Tugas Ke-1 - PPIC
Tugas Ke-1 - PPIC
Tugas Ke-1 - PPIC
5. Kegiatan Perencanaan Produksi akan berhasil jika dilakukan kerja sama dengan
bagian-bagian lain di perusahaan, seperti:
1. Bagian Produksi (Production)
2. Bagian Pembelian (Purchasing)
3. Bagian Persediaan (Inventory)
6. Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi
Engineering To Order (ETO) Pelanggan meminta produsen untuk membuat produk
yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa/prototipe) Adanya
customizationdari produk yang dibuat, sesuai dengan keinginan pelanggan.
Contoh: Produksoftware, Produkmiliter
Assembly To Order (ATO) Produsen sudah menyiapkan desain standar, dengan
berbagai macam modul opsi kemudian menyusul modul-modul tersebut sesuai
dengan keinginan pelanggan Merakit produk-produk semi jadi menjadi sebuah
produk jadi sesuai dengan pesanan pelanggan.
Contoh: Produk perakitan mobil, Produk perakitan komputer
Make To Order (MTO) Pelanggan sudah mengetahui spesifikasi dan desain produk
yang diinginkan Produsen menyelesaikan produk tersebut jika sudah menerima
pesanan, terlebih jika produknya unik, maka pelanggan bersedia menunggu hingga
produknya selesai.
Contoh: Produk pesawat terbang, Produk perhiasan
Make To Stock (MTS) Produsen membuat produk yang diselesaikan dan
ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan pelanggan diterima. Hal ini
dilakukan agar produk senantiasa eksis di pasar sehingga kapan saja dibutuhkan
tinggal didistribusikan saja.
Contoh: Produk makanan/snack, Produk elektronik
7. Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk
Flow Shop/Mass Production, Urutan proses produksinya selalu sama dengan
menggunakan mesin-mesin khusus. Biasanya untuk produk yang desain dasarnya
tetap sepanjang waktu dan pasarnya luas, biasanya bersifat MTS (make to stock)
Ada dua jenis flow shopyaitu, continuous flow shop dan intermittent flow shop.
Continuous, Bentuk ekstrem dari flow shopdimana terjadi aliran material yang
konstan Tidak dapat diidentifikasikan unit-unit outputnya secara tepat. Biasanya 1
lintasan produksi pada proses continuoushanya dialokasikan untuk 1 produk saja.
Job Shop, Unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang
berbeda pula. Pusat-pusat kerja dikelompokkan berdasarkan fungsinya, volume
produksi untuk tiap jenis produk sedikit, variasi produknya banyak, lama proses
produksi tiap jenis produk agak panjang. Tidak ada lintasan produksi khusus.
Batch, Sistem batch satu langkah di depan dibanding job shop, tapi masih belum
sebaik flow shop dalam hal standardisasi produk. Banyak variasi produk dan
volumenya, agak pendek proses produksinya satu lintasan produksi bisa untuk
beberapa tipe produk. Mesin-mesinnya bersifat general purpose.
Project, Lebih rumit dibanding sistem produksi lainnya. Ada batas waktu
penyelesaiannya. Fungsi-fungsi yang mempengaruhi produksi harus diintegrasikan
sesuai dengan urutan waktu penyelesaian. Penyelesaiannya diharapkan bisa
seekonomis mungkin.