Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 74

PERSEPSI GURU TENTANG

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH


DI SMK TEKNIK 10 NOPEMBER JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh :
AGUS PURWANTO
NIM : 100018218286

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
T. A. 2010 M / 1431 H
PERSEPSI GURU TENTANG
KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
DI SMK TEKNIK 10 NOPEMBER JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
AGUS PURWANTO
NIM. 100018218286

Di bawah bimbingan :

Drs. Mu’arif Sam, M.Pd


NIP. 19650717 1999403 1 005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
T. A. 2010 M / 1431 H

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini berjudul “Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial


Kepala Sekolah Di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta“ diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 20 Agustus 2010
di hadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar S.Pd
dalam bidang Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 20 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil …………… ……………
NIP. 19560530 198503 1 002
Ketua Program Studi
Drs. Mu’arif Sam, M.Pd …………… ……………
NIP. 19650717 1999403 1 005
Penguji I
Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd …………… ……………
NIP. 19661009 199303 1 004
Penguji II
Drs. Salman Tumanggor, M.Pd …………… ……………
NIP. 19570710 197903 1 002
Mengetahui :
Dekan,

Prof. DR. Dede Rosyada, MA


NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRAK

AGUS PURWANTO
NIM. 100018218286

“Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Di SMK Teknik


10 Nopember Jakarta”

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana


persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah dan untuk
mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka
meningkatkan kompetensi manajerial.
Secara umum bahwa yang dimaksud dengan kompetensi manajerial kepala
sekolah adalah sesuai dengan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah adalah
kemampuan atau keahlian kepala sekolah dalam merencanakan, mengelola,
memimpin, mengembangkan sumber daya sekolah dan melakukan monitoring,
mengevaluasi serta melakukan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah.
Metodologi penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif analisis yaitu dengan menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil
penelitian di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta. Sedangkan untuk mendapatkan
data dalam skripsi ini penulis menggunakan dua macam penelitian yaitu penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan.
Pada penelitian lapangan peneliti melakukan penelitian langsung yaitu
dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yaitu observasi, wawancara
dengan kepala sekolah beserta staf dan angket.
Dari hasil penelitian, ternyata persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah dalam kategori baik yaitu sebesar 75 %.
Harapan atau saran penulis dari hasil penelitian mengenai persepsi guru
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah adalah dapat memberikan masukan
yang baik bagi kepala sekolah, staf dan guru dalam memahami kompetensi
manajerial kepala sekolah serta terus meningkatkan kompetensinya.

i
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮّﺣﻤﻦ اﻟﺮّﺣﯿﻢ‬

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat


Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan dan pemimpin kita Nabi Muhammad SAW, beserta para
keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat
yang telah ditetapkan dalam menempuh program Strata-1 (S-1) Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis menyadari bahwa
penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, di antaranya adalah :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu’arif Sam, M.pd Selaku Pembimbing, yang telah membimbing
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil Ketua Jurusan Kependidikan Islam,
Drs. Mu’arif Sam, M.pd Ketua Program Studi, Staf Jurusan Kependidikan
Islam serta segenap dosen manajemen pendidikan yang telah memberikan
ilmu dan pengalamannya kepada penulis.
4. Kepala Sekolah SMK Teknik 10 Nopember, para staf juga para guru yang
telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
5. Kedua Orang Tua dan Saudaraku yang telah memberikan kasih sayang
serta do’anya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam mendidik,
membesarkan penulis, semoga Allah SWT tetap memberikan rahmat dan
kasih sayang kepada keduanya.

iii
iv

6. Teman-teman angkatan 2000 yang tidak dapat penulis sebutkan satu


persatu, terima kasih atas dukungan dan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabatku Hilman, Roni, Tohirin, Adzie dan yang lainnya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi dan
dukungannya.
8. Kakakku Mas Amir yang telah banyak membantu meluangkan waktunya
kepada penulis.
9. Istriku tercinta Tri Wijayanti yang selalu membantu setiap saat dan
mendo’akannya dengan berlinang air mata serta memberikan semangat
pada saat suka maupun duka.

Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

‫واﻟﺤﻤﺪ ﷲ ربّ اﻟﻌﺎﻟَﻤﯿﻦ‬

Jakarta, 07 Agustus 2009

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING……………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………… iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI


A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah....................................... 5
1. Kompetensi Kepala Sekolah .................................................. 5
2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah................................. 7
a. Kompetensi Manajerial .................................................... 7
b. Dimensi Kompetensi Manajerial ...................................... 9
B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah .. 18
1. Persepsi ................................................................................ 18
2. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial
Kepala Sekolah ...................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian...................................................................... 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 23
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 23
D. Metode Penelitian ..................................................................... 24

v
vi

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................. 24


F. Teknik Analisis Data ................................................................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta ................................. 28
1. Sejarah Berdirinya .............................................................. 28
2. Visi dan Misi ..................................................................... 29
3. Struktur Organisasi ............................................................. 30
4. Kurikulum........................................................................... 31
5. Keadaan Guru ..................................................................... 32
6. Keadaan Siswa.................................................................... 34
7. Sarana dan Prasarana........................................................... 34
B. Deskripsi Data .......................................................................... 35
C. Interpretasi dan Analisis Data ................................................... 35

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 50
B. Saran ........................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 53
LAMPIRAN
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan struktur organisasi SMK Teknik 10 Nopember


Jakarta…………………………………………………………... 30
Gambar 2 Diagram Histogram persepsi guru tentang kompetensi
manajerial kepala sekolah………………………………………. 36
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen angket……………………………………… 26


Tabel 2 Kurikulum SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
Tahun ajaran 2009/2010………………………………………....31
Tabel 3 Keadaan guru dan pegawai SMK Teknik 10 Nopember Jakarta...32
Tabel 4 Keadaan siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
Tahun ajaran 2009/2010………………………………………… 34
Tabel 5 Distribusi frekuensi nilai nyata dari tiap interval mengenai
Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah….. 36
Tabel 6 Kategori penilaian persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah…………………………………………………... 37
Tabel 7-26 Kategori pernyataan dan jawaban mengenai persepsi guru tentang
kompetensi manajerial kepala sekolah………………………….. 37

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu faktor kebutuhan yang sangat mendasar
bagi manusia, di samping kebutuhan yang lainnya seperti sandang, pangan dan
papan serta kesehatan. Pendidikan yang diselenggarakan dengan baik sejak dini
akan menentukan corak pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Namun
demikian, kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kepala
sekolah, guru, jumlah murid, kurikulum, sarana dan prasarana yang digunakan
dan perangkat lainnya baik hardware maupun software, termasuk operasional
manajemen pendidikan yang berkualitas yang didasarkan pada asumsi bahwa
manajemen pendidikan yang berlangsung dalam suatu lembaga pendidikan akan
berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi pendidikan di lembaga yang
bersangkutan.
Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang
dan menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha atau kegiatan pencapaian tujuan
tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Kualitas manajemen ditandai
dengan adanya kejelasan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen,
diantaranya dalam hal perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). Apabila fungsi-fungsi itu
berjalan dengan baik dan optimal, maka penyelenggaraan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar.

