Portatiro Jashara Purba - Fulltext
Portatiro Jashara Purba - Fulltext
Portatiro Jashara Purba - Fulltext
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya dan mampu mengatasi setiap
kendala maupun cobaan yang dihadapi selama proses penyelesaian skripsi ini.
dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dan bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Munir, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Psikologi
meja hijau.
4. Ibu Annawati Dewi Purba, S.Psi, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing I yang
5. Bapak Zuhdi Budiman S.Psi, M.Psi sebagai Dosen Pembimbing II, yang
6. Ibu Farida Hanum Siregar, S.Psi, M.Psi terima kasih atas kesediaannya
dan berkenan meluangkan waktu untuk menjadi ketua sidang skripsi saya
7. Ibu Annawati Dewi Purba, S.Psi, M.Si & Bapak Zuhdi Budiman S.Psi,
M.Psi selaku dosen penguji, terima kasih atas kesediaan waktunya serta
8. Bapak Mulia Siregar, S.Psi, M.Psi, selaku sekretaris penguji, terima kasih
yang diberikan.
segala ilmu yang diberikan semoga kelak bermanfaat dan sebagai bekal
10. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Psikologi yang juga sangat membantu
11. Orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas doa, bimbingan
dan semangat yang selalu kalian berikan. Semoga kalian selalu diberi
12. Kakanda dan keluarga yang juga selalu memberi saya motivasi dan
ii
15. Dan terakhir untuk pacar tersayang Yohana E T Sihotang dan keluarga
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak disebut
oleh peneliti, yang telah membantu dan memberikan perhatian lebih terhadap
proses penyelesaian skripsi ini. Peneliti telah berupaya seoptimal mungkin dalam
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan kripsi ini. Akhir kata, peneliti
mengucapkan terimakasih bagi setiap pembaca dan berharap agar kiranya skripsi
iii
Halaman
IIALANMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 59
1. Kesimpulan .................................................................................... 59
2. Saran .............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Tabel :
vii
LAMPIRAN A SKALA
A-1 Skala Kondisi Kerja
A-2 Skala Kepuasan Kerja
LAMPIRAN B RELIABILITAS
B-1 Reliabilitas Skala Kondisi Kerja
B-2 ReliabilitasSkala Kepuasan Kerja
viii
PENDAHULUAN
Karena sumber daya manusia jugalah yang akan menjalankan berbagai kegiatan
demi tercapainya tujuan suatu perusahaan (Siagian, 2010). Dalam hal ini, karyawan
pekerjaan. Sikap ini akan menjadi dan menentukan kecintaannya pada pekerjaannya.
Sikap ini yang dikenal sebagai kepuasan kerja yang ditimbulkan oleh pekerjaan,
Bekerja adalah kebutuhan bagi setiap orang dengan berbagai macam alasan,
individu yang bekeda akan merasa puas atas pekerjaan yang telah atau sedang ia
kerjakan tersebut dapat memenuhi apa yang telah ia harapkan sebelumnya atau
dengan tujuan untuk apa dia bekerja. Biasanya orang akan merasa puas atas apa yang
telah atau sedang ia kerjakan adalah apabila basil dari apa yang ia kedakan tersebut
dianggap telah memenuhi apa yang telah ia harapkan sebelumnya, atau dengan kata
lain sesuai dengan untuk apa ia bekerja. Apabila seseorang mendambakan sesuatu,
maka hal itu berarti bahwa ia memiliki sesuatu keinginan atau harapan dan dengan
demikian ia akan termotivasi untuk melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan kearah
merasa puas dan hal itu bias dikatakan juga sebagai kepuasan kerja.
Menurut Kreitner & Kinicki (2003), kepuasan kerja adalah efekivitas atau
seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan tidak puas
sebagai berikut. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan watak dan harapan
kerja, kondisi budaya kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan
kepuasan kerja sehingga hal tersebut menjadi lebih objektif Karena tingkat kepuasan
suatu individu berbeda-beda. Sulit untuk memuaskan semua orang, sehingga semua
hanya dapat djalankan sesuai aturan yang berlaku. Namur ketidakpuasan kerja dapat
mereka menyatakan bahwa sebuah indikator dari gejala yang lebih dari sebuah
menyukai kondisi kerjanya, oleh karena itu mereka bertindak seperti itu. Tidak selalu
mudah untuk mengetahui bagaimana mereka akan bertindak dan beraksi salah sate
pekerja mungkin akan berhenti bekerja, namun pegawai lainnya akan bermain
Internet dalam jam kerja, membawa fasilitas kantor ke rumah untuk keperltian
mereka hares mengetahui penyebab yang membuat mereka merasa tidak puas.
