Pengembangan Model Pembelajaran P and C Dalam Penjasorkes Pada Siswa SLB D Ypac Semarang Tahun 2015
Pengembangan Model Pembelajaran P and C Dalam Penjasorkes Pada Siswa SLB D Ypac Semarang Tahun 2015
Pengembangan Model Pembelajaran P and C Dalam Penjasorkes Pada Siswa SLB D Ypac Semarang Tahun 2015
SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Bagus Achmad Dwijayanto
6101411012
i
ABSTRAK
Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah siswa SLB D dalam
pembelajaran penjasorkes materi bolabasket kurang antusias serta tidak
menyenangkan dan membosankan saat pembelajaran di YPAC Semarang.
Untuk lebih aktif dan merasa menyenangkan dalam belajar khususnya pada
pembelajaran permainan bola besar maka perlu modifikasi dan inovasi dalam
pembelajaran materi bola besar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah bentuk pengembangan model pembelajaran P and C dalam
penjasorkes pada siswa SLB D YPAC Semarang tahun 2015. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk pengembangan model
pembelajaran dalam penjasorkes pada siswa SLB D YPAC Semarang Tahun
2015.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Adapun prosedur
pengembangan produk yaitu (1) melakukan analisis kebutuhan, (2)
mengembangkan bentuk produk awal, (3) evaluasi ahli menggunakan satu ahli
penjas dan satu ahli pembelajaran penjasorkes sekolah menengah pertama luar
biasa, (4) uji coba skala kecil (8 siswa), (5) revisi produk pertama, (6) uji coba
skala besar (12 siswa), (7) revisi produk akhir, (8) hasil akhir. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli,
kuesioner bagi siswa, serta menggunakan hasil pengamatan dilapangan dan
hasil wawancara dengan guru penjasorkes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif presentase.
Berdasarkan hasil penelitian uji coba skala kecil diperoleh presentase
83,67% (Baik), dari hasil evaluasi ahli diperoleh persentase 75%. Hasil penelitian
uji coba skala besar yaitu 86,67% (Baik), hasil dari penilaian aspek kognitif,
afektif dan psikomotor uji coba skala kecil dan dari uji coba skala besar memiliki
peningkatan dengan selisih 3,00%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
maka permainan P and C ini telah memenuhi kriteria baik.
Disimpulkan bahwa bentuk pengembangan model pembelajaran P and C
dalam penjasorkes pada siswa SLB D YPAC Semarang dapat digunakan untuk
siswa SLB D YPAC Semarang Tahun 2015. Saran dari peneliti yaitu (1) bagi
guru untuk dapat melaksanakan dan mempraktikkan permainan P and C pada
saat proses pembelajaran bolabasket, (2) bagi siswa sebagai inovasi permainan
bola basket agar tidak timbul rasa kebosanan dan kejenuhan, serta siswa lebih
mengeksplor gerak saat pembelajaran.
ii
iii
PERNYATAAN
NIM : 6101411012
Prodi : PJKR
Fakultas : FIK
Tahun 2015
saya sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya
maupun sebagian. Bagian di dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya
ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara
pengutipan.
Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi
akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukum sesuai yang
Yang Menyatakan
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak
2. Selagi masih muda dan masih mampu untuk berfikir dengan cepat
3. Bahagialah jika menjadi orang yang berguna bagi orang lain bukan untuk
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR FIK UNNES, yang telah memberikan
bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman PJKR angkatan 2011 yang telah banyak membantu serta
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan penulisan skripsi
ini yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
Penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi semua pihak.
Penulis
NIM. 6101411012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
PENGESAHAN .............................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah .................................................. 1
1. 2 Perumusan Masalah ...................................................... 14
1. 3 Tujuan Pengembangan ................................................... 14
1. 4 Manfaat Pengembangan ................................................. 14
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ...................................................... 14
1.4.2 Manfaat Bagi Siswa ............................................ ............ 14
1.4.3 Manfaat Bagi Guru .......................................................... 14
1.4.4 Manfaat Bagi Pembaca ................................................... 15
1.5 Spesifikasi Produk ........................................................... 15
1.6 Pentingnya Pengembangan ............................................ 17
ix
2.1.7 Pembelajaran .................................................................. 40
2.1.8 Pengertian Pengembangan ............................................. 41
2.1.9 Pengertian Permainan..................................................... 42
2.1.9.1 Modifikasi Permainan ...................................................... 43
2.1.9.2 Tujuan Modifikasi ............................................................ 44
2.1.10 Pengertian Passing ......................................................... 44
2.1.11 Pengertian Catching ........................................................ 46
2.1.12 Permainan Bola Basket ................................................... 46
2.1.12.1 Sarana Dan Prasarana.................................................... 48
2.1.12.1.1 Papan Pantul ................................................................. 48
2.1.12.1.2 Lapangan Bola Basket ................................................... 49
2.1.12.1.3 Bola................................................................................ 49
2.1.12.2 Teknik Dasar ................................................................... 50
2.1.12.2.1 Menggiring ..................................................................... 50
2.1.12.2.2 Mengoper bola ............................................................... 50
2.1.12.2.3 Menembak bola .............................................................. 51
2.1.12.2.4 Menangkap bola............................................................. 52
2.1.13 Pengembangan Dan Modifikasi Permainan Bolabasket .. 53
2.2 Kerangka Berfikir............................................................. 56
x
4.2 Hasil Analisis Data Pada Uji Coba Skala Kecil ................ 88
4.2.1 Aspek Psikomotorik ........................................................ 88
4.2.2 Aspek Afektif ................................................................... 88
4.2.3 Aspek Kognitif ................................................................. 88
4.3 Revisi Produk .................................................................. 89
4.4 Penyajian Data Uji Coba Skala Besar ............................. 90
4.4.1 Data Uji Coba Skala Besar .............................................. 91
4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar ........................ 94
4.5.1 Aspek Psikomotorik ......................................................... 94
4.5.2 Aspek Afektif ................................................................... 94
4.5.3 Aspek Kognitif ................................................................. 94
4.6 Prototipe Produk ............................................................. 95
4.6.1 Kelebihan Produk ............................................................ 102
4.6.2 Kekurangan Produk ........................................................ 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha-
hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan (Djumransjah,
2004:22).
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
1
2
kelompoknya, yaitu:
dan kegembiraan.
teknologi keolahragaan.
4. Olahraga amatir adalah olahraga yag dilakukan atas dasar kecintaan atau
kegemaran beolahraga.
pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas
kemahiran berolahraga.
bagi yang melakukan aktivitas olahraga baik secara fisik maupun mental.