1
2

Dale mengutip beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen


sebagai mengelola orang-orang.1 Dikatakan demikian karena makna pokok
manajemen adalah “mencapai tujuan yang dikehendaki dengan jalan
menggunakan orang atau orang-orang lain atau seluruh orang atau orang-orang
lain bekerja, guna mendapatkan hasil yang dicita-citakan atau yang dikehendaki“.
Maksud mencapai tujuan dengan orang lain berarti pada intinya manajemen itu
bagaimana kita terutama mengelola sumber daya manajemen (SDM), bukan
material atau finansial, agar bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga
manajemen sumber daya manusia mutlak diperlukan dalam sebuah organisasi.
Agar fungsi-fungsi manajemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien,
maka yang memiliki peran strategis adalah Kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan, sekaligus merupakan salah satu kompetensi manajerial yang harus
dimilikinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13
tahun 2007 tentang standar Kepala sekolah / madrasah.
Menurut PERMENDIKNAS RI No. 13 tahun 2007 di atas, bahwa kepala
sekolah harus memiliki lima standar kompetensi, yaitu : kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan social. Karena, maju atau tidaknya sebuah sekolah
salah satunya sangat ditentukan oleh kemampuan kepala sekolah dalam
meningkatkan atau mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal dari
mulai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan program kegiatan sekolah sesuai prosedur yang tepat.
Terkait dengan lima kompetensi diatas, penulis menemukan permasalahan
yang terjadi di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.
Hasil pengamatan sementara menunjukkan, bahwa dari kelima kompetensi
manajerial kepala sekolah, kompetensi yang dianggap sudah baik hanya
kompetensi kepribadian dan sosial. Sedangkan tiga kompetensi lainnya
(manajerial, kewirausahaan dan supervisi) belum menunjukkan indikasi yang
signifikan. Dengan demikian kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember Jakarta,
secara umum masih menghadapi masalah ketiga kompetensi tersebut. Namun, dari

1
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004),
Anggota IKAPI, Cet. II, h. 3
3

ketiga kompetensi yang belum baik tersebut, penulis hanya akan membatasi pada
kompetensi manajerialnya saja.
Berdasarkan penjabaran hal diatas, penulis ingin meneliti lebih jauh
bagaimana kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta. SMK Teknik 10 Nopember Jakarta merupakan sebuah lembaga
pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Puspa yang berdiri sejak tahun
1987. Setiap kepala sekolah tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
menjalankan tugasnya, tak terkecuali kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta. Tingkat kompetensi manajerial kepala sekolah pun berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan terus kualitas sekolah tentunya
kompetensi manajerial kepala sekolah perlu ditingkatkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menentukan judul
skripsi “PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL
KEPALA SEKOLAH DI SMK TEKNIK 10 NOPEMBER JAKARTA”.
Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi manajerial.

B. Identifikasi Masalah
Dalam rangka mengkaji persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah, muncul berbagai pertanyaan :
1. Apakah kualifikasi kepala sekolah ?
2. Apakah kepala sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin dalam
meningkatkan kompetensi manajerial ?
3. Upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi manajerial ?
4. Bagaimana teknik optimalisasi kompetensi manajerial kepala sekolah?
4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasikan di atas, ternyata
masalah kompetensi kepala sekolah menyangkut beberapa aspek.
Namun, mengingat keterbatasan penelitian dalam waktu, dana dan tenaga,
maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah.
2. Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
manajerial.
3. Kompetensi manajerial kepala sekolah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
menyangkut dimensi bagaimana mengelola guru dan staff dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam menjalankan peran dan tugasnya ?
2. Upaya-upaya apa sajakah yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi manajerial ?
3. Bagaimanakah kepala sekolah dalam mengelola guru dan staff dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi kepala sekolah. Sebagai bahan masukan serta menambah wawasan dalam
meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.
2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai kompetensi manajerial kepala
sekolah.
3. Bagi peneliti. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah


1. Kompetensi Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah jabatan dalam lembaga pendidikan yang
menduduki pucuk pimpinan di lembaga yang di pimpinnya. Oleh karena itu,
sama halnya dengan jabatan-jabatan yang lainnya, kepala sekolah harus
memiliki beberapa standar yang berkaitan dengan jabatannya.
Dibawah ini adalah beberapa hal penting yang berkaitan dengan standar
kepala sekolah baik kualifikasi umum maupun khusus, yaitu :
a. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut :
1). Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi ;
2). Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya
56 tahun ;
3). Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-
kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA ; dan
4). Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

5
6

b. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi :


1). Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) adalah sebagai berikut :
2). Berstatus sebagai guru SMK/MAK ;
3). Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK ; dan
4). Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.1
Summer yang dikutip oleh Massie mengemukakan bahwa manajer yang
diinginkan ialah manajer yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a). Memiliki dan mengembangkan sikap positif terhadap lembaga
pendidikan dan pekerjaan manajer.
b). Memiliki dan mengembangkan pengetahuan termasuk beberapa
ilmu pendukung pekerjaan manajer.
c). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan konsep.
d). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan manusiawi.
e). Memiliki dan mengembangkan ketrampilan teknik.

f). Memiliki dan mengembangkan seni (art).2


Sedangkan menurut Wahjosumidjo bahwa efektivitas sekolah tercapai,
apabila kepala sekolah selalu memperhatikan dan melaksanakan :
1.1). Sekolah harus secara terus-menerus menyesuaikan dengan
kondisi internal dan eksternal yang mutakhir ;
1.2). Mampu mengkoordinasikan dan mempersatukan usaha seluruh
sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan ;
1.3). Perilaku sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan dapat
dipengaruhi secara positif apabila kepala sekolah mampu
melakukan pendekatan secara manusiawi ;
1.4). Sumber daya manusia merupakan satu komponen penting dari
keseluruhan perencanaan organisasi ;

1
Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah
2
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004),
Anggota IKAPI, Cet. II, h. 239
7

1.5). Dalam rangka pengelolaan kepala sekolah harus mampu


menegakkan hubungan yang serasi antara tujuan sekolah
dengan perilaku sumber daya manusia yang ada ;
1.6). Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah, fungsi
sumber daya manusia harus ditumbuhkan sebagai satu
kekuatan utama.3

2. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah


a. Kompetensi Manajerial
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta
pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, kepala sekolah harus
mampu memanaje sekolahnya dengan baik. Kepala sekolah harus
memiliki beberapa kompetensi.
Dalam PERMENDIKNAS RI No.13 tahun 2007 tentang standar
kepala sekolah / madrasah dijelaskan ada beberapa kompetensi yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah, diantaranya adalah : kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi
dan kompetensi sosial.
Berkaitan dengan kepala sekolah sebagai manajer, kompetensi
yang harus dimiliki adalah kompetensi manajerial.
Kompetensi manajerial adalah kemampuan atau keahlian kepala
sekolah dalam merencanakan, mengelola, memimpin, mengembangkan
sumber daya sekolah dan melakukan monitoring, mengevaluasi serta
melakukan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat.4

3
Wahjosumidjo, KepemimpinanKepala Sekolah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.
III, h. 272
4
Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
8

Berdasarkan uraian tersebut diatas, seorang manajer atau seorang


kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator,
pemimpin dan seorang pengendali.5
Sedangkan menurut Wahjosumidjo, agar seorang kepala sekolah
secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannya ke dalam tindakan
atau perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam ketiga kompetensi atau
ketrampilan sebagai berikut :
1). Technical Skills
a. Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan
teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.
b. Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana,
peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang
bersifat khusus tersebut.
2). Human Skills
a. Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses
kerjasama.
b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain,
mengapa mereka berkata dan berperilaku.
c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
d. Kemampuan menciptakan kerjasama yang efektif, kooperatif,
praktis dan diplomatis.
e. Mampu berprilaku yang dapat diterima.
3). Conceptual Skills
a. Kemampuan analisis.
b. Kemampuan berfikir rasional.
c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
d. Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami
berbagai kecenderungan.
e. Mampu mengantisipasi perintah.

