajemen bidang penggerakan dalam pengelolaan kolam

renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017?

4. Bagaimana fungsi manajemen bidang pengawasan dalam pengelolaan kolam

renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bidang perencanaan dalam

pengelolaan kolam renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017.

2. Untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bidang pengorganisasian dalam

pengelolaan kolam renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017.

3. Untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bidang penggerakkan dalam

pengelolaan kolam renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017.

4. Untuk mendeskripsikan fungsi manajemen bidang pengawasan dalam

pengelolaan kolam renang di Kabupaten Pemalang tahun 2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat dari penelitian ini yakni manfaat teoritis dan manfaat

praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

Manajemen Pengelolaan Kolam Renang di Kabupaten Pemalang Tahun 2017.


6

1.5.2 Manfaat Praktis

Dalam manfaat praktis dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Kegunaan bagi Objek Penelitian

Memberikan informasi, pengetahuan dan tolak ukue mengenai Manajemen

Pengelolaan Kolam Renang di Kabupaten Pemalang Tahun 2017, serta dapat

digunakan untuk mempublikasikan Objek Penelitian sehingga dapat diketahui

oleh pembaca.

2. Kegunaan bagi Peneliti

Memberikan wawasan dan pemahaman bagi peneliti tentang Manajemen

Pengelolaan Kolam Renang di Kabupaten Pemalang Tahun 2017.

3. Kegunaan bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan

tentang Manajemen Pengelolaan Kolam Renang di Kabupaten Pemalang

Tahun 2017.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

Dibawah ini terdapat beberapa pengertian manajemen menurut para ahli,

diantaranya sebagai berikut:

2.1.1 Pengertian Manajemen

Achamad Paturusi (2012:2) menguraikan bahwa kata manajemen berasal

dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere

yang berarti melakukan. Kata-kata ini digabung menjadi kata kerja managere

yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris

dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan

manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya,

management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen

atau pengelolaan. Manajemen menurut Follet dalam Achmad Paturusi (2012:2),

adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (management is

the art of getting things done through people). Hasibuan dalam Achmad Paturusi

(2012:2) mengatakan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh Nickels and

McHugh dalam Sule dan Saefullah 2005 dalam Achmad Paturusi (2012:2),

bahwa manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan

tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber

daya organisasi lainnya.

7
8

Menurut Koontz dan O‟donnel dalam Amirullah (2004:7) manajemen

adalah usaha mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Dengan

demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian.

Sedangkan menurut Terry dalam Amirullah (2004:7) manajemen merupakan

suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Manajemen

adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional

atau maksud-maksud yang nyata (George R. Terry, 2016:1). Manajemen secara

umum didefinisikan sebagai “kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh

suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang

lain.” (Sondang P. Siagian, 2012:62).

2.1.2 Fungsi Manajemen

Manajemen dan administrasi tidak menjalankan sendiri-sendiri

kegiatannya yang bersifat organisasional, tetapi bersama-sama berada dalam

satu gerak dan langkah. Fungsi adalah kegiatan atau tugas-tugas yang harus

dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan (Achmad Paturusi, 2012:72).

Ada empat fungsi fundamental dalam manajemen, biasanya dikenal

dengan singkatan “POAC”, yang artinya :

2.1.2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Perlu

diketahui bahwa tidak ada rencana yang bersifat final, karena selalu terbuka
9

untuk dilakukan perbaikan. Rencana yang telah disusun dengan baik sesuai

prosedur yang dipersyaratkan, akan mendapat perbaikan tertentu selama

rencana tersebut direalisasikan sesuai situasi dan kondisi dimana dan kapan

perencanaan itu dilaksanakan (Achmad Paturusi, 2012:76).

Perencanaan sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan yang dibuat

sebelum suatu tindakan, program dan kegiatan dilaksanakan. Menentukan dan

menetapkan kegiatan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya,

berapa lama waktu yang dibutuhkan, berapa orang yang diperlukan dan berapa

banyak biayanya. Proses perencanaan dilakukan secara rasional dengan

mempertimbangkan berbagai aspek yang mengitarinya dan mengandung sifat

optimisme didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai

macam permasalahan.

Agar perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten dan

realistis maka kegiatan perencanaan perlu memperhatikan;

1. Keadaan sekarang, artinya tidak dimulai dari nol tetapi sumber daya yang

sudah ada.

2. Keberhasilan dan faktor-faktor kritis keberhasilan.

3. Kegagalan masa lampau.

4. Potensi, tantangan, dan kendala yang ada.

5. Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi

peluang analisis.

6. Mengikutsertakan pihak-pihak terkait.

7. Memerhatikan komitmen.

8. Mempertimbangkan efektivitas dan efisien, demokratis, transparan, realistis,

legalitis, dan praktis.


10

9. Jika mungkin menguji cobakan kelayakan perencanaan.

Melalui perencanaan seorang manajer akan dapat mengetahui apa saja

yang harus dilakukan dan bagaimana cara untuk melakukannya. Menentukan

tingkat penjualan pada periode yang akan datang, berapa tingkat kebutuhan

tenaga kerja, berapa modal yang dibutuhkan dan bagaimana cara

memperolehnya, seberapa tingkat persediaan yang harus ada di gudang serta

keputusan apakah perlu dilakukan suatu ekspansi merupakan bagian dari

kegiatan perencanaan.

2.1.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian menurut Terry (2008) adalah pembagian pekerjaan

yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentu

hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan

yang sepatuhnya. Pengorganisasian merupakan fungsi yang harus dijalankan

oleh setiap manajer pada semua tingkatan, jenis kegiatan, dan bentuk organisasi

besar atau kecil. Pengorganisasian sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada

orang yang terlibat dalam kerja sebuah organisasi. Karena tugas-tugas ini

demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-

tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing bidangnya.

