Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Persepsi
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh :
AGUS PURWANTO
NIM : 100018218286
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
AGUS PURWANTO
NIM. 100018218286
Di bawah bimbingan :
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
AGUS PURWANTO
NIM. 100018218286
i
KATA PENGANTAR
iii
iv
Akhirnya besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING……………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………… iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4
v
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 50
B. Saran ........................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 53
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004),
Anggota IKAPI, Cet. II, h. 3
3
ketiga kompetensi yang belum baik tersebut, penulis hanya akan membatasi pada
kompetensi manajerialnya saja.
Berdasarkan penjabaran hal diatas, penulis ingin meneliti lebih jauh
bagaimana kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta. SMK Teknik 10 Nopember Jakarta merupakan sebuah lembaga
pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Puspa yang berdiri sejak tahun
1987. Setiap kepala sekolah tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
menjalankan tugasnya, tak terkecuali kepala sekolah SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta. Tingkat kompetensi manajerial kepala sekolah pun berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan terus kualitas sekolah tentunya
kompetensi manajerial kepala sekolah perlu ditingkatkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menentukan judul
skripsi “PERSEPSI GURU TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL
KEPALA SEKOLAH DI SMK TEKNIK 10 NOPEMBER JAKARTA”.
Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi manajerial.
B. Identifikasi Masalah
Dalam rangka mengkaji persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah, muncul berbagai pertanyaan :
1. Apakah kualifikasi kepala sekolah ?
2. Apakah kepala sekolah sudah berupaya semaksimal mungkin dalam
meningkatkan kompetensi manajerial ?
3. Upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kompetensi manajerial ?
4. Bagaimana teknik optimalisasi kompetensi manajerial kepala sekolah?
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi kepala sekolah. Sebagai bahan masukan serta menambah wawasan dalam
meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.
2. Bagi guru. Sebagai bahan masukan mengenai kompetensi manajerial kepala
sekolah.
3. Bagi peneliti. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
5
6
1
Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah
2
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004),
Anggota IKAPI, Cet. II, h. 239
7
3
Wahjosumidjo, KepemimpinanKepala Sekolah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.
III, h. 272
4
Permendiknas RI, No. 13, Tahun 2007, Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
8
6
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah……, hal. 101
10
a). Perencanaan
Menurut Sondang P. Siagian, bahwa perencanaan pada dasarnya
merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan dimasa depan. Berarti bahwa apabila berbicara tentang
perencanaan sumber daya manusia, yang menjadi fokus perhatian ialah
langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna lebih
menjamin bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk
menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat pada
waktu yang tepat, kesemuanya dalam rangka pencapapaian tujuan dan
berbagai sasaran yang telah dan akan di tetapkan.7 Untuk itu
perencanaan pegawai juga harus dikelola dengan benar, dalam dunia
pendidikan guru juga harus dikelola dan dimanaj dengan benar agar
tujuan pendidikan dapat tercapai.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan
kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk
sekarang dan masa depan. Penyusunan personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau
7
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000),
Cet.VIII, h. 41
11
tugas yang harus dilakukan dalam organisasi ini. Karena itu, sebelum
menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan (job analisys)
dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran
tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan). Informasi
ini sangat membantu dalam menentukan jumlah pegawai yang
diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi pekerjaan (job
spesification). Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang
kualitas minimum pegawai yang dapat diterima dan yang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya.
Dalam perencanaan sumber daya manusia memerlukan sebuah
sistem, sistem manajemen sumber daya manusia ini secara terperinci
terdiri dari 4 kegiatan yang saling berhubungan dan terpadu, yaitu :
(1). Kegiatan inventarisasi persediaan sumber daya manusia.
Kegiatan ini berguna untuk menilai sumber daya manusia yang
ada sekarang baik ketrampilan, kemampuan/kecakapan dan
potensi.
(2). Kegiatan forecast sumber daya manusia.
Kegiatan ini berguna untuk memprediksi permintaan dan
penawaran karyawan pada waktu yang akan datang (baik
kuantitas maupun kualitas).
(3). Penyusunan rencana-rencana sumber daya manusia.
Kegiatan ini memadukan permintaan dan penawaran personalia
tenaga kerja yang berkualitas melalui penarikan, seleksi, latihan,
penempatan, transfer, promosi dan pengembangan.
(4). Pengawasan dan evaluasi.
Kegiatan pemberian umpan balik kepada sistem dan memonitor
pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan sumber daya
manusia.