5 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…….., hal. 96


9

f. Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-


problem sosial.6

b. Dimensi Kompetensi Manajerial


Dibawah ini adalah salah satu dimensi kompetensi manajerial yang
harus dimiliki oleh kepala sekolah, sebagai berikut :
1). Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
Dalam arti yang tradisional, konsep pengelolaan tenaga pendidik
dan kependidikan terbatas pada urusan-urusan manajemen operatif,
seperti mengelola data tenaga pendidik dan kependidikan (record
keeping), penilaian kinerja yang bersifat mekanistik (mechanichal job
evaluation), kenaikan pangkat dan gaji secara otomatis (automatic
merit increase). Perhatian terhadap SDM pada masa kini mencakup
aspek-aspek yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan tenaga
pendidik dan kependidikan (fisik, emosional dan social), yang akan
berpengaruh secara signifikan terhadap cara-cara mereka bertugas, dan
dengan sendirinya berpengaruh terhadap produktivitas mereka.
MSDM pada masa kini memfasilitasi aktualisasi dan
pengembangan kompetensi para tenaga pendidik dan kependidikan
melalui program-program pengembangan dan pemberdayaan yang
dilakukan secara sistematik. Pengembangan dan pemberdayaan SDM
merupakan bagian dari MSDM yang memiliki fungsi untuk
memperbaiki kompetensi, adaptabilitas dan komitmen para tenaga
pendidik dan kependidikan. Dengan cara demikian sekolah memiliki
kekuatan bukan saja sekedar bertahan (survival), melainkan tumbuh
(growth), produktif (productive) dan kompetitif (competitive). Dan
dalam proses demikian, dukungan SDM yang kuat melahirkan sekolah
yang memiliki adaptibilitas dan kapasitas memperbaharui dirinya
(adaptability and self-renewal capacity).

6
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah……, hal. 101
10

Manajemen tenaga kependidikan atau pengelolaan sumber daya


guru bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara
efektif dan efisian untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap
dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi
personalia yang harus dilakukan pimpinan, adalah melakukan
perencanaan, pengadaan, pengorganisasian, pengarahan, pelatihan dan
pengembangan, kompensasi, penilaian dan pemberhentian.
Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang
diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang
diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

a). Perencanaan
Menurut Sondang P. Siagian, bahwa perencanaan pada dasarnya
merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan dimasa depan. Berarti bahwa apabila berbicara tentang
perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah
langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih
menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk
menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada
waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapapaian tujuan dan
berbagai sasaran yang telah dan akan di tetapkan.7 Untuk itu
perencanaan pegawai juga harus dikelola dengan benar, dalam dunia
pendidikan guru juga harus dikelola dan dimanaj dengan benar agar
tujuan pendidikan dapat tercapai.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan
kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk
sekarang dan masa depan. Penyusunan personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau

7
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000),
Cet.VIII, h. 41
11

tugas yang harus dilakukan dalam organisasi ini. Karena itu, sebelum
menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan (job analisys)
dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran
tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan). Informasi
ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang
diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan (job
spesification). Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang
kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Dalam perencanaan sumber daya manusia memerlukan sebuah
sistem, sistem manajemen sumber daya manusia ini secara terperinci
terdiri dari 4 kegiatan yang saling berhubungan dan terpadu, yaitu :
(1). Kegiatan inventarisasi persediaan sumber daya manusia.
Kegiatan ini berguna untuk menilai sumber daya manusia yang
ada sekarang baik ketrampilan, kemampuan/kecakapan dan
potensi.
(2). Kegiatan forecast sumber daya manusia.
Kegiatan ini berguna untuk memprediksi permintaan dan
penawaran karyawan pada waktu yang akan datang (baik
kuantitas maupun kualitas).
(3). Penyusunan rencana-rencana sumber daya manusia.
Kegiatan ini memadukan permintaan dan penawaran personalia
tenaga kerja yang berkualitas melalui penarikan, seleksi, latihan,
penempatan, transfer, promosi dan pengembangan.
(4). Pengawasan dan evaluasi.
Kegiatan pemberian umpan balik kepada sistem dan memonitor
pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan sumber daya
manusia.
12

b). Pengadaan
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Adapun menurut Heidjarachman Ranupandojo “fungsi
pengadaan tenaga kerja/pegawai ini meliputi penentuan kebutuhan
tenaga kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari
sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan
seleksi para pelamar, menempatkan tenaga kerja pada posisi yang
sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas bagi tenaga kerja baru”.8
Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan,
dilakukan kegiatan recruitment/penarikan. Tujuan utama rekrutmen
dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat pada
penempatan yang tepat pula yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan organisasi. 9 Proses penarikan (rekrutmen) ini penting,
karena kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada
kualitas penarikannya.
Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi melalui ujian
lisan, tulisan dan praktek. Berkaitan dengan lembaga pendidikan
seleksi guru dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu
mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara
profesional yang memiliki nilai dan unsur-unsur sikap dan kecakapan
yang disyaratkan untuk mengembangkan dan tercapainya tujuan
organisasi.
Mengidentuifikasikan calon guru harus dilakukan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi tentang kemampuan calon guru.
Mengidentifikasikan calon guru dapat dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah dengan melihat transkrip nilai, surat rekomendasi,

8
Heidjarachman Ranupandojo, Manajemen Sumber Daya Manusia 1, (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2000), h. 1.10
9
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2006), Cet. I, h. 47
13

hal-hal yang berkaitan dengan pengalamannya, analisis hasil


wawancara rekrutmen, penilaian selama praktek mengajar, umpan
balik hasil pertemuannya terhadap guru atau pimpinan bagian-bagian
yang berkaitan dengan pendidikan, dan data-data lain yang
bermanfaat.10
Adakalanya, pada suatu organisasi, pengadaan pegawai dapat
didatangkan secara intern atau dari dalam organisasi saja, apakah
melalui promosi atau mutasi. Hal tersebut dilakukan apabila formasi
yang kosong sedikit, sementara pada bagian lain ada kelebihan
pegawai atau memang sudah dipersiapkan.

c). Pengorganisasian
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya
serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian
tujuan organisasi. 11 Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan secara efektif.
Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya
melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap
kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik
dari hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri sebagai manusia
juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk
dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan
pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang
mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja
pegawai. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menyangkut aspek
kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
10
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah….., h. 278
11
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : PT. REMAJA ROSDA KARYA,
2009), Cet. X, h. 71
14

d). Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun
personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan
untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Pengarahan
merupakan kegiatan penggerak pengendalian semua sumber dalam
usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha
dan penciptaan kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan
lancar dan lebih efisien. 12 Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Fungsi pengarahan secara sederhana, adalah untuk membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan
kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti
komunikasi, motivasi dan disiplin.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan
pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.
Berkaitan dengan lembaga pendidikan yakni mengenai guru, tahap
pengarahan berupa pemberitahuan apa yang harus dilakukan, bidang
studi apa yang akan dipegang, selain itu juga pengenalan terhadap
kurikulum, pengenalan dengan para anggota dewan guru, pengenalan
terhadap para siswa dan pengenalan terhadap masyarakat.
Tujuan dari pengarahan tersebut agar karayaawan atau guru baru
dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan individu,
sekolah dan masyarakat.

e). Pelatihan dan Pengembangan


Pengertian pelatihan dan pengembangan adalah berbeda, latihan
(training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.

12
Tarwotjo, Kepemimpinan, (Jakarta : Karunika Universitas Terbuka, 1988), Cet. I, h. 4.5
15

Latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-


pekerjaan sekarang. Di lain pihak, bila manajemen ingin menyiapkan
para karyawan untuk memegang tanggung jawab di waktu yang akan
datang, kegiatan ini disebut pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas
dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
Pengembangan sumber daya manusia ini perlu dilakukan sampai
pada tahap tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi tersebut,
pengembangan sumber daya ini penting searah pengembangan
organisasi.
Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh
pengembangan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya
manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan
yang berkesinambungan.
Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan
pegawai. Pertama, latihan dan pengembangan dilakukan untuk
menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karayawan dengan
permintaan jabatan. Kedua, program-program tersebut diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam
mencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.
Meskipun usaha-usaha pelatihan-pelatihan dan pengembangan
memakan waktu dan mahal, tetapi akan mengurangi perputaran
tenaga kerja dan membuat karyawan menjadi lebih produktif. Lebih
lanjut, latihan dan pengembangan membantu mereka dalam
menghindari diri dari keusangan dan melaksanakan pekerjaan dengan
lebih baik.