Butch kontribusi langsung dari masing-masing anggota tim, agar suasana kerja yang
nyaman dan menyenangkan bisa tercipta dengan sendirinya. Hal ini perlu
diperhatikan pars pemimpin perusahaan, mengingat kondisi kerja yang kondusif akan
mendorong tiap anggota di dalamnya unuk menyelesaikan tugas mereka dengan baik.
Kondisi kerja terbagi dalam beberapa aspek, yaitu kondisi fisik kerja, kondisi
lama waktu kerja, dan kondisi psikologis kerja. Kondisi fisik kerja terdiri dari
penerangan, warna, suara bising, dan musik dalam bekerja. Kondisi lama waktu kerja
terdiri dari jam kerja, kerja paruh waktu, dan jam kerja lentur. Kondisi psikologis
Kebutuhan tmtuk mengandalkan kondisi kerja yang aman sudah ada dalam
sejarah panjang manajemen sumber daya manusia. Beer (1994) mengatakan bahwa
model dari manajemen sumber daya manusia, diakui bahwa sistem kerja tidak hanya
bagi perusahaan. Hubungan antara kondisi kerja dan instrument-instrumen yang ada
kepuasan kerja untuk mereka.Hal tersebut difokuskan kepada motivasi personal dan
buruknya kualitas hasil kinerja karyawan. Bila kondisi kerja cukup nyaman dan
komunikasi di dalamnya berjalan lancar, maka kineria yang dihasilkan pun tentu
akan maksimal. Namun sebaliknya, apabila kondisi kerja tidak nyaman, dipenuhi
dengan kekacauan dan persaingan yang tidak sehat, maka akan tercipta kejenuhan
dari para karyawan yang pada akhirnya akan menurunkan motivasi kerja mereka dan
karyawan pada saat bekerja, baik bentuk fisik maupun non fisik, langsung atau tidak
langsung, yang dapat mempengaruhi diri karyawan dan peker aannya saat bekerja
(Sedarmayanti, 2001).
dan keefektifan kerja. Hal tersebut telah dikaji bahwa karyawan cenderung lebih
dapat diturunkan dari lingkungan kerja menentukan kepuasan kerja. Dari hal itu kita
dapat menyimpulkan bahwasanya ada sebuah masalah terkait dengan kondisi kerja
kondisi kerja. Efektivitas organisasi tidak dapat dipisahkan dengan kondisi kerja
yang membentuk organisasi tersebut. Seperti dikatakan para peneliti, ada 3 macam
yaitu: kondisi fisik kerja, yang mencakup penerangan, suhu udara, suara kebisingan,
penggunaan warna, musik, kelembaban dan ruang gerak yang diperlukan. Kondisi
psikologis kerja, misalnya sties kerja, bosan kerja dan letih kerja, dan kondisi
temporer kerja, yang dimaksud adalah peraturan lama kerja, waktu istirahat kerja dan
kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara
dan mulai berdiri pads tahun 1956. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
memiliki kepuasan kerja karyawan yang cukup baik. Hal ini menjadi sangat penting
karena apa yang dikerjakan oleh PT.Sucofindo Medan akan sangat berdampak
agrikultur.
rasa nyaman dan puas. Namun ditemukan kurang terpenuhinya hal tersebut seperti,
tidak adanya ruang rapat khusus, posisi kantor yang berada di pinggirjalan protokol
yang membuat suara bising, toilet yang berdekatan dengan ruang kerja sehingga
sering tercium aroma tidak sedap, dan suhu ruangan yang terkadang dapat menjadi
antara kondisi kerja dengan kepuasan kerja karyawan yang nantinya mampu
B. Identifikasi Masalah
Kepuasan kerja dapat diartikan adalah sebagai suatu sikap, persepsi atau
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah tantangan kerja, sistem gaji yang adil,
kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian
kepuasan kerja, kondisi kerja berperan cukup penting. Kondisi kerja adalah semua
keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi karyawan,
C. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarabkan penelitian agar sesuai dengan tujuan dan terfokus
kondisi kerja dan kepuasan kerja karyawan. Subyek pada penelitian ini adalah
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin diteliti pads penelitian ini adalah: Ada
cabang Medan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini
untuk mengetahui dan menguji secara empiris Hubungan Kondisi Kerja dengan
F. Manfaat Penelitian
diharapkan dapat memberikan manfaat secara kolektif, baik untuk keilmuan (teoritis)
atau untuk peneliti, dan subjek penelitian (praktis) manfaat tersebut adalah:
1. Manfaat Temitis
Adapun manfaat yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai bahan
kondisi kerja bagi para karyawan, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan, dan sebagai bahan acuan guna menambah wawasan
kerja karyawan.
