Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang produk, tujuan alat bantu, batasan
perancangan, asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan. Berikut
ini akan dijelaskan terkait objek pembahasan seperti yang telah disebutkan di atas.
Salah satu komponen dalam sepeda motor adalah sistem rem. Setiap
sepeda motor pasti memiliki sistem rem sebagai komponen nya yang digunakan
untuk memperlambat ataupun menghentikan sepeda motor dan juga sebagai alat
yang menjamin pengendaraan yang aman. Sistem rem yang sering digunakan
adalah rem tromol atau rem cakram. Rem tromol pada sepeda motor komponen
utamanya adalah menggunakan tromol atau drum yang di tekan. Tromol motor
adalah suatu komponen pada bagian bawah sepeda motor yang berupa drum
umumnya terbuat dari besi tuang. Tromol rem berputar bersamaan dengan putaran
roda, dan akan bergesekan dengan kanvas pada sepatu rem untuk menghasilkan
gaya pengereman.
Pesatnya produksi kendaraan bermotor mengharuskan produksi tromol
motor juga harus sebanding dengan pesatnya produksi kendaraan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa tromol juga harus diproduksi secara massal layaknya
produksi motor itu sendiri. Produksi massal digunakan untuk menghemat waktu
dan biaya dalam pembuatan produk agar dapat memenuhi demand dari konsumen.
Namun, produksi massal yang mengharuskan untuk dapat memproduksi suatu
produk dengan jenis yang sama untuk jumlah yang besar merupakan suatu hal
yang sulit untuk dilakukan dan dipandang menjadi sebuah tantangan bagi
produsen.
Tantangan ini dijawab dengan adanya pembuatan alat bantu dalam proses
produksi tromol motor yang dipandang dapat menjadi solusi. Agar proses ini
dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka dirancanglah sebuah alat bantu.
Alat bantu yang diciptakan pada proses pemesinan berguna untuk memposisikan
benda kerja saat proses pemesinan berlangsung, meningkatkan produktifitas,
mengurangi biaya proses produksi, dan mempercepat waktu produksi dimana
hanya dibutuhkan satu kali pengaturan. Proses produksi yang dibantu dengan alat
akan lebih mudah dalam hal pengerjaannya.
Alat bantu yang akan dirancang pada tugas besar kali ini adalah alat bantu
yang berfungsi memposisikan tromol pada saat diproduksi. Adanya alat bantu
dalam proses produksi tromol motor ini diharapkan proses produksi tromol dapat
lebih efisien waktu dan biaya serta permasalahan sulitnya pembuatan tromol tanpa
alat bantu dapat diselesaikan.
Adapun batasan masalah dari perancangan pembuatan alat bantu ini yaitu :
1. Alat bantu dibuat ditujukan pada satu proses pemesinan saja yaitu proses
drilling.
2. Alat bantu yang akan dirancang berupa fixture yang berfungsi untuk
memposisikan dan menahan letak benda kerja pada saat penge-drill-an
agar lebih presisi.
3. Produk berbentuk drum yang terbuat dari besi cor yang lebih kuat dari
tromol motor yang akan diproduksi.
4. Dimensi alat bantu disesuaikan dengan tromol asli yang akan diproduksi
yang mana bisa dijadikan sebagai penahan tromol pada saat produksi.
Asumsi yang digunakan dalam perancangan alat bantu tromol motor ini
adalah :
1. Bentuk awal bahan baku dari komponen tromol motor adalah berbentuk
silinder.
2. Jenis mesin drill yang digunakan dalam pembuatan komponen tromol
motor adalah mesin kempa gurdi.
3. Waktu proses produksi alat bantu diasumsikan selama
4. Biaya yang digunakan adalah biaya yang berlaku pada saat laporan ini
ditulis.
5. Dimensi yang digunakan adalah dimensi yang disesuaikan dengan
komponen yang dimiliki oleh penulis.
6. Material yang digunakan pada alat bantu adalah material besi cor yang
sedikit lebih kuat dari besi cor pada tromol motor.
Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan material
dan proses produksi yang berhubungan dengan pembuatan alat bantu tromol rem.
Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses permesinan, yaitu
(Ahmad, 2011):
1. Kecepatan potong (cutting speed) : Vc (m/min).
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga
kecepatan potong tersebut ditenyukan oleh jenis alat potong dan jenis
benda kerja yang dipotong.
2. Kecepatan makan (feeding speed) : Vf (mm/min).
Kecepatan makan adalah jarak tempuh gerak maju pisau atau benda kerja
dalam satuan millimeter permenit atau feet per menit.
3. Kedalaman potong (depth of cut) : a (mm).
Kedalaman potong adalah dalamnya masuk alat potong menuju sumbu-
sumbu benda.