Mesikpun olahraga mempunyai manfaat yang sangat penting bagi banyak orang
3
namun tidak semua orang melakukan olahraga. Untuk itu, maka sejak usia dini
gerak sebanyak-banyaknya dan variasi gerak yang cukup sehingga mereka akan
dalam kehidupan manusia. Salah satu manfaat dari kegiatan olahraga yaitu
diperoleh kebugaran jasmani yang baik. Dengan kebugaran jasmani yang baik
Kegiatan olahraga tidak hanya diperuntukan bagi orang normal, tetapi anak
dan prestasi olahraga. Jadi dengan dasar diatas, kecacatan bukanlah menjadi
alasan untuk menjadikan anak tersebut tidak sehat, terbatas ruang untuk
berekspresi dan minder. Bahkan jika diarahkan dengan baik, siswa penyandang
dispensasi kepada siswa yang memiliki kondisi fisik, organis dan fungsional
didasarkan pada rasa kasihan terhadap anak yang lemah atau cacat. Masih ada
pandangan masyarakat bahwa anak cacat tidak etis diikutsertakan dalam penjas
1999/2000:11).
tidak membutuhkan kegiatan olahraga atau tidak perlu mengikuti kegiatan belajar
manusia lahir memiliki hak dan kewajiban yang sama, sehingga anak yang
Adaptif.
masalah dalam ranah psikomotor. Hampir semua jenis ketunaan Anak Luar
sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan
pendidikan jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan
Jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah adalah siswa tidak aktif bergerak
sehingga siswa tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dampak dari hal tersebut adalah
perlu ditegaskan bahwa siswa yang memiliki kecacatan mempunyai hak yang
sama dengan semua yang tidak cacat dalam memperoleh pendidikan dan
pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Para siswa yang cacat, sesuai
Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Adaptif bagi anak cacat juga
keterampilan gerak, sosial dan intelektual. Oleh karena itu para guru Penjas
Adaptif seharusnya membantu peserta didik agar tidak merasa rendah diri dari
itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama
sarana untuk meningkatkan beberapa aspek pada diri anak seperti pertumbuhan
dalam olah gerak tubuh (fisik), bertingkah semaunya sendiri, tidak mau kalah
kepercayaan diri, olahraga bagi penyandang tunadaksa juga bisa jadi sarana
prestasi. Ada beberapa jenis olahraga yang dapat diajarkan kepada siswa
tunadaksa, antara lain renang, senam, tenis meja dan bola besar seperti
efektif dan maksimal, seringkali peserta didik merasa jenuh, bahkan malas untuk
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, baik dari sisi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
hidup yang setara dan sederajat dengan anak-anak yang mempunyai fisik sehat
dan normal.
Anak-anak hanya diberikan senam setiap hari jumat saja jadi pembelajaran
bagi anak-anak. Permasalahan yang mendasar terjadi pada siswa karena siswa
belum antusias terhadap pembelajaran bola besar khususnya bola basket, dalam
bermain bola basket siswa kurang menguasai teknik dasar passing (mengoper)
kemampun motorik yang kurang karena kerusakan otot pada tubuh mereka,
sehingga mereka tidak dapat bergerak dengan tepat, kaku dan koordinasi
motorik kurang baik. Semua itu dapat terlihat pada cara berjalan, lari, lompat dan
melempar. Hambatan yang dialami anak-anak saat ini adalah mereka merasa
memilih untuk bermain sendiri dan menuruti kemauan mereka apa yang mereka
mau lakukan, sehingga materi yang disampaikan kurang mengena pada diri
anak.
9
membantu anak lebih aktif dan bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar
asalan, tetapi ada tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan dan memelihara
untuk meningkatkan beberapa aspek pada diri anak seperti pertumbuhan dan
layanan secara khusus. Hal tersebut sama halnya yang disampaikan oleh guru
cara mengajarkan gerakan-gerakan dasar yang ada pada suatu jenis olahraga,
salah satunya adalah bola besar. Bukti yang menyatakan bahwa bola besar
dalam indikator capaian yang ada pada standar isi untuk mata pelajaran
atau tahapan dimana peserta didik diberikan materi tentang permainan bola
keterampilan teknik bermain salah satu permainan olahraga bola besar secara
besar layak untuk dipelajari dan diterima peserta didik dalam pembelajaran
peserta didik. Dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, guru harus
menyampaikan materi sesuai dengan apa yang telah tercantum didalam SK dan
Selain itu, tidak adanya ring yang menjadi daya tarik bagi siswa sehingga siswa
Guru olahraga yang mengajar di SLB D YPAC Semarang tidak asli guru
olahraga akan tetapi guru mata pelajaran biasa yang hanya memiliki pengalaman
memahami tentang materi dasar dalam olahraga. Dampak dari hal itu tidak
Adaptif saja namun peneliti juga mengamati pada siswa. Salah satu
berpikir mereka lebih baik dibanding siswa tunagrahita tetapi gerak mereka
yang dilakukan oleh para guru dapat membawa suasana pembelajaran inovatif,
peserta didik untuk lebih berpeluang mengeksplorasi gerak secara luas dan
proses pembelajaran.
jasmani adaptif. Hal ini berkaitan dengan aktifitas gerak yang erat kaitannya
atau tidak.
permainan bolabasket.
Selain itu juga, siswa diajarkan untuk mempu bekerja sama dan mempunyai
jiwa sosial yang tinggi. Pembelajaran permainan P and C yang dimaksud adalah
melakukan serangan ke daerah lawan, dimana setiap regu terdiri dari 5 siswa.
lawan jangan sampai dihalau oleh lawan, cara memperoleh poin yaitu melempar
bola melewati tiang tali kearah target yaitu pemain dan hulahoop, dikarenakan
pada permainan ini regu yang cepat dan memiliki poin terbanyak maka akan
menjadi pemenangnya.
Tahun 2015”.
2. Sebagai media pembelajaan bagi siswa agar lebih aktif bergerak, lebih
masing-masing.
15
jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta
Hasil yang diharapkan dari produk penelitian ini adalah berupa model
permainan P and C:
1. Pengelompokan siswa menjadi dua tim yang akan ditempatkan pada daerah
masing-masing.
2. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim, pertim terdiri dari 5 orang pemain dan
memperoleh point harus memasuki zona shooting agar tidak diganggu oleh
setinggi 2,4 meter dan ditangkap oleh kawan didaerah target didalam
hulahoop, jika bola berhasil melewati tali namun tidak berhasil ditangkap
maka tidak memperoleh point. Point diperoleh jika bola hasil lemparan dapat
saat memperoleh point. Cara memperoleh point dibabak kedua yaitu pemain
harus memasuki zona shooting dan tidak diganggu oleh lawan, kemudian
melakukan shooting dengan melewati tali tiang pancang setinggi 2,4 meter
memperoleh point apabila bola mengenai pinggir dari hulahoop tersebut, jadi
4. Permainan ini siswa dituntut untuk passing kepada teman setim dengan cara
bola boleh dribble kemudian ditangkap kembali, tetapi bola tidak boleh
dibawa lari.
8. Untuk tim yang memperoleh point terbanyak sesuai dengan waktu yang
antara lain :
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai acuan berfikir secara
ilmiah dalam rangka untuk pemecahan permasalahan. Pada kajian pustaka ini
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
Menurut Tilaar dalam buku Hera Lestari Mikarsa dkk (2009:1.4) merumuskan
18
19
sebagai berikut:
yang tetap ada sebagai makhluk sosial, dan juga mengimplikasikan bahwa
Interaksi manusia ini tidak saja dengan sesamanya, tetapi juga dengan alam,
ruang. Proses tersebut dapat menembus dimensi masa lalu, kini dan masa
dirinya, pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dan hidup dalam masyarakat (Hera Lestari Mikarsa, dkk 2009:1.13).
Umar Tirta Rahardja dan La Sula dalam buku Hera lestari Mikarsa, dkk
masyarakat.
siswa agar menjadi warga negara yang baik, sesuai dengan tujuan dan
Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak
tempat ke tempat lain seperti lompat, dan loncat; 2) kemampuan non lokomotor,
tempat, posisi, dan kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi
dalam suatu dimensi ruang dan waktu dan dapat d amati secara obyektif
gerak (motor skill). Keterampilan gerak sangat terkait dengan latian dan
berbagai bentuk latian, pengalaman atau situasi belajar gerak pada manusia.
pemahaman secara lengkap pada bentuk gerak baru pada siswa. Sebagai
pemula, mereka belum memahami apa, kapan dan bagaimana gerak itu
tahapan ini.
Biasanya yang harus dikuasai siswa pertama kali dalam belajar motorik
adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri serta rasa percaya diri.
program sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam
waktu singkat. Siswa sudah lebih menjadi terampil dan setap gerakan yang
gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut mampu
sepeda.
5. Pindah tempat dengan cara berguling, menggunakan kursi roda, kruk atau
6. Senam dan olah tubuh sehingga mempunyai peran ganda yaiut selain
menyehatkan tubuh juga bisa sebagai sarana terapi untuk penguatan otot-
otot.
24
7. Olahraga lempar tangkap bola dari tangan kanan ke tangan kiri mulai dari
tunadaksa golongan ringan adalah olahraga seperti biasanya tapi hanya tidak
berat olahraga yang cocok antara lain: (1) olahraga lempar tangkap bola dari
tangan kanan ke tangan kiri mulai dari bola kecil sampai bola yang agak besar,
(2) bermain bolabasket tapi menggunakan bola yang agak ringan, menggunakan
ring yang relative rendah sehingga mudah untuk memasukkan bolanya, dan
perubahan perilaku. Guru mengajar dengan maksud agar terjadi proses belajar
secara sederhana, pendidikan jasmani tak lain adalah proses belajar untuk
bergerak, dan belajar untuk gerak. Selain belajar dan dididik melalui gerak untuk
Melalui pengalaman itu anak akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani
dua, yaitu :
25
dari dua komponen utama yang bisa dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani
jiwa.
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
siswa dan lingkungan hidupnya, agar tumbuh dan berkembang jasani dan rohani
serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur
pengetahuan, dan keterampilan siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
semata-mata pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, dan
dalam lingkungannya.
kedalam tiga aspek yaitu aspek psikomotorik, aspek kognitif, dan aspek afektif
mempunyai hak yang sama dengan semua yang tidak cacat dalam memperoleh
pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan. Para siswa yang
pendidikan jasmani yang menjadi tugas utama para guru penjas yang telah
Menurut Mulyono (2009: 145-146) yang dikutip oleh Fakih Gunawan (2013:
anak lain, yang sangat bermanfaat bagi perkembangan jasmani, emosi, dan
tertentu.
individual yang meliputi fisik atau jasmani, kebugaran gerak, pola dan
olahraga baik individu ataupun beregu yang didesain untuk anak berkebutuhan
yang aktif. Untuk mendapatkan program aktifitas fisik yang aktif para guru harus
melibatkan orang tua, siswa, guru dan bagian administrasi dan bidang disiplin
sering ditemukan bahwa siswa tidak mampu melakukan gerakan dan aktivitas
lain dengan baik, atau sering juga informasi dan rangkaian keterampilan gerak
yang diajarkan kepada anak berkebutuhan khusus tidak dapat dicerna dengan
baik akibat kecacatan dari salah satu alat fungsional tubuhnya (Beltasar Tarigan,
2008 :34).
yang diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan siswa dan mempermudah siswa
pembelajaran akan tercapai dengan baik tanpa ada yang kesulitan dalam
cacat juga bersifat holistik, seperti tujuan penjaskes untuk anak-anak normal,
pendidikan itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan sikap positif terhadap
mereka mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa percaya diri
Jasmani Adaptif sesuai dengan kebutuhan ABK, selain itu melalui pedoman
dengan kebutuhan, lebih inovatif dan lebih efektif untuk dimplementasikan dalam
Menurut Prof. Arma Abdoellah dalam bukunya Yani Meimulyani dan Asep
sebagai berikut :
2. Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang
mentalnya.
untuk anak berkebutuhan khusus agar dapat lebih mudah dalam mempelajarai
pendidikan jasmani.
cacat dibagi menjadi 3 kategori yaitu, pengembangan gerak dasar, olahraga dan
permainan, dan yang terakhir adalah kebugaran dan kemampuan gerak. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat kategori dan aktivitas gerak yang dilakukan dalam
mungkin, sehingga terhindar dari cedera otot atau sendi. Pemilihan materi yang
kebugaran jasmani.
mereka yang mengalami kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, dan
memiliki cacat fisik, tubuh, dan cacat orthopedi. Dalam bahasa asing sering kali
kekurangan yang dapat dilihat dari fisik yaitu kelainan pada anggota tubuh baik
otot-otot dan saraf pada anggota tubuh. Disamping itu anak tunadaksa memiliki
33
kelebihan dalam hal pola pikirnya yang bisa dibilang lebih baik karena 85% anak
kecacatan, ketunaan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah
persendian, baik yang dibawa sejak lahir (Congenital) maupun yang dikarenakan
sebagai berikut :
spinal, yaitu kelumpuhan pada otot leher, sekat dada, tangan, dan kaki; (2)
tipe bulbair, yaitu kelumpuhan fungsi motorik pada satu atau lebih saraf tepi
gabungan antara tipe spinal dan bulbair; (4) tipe encephalitis yangbiasa
kejang.
simetris.