LANDASAN TEORI
A. Karyawan
1. Pengertian Karyawan
berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin
pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa karyawan/tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk
orang yang bekeda pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan
mendapatkan gaji atau upah. Menurut Hasibuan (2013) karyawan sebagai penjual
jasa (pikiran dan tenaga) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah
tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dimana disetiap posisi atau jabatan. PT
Sucofindo Cabang Medan adalah salah satu perusahaan surveyor yang ada di
Indonesia.
menentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan karyawan sesuai dengan togas
orang yang bekerja ataupun orang yang menjual pikiran dan tenaga untuk
B. Kepuasan Kerja
positif terhadap pekerjaanya, dan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
Howell & Dipboye (dalam Munandar, 2012) memandang kepuasan kerja sebagai
hasil keseluruhan derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai
aspek dari peker aanya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga
tanggung jawab yang dihayati pada pekerjaanya menimbulkan motivasi kerja yang
Menurut Wexley & Yukl dalam As'ad (2003) kepuasan kerja adalah "the way
an employee fieels about his her job".Ini berarti kepuasan kerja sebagai "perasaan
seseorang terhadap pekerjaan", yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap
dasarnya keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu
antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai
kepuasan kerja adalah suatu sikap, persepsi atau emosi yang dimiliki seseorang atau
Menurut Alfian (2012) ada beberapa indikator dari kepusan kerja, yaitu:
a. Kepuasan pads pekerjaan itu sendiri (Satisfaction with the work it self) Pekedaan
yang dilakukan oleh seorang karyawan akan dapat menghasilkan kepuasan kerja,
motivasi intern, prestasi kerja yang tinggi, tingkat,,kemangkiran yang rendah dan
tingkat labour turn over yang, rendah. Hal ini bisa dicapai apabila pekerjaan itu
Pekerja menyadari bahwa dirinya bertanggungjawab atas hasil pekerjaan itu secara
pribadi, dan pekerja dapat memastikan dengan cara yang teratur dan terandalkan
mengenai hasil usahanya, apa saja yang telah dicapai, dan memuaskan atau tidak.
Robbins (1996) memperjelas bahwa salah satu penentu kepuasan kerja adalah
menawarkan berbagai macam tugas, kebebasan, dan umpan balik pekerjaan. Pada
saat tantangan tersebut mampu dilampaid secara baik oleh karyawan, maka kepuasan
berarti bahwa kepuasan karyawan bukan hanya terletak pada jumlah gaji/upah
semata, namun lebih dari itu kepuasan pada pembayaran dibentuk dari empat
terhadap berbagai jenis tunjangan yang ada, kepuasan terhadap tingkat gaji /upah,
pada karyawan. Kesempatan ini merupakan bentuk imbalan yang bentuknya berbeda
dengan imbalan yang lain. Promosi bisa dilakukan berdasarkan senioritas karyawan
daripada promosi yang kenaikan gajinya hanya 10%, maka wajar apabila promosi
Supervise merupakan salah satu hal yang cukup penting sebagai sumber kepuasan
dengan hal itu, setidaknya terdapat dua dimensi gaya supervisor yang dapat
diukur dari tingkat seberapa Bering supervisor memberikan perhatian secara personal
Dimensi ini digambarkan sebagai tindakan para manager yang mengajak karyawannya
seperti ini telah memberikan tingkat kepuasan yang tinggi.Hasil penelitian telah
Rekan kerja dapat menjadi sumber kepuasan karyawan, dimana antar karyawan
diberi kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Rekan kerja bahkan merupakan
sumber kepuasan kerja yang lebih kuat ketika anggotanya memiliki kemiripan dalam
Berdasarkan hasil uraian di atas, maka dapat disimpulkan indikator kepuasan kerja
ada lima yaitu, kepuasan pada pekerjaan itu sendiri, kepuasan pada pembayaran,
kepuasan pada promosi, kepuasan pada supervise, dan kepuasan pada rekan kerja.