Salah satu prinsip pengorganisasian adalah terbaginya tugas dalam

berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian yang efektif adalah membagi habis

dan menstrukturkan tugas-tugas kedalam sub-sub unit kerja atau komponen-

komponen organisasi. Pengorganisasian menurut Gibson dalam Sagala (2009),

bahwa pengorganisasian meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan

untuk mewujudkan kegiatan yang direncakan menjadi suatu struktur tugas,

wewenang dan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu untuk
11

mencapai tugas yang diinginkan organisasi. Dalam pengorganisasian bukan

hanya mengidentifikasilkan jabatan sesuai job description dan menentukan

hubungan. Namun yang paling penting adalah mempertimbangkan orang-

orangnya, baik dilihat dari kompetensi maupun profesionalisme dengan

memperhatikan kebutuhannya agar berfungsi dengan baik.

Fungsi pengorganisasian penting untuk;

1. Mewujudkan struktur organisasi.

2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas.

3. Wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas.

4. Memperhatikan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi.

5. Sumbe daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.

Prinsip lain adanya kesatuan arah dari berbagai bagian organisasi,

adanya kesatuan pemerintah, adanya keseimbangan antara wewenang dan

tanggungjawab seseorang dalam melaksanakan tugasnya, adanya pembagian

tugas yang jelas, struktur organisasi disusun sesederhana mungkin, pola

organisasi relatif permanen, adanya jaminan terhadap jabatan-jabatan dalam

organisasi, adanya balas jasa setimpal diberikan kepada setiap anggota

organisasi, dan penempatan orang yang bekerja dalam organisasi sesuai

dengan kemampuannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah

tingkat kemampuan ketua organisasi dalam menentukan sasaran, pembagian

pelaksanaan tugas dan tanggungjawab, menentukan personil pelaksana tugas,

menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan

sumberdaya organisasi. Kemampuan ini memberikan jaminan lembaga yang

dipimpinnya menjadi efektif, bermutu dan memenangkan persaingan.


12

2.1.2.3 Penggerakan (Actuating)

Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut Gie dalam Achmad

Paturusi (2012:78) merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah,

menugaskan, menjuruskan, mengarahkan dan menuntun pegawai atau personel

organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Memberi dorongan atau menggerakan mencakup kegiatan

yang dilakukan manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang

ditetapkan dalam perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan tercapai.

Menggerakan dimaksudkan merupakan usaha untuk menggerakan anggota

kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran organisasi. Berarti merangsang anggota-anggota kelompok

melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.

Prinsip utama dalam penggerakan ini adalah bahwa perilaku dapat diatur,

dibentuk atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan

dengan cermat.

2.1.2.4 Pengawasan (Controlling)

Untuk memastikan bahwa semua program dan kegiatan telah dan sedang

dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan, maka setiap organisasi

melakukan kegiatan pengawasan atau control atau pemantauan ataupun

pengendalian. Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk

mengendalikan, membina dan pelurusan sesuatu dalam kegiatan organisasi

sebagai upaya pengendalian mutu dalam arti luas. Dengan demikian jelaslah

controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan

dilaksanakan sesuai rencana.


13

Pengawasan yang dilakukan tentu bukanlah yang bersifat administrativ

saja, tetapi juga yang bersifat pengembangan profesinal. Pengawasan yang

difokuskan pada pengembangan profesinal di dalamnya ada kejujuran dan ada

keinginan untuk lebih maju dari pesaingnya.

2.1.3 Manajemen Olahraga

De-Sensi, Kelley, Blanton, dan Beitel 1990 dalam Harsuki (2012:63)

mengatakan bahwa definisi manajemen olahraga adalah setiap kombinasi dari

keterampilan yang berkaitan dengan Perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Pengarahan (Directing), Pengawasan (Controlling), Penganggaran

(Budgeting), Kepemimpinan (Leading), dan Penilaian (Evaluating), di dalam

konteks dari suatu organisasi atau departemen yang produk utamanya atau

servisnya dikaitkan dengan olahraga atau kegiatan fisik.

Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian

besar, yaitu manajemen olahraga pemerintah (atau sering kali disebut

administrasi keolahrgaan pemerintah) dan manajamen olahraga nonpemerintah

atau swasta. Manajemen keolahragaan pemerintah dilakukan oleh Kementrian

Negara Pemuda dan Olahraga dan sebagian juga oleh Departemen Pendidikan

Nasional khususnya yang mengenai olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi.

Sedangkan manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang

diselenggarakan dalam instirusi olahraga nonpemerintah seperti Komite Nasional

Indonesia dan seluruh jajarannya (Harsuki, 2012:4).

Manajemen kelembagaan olahraga dapat dikelompokkan dalam empat

bagian besar, yaitu:

1. Manajemen olahraga pendidikan. Misalnya untuk Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Umum, dan Perguruan Tinggi.


14

2. Manajemen lembaga/institusi/organisasi olahraga dalam lingkup gerakan

olimpik. Misalnya International Olympic Committee (IOC), Komite Olahraga

Nasional, Induk Organisasi Cabang Olahraga dang Fungsional dan

perkumpulan-perkumpulan olahraga atau Kelab (club).

3. Manajemen olahraga prosifesional. Antara lain balap mobil, balap kuda, dan

lain-lain.

4. Manajemen olahraga rekreasi, atau sering disebut olahraga masyrakat.

5. Manajemen olahraga pemerintah, seperti Kementrian Negara Pemuda dan

Olahraga, Dinas Olahraga di Kantor Gubernur, Kabupaten, Kota, dan lain-

lain.