f). Kompensasi
Menurut E. Mulyasa, kompensasi adalah “balas jasa yang
diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang
16

dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap”.13 Pemberian


kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat juga berupa tunjangan,
fasilaitas perumahan, kendaraan dan lain-lain.
Fungsi kompensasi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang
memadai dan layak kepada personalia untuk sumbangan mereka
kepada tujuan organisasi. 14
Masalah kompensasi merupakan salah satu bentuk tantangan yang
harus dihadapi manajemen. Dikatakan tantangan karena imbalan oleh
pekerja tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas
kebutuhan materialnya. Akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat
dan martabat manusia. Sebaliknya, organisasi cenderung melihatnya
sebagai beban yang harus dipikul oleh organisasi tersebut dalam
rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran.
Kompensasi tidak akan menjadi beban yang berat apabila
organisasi dapat mengadministrasikan pembayaran kompensasi
karyawan dengan tepat.
Kompensasi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan
kontribusi pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke
waktu.15

g). Penilaian
Dalam melakukan tugas-tugas para pegawai, diperlukan sistem
penilaian secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini
difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan
sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.
Penilaian itu berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti
kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya

13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung : PT.
Rosda Karya, 2004), h. 45
14
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28
15
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28
17

bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan


pengembangan karir. Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian
prestasi kerja tenaga kependidikan sangat penting dalam pengambilan
keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program
sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi,
sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses efektif sumber
daya manusia.
Berkaitan dengan penilaian guru dalam lembaga pendidikan guru
harus dinilai, sejak awal guru bersangakutan melaksanakan tugas
mengajar sampaai guru tersebut berhenti tidak mengajar.
Adapun pokok-pokok sasaran penilaian guru, menurut Wahjosumidjo
adalah sebagai berikut :
(1). Metodologi mengajar (Teaching Metodology)
(2). Pengelolaan kelas (Classroom Management)
(3). Pengetahuan isi dan kadar isi (Knowledge of Content)
(4). Hubungan pertumbuhan profesional (Extent of Profesional
Growth).16

h). Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir,
pensiun dan sebab-sebab lainnya.
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang
menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan
kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai.
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya
pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini menurut
E. Mulyasa dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. (1)
pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya pindah lapangan

16
Wahjosumidjo, Kepemimpinan…, h. 278
18

pekerjaan dengan tujuan memperbaiki nasib (2) pemberhentian oleh


dinas atau pemerintah, misalnya pegawai tidak cakap atau tidak
melaksanakan tugas dengan baik, dan (3) pemberhentian sebab lain-
lain. 17

B. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah


1. Persepsi
Kata persepsi berasal dari kata “perception“ yang berarti penglihatan,
tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali dengan
penginderaan kemudian ditransfer ke otak.18
Menurut Alisuf Sabri persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan
manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui
alat-alat inderanya; dengan kemampuan inilah kemungkinan manusia atau
individu mengenali millieu hidupnya. 19
Adapun menurut Nina Mufmainah persepsi adalah cara kita
menginterpretasi atau mengerti pesan yang telah diproses oleh sistem inderawi
kita. Dengan kata lain, persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi.
Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. 20
Sedangkan menurut pendapat Lutfi dkk persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.21

17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, h. 44
18
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia
PUSTAKA UTAMA, 1995), hal. 424
19
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta : CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1993), Cet. III, hal. 45
20
Nina Mufmainah, Psikologi Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), Cet. III, h. 71
21
Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta : UIN Jakarta Press,
2009), Cet. I, h. 25
19

Dalam kamus Psikologi kata persepsi juga berasal dari kata “perception”
yang berarti proses mengetahui atau mengenali objek dalam kejadian objektif
dengan bantuan indera.22
Dalam interaksi dengan manusia khususnya dengan lingkungan sosialnya,
setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi,
memahami dan menafsirkan suatu objek yang dirasakan dan dilihatnya.
Persepsi pada setiap individu berasal dari stimulus atau rangsangan yang
diterimanya. Maka persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dalam diri
setiap orang terhadap stimulus yang diterimanya.
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci
untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.23
Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat
masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi.
Veithzal Riva’i menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui penginderaannya.24 Hal ini berarti persepsi itu didahului oleh
proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat
penginderaannya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat, apa
yang ia dengar, kemudian individu tersebut mengalami persepsi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses
pemahaman seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain dalam
lingkungan yang berupa pendapat dan penelitian dirinya terhadap apa yang
diterima dan di tangkapnya selama melakukan kegiatan atau pekerjaan di

22
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. I,
hal. 358
23
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), Edisi. I, hal. 138
24
Veithzal Riva’I, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2006), Edisi. II, h. 359
20

lingkungan tersebut. Dengan adanya persepsi maka baik buruknya seseorang


atau suatu objek dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan keadaan yang
terjadi.
Sedangkan menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono persepsi adalah
kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan pada
satu objek.25
Didalam psikologi, proses sensasi dan persepsi berbeda. Sensasi ialah
penerimaan stimulus melalui alat indera. Sedangkan persepsi adalah
menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.26
Sedangkan berkaitan dengan guru, sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 74 tahun 2008 tentang guru, dijelaskan pada pasal 1 bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.27 Dalam hal ini guru sebagai makhluk individu
sekaligus makhluk sosial tidak terlepas dari persepsi sosial, yaitu proses
pemberian nilai atau pemahaman diantara sesama makhluk yang saling
berinteraksi secara sosial. Sedangkan menurut Uzer Usman bahwa guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan persepsi guru adalah mengenai pandangan atau proses berfikir guru
dalam menilai jalannya suatu kegiatan di sekolah yang dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi lingkungan tempatnya bekerja, dan memberikan persepsi
terhadap kompetensi manajerial kepala sekolah. Melalui persepsi yang baik
akan menimbulkan kepuasan kerja serta sekaligus meningkatkan produktivitas
kerja.

25
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar UmumPsikologi, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1986),
Cet. IV, h. 39
26
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, h. 37
27
Tim Penyusun, Peraturan Pemerintah RI, No. 74 Tahun 2008 Pasal 1, Tentang Guru, (Jakarta :
BP. Cipta Jaya), h. 2
21

Persepsi guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses
penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari stimulus yang
diterima oleh guru melalui alat-alat inderanya. Dalam hal ini bagaimana guru
memberikan tanggapan, penafsiran dan memberikan perhatian dan penilaian
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta.

2. Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah


Persepsi guru adalah suatu tanggapan yang dimiliki oleh guru melalui alat-
alat inderanya untuk memperhatikan dan memberikan penilaian tentang
kompetensi manajerial kepala sekolah. Maka, kompetensi manajerial kepala
sekolah akan mempengaruhi etos kerja dan kualitas sekolah yang di
pimpinnya. Sebagai kepala sekolah berhadapan dengan para guru, kompetensi
yang dimiliki sangatlah berpengaruh terhadap penilaian guru. Kompetensi
manajerial yang dimiliki dan ditunjukkan kepala sekolah dapat pula
diterapkan pada kinerja guru.
Kepala sekolah adalah figur seorang pemimpin. Kepala sekolah juga
adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa, watak dan etos kerja para
guru, karena mampu menjadi ragi atau mewarnai lingkungan sekolah yang
dipimpinnya.
Jabatan kepala sekolah memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas
maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas kepala sekolah tidak
hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga suatui tugas kemanusiaan dan
kemasyarakatan.
Kepala sekolah memang menempati kedudukan yang terhormat di sekolah
dan masyarakat, sebagaimana guru yang mempunyai kewibawaan sehingga
masyarakat tidak meragukan figur seorang guru.
Kepala sekolah yang kompeten adalah kepala sekolah yang mampu
menciptakan suasana yang kondusif dan bekerja secara profesional di sekolah,
sehingga etos kerja guru dan staf pun sangat tinggi.
22