12
b). Pengadaan
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik kuantitas maupun
kualitasnya. Adapun menurut Heidjarachman Ranupandojo “fungsi
pengadaan tenaga kerja/pegawai ini meliputi penentuan kebutuhan
tenaga kerja (baik mengenai mutu maupun jumlahnya), mencari
sumber-sumber tenaga kerja secara efektif dan efisien, mengadakan
seleksi para pelamar, menempatkan tenaga kerja pada posisi yang
sesuai, dan memberikan pendidikan serta latihan yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas bagi tenaga kerja baru”.8
Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan,
dilakukan kegiatan recruitment/penarikan. Tujuan utama rekrutmen
dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat pada
penempatan yang tepat pula yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan organisasi. 9 Proses penarikan (rekrutmen) ini penting,
karena kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada
kualitas penarikannya.
Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan seleksi melalui ujian
lisan, tulisan dan praktek. Berkaitan dengan lembaga pendidikan
seleksi guru dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu
mengidentifikasi individu-individu yang berkualitas secara
profesional yang memiliki nilai dan unsur-unsur sikap dan kecakapan
yang disyaratkan untuk mengembangkan dan tercapainya tujuan
organisasi.
Mengidentuifikasikan calon guru harus dilakukan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi tentang kemampuan calon guru.
Mengidentifikasikan calon guru dapat dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah dengan melihat transkrip nilai, surat rekomendasi,
8
Heidjarachman Ranupandojo, Manajemen Sumber Daya Manusia 1, (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2000), h. 1.10
9
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2006), Cet. I, h. 47
13
c). Pengorganisasian
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja kedalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya
serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian
tujuan organisasi. 11 Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan secara efektif.
Organisasi senantiasa menginginkan agar personil-personilnya
melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap
kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik
dari hari ke hari. Di samping itu, pegawai sendiri sebagai manusia
juga membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk
dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan
pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang
mutlak perlu, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja
pegawai. Kegiatan pembinaan ini tidak hanya menyangkut aspek
kemampuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
10
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah….., h. 278
11
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : PT. REMAJA ROSDA KARYA,
2009), Cet. X, h. 71
14
d). Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun
personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan
untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Pengarahan
merupakan kegiatan penggerak pengendalian semua sumber dalam
usaha pencapaian sasaran. Merupakan penyatuan dari semua usaha
dan penciptaan kerjasama, sehingga tujuan dapat dicapai dengan
lancar dan lebih efisien. 12 Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
Fungsi pengarahan secara sederhana, adalah untuk membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan
kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti
komunikasi, motivasi dan disiplin.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan
pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.
Berkaitan dengan lembaga pendidikan yakni mengenai guru, tahap
pengarahan berupa pemberitahuan apa yang harus dilakukan, bidang
studi apa yang akan dipegang, selain itu juga pengenalan terhadap
kurikulum, pengenalan dengan para anggota dewan guru, pengenalan
terhadap para siswa dan pengenalan terhadap masyarakat.
Tujuan dari pengarahan tersebut agar karayaawan atau guru baru
dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan individu,
sekolah dan masyarakat.
12
Tarwotjo, Kepemimpinan, (Jakarta : Karunika Universitas Terbuka, 1988), Cet. I, h. 4.5
15
f). Kompensasi
Menurut E. Mulyasa, kompensasi adalah “balas jasa yang
diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang
16
g). Penilaian
Dalam melakukan tugas-tugas para pegawai, diperlukan sistem
penilaian secara objektif dan akurat. Penilaian tenaga kependidikan ini
difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan
sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.
Penilaian itu berguna sebagai umpan balik berbagai hal, seperti
kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya
13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung : PT.
Rosda Karya, 2004), h. 45
14
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28
15
Suhendra, dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia…., h. 28
17
h). Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir,
pensiun dan sebab-sebab lainnya.
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi personalia yang
menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan personil dari hak dan
kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pegawai.
Dalam kaitannya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya
pegawai negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini menurut
E. Mulyasa dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis. (1)
pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya pindah lapangan
16
Wahjosumidjo, Kepemimpinan…, h. 278
18
17
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis…, h. 44
18
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia
PUSTAKA UTAMA, 1995), hal. 424
19
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta : CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 1993), Cet. III, hal. 45
20
Nina Mufmainah, Psikologi Komunikasi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), Cet. III, h. 71
21
Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta : UIN Jakarta Press,
2009), Cet. I, h. 25
19
Dalam kamus Psikologi kata persepsi juga berasal dari kata “perception”
yang berarti proses mengetahui atau mengenali objek dalam kejadian objektif
dengan bantuan indera.22
Dalam interaksi dengan manusia khususnya dengan lingkungan sosialnya,
setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menanggapi,
memahami dan menafsirkan suatu objek yang dirasakan dan dilihatnya.