kerja diantaranya:
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mereka persepsikan sebagai adil dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian
kepuasan. Tidak semua orang mengejar uang.Banyak orang bersedia menerima baik
uang yang lebih kecil untuk bekeda dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam
pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar
dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan
upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan yang lebih penting
dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh
dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan
karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau
berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi
kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah
mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah, tantangan kerja, sistem gaji yang ada,
kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, clan kesesuaian
peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa
ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan
wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan
dalam kepuasan kerja (Asad, 2004). Menurut Blunchor dan Kapustin yang dikutip
dan mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar inenunjukkan suatu penampilan
yang efisiensi.
b. Disiplin
timbulnya perilaku disiplin kerja yaitu, tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan,
merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh
karena itu, pembentukan perilaku disiplin kerja (Commings, 1984) dapat dilakukan
1) Preventive dicipline.
2) Corrective discipline.
peraturan. Pada dasamya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat
bertingkah laku sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan. Dengan kata lain,
menolak kerja sama dengan rekan, menolak kerja lembur, memiliki dan
ketidakpuasan kerja (Asad, 2004).Berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih
(1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke
turn over.
Menurut Wexley & Yukl (dalam Salani, 2010) teori tentang kepuasan kerja
seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan
yang dirasakan
b. Equity Theory (Teori Keadilan). Prinsip dan teori ini adalah bahwa orang akan
merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi, khusunya situasi
kerja (Asad, 2002). Perasaan equity dan inequity atas suatu situasi. Ada tiga elemen
1. Input, dimana segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai
pekerja.
2. Out coines, adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai
hasil dari pekerjaannya seperti, upah atau gaji, keuntungan sampingan, simbol status,
menbandingkan rasio input-out comes yang dimilikinya. Orang lain yang dijadikan
perbanding bisa berasal dari organisasi atau perusahaan yang sama atau berbeda dan
bisa pula dengn dirinya sendiri diwaktu lampau. Menurut teori ini, setiap karyawan
akan membandingkan rasio input dan hasil dengan input dan hasil orang lain.
akan merasa puas. Apabila perbandingan tersebut tidak seimbang tetapi masih
menguntungkan maka bisa meimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak (misalnya
pada orang yang morahs). Apabila perbandingan tersebut tidak seimbang dan
c. Two Factor Theory (Teori Dua Faktor). Teori dikemukakan oleh Herzbergdan teori
kelompok variabel yang berbeda yaitu motivator atau satifier andhygiene factors
lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Kelompok satifier atau motivator
adalah faktor faktor atau situasi yang merupakan sumber kepuasan kerja. Kelompok
satifier terdiri dari, pekerjaan yang menarik, pekerjaan yang menantang, kesempatan
Apabila faktor satifier ini terpenuhi maka akan menimbulkan kepuasan, dan apabila
faktor satifier ini tidak terpenuhi maka tidak selalu menimbulkan ketidakkepuasan.
atau penyeliaan, hubungan antar pribadi, dan kondisi kerja. Apabila faktor dissatifier
ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena faktor ini bukan
merupakan sumber kepuasan. kerja. Menurut teori ini, kepuasan kerja dapat
kepuasan kerja adalah discrepancy theory (teori ketidaksesuaian), equity theory (teori
C. Kondisi Kerja
merupakan kata yang berasal dari bahasa Belanda yang memiliki arti syarat atau
persyaratan dan keadaan. Sedangkan kerja berasal dari bahasa Sanskerta yang
memiliki arti apa yang dilakukan atau kegiatan, mata pencarian, pesta atau kenduri,
serta urusan. Jadi, kondisi kerja dapat diartikan sebagai syarat ataupun persyaratan
dari keadaan yang mendukung berlangsungnya suatu kegiatan atau urusan yang
bahwa condition atau kondisi memiliki empat makna diantaranya adalah keadaan
seseorang atau suatu benda berkenaan dengan fungsi khusus atau dengan
kesehatannya secara umum. Serta makna yang lain adalah (kata kerja) mengadakan
satu respons kondisional. Sedangkan work atau kerja memiliki makna secara fisik
sedangkan secara psikologis berarti penyelesaian suatu tugas. Jadi, kondisi kerja
fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan
Kondisi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi
dapat tercapai.