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah
kompetensi manajerial. Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber
daya sekolahnya akan berpengaruh terhadap persepsi guru terhadap dirinya,
sehingga apabila kompetensi manajerial kepala sekolah itu baik, maka
persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah pun baik.
Jadi, yang dimaksud dengan persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah adalah pandangan, tanggapan atau penilaian guru tentang
kemampuan kepala sekolah mengelola sumber daya sekolahnya, khususnya
mengelola guru dan staf dalam mendukung jalannya kegiatan sekolah,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan profesionalisme guru dalam
bekerja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan nasional akan tercapai
secara optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi manajerial.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai dengan Agustus
2009, sehingga data yang diperoleh dari responden lebih akurat. Adapun tempat
penelitian ini dilakukan di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

C. Populasi dan Sampel


Berdasarkan pada judul penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta yang berjumlah 20 orang.
Untuk mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam penelitian ini, sampel yang diambil penulis adalah semua guru yang ada di
SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

23
24

D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu
menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil penelitian di SMK Teknik 10
Nopember Jakarta berupa data dan informasi sebenarnya mengenai kondisi yang ada.
Untuk mendapatkan data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua
macam penelitian yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (applied research).
a. Penelitian kepustakaan yang dimaksud disini adalah mengadakan penelitian
terhadap beberapa literatur buku yang ada kaitannya dengan penulisan ini.
b. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan meninjau langsung ke objek
penelitian. Adapun penelitian tersebut menggunakan instrumen pengumpulan data
yaitu observasi, angket dan wawancara yaitu pengumpulan data secara tertulis
dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada kepala sekolah dan guru-
guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data tentang kompetensi manajerial kepala sekolah,
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian.1 Observasi dilakukan untuk
mendapatkan data mengenai upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi manajerial. Dan juga memperoleh data sejauhmana tugas dan
fungsinya sehari-hari sebagai kepala sekolah.

1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet. VI, h. 158
25

2. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.2 Dalam hal ini
penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mendapat data
sejauhmana kompetensi manajerial kepala sekolah dalam menjalankan peran dan
tugasnya.
3. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.3
Angket ini diberikan kepada guru di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta sebagai
respondennya, guna mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah di sekolah tersebut.

a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bertujuan
untuk memperoleh data persepsi Guru tentang kompetensi manajerial kepala
sekolah, angket ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang memiliki empat
pilihan alternatif jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK),
dan Tidak Pernah (TP), Responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban
tersebut, sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket ini disusun
atas dasar indikator-indikator yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…, h. 165
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…., h.167
26

Tabel. 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Nomor Butir
Dimensi Indikator Jml
(+) (-)
Mengelola guru dan a. Perencanaan program 1, 2 3, 4 4
staff dalam rangka kerja sekolah
pendayagunaan b. Pengorganisasian 5, 6, 7, 8, 11 7
sumber daya manusia kegiatan sekolah 9,10
secara optimal c. Melakukan pengarahan 12,13, 14 15, 16 5
d. Melakukan pengawasan 17, 18 19, 20 4
dan evaluasi
JUMLAH 20

F. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memperoleh jawaban
dan kesimpulan sehubungan dengan mencari presentase setiap jawaban yang dipilih
responden. Setelah itu data yang telah terkumpul, penulis akan mengolahnya dengan
langkah sebagai berikut :
1. Klasifikasi data.
2. Tabulasi data.
3. Intrepetasi Data.
4. Penarikan kesimpulan.
Adapun teknik analisisnya menggunakan statistic prosentase dengan rumus :
P = f x 100%
N
27

Keterangan :
P = angka prosentase
f = frekuensi jawaban yang diberikan responden
N = jumlah responden
100% = nilai tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus prosentase,
kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. 100% = seluruhnya
b. 90-99% = hampir seluruhnya
c. 60-89% = sebagian besar
d. 51-59% = lebih dari setengahnya
e. 50% = setengahnya
f. 40-49% = hampir
g. 10-39% = sebagian kecil setengahnya
h. 0% = tidak sama sekali
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta


1. Sejarah Berdirinya
SMK Teknik 10 Nopember Jakarta merupakan sekolah yang berdiri di
bawah naungan Yayasan Pendidikan Puspa. Yayasan sendiri berdiri sejak tahun
1987, di bawah asuhan Ir. Muchlis Mursalin, MM.
Di Bawah ini adalah Profil SMK Teknik 10 Nopember Jakarta :
Nama Sekolah : SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
No. Induk Sekolah : 192
Propinsi : DKI Jakarta
Otonomi Daerah : Jakarta Timur
Desa / Kelurahan : Cililitan
Kecamatan : Kramat Jati
Jalan dan Nomor : Raya Bogor No. 1
Kode Pos : 13510
Telepon : 021-8096077
Faksimili : 021-8096077
Daerah : Perkotaan
Status : Swasta
Tahun Berdiri : 2007
KBM : Pagi
Bangunan Sekolah : Wakaf

28
29

Lokasi Sekolah
Jarak ke Pusat Kecamatan : 3 km
Jarak ke Pusat Otoda : 15 km
Terletak pada lintasan : Kecamatan
Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta

2. Visi dan Misi


Visi :
Mengembangkan generasi cerdas, mandiri, beriptek dan berimtaq

Misi :
a. Melaksanakan efektivitas proses pembelajaran dan bimbingan melalui
konsep belajar tuntas dan berkompeten di bidangnya.
b. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi
Nasional (SKM) dalam menghadapi era globalisasi.
c. Menumbuhkan sikap mandiri, disiplin, kreatif, inovatif dan produktif
dengan penguasaan life skill.
d. Mengupayakan sekolah sebagai wahana dan wadah pengembangan
kreativitas, bakat dan minat dengan orientasi prestasi melalui program
ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh komunitas
warga sekolah dan masyarakat serta instansi terkait.
30

3. Struktur Organisasi SMK Teknik 10 Nopember Jakarta


31

4. Kurikulum SMK Teknik 10 Nopember Jakarta


Kurikulum yang digunakan oleh SMK Teknik 10 Nopember Jakarta telah
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dengan mata
pelajaran :
Tabel. 2
Kurikulum SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
Tahun Ajaran 2009/2010
Normatif Adaptif Produktif
1. Bahasa dan Sastra 1. Agama 1. Akuntansi
Indonesia 2. Pendidikan keuangan
2. Matematika Jasmani 2. Akuntansi biaya
3. Bahasa Inggris 3. Sejarah Nasional 3. Siklus keuangan
dan Umum 4. Perpajakan
4. Ekonomi 5. Pengantar bisnis
5. PPKN 6. Pengelola usaha
7. Dasar-dasar
perbankan
8. Kewirausahaan
9. Komputer
10. Otomotif

Selain itu ada juga beberapa kegiatan ekstrakurikuler, seperti : PMR,


ROHIS, Bela diri. Masing-masing kegiatan ini berada di bawah naungan pembina
dari OSIS.
32

5. Keadaan Guru
Tabel. 3
Keadaan Guru dan Pegawai
SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
No Nama Tmp dan Tgl Lahir Pendidikan Jabatan Ket
1 Drs. Sulendro, Pring Sewu, 22-05- S2 Kepala
MM 1959 Sekolah
2 Taryoto, S.Pd Tegal, 05-08-1985 S1 Waka.
Kurikulum
3 Ahmad Brebes, 04-06-1982 S1 Waka
Fatchudin, S.Pd Kesiswaan
4 Septi Wulandari, Jakarta, 26-09-1988 D III TU
Amd
5 Aprizal, Amd Jakarta, 21-04-1982 D III TU
6 Endra Wahyudi Jakarta, 27-05-1980 S1 GTT
ST
7 Sri Handayani, Madiun, 23-01- S1 GTT
S.Pd 1972
8 Ely Solikhawati, Brebes, 10-09-1977 S1 GTT
S. Pd
9 Uun Kurniasih, Jakarta, 06-07-1972 S1 GTT
SE
10 Mardiko Bagus Jakarta, 17-08-1979 S1 GTT
Sumitro, S. Pd
11 Imas Inayah, S. Jakarta, 118-09- S1 GTT
Si 1984
12 Galis Remina Bandung, 04-06- S1 GTT
Babay 1988
13 Desi Wulandary Jakarta, 28-12-1987 S1 GTT
14 Sugiman Tegal, 15-11-1984 S1 GTT
33

