Perencanaan Pengendalian Produksi
Perencanaan Pengendalian Produksi
Perencanaan Pengendalian Produksi
Proses Produksi yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku
menjadi produk.
Perencanaan Produksi yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai
dengan periode waktu yg direncanakan.
Pengendalian Produksi yaitu tindakan yg menjamin bahwa semua kegiatan yg
dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai target yg ditetapkan.
1.2 Sistem Produksi
Untuk melaksanakan fungsi2 produksi dengan baik , maka diperlukan rangkaian yg
membentuk suatu system produksi.Sisitem produksi merupakan kumpulan dari sub-system
yang saling beintegrasi dengan tujuan menstransformasi input produksi menjadi output
produksi.
Teknologi Ekonomi
INPUT OUTPUT
Mat,l PRODUK
PROSES TRANSFORMASI
Man/Tenaga Kerja LIMBAH
Money/Dana
Machine/Mesin
Methode/Car
Informasi
PROSES MANAJEMEN
1
1.2.1 SISTEM PRODUKSI MENURUT PROSES MENGHASILKAN OUTPUT
Proses produksi merupakan cara , metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumberdaya produksi ( tenaga kerja, mesin,
bahan baku, dana) yang ada.
1.Proses Produksi kontinyu (Continuous process).......................pabrik gula,sement,pupuk dst
2.Proses Produksi Terputus ( Intermittent Proses).............pabrik HE,PV, DST
a.Karakteristik proses produksi kontinyus.
1.Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat sedikit dan
sudah distandartkan.
2.Proses ini biasanya berdasarkan product lay out (urutan penyusunan peralatan berdasarkan
urutan pengerjaan).
3.Mesin2 biasanya bersifat khusus.
4.Apabila mesin rusak/terhenti maka produksi akan berhenti.
5.Pekerjaan/job sedikit sehingga tenAga kerjanya sedikit.
6.Persedian bahan baku dan bahan dalam proses lebih sedikit dari pada intermittent.
7.Karena mesinnya ksusus makan perlu tenaga ahli yang berpengalaman.
b.Karakteristik dari proses intermittent.
1.Biasanya produk yang dihasilkan kecil dan besar jumlahnya berdasar pesanan.
2.Proses ini biasanyanya menggunakan metode process layout atau peralatan sama
dikelompokkan ditempat yang sama.
3.Mesin2 yang digunakan bersifat umum dan bisa dipergunakan berbagai varisasi produk.
4.Karena sifat mesinnya umum maka pengaruh individu operator sangat besar.
5.Proses produksi tak akan berhenti walau ada mesin rusak.
6.Persediaan Bahan baku sangat tinggi ,karena melayani berbagai produk.
7.Pemindahan bahan baku/produk sangat flexible.
2
2.Dapat mengurangi pemborosan biaya tenege,listrik dan bahan baku.
3.Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahanbaku rendah
# Kekurangan Proses Kontinyu .
1.Kesulitan menghadapi permintaan produk baru oleh konsumen.
2.Proses produksi mudah terhenti.
3.Sangat sulit jika menghadapi perubahan produk/customer.
3
Bila produsen membuat item2 yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum
pesanan konsumen diterima.
1.2.2 SISTEM PRODUKSI MENURUT ALIRAN OPERASI & VARIASI PRODUK.
FLOW SHOP
PROSES KONVERSI DIMANA UNIT2 OUTPUT SECARA BERTURUT-TURUT MELALUI URUTAN
OPERASI YANG SAMA PADA MESIN2 KHUSUS ,BIASANYA DITEMPATKAN SEPANJANG SUATU
LINTASAN PRODUKSI.
CONTINUOUS
PROSES INI MERUPAKAN BENTUK EKSTREM DARI FLOW SHOP DIMANA TERJADI ALIRAN
MATERIAL YANG KONSTAN.
JOB SHOP
MERUPAKAN BENTUK KONVERSI DIMANA UNIT2 UNTUK PESANAN YG BERBEDA AKAN
MENGUKUTI URUTAN YANG BERBEDA PULA DENGAN MELALUI PUSAT2 KERJA YANG
DIKELOMPOKKAN BRDASARKAN FUNGSINYA.
BATCH
MERUPAKAN BENTUK SATU LANGKAH KEDEPAN DIBANDINGKAN JOB SHOP DALAM
STANDARISASI PRODUK, TETAPI TIDAK TERLALU TERSTANDARISASI SEPERTI PRODUK YG
DIHASILKAN PADA ALIRAN LINTASAN PERAKITAN FLOW SHOP.
PROYEK
MERUPAKAN SUATU PROSES PENCIPTAAN SATU JENISS PRODUK YANG AGAK RUMIT
DENGAN SUATU PENDIFISIAN URUTAN TUGAS2 AKAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA DAN
DIBATASI 0LEH WAKTU PENYELESAIAN.
1.3 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI
1.3.1 MAKSUD & TUJUAN PERENCANAAN &PENGENDALIAN PRODUKSI
Setiap manajer produksi memikul tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan
tujuan perusahaan.
Adapun tujuan umum perusahaan manufaktur adalah memproduksi secara sukses
,ekonomis. Tepat waktu sesuai janji yang diberikan dan memperoleh keuntungan.
4
Proses tersebut memerlukan keterlibatan bermacam2 tingkat keterlibatan dan bermacam2
tingkat ketrampilan tenaga kerja,perawatan,peralatan modal informasi yg biasanya dilakukan
secara teruss menerusdalam waktu .
2BERJENJANG.
Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan satu kali dan digunakan selamanya,
Bertahap dan Berjenjang artinya Perencanaan prouksi akan bertingkat dari perencanaan
produksi level tinggi sampai perencanaan levl terendah
3.TERPADU
Perencanaan akan melibatkan banyak factor sepertibahan baku,mesin,tenaga waktu dll
dimana semua factor tsb harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam
mencapai target tertentu sesuai dasar perkiraan yang ditetapkan.
4.BERKELANJUTAN
Perencanaan produksi disusun atas dasr perkiraan periode ini, setelah dilaksanakan dan
akan dipakai sebagai perencanaan tahun berikutnya secara berkelanjutan.
5 TERUKUR DAN REALISTIK
Pelaksanaan produksi ,realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor untuk
mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana, untuk itu harus terukur dengan baik ,
dan harus secara realistic dan dimonitor dengan tercatat dengan baik.
1.3.3 KEGIATAN CANDAL PRODUKS.
Untuk berhasilnya kegiatan candal Prod harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.Bekerja sama dengan bagian-bagian teknik danpengolahan terutama untuk urutan operasi
dan waktu dan tenaga dll
2.Dengan manajer penyimpanan bahan baku ,pembelian bahan baku /logistic
3.Dengan Manager SDM mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan,peralatan dll
1.3..4PENGENDALIAN PRODUKSI
Sesuai fungsinya pengendalian produksi bertugas sbb:
1.Mengukur rencana dan realissi produksi.
2.Membandingkan rencana dan realisasi produksi.
3.Mengamati penyimpangan yang terjadi.
4.Menganalisa sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5
5.Melakukan tindakan perbaikan.
BAB II PERAMALAN
2.1 DIFINISI
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa mendatang yg meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas,kualitas, waktu dan lokasi yg dibutuhkan dalam rangka memenuhi
permintaan barang atau jasa.
1.Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sd 10 tahun , biasanya digunakan untuk peramalan Sumber
Daya baik Manusia,Energi dst
3.Peramalan jangka pendek ,umumnya 1 sd 5 minggu , biasanya untuk meramalkan lembur, jadwal
kerja dll.
1.AKURASI : Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan kekonsistenan
peramalan tersebut. Hasl peramalan dikatakan bias bila peramalan tsb terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan kenyataan yang terjadi.Keakuratan peramalan penting dalam menyeimbangkan
persediaan yang ideal.
2.BIAYA : Biaya yg diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yg
diramalkan, lamanya periode peramalan , metode peramalan yg dipakai. Ketiga factor pemicu biaya tsb
akan mempengaruhi berapa banyak data yg dibutuhkan ,bagaimana pengolahan datanya ,bagaimana
penyimpanannya dan tenaga ahli yg dibutuhkan.
Y = a + bX , dimana :
Y = perkiraan permintaan
a = nilai y tetap, bila x = 0
6
b = derajat kemiringan persamaan regresi.
a =¿ ¿…………………………… ( 1)
b =n . ∑ Xi . Yi−¿ ¿ ¿………………………….....( 2)
MR
MR = ∑ N−1 BKA = + 2.66 MR
BKB = - 2.66 MR
Contoh :
+ Batas Kendali Atas
Batas Daerah A
Batas Daerah B
0,0
Batas Daerah B
Batas Daerah A
_ Batas Kendali Bawah
III. PERENCANAAN AGREGAT. (Manpro Hedyhar)
7
Bagian rencana bisnis yg menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut rencana
produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat. Perencanaan agregat merupakan
jantung dari perencanaan jangka menengah.
Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara
menyeluruh yg fisibel dan optimal. Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar sesuai
dengan kapasitas yang ada, sedang optimal berarti menggunakan sumber daya sebijaksana
mungkin dengan pengeluaran biaya serendah mungkin.
A.STRATEGI DALAM PERENCANA AGREGAT
Pada umumnya, perusahaan menghadapi permintaan yan berubah-ubah. Pola permintaan
yg tidak tetap ini mengakibatkan beban kerja yg tidak tetap pula, misalnya kebutuhan
tenaga kerja pada setiap periode dalam suatu jangka waktu tertentu bisa tidak sama. Untuk
mengatasi hal ini dilakukan perencana dengan mengatur tingkat persediaan , produksi,
penggunaan tenaga kerja, kapasitas produksi, yg dipakai atau variable lain.
Terdapat tujuh strategi yg digunakan dalam perencana agregat, yaitu melakukan variasi
tingkat persediaan, variasi jam kerja, variasi jam kerja, variasi jumlah tenaga kerja,
subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan dan
melakukan pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi.
1.MELAKUKAN VARIASI TINGKAT PERSEDIAAN
Pada strategi ini jumlah karyawan dan waktu kerja dipertahankan tetap sehingga rata-rata
tingkat produksi akan tetap. Kelebihan produksi yg terjadi pada periode permintaan rendah
disimpan sebagai persediaan yg nantinya dipergunakan untuk menutupi kekurangan
produksi pada waktu terjadi permintaan yg lebih tinggi dari tingkat produksi.
Kelemahan strategi ini adalah timbulnya biaya penyimpangan persediaan berupa biaya
sewa gudang, administrasi,asuransi, kerusakan material, dan bertambahnya modal yg
tertanam. Namun dipihak lain pada waktu terjadi permintaan tinggi perusahaan dapat
menghindari terjadinya kehilangan penjualan karena memiliki kelebihan persediaan yg
diperoleh pada waktu permintaan rendah. Kehilangan persediaan sebagai akibat tidak
adanya persediaan dapat membawa pengaruh kepada ketidakpuasan pelanggan, bahkan
beralihnya pelanggan kepada pihak pesaing.
Strategi ini tidak dapat digunakan untuk kegiatan jasa ( misal transportasi, kesehatan ,
pedidikan) karena jasa tidak dapat disimpan sebagai persediaan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 11 12
STRATEGI VARIASI TINGKAT PERSEDIAAN
2.MELAKUKAN VARIASI JAM KERJA
Dalam strategi ini jumlah karyawan dipertahankan tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu,
perubahan hanya dilakukan terhadap jumlah jam kerja . Diasumsikan bahwa karyawan dibayar
berdasarkan jumlah jam kerja. Jika permintaan naik , dilakukan penambahan jam kerja
( lembur) ., untuk menambah produksi, sedang bila permintaan turun dilakukan pengurangan
jam kerja.
Pengurangan jam kerja Penambahan Jam Kerja
TINGKAT PRODUKSI
PADA JAM KERJA REGULAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 11 12
STRATEGI VARIASI JAM KERJA
3.MELAKUKAN VARIASI JUMLAH TENAGA KERJA
Apabila terjadi permintaan tinggi, dilakukan penambahan tenaga kerja (hiring) , sebaliknya pada
waktu permintaan rendah dilakukan pegurangan tenaga kerja (Lay off). Biaya yg timbul
mencakup biaya pengadaan tenaga kerja atau pesangon bagi tenaga kerja yg dikurangi.
9
Strategi ini cocok unuk diterapkan bila tenaga kerja yg disewa atau dikurangi tak mempunyai
keahlian khusus dan apabila pasar tenaga kerja memiliki supply yg besar. Bagi perusahaan yg
memerlukan tenaga kerja yg mempunyai ketrampil tinggi, strategi ini sulit diterapkan karena
tenega kerja biasanya lebih menyukai pekerjaan tetap dan menjamin.
4. SUBKONTRAK
Subkontrak biasanya diterapkan bila permintaan tinggi kapasitas produksi tak mampu
memenuhinya,sedang perusahaan tak menghendaki hilangnya peluang tersebut.
Subkontraktor biasanya dipilih bila memenuhi standar mutu dan waktu memenuhinya.
Kelemahan strategi ini, ialah harga pokok produksi menjadi lebih tinggi, yg terjadi karena
adanya margin laba yg diberikan kepada subkon , dengan asumsi subkon mempunyai harga
pokok produksi sama dengan kita.
Kelemahan lain adalah kita tak bisa mengontrol langsung mutu/kualitas dan jadwal pengiriman
walaupun dalam kontrak sudah disebutkan sesuai spesifikasi dan waktu penyelesaian.
5.MENGGUNAKAN TENAGA PARUH WAKTU
Dalam sector jasa, pekerja paruh waktu (part time) dapat memenuhi kebutuhan tenaaga kerja
berketrampilan rendah sepert restoran,took eceran dan supermarket. Metode ini membawa
manfaat biaya yg rendah karena tidak harus mengeluarkan biaya tunjangan ( kesehatan,
pension ,,hari raya, dsb) seperti haalnya karyawan tetap. Selain itu metode ini lebih fleksibel
dalam penggunaan tenaga kerja, karena hanya dipergunakan pada sat-sat tertentu yg tak saling
mengikat.
Kelemahan metode ini, mengakibatkan perputaran ( turn Over) tenaga kerja yang tinggi., biaya
pelatihan yg tinggi dan dapat mempengaruhi konsistensi suatu produk.
Apabila strategi ini diterapkan untuk pekerjaan yg memerlukan ketrampilan tinggi, masalah yg
perlu diantisipasi adalah tidak ketersediannya tenaaga kerja pada saat diperlukan kaena mereka
bekerja ditempat lain.
6.MEMPENGARUHI PERMINTAAN
Jika permintaan rendah/turun perusahaan berusaha menaikkan permintaan melalui iklan,
promosi, pemotongan harga/diskon atau menggalakkan bentuk kegiatan pemasaran lain.
Misalnya perusahaan penerbangan ,pehotelan sering memberikan potongan harga pada akhir
pecan atau musim2 sepi, biaya yang timbul tentunya berupa biaya iklan, potongan harga,dan
promosi lainnya.
Sreategi ini termasuk menggesaer permintaan dari periode permintaan tinggi ke periode
permintaan rendah, seperti dilakukan perusahaan Telkom , siang hari banyak permintaan yg tak
terlayani sehingga mengadakan promosi telepon malam hari dapat diskon.
7.PESANAN TERTUNDA SELAMA PERIODE [PERMINTAAN TINGGI)
10
Pemesanan tertunda ( Back order) adalah pemesanan barang atau jasa yg diterima perusahaan
tapi baru dapat dipenuhi kemudian setelah perusahaan mempunyai persediaan. Pemesanan
tertunda berlaku umu bagi perusahaan mail order atau perusahaan yg memproduksi barang2
yg kompleks atau bernilai tinggi, seprti mesin2 khusus, pesawat terbang,kapal2 dan kendaraan
bermotor.
Strategi ini tidak dapat diterapkan pada peruhaan produksi makanan, obat2an, pakaian,
demikian pula pada perusahaan jasa,restoran. Bioskop, bus dll.
Keuntungan strategi ini adalah dapat menghindari lembur, dan tetap menjaga kapasitas
produksi dng konstan, sementara kelemahannya adalah tertundanya penerimaan /penjualan
dan hanya dilakukan apabila ada permintaan tinggi.
B.METODE PERENCANAAN AGREGAT
1.PERENCANAAN AGREGAT DENGAN METODE TABEL
Langkah-langkah dalam perencanaan metode agregat tabel:
1.Tentukan tingkat permintaan pada masing2 periode.
2.Tentukan kapasitas untuk waktu normal, lembur, subkontraktor pada masing2 periode
3.Tentukan biaya tenaga kerja, biaya penambahan/pengurangan tenaga kerja, biaya
penyimpanan persediaan dan biaya kekurangan persediaan ( Backlog)
4.Tentukan kebijakan perusahaan terhadap tenaga kerja dan tingkat kesediaan.
5.Kembangkan rencana alternative dan uji biaya totalnya.
6.Pilih alternative yg memberikan biaya total terndah.
Contoh soal :
Perusahaan produsen oalat olahraga dalam pembuatan bola voley.Prakiraan permintaan pada
periode januari sd juni 2020 ,sbb:
11
Juni 2.000 21
Biaya dan data lain terkait dalam produksi tersebut, antara lain:
No Biaya kegiatan Rp
1 Biaya tenaga kerja (per orang/hari) 20.000
2 Biaya penyimpanan persediaan( Per unit/Bulan) 1.000
3 Biaya marginal Subkont(per unit) 5.000
4 Biaya penambahan tenaga kerja (per orang) 50.000
5 Biaya pengurangan tenaga kerja(per orang) 100.000
6 Jam kerja per hari 8 jam
7 Rata2 Prod per hari 2 jam orang
8 Persediaan awal 0
9 Jumlah naker pada awal periode 20 orang
10 Jumlah naker pada akhir periode 20 orang
12
Maret 1.400 22 1.760 360 480
April 1.700 21 1.680 -20 460
Mei 1.900 22 1.760 -140 320
Juni 2.000 21 1.680 -320 0
10.000 125 10.000 0 1.480
Catatan Perhitungan:
1.Jumlah yg harus diproduksi = 10.000 unit :125 hari = 80 unit/hari.
2.Setiap karyawan harus produksi= 8jam/hari /orang : 2 jam/unit = 4 unit/hari/orang
3.Diperlukan 80 unit/hari : 4unit/hari/orang = 20 orang.
Kesimpulan : 1.Biaya Tenaga Kerja = 20 x 125 x Rp.20.000 = Rp 50.000.000
2.Biaya Persediaan = 1.480 x Rp1.000 = Rp 1.480.000
Total Biaya Alternatif I =Rp51.480.000,-
Diasumsikan pada awal periode perusahaan memiliki tenaga kerja sebanyak 20 orang,jumlah TK
yg diperlukan pada bulan januari sesuai tingkat produksinya = 1.500 unt : 20 hari : 4
unit/hari/orang = 18,75 orang ( dibulatkan 19 Orang).Demikan pada bulan Februari = 1.500
unit: 19 hari: 4 unit/hari/oang = 20 orang, mengingatTK yang ada 19 orang, perlu ditambahkan
1 orang ,begitu seterusnya.
13
Biaya yg timbul untuk strategi in adalah:
1.Biaya Tenaga Kerja : Jan = 20x19 x20.000 = 7.600.000
Feb = 19x20x20.000 = 7.600.000
Mar = 22x16x20.000 = 7.040.000
Aprl = 21x21x20.000 = 8.820.000
Mei = 22x22x20.000 = 9.680.000
Jun = 21x24x20.000 = 10.080.000
Total TK = 50.820.000
2.Biaya Penambahan TK = 4x50.000 = 450.000
3.Biaya pengurangan TK = 6x100.000 = 900.000
Total Alternatif II = 52.170.000
3.ALTERNATIF III:
Alternatif ini jumlah TK ditetapkan sesuai kebutuhan untuk tingkat kebutuhan yg terendah
(dalam kasus bulan Maret) .Jumlah permintaan bulan Maaret 1.400 unit atau rata2 sebesar 64
unit /hari. Setiap pekerja dapat menghasilkan 4 unit/hari. Sehingga jumlah tenaga kerja yang
diperlukan sebanyak 16 orang. Jumlah dipertahankan selama 6 bulan.(spt grafik berikut):
Analisis Strategi Subkontr
0
10.000 125 8.000 6
14
Pada bulan Januari dengan menggunakan 16 orang karyawan,produksi yg dihasilkan adalah –
1.280 unit ( 20x16x4).Kekurangan produksi sebesar 220 unit ( 1500-1280), bisa dipenuhi bila
dengan di Subkontrakan ke Pihak Ketiga dan seterusnya, cara perhitungan seperti diatas.
Biaya yang dapat dihitung sbb:
1.Biaya TK = 10x125xRp20.000 =Rp 40.000.000
2.Biaya Persediaan = 8xRp1000 =Rp 8.000
3.Biaya Sub Kon = 2000xRp5000 =Rp 10.000.000
4.Biaya pengurangan dan penambahan TK:
= 4x50.000 +4x100.000 =Rp 600.000
Total biaya Alternatif III =Rp 50.608.000
Kesimpulan: Menggunakan altenatif III yang menguntungkan
Beberapa fungsi penting yg dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sbb:
1.Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yg dibutuhkan perusahaan.
2.Menghilangkan resiko bila barang dipesan tidak baik sehingga, harus dikembalikan.
4.Untuk menyimpan bahan baku yg dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan
kesulitan jika bahan itu tidak tersedia dipasar.
15
1.FLUCTUATION STOCK : merupakan perusahaan yg dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi
permintaan yg tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatas bila terjadi kesalahan
/penyimpangan dalam prakiraan penjualan , waktu produksi dan pengiriman barang.
3.LOT SIZE INVENTORY : merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yg lebih besar dari pada
kebutuhan pada saat ini. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang
( berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yg besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari
biaya pengangkutan per unit yg lebih rendah.
4.PIPE LINE INVENTORY : merupakan persediaan yg dalam proses pengirim dari tempat asal ketempat
dimana barang itu akan dikgunakan. Misalnya barang yg dikirim dari pabrik menuju tempat
penjualan, yg dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.
Klasiikasi ABC diperkenalkan oleh HF Dicky tahun 1050. Merupakan aplikasi persediaan yg
menggunakan prinsip Paret : the critical few and the trivial many. Idenya untuk memfokuskan
pengendalian persediaan kepada item persediaan yg bernilai tinggi dari pada yg bernilai rendah
(Trivial). Klasifikasi ABC membagi persediaan dalam tiga klas berdasarkan atas nilai persediaan.
Dengan mengetahui klas2 itu, dapat diketahui item persediaan tertentu yg harus mendapat
perhatian lebih intensif/serius dibandingkan item yg lain.
Kriteria masing2 kelas dalam klasifikasi ABC, sbb:
1.Klas A : persediaan yg memiliki nlai volume tahunan rupiah yg tinggi. Klas ini mewakili sekitar
70% dari nilai total nilai persediaan, meskipun jumlahnya hanya sedikit, bisa hanya 20% dari
seluruh item. Persediaan yg termasuk dalam klas ini memerlukan perhatian yg tinggi dalam
pengadaannya karena berdampak biaya tinggi.
2.Klas B : Persediaan dengan nilai volume tahunan rupiah yg menengah, kelompok ini mewakili
sekitar 20% dari nilai persediaan tahunan dan sekitar 30% dari jumlah item.
3.Klas C : Barang yg nilai volume tahunan upiah rendah. Yg hanya mewakili sekitar 10% dari
total nilai persediaan, tetapi terdiri dari sekitar 50% dari seluruh item persediaan.
16
Klasifikasi ABC daalam Persediaan
100
A B
C
BIAYA PEMESANAN
17
Biaya Pemesanan ( ordering cost/ procurement cost) adalah biaya yg dikeluarkan sehubungan
dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan sampai
tersediaanya barang di gudang.
Biaya pemesanan ini meliputi semua biaya yg dikeluarkan dalam rangka mengadakan
pemesanan barang, yg dapat mencakup biaya administrasi dan penempatan order, biaya
pemilihan vendor/pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya penemrimaan dan
pemeriksaan barang.
BIAYA PENYIMPANAN
Biaya Penyimpanan ( carrying cost cost, holding cost) adalah biaya yg dikeluarkan erkenaan
dengan diadakan nya persediaan barang. Yang termasuk biaya ini , antara lain biaya sewa
gudang, biaya sdministrasi gudang, gaji pelaksana pergudangan, biaya listrik, biaya modal yg
tertanam dalam persediaan , biaya asuransi, ataupun biaya kerusakan / penyusutan barang
selama dalam penyimpanan.
BIAYA PERSEDIAAN
Biaya kekrangan persediaan (shortage cost, stockout cost) adalah biaya yg timbul sebagai akibat
tidaknya tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya kekurangan persediaan ini pada
dasarkan bukan biaya nyata/riil, melainkan biaya biaya kehilangan kesempatan.
Dalam perusahaan dagang terdapat tiga alternative yg dapat terjadi karena kekurangan
persediaan, yaitu tertundanya persediaan, yaitu tertundanya penjualan, kehilangan penjualan,
dan kehilangan pelanggan.
TERTUNDANYA PENJUALAN
Apabila pelanggan loyal/setia terhadap suatu poduk , dia akan menolak untuk membeli barang
atau merk pengganti dan memilih menunggu sampai barang ada. Keadaan ini dapat terjadi bila
pelanggan tidak dalam posisi tidak memerlukan.sehingga menunda pembelian tidak
mempunyai dampak yang berarti bagi si pelanggan.
KEHILANGAN PENJUALAN
Pelanggan membeli barang substitusi atau merk lain karena sangat membutuhkan, tetapi pada
kesempatan pembelian berikutnya pelanggan kembali membeli produk atau merk semula.
Pelanggan masih tergolong loyal terhadap produk aau merk yang bersangkutan. Disini
kesempatan keuntungan , sebesar profit margin dikalikan unit yg seharusnya terjual menjadi
hilang.
KEHILANGAN PELANGGAN
18
Terjadi apabila pelanggan mencai produk atau merk pengganti dan selanjutnya memutuskan
untuk terus menggunakan produk atau merk pengganti itu.Berubahnya pelanggan kepada
produk atau merk pengganti yg pada mulanya tidak disengaja dapat disebabkan oleh mutu
produk, pelayanan penjual, atau harga lebih murah. Pada kasus ini perusahaan kehilangan
pelanggan, yg bisa merupakan kerugian besar apabila pelanggan itu merupakan pelanggan
besar atau potensial.
MODEL-MODEL PERSEDIAAN
1.Model Persediaankuantitas pesanan ekonomis
2.Model Persediaan dengan pesanan tertunda
3.Model Persediaan dengan diskon kuantitas
4.Model Persediaan dengan penerimaan bertahap.
A.Model Persediaan Kuantitas Pesanan Economis :
Kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity ) merupakan salah satu model klasik,
diperkenalkan HF Haris thn 1944, tetapi paling banyak dikenal dalam teknik pengendalian
persediaan. EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini karena mudah dalam penggunaannya. ,
meskipun dalam penerannya harus memperhatikan asumsi yg dipakai:
1 Waktu
CARA TABEL DAN GRAFIK
19
Cara ini menggunakan pendekatan uji coba ( trial and error) untuk mengetahui jumlah pesanan
yg paling ekonomis, caranya dimulai dengan menghitung biaya2 yg timbul pada setiap
kemungkinan frequency pemesanan yaitu pemesanan 1 kali setahun, dua kali setahun dst.
Contoh :
Dari uji coba tersebut maka disimpulkan bahwa untuk frequency pemesanan yang paling
menguntungkan adalah pesanan dalam 6 kali setahun dengan nilai biaya total sebesar Rp
600.000,- ( Nilai EOQ )
1.Biaya Penyimpanan
2.Biaya Pemesanan
3.Biaya Total
BIAYA
3
2
N x Kali 1
20
Biaya pemesanan per Tahun:
D
= Q xS
Biaya Penyimpanan per Tahun
Q
= 2 xH
EOQ Terjadi bila biaya pemesanan = biaya penyimpanan :
D Q
Q
x S= 2
xH
2 D S = HQ2
Q =√ 2 DS /H
Atau bisa dicari lewat : Biaya total - biaya pesan + biaya penyimpanan
D Q
TC = Q x S + 2 X H
dTC DS
Integral dQ = - Q2 + H/2 =0
2DS = HQ2
Q =√ 2 DS /H
Catatan :D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S = Biaya pemesanan (rp/tahun)
h = biaya penyimpanan ( rp=% x thd nilai barang)
C = harga barang ( rp/unit)
H = h x C ( biaya penyimpanan)
Q = Jumlah pemesanan (Unit/pesanan)
F = frekwensi pesanan ( kali/tahun)
T = Jarak waktu antara pesan (tahun,hari)
TC= biaya total persediaan ( Rp/tahun)
MODEL PERSEDIAAN DENGAN PESANAN TERTUNDA
21
Dengan model sebelumnya , salah satu asumsi yg dipakai ialah tidak adanya permintaan yg
ditunda pemenuhannya ( back order) , yg disebabkan karena tidak tersedianya persediaan
(stock –out). Dalam banyak situasi ,kekurangan persediaan yg direncanaan dapat disarankan.
Hal ini banyak dilakukan pada perusahaan yg persediannya bernilai tinggi yg dapat
mempengaruhi tingginya biaya penyimpanan. Dealer mobil dan mesin industry , misalnya
jarang memiliki persediaan besar karena alasan ini.
TINGKAT PERSEDIAAN
( UNIT )
Q-b
Q
WAKTU
b
Q =√[ ( 2 SD ) ]¿ ¿ ¿
Jumlah persediaan yg tertinggal ( on hand inventory):
( 2 SD ) ( B)
Q–b =
√ ( H ) ( H + B)
B
= Q [ H+ B ¿
B
Besarnya b = Q [ 1 - H+ B ¿
Contoh : Suatu agen alat listrik yg mendapat kiriman barang secara regular, dengan total
penerimaan sebesar 240 unit/ tahun. Biaya pesanan 50 dan biaya pemesanan 10 per
22
unit/tahun. Barang yg diterima terbatas shg perusahaan sering mengalami kehabisan stock.
Meskipun demikian, konsumen bersedia menunggu sampai pengiriman berikut tiba. Biaya
kekurangan persediaan ( stock out cost) sebesar 5 per unit.
Ukuran pesanan optimal dapat dihitung sbb:
B
Q-b =Q [ (B+ H ) ¿ = 120 [5/15] = 40 unit
DS Q. h . c
Rumus Biaya Total : TC = Q + 2 + D.C
2 DS DS Q. h . c
Q = √ h.C
.TC =Q + 2 + D.C
24
Akumulasi Produksi
Q …………………………………………………………………………………….ukuran run
…………………………………………………………………………………….Persediaan Max
Waktu
tp td
NOTASI RUMMUS :
Q = jumlah pesanan
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
p = rata2 produksi per hari
d = rata2 kebutuhan/penggunaan per hari
t = lama production run, dalam hari.
2. D . S
Pesanan Optimal ( Q”) =
√ H (1− )
d
p
D Q d
( )
Biaya Total per Tahun (TC) = Q. . S+ 2 1− p H
25
Data diatas adalah :
D = 10.000 unit /tahun
d = 40 unit/ hari
P = 60 unit/ hari
S = Rp 36.000,-/set –up
H = Rp 6.000,-/tahun
2.(10.000)(36.000)
1.Jumlah Pesanan Optimal : Q” =
√ 40
6.000(1− )
60
10.000 600 40
3.Biaya Total per Tahun :TC = 600
36.000+
2 (1−
60 )
. 6.000
= Rp 1.200.000,-
PERSEDIAAN PENGAMAN DAN TITIK PEMESANAN ULANG.
Jumlah Persediaan
( Unit )
Q+SS Tingkatan Persediaan
L T
ROP …………………………………………………………………….
SS ………………………………………………………………………………………………
Waktu
X−μ
RUMUS :Z = σ karena X- μ=SS
26
Maka Z = SS/σ atau SS = Z.σ
Dimana ; X = tingkat persediaan
μ= rata2 permintaan
28
1.Fifo ( First in first out)
2.Lifo ( Last in first out)
3.Rata2 tertimbang.
Metode First in first Out:
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang persediaan yg sudah
terjual atau terpakai dinilai menurut harga pembelian barang yg terdahulu masuk.
Dengan demikian, persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yg
teralhir masuk.
Data Persediaan Bahan Baku
Tanggal Keterangan Jumlah(unit( Harga satuan Total (rupiah)
(rupiah)
2 Juni Persediaan awal 300 1.000 300.000
10 Juni Pembelian 400 1.100 440.000
15 Juni Pembelian 200 1.200 240.000
25 Juni Pembelian 100 1.200 120.000
Jumlah 1.000 1.100.000
Misalnya, pada tanggal 30 Juni jumlah persediaan akhir sebanyak 250 unit. Berarti
jumlah bahan baku yg dipakai sebesar 1.000 unit dikurangi 250.unit sama dengan
750 unit. Harga pokok bahan baku yg terpakai dap dihitung sbb:
Jumlah Pembelian/unit Harga/unit Harga Total
300 1.000 300.000
400 1.100 440.000
50 1.200 60.000
Total : 750 Rp 800.000
29
LIFO ( Last in first out)
Berbeda dengan Fifo metode mengasumsikan bahwa nilai barang yg terjual /
dipakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yg terakhir masuk, dan nilai
persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pembelian yg terdahulu masuk.
Contoh: data seperti diatas :
Jumlah…unit Harga/Unit Harga Total
100 1.200 120.000
200 1.200 240.000
400 1.200 440.000
50 1.000 50.000
Jumlah: 750 Rp 850.000
Demikian, nilai persediaan akhirnya:
= Nilai total persediaan – nilai persediaan terpakai
= Rp 1.100.000 – Rp 850.000 = Rp 250.000,-
METODE RATA-RATA TERTIMBANG
Metode ini didasarkan atas harga rata-rata barang yg dibeli dalam suatu periode
tertentu.
1.100.000
Nilai rata-rata persediaan : 1.000
= Rp 1.100/unit.
30
Harga Pokok (Rp) 800.000 825.000 850.000
Keuntungan (Rp) 700.000 675.000 650.000
Persediaan Akhir 300.000 275.000 250.000
Dalam tabel diatas apabila harga pembelian barang persediaan memiliki
kecenderungan meningkat, cara FIFO menunjukkan :
Nilai barang terpakai yg rendah
Keuntungan yg lebih besar
Nilai persediaan akhir yg tinggi.
Sebaliknya cara LIFO, menunjukkan :
Nilai barang terpakai yg tinggi
Keuntungan yg rendah
Nilai persediaan akhir yg rendah.
31
> Meningkatkan efisiensi .
5.2.Komponen MRP
JANGKA PENDEK
TERMINOLOGI
Sebelum memasuki lebih lanjut mengenai perencanaan kebutuhan material, berikut
ini dijelaskan tentang istilah yg digunakan:
1.Gross Requirement (GR) kebutuhan kasar, seluruh jumlah item yg diperlukan
dalam 1 periode.
2.Schedule Receipts (SR), penerimaan yg dijadwalkan, adalah jumlah item yg akan
diterima pada suatu periode tertentu, berdsarkan pesanan yg dibuat.
3.On hand Inventory (OI), persediaan ditangan, merupakan proyeksi persediaan
yaitu jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungkan
jumlah persediaan yg ada ditambah dengan jumlah item yg akan diterima atau
dikurangi denngan jumlah item yg dipakai dari persediaan pada periode tertentu.
4.Net Requirement (NR),kebutuhan bersih, adalah jumlah kebutuhan bersih dari
suatu item yg diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kasar pada suatu
periode yg akan datang.
5.Planned Order Releases(PO,Pelepasan pemesanan yg direncanakan) adalah
jumlah item yg direncanakan untuk dipesan agar dapat memenuhi perencanaan yg
akan datang.
6.Current Inventory adalah jumlah material yg secara fisik tersedia dalam gudang
pada awal periode.
32
7.Allocated adalah jumlah persediaan yg telah direncanakan untuk dialokasikan
pada suatu penggunaan tertentu.
8.Lead Time adalah waktu tenggang yg diperlukan untuk memesan/membuat
suatu barang saat pesanan(pembuatan) dilkukan sampai barang itu diterima.
Dalam proses MRP disepakati hal2 sbb:
GR yg diperlukan pada akhir periode
SR yg diterima sampai akhir periode
OI jumlah persediaan pada akhir periode
NR yg diperlukan pada akhir periode
PO yg diperlukan pada akhir periode
PROSES MRP
1.Melakukan analisis rencana produksi produk akhir (level 0) ,dimana dimulai dari
penetapan kebutuhan kasar (GR) yg jumlahnya sesuai dengan rencana produksi
dalam MPS.
2.Netting, yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan
memperhitungkan jumalh yg akan diterima, jumlah persediaan yg tersedia dan
jumlah persediaan yg telah dialokasikan.
3.Menempatkan suatu pelepasan pemesanan (PO) pada waktu yg tepat dengan cara
menghitung mundur (Backward scheduling) dari waktu yg dikehendaki dengan
mem[erhitungkan waktu tenggang perakitan/pembuatan produk akhir tsb.
4.Menjabarkan rencana produksi produk akhir ke kebutuhan kasar untuk
komponen2 nya (level 1), dengan memperhatikan kebutuhan per unit sesuai
dengan BOM, untuk komponen level 1 , kebutuhan kasar mengacu pada rencana
PO dari level 0.
5.Proses analisis diteruskan ke komponen2 level berikutnya sampai semua
komponen telah dianalisis.
6.Dibuatkan rangkuman yg menunjyukkan skedul pembelian komponen dasar (yg
dibuat/dirakit perusahaan) dan skedul produkasi jangka pendek per jenis item.
Skedul pembelian disampaikan ke bag.Pengadaan ,sedangkan skedul produksi ke
lini-lini produksi terkait.
LOT SIZING
Ukuran jumlah barang yg dipesan (lot size) akan berhubungan dengan biaya pemesanan ( biaya
set-up untuk produksi) dan biaya penyimpanan produksi. Semakin rendah UKURAN LOT yg
berarti semakin sering melakukan pesanan barang akan menurunkan biaya penyimpanan tetapi
menambah biaya pemesanan atau sebaliknya.
Bagi kebutuhan persediaan yg diketahui besarnya seragam dari satu period eke periode lain,
ukuran lot yg optimal dapat dicari dengan menggunakan metode kuantitas ekonomis (EOQ).
Namun bagi permintaan yg tidak seragam metode EOQ seringkali tidak memberikan hasil yg
optimal. Untuk itu dapat dipertimbangkan penggunaan metode lain, antara lain:
33
Metode lot untuk lot ( LFL)
Penyeimbangan sebagian periode ( PPB)
Kuantitas Pemesanan Periode ( POQ)
biaya Pemesanan
EPP = Biaya Pemessanan per unit ❑ periode
❑
34
Kebutuhan diakumlasikan periode demi periode sampai mendekati nilai EPP, akumulasi
persediaan yg mendekati nilai EPP merupakan ukuran LOT yg dapat memperkecil biaya
persediaan.
Contoh kasus PT Ederlite penyelesaian sbb:
Berdasarkan perhitungan ukuran LOT tsb, rencana kebutuhan material dan jumlah biaya total
dapat dihitung.
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
1.Kebutuhan 30 40 50 40 60 30 40 30
Bersih
2.Rencana 120 130 70
Penerimaan
3.Proyeksi 90 50 90 30 30
Persediaan
Biaya Pemesanan = 3 x Rp 50.000 = Rp 150.000
Biaya Penyimpanan = 290 x p 500 = Rp 145.000
Total = Rp 295.000
35
Perhitungan diatas dapat diselesaikan dalam satu rumus, sbb:
2S
POQ =
√ DH
2( 40)(500.000)
EOQ =
√ 500
= 89,44 = 90 ( dibulatkan )
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8
Kebutuhan 30 40 50 40 60 30 40 30
Bersih
Rencana 90 90 90 50
Penerimaan
Proyeksi 60 20 60 20 50 20 30
Persediaan
36
Biaya Total = Rp 330.000
Ringkasan
Berikut ini ringkasan hasil perhitungan biaya total dari keempat metode yg digunakan:
RINGKASAN BIAYA TOTAL
Jenis Biaya Metode
LFL PPB POQ EOQ
1.Kebutuhan 400.000 150.000 200.000 200.000
Bersih
2.Rencana 145.000 70.000 130.000
Penerimaan
3.Proyeksi 400.000 295.000 270.000 330.000
Persediaan
Dari data diatas POQ memiliki biaya Total terkecil,shg pemesanan sebaiknya
dilakukan secara periode 2 minggu sekali, dimana setiap pesanan mencakup
kebutuhan unuk 2 periode sekaligus. Perlu diketahui metode POQ tidak selalu
memberikan biaya total persediaan yg paling rendah diantara yg lain.
PENJADWALAN (SCHEDULING)
Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi yg mencakup
kegiatan mengalokasikan kegiatan fasilitas, peralatan dan tenaga kerja, dan
menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi.
Penjadwalan bertujuan meminimkan suatu proses , waktu tunggu langganan,
tingkat persediaan, serta penggunaan yang efktif efisien tenaga dan peralatan.
1.Penyeimbangan Lini
Bertujuan untuk memperoleh arus produksi yg lancar dalam rangka memperoleh
suatu arus produksi yg lancar dalam rangka memperoleh utilitas yang tinggi atas
fasilitas, tenaga kerjadan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar
stasiun kerja ( work station).
Contoh :
PT ABC merupakan suatu industry perakitan komponen elektronika, untuk
membuat suatu komponen audio visual diperlukan urutan kegiatan dan waktu
proses sbb:
37
Elemen kegiatan pembuatan komponen Audio Visuaal PT ABC
TUGAS TUGAS PENDAHULU WAKTU( menit)
A - 6
B A 2
C B 3
D - 7
E D 3
F E 2
G C,F 10 V
H G 5
I H 4
TOTAL 42 V
A B C
H I
G
D E F
38
VI.PENJADWALAN ( scheduling)
A B C
G H I
39
D E F
Apabila waktu siklus telah ditetapkan kapasitas keluaran dapat dihitung dengan
membagi waktu operasi dengan waktu siklus.
WO
K = WS ……….K = Kapasitas keluaran ( unit / hari)
WO= waktu operasi ( jam/hari atau menit/hari)
WS= WAKTU SIKLUS ( menit/unit)
Misal pabrik itu beroperasi 8 jam per hari ( 480 menit per hari), dan apabila
digunakan waktu siklus 10 menit/unit, maka :
480 menit /hari
Kapasitas Keluaran = 10 menit /unit = 48 unit /hari.
WO
WS = K DIMANA K = TINGKAT KELUARAN yg di INGINKAN
KxT T
N = WO = WS ……N=Jumlah Stasiun kerja minimum (buah)
T= Jumlah waktu seluruh tugas (menit/unit)
Jumlah minimum stasiun kerja contoh diatas adalah :
40 x 42
N= 480
= 3,5 dibulatkan 4 Work Station.
40
T
Efisiensi = NxWS x 100%
42
Efisiensi = 4 x 12 x 100 % = 87.5%
Tingkat Persediaan
ROT = Rata−Rata Permintaan
ROT menjadwalkan pekerjaan yg memiliki ROT paling kecil lebih dulu. Setelah
selesai satu tahap penjadwalan (lot)nkemudian dievaluasi kembali untuk
menentukan produk yg memiliki ROT terkecil lagi. Demikian seterusnya sampai
beberapa lot telah dijadwalkan.
Contoh :
PT.ABC membuat 5 jenis produk untuk persediaan. Ukuran LOT, rata2 produksi
serta rata2 permintaan adalah sbb:
Produk Data Permintaan Data Produksi
Persediaan Permintaan/ Ukuran Produksi/ Waktu Prod
minggu Lot Minggu (minggu)
A 400 100 500 1000 0.5
B 1200 150 750 750 1
C 2100 300 1200 600 2
D 1100 200 600 400 1.5
E 1200 200 800 800 1
41
n n n
A 400 4…..v 850 8.5 700 7
B 1200 8 1125 7.5 900 6
C 2100 7 1950 6.5 1500 5
D 1100 5.5 1000 5 ….v 1300 6.5
E 1200 6 1100 5.5 800 4……v
PEMBEBANAN ( LOADING )
Pusat HARI
Kerja senin selasa rabu kamis jumat sabtu
Kel AA B # D
Logam
Kel B A CC #
42
Mesin
Kel CC A CC D
Listrik
Kel Cat # # # B A C
a.Penjadwalan Maju
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mesin 1 A/2 A/3
Mesin 2 B/3 B/2
Mesin 3 C/1 C/1
b.Penjadwalan Mundur
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mesin 1 A/3 A/2
Mesin 2 A/1 B/3 A/1
Mesin 3 C/1 C/1
PENGURUTAN
Istilah pengurutan dapat diartikan sebagai proses penentuan waktu mulai dan
selesainya Tugas. Sementara pengurutan ( squenching) mencakup penentuan
urutan pekerjaan yg diproses.
Beberapa aturan prioritas yg umum sebagai berikut:
FCFS ( first come first serve) pekerjaan yg datang lebih awal pada suatu
pusat kerja akan ikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada
Bank, supermarket, kantorpos dll.
SPT ( shortness processing time ) pekerjaan yg paling cepat selesainya
mendapat prioritas pertama unuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini sering
digunakan pada perusahaan perakitan atau jasa.
EDD ( earliest due date), pekerjaan yg harus selesai paling awal dikerjakan
lebih dulu.
43
Disamping itu ada juga cara lain yaitu Critical ratio dan least slack.
Critical Ratio (CR) pekerjaan yg rasio antara due date terhadap lama waktu
kerja paling kecil mendapat prioritas untuk dikerjakan dulu.
Slack time menunjukkan perbedaan antara waktu tersisa hingga tanggal jatuh
tempo dengan waktu proses yg tersisa.
Contoh :
PT ABC memiliki lima pekerjaan yg akan diproses dengan menggunakan suatu
pusat kerja yg sama. Data waktu proses dan kapan pekerjaan yg bersangkutan
harus selesai ditunjukkan dalam tabel ini. Diasumsikan kedatangan pekerjaan
secara berturut-turut adalah A,B,C,D,E
Pekerjaan Lama Proses Jadwal selesai
A 10 15
B 6 10
C 11 21
D 12 18
E 9 16
44
D 11 36 21 15
E 12 48 18 30
48 130 55
Dari analisa pekerjaan tersebut metode yg paling cepat adalah metode SPT.
t A1 t A2
A
B t B1 t B2
C
t C1 t C2
Contoh :
45
Terdapat 6 pekerjaan yg akan diurutkan melalui operasi 2 tahap, yaitu melalui
Pusat I lebih dulu kemudian dilanjutkan di Pusat II. Data waktu proses dari
masing2 pekerjaan sbb:
Dengan urutan penugasan dan jadwal waktunya secara lengkap ditunjukkan pada
gambar berikut:
0 2 10 21 35 40 44
46
D E F C A B
X D X E F X C A B
0 2 8 10 21 33 35 44 49 52
Total waktu kosong adl 6 jam di Pusat II, untuk cadangan pekerjaan lain……
Teori Johson masih bisa diterapkan pada kondisi seperti ini., contoh :
Waktu proses yg terpendek pada Pusat Kerja I harus lebih lama dari waktu
proses yg terpanjang di Pusat Kerja II, atau
Waktu proses terpendek pada pusat kerja III harus lebih lamadari waktu
proses terpanjang di Pusat Kerja II.
Contoh: Dalam kasus lain, terdapat tiga pekerjaan D,E,F yg diproses melalui tiga
pusat kerja yg sama sebagaimana data berikut:
Waktu Proses (jam)
Pekerjaan Pusat I Pusat II Pusat III
D 8 4 5
E 12 6 10
F 7 5 9
Ketiga pekerjaan itu dapat diurutkan dengan menggunakan Aturan Johnson karena
kondisi yg dipersyaratkan terpenuhi, yaitu waktu proses terpendek di Pusat I
( 7jam) lebih lama dari pada waktu proses terpanjang di Pusat II (6jam).
47
1.Langkah pertama untuk penyelesaian adl dengan menjumlahkan waktu proses di
Pusat I dan II serta proses II dan III, sebagai tabel berikut:
Pekerjaan t I + t II t II + t III
D 8+4 = 12 4+5 = 9
E 12+6 = 18 6+10 = 16
F 7+5 = 12 6 + 9 = 15
2.Selanjutnya dengan aturaan Johnson dilakukan pengurutan yg menghasilkan
urutan pekerjaan : F,E,D. Diagram urutan penugasan dan jadwal waktunya
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Total waktu penyelesaian ketiga pekerjaan itu 40 jam, dengan waktu kosong di
Pusat II dan Pusat III masing2 selama 16 Jam.
Waktu 0 7 19 27
Pusat I F E D
Pusat II XXXXX F XXXXX E XX D
Pusat III XXXXXXXXXX F XXX E D
Waktu 0 12 21 25 35 40
VII.MANAJEMEN MUTU
49
50
51
VI.Material Requirement Planning (MRP)
Material Requirement Planning ( M R P ) a d a l a h Su a t u p r o s e d u r logis
berupa aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang
untuk menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi“kebutuhan bersih” untuk
semuaitem.
Sistem MRPdikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur
mengatasikebutuhan akanitem-item dependent s e c a r a l e b i h b a i k d a n
52
e f i s i e n . D i s a m p i n g i t u , s i s t e m M R P di r a n c a n g u nt u k m e m b u a t
p e s a n a n - pesanan produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan
bakudan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksiuntuk
produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan memelihara tingkat
minimum dari item-itemyang kebutuhannya
Dependent,tetapit e t a p d a p a t m e n j a m i n t er p e n u h i n y a j a d w a l pr o d u k s i
u n t u k p r o d u k akhirnya.
Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan
tahapan waktu ( Time-phase requirements planning). Time phased MRP dimulai
dengan mendaftar item pada MPS untuk:
1)Menentukan jumlah semua komponen dan
m a t e r i a l y a n g dibutuhkan untuk produksi
2)Menentukan waktu komponen dan material dibutuhkanM R P
merupakan suatu konsep dalam sistem produksi
u n t u k menentukan cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan
materiald a l a m p r o s e s p r o d u k s i , s e h i n g g a m a t e r i a l y a n g
dibutuhkan dapatt e r s e d i a s e s u a i d e n g a n y a n g
dijadwalkan.
T u j u a n n y a u n t u k m e n g ur a n g i k e s a l a h a n d a l a m m e m p e r ki r a k a n
k e b u t u h a n m a t er i a l , karena kebutuhan material didasarkan atas rencana
jumlah produksi.MRP mulai digunakan secara meluas dalam sistem
produksi seiring dengan semakin berkembangnya pemakaian computer
dalam bidang apapun.(Awal 1970 an)
53
54
Gambar 3.2.
Hubungan MRP I, closed loop MRP dan MRP IIGambar 3.2 di atas
mengilustrasikan hubungan MRP,closed loop M R P , d a n M R P I I .
K e t i g a a k r o n i m i n i m e n u n j u k k a n t a h a p perkembangan
MRP. Awal perkembangan MRP digunakan untuk menghitung
jumlah kebutuhan material, tanggaldibutuhkan, dan j a d w a l
pelaksana produksi.
Cloosed loop
M R P m e r u p a k a n pengembangan sistem pengendalian produksi di
mana di dalamnyaterdapat proses perencanaan kebutuhan, kapasitas dan
umpan balik informasi perkembangan produksi. Berikutnya, yaitu MRP II
seringdisebut Material Resource Planning atau Business Resource
Planning m e r u p a k a n s i s t e m i n f or m a s i y a n g m e n g i n t e g r a s i k a n
p e m a s a r a n , finansial, dan operasi, sehingga penjualan dan rencana
produksi bisaterkoordinasi secara konsistenM R P m e n g g u n a k a n s i s t e m
d o r o n g ( push ) , a r t i n y a b a h a n b a k u , k o m p o n e n , a t a u s u b r a k i t a n
y a n g d i p e r l u k a n d i d o r o n g d a r i p r o s e s sebelumnya ke proses berikutnya.
Sistemnya terpusat dalam arti sistemi n i m e n j a b a r k a n M P S a t a u J I P
p a d a k e b u t u h a n b a h a n b a k u a t a u komponen dari level ke level. Jika
proses produksi lancar, maka tidak a d a m a s a l a h . J i k a s a l a h s a t u W C (
55
Work Center ) break down, m a k a akan terjadi penumpukan di WC
sebelumnya, sehingga perlubuffer (penyangga).M R P d i p e n g a r u h i o l e h
s t r u k t u r p r o d u k d a n l e a d t i m e tiapkomponen.
58