terdapat disekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara
kondisi kerja adalah suasana yang berhubungan dengan lingkungan tempat bertugas.
kondisi kerja adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja yang akan
pekerjaannya.
macam, yaitu :
a. Kondisi fisik kerja, yang mencakup penerangan, suhu udara, suara bising,
b. Kondisi psikologi kerja, misalnya stress kerja, bosan dan letih kerja.
c. Kondisi temporer kerja, yang dimaksud adalah peraturan lama kerja, waktu istirahat
mempengaruhi kondisi kerja yaitu kondisi fisik kerja, konsidi psikologi kerja dan
Menurut Mtmandar (2001), kondisi kerja terbagi dalam dua aspek, yaitu:
1. Ruminasi (Penerangan), yaitu intensitas cahaya yang ada dalam ruang kerja
2. Warna, yaitu genggunaan warna dalam ruang kerja seperti ruangan itu sendiri
3. Bising (Noise), bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak
4. Musik dalam bekerja, yaitu musik yang digunakan untuk mengiringi atau sebagai
1. Jam Kerja, yaitu jumlah waktu yang digunakan karyawan untuk bekerja dalam
sehari.
2. Kerja Paruh Waktu Tetap, yaitu seseorang yang bekerja hanya separuh waktu dari
karyawan umumnya akan tetapi tetap terikat pada tempat dimana karyawan bekerja.
3. Empat Hari Minggu Kerja, yaitu program atau sistem dimana karyawan hanya
jam kerja mereka namun tetap ada batasan minimal jumlah jam kerja setiap harinya
terbagi menjadi tiga aspek yaitu kondisi fisik kerja, kondisi waktu kerja, serta kondisi
1. Kebosanan, dimana maksudnya adalah rasa jenuh atau bosan yang muncul pada diri
karyawan ketika melakukan pekerjaannya yang banyak dipengaruhi oleh banyak hal.
2. Kelelahan, yaitu suatu keadaan yang dialami karyawan berupa rasa letih atau capek
terdapat tiga aspek penting yang akan digunakan oleh peneliti dalam pembuatan alat
ukur atau skala yaitu kondisi fisik kerja, kondisi lama waktu kerja, serta kondisi
psikologis kerja.
Menurut Isaken, S.G Dorval K.B dan Treffehiger, D.J yang dikutip oleh
Suswati (2002) bahwa kondisi keda yang kondusif meliputi beberapa dimensi
seperti:
kondisi kerja yang baik maka diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
Sumber daya manusia memiliki peranan yang vital dalam suatu perusahaan.
Segala aspek yang berkaitan dengan sumber daya manusia pada akhimya turut
kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada
dirinya. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan
individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya, dan sebaliknya
(As'ad, 2008).Senada dengan hal itu menurut Sopiah (2008) menyatakan kepuasan
kerja mempakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi
tempat kerja.Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak
Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan kedalam
Menurut Wexley & Yukl dalam As'ad (2003) kepuasan kerja adalah "the way
an employee feels about his her job". Ini berarti kepuasan kerja sebagai "perasaan
seseorang terhadap pekerjaan", yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap
kerja.Faktor itu adalah tantangan kerja, sistem gaji yang adil, kondisi kerja yang
kerja yang mendukung. Kondisi kerja merupakan salah satu tolak ukur dari kepuasan
dipandang atau disikapi berbeda dengan pekerja lain, hal ini bergantung kepada
Seperti yang diutarakan oleh Gilmer (dalam As'ad, 2008) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang menyangkut tentang kondisi ruang
kerja. Seorang karyawan yang dulunya bekerja dengan tekun dan giat akanmerasa
malas dan tidak nyaman melakukan pekerjaannya bila kondisi ruang kerjanya tidak
kepuasan bekerja bagi para pegawai adalah kondisi kerja (Kreitner & Kinicki, 2003).