15 Marten B.P, S.Pd Jakarta, 20-2-1980 S1 GTT


16 Pandapotan Medan, 15-10-1979 S1 GTT
Manurung, S.Pd
17 Syamsudin, S.Pd Tegal, 10-5-1980 S1 GTT
18 Dewa Dwi Jakarta, 12-11-1982 S1 GTT
Laksana, S.Pd
19 Drs.Tatang Jakarta, 17-12-1978 S1 GTT
Subandi, S.Pd
20 Agus Purwanto Brebes, 21-06-1980 S1 GTT

21 Hasanudin Indramayu, 11-02- SMP Kebersihan


1986
22 Asnan Riau, 02-02-1966 - Rumah
Tangga
34

6. Keadaan Siswa
Tabel. 4
Keadaan Siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
Tahun Ajaran 2009/2010
No Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 I 2 Kelas 54 orang
2 II 2 Kelas 54 orang
3 III 1 Kelas 40 orang
JUMLAH 148 orang
Sumber Data : Tata Usaha SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

Berdasarkan hasil observasi dan data yang peneliti dapatkan bahwa


keadaan siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta tahun ajaran 2009/2010 dapat
dilihat pada tabel di atas.

7. Sarana dan Prasarana


SMK Teknik 10 Nopember Jakarta mempunyai sarana dan prasarana yang
cukup memadai, sehingga dapat menunjang kegiatan proses pembelajaran, yaitu :
a. Gedung berlantai yang nyaman dan representatif
1). Ruang belajar : 5 kelas
2). Ruang kantor : 3 ruang, terdiri dari ruang ketua yayasan, ruang
kepala sekolah dan ruang guru
b. Di lengkapi dengan :
1). Laboratorium komputer 20 unit (full AC)
2). Laboratorium Mengetik
3). Laboratorium Teknik
4). Perpustakaan
5). Lapangan Olah Raga
6). Tempat Parkir
7). Kantin
8). Mushalla
35

B. Deskripsi Data
Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara,
penyebaran angket dan observasi. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan
kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana kompetensi manajerial kepala
sekolah pada aspek mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal (hasil wawancara terlampir), penulis pun melakukan
observasi langsung untuk mengetahui kondisi sekolah baik guru, siswa sarana
prasarana serta data-data yang diperlukan lainnya.
Adapun angket yang penulis buat sebanyak 20 buah yang disebarkan
kepada 20 sampel yaitu semua guru SMK Teknik 10 Nopember. Angket tersebut
berbentuk pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh responden dengan
memberikan salah satu alternatif jawaban. Kemudian jawaban-jawaban yang
telah terkumpul ditabulasikan berbentuk presentasi dan diolah sehingga nantinya
dapat diambil suatu kesimpulan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dalam
analisis data secara keseluruhan.

C. Interpretasi dan Analisis Data


Dari data yang diperoleh mengenai persepsi guru tentang kompetensi
manajerial kepala sekolah, dengan jumlah sampel 20 guru diperoleh nilai dengan
rentang antara 36-75, nilai rata-rata sebesar 62,8, nilai median sebesar 65,4, nilai
modus sebesar 66,3 dan standar deviasi sebesar 7,13 (lampiran 3).
Susunan daftar distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
36

Tabel. 5
Distribusi Frekuensi Nilai nyata dari tiap Interval mengenai persepsi guru
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
Interval Frekuensi Nilai Nyata
71 – 77 2 70,5 – 77,5
64 – 70 11 63,5 – 70,5
57 – 63 13 56,5 – 63,5
50 – 56 2 49,5 – 56,5
43 – 49 1 42,5 – 49,5
36 – 42 1 35,5 - 42,5

Dari tabel distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat diagram batang/histogram


seperti gambar berikut :
Diagram Histogram
Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
37

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan persepsi guru tentang


kompetensi manajerial kepala sekolah, digunakan nilai rata-rata skor. Adapun
kecenderungan tersebut terbagi dalam tiga kategori, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel. 6
Kategori penilaian
Persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
Interval Skor Kategori Jumlah Presentasi
61 – 80 Baik 15 75 %
41 – 60 Cukup Baik 4 20 %
21 – 40 Kurang Baik 1 5%

Dengan melihat tabel dan histogram, dan dengan menggunakan kategori


penilaian di atas, maka kecenderungan persepsi guru tentang kompetensi
manajerial kepala sekolah adalah sebagai berikut : kategori baik 15 guru (75%),
cukup baik 4 guru (20%) dan kurang baik 1 guru (5%). Ini berarti sebagian besar
persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah kecenderungan
persepsi dalam kategori baik.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari beberapa aspek pernyataan yang di
teliti dalam tabel di bawah ini :
Tabel. 7
Kepala sekolah melakukan perencanaan sekolah
(jangka pendek, menengah dan jangka panjang)
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
1 a. Selalu 6 30 %
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 10 50 %
d. Tidak Pernah 3 15 %

Jumlah 20 100 %
38

Pada pernyataan nomor 1, menunjukkan bahwa 30 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu melakukan perencanaan, baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang, 5 % sering, 50 % kadang-kadang dan 15 % menyatakan
tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melakukan
perencanaan sekolah.

Tabel. 8
Kepala sekolah melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
2 a. Selalu 1 5%
b. Sering 3 15 %
c. Kadang-kadang 4 55 %
d. Tidak Pernah 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 2, menunjukkan bahwa 5 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai, 15
% sering, 55 % kadang-kadang dan 25 % menyatakan tidak pernah. Hal ini
terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif melakukan perencanaan sumber daya
guru dan pegawai.
39

Tabel. 9
Musyawarah tidak dilakukan dalam menentukan jadwal mengajar di
sekolah
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
3 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 1 5%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 3, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak bermusyawarah dalam menentukan jadwal mengajar di
sekolah, 25 % sering, 5 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak pernah. Hal
terbukti kepala sekolah selalu bermusyawarah dalam menentukan jadwal
mengajar di sekolah.

Tabel. 10
Rencana yang telah dibuat, pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan
rencana yang dibuat
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
4 a. Selalu 0 0%
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 12 60 %
d. Tidak Pernah 6 30 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 4, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak melaksanakan rencana yang telah dibuat, 10 % sering,
40

60 % kadang-kadang dan 30 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa


kepala sekolah masih relatif melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

Tabel. 11
Kepala sekolah mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga
kerja pada posisi yang tepat
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
5 a. Selalu 6 30 %
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 12 60 %
d. Tidak Pernah 1 5%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 5, menunjukkan bahwa 30 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga
kerja pada posisi yang tepat, 5 % sering, 60 % kadang-kadang dan 5 %
menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif
mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga kerja pada posisi yang
tepat.
41

Tabel. 12
Kepala sekolah memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan
tugas bagi guru dan pegawai baru
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
6 a. Selalu 3 15 %
b. Sering 11 55 %
c. Kadang-kadang 15 25 %
d. Tidak Pernah 1 5%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 6, menunjukkan bahwa 15 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan
tugas bagi guru dan pegawai baru, 55 % sering, 25 % kadang-kadang dan 5 %
menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif
memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan
pegawai baru.

Tabel. 13
Kepala sekolah mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan
menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
7 a. Selalu 14 70 %
b. Sering 4 20 %
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 20 100 %
42

Pada pernyataan nomor 7, menunjukkan bahwa 70 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan
menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari, 20 %
sering, 10 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti
bahwa kepala sekolah selalu mengorganisasi personilnya agar bekerja secara
optimal dan menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke
hari.