34
3. Spina bifida merupakan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai
dengan terbukanya satu tiga ruas tulang belakang dan tidak tertutupnya
berlebihan.
pada susunan saraf di otak. Salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada fungsi
otak dapat dilihat pada anak celebral palsy. Cerebral palsy ditandai oleh adanya
Muscle dystrophy
Spina bifida
dibagi menjadi dua golongan. Golongan pertama tunadaksa murni. Golongan ini
cacat ortopedis lainnya. Golongan ini masih ada yang normal. Namun,
menjadi tiga golongan, yaitu: Tunadaksa ringan yang termasuk dalam klasifikasi
ini adalah tunadaksa murni dan tunadaksa kombinasi ringan. Tunadaksa jenis ini
anggota tubuh saja, seperti lumpuh, anggota tubuh berkurang (buntung), dan
cacat fisik lainnya. Tunadaksa sedang yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah
tuna akibat cacat bawaan, cerebral palsy ringan, dan polio ringan. Kelompok ini
banyak dialami dari tuna akibat cerebral palsy (tunamental) yang disertai dengan
menurunnya daya ingat walau tidak sampai jauh di bawah normal. Tunadaksa
berat yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah tuna akibat cereebral palsy berat
dan ketunaan akibat infeksi. Pada umunya, anak yang terkena kecacatan ini
dan mempunyai gambaran yang jelas. Dilihat dari manifestasi yang tampak pada
Kondisi ini terjadi karena lapisan luar otak (khususnya lapisan motor) bidang
satu dari supresor ini masuk, maka akan terjadi suatu desakan, akibatnya otot
akan berada dalam kondisi tegang dan kejang. Akibat kondisi otot kejang
keseimbangan akan hilang, gerakan yang muncul menjadi tidak harmonis, tidak
terkontrol dan kontraksi otot tidak teratur, sehingga gerakan yang tampak seperti
36
suatu hentakan. Karakteristik lain dari spasticity ini ialah penderita menunjukkan
depan maupun tengah. Anak yang menderita cerebral palsy jenis athetosis ini
menggeliat tidak tampak, namun gerakan ini akan muncul pada saat penderita
athetosis. Kondisi ataxia ini disebabkan oleh luka pada otak kecil yang terletak di
keseimbangan dan koordinasi pada kerja otot. Anak yang enderita ataxia
gerakannya tidak teratur, berjalan dengan langkah yang tinggi dan dengan
Tremor dan regidity mirip dengan athetosis, yakni disebabkan oleh luka pada
sistem ekstra piramida. Kondisi ini muncul pada sebagian kecil anak penderita
cerebral palsy. Tremor pada penderita cerebral palsy diketahui sejak dini, anakal
terjadi perubahan fibrasi tubuh secara alami tidak beraturan. Berbeda dengan
athetosis yang mana gerakannya lebih bebas dan lebih sering berubah,
sedangkan tremor dan regidity gerakannya terbatas dan menurut irama tertentu
struktur yang sudah lengkap pada organism) dan akomodasi (proses yang
yang ada diluar dirinya). Dari segi kognitif misalnya, wujud konkretnya dapat
digunakan tes yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan anak tunadaksa.
IQ 57. Ketiga, klasifikasi tunadaksa yang lain, yaitu a) Anak polio mempunyai
inteligensi yang tinggi yaitu IQ 92, b) Anak yang TBC tulang rata-rata IQ 88, c)
Anak yang cacat konginetal rata-rata IQ 61, d) Anak yang sapstik rata-rataIQ 69,
tunadaksa yang mengalami kelainan pada sistem otot dan rangka adalah normal
sehingga dapat mengikuti pelajaran sama dengan anak normal, sedangkan anak
menimbulkan sifat harga diri rendah, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif,
lingkungan.
oleh individu. Akan tetapi secara umum, perkembangan fisik tunadaksa dapat
dinyatakan hampir sama dengan orang normal pada umumnya, kecuali bagian-
tersebut.
kelainan motorik alat bicara (kaku atau lumpuh), seperti lidah, bibir, dan rahang
tidak dapat dipahami orang lain dan diucapkan dengan susah payah.
39
mudah tersinggung, mudah marah, rendah diri, kurang dapat bergaul, pemalu,
tunadaksa akan menimbulkan kepekaan efektif pada anak tunadaksa yang tidak
lingkungan sosialnya.
dari konsep diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan menjadi
beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain, dan
2.1.7 Pembelajaran
hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang
(Trianto, 2010:17).
pada saat menyatakan apakah perbedaan itu positif atau negatif, nampak (overt)
atau tidak tampak (covert), pada keseluruhan pribadi atau pada aspek kognitif,
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Ciri-ciri
belajar.
4. Belajar dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan
pembelajaran adalah interaksi yang terjadi antara pihak yang memberi dan pihak
yang menerima untuk memberikan informasi bersifat verbal maupun gerak yang
sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi
Lebih jauh menurut Seels dan Richey dalam buku Punaji Setyosari
dapat berupa:
permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan
yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua,
dan kepuasan saja tetapi juga untuk mencari kemenangan. Bahkan dalam dunia
Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru
anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut, oleh karena itu,
tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang
sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap
diantaranya:
1. Ukuran lapangan
4. Aturan
5. Jumlah pemain
6. Organisasi permainan
7. Tujuan permainan.
tujuan agar:
kesehatan akan lebih mudah menyajikan materi pembelajaran yang sulit menjadi
mudah dan disederhanakan tanpa takut kehilangan makna dan apa yang akan
diberikan. Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi
yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan
angka. Ketepatan umpan yang hebat tidak boleh diremehkan. Ini bisa
45
penuh serangan, dan memberikan bola kepada rekan tim saat yang tepat.