Kondisi kerja yang dimaksudkan adalah kondisi fisik kerja, yang mencakup
dan ruang gerak yang diperlukan. Kondisi psikologis kerja, misalnya stres kerja,
bosan kerja dan letih kerja, dan kondisi temporer kerja, yang dimaksud adalah
peraturan lama kerja, waktu istirahat kerja dan shif kerja (Mangkunegara, 2005).
penjelasan (Schultz dan Schultz, 2010) bahwa lingkungan atau kondisi kerja adalah
semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat
Pada PT. Rimbajatiraya Citrakarya Jakarta, 2009. Kesimpulan dari penelitian ini
karir yang mempunyai pengandi terhadap kepuasan kerja karyawan di mana variabel
menggunakan variabel penelitian kondisi kerja sebagai variabel bebas dan kepuasan
positif terhadap kepuasan kerja pegawai Komisi Pemilihan Umum Daerah (KUPD)
Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan sebesar 9,7% antara kondisi kerja dengan kepuasan kerja dan sisanya
Penjelasan dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja
dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan karena dengan memilki kondisi kerja
yang baik maka seorang karyawan akan melaksanakan togas atau pekerjaannya-
dengan tertib dan lancar sehingga hasil kinerjanya akan meningkat Berta akan
berdampak pula pads tujuan perusahaan yang dapat dicapai secara optimal.
E. Kerangka Konseptual
berbunyi: Ada hubungan antara kondisi kerja dengan kepuasan kerja di PT.
Sucofindo cabang Medan. Artinya semakin baik kondisi kerja karyawan, maka
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti tmtuk dipelajari sehingga, diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Oleh karena
itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam penelitian ini. Variabel-variabel
tersebut adalah:
variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian agar sesuai dengan metode
berikut:
1. Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja
yang akan mempengaruhi pegawai baik secara langstmg dan tidak langsung terhadap
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap, persepsi atau emosi yang dirniliki
kepuasan pads pekerjaan itu sendiri, kepuasan pada pembayaran, kepuasan pada
1. Populasi
sebagai jumlah subyek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang
Dalam suatu penelitian tidak perlu untuk meneliti seluruh individu yang
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Total Sampling yaitu teknik
(Hadi,2000). Dalam penelitian ini yang menjadi sample adalah karyawan PT.
pernyataan yang sudah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon
responder hanya tinggal mengisi atau menandai dengan mudah dan tepat (Hadi,
2000). Menurut Hadi (2000), angket adalah hasil yang diperoleh berdasarkan pada
laporan tentang diri sendiri (self report) atau setidaknya pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi tentang diri. Dasar digunakannya angket riil adalah bagaimana
2) Apa yang dikatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
1) Biayanya murah
2) Waktu untuk mendapatkan data relatif singkat, dengan sedikit waktu akan
3) Untuk para pelaksananya tidak dibutuhkan keahlian khusus mengenai lapangan yang
sedang diteliti
adalah :
kondisi kerja (Munandar, 2001 & Schultz, 1978), yaitu: kondisi fisik kerja, kondisi
lama waktu kerja, dan kondisi psikologis kerja. Skala angket dalam penelitian ini
menggunakan metode skala Likert, yaitu skala yang berisi 4 (empat) altenatif
pada setiap pemyataan Favourable adalah sangat setuju (SS) mendapatkan nilai 4,
jawaban setuju (S) mendapatkan nilai 3, jawaban tidak setuju (TS) mendapatkan nilai
mendapatkan nilai 2, pemyataan tidak setuju (TS) mendapatkan nilai 3, dan untuk
kepuasan kerja (Alfian, 2012), yaitu: kepuasan pada pekerjaan itu sendiri, kepuasan
pada pembayaran, kepuasan pada promosi, kepuasan pada supervise, dan kepuasan
pada rekan kerja. Skala angket dalam penelitian ini menggunakan metode skala
Likert, yaitu skala yang berisi 4 (empat) altenatif jawaban yang berisikan pernyataan-
sangat setuju (SS) mendapatkan nilai 4, jawaban setuju (S) mendapatkan nilai 3,
setuju (S) mendapatkan nilai 2, pernyataan tidak setuju (TS) mendapatkan nilai 3,
Sebelum sampai pada pengolahan data, data yang akan diolah nanti haruslah
berasal dari alat ukur yang mencerminkan fenomena apa yang diukur. Untuk itu
Validitas berasal dari kata "validity" yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan (mampu mengukur apa yang hendak diukur) dan kecermatan suatu
mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya antara subjek yang lain (Azwar, 2007).