Tabel. 14
Kepala sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya
guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
8 a. Selalu 7 35 %
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 11 55 %
d. Tidak Pernah 0 0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 8, menunjukkan bahwa 35 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya
guru dan pegawai, 10 % sering, 55 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak
pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif mengadakan pelatihan
dan pengembangan sumber daya guru dan pegawai.
43

Tabel. 15
Kepala sekolah memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada
guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
9 a. Selalu 3 15 %
b. Sering 12 60 %
c. Kadang-kadang 4 20 %
d. Tidak Pernah 1 5%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 9, menunjukkan bahwa 15 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada
guru dan pegawai, 60 % sering, 20 % kadang-kadang dan 5 % menyatakan tidak
pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif memperhatikan atau
menilai pengembangan karir kepada guru dan pegawai.

Tabel. 16
Kepala sekolah mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran guru dalam
proses pembelajaran
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
10 a. Selalu 10 50 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 5 25 %
d. Tidak Pernah 0 0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 10, menunjukkan bahwa 50 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran guru dalam
44

proses pembelajaran, 25 % sering, 25 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan


tidak pernah. Hal ini terbukti kepala sekolah selalu mengadakan fasilitas sekolah
demi kelancaran gur dalam proses pembelajaran.

Tabel. 17
Guru dan pegawai tidak diberikan kebebasan dalam menentukan cara kerja
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
11 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 1 5%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 11, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak memberikan kebebasan kepada guru dan pegawai
dalam menentukan cara kerja, 25 % sering, 5 % kadang-kadang dan 5 %
menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu
memberikan kebebasan kepada guru dan pegawai dalam menentukan cara kerja.
Tabel. 18
Kepala sekolah melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan
dengan program sekolah
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
12 a. Selalu 5 25 %
b. Sering 3 15 %
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 10 50 %

Jumlah 20 100 %
45

Pada pernyataan nomor 12, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan
dengan program sekolah, 15 % sering, 10 % kadang-kadang dan 50 %
menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif
melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai berkaitan dengan program
sekolah.

Tabel. 19
Kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses
kegiatan pembelajaran
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
13 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 18 90 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 13, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses
kegiatan pembelajaran , 5 % sering, 5 % kadang-kadang dan 90 % menyatakan
tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah tidak pernah membantu guru
dalam mengatasi kesulitan dalam proses kegiatan pembelajaran.
46

Tabel. 20
Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
14 a. Selalu 17 85 %
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 0 0

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 14, menunjukkan bahwa 85 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai, 5 % sering,
10 % kadang-kadang dan 0 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa
kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai.

Tabel. 21
Kebijakan atau keputusan dibuat tanpa melalui rapat sekolah
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
15 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 6 30 %
d. Tidak Pernah 13 65 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 15, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak melalui rapat sekolah dalam mengambil kebijakan atau
keputusan, 5 % sering, 30 % kadang-kadang dan 65 % menyatakan tidak pernah.
Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu melalui rapat sekolah dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan.
47

Tabel. 22
Kepala sekolah bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan
penyimpangan
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
16 a. Selalu 15 75 %
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 2 10 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 16, menunjukkan bahwa 75 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan
penyimpangan, 10 % sering, 5 % kadang-kadang dan 10 % menyatakan tidak
pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah kurang tegas terhadap orang yang
melakukan penyimpangan.

Tabel. 23
Kepala sekolah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
17 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
c. Kadang-kadang 6 30 %
d. Tidak Pernah 14 70 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 17, menunjukkan bahwa 0 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai, 0 % sering,
48

30 % kadang-kadang dan 70 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa


kepala sekolah tidak pernah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai.

Tabel. 24
Kepala sekolah menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam
proses pemberhentian guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
18 a. Selalu 5 25 %
b. Sering 11 55 %
c. Kadang-kadang 4 20 %
d. Tidak Pernah 0 0%

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 18, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam
proses pemberhentian guru dan pegawai, 55 % sering, 20 % kadang-kadang dan 0
% menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah masih relatif
menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam proses pemberhentian guru
dan pegawai.
Tabel. 25
Daftar harian guru tidak diawasi setiap harinya
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
19 a. Selalu 5 25 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 8 40 %
d. Tidak Pernah 2 10 %

Jumlah 20 100 %
49

Pada pernyataan nomor 19, menunjukkan bahwa 25 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak mengawasi daftar harian guru setiap harinya, 25 %
sering, 40 % kadang-kadang dan 10 % menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti
bahwa kepala sekolah masih relatif mengawasi daftar harian guru setiap harinya.

Tabel. 26
Pada akhir semester tidak dilakukan evaluasi terhadap program kerja yang
telah dilaksanakan
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
20 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 3 15 %
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 2 10 %

Jumlah 20 100 %

Pada pernyataan nomor 20, menunjukkan bahwa 65 % guru menyatakan


kepala sekolah selalu tidak melakukan evaluasi pada akhir semester terhadap
program kerja yang telah dilaksanakan, 15 % sering, 10 % kadang-kadang dan 10
% menyatakan tidak pernah. Hal ini terbukti bahwa kepala sekolah selalu
melakukan evaluasi terhadap rogram program kerja yang telah dilaksanakan pada
akhir semester.
50
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi
guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta, sudah baik.
Kompetensi manajerial yang dimiliki kepala sekolah SMK Teknik 10
Nopember Jakarta secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik dengan
prosentase 75%. Kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau manajer, usaha yang dilakukan
mendapatkan tanggapan yang positif dari para guru yang merupakan faktor
pendukung utama dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dalam meningkatkan kinerja guru dan staf di SMK Teknik 10 Nopember
ini kepala sekolah selalu mengadakan usaha-usaha perbaikan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat memberikan implikasi yang sangat
baik terhadap peningkatan kinerja guru serta selalu memberikan bimbingan dan
motivasi kepada bawahannya dengan hal tersebut, maka diharapkan akan tercapai
tujuan pendidikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi guru tentang
kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember tergantung
kepada kepala sekolah sebagai seorang pemimpin atau manejer pengelola lembaga
pendidikan, mampu tidaknya seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya yang
dapat mempengaruhi secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.

50
51

B. Saran
Tinggi rendahnya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya yaitu : kurikulum, sarana dan prasarana, metode pengajaran dan
kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal itu
peneliti menyarankan:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya mengembangkan terus-menerus
kemampuan manajerial yang didalamnya tercakup pengalaman,
ketrampilan dan pengetahuan.
b. Kepala sekolah hendaknya dapat terus-menerus meningkatkan
kemampuan manajerial, sehingga guru dan staf dapat selalu
meningkatkan kualitas kinerjanya.
c. Kepala sekolah sebagai manajer banyak terlibat langsung dalam
pengelolaan pendidikan, diharapkan dapat memotivasi dan
membimbing guru-guru dan pegawainya secara terus-menerus
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
d. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat
menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan.
Oleh karena itu, kepala sekolah perlu meningkatkan disiplin
kinerjanya khususnya kompetensi manajerial agar kinerjanya
lebih baik lagi.
2. Bagi Guru
Guru sebagai peran utama dalam proses pembelajaran, hendaknya
guru selalu menggali ilmu dan menambahkan wawasan agar dapat
membimbing siswa dan siswi dengan baik, serta dapat meningkatkan
program pembelajaran supaya tidak menimbulkan sifat kejenuhan bagi
siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Bagi Orang tua dan Masyarakat.
Partisipasi orang tua dan masyarakat sangat diharapkan oleh pihak
sekolah, karena untuk mencapai keberhasilan anak didik dibutuhkan
52

dorongan dari luar yaitu dorongan dari orang tua maupun dari masyarakat.
Maka orang tua dan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam
mengembangkan anak didik dalam proses belajar mengajar.
4. Bagi Pemerintah
Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bagi guru,
terutama sumbangan dana. Karena dengan imbalan yang tidak memadai
akan berakibat tidak konsentrasi dalam melaksanakan tugas sebagai guru,
sehingga hal tersebut akan menjadi hambatan dalam penyelenggaraan
pendidikan.
53

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J. P, Kamus Lengkap Psikologi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,