Persepsi pada setiap individu berasal dari stimulus atau rangsangan yang
diterimanya. Maka persepsi merupakan keadaan yang terintegrasi dalam diri
setiap orang terhadap stimulus yang diterimanya.
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci
untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.23
Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat
masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi.
Veithzal Riva’i menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui penginderaannya.24 Hal ini berarti persepsi itu didahului oleh
proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat
penginderaannya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat, apa
yang ia dengar, kemudian individu tersebut mengalami persepsi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses
pemahaman seseorang dari hasil interaksinya dengan orang lain dalam
lingkungan yang berupa pendapat dan penelitian dirinya terhadap apa yang
diterima dan di tangkapnya selama melakukan kegiatan atau pekerjaan di
22
J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Edisi. I,
hal. 358
23
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), Edisi. I, hal. 138
24
Veithzal Riva’I, Kepemimpinan Dan Prilaku Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2006), Edisi. II, h. 359
20
25
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar UmumPsikologi, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1986),
Cet. IV, h. 39
26
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, h. 37
27
Tim Penyusun, Peraturan Pemerintah RI, No. 74 Tahun 2008 Pasal 1, Tentang Guru, (Jakarta :
BP. Cipta Jaya), h. 2
21
Persepsi guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses
penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari stimulus yang
diterima oleh guru melalui alat-alat inderanya. Dalam hal ini bagaimana guru
memberikan tanggapan, penafsiran dan memberikan perhatian dan penilaian
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah
kompetensi manajerial. Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sumber
daya sekolahnya akan berpengaruh terhadap persepsi guru terhadap dirinya,
sehingga apabila kompetensi manajerial kepala sekolah itu baik, maka
persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah pun baik.
Jadi, yang dimaksud dengan persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah adalah pandangan, tanggapan atau penilaian guru tentang
kemampuan kepala sekolah mengelola sumber daya sekolahnya, khususnya
mengelola guru dan staf dalam mendukung jalannya kegiatan sekolah,
sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan profesionalisme guru dalam
bekerja. Dengan demikian apa yang menjadi tujuan nasional akan tercapai
secara optimal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi manajerial.
23
24
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu
menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil penelitian di SMK Teknik 10
Nopember Jakarta berupa data dan informasi sebenarnya mengenai kondisi yang ada.
Untuk mendapatkan data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua
macam penelitian yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (applied research).
a. Penelitian kepustakaan yang dimaksud disini adalah mengadakan penelitian
terhadap beberapa literatur buku yang ada kaitannya dengan penulisan ini.
b. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan meninjau langsung ke objek
penelitian. Adapun penelitian tersebut menggunakan instrumen pengumpulan data
yaitu observasi, angket dan wawancara yaitu pengumpulan data secara tertulis
dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada kepala sekolah dan guru-
guru yang ada di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta.
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet. VI, h. 158
25
2. Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.2 Dalam hal ini
penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mendapat data
sejauhmana kompetensi manajerial kepala sekolah dalam menjalankan peran dan
tugasnya.
3. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.3
Angket ini diberikan kepada guru di SMK Teknik 10 Nopember Jakarta sebagai
respondennya, guna mengetahui persepsi guru tentang kompetensi manajerial
kepala sekolah di sekolah tersebut.