Sebuah alat ukur dapat dinyatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur
tersebut menjalankan fungsi ukumya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dikenakannya alat ukur tersebut. Suatu alat pengukur untuk suatu sifat
misalnya, maka alat itu dikatakan valid jika yang dikatakan adalah memang sifat X
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alai ukur (skala) adalah
teknik korelasi product moment dari Carl Pearson (Hadi, 2000), dengan formulanya
sebagai berikut:
(∑x)(∑y)
∑xy −
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛
( )2 (∑y)2
√(∑𝑥 2 − ∑x ) (∑𝑦 2 − )
𝑛 𝑛
rxy = Koefisien korelasi antara vriabel X (skor subjek tiap item) dengan variabel Y
N = Jumlah subjek
masih perlu dikorelasi karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena
skor butir yang dikorelasikan dengan skor total ikut sebagai komponen skor total,
dan hal ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi, 2000). Formula
Keterangan:
Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama
selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah (Azwar, 2007).
Untuk mengetahui reliabilitas alat ukur maka digunakan rumus koefisien alpha
sebagai berikut:
𝑟𝑛=1−𝑀𝐾1
𝑀𝐾2
Keterangan:
I = Konstanta bilangan
satu variabel bebas yang ingin dilihat hubungannya dengan satu variabel terikat.
(∑x)(∑y)
∑xy −
𝑟𝑥𝑦 = 𝑛
( )2 (∑y)2
√(∑𝑥 2 − ∑x ) (∑𝑦 2 − )
𝑛 𝑛
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara vriabel X (skor subjek tiap item) dengan variabel Y
N = Jumlah subjek
Sebelum dilakukan analisis data dengan teknik analisis Product Moment, maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data-data penelitian yang meliputi yaitu:
a. Uji Normalitas Sebaran, yaitu untuk mengetahui apakah data penelitian (kondisi kerja
b. Uji Linieritas, yaitu untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas memiliki
Alfian, G. 2012. Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan produktivitas kerja
pada PT Taspen.Sktipsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Unversitas Negeri
Yogyakarta
Robbin, Stephen P. 1996. Prilaku Organsasi, Konsep, kontroversi, aplikasi. Alih Bahasa
Halyana, Pujaatmaka. Jakarta : Prenhallindo.
Rochaety, Ety, et. al. 2009.Metodologi Penelitain Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Edisi
Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Jan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Siagian, Sondang. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 1. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's AlphaStandardized Items N of Items
.831 .848 30
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's AlphaStandardized Items N of Items
.874 .889 40
Item-Total Statistics
10
UJI ASUMSI
1. UJI NORMALITAS
2. UJI LINEARITAS
11
Kondisi Kerja
N
40
a,b
Normal Parameters Mean 132.5000
Std. Deviation 7.29594
Most Extreme Differences Absolute
.098
Positive .098
Negative -.081
Test Statistic .098
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200c,d
Kepuasan Kerja
N 40
a,b
Normal Parameters Mean 176.7500
Std. Deviation 9.06883
Most Extreme Differences Absolute .137
Positive .137
Negative -.073
Test Statistic .137
Asymp. Sig. (2-tailed)
.057c
12
Model Summaryb
Change Statistics
AdjustedStd. Error of the R Square Sig. F
Model R R SquareR SquareEstimate Change F Changedf1 df2 Change
1
.961a .924 .922 2.53854 .924 459.734 1 38 .000
13
UJI HIPOTESA
14
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Kepuasan Kerja 176.7500 9.06883 40
Kondisi Kerja 132.5000 7.29594 40
Correlations
Kondisi Kerja Kepuasan Kerja
Spearman's rho Kondisi Kerja Correlation Coefficient 1.000 .961**
Sig. (1-tailed) . .000
N 40 40
Kepuasan Kerja Correlation Coefficient .961** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations
Kepuasan Kerja Kondisi Kerja
Spearman's rho Kepuasan Kerja Correlation Coefficient 1.000 .879**
Sig. (1-tailed) . .000
N 40 40
Kondisi Kerja Correlation Coefficient .879** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
15
16