6. Manajemen olahraga bisnis dan industri.

2.1.4 Manajemen Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga ialah semua prasarana olahraga yang meliputi semua

lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan

program kegiatan olahraga (Soepartono, 2000:6). Berdasarkan batasan di atas,

istilah fasilitas olahraga sudah mencakup pengertian prasrana dan sarana

perlengkapan. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah fasilitas olahraga ini sudah

populer, sehingga tidak ada kesulitan jika pada pembicaraan selanjutnya istilah

ini kadang-kadang digunakan.

Manajemen fasilitas olahraga ialah suatu proses perencanaan,

pengadministrasian, koordinasi, dan penilaian pelaksanaan harian dari fasilitas

olahraga (Harsuki, 2012:182). Tugas-tugas iini meliputi suatu aturan

pertanggungjawaban yang luas, termasuk memasarkan fasilitas,

mempromosikan event yang meenggunakan fasilitas tersebut, pemeliharaan

fasilitas dan mempekerjakan dan memecat karyawannya. Fasilitas olahraga tidak


15

hanya mahal harganya, apakah itu fasilitas terbuka (outdoors) ataukah fasilitas

tertutup (indoors). Pembangunan fasilitas tersebut juga tidak murah harganya,

demikian juga biaya pemeliharaannya. Di Indonesia, fasilitas olahraga terbuka

milik publik (pemerintah) tidak banyak, lebih-lebih fasilitas olahraga tertutup.

Berbicara mengenai fasilitas olahraga, penulis membatasi pada fasilitas

olahraga yang digunakan oleh perkumpulan olahraga, induk organisasi cabang

olahraga, dan fasilitas olahraga yang dikelola oleh pemerintah/lembaga, yang

pada umumnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

2.1.4.1 Macam-macam Fasilitas Olahraga

Fasilitas olahraga dapat dibagikan dalam macam/tipe, seperti:

1. Fasilitas tunggal, artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk satu

cabang olahraga saja, misalnya stadion baseball, bowlin valley, kolam

renang, lapangan golf, sirkuit motor dan mobil, trek lapangan balap kuda,

dan lain-lain.

2. Fasilitas serba guna, dapat dalam kategori indoors maupun outdoors. Yang

masuk indoors, misalnya istana olahraga (Istora) di Kompleks Gelora Bung

Karno, Senayan, Jakarta, dapat dikategorikan serba guna, karena dapat

untuk bermain dan bertanding, bola basket, bola voli, bulu tangkis, sepak

takraw, olahraga bela diri, dan lain-lain. Untuk lapangan terbuka, misalkan

dapat digunakan untuk motor cross, show untuk kendaraan, rekreasi,

konser, dan lain-lain. Termasuk dalam serba guna ini juga antara lain

Gedung Fitness Centre, yang dapat digunakan untuk senam, tenis, renang,

jogging, dan lain-lain.

3. Fasiltas pada club, seperti yang banyak kita dapati di negara-negara Eropa,

dilengkapi dengan fasilitas terbuka maupun tertutup, dan dilengkapi dengan


16

kotak penyimpanan barang (locker), toilet, shower, restoran, dan toko alat

peralatan olahraga.

4. Fasilitas olahraga yang besar, tidak hanya meyediakan ruangan untuk

berpraktik olahraga saja, tetapi juga menyediakan ruangan untuk para

penonton.

2.1.4.2 Mengurus Fasilitas Olahraga

Dalam mengurus fasilitas perlu memperhatikan beberapa hal,

diantaranya:

1. Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal biaya pembangunannya, biaya

pemeliharannya pun tidak kurang mahalnya. Penggunaan fasilitas yang ada

harus sangat dijaga sehingga dapat digunakan pada kurun waktu yang lama.

Dengan demikian, anggaran yang ada dapat dicurahkan juga untuk program

pengembangan olahraga.

2. Isu yang dihadapi oleh administrasi ialah: (1) Manajemen aset yang baik dan

prosedur pemeliharaan, (2) Analisis biaya pemeliharaan dan penyusunan

aturan penggunaan fasilitas.

2.1.4.3 Faktor yang Terkait Fasilitas Olahraga

Faktor-faktor yang terkait dalam fasilitas olahraga adalah:

1. Tuntutan atau keinginan pengguna adalah faktor kritis pada tahap pertama,

yang dipakai sebagai dasar keputusan penyediaan fasilitas ialah: (1) Terlalu

sedikit fasilitas membuat frustasi masyarakat pengguna, sehingga mereka

meninggalkannya, (2) Terlalu banyak fasilitas mengakibatkan beratnya biaya

operasional.

2. Keputusan untuk membangun, mengganti, memindahkan, mempertahankan

dan bahkan menjual fasilitas dikaitkan pada perencanaan strategi institusi


17

yakni: (1) Hanya dengan satu sistem menyeluruh yang dapat mengantarkan

partisipasi masa dan prestasi tingkat tinggi dalam olahraga, (2) Secara

singkat, fasilitas dan inti bisnis dari perkembangan olahraga sangat terkait

erat.

2.1.4.4 Indikasi Adanya Perencanaan dan Pemeliharaan Fasilitas yang Baik

Beberapa indikasi adanya perencanaan dan pemeliharaan fasilitas

dikelola dengan baik apabila,

1. Terbukti adanya penggunaan fasilitas oleh para stakeholder.

2. Terbukti bahwa fasilitas dimanfaatkan penuh, memenuhi kebutuhan

fungsional dan berada pada kondisi yang optimal.

3. Terlihat bahwa fasilitas dipelihara dengan baik, peralatan dalam keadaan baik

memiliki strategi untuk mengganti peralatan saat masanya tiba.