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…, h. 165
3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan…., h.167
26
Tabel. 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Persepsi Guru Tentang
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Nomor Butir
Dimensi Indikator Jml
(+) (-)
Mengelola guru dan a. Perencanaan program 1, 2 3, 4 4
staff dalam rangka kerja sekolah
pendayagunaan b. Pengorganisasian 5, 6, 7, 8, 11 7
sumber daya manusia kegiatan sekolah 9,10
secara optimal c. Melakukan pengarahan 12,13, 14 15, 16 5
d. Melakukan pengawasan 17, 18 19, 20 4
dan evaluasi
JUMLAH 20
Keterangan :
P = angka prosentase
f = frekuensi jawaban yang diberikan responden
N = jumlah responden
100% = nilai tetap
Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus prosentase,
kemudian penulis mengklasifikasikan hasil perhitungan tersebut dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. 100% = seluruhnya
b. 90-99% = hampir seluruhnya
c. 60-89% = sebagian besar
d. 51-59% = lebih dari setengahnya
e. 50% = setengahnya
f. 40-49% = hampir
g. 10-39% = sebagian kecil setengahnya
h. 0% = tidak sama sekali
BAB IV
HASIL PENELITIAN
28
29
Lokasi Sekolah
Jarak ke Pusat Kecamatan : 3 km
Jarak ke Pusat Otoda : 15 km
Terletak pada lintasan : Kecamatan
Organisasi Penyelenggara : Lembaga Swasta
Misi :
a. Melaksanakan efektivitas proses pembelajaran dan bimbingan melalui
konsep belajar tuntas dan berkompeten di bidangnya.
b. Meningkatkan kualitas tamatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi
Nasional (SKM) dalam menghadapi era globalisasi.
c. Menumbuhkan sikap mandiri, disiplin, kreatif, inovatif dan produktif
dengan penguasaan life skill.
d. Mengupayakan sekolah sebagai wahana dan wadah pengembangan
kreativitas, bakat dan minat dengan orientasi prestasi melalui program
ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan seluruh komunitas
warga sekolah dan masyarakat serta instansi terkait.
30
5. Keadaan Guru
Tabel. 3
Keadaan Guru dan Pegawai
SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
No Nama Tmp dan Tgl Lahir Pendidikan Jabatan Ket
1 Drs. Sulendro, Pring Sewu, 22-05- S2 Kepala
MM 1959 Sekolah
2 Taryoto, S.Pd Tegal, 05-08-1985 S1 Waka.
Kurikulum
3 Ahmad Brebes, 04-06-1982 S1 Waka
Fatchudin, S.Pd Kesiswaan
4 Septi Wulandari, Jakarta, 26-09-1988 D III TU
Amd
5 Aprizal, Amd Jakarta, 21-04-1982 D III TU
6 Endra Wahyudi Jakarta, 27-05-1980 S1 GTT
ST
7 Sri Handayani, Madiun, 23-01- S1 GTT
S.Pd 1972
8 Ely Solikhawati, Brebes, 10-09-1977 S1 GTT
S. Pd
9 Uun Kurniasih, Jakarta, 06-07-1972 S1 GTT
SE
10 Mardiko Bagus Jakarta, 17-08-1979 S1 GTT
Sumitro, S. Pd
11 Imas Inayah, S. Jakarta, 118-09- S1 GTT
Si 1984
12 Galis Remina Bandung, 04-06- S1 GTT
Babay 1988
13 Desi Wulandary Jakarta, 28-12-1987 S1 GTT
14 Sugiman Tegal, 15-11-1984 S1 GTT
33
6. Keadaan Siswa
Tabel. 4
Keadaan Siswa SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
Tahun Ajaran 2009/2010
No Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 I 2 Kelas 54 orang
2 II 2 Kelas 54 orang
3 III 1 Kelas 40 orang
JUMLAH 148 orang
Sumber Data : Tata Usaha SMK Teknik 10 Nopember Jakarta
B. Deskripsi Data
Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik wawancara,
penyebaran angket dan observasi. Wawancara yang dilakukan yaitu dengan
kepala sekolah untuk mengetahui sejauh mana kompetensi manajerial kepala
sekolah pada aspek mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal (hasil wawancara terlampir), penulis pun melakukan
observasi langsung untuk mengetahui kondisi sekolah baik guru, siswa sarana
prasarana serta data-data yang diperlukan lainnya.
Adapun angket yang penulis buat sebanyak 20 buah yang disebarkan
kepada 20 sampel yaitu semua guru SMK Teknik 10 Nopember. Angket tersebut
berbentuk pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh responden dengan
memberikan salah satu alternatif jawaban. Kemudian jawaban-jawaban yang
telah terkumpul ditabulasikan berbentuk presentasi dan diolah sehingga nantinya
dapat diambil suatu kesimpulan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dalam
analisis data secara keseluruhan.
