PTI 04 - Sistem Produksi
PTI 04 - Sistem Produksi
PTI 04 - Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Dalam sistem produksi terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut :
a. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal in berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu. b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang/jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. c. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien. d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya
10/6/2011
LINGKUNGAN
INPUT
<> Tenaga Kerja <> Modal <> Material <> Mesin <> Energi <> Informasi <> Manejerial
PROSES
PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH
OUTPUT
PRODUK (Barang/jasa)
Rumah Sakit
Universitas
Dosen, asisten, mahasiswa, karyawan, Pelayanan akademik bagi fasilitas gedung, perpustakaan, mahasiswa untuk laboratorium, modal, informasi, menghasilkan Sarjana (S1), dll. Magister (S2), Doktor (S3), dll. Pilot, pramugari, tenaga mekanik, Transfortasi udara bagi karyawan, pesawat, fasilitas orang dan barang gedung, landsan, energi, dari satu lokasi ke informasi, dll. lokasi lain. Karyawan, fasilitas gedung, peralatan Barang jadi , limbah pabrik, material, modal, energi, informasi, manajerial, dll.
Transfortasi Udara
Manufaktur
10/6/2011
10/6/2011
1.1 Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Ouput Proses Produksi Kontinu (Continuous Process)
1. Memerlukan waktu set up yang tidak terlalu lama, karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama, misalnya pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik susu dsb. 2. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi massal) dengan variasi yang sangat sedikit dan sudah distandarisasikan. 3. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan dari produk yang dihasilkan (product layout). 4. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang dikenal dengan nama Special Purpose Machine. 5. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan biasanya semi otomatis, maka operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau ketrampilan yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut. 6. Apabila terjadi salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan terhenti. 7. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan variasi dari produknya kecil, maka job stukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak. 8. Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses adalah lebih rendah dibandingkan dengan proses produksi terputus (internittent process). 9. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus, maka proses ini membutuhkan ahli pemeliharaan (maintenance) yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak. 10. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap (Fixed Path Equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (Conveyor).
10/6/2011
10/6/2011
Engineering
Pembelian
Fabrikasi
Perakitan
Pengiriman
10/6/2011
Produk
Contoh :
Bendungan Jembatan CN 235 IPTN
Rumah Sakit Bengkel Mobil Bengkel Mesin Pabrik Meubel Laboratorium Sinar X Pabrik TV Pabrik Mobil Perusahaan Listrik Pemurnian Minyak Pabrik Kimia
Khusus
Standar
Kualitas Produk
Proses Kontinu
Variasi Produk
10/6/2011
Batch Production
Mass Production
Jumlah Produk Variasi Produk Laju Produk Skill Tenaga Kerja Umum Peralatan Kekhususan Perkakas Proses Lay Out Pabrik Aliran Produksi Khusus
Pengendalian Produksi akan sangat tergantung pada ada tidaknya penyimpangan dalam pelaksanaan produksi terhadap rencana produksi yang telah dibuat sebelumnya. Bila penyimpangan yang terjadi cukup besar, maka perlu diadakan tindakan-tindakan penyesuaian untuk membenahi penyimpanan yang terjadi. Hasil penyesuaian yang dilakukan ini akan dijadikan dasar dalam menyusun rencana produksi selanjutnya.
10/6/2011
Berjenjang
Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakuka hanya sekali dan digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang. Artinya, perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level tinggi sampai ke level rendah, dimana pada level rendah adalah merupakan penjabaran dari perencanaan produksi level yang lebih tinggi.
Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor (bahan baku, tenaga kerja, mesin, peralatan, waktu) dimana kesemua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas peramalan. Masing-masing faktor tersebut tidak harus direncanakan sendiri-sendiri sesuai dengan keterbatasan yang ada pada masing masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk produksi.
Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis berlakunya, baru ini dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Dengan demikian rencana baru tersebut haruslah merupakan kelanjutan dari rencana yang dibuat sebelumnya.
Terukur
Terukur Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan.
Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada diperusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.
Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan.
Menantang
Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
10/6/2011
Menganalisa sebab-sebab terjadinya persediaan Untuk dapat melakukan perbaikan secara tepat, maka harus diketahui terlebih dahulu faktor penyebab sesungguhnya dari penyimpangan yang terjadi. Hal ini merupakan langkah yang sulit karena harus dibedakan mana yang merupakan gejala dan mana yang merupakan faktor penyebab sesungguhnya. Misalnya, keterlambatan dalam pengiriman pesanan tidak mesti disebabkan karena bagian pengiriman bekerja secara lambat, tetapi bisa juga disebabkan karena kualitas produk yang dihasilkan terlalu jelek sehingga harus diadakan reworking (pengerjaan ulang) dan akibatnya barang tidak dapat dikirim tepat pada waktunya. Melakukan tindakan perbaikan Setelah penyebab diketahui dengan pasti, maka tindakan perbaikan dapat dilakukan untuk menghilangkan penyebab tersebut dan melakukan penyesuaian-penyesuain yang dapat mengkonpensasikan penyimpangan yeng terjadi. Prose pengendalian produksi ini memakai konsep umpan balik, dimana output dari suatu proses (realisasi) setelah lebih dahulu dibandingkan dengan standar (target) akan digunakan untuk menyesuaikan input (tindakan) atau proses (rencana) sebelumnya, sehingga tindakan atau rencana yang akan datang dapat lebih baik dan realistis dibandingkan tindakan atau rencana sebelumnya.
10
10/6/2011
Desain Ulang
Riset Pasar
Distribusi
11
10/6/2011
Konsep sistem industri yang dikemukakan oleh Deming dalam Gambar sebelumnya. Selanjutnya populer dengan nama Roda Deming (Deming's Wheel) seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini.
Tahan Ketiga Proses Produksi Secara Efektif dan efisien Sesuai Desain Produk
Tahan Keempat Pemasaran Produk dengan Pelayanan Purna Jual yang Baik
Suatu survei yang pernah diadakan dan telah berlaku umum menyatakan alasan-alasan mengapa pelanggan meninggalkan perusahaan, antara lain adalah : meninggal (1%) pindah (3%) membentuk kelompok lain (5%) alasan pesaing lebih baik (9%) produk mengecewakan (14%) dan sikap tidak berbeda dari perusahaan dalam memberikan pelayanan dari waktu ke waktu (68%). Alasan-alasan ini menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan terus-menerus (continuous improvement) dalam proses industri untuk mempertahankan loyalitas pelanggan (customer loyalty) kepada perusahaan.
12