4. Terdapat catatan operasional yang terdokumentasi, seperti catatan anggaran

dan penggunaannya, catatan peralatan serta jadwal pemeliharaan yang

dipatuhi dan dilaksanakan.

5. Terdapat upaya manajemen risiko, dan ada prosedur untuk keadaan darurat.

6. Terdapat pembanding (benchmarking) dengan fasilitas sejenis di tempat lain,

dan telah ada target yang ditetapkan bagi masing-masing bagian pada

oganisasi fasilitas.

7. Disisihkan sebagian anggaran secara teratur untuk biaya penggantian

peralatan.

2.1.4.5 Manajemen Risiko

Dibawah ini tedapat beberapa pernyataan tentang manajemen resiko,

antara lain:
18

1. Risiko ialah kemungkinan terjadinya sesuatu yang berpengaruh terhadap

tujuan yang ditetapkan. Hal ini diukur dengan kemungkinan dan akibatnya.

2. Pengurangan risiko ialah tindakan tertentu dengan teknik yang tepat serta

penggunaan prinsip manajemen untuk mengurangi kemungkinan timbulnya

risiko ataupun akibatnya.

3. Pemindahan risiko ialah pemindahan tanggung jawab atau beban atas

kerugian dari satu pihak melalui ketentuan (misalnya Undang-Undang,

Peraturan, dan lain-lain), komunikasi, asuransi, atau wahana yang lain.

4. Penerimaan risiko ialah suatu keputusan untuk tidak terlibat dalam suatu

risiko.

Kuncinya adalah manajemen risiko berprinsip bahwa suatu fasilitas

olahraga memiliki strategi untuk menghadapi timbulnya semua kegagalan yang

dapat terjadi.

2.1.4.6 Ciri-ciri Fasilitas yang Dikelola dengan Baik

Berikut ini adalah ciri-ciri fasilitas yang dikelola dengan baik.

1. Beroperasi pada jam yang ditentukan setiap harinya, dengan memberikan

pelayanan yang ramah.

2. Pelanggan baru diterima secara baik, dan mereka mendapat petunjuk

sehingga dapat menggunakan fasilitas sebaik-baiknya.

3. Karyawan yang terlatih dengan baik, peran, dan tanggung jawabnya dapat

dikenali oleh setiap pengguna.

4. Prosedur keselamatan, PPPK, pertolongan darurat, dan lain-lain telah

didokumentasikan dan siap untuk beroperasi.

5. Melalui pengoperasiannya, fasilitas dapat menghasilkan manfaat ekonomi.


19

2.1.4.7 Tantangan Bagi Administrator Olahraga

Beberapa tantangan bagi administrator olahraga adalah sebagai berikut:

1. Administrator olahraga bukanlah spesialis manajer fasilitas. Namun demikian,

seorang administrator olahraga yang baik harus memahami seluruh aspek

terkait dalam pengoperasian suatu fasilitas olahraga, karena hal-hal tersebut

merupakan bagian integral dari system olahraga.

2. Administrator olahraga harus dapat memastikan bahwa fasilitas olahraga

tersedia dengan cukup dan fasilitas tersebut beroperasi dengan optimal.

3. Yang paling utama, administrator olahraga harus dapat memastikan bahwa

pengoperasian fasiltas berstandar tinggi dapat dilakukan dengan biaya

seminimal mungkin.

2.2 Kolam Renang

Dibawah ini terdapat pengertian kolam renang menurut beberapa sumber,

antara lain:

2.2.1 Pengertian Kolam Renang

Kolam renang atau gelanggang renang adalah tempat dan fasilitas untuk

olah raga renang dalam rangka kegiatan rekreasi dan hiburan (PERMENPAR

No.16, 2015:3). Menurut Tatang (2015:1) Gelanggang Olahraga Renang

merupakan sebuah ruang atau fasilitas yang diciptakan untuk mewadahi suatu

bentuk kegiatan yang melakukan gerakan (mengapung, menyelam) di air dengan

menggunakan kaki dan tangan dan seringkali tidak memerlukan perlengkapan

buatan. Gelanggang Olahraga Renang ini bertujuan untuk mengatasi minimnya

fasilitas olahraga renang berstandar nasional maupun internasional sebagai

wadah pengembangan olahraga renang secara maksimal sehingga para atlet


20

dapat mengembangkan kemampuan fisik dan mentalnya serta sebagai sebuah

wadah yang dapat menampung pertandingan olahraga renang bertaraf

internasional.

Perancangan fasilitas kolam renang ini dapat menjadi magnet dan pusat

pengembangan olahraga renang, selain itu juga mempengaruhi percepatan

pembangunan daerah dengan diwujudkannya sebuah fasilitas yang dapat

memberikan nilai tambah bagi Kota atau Kabupaten tersebut. Gelanggang

olahraga renang ini dirancang untuk dapat menampung ketiga fungsi utama

tersebut yaitu fungsi pendidikan dan pelatihan, fungsi kompetisi dan fungsi

hiburan dan rekreasi, karena saat ini sebuah fasilitas olahraga tidak hanya

dirancang sebagai sarana untuk menyalurkan hobi dan bakat tetapi juga dapat

digunakan untuk fasilitas hiburan dan rekreasi bagi masyarakat umum sehingga

dapat menyehatkan pikiran. Di Indonesia, fasilitas olahraga terbuka milik publik

(pemerintah) tidak banyak, lebih-lebih fasilitas olahraga tertutup. Misalnya di

kota-kota besar, ambilah contoh kolam renang publik dapat dihitung dengan jari

jumlahnya, kebanyakan punya hotel atau punya swasta yang disewakan dengan

sewa yang tidak murah.