2004
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2009
Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum, Jakarta
Lutfi, Ikhwan, dkk, Psikologi Sosial, UIN Jakarta Press, 2009
Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam dalam Abad 21, PT. Pustaka Al-Husna
Baru, Jakarta, 2003
M. Echols, Jhon, Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, PT. Gramedia,
Jakarta, 1995
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi,
Murdiyah hayati, Suhendra, Manajemen Sumber Daya Manusia, UIN Jakarta
Press, 2006
Mufmainah, Nina, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1999
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007
PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004
Peraturan Pemerintah RI, Nomor 74 Tahun 2008, Tentang Guru, BP. Cipta
Jaya, Jakarta
Permendiknas RI, No. 13. Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah /
Madrasah
Pidarta, Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT. Rineka Cipta, Anggota
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006
Romadona, Suci, Guru Profesional: Penyiapan dan Pembimbingan Praktisi
Pemikir, PT. Indeks, Jakarta, 2009
Ranupandojo, Heidjarachman, Manajemen Sumber Daya Manusia I,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2000
Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, 2000
54

Sarwono, Wirawan, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, PT. Bulan Bintang,


Jakarta, 1986
Sabri, Alisuf, Psikologi Umum dan Perkembangannya, CV. Pedoman Ilmu Jaya,
Jakarta,1999
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Tarwotjo, Kepemimpinan, Karunika Universitas Terbuka, Jakarta, 1988
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosda Karya, Edisi ke-2,
Bandung,2006
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
IKAPI, Jakarta, 2004
UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “


Persepsi Guru Tentang Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Di SMK Teknik
10 Nopember Jakarta” yang disusun oleh Agus Purwanto dengan NIM.
100018218286 Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada
tanggal……………..2009

Jakarta, ……………………………2009

Drs. Mu’arif Sam, M.Pd


NIP. 19650717 1999403 1 005
ANGKET PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL
KEPALA SEKOLAH

1. Berikut ini ada sejumlah pertanyaan untuk Bapak/Ibu jawab.


2. Saya berharap kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab semua pertanyaan
tersebut dengan sebenarnya, karena kejujuran dapat membantu saya dalam
mengumpulkan data yang valid dalam penelitian.
3. Angket ini adalah untuk kepentingan ilmiah dan semua jawaban Bapak/Ibu
akan saya jamin kerahasiaannya.

1.Apakah kepala sekolah melakukan perencanaan sekolah, baik jangka


pendek, menengah maupun jangka panjang ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah kepala sekolah melakukan perencanaan sumber daya guru dan
pegawai ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Musyawarah tidak dilakukan dalam menentukan jadwal mengajar di
sekolah
a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Rencana yang telah dibuat dengan lengkap, pada pelaksanaanya tidak sesuai
dengan rencana yang dibuat tersebut
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5.Apakah kepala sekolah mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan
tenaga kerja pada posisi yang tepat ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah kepala sekolah memberikan pendidikan dan latihan yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas bagi guru dan pegawai baru ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah kepala sekolah mengorganisasi personil-personilnya agar
melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap
kemampuannya untuk kepentingan sekolah, serta bekerja lebih baik dari
hari ke hari ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah kepala sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia (guru dan pegawai) ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah kepala sekolah memperhatikan atau menilai pengembangan karir
kepada guru dan pegawai ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah kepala sekolah mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran
guru dalam proses pembelajaran ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Saya tidak diberikan kebebasan dalam menentukan cara kerja
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12 Apakah kepala sekolah melakukan pengarahan kepada guru dan pegawai
berkaitan dengan program sekolah ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam
proses kegiatan pembelajaran ?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan
pegawai ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Kebijakan atau keputusan dibuat tanpa melalui rapat sekolah
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan penyimpangan
atau kesalahan
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Apakah kepala sekolah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai
demi lancarnya proses pembelajaran dan administrasi ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Apakah kepala sekolah menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana
dalam proses pemberhentian guru dan pegawai ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Daftar absen harian guru tidak diawasi setiap harinya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Pada akhir semester tidak dilakukan evaluasi terhadap program kerja yang
telah dilaksanakan
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
PEDOMAN WAWANCARA

Informasi : Kepala Sekolah


Waktu Wawancara : 09.00 s/d Selesai
Hari/Tanggal : Senin, 3 Agustus 2009
Tempat : SMK Teknik 10 Nopember Jakarta

1. Menurut pendapat Bapak, apa yang dimaksud dengan kompetensi manajerial


kepala sekolah ?
Jawaban :
Kompetensi manajerial adalah kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
terkait dengan bagaimana membuat perencanaan, mengorganisasi, melakukan
pengarahan, melakukan pengawasan dan evaluasi program sekolah secara
keseluruhan.

2. Dalam proses perekrutan sumber daya manusia (guru dan pegawai), faktor-
faktor apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak ?
Jawaban :
Tentunya yang pertama adalah pendidikan akhir (pendidikan formal) maupun
nonformal, yang kedua adalah pengalaman dan pelatihan yang pernah dimiliki
atau diikuti. Dan yang ketiga, kompetensi yang dimiliki dalam bidang tertentu,
serta yang paling penting juga adalah siap bertanggung jawab dengan apa
yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Bagaimana cara Bapak mengelola sumber daya manusia (guru dan pegawai)
agar berkualitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan ?
Jawaban :
Dengan mengikutsertakan pelatihan-pelatihan atau diklat baik guru maupun
pegawai. Sedangkan khusus para guru dengan memanfaatkan waktu seefektif
dan seefisien mungkin dalam proses kegiatan pembelajaran.
4. Strategi apa saja yang Bapak gunakan untuk mengatasi problematika dalam
proses kegiatan pembelajaran ?
Jawaban :
Dalam dunia pendidikan, tentunya problematika bersifat dinamis. Oleh karena
itu, kami selalu siap mengantisipasi akan hal itu. Dan strategi yang kami
jalankan adalah mengupayakan seminimal mungkin problem sekolah baik
yang telah terjadi maupun mengantisipasi yang akan terjadi dengan melihat
pokok persoalan yang tengah dihadapi.

5. Apakah Bapak selalu memperhatikan pengembangan karir guru dan pegawai ?


Jawaban :
Insyaallah, namun sementara ini karena sekolah kami masih tergolong baru,
maka belum terlalu saya janjikan. Artinya berjalan saja dulu semaksimal
mungkin sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

6. Seberapa sering Bapak mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber


daya manusia (guru dan pegawai), dan pelatihan seperti apa yang dilakukan ?
Jawaban :
Satu tahun kami adakan minimal dua kali, dengan mendatangkan instruktur
dari instansi terkait. Dan juga kita berikan informasi seminar ataupun diklat
yang diselenggarakan dari pihak luar (DIKNAS maupaun DIKMENTI).

7. Bagaimana Bapak mengelola keuangan sekolah dalam upaya meningkatkan


kesejahteraan guru dan pegawai ?
Jawaban :
Untuk pengelolaan keuangan, kami sudah berikan wewenangnya kepada
pegawai urusan keuangan. Jadi, kami hanya mengaudit keluar masuknya
keuangan sekolah.
8. Hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak dalam pemberhentian
guru dan pegawai ?
Jawaban :
Kedisiplinan, ini faktor yang paling penting dibandingkan dengan faktor-
faktor yang lainnya, karena selain kedisiplinan bisa kita upayakan dengan
perbaikan-perbaikan.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, penulis berpendapat bahwa


secara umum kepala sekolah selalu memperhatikan pengelolaan sumber daya
manusia guru maupun staff. Termasuk pengelolaan yang lainnya seperti
keuangan sekolah dan lain-lain.
Namun, dalam hal pengembangan karir guru dan pegawai belum terlihat
secara signifikan. Ini dimaklumi oleh penulis, karena sekolah SMK Teknik 10
Nopember Jakarta masih tergolong baru.
Jadi, penulis berharap kepala sekolah harus terus meningkatkan
kompetensinya, sehingga guru dan pegawai akan meningkat etos kerjanya.

Interviewer Intervieweer

Agus Purwanto Drs. M. Sulendro,MM


NIM. 100018218286 NRP. 0703 001

Anda mungkin juga menyukai