4. Waktu pemotongan (cutting time) : tc (min).
Waktu pemotongan adalah banyaknya waktu penyayatan yang dibutuhkan
untuk mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja.
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) : Z (cm3/min).
Kecepatan penghasilan geram adalah kecepatan ptongan dari material yang
dipindahkan dari benda kerja oleh pahat potong.
Benda kerja pada proses bubut dipegang oleh pencekam yang dipasang di
ujung poros utama spindel. Dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada
kepala diam, putaran poros utama (n) dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi pahat
yang dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat dengan
aturan yang telah distandarkan, misalnya : 83, 155, 275, 550, 1020 dan 1800 rpm.
Pada mesin bubut gerak potong dilakukan oleh benda kerja yang melakukan gerak
rotasi sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang melakukan gerak
translasi.. Pahat dipasangkan pada dudukan pahat dan kedalaman potong (a) diatur
dengan menggeserkan peluncur silang melalui roda pemutar (skala pada pemutar
menunjukkan selisih harga diameter) dengan demikian kedalaman gerak translasi
dan gerak makannya diatur dengan lengan pengatur pada rumah roda gigi. Gerak
makan (f) yang tersedia pada mesin bubut dibuat bertingkat dengan aturan yang
telah distandarkan(Anonim, 2015).
Keterangan gambar :
- Poros utama / spindel merupakan tempat pemasangan pencekam.
- Lengan pengatur gunanya untuk mengatur harga n yang diinginkan
- Tool Post adalah tempat dudukan pahat
- Batang penggerak fungsinya untuk menggerakkan kereta saat melakukan
proses bubut
- Ulir penggerak gunanya untuk menggerakkan kereta saat melakukan proses
bubut untuk pembuatan ulir.
- Kereta adalah landasan bagi peluncur silang
- Rumah roda gigi adalah tempat lengan pengatur
- Kepala diam adalah tempat terdapatnya poros utama
Elemen dasar pada mesin bubut terbagi atas :
1. Kecepatan potong (Cutting speed )
π .d.n
Vc = 1000 ; m/min ...(1)
Dimana, d = diameter rata-rata ,yaitu
d = (do + dm)/2 ; mm ...(2)
2. Kecepatan makan (feeding speed)
Vf = f.n ; mm/min. ...(3)
3. Waktu pemotongan (depth of cut)
tc = lt / V ; min. ...(4)
4. Kedalaman potong (cutting time)
a= ( dm – do ) / 2 ; mm ...(5)
5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)
Z = A .V a ; mm2 ...(6)
Z = f . a . Vc ; cm3/min ...(7)
Pahat freis mempunyai deretan mata potong pada tepi perkakas potong
yang berjumlah banyak (jamak). Bersifat sebagai pemotong tunggal pada daurnya.
Berikut ini adalah gambar dari mesin freis
Gambar 2.2 Mesin Freis
Elemen dasar pada mesin freis dapat dihitung dengan rumus berikut :
1. Kecepatan potong
π .d.n
VC = 1000 ; m/min ...(8)
2. Gerak makan pergigi
fz = Vf / (z n) ; mm/(gigi) ...(9)
3. Waktu pemotongan
tc = lt / Vf ; min ...(10)
dimana :
lt = lv + lw + ln ; mm ...(11)
2. Kecepatan makan
Vf = f . np ; mm / min ...(25)
3. Kecepatan menghasilkan geram :
Z = A .V ; cm3/min ...(26)
dengan A = f . a = h . b ...(27)
4. Waktu pemotongan :
TC = w / Vf ; min ...(28)
Proses pemesinan utama yang terdapat pada pembuatan tromol rem adalah
proses pengecoran (casting) Proses pengecoran adalah proses produksi berupa
penuangan logam cair ke dalam cetakan sehingga terbentuk produk sesuai dengan
cetakan yang ada. Proses penuangan/pengecoran merupakan proses tertua yang
dikenal manusia dalam pembuatan benda logam. Contoh produk yang dapat
dibuat dengan proses ini adalah pahat, paku, dan lain-lain.
Tromol rem motor bisa diprodusi melalui beberapa proses, salah satunya
adalah melalui proses permesinan kempa gurdi tegak,proses gurdi digunakan pada
pembuatan benda yang berebentuk silinder, oleh karena itu, tromol rem yang
berbentuk silinder dengan beberapa lubang ditengahnya diproduksi melalui proses
gurdi, tepatnya kempa gurdi tegak.
Proses yang terpilh pada pembuatan alak bantu tromol rem adalah proses
gurdi. Proses gurdi merupakan proses pembuatan lubang pada sebuah objek
dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Proses pembuatan lubang
ini tidak hanya melalui proses gurdi namun dapat juga dilakukan dengan proses
lain seperti mempons, pengelasan, meluaskan lubang, dan lain-lain.