2.2.2 Ukuran Kolam Renang

Neufert dalam Tatang (2015:2) menyebutkan bahwa berdasarkan

peruntukannya kolam renang dibagi menjadi kolam anak-anak dengan bidang

100-400 m2 dan kedalaman 0,00-0,50 m, kolam untuk bukan perenang dengan

bidang 500-2000 m2 dan kedalaman 0,50-1,35 m, kolam untuk perenang dengan

bidang 417-2150 m2 dan kedalaman 1,80m dan kolam bergelombang (airnya)

lebarnya bervariasi yaitu 16,66 m, 21,0 m dan 25,00 m. Memiliki panjang bak

kolam 50 m dengan panjang minimal bak kolam adalah 33m. Kedalam air untuk
21

awal kolam adalah 0,00 m. Sedangkan untuk kedalaman bagian akhir kolam

disesuaikan menurut pemakaian kolam dan jenis mesin gelombangnya. John

and Campbell dalam Tatang (2015:3) menuliskan tentang bentuk kolam renang

dapat dibedakan menjadi Kolam renang Konvensional, Kolam renang Leisure

(rekreasi), Kolam renang Konvensional Leisure dan bentuk kolam untuk anak-

anak, untuk belajar berenang dan untuk pelatihan. Induk Olahraga Renang

Internasional FINA menyebutkan bahwa sebuah kolam yang digunakan untuk

menyelenggarakan sebuah kompetisi tingkat sekelas olimpiade dan kejuaraan

dunia harus memenuhi syarat standar sebuah kolam renang (swimming) yaitu

kolam dengan panjang 50 m dan lebar 25 m, dinding harus vertikal dan

sejajar. Banyak lintasan renang 8-10 buah dengan lebar 2,50 m, kedalaman

air kolam 1,80 m dengan suhu 23°-25° C, tempat start tidak boleh licin dan tidak

melebihi kemiringan 10° serta dapat dibuat garis lintasan di dasar kolam sebagai

petunjuk bagi perenang. Sedangkan perlengakapan kolam yang harus

disediakan adalah seperti Tali Lintasan (lane rope), Tempat Start (Starting

Platforms), Penomoran (Numbering), Tanda untuk Pembalikan gaya

punggung (Backstroke Turn Indicator), Tali Start Salah (False Start Rope),

Penerangan (Lighting), Garis garis Tanda Lintasan (Lane Marking), Tembok

Miring (Bulkheads), Peralatan Penjurian Otomatik (Automatic Officiating

Equipment), Peralatan Start (Starting Devices), Panel Sentuhan Peralatan

Otomatik (Touch Panels For Automatic Equipmen), Cetakan (Printout),

Papan Hasil (Readout Board), Alat penilai pergantian start perenang, Alat

otomatis penghitung jarak renangan (lap), Papan bacaan (read-out board) untuk

penonton, dan Sistem Video Tape.


22

2.2.3 Sanitasi Kolam Renang

Selain perilaku, riwayat keturunan dan pelayanan kesehatan, kesehatan

lingkungan adalah salah satu faktor penting dari status kesehatan. Keempat

elemen ini disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga saling

mempengaruhi satu sama lain. Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus

pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan

wilayah yang berkesadaran lingkungan (Tribowo, 2013:61). Dalam proses

pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan

yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan

dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan. Indikator ini

harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan

kualitas lingkungan (Tribowo, 2013:62). Menurut HAKLI (Himpunan Ahli

Kesehatan Lingkungan Indonesia) dalam Tribowo (2013:65), kesehatan

lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

Persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang dan pemandian umum

menurut Imam Santoso (2015:73), dasar kesehatan lingkungan penyehatan

kolam renang dan pemandian umum ini tepat pada Peraturan Menteri Kesehatan

RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas air. Sanitasi kolam renang yang ideal adalah memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1. Keamanan

Faktor keamanan walaupun diluar kawasan sanitasi cukup penting, kolam

renang seharusnya ada pengawal bagian mengamankan/menolong kalau ada


23

orang yang tenggelam atau kecelakaan. Pengawal “life guard” dikolam renang

tersebut harus siap selama kolam renang dibuka untuk masyarakat. Tidak kalah

pentingnya adalah si pengawal harus pandai berenang dan dididik. Kesehatan

erat sekali dengan kesehatan, terutama faktor penularan penyakit di kolam

renang. penyakit-penyakit yang dapat ditularkan antara lain ialah semua penyakit

“food and water borne disease” yang berhubungan dengan manusia yang

berenang (Imam Santoso, 2015:73).

2. Kebersihan

Berhubungan dengan kesehatan kolam renang, seyogyanya kolam

renang dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

1) Lokasi tempat pakaian dan peralatan lainnya, selain fungsi keamanan

dari bawaan di perenang, maka loker berfungsi juga sebagai barrier agar

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pakaian tidak menular ke

orang lain. Penyakit tersebut antara lain kudis, penyakit karena cacing

dan lain sebagainya.

2) Ruangan tempat ganti pakaian, letak loker pakaian dapat didalam ruang

tempat ganti pakaian dengan tidak mengabaikan “privacy” dari

pengunjung kolam renang. Harus diperhatikan juga pemisahan yang jelas

dan arahan yang jelas antara ganti pria dan wanita. Jangan dilupakan

meletakkan tempat sampah diruang tersebut.

3) Kebersihan tempat membasahi badan, tempat mencuci

badan/membasahi badan sebelum masuk kolam renang perlu dipantau

secara seksama. Lantai harus bersih dan tidak banyak lumut sehingga

licin yang dapat menyebabkan kecelakaan terpeleset.