Tabel. 5
Distribusi Frekuensi Nilai nyata dari tiap Interval mengenai persepsi guru
tentang kompetensi manajerial kepala sekolah
Interval Frekuensi Nilai Nyata
71 – 77 2 70,5 – 77,5
64 – 70 11 63,5 – 70,5
57 – 63 13 56,5 – 63,5
50 – 56 2 49,5 – 56,5
43 – 49 1 42,5 – 49,5
36 – 42 1 35,5 - 42,5
Jumlah 20 100 %
38
Tabel. 8
Kepala sekolah melakukan perencanaan sumber daya guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
2 a. Selalu 1 5%
b. Sering 3 15 %
c. Kadang-kadang 4 55 %
d. Tidak Pernah 5 25 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 9
Musyawarah tidak dilakukan dalam menentukan jadwal mengajar di
sekolah
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
3 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 1 5%
Jumlah 20 100 %
Tabel. 10
Rencana yang telah dibuat, pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan
rencana yang dibuat
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
4 a. Selalu 0 0%
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 12 60 %
d. Tidak Pernah 6 30 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 11
Kepala sekolah mengadakan seleksi para pelamar dan menempatkan tenaga
kerja pada posisi yang tepat
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
5 a. Selalu 6 30 %
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 12 60 %
d. Tidak Pernah 1 5%
Jumlah 20 100 %
Tabel. 12
Kepala sekolah memberikan pendidikan dan latihan untuk pelaksanaan
tugas bagi guru dan pegawai baru
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
6 a. Selalu 3 15 %
b. Sering 11 55 %
c. Kadang-kadang 15 25 %
d. Tidak Pernah 1 5%
Jumlah 20 100 %
Tabel. 13
Kepala sekolah mengorganisasi personilnya agar bekerja secara optimal dan
menyumbangkan kemampuannya serta bekerja lebih baik dari hari ke hari
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
7 a. Selalu 14 70 %
b. Sering 4 20 %
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 20 100 %
42
Tabel. 14
Kepala sekolah mengadakan pelatihan dan pengembangan sumber daya
guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
8 a. Selalu 7 35 %
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 11 55 %
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 20 100 %
Tabel. 15
Kepala sekolah memperhatikan atau menilai pengembangan karir kepada
guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
9 a. Selalu 3 15 %
b. Sering 12 60 %
c. Kadang-kadang 4 20 %
d. Tidak Pernah 1 5%
Jumlah 20 100 %
Tabel. 16
Kepala sekolah mengadakan fasilitas sekolah demi kelancaran guru dalam
proses pembelajaran
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
10 a. Selalu 10 50 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 5 25 %
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 20 100 %
Tabel. 17
Guru dan pegawai tidak diberikan kebebasan dalam menentukan cara kerja
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
11 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 5 25 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 1 5%
Jumlah 20 100 %
Jumlah 20 100 %
45
Tabel. 19
Kepala sekolah membantu guru dalam mengatasi kesulitan dalam proses
kegiatan pembelajaran
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
13 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 18 90 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 20
Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
14 a. Selalu 17 85 %
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 0 0
Jumlah 20 100 %
Tabel. 21
Kebijakan atau keputusan dibuat tanpa melalui rapat sekolah
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
15 a. Selalu 0 0%
b. Sering 1 5%
c. Kadang-kadang 6 30 %
d. Tidak Pernah 13 65 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 22
Kepala sekolah bertindak kurang tegas terhadap orang yang melakukan
penyimpangan
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
16 a. Selalu 15 75 %
b. Sering 2 10 %
c. Kadang-kadang 1 5%
d. Tidak Pernah 2 10 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 23
Kepala sekolah melakukan evaluasi bersama guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
17 a. Selalu 0 0%
b. Sering 0 0%
c. Kadang-kadang 6 30 %
d. Tidak Pernah 14 70 %
Jumlah 20 100 %
Tabel. 24
Kepala sekolah menjalankan prosedur yang tepat dan bijaksana dalam
proses pemberhentian guru dan pegawai
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
18 a. Selalu 5 25 %
b. Sering 11 55 %
c. Kadang-kadang 4 20 %
d. Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 20 100 %
Jumlah 20 100 %
49
Tabel. 26
Pada akhir semester tidak dilakukan evaluasi terhadap program kerja yang
telah dilaksanakan
No Kategori jawaban Frekuensi Presentasi
20 a. Selalu 13 65 %
b. Sering 3 15 %
c. Kadang-kadang 2 10 %
d. Tidak Pernah 2 10 %
Jumlah 20 100 %
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi
guru tentang kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember
Jakarta, sudah baik.
Kompetensi manajerial yang dimiliki kepala sekolah SMK Teknik 10
Nopember Jakarta secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik dengan
prosentase 75%. Kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau manajer, usaha yang dilakukan
mendapatkan tanggapan yang positif dari para guru yang merupakan faktor
pendukung utama dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dalam meningkatkan kinerja guru dan staf di SMK Teknik 10 Nopember
ini kepala sekolah selalu mengadakan usaha-usaha perbaikan agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan dapat memberikan implikasi yang sangat
baik terhadap peningkatan kinerja guru serta selalu memberikan bimbingan dan
motivasi kepada bawahannya dengan hal tersebut, maka diharapkan akan tercapai
tujuan pendidikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi guru tentang
kompetensi manajerial kepala sekolah di SMK Teknik 10 Nopember tergantung
kepada kepala sekolah sebagai seorang pemimpin atau manejer pengelola lembaga
pendidikan, mampu tidaknya seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya yang
dapat mempengaruhi secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan.
50
51
B. Saran
Tinggi rendahnya kualitas sekolah ditentukan oleh banyak faktor
diantaranya yaitu : kurikulum, sarana dan prasarana, metode pengajaran dan
kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, berkaitan dengan hal itu
peneliti menyarankan:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya mengembangkan terus-menerus
kemampuan manajerial yang didalamnya tercakup pengalaman,
ketrampilan dan pengetahuan.
b. Kepala sekolah hendaknya dapat terus-menerus meningkatkan
kemampuan manajerial, sehingga guru dan staf dapat selalu
meningkatkan kualitas kinerjanya.
c. Kepala sekolah sebagai manajer banyak terlibat langsung dalam
pengelolaan pendidikan, diharapkan dapat memotivasi dan
membimbing guru-guru dan pegawainya secara terus-menerus
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
d. Sebagai pelaksana pendidikan di lapangan, kepala sekolah sangat
menentukan tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan.
Oleh karena itu, kepala sekolah perlu meningkatkan disiplin
kinerjanya khususnya kompetensi manajerial agar kinerjanya
lebih baik lagi.
2. Bagi Guru
Guru sebagai peran utama dalam proses pembelajaran, hendaknya
guru selalu menggali ilmu dan menambahkan wawasan agar dapat
membimbing siswa dan siswi dengan baik, serta dapat meningkatkan
program pembelajaran supaya tidak menimbulkan sifat kejenuhan bagi
siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Bagi Orang tua dan Masyarakat.
Partisipasi orang tua dan masyarakat sangat diharapkan oleh pihak
sekolah, karena untuk mencapai keberhasilan anak didik dibutuhkan
52
dorongan dari luar yaitu dorongan dari orang tua maupun dari masyarakat.
Maka orang tua dan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam
mengembangkan anak didik dalam proses belajar mengajar.
4. Bagi Pemerintah
Pemerintah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan hendaknya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bagi guru,
terutama sumbangan dana. Karena dengan imbalan yang tidak memadai
akan berakibat tidak konsentrasi dalam melaksanakan tugas sebagai guru,
sehingga hal tersebut akan menjadi hambatan dalam penyelenggaraan
pendidikan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, ……………………………2009
2. Dalam proses perekrutan sumber daya manusia (guru dan pegawai), faktor-
faktor apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak ?
Jawaban :
Tentunya yang pertama adalah pendidikan akhir (pendidikan formal) maupun
nonformal, yang kedua adalah pengalaman dan pelatihan yang pernah dimiliki
atau diikuti. Dan yang ketiga, kompetensi yang dimiliki dalam bidang tertentu,
serta yang paling penting juga adalah siap bertanggung jawab dengan apa
yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Bagaimana cara Bapak mengelola sumber daya manusia (guru dan pegawai)
agar berkualitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan ?
Jawaban :
Dengan mengikutsertakan pelatihan-pelatihan atau diklat baik guru maupun
pegawai. Sedangkan khusus para guru dengan memanfaatkan waktu seefektif
dan seefisien mungkin dalam proses kegiatan pembelajaran.
4. Strategi apa saja yang Bapak gunakan untuk mengatasi problematika dalam
proses kegiatan pembelajaran ?
Jawaban :
Dalam dunia pendidikan, tentunya problematika bersifat dinamis. Oleh karena
itu, kami selalu siap mengantisipasi akan hal itu. Dan strategi yang kami
jalankan adalah mengupayakan seminimal mungkin problem sekolah baik
yang telah terjadi maupun mengantisipasi yang akan terjadi dengan melihat
pokok persoalan yang tengah dihadapi.
Interviewer Intervieweer