Menurut Jon Oliver (2014:36-40), ada beberapa macam umpan, antara lain :
dasar yang sering diabaikan. Operan yang taktis tepat waktunya dan akurat
menciptakan peuang skor bagi tim. Kegunaan khusus operan adalah untuk
mengalihkan bola dari daerah padat pemain, menggerakan bola dengan cepat
pada fast break, membangun permainan yang ofensif, mengoper ke rekan yang
untuk melakukan tembakan sendiri. Gerakan dasar operan ada beberapa, antara
lain: operan dada (chest pass), operan bawah (bounce pass), operan sisi tangan
(side arm), operan bisbol (baseball pass), operan atas kepala (overhead pass),
sebuah teknik dasar pada bolabasket yang bertujuan menghasilkan operan untuk
46
dapat dikonversikan menjadi peluang, saat mendapat operan kita dapat memilih
2 pilihan antara shooting atau dribble bahkan passing kembali untuk membuka
ruang. Jadi, passing ini adalah teknik dasar yang paling berpengaruh pada
permainan bolabasket.
umpan dengan baik sama pentingnya dengan memberi umpan yang baik.
Penangkap bola harus selalu tanggap dimana bola berada dan harus siap
apakah menggunakan satu atau dua tangan untuk menangkap bola. Menangkap
Sebagai permainan yang sifatnya rekreasi, bolabasket bisa dimainkan mulia dari
usia anak-anak sampai dewasa dan orang-orang yang sudah berusia cukup
lanjut dapat memainkan permainan bolabasket baik oleh pria maupun oleh
wanita, dengan aturan permainan yang dimodifikasi sesuai dengan usia dan
paling banyak dilakukan dalam bermain bolabasket. Daya tahan kerja jantung
yang baik, merupakan nilai kesehatan fisik paling utama yang diperoleh dalam
dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai dengan situasi di dalam interaksi sosial.
Jumlah pemain juga tidak harus lima orang sesuai peraturan resminya, tetapi
umpan, dribel, dan rebound, serta kerja sama tim untuk menyerang atau
2009:vi).
terbanyak remaja pria, namun bolabasket dimainkan oleh pria maupun wanita
dari segala usia dan ukuran tubuh bahkan oleh mereka yang cacat, termasuk
yang duduk di atas kursi roda. Bolabasket dimainkan oleh dua tim dengan 5
memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.
Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dribble
beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara
bergerak tanpa bola, bergerak dengan bola, dan bertahan (Hal Wissel, 2000:1-
2).
Sarana dan prasarana bolabasket itu terdiri dari papan pantul, lapangan
bolabasket, bola.
Papan pantul pada lapangan bola basket terdiri dari dua bagian. Kedua
papan pantul harus terbuat dari kayu keras setebal 3 cm atau bahan lain yang
cocok dan mempunyai derajat kekakuan (kekerasan) yang sama dengan kayu.
Ukuran papan pantul ini adalah panjang 1.80 meter dan lebar 1,20 meter. Pada
(horisontal) 0,59 meter dan lebar (vertikal) 0,45 meter. Empat persegi panjang ini
permainan harus rata, memiliki permukaan keras yang bebas dari segala sesuatu
2.1.12.1.3 Bola
Bola terbuat dari karet yang dilapisi kulit atau bahan sintesis lainnya. Keliling
bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm, sedangkan beratnya
tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 660 gram. Bola tersebut
dipantulkan ke lantai yang keras dari ketinggian 1,80 m diukur dari dasar, bola
akan memantul setinggi tidak kurang 1,20 m dan tidak lebih dari 1,40 m bila
kepada para pemula, karena ketrampilan ini sangat penting bagi setiap pemain
terhadap posisi pemain lawan dan mengetahui posisi rekan-rekan tim sehingga
kamu bisa memanfaatkan jika ada peluang untuk mencetak angka, atau
telapak tangan. Menjaga agar bola tetap berada di telapak tangan jemarimu akan
2007:49-51)
Umpan yang tepat adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah
tim dan sebuah unsur penentu tembakan tembakan yang berpeluang besar
mencetak angka.
51
lecutkan bola sedikit demi sedikit hingga lepas dari telapak jari-jarimu. Di
akhir gerak ini, jari-jarimu menunjuk ke arah sasaran, dan ibu jari harus
menunjuk ke bawah. Gerak jari dan ibu jari ini akan membuat bola sedikit
ke lantai lapangan sekitar dua pertiga jarak antara kamu dan rekanmu.
Lay up shoot adalah tembakan yang dilakukan dari jarak dekat sekali
tingginya. Bahkan sekarang ini lay up shoot bukan lagi diletakkan di atas
keranjang atau dipantulkan pada papan pantul melainkan dilemparkan dari atas
dimana penembak dalam keadaan berlari atau penembak itu menggiring bola
kemudian lay up. Tembakan lay up ini sebelumnya didahului oleh dua irama
menambah dua langkah lagi kemudian bola itu harus dilepaskan dengan cara
Irama langkah tambahan itu dilakukan dengan cara apabila menolak dengan
kaki kanan, maka langkah selanjutnya adalah langkah kaki kiri dan yang terakhir
dengan kaki kanan lagi sebaliknya bila menolak dengan kaki kiri, maka langkah
selanjutnya adalah langkah kaki kanan dan yang terakhir dengan kaki kiri lagi.
posisikan kedua tangan saling berdekatan dengan ibu jari telunjuk nyaris
bola.
Appropriate Practice” (DAP). Dapat Artinya adalah tugas ajar yang diberikan
sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas
baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakuakn oleh para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP. Oleh karena itu, DAP termasuk di
dalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsip
yang terampil misalnya dalam sistem gugur. Secara teoritis siswa yang
lamban perlu lebih banyak waktu dan perhatian dalam belajarnya untuk
2. Permainan Olahraga Hanya Untuk Surplus Energi. Sacara teoritis olah raga
heulistik. Siswa tidak hanya capek secara fisik, tetapi mereka belajar skill,
diberikan hanya agar siswa senang dan capek karena terlibat secara aktif.
permainan dan olah raga seringkali berorientasi pada permainan olahraga itu
melakukan lempar tangkap dengan baik. Kalau tidak permainan ini seringkali
perkembangan anak.
dan olahraga.
besar anak pasif menunggu giliran atau menunggu kebagian bola. Pada
permainan dan olah raga yang lebih resmi, sering kali waktu dihabiskan
waktu aktif belajar gerak anak sering kali sangat rendah. Permainan olah
raga seperti ini hendaknya dimodifikasi hingga semua siswa usahakan aktif
dan skill yang mempunyai nilai transfer terhadap permainan olah raga yang
skill dan strategi yang sulit diberikan sekaligus kepada siswa. Dengan begitu
pembelajaran permainan sering kali terfokus pada permainan itu sendiri dan
belajar siswa relatif sulit diterapkan karena terbatas pada perturannya dan
mengenal aspek psikomotor yang harus dikembangkan (misal jasmani dan skill).