24

4) Kebersihan kolam renang, kolam renang harus bersih baik yang dipakai

maupun lantai dasar dan tembok dari kolam. Lantai dasar dari kolam

sebaikny diicat dengan warna terang, sehingga apabila kotor sedikit saja

sudah kelihatan nyata dan harus tidak berlumut. Tembok kolam renang

harus tidak berlumut juga.

Air yang dipakai di dalam kolam renang sebaiknya harus sama

kualitasnya dengan air minum, sehingga harus memenuhi syarat-syarat, pertama

fisik harus jenih/bening dan bersih tidak berbau dan pH normal. Kedua harus

memenuhi syarat-syarat kimia yaitu harus bebas dari bahan kimia beracun,

logam berat dan lain-lain. Syarat ketiga adalah mikrobiologis yaitu air tersebut

harus bebas dari kuman/mikroorganisme pathogen. Mikroorganisme yang sering

berada di kolam renang adalah: parasite, kuman, virus dan jamur yang

kesemuanya bisa menyebabkan gangguan fisiologis pada tubuh manusia.

2.2.4 Sarana dan Prasarana

Istilah sarana olahraga menurut Soepartono (2000:6) adalah terjemahan

dari “facilities”, yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam

pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Menurut UU RI No.3

tahun 2005 tentang Sistem Keolahrgaan Nasional bahwa sarana olahraga

adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga.

Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang

terselanggaranya suatu proses usaha atau pembangunan (Soepartono, 2000:5).

Prasarana olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang

digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan keolahragaan

(UU RI No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahrgaan Nasional). Terdapat


25

beberapa sarana dan prasarana dalam mendirikan sebuah kolam renang, antara

lain :

1. Lintasan dan Tali Lintasan

Menurut FINA untuk standar internasional lintasan kolam renang terdapat

8-10 buah lintasan dengan lebar 2,50 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar

lintasan pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan

dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan. Tali lintasan

terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang

panjangnya sama dengan panjang lintasan. Berikut ini adalah gambar dari

lintasan pada kolam renang beserta dengan tali lintasan.

Gambar 2.1 Lintasan kolam renang


Sumber : Dokumentasi Penelitian

Gambar 2.2 Contoh Tali Lintasan


Sumber : www.google.com
26

2. Pelampung

Pelampung digunakan sebagai sarana keselamatan untuk pengunjung di

kolam renang atau biasanya disewakan bagi pengunjung yang belum bisa

berenang sehingga akan membantu tubuh mereka terangkat ke permukaan air.

Berikut adalah beberapa jenis pelampung:

Gambar 2.3 Pelampung ringbouy


Sumber : Dokumentasi Penelitian

3. Balok Start

Dalam satu kolam renang jika ingin digunakan untuk perlombaan maka

dibuat 8 lintasan untuk satu kolam renang, sehingga pertandingan bisa diikuti 7-8

perenang. Tinggi balok antara 0,5 m hingga 0,75 m dari permukaan air. Ukuran

balok start adalah 0,5 x 0,5 m dan diatasnya dilapisi bahan anticilin. Kemiringan

balok start tidak melebihi 10o. Di bawah ini merupakan contoh gambar dari balok

start.

Gambar 2.4 Balok Start


Sumber : www.google.com
27

4. Lampu Penerengan

Lampu penerangan merupakan skala salah satu faktor yang ikut

menentukan kegiatan olahraga agar dapat berlangsung dengan baik. Oleh

karena itu lampu penerangan harus baik serta direncanakan sesuai dengan

kebutuhan (Wahadi, 2005:20). Menurut Wahadi (2005:22) dalam daftar

penyinaran minimal untuk cabang olahraga tertentu yang diukur melalui tingkat

penyinaran dalam lux adalah 300 lux. Masing-masing kolam renang harus

memenuhi syarat untuk intensitas cahaya tidak kurang dari 1500 lux.

5. Kolam Anak-anak

Kolam renang anak ini biasanya akan digunakan oleh anak-anak yang

akan belajar berenang atau hanya sekedar bermain saja. Kedalaman kolam ini

tentunya tidak sama dengan kolam yang lainnya. Biasanya dilengkapi dengan

beberapa permainan pada kolam ini untuk mengundang minat anak-anak. Kolam

renang (recreational pool) dengan standar mutu air sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan, sekurang kurangnya dengan fasilitas kolam

renang anak – anak dengan kedalaman antara 30–60 cm, dengan luas minimal

10 meter persegi (PERMEN PAR nomor 16 tahun 2015 tentang standard usaha

gelanggang renang.

Gambar 2.5 Contoh kolam anak.


Sumber : Dokumentasi Penelitian
28

6. Kolam Perlombaan

Kolam perlombaan adalah kolam renang yang ditujukan untuk

berbagai perlombaan akuatik seperti kompetisi renang, loncat indah, polo air,

dan renang indah. kolam renang yang dibangun khusus untuk perlombaan

haruslah sesuai standar dan berbagai sarana pendukung guna kelancaran

sebuah perlombaan. Standar kolam renang untuk perlombaan memiliki panjang

50 m dan lebar 25 m, dinding harus vertikal dan sejajar. Banyak lintasan

renang 8-10 buah dengan lebar 2,50 m, kedalaman air kolam 1,80 m dengan

suhu 23°-25° C, tempat start tidak boleh licin dan tidak melebihi kemiringan 10°

serta dapat dibuat garis lintasan di dasar kolam sebagai petunjuk bagi perenang.

Gambar 2.6 Contoh ukuran kolam renang untuk perlombaan


Sumber : FINA Facilities Rules (2017)
29

Gambar 2.7 Contoh Gelanggang Renang untuk perlombaan


Sumber : www.google.com

2.2.5 Kolam Renang Di Kabupaten Pemalang

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Dari Semarang (Ibu Kota

Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten ini berjarak kira-kira 135 km ke arah barat,

atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu lebih kurang 2-3

jam. Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 1.115,30 km2. Wilayah

ini di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan

dengan Kabupaten Purbalingga, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Pekalongan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tegal. Dengan

demikian Kabupaten Pemalang memiliki posisi yang strategis, baik dari sisi

perdagangan maupun pemerintahan. Kabupaten Pemalang memiliki topografi

bervariasi. Bagian utara merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar

antara 1-5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan dataran

rendah yang subur dengan ketinggian 6-15 m di atas permukaan laut dan bagian

selatan merupakan dataran tinggi dan pengunungan yang subur serta berhawa

sejuk dengan ketinggian 16-925 m di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten


30

Pemalang ini dilintasi dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan Sungai

Comal yang menjadikan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah aliran

sungai yang subur.

Dari pembahasan diatas, ada enam kolam renang di Kabupaten

Pemalang yang akan dibahas lebih lanjut, antara lain;

1. Kolam Renang Bening

Kolam renang Bening didirikan tahun 2007 dan mulai beroperasional

tahun 2008. Kolam renang ini terhitung memiliki banyak pengunjung pada hari

biasa dan pada hari libur dikarenakan letaknya yang strategis yang berdekatan

dengan beberapa sekolah dan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan.

Pemilik kolam renang bening ada dua orang, salah satunya Bapak Mohammad

Robert. Beliau bersama temannya menjadi pemilik sekaligus pengelola kolam

renang.

Gambar 2.8 Kolam dangkal di Kolam Renang Bening


Sumber : Dokumentasi Penelitian

2. Kolam Renang Comal Baru

Kolam renang Comal Baru merupakan salah satu bangunan peninggalan

Belanda. Kapan tepatnya kolam renang ini didirikan atau dibangun pengelola

tidak mengetahui, tidak ada bukti mengenai hal tersebut. Kolam renang Comal
31

Baru beralamat di Komplek Comal Baru, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten

Pemalang. Kolam renang ini sempat berhenti beroperasi dikarenakan kurangnya

pengunjung dan isu-isu yang mengatakan bahwa kolam renang Comal Baru

angker. Pada pertengahan tahun 2017 sempat mendapati bahwa kolam renang

Comal Baru hanya beroperasi pada hari sabtu dan minggu. Dahulu kolam renang

ini milik pribadi, kemudian sempat dikelola oleh pihak swasta sampai akhirnya

gulung tikar dan sekarang di kelola oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang.

Gambar 2.9 Kolam dangkal di kolam renang Comal Baru


Sumber : Dokumentasi Penelitian

Gambar 2.10 Kolam untuk dewasa di kolam renang Comal Baru


Sumber : Dokumentasi Penelitian
32

3. Kolam Renang Zatobay

Zatobay pertama kalinya rilis pada tanggal 8 Agustus 2012, yang dilatar

belakangi minimnya wahana bermain, rekreasi serta pendidikan aquatic yang

ada di pemalang, jadi diinginkan ada wahana air zatobay waterboom ini bisa

mengakomodasi keperluan tersebut”. Dengan tagline “Taman wisata air serta

kolam renang pendidikan”. Sebagai kolam pendidikan Zatobay bekerja bersama

dengan lebih kurang 60 sekolahan (SLTP ataupun SLTA) untuk sediakan tempat

manfaat pelajaran renang untuk siswa siswi. Selain itu mulai tahun 2013,

Zatobay dipakai sebagai tempat Kejuaran Renang antar Sekolah se Kabupaten

Pemalang, tahun 2014 juga dipakai sebagai kolam renang untuk event POPDA

Kabupaten Pemalang untuk tahun 2015 ini kejuaran renang antar sekolah di ikuti

oleh 150 altet dari beragam sekolah. Kolam renang Zatobay tergolong kolam

renang yang ramai pengunjung karena letaknya strategis, berdekatan dengan

sekolah dan beberapa perumahan.

Gambar 2.11 Salah satu kolam renang di Zatobay


Sumber : Dokumentasi Penelitian
33

4. Kolam Renang Widuri

Kolam renang widuri didirikan tahun 1999. Kolam renang widuri di kelola

oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang. Kolam renang widuri terletak dibagian

utara Kabupaten Pemalang yang berdekatan langsung dengan laut Jawa

sehingga air di kolam renang ini berasa asin. Pada hari-hari biasa kolam renang

widuri sepi pengunjung, bahkan pengunjung kolam renang sendiri dapat dihitung

dengan jari. Dari tahun ke tahun kolam renang widuri melakukan pengembangan

kolam renang, tetapi tidak dapat bertahan lama. Alhasil kolam renang menjadi

terbengkalai dan tidak ada tindak lanjut. Pada tahun 2017 Pemerintah Kabupaten

Pemalang membangun sebuah kolam renang dikawasan widuri yang

kedepannya akan dijadikan sebagai tempat untuk event renang.

Gambar 2.12 Sarana dan prasarana di kolam renang Widuri


Sumber : Dokumentasi Penelitian

Gambar 2.13 Salah satu wahana di kolam renang Widuri


Sumber : Dokumentasi Penelitian
34

5. Kolam Renang Moga Indah

Kolam renang Moga Indah didirikan sejak zaman penjajahan Belanda,

tahun berapa tepatnya pengelola sendiri tidak mengetahui. Kolam renang Moga

Indah dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang. Kolam renang Moga Indah

terletak didataran tinggi di daerah Kabupaten Pemalang yang beralamat di Jalan

Raya Moga depan SMPN 1 Moga, Banyumudal, Kecamatan Moga, Kabupaten

Pemalang. Air di kolam renang Moga Indah sangat jernih dikarenakan tidak

menggunakan zat kimia kaporit pada kolam renang. Pada tahun 2000 kolam

renang Moga Indah memiliki beberapa kolam renang yang beroperasi. Seiring

berjalan waktu dan kurangnya pengunjung di kolam renang dari tahun ke tahun,

akhirnya hanya dua kolam renang yang difungsikan dengan kondisi lantai dasar

yang rusak, jadi cukup membahayakan pengunjung.

Gambar 2.14 Salah satu kolam di kolam renang Moga Indah


Sumber : Dokumentasi Penelitian

6. Kolam Renang Jambe Kembar

Kolam renang Jambe Kembar didirikan tahun 2010 dan mulai beroperasi

pada tahun. Kolam renang Jambe Kembar dikelola oleh Swasta. Kolam renang

Jambe Kembar terletak didataran tinggi di daerah Kabupaten Pemalang yang

beralamat di Desa Bentar, Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Kolam


35

renang ini banyak dikunjungi oleh masyarakat Pemalang di daerah pegunungan.

Kebanyakan pengunjung dari kolam renang Jambe Kembar adalah anak-anak

TK dan anak-anak SD.

Gambar 2.15 Salah satu kolam renang di kolam renang Jambe Kembar
Sumber : Dokumentasi Penelitian

Gambar 2.16 Kolam dangkal di kolam renang Jambe Kembar


Sumber : Dokumentasi Penelitian
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan di

kolam renang di Kabupaten Pemalang, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pada fungsi perencanaan, keenam kolam renang memiliki tujuan organisasi

yang sama yakni untuk bisnis serta untuk memfasilitasi olahraga renang di

Kabupaten Pemalang.

2. Pada fungsi pengorganisasian, dari enam kolam renang hanya dua kolam

renang yang sudah berjalan dengan baik.

3. Pada fungsi penggerak, kolam renang yang di kelola oleh Pemerintah

Kabupaten Pemalang belum berjalan dengan baik karena kurangnya

koordinasi dengan pengelola di lapangan sehinggga menyebabkan tidak

tercapainya tujuan organisasi.

4. Pada fungsi pengawasan, tiga dari kolam renang di Kabupaten Pemalang

masih belum berjalan dengan baik karena kurangnya pemantauan oleh

pemilik dan Pemerintah Kabupaten Pemalang terhadap kinerja karyawan

maupun minat pengunjung.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang disampaikan peneliti

yaitu:

1. Untuk Pemerintah Kabupaten Pemalang, hendaknya memperhatikan dan

merawat kebersihan kolam renang maupun fasilitas didalamnya. Jika kolam

renang yang dikelola memang membutuhkan perawatan dan perbaikan

74
75

dengan dana yang tidak sedikit sebaiknya mengajak beberapa instansi yang

bergerak dibidang olahraga untuk bekerja sama atau diserahkan ke pihak

swasta saja.

2. Pengelolaan kolam renang yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten

Pemalang mohon lebih ditingkatkan dalam segala aspek agar mampu

bersaing juga dengan kolam renang yang dikelola oleh swasta.

3. Untuk struktur organisasi di kolam renang Jambe Kembar sebaiknya tidak

merangkap dengan rumah makan dan hotel Jambe Kembar.

4. Untuk Pengelola atau Pemilik kolam renang di Kabupaten Pemalang akan

lebih baik jika belajar dan memahami tentang manajemen olahraga,

kemudian sebelum merekrut karyawan hendaknya memberikan syarat

memiliki kompetensi water treatment dan engineering atau paling tidak

karyawan diberikan pelatihan terlebih dahulu terutama yang bertugas

sebagai life guard.

5. Petugas atau Karyawan untuk lebih memperhatikan kamar ganti, kamar

mandi dan kamar bilas selalu dibersihkan secara berkala agar dapat

dinikmati oleh pengunjung dan pengunjung merasa nyaman.

6. Untuk petugas kebersihan hendaknya sering mengecek dan membersihkan

sampah disekitar kolam karena dapat mencelakai pengunjung.


76

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Paturusi, 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta:


Rineka Cipta.

Ali Maksum, 2008. Psikologi Olahraga. Unesa University Press.

Amirullah, 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Biro Humas dan Hukum Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan
Hukum Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

Cecep Triwibowo, 2013. Kesehatan Lingkungan dan K3. Yogyakarta: Nuha


Medika

Ermawan Susanto, 2007. Diktat Pembelajaran Metodik Renang. Yogyakarta :


Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.

FINA, 2017. Facilities dan Rules

George R. Terry, 2016. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Harsuki, 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Ibnu Burhanudin, 2015. Analisis Klorin Terhadap Keluhan Iritasi Mata pada
Pengguna Kolam Renang Pemerintah Di Jakarta Selatan Tahun 2015.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.

Imam Santoso, 2015. Inpeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Indik Karnadi, 2009. Renang. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya Offset.

Peraturan Menteri Kesehatan RI, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan No. 416
Tahun 1990 Tentang Syarat - Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
-----Peraturan Menteri Kesehatan RI. 1991, Peraturan Menteri Kesehatan No.
061 Tahun 1991 Tentang Persyaratan Kesehatan Kolam Renang
Dan Pemandian Umum, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI, 2006, Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
77

Peraturan Menteri Pariwisata RI, 2015, Peraturan Menteri Pariwisata No. 16


Tahun 2015 Tentang Standar Usaha Gelanggang Renang, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian Kuantiitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wahadi, 2005. Sarana dan Prasarana Olahraga. Semarang: Universitas Negeri


Semarang.

http://kbbi.web.id/fasilitas. Dikutip pada tanggal, 22 Mei 2017 pukul : 23:59.

Anda mungkin juga menyukai