Pahat gurdi mempunyai dua mata potong dan melakukan gerak potong
berupa putaran poros utama mesin gurdi. Putaran tersebut dapat dipilih dari
beberapa tingkatan putaran yang tersedia pada mesin gurdi, atau ditetapkan
sekehendak bila sistim transmisi putaran mesin gurdi merupakan sistim
berkesinambungan (stepless spindle drive).
1. Twist Drill
Twist drill merupakan penggurdi dengan dua galur dan dua tepi potong.
3. Penggurdi Khusus
Penggurdi khusus ini digunakan untuk menggurdi lubang yang lebih besar
yang tidak dapat dilakukan oleh penggurdi puntir ataupun oleh penggurdi pistol.
Untuk menggurdi lubang besar dalam pipa atau logam lembaran, gurdi puntir
tidak sesuai karena gurdi cendrung akan terbenam ke dalam benda kerja atau
lubangnya terlalu besar untuk gurdi biasa. Lubang besar tersebut dipotong dengan
pemotong lubang
Bab ini berisi tentang alat ukur dan alat bantu, pemilihan jenis locator dan
penempatannya, pemililhan clamping dan penempatannya, konstruksi alat bantu
keseluruhan, dan estimasi waktu proses terpilih dengan alat bantu.
Produksi dari sebuah produk adalah salah satu cara untuk menghemat
waktu dan biaya pembuatannya. Produksi masal dimaksudkan untuk
memproduksi suatu produk dengan jenis yang sama untuk jumlah yang besar.
Agar produksi masal dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka dirancanglah
sebuah alat bantu untuk produk yang akan diproduksi. Alat bantu berfungsi untuk
menahan dan memposisikan benda kerja sedemikian rupa, sehingga saat
dilakukan proses pemesinan terhadap benda kerja, hanya dibutuhkan satu kali
pengaturan.
Salah satu tujuan dibuatnya jig dan fixture adalah untuk memudahkan
pengerjaan benda kerja secara tepat dan menjamin posisi kedudukan. Posisi
kedudukan ini, secara umum dikenal dengan pelokasian atau locating. Locating
adalah aspek dimensi dan peletakan benda kerja yang berkaitan dengan alat
potong pada mesin dan benda kerja. Lokator yang berfungsi untuk menahan beban
benda kerja dan menjamin penopangan yang kaku disebut support (penopang),
sedangkan lokator yang berfungsi untuk menghasilkan titik referensi pada sisi
bidang kerja disebut stopper.
Hal yang harus diperhatikan bahwa lokator yang akan dirancang bisa
menjamin posisi peletakan benda kerja, menjamin proses loading dan unloading,
dan menjamin kondisi foolproof. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pelokasian, yaitu bentuk geometri benda kerja, hubungan antara dimensi benda
kerja, dimensi dan toleransi benda kerja, kekasaran permukaan benda kerja, bahan
dan sifat benda kerja, jenis pekerjaan dan jumlah benda yang di proses sekali
cekam. Untuk mendapatkan pelokasian atau locating yang baik dan benar, ada
beberapa tuntutan yang harus dipenuhi pada saat proses pelokasian, antara lain:
1. Pemilihan bentuk dan jenis lokator harus menjamin peletakan benda kerja
yang mudah, cepat dan jelas baik relatif terhadap alat potong maupun
mesin atau elemen benda kerja.
2. Pencapaian posisi benda kerja harus dapat dengan mudah dilakukan
meskipun secara berulang-ulang.
3. Posisi tidak berubah yang diakibatkan adanya proses pencekaman dan saat
proses produksi berlangsung.
Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja selama proses
pemesinan sehingga diperoleh produk yang seragam. Jig adalah alat khusus yang
berfungsi memegang, menahan, atau diletakkan pada benda kerja yang berfungsi
untuk menjaga posisi benda kerja dan membantu atau mengarahkan pergerakan
pahat. Fixture adalah alat khusus yang berfungsi mengarahkan, memegang,
menahan benda kerja yang berfungsi untuk menjaga posisi benda kerja selama
proses pemesinan. Prinsip kerja alat bantu ini digunakan clamping yang
digunakan untuk menahan gaya angkat dan gaya putar benda kerja pada saat
proses freis.
menjangkau komponen -
Meletakkan komponen
mengambil komponen - 6
ke mesin freis
memposisikan komponen -
memegang clamping -
Setting Clamping mengambil clamping - 30
memposisikan clamping -
Proses drilling - 100
Biaya Karbon dapat juga disebut sebagai biaya langsung karena biaya
karbon tersebut dapat terjadi akibat adanya sesuatu yang dibiayai, dengan kata
lain biaya karbon juga dapat juga disebut sebagai biaya-biaya yang timbul akibat
kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi dalam memproduksi
sebuah produk. Biaya karbon terdiri dari biaya bahan material, Biaya operator,
dan biaya pemesinan.
Rincian biaya karbon yang digunakan pada pembuatan alat bantu pada
proses pemesinan dalam perancangan produk tromol motor ini adalah sebagai
berikut :
a. Biaya Material
Material yang digunakan pada pembuatan alat bantu ini yaitu jenis besi
cor. Berikut ini adalah rincian estimasi untuk biaya material pada alat
bantu ini :
c. Biaya Pemesinan
Biaya pemesinan dapat diketahui dengan menghitung biaya sewa mesin
dan daya listrik yang digunakan mesin dalam pembuatan alat bantu produk
tromol motor. Proses pemesinan yang digunakan dalam pembuatan alat
bantu yaitu biaya mesin drill. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
maka dapat diasumsikan biaya sewa mesin drill yaitu Rp 150.000.
Komponen biaya tetap dan biaya tidak langsung meliputi semua biaya
produksi selain ongkos utama untuk memperlancar proses produksi. Biaya
depresiasi mesin termasuk kedalam biaya tetap, tetapi karena mesin disewa maka
dapat diasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk biaya depresiasi adalah
Rp 0,- p. Biaya yang termasuk pada biaya tidak langsung adalah biaya untuk
designer yang merancang alat bantu ini dan biaya listrik yang digunakan dalam
proses pembuatan alat bantu ini.
Dari rincian diatas dapat diketahui bahwa total biaya yang diperoleh pada
biaya tidak langsung adalah Rp 304.000,-
Perhitungan alat bantu dilakukan pada produk tromol motor sebelum atau
tanpa menggunakan alat bantu. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
perhitungan biaya tanpa menggunakan alat bantu :
a. Perhitungan Laju Produksi
Perhitungan laju produksi pada tromol motor dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah produksi yang dihasilkan dalam setiap jam.
Perhitungan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut
ini :
1
Ph =
s
Dimana :
Ph = Produksi per jam
S = Waktu siklus per unit
Nilai dari produksi yang didapat kan dari jumlah produksi tromol motor
yang dihasilkan dalam satu jam tanpa menggunakan alat bantu adalah :
1
Ph =
s
1
=
0.065 jam
= 15 unit/jam
LS
L=
Ph
xw
Dimana :
L = Biaya tenaga kerja
LS = Lot size
Ph = Produksi per jam
W = Upah
Jadi, biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam pembuatan alat bantu
pada tromol motor tanpa menggunakan alat bantu adalah :
LS
L=
Ph
xw
120 unit
=
15 unit/jam
x Rp 30.000,-
= Rp 240.000,-
TC+ L
Cp =
LS
Dimana :
Cp = Biaya per unit
TC = Biaya alat bantu
L = Biaya tenaga kerja
LS = Lot Size
Jadi, biaya per unit yang dikeluarkan untuk pembuatan alat bantu pada
tromol motor yaitu:
TC+ L
Cp =
LS
Rp 0,- + Rp 240.000 ,-
=
120
= Rp 2000,-
S = 219 detik
= 0.068 jam
1
Ph =
s
1
=
0.068 jam
= 14.7 unit/jam
LS
L=
Ph
xw
Dimana :
L = Biaya tenaga kerja
LS = Lot size
Ph = Produksi per jam
W = Upah
Jadi, biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam pembuatan alat bantu
pada tromol motor dengan penambahan alat bantu adalah :
LS
L=
Ph
xw
120 unit
=
14.7 unit/jam
x Rp 20.000,-
= Rp 163.000,-
TC+ L
Cp =
LS
Dimana :
Cp = Biaya per unit
TC = Biaya alat bantu
= Rp 315.000,-
L = Biaya tenaga kerja
LS = Lot Size
Jadi, biaya per unit yang dikeluarkan untuk pembuatan alat bantu pada
tromol motor yaitu:
TC+ L
Cp =
LS
Rp 315.000,- + Rp 163.000 ,-
=
120
= Rp 3.983,-
TC
BEP =
Cp2-Cp1
Dimana:
BEP = Break Event Point
TC = biaya alat bantu
= Rp 315.000,-
Cp1 = biaya per unit tanpa menggunakan alat bantu
Cp2 = biaya per unit menggunakan alat bantu
Jadi, biaya Break Event Point yang diperoleh dari alat bantu ini adalah :
TC
BEP =
Cp2-Cp1
Rp 315.000,-
=
Rp 3.983 ,- - Rp 2000 ,-
= Rp 158,-