(misal open dan close skill). Dalam pembelajaran konsep gerak kita kenal
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berjalan belum efektif seperti yang
tidak harus terpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus
disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara
olahraga dan kesehatan yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak
METODE PENGEMBANGAN
permainan P and C pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
katerbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak mengambil subyek yang
besar.
dan satu ahli pembelajaran Penjasorkes, serta uji coba skala kecil, dengan
dianalisis.
58
59
4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dan evaluasi ahli dan
uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk
6. Revisi produk yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba skala besar.
Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB-D) yang dilakukan melalui revisi ujian
bola besar melalui model permainan P and C sebagai sarana untuk melatih
akurasi tembakan pada siswa dan menumbuhkan rasa semangat siswa dalam
penelitian sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan prosedur ilmiah yang
untuk melatih akurasi dan nilai kerjasama pada permainan bola besar.
3. Evaluasi produk awal oleh para ahli, dengan menggunakan satu ahli
4. Melakukan revisi produk pertama dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala
6. Revisi produk akhir, dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisis uji skala
besar.
pendidikan jasmani yang dihasilkan melalui revisi setelah dilakukan uji coba
skala besar.
Analisis Kebutuhan
Tinjauan Ahli Penjas dan Ahli Uji Coba Kelompok Kecil Siswa
Pembelajaran Tunadaksa YPAC Kota Semarang
Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa YPAC Semarang. Pada tahap ini
anak hanya diberikan senam setiap hari jumat saja jadi pembelajaran dilakukan
setiap hari jumat semua. Sesuai observasi di lapangan, anak-anak secara aktif
yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli bolabasket dan satu guru pendidikan
subyek, produk yang dibuat di evaluasi terlebih dahulu oleh ahli bolabasket dan
ahli pembelajaran. Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa masukan dan saran
produk sebelum melakukan skala kecil agar produk semakin baik dan mampu
Uji coba skala kecil bertujuan untuk mengetahui keefektifan produk awal
yang telah dilakukan dengan menggunakan subyek uji coba 8 siswa kelas VII
Setelah uji coba skala kecil, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari
evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang
yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta pada tahap ini dilakukan uji skala
coba 12 siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa YPAC
Semarang.
Revisi produk dari hasil uji coba skala besar yang telah di uji cobakan siswa
kelas VII Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa YPAC Semarang.
63
Hasil akhir produk pengembangan dari uji lapangan yang berupa model
dipembelajaran penjasorkes.
Uji coba produk dilakukan untuk memperoleh data yang dapat dijadikan
dasar untuk menetapkan tingkat efektivitas, efisiensi, dan daya tarik dari produk
yang dihasilkan. Uji coba produk pengembangan akan dilaksanakan melalui dua
tahapan, yaitu:
eksperimen atau percobaan skala kecil, dan selanjutnya hasil dari uji coba
YPAC Semarang.
Semarang dengan melibatkan 12 siswa. pada tahapan ini dilakukan uji coba
skala besar, dan selanjutnya hasil dari uji skala besar dievaluasi dan
subjek, produk yang dibuat dievaluasi terlebih dahulu oleh satu ahli Penjas ( Aris
Mulyono, S.Pd., M.Pd ), dan satu ahli pembelajaran ( Wistoro, S.Pd ), dengan
kualifikasi: (1) Aris Mulyono, S.Pd., M.Pd., adalah dosen bolabasket di FIK
64
UNNES, (2) (Wistoro, S.Pd) adalah guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
ahli dilakukan dengan cara memberikan draf model awal dengan disertai lembar
evaluasi kepada para ahli Penjas dan ahli pembelajaran. Hasil evaluasi dari para
ahli yang berupa penilaian dan saran terhadap produk yang telah dibuat,
Pada tahapan uji coba skala kecil ini produk yang telah direvisi dari hasil
evaluasi ahli kemudian diujicobakan pada kelompok kecil yaitu siswa SMPLB
kelas VII YPAC Semarang. Pada uji coba skala kecil ini menggunakan 8 siswa
sebagai subyeknya.
Hasil data dari evaluasi seorang ahli Penjas dan seorang ahli pembelajaran,
serta uji coba kelompok kecil tersebut dianalisis. Selanjutnya dijadikan acuan
Hasil analisis uji coba skala kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya
dilakukan uji coba pada skala besar. Uji coba skala besar ini dilakukan pada
dengan ukuran 20 x 10 meter dan pada ring diganti dengan pemain dan
hulahoop. Pada daerah ring angka tersebut pemain tidak diperbolehkan untuk
menjaga tapi harus berada diluar dari area . Bola yang digunakan dalam
permainan P and C adalah bola tangan untuk permainan bola tangan. Lama
permainan P and C adalah 2 x 15 menit.
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang
pemain inti dan 2 pemain cadangan, dalam permainan bola basket yang sering
kita jumpai adalah adanya teknik dribble, passing, shooting, lay up, namun
dalam permainan P and C menggunakan teknik dasar Passing (mengumpan)
dan Catch (menangkap bola) boleh dribble ditangkap lagi tetapi tidak boleh
dibawa lari, namun sudah di modifikasi dengan bermain mengumpan dan
menangkap bagi siswa tunadaksa.
Teknik dasar yang digunakan dalam permainan P and C ini hanya
menggunakan teknik Passing, Catch, dan Shooting pada bolabasket.
Peraturan yang digunakanpun berbeda dengan aturan bolabasket yang baku.
Peraturan di dalam permainan P and C sudah dimodifikasi sedemikian rupa
disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan serta siswa tunadaksa.
Permainan ini kedua tim berusaha mencetak point sebanyak banyaknya,
66
dengan cara mencetak poin dengan memasukan bola melewati tiang tali ke
arah pemain dan hulahoop.
1) Lapangan P and C
Lapangan yang digunakan dalam permainan P and C ini berbentuk
persegi panjang, dengan ukuran 20 x 12 m. Lapangan yang digunakan dalam
permainan P and C tidak jauh berbeda dengan lapangan bola basket
2. Sarana dan Prasarana Permainan P and C
sesungguhnya jarak tali tiang pembatas setinggi 1,5 meter lebar 3 meter, jarak
antar tiang dengan zona shooting 2 meter, jarak antara tiang tali dengan zona
ring 2 meter.
20 m
10 m
Keterangan :
maka sebaliknya )
sebaliknya )
Gambar . Kun
5) Tiang tali pembatas
Tali yang digunakan tali pramuka untuk pembatas dengan tinggi 2,4 meter
yang terbuat dari bambu yang dilandasi kaleng yang sudah dicor sehingga
tidak mudah jatuh dan kuat. Bertujuan pada saat melakukan shooting
walaupun tidak ada ring baku namun prinsip shooting yang arah bolanya
parabola tetap tercapaidengan melewati tiang tali pembatas tersebut, serta
tembakan tetap menggunakan teknik dasar shooting dengan baik walaupun
tidak melompat yaitu side shoot.
68
Gambar . Rompi
1) Jumlah pemain.
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim, setiap tim terdiri dari 5 orang pemain, dan
3. Peraturan P and C
Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif yang dihasilkan dari
Semarang.
dari siswa
permainan P and C.
untuk mengumpulkan data dari ahli yang berhubungan dengan model yang
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa beberapa aspek untuk menilai
adalah kualitas model pengembangan serta kritik dan saran yang mendukung.
Rentangan evaluasi mulai dari “kurang baik” sampai “sangat baik” dengan
bolabasket meliputi aspek, indikator, dan sub indikator yang digunakan pada
72
instrumen lembar evaluasi bagi ahli agar lebih valid dan tepat kepada produk.
Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen lembar evaluasi ahli pembelajaran yang
berupa aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan untuk ahli
lembar evaluasi bagi ahli agar lebih valid dan tepat kepada produk.
73
bagi siswa ini disesuaikan dengan karakteristik produk dan subjek penelitian
penilaian bagi siswa dan berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
Ya 1 0
Tidak 0 1
Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator dan Jumlah Butir Kuesioner yang
data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan
76
teknik analisis kualitatif. Dari analisis data itu dapat memperoleh hasil sebagai
acuan apakah produk ini layak digunakan atau tidak layak digunakan bagi siswa
SLB D.
F= X 100%
Keterangan:
100% = konstanta
beberapa kuesioner yang diberikan kepada para ahli dan siswa, serta lembar
pengamatan yangdilakukan oleh peneliti sendiri. Pada tabel dibawah ini akan
and C yang berdasarkan data pada saat uji coba kelompok kecil (N=8) dan uji
karakteristik siswa sekolah dasar luar biasa adalah permainan P and C. Hal itu
terbukti dari hasil analisis data uji coba lapangan didapat persentase pilihan
jawaban yang sesuai hasil penelitian skala kecil yaitu 83,67% (Baik) dan hasil
penelitian skala besar yaitu 86,67% (Baik), hasil dari penilaian guru pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotor uji coba skala kecil 75% dan uji coba skala besar
hasil rata-ratanya sangat baik. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka
permainan P and C ini telah memenuhi kriteria baik, sehingga dari uji lapangan
model ini dapat digunakan untuk siswa SMPLB D YPAC Semarang. Maka model
pembelajaran P and C ini dinyatakan layak untuk digunakan bagi siswa SMPLB
D YPAC Semarang.
Hasil penilaian dari guru, maka diambil kesimpulan bahwa permainan P and
bola besar dengan hasil penilaian dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor
dengan rata-rata dari uji coba skala kecil dan dari uji coba skala hasilnya sangat
kriteria baik sehingga dapat dikatakan layak dan dapat diterapkan di SMPLB D
YPAC Semarang.
103
104
5.2 Saran
1. Model permainan ini merupakan hasil dari penelitian yang bisa dijadikan
2. Bagi guru penjas, diharapkan bisa menggunakan permainan ini pada saat
Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar
Gerak. Jakarta: Depdiknas
Aqila Smart, Rose. 2010. Anak Cacat Bukan Kiamat. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media
Hal Wissel, Ph. D. 2000. Bola Basket. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sardiman A.M. 2004. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
105
106
Yani Meimulyani dan Asep Tiswara. 2013. Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi
Lampiran 1.
Usul Tema dan Judul Skripsi
108
Lampiran 2.
Surat Keputusan Dosen Pembimbing
109
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
1. Dapat menghargai
perbedaan
2. Suka berkolaborasi
dengan teman
3. Mengerti perasaan orang
lain
b. Jujur
Mengetahui sikap dan perilaku
responden dalam
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan,
terhadap diri sendiri maupun
orang lain
d. Percaya diri
Mengetahui sikap responden
akan kemampuan diri sendiri
untuk mencapai setiap
keinginan dan harapannya
Lampiran 9.
Kuesioner Penelitian Untuk Siswa
LEMBAR PENILAIAN SISWA ASPEK KOGNITIF
PENGEMBANGAN PERMAINAN P AND C UNTUK PEMBELAJARAN
PENJASORKES DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC)
SEMARANG
PETUNJUK
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ............................................................................
Umur : ............................................................................
Kelas : ............................................................................
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
125
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
126
Lampiran 10.
DAFTAR SISWA KELAS VII SMPLB D YPAC
SEMARANG
(SAMPEL UJI COBA SKALA KECIL )
Lampiran 11.
LEMBAR PENGAMATAN GERAK MODEL PERMAINAN P AND C
DI SMPLB D YPAC SEMARANG
(Subyek Uji Coba Skala Kecil)
2. Kejujuran
Berjiwa ksatria dan dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan:
(1) Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas/ ujian
(2) Mengakui kesalahan yang diperbuat
(3) Mengakui kekurangan yang dimilikinya
(4) Mengungkapkan pendapat sesuai dengan sebenarnya
3. Disiplin
Menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan:
(1) Datang sebelum pembelajaran dimulai
(2) Sebelum pembelajaran selesai tidak meninggalkan kelas terlebih dahulu
(3) Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
(4) Patuh pada peraturan permianan yang telah disepakati
4. Percaya diri
Menunjukkan kemampuan diri sendiri untuk mencapai setiap keinginan dan
harapannya:
(1) Berusaha melaksanakan tugas yang diberikan guru secara maksimal
(2) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
(3) Melaksanakan tugas sesuai yang diajarkan oleh guru
(4) Mau berusaha untuk mengulang tugas yang belum/ tidak bisa
PETUNJUK :
Aspek Afektif
No Nama Kerjasama Kejujuran Disiplin Percaya
Diri
1 Reza 3 2 4 4
2 Sindu 4 4 3 4
3 Ido 3 3 3 3
4 Umar 3 4 4 2
5 Fauzan 4 4 3 4
6 Mitha 3 4 4 3
7 Della 4 3 3 2
8 Dwi 4 2 3 4
Jumlah 28 26 27 26
Max 32 32 32 32
Persentase 88% 81% 84% 81%
Rata-rata (%) 84%
129
PETUNJUK :
1) Cermatilah indikator aktivitas siswa.
2) Berikan skor siswa pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan.
3) Petunjuk skor penilaian :
1 : Sangat kurang baik
2 : kurang
3 : Baik
4 : sangat baik
2 Sindu 4 4 4 4
3 Ido 3 3 3 3
4 Umar 2 3 2 3
5 Fauzan 3 4 4 4
6 Mitha 2 4 3 3
7 Della 2 3 4 3
8 Dwi 3 4 3 4
Jumlah 23 28 27 28
Max 32 32 32 32
Lampiran 12.
Jawaban Kuesioner Siswa (Subyek Uji Coba Skala Kecil)
Keterangan: 1= Benar 0= Salah
BUTIR SOAL
No TOTAL
Nama L/P ASPEK KOGNITIF
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 REZA L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 SINDU L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 IDO L 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
4 UMAR L 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7
5 FAUZAN L 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
6 MITHA P 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7
7 DELLA P 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
8 DWI L 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
Jumlah 7 7 6 6 6 8 6 7 8 6 76,25
Ya (%) 88% 88% 75% 75% 75% 100% 75% 88% 100% 75%
Tidak
(%) 13% 13% 25% 25% 25% 0% 25% 13% 0% 25%
132
Lampiran 13.
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA SKALA BESAR
1 REZA L
2 SINDU L
3 IDO L
4 UMAR L
5 FAUZAN L
6 MITHA P
7 DELLA P
8 DWI L
9 OKTA L
10 DIAN P
11 DEWI P
12 RONALD L
133
Lampiran 14.
2. Kejujuran
Berjiwa ksatria dan dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan:
(1) Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas/ ujian
(2) Mengakui kesalahan yang diperbuat
(3) Mengakui kekurangan yang dimilikinya
(4) Mengungkapkan pendapat sesuai dengan sebenarnya
3. Disiplin
Menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan:
(1) Datang sebelum pembelajaran dimulai
(2) Sebelum pembelajaran selesai tidak meninggalkan kelas terlebih dahulu
(3) Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
(4) Patuh pada peraturan permianan yang telah disepakati
4. Percaya diri
Menunjukkan kemampuan diri sendiri untuk mencapai setiap keinginan dan
harapannya:
(1) Berusaha melaksanakan tugas yang diberikan guru secara maksimal
(2) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik
(3) Melaksanakan tugas sesuai yang diajarkan oleh guru
(4) Mau berusaha untuk mengulang tugas yang belum/ tidak bisa
134
Aspek Afektif
N
Nama Kerjasama Kejujuran Disiplin Percaya
o
Diri
1 Reza 3 2 4 4
2 Sindu 4 4 3 4
3 Ido 3 3 3 3
4 Umar 3 4 4 2
5 Fauzan 4 4 3 4
6 Mitha 3 4 4 3
7 Della 4 3 3 2
8 Dwi 4 2 3 4
9 Okta 3 4 3 4
10 Dian 4 3 4 3
11 Dewi 2 3 4 3
135
12 Ronald 4 4 3 3
Jumlah 42 4 42 41
Max 48 48 48 48
Persentase 88% 85% 88% 85%
Rata-rata (%) 86%
(2) Posisikan kedua tangan saling berdekatan dengan ibu jari dan jari
telunjuk hampir bersentuhan
(3) Gunakan telapak jari-jari tangan, bukan telapak tangan untuk
menangkap bola
(4) Tekukkah lutut sehingga tubuh merendah dan posisi siap menerima bola
PETUNJUK :
1) Cermatilah indikator aktivitas siswa.
2) Berikan skor siswa pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan.
3) Petunjuk skor penilaian :
1 : Sangat kurang baik
2 : kurang
3 : Baik
4 : sangat baik
Aspek Psikomotor
No Nama
Menggiring Mengumpan Menembak Menangkap
1 Reza 4 3 4 4
2 Sindu 4 4 4 4
3 Ido 3 3 3 3
4 Umar 2 3 2 3
5 Fauzan 3 4 4 4
6 Mitha 2 4 3 3
7 Della 2 3 4 3
8 Dwi 3 4 3 4
9 Okta 3 4 4 4
10 Dian 2 4 3 4
11 Dewi 2 3 2 3
12 Ronald 3 3 4 4
Jumlah 35 43 42 45
Max 48 48 48 48
Persentase 73% 90% 88% 94%
Rata-rata (%) 86%
137
Lampiran 15.
BUTIR SOAL
TOTAL
No. Nama ASPEK KOGNITIF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 REZA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 SINDU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 IDO 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
4 UMAR 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
5 FAUZAN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
6 MITHA 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
7 DELLA 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8
8 DWI 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8
9 OKTA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
10 DIAN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
11 DEWI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
12 RONALD 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8
Jumlah 12 12 7 10 12 9 10 10 12 11 78
100 100 58 83 100 83 83 100
Ya(%) % % % % % 75% % % % 92%
42 17 17 17
Tidak (%) 0% 0% % % 0% 25% % % 0% 8%
138
Lampiran 16.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1. Mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu
lanjutan serta nilai kerjasama, toleransi, memecahkan masalah,
menghargai teman, dan keberanian**).
Indikator
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan latihan koordinasi teknik dasar melempar,
menangkap, menggiring dan menembak bola (berpasangan dan
berkelompok) dengan koordinasi yang baik.
2. Siswa dapat bermain bolabasket dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi untuk menumbuhkan dan membina nilai-nilai kerjasama,
kejujuran, disiplin, dan percaya diri.
B. Materi Pembelajaran
Permainan Bolabasket
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi, motivasi dan penjelasan
tujuan pembelajaran.
Pemanasan secara umum
Berlari mengelilingi lapangan
Pemanasan
Perolehan
No Aspek yang dinilai
skor
Kriteria
No Aspek yang dinilai
SB B K SKB
2. Berjiwa ksatria dan dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan:
(1) Tidak menyontek dalam mengerjakan tugas/ ujian
(2) Mengakui kesalahan yang diperbuat
(3) Mengakui kekurangan yang dimilikinya
(4) Mengungkapkan pendapat sesuai dengan sebenarnya
3. Menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan:
(1) Datang sebelum pembelajaran dimulai
(2) Sebelum pembelajaran selesai tidak meninggalkan kelas terlebih dahulu
(3) Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
(4) Patuh pada peraturan permianan yang telah disepakati
BUTIR SOAL
Total
No SISWA Aspek Kognitif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Ketererangan Penilaian:
Jawaban Skor
Benar 1
Salah 0
143
1. Rekapitulasi Penilaian
1.
2.
3.
4.
5.
NIlai Rata-rata
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan Remedial.
Guru Peneliti
Lampiran 17.
145
146
Lampiran 18.
